The document discusses paradigms of mythology and cosmology as well as aesthetics in architecture. It explains that many traditional and prehistoric architectures were designed based on beliefs in gods or creators/leaders and in accordance with the cosmos, for reasons of safety or respecting/harmonizing with nature. It also discusses theories of objective and subjective beauty in aesthetics, with objective beauty defined by proportions and balance in forms, while subjective beauty depends on the perceptions of the observer. Symbols and ornaments are also important elements in architectural aesthetics and identification.
The document discusses paradigms of mythology and cosmology as well as aesthetics in architecture. It explains that many traditional and prehistoric architectures were designed based on beliefs in gods or creators/leaders and in accordance with the cosmos, for reasons of safety or respecting/harmonizing with nature. It also discusses theories of objective and subjective beauty in aesthetics, with objective beauty defined by proportions and balance in forms, while subjective beauty depends on the perceptions of the observer. Symbols and ornaments are also important elements in architectural aesthetics and identification.
The document discusses paradigms of mythology and cosmology as well as aesthetics in architecture. It explains that many traditional and prehistoric architectures were designed based on beliefs in gods or creators/leaders and in accordance with the cosmos, for reasons of safety or respecting/harmonizing with nature. It also discusses theories of objective and subjective beauty in aesthetics, with objective beauty defined by proportions and balance in forms, while subjective beauty depends on the perceptions of the observer. Symbols and ornaments are also important elements in architectural aesthetics and identification.
Kelas :IV A wayang kulit dan tarian kecak banyak dilakukan MK :PPA ll hanya untuk konsumsi komersial untuk pariwisata, bukan dalam arti mitologis. Dalam alam pikiran mitologis, manusia masih 1. ParadigmaMitos danKosmologi menghayati diri tenggelam di dan bersama seluruh alam dan alam gaib. Belum ada pemilahan antara Anton Bakker dalam bukunya, Kosmolgi & sang Subyek dan Obyek, menurut YB Ekologi –Filsafat tentang Kosmossebagai Rumah Mangunwijaya dalam bukunya Tangga (1995) mengatakan : Wastu Citra (1988). Raja merasa dirinya titisan dari Dewa Wishnu. Kesuburan Wanita, sawah “Kosmologi menyelidika dunia sebagai suatu ladang, sesaji Dewi Sri, merupakan perkaara keseluruhan menurut dasarnya.Kosmologi satu, tumbuhan rotan dianggap perpanjangan bertitik pangkal pada pengalaman mengenai usus-usus manusia. Bentuk-bentuk meru di Pulau gejala-gejala dan data-data. Akan tetapi gejala- Bali tidak terlepas dari penggambaran bentuk gejala dan data-data itu tidak ditangkap Gunung Mahameru (Konsep Bhuwana Alit & dalamkekhususannya, tetapi langsung dipahami Bhuwana Agung). Rumah-Rumah tradisional menurut intinya dan menuruttempatnya dalam Jawa yang dibangun dengan menggunakan keseluruhan dunia”. keseimbangan atau keharmonisan antara manusia dengan Yang Maha Kuasa, Manusia Sedangkan YB. Mangunwijaya dalam dengan alam semesta (moncopat, kolomudheng, bukunya Wastu Citra (1988) : “Segi mitosdan ponco sudho, papat keblat kalima pancer), keagamaan menyangkut keadaan manusia atau Roemanto (1999). semesta dari dasardasarnya yang paling akar, Piramida dan Spinx di Mesir, dibuat karena paling menentukan, paling sejati. adanya penyembahan dan penghargaan kepada Pada tahap primer orang mulai berpikir dan Raja-raja Mesir (Firaun) pada masa itu, yang bercita rasa dalam alam penghayatan kosmis dianggap sebagai ‘Tuhan’yang patut disembah. dan mitis, atau agama. Tidak Estetis”. Estetis Penghayatan adanya suatu „pusat dunia‟ atau disini artinya penilaian sifat yang dianggap indah poros, axis mundi, atau pusat, sentrum, caput dari segi kenikmatan. mundi, merupakan penghayatan manusia berjiwa Berdasarkan paradigma-paradigma mitis dan religius yang sangat dalam. Manusia tidak dapat kosmologis keindahan bentukbentuk hidup dalam angkasa kosong atau ruang arsitektural bangunan yang terbentuk homogen, seolah-olah segala titik dan arah itu pertamatama terjadi bukan karena keindahan sama saja. Ia membutuhkan orientasi, semata, tetapi karena adanya tuntutan pengkiblatan diri. Mangunwijaya, (1988). keagamaan atau penyembahan kepada kosmos Sebagai contoh adalah orientasi kepada matahari (alam semesta raya/yang agung). Asas-asas (orientasi Timur ke Barat), begitu kuatnya rohanialah yang menghendaki bentuk tersebut, perasaan orientasi kepada matahari yang terbit demi dari timur ke barat, banyak bangsa yang percaya keselamatan atau ada-diri daerah, khususnya bahwa matahari adalah sumber segala sumber keluarga-keluarga yang bersangkutan.Seperti kehidupan. Bila ada timur dan barat, tentunya pada orang yang melakukan pertunjukan wayang pula adapula utara dan selatan, keempat poros kulit di Jawa Tengah atau tarian Kecak di Bali. inilah menimbulkan suatu titik imajinasi tugu Dari motivasi dan suasana aslinya, pertunjukan poros, pusat yang tejadi karena persilangan Utara- wayang atau tarian kecak melulu dilakukan Selatan dan Timur Barat. sebagai penunaian kewajiban Paradigma Mitologi dan Kosmologi adalah kepercayaan/keagamaa, demi keselamatan diri paradigma yang berhubungan dengan dan keluarga atau masyarakat. Dengan sebutan agama/kepercayaan/kosmos (alamsemesta).
Sesuai dengan penjelasan Romo Mangunwijaya, merupakan obyek. Ciri yang memberi kebanyakan dari arsitektur tradisional atau keindahan itu adalah perimbangan antara arsitektur pada jamam pra sejarah didesain bagian-bagian pada benda tersebut, sehingga berdasarkan kepercayaan kepada tuhan atau asas-asas tertentu mengenai bentuk dapat pencipta/pemimpin ataupun dewa-dewa, juga terpenuhi.Teori Subyektif mengemukakan berdasarkan alam semesta dengan alasan-alasan bahwa keindahan itu hanyalah tanggapan seperti untuk keselamatan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati (ritualadat/agama/kepercayaan) ataupun untuk benda itu. Jadi kesimpulannya tergantung pada alasan menghormati atau menyelaraskan diri penyerapan/persepsi pengamat yang dengan alam. menyatakan benda yang dimaksud itu indah atau tidak.Bangsa Yunani misalnya, sangat peka terhadap keindahan obyektif seperti terlihat pada karya-karya zaman Yunani Kuno. Teori agung tentang keindahan (TheGreat Theori of Beauty) menerapkan matematika arsitektur Yunani yang dikenal dengan istilah Perbandingan Keemasan (Golden Section).Perwujudan estetika dalam kaitan keindahan sebagai nilai intrinsik (sifat baik suatu benda), dinyatakan dengan prisip, kaidah- kaidah keselarasan, keseimbangan dan lainnya. Gambar 1. Gereja Santo Simeon Untuk mewujudkan ini digunakan unsur-unsur garis, bentuk, totalitas, warna, tekstur, struktur masa dan ruang.Bentuk sangat berarti dalam penampilan estetika dimana perwujudannya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah simbol atau lambang sebagai elemen dekorasi. Sejak lama manusia memerlukan identitas baik bagi dirinya maupun bagi benda- benda yang ada disekelilingnya. Di dalam dunia arsitektur pengenalan simbol merupakan suatu proses yang terjadi pada individu maupun masyarakat. Melalui panca indera (dalam hal ini indera penglihat lebih banyak berperan) manusia Gambar 2. Kota Terlarang Beijing China mendapat rangsangan yang kemudian menjadi pra-persepsi dan terjadi pengenalan terhadap 2. Paradigma Estetika obyek (fisik) selanjutnya terwujud persepsi, dan Estetika pada awalnya merupakan salah satu persepsi ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman cabang ilmu filsafat, tetapi dalam perkembangan termasuk pengalaman pendidikan yang kemudian membuat estetika tidak lagi hanya menentukan tingkat intelektual Manusia. bercorak filsafat tetapi sudah berkembang lebih Paradigma estetika adalah paradigma luas. Pendapat yang sangat berpengaruh namun keindahan yang biasanya berdasarkan pada saling bertentangan perihal pengungkapan keseimbangan dan keselarasan di antara keindahan adalah pandangan dari sudut teori elemenelemen pembentuk arsitektur.Paradigma obyektif dan teori subyektif. ini banyak dipakai pada jaman arsiektur klasik Teori Obyektif berpendapat bahwa keindahan dan beberapa gaya arsitektur sebelum adalah sifat (kualitas) yang memang telah arsitekturmodern lahir. Paradigma ini banyak melekat pada bendanya (yang disebut) yang dipengaruhi oleh Teori Vitruvius yang
menyebutkan Firmitas, utilitas dan Venustas serta Teori Golden Section yang menekankankeindahan terletak pada proporsi dan keseimbangan serta keselarasan.Bentuk sangat berarti dalam penampilan estetika dimana perwujudannya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah simbol atau lambang sebagai elemen dekorasi. Sejak lama manusia memerlukan identitas baik bagi dirinya maupun bagi benda-benda yang ada disekelilingnya. Gambar 5. Gereja Gothic Notre Dame Paris Di dalam dunia arsitektur pengenalan simbol merupakan suatu proses yang terjadi pada 3. Renaisance individu maupun masyarakat. Melalui panca Langgam Renaisance dalam arsitektur indera (dalam hal ini indera penglihat lebih muncul pada era Renaisance (pembaharuan) yang banyak berperan) manusia mendapat rangsangan diawali setelah revolusi humanis, dengan landasan yang kemudian menjadi pra-persepsi dan terjadi berpikir bahwa manusia mempunyai kedudukan pengenalan terhadap obyek (fisik) selanjutnya sejajar. Sejalan dengan pola pikir pada masa terwujud persepsi, dan persepsi ini sangat Renaisance sebagaimana dikemukakan diatas, dipengaruhi oleh pengalaman termasuk konsep arsitekturnya mengacu kepada prinsip- pengalaman pendidikan yang menentukan prinsip garis horizontal, dengan menanggalkan tingkat intelektual manusia.Pada masa Yunani vertikalisme yang merupakan konsep arsitektur Kuno karya -karya arsitektur yang dikenal Gothic.Kendati dalam era Renaisance ada dengan langgam klasik, terdiri dari balok-balok pergeseran pola pikir dalam konsep arsitekturnya dan kolom-kolom batu. Ekspresinya tampak pada namun paradigma Estetika tetap mendominasi derertan tiang seperti pada Basilika St. Petrus di perwujudannya. Facade bangunan penuh dengan Roma, kuil Parthenon dan bangunan lainnya di ornamenornamen non fungsional bila ditinjau dari Arcopolis dekat Athena.Dalam arsitektur fungsi bangunannya, dan ornamen tersebut Gothicmeskipun struktur sudah merupakan semata-mata dimaksudkan sebagai pendukung pertimbangan dalam perancangan khususnya paradigma Estetika. Langgam Baroc dalam pada struktur atas bangunan, tetapi arsitektur merupakan penonjolan kedudukan dalampenyelesaian arsitekturnya, paradigma paradigma Estetika dari konsep-konsep dalam estetika justru sangat dominan, dimana struktur langgam sebelumnya. Tampilan bangunan lengkung runcing dikamuflir dengan menjadi sangat dekoratif yang penuh dengan ornamenornamen vertikal menjulang tinggi. ornamen-ornamen non fungsional, sedangkan gaya Rococco merupakan perwujudan arsitektur bangunan ornamentalis yang berlebihan.
2.4.Paradigma Sosial Manusia seperti diketahui termasuk mahluk sosial.Manusia tidak dapat selamat dengan hidup menyendiri. Dari lahir hingga mulai belajar, lingkungan yang dihadapinya adalahlingkungan keluarga terutama ibu dan ayahnya yang disebut keluarga batin. Kemudian membentuk masyarakat.Demikianpun semakin besar dan tentu saja semakin kompleks.Beberapa cerminan interaksi sosial yang terwujudkan dalam Gambar 7. Candi Borobudur Yogyakarta arsitektur.Semangat kerjasama di dalam hal 2.5.Paradigma Rasional ideologi. Kita boleh berbangga hati dan kagum Rationalisme diartikan sebagai prinsip atau jika melihat megahnya candi Borobudur, candi kebiasaan untuk menerima penalaran sebagai Prambanan, sebagai karya arsitektur dan lain-lain kekuasaan tertinggi dalam hal mengemukakan peninggalan nenek moyang kita jaman duhulu pendapat.Rationalist adalah orang yang menerima hingga saat ini masih tetap berdiri dengan penalaran sebagai kekuasaan tertinggi.Dalam megahnya. Seperti diketahui agama Budha berasal dunia arsitektur, Rationalisme diartikan suatu dari India yang datang ke Indonesia dibawa oleh paradigma dalam arsitektur yang didasarkan pada pedagang sambil berdagang mereka hal-hal yang bersifat nalar. Atau dapat dikatakan mengembangkan agama Budha dan interaksi sebagai suatu cara untuk mencetuskan ide-ide dengan masyarakat setempat terjadilah akulturasi arsitektur yang didasarkan pada pertimbangan agama kedalam masyarakat tanpa mengubah adat yang masuk akal. Paradigma Rasionalis tumbuh istiadat yang telah ada.Dengan adanya agama pada sekitar pertengahan abad XIX di Eropa, Hal Budha mereka membutuhkan prasarana ini merupakan jawaban atas kondisi yang terjadi peribadatan dan didirikanlah candi- pada saat itu. Adapun penyebabnya adalah candi.Candicandi inilah yang merupakan karya 1. Munculnya revolusi industri yang ditandai arsitektur sebagai perwujudan dari adanya dengan munculnya teknologi konstruksi. interaksi sosial dalam bentuk kerjasama dan 2. Meningkatnya kebutuhan rumah tinggal di akulturasi budaya masyarakat pendatang dan kota karena pesatnya arus urbanisasi masayarakat yang ada yang dalam perwujudannya berdampingan dengan bangunan tempat tinggal 3. Semakin meningkatnya bentuk-bentuk eklektis penduduk dengan ciri arsitektur tradisional dalam karya arsitektur saat itu, yang tidak setempat. sesuai dengan perkembangan teknologi. Arsitektur Adalah Cerminan Kebudayaan Tokoh-tokoh Arsitek penganut Rasionalisme Arsitektur sebagai suatu karya kesenian hanya Prinsip-prinsip rasionalisme dianut antara lain bisa tercapai dengan dukungan masyarakat yang oleh tokoh-tokoh seperti : Walter Gropius, luas, berbeda dengan karya seni lukis atau seni Ludwig Meis van Der Rohe, dan LeCorbusier. patung yang bisa terlahir hanya dengan usaha satu orang seniman saja.Untuk melahirkan karya Contoh-contoh bangunan yang menjadi simbol arsitektur diperlukan selain arsitek, juga ahli-ahli dari paradigma rasionalis adalah Kampus teknik lain, industri bahan, sekelompok pelaksana, Bauhaus karya Walter Gropius, Apartemen teknologi dan lain-lainnya. Oleh karenanya LeUnite de Habitation di Mersailles dan patutlah dikatakan bahwa arsitektur adalah rumah tinggal Villa Savoye, keduanya karya pengejawantahan dari kebudayaan manusia. LeCorbusier. Di Amerika diwakili oleh Crown Atau dengan kata lain arsitektur selalu Hall di Chicago dan Seargram di New York dipengaruhi kebudayaan dan masyarakatnya. karya Ludwig Meis van Der Rohe.
Paradigma rasionalisme pada karya seperti dalam perekayasaan setiap mesin arsitektur mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 1. (Mangunwijaya, 1988). Fungsi sebagai penentu bentuk dan ekspresi, Paradigma Rasionalis dalam berbagai zaman: 2. Struktur bangunan menjadi bagian dari 1. Arsitektur Yunani estetika baru Orang Yunani selalu rasional. Mereka selalu 3. Ornamen-ornamen yang tidak perlu berfikir tentang hakekat sesuatu. Dalam dihilangkan arsitektur pun mereka mencari hakekat 4. Prinsip perancangan menjadi universal yang bangunan itu dan mencoba mengakibatkan lahirnya gaya internasional mengungkapkannya dalam bentuk. Mereka (International Style) dengan akibat aspek berpendapat bahwa segala bangunan konteks terabaikan. berhakikat dua prinsip yaitu; a) ada unsur yang ditopang Semboyan-semboyan pada paradigma b) ada unsur lain yang memikul atau rasionalis.Paradigma rasionalis memunculkan menopang. Bila diantara yang dipikul dan semboyan-semboyan dari tokoh-tokoh memikul ada keseimbangan artinya serba arsitektnya yang merupakan dasar falsafah bagi stabil, maka hakekat sudah tertemulah dan karya-karya mereka. Semboyan tersebut antara justru itulah yang harus diekspresikan lain : (Mangunwijaya, 1988). “Form Follow Function”.Semboyan ini 2. Arsitektur Tradisional Jepang. Jika kita dicetuskan oleh Louis Sullivan yang amati arsitektur tradisional Jepang sangat mendefinisikan arsitektur analog dengan dekat dengan paradigma rasional. Tanda-tanda bentuk alam atau sebagai ekspresi suatu gaya ini dapat kita lihat pada ciri-ciri arsitektur hidup batin dan logika struktur manusia. Bentuk Jepang seperti dinding-dinding geometrik, merupakan turunan dari fungsi yang berarti bentuk serba polos atau tidak ada hiasan dan fungsilah yang menciptakan dan mengorganisir sistem struktur yang sesuai dengan logika. bentuk. Bagi Sullivan fungsi bukanlah suatu Perumusan seperti yang diungkapkan oleh program bangunan yang mati, melainkan Meis van Der Rohe “Less is kehendak hidup yang mendiami substansi, More”, telah lebih dahulu seperti yang mendiami si seniman pencipta (Ven, berabadabaddikerjakan oleh orang 1967). Jepang “Less is More", Merupakan semboyan yang (Mangunwijaya, 1988). dicetuskan oleh Ludwig Meis van Der Rohe yang intinya adalah dalam bentuk yang paling sederhana. Arsitektur berakar pada pertimbangan-pertimbangan estetika yang essensial, namun arsitektur dapat menembus segala tingkatan derajat nilai samapai mencapai lingkungan tertinggi eksistensi spiritual, kedalaman khasanah seni murni (Ven, 1967).Un Machine d’habiter. “Machine for Living”merupakan formula LeCorbusier yang artinya rumah adalah mesin Gambar 8. Louis Henry Sullivan Building untuk bermukim. Aspek positif dari perumusan LeCorbusier itu ialah kesadaran bahwa dalam dunia bangunanpun efisiensi, rendemen, ekonomi, harus dicapai semaksimum mungkin
komunikasi merupakan faktor penting bersifat temporal dan dapat dianggap pengaturan waktu. Waktu bisa masa lampau, sekarang dan yang akan datang. Di Timur kultur Bali dengan perpaduan akal pikiran setempat dan kaidah-kaidah agama Hindu sangat dominan dalam arsitekturnya. Kaidahkaidah tersebut secara substansi masih relevan untuk dikembangkan sampai sekarang. Kultur Jepang setiap kali memang terkena pengaruhpengaruh asing dari luar akan tetapi Gambar 9. Villa Savoye Le Corbusier setiap kali itu pulalah masyarakatnya merangkum dan mengadaptasi pengaruh-pengaruh tersebut sehingga terserap menjadi kebudayaan mereka sendiri. Sikap khas tersebut berpengaruh dalam arsitektur kontemporer Jepang. Prinsip-prinsip arsitektur Barat yang dipelopori di Eropa dan Amerika pada awal sampai pertengahan abad dua puluh telah dipinjam dan diserap sedemikian rupa oleh masyarakat Jepang sehingga memungkinkan adanya Gambar 10.Hotel Sao Clement 1944 perkembangan dari berbagai macam dan langgam 2.6. Paradigma Kultur arsitektur dan juga teknologi modern yang sangat Kegiatan dalam mewujudkan karya-karya impresif dan revolusioner. Gagasan metabolis interaksi ruang, makna, komunikasi dan waktu arsitek lahir dari empat arsitek dan seorang yang berfokus pada penataan lingkungan. jurnalis dibidang arsitektur yaitu Kisho Penyebab penting dalam penataan tersebut Kurokawa, Fumihiko Maki, Masato Otaka, adalah bahwa makna lingkungan didalamnya Kiyonori Kikutake dan Noburo Kawazoe. membantu komunikasi sosial antara orang-orang dengan lingkungan kepada masyarakat melalui kultur masing-masing. Jadi lingkungan melalui ruang dan makna mencerminkan pengaturan komunikasi, sebab komunikasi merupakan faktor penting bersifat temporal dan dapat dianggap pengaturan waktu. Waktu bisa masa lampau, sekarang dan yang akan datang.Paradigma kultur adalah paradigma yang berasal dari suatu kebudayaan. Kegiatan dalam mewujudkan karyakarya interaksi ruang, makna, komunikasi Gambar 11. Rumah Adat Batak Toba dan waktu yang berfokus pada penataan lingkungan. Penyebab penting dalam penataan 2.7. Paradigma Post Modern tersebut adalah bahwa makna lingkungan Pada masa post modern banyak paradigma didalamnya membantu komunikasi sosial antara yang muncul, sebagian merupakan perkembangan orang-orang dengan lingkungan kepada dari paradigma sebelumnya dan ada beberapa masyarakat melalui kultur masing-masing. Jadi yang merupakan paradigma baru yang lingkungan melalui ruang dan makna dipengaruhi oleh situasi politik dan sosial pada mencerminkan pengaturan komunikasi, sebab
masa itu.Paradigma-paradigma tersebut Gambar 13. Basket Building in USA disebutkan dalam buku "Theorizing a New Agenda for Architecture" oleh Kate Nesbitt : Konsep Rancangan dan EstetikaParadigmaparadigma kultur dalam 1. Fenomenologis adalah paradigma yang konsep,rancangan dan estetika yang melatar berkaitan dengan gagasan filosofis yang belakangi masa-masa premodern sampai post- berdasarkan fenomena. modern dapat diuraikansebagai berikut : 2. Aesthetic of the sublime adalah paradigma 1. KonsepRancanganEstetikaPre-Modern yang menganggap bahwa arsitektur memiliki Masih kental dalam tradisi kepercayaan dan keindahan sebagai norma atau syarat religi.Penemuan-penemuan baru dan (Vedler). Arsitektur yang berfungsi dengan kebebasan individual tapi masih baik dan indah adalah arsitektur yang mengadaptasi terhadap problem-problem sempurna. masa lalu.Kembali kepada inspirasi 3. Linguistik adalah paradigma yang alamiah.Dimulai problem ledakan menganggap bahwa rsitektur memiliki penduduk.Campuran gaya historis perubahan "Meaning" (yang bisa dibahasakan oleh berarti pada mode dan cara kebiasaan produk arsitektur) yang berasal dari masyarakat.Penerapan pengetahuan dan kebiasaan (Kebudayaan). teknologi, Ekspresi pada bentuk-bentuk 4. Marxism adalah paradigma yang fokusnya alamiah, anti-tesis terhadap penampilan adalah pada hubungan konflikkepentingan geometris yang teratur. dan keinginan antar kelas sosial dengan 2. Pre-fabrikasi arsitektur. DimulaiLogika konstruksi/struktur 5. Feminismadalah paradigma yang tersembunyi dibalik langgam berkaitan dengan gender. Sebuah keritik ornamen.Menggabungkan material-material atas dominasi pria dan menuntut baru.Sintesa logam dan kaca, kayu dan persamaan . penerapan ornamen serta konstruksi dalam inspirasi ilmiah yang menakjubkan.Penataan dan keindahan lingkungan. 3. ModernUniversal Kesederhanaan, kerapihan, ketelitian.Perubahan sosial dan ekonomi .Kesadaran akan penyesuaian alam dan lingkunganFragmentalisme arsitektur. Tanggap akan dinamika perubahan.Arsitektur adalah analogi biologismeninggalkan asal daerah dan sejarahPemanfaatan teknologiMemberi Gambar 12. Croaked House at Parague kenyamanan psikis disamping fisikHubungan bangunan dan kegunaan, ketepatan material dan sistem konstruksiElitisme profesi arsitekturFuturistik dan metabolistik.Estetika arsitektur dan fungsi. Cerminan bentuk teknik konstruksi, teknik ekonomi, utilitas dan komunikasi. Arsitektur sebagai bahasa.Keserba ragaman untuk menghilangkan kesan monoton yang dingin. 4. Post-Modern
Peka terhadap perubahan sejarah dan pengetahuan/keilmuan seumumnya. Derrida budaya Orientasi pada keberagaman mengatakan: “dekonstruksi menganalisa dan pandangan dan tata nilai. Melebih-lebihkan mempertanyakan segenap pasangan-pasangan teknologi. Pendekatan terhadap peubahan konseptual (conceptual pairs) [betul/salah, sejarah dan budaya. Ruang-ruang dan elite/proletar] yang selama ini diterima sebagai bentuk sebagai bahasa dan sarana kenyataan yang alamiah dan tak perlu penjelasan komunikasi.Citra akan kesempurnaan karena sudah jelas, sepertinya pasangan teknologi. Perpaduan antara kesatuan fungsi konseptual itu tak pernah dilembagakan pada dan bentuk dalam komponen dan suatu waktu yang tertentu, karena sudah komposisi/unity. Estetika mesin, Estetika dipandang cukup jelas, tidak disadari bahwa struktur konstruksi dan bahan. pasangan konseptual ini menghalangi/mengharamkan kegiatan Contoh Kasus:Di Timur kultur Bali dengan memikirkan kegiatannya. Dekonstruksi cukup perpaduan akal pikiran setempat dan sopan santun dalam bekerja, memulai kerjanya kaidahkaidah agama Hindu sangat dominan diarah pinggiran (margin) sebuah teks/karya dalam arsitekturnya. Kaidah-kaidah tersebut untuk selanjutnya melakukan eksposisi secara substansi masih relevan untuk (memamerkan) dan menyingkapkan tabir dikembangkan sampai sekarang.Kultur Jepang pembungkus (dismantle) sehingga terkuak dan setiap kali memang terkenapengaruh-pengaruh terlihatlah segenap oposisi dan kerawanan dari asing dari luar akan tetapi setiap kali itu anggapan-anggapan yang dipakai untuk pulalah masyarakatnya merangkum dan menstrukturkan teks/karya itu. mengadaptasi pengaruh-pengaruh tersebut Disitu Derrida lalu mengatakan bahwa sehingga terserap menjadi kebudayaan mereka tujuan dari arsitektur adalah mengontrol sendiri.Sikap khas tersebut berpengaruh dalam komunikasi dan transportasi sebagai sektor arsitektur kontemporer Jepang. Prinsipprinsip kemasyarakatan, termasuk ekonomi. Memang arsitektur Barat yang dipelopori di Eropa dan dekonstruksi adalah bagian dari kritik Amerika pada awal sampai pertengahan abad postmodern yang tujuan akhirnya adalah dua puluh telah dipinjam dan diserap mengakhiri dominasi dari rencana-rencana sedemikian rupa arsitektur modern.Lebih lengkap tentang oleh masyarakat Jepang sehingga memungkinkan pemahaman dan perspektif baru arsitekturnya adanya perkembangan dari berbagai macam dan Jacques Derrida; Tidak ada yang mutlak dalam langgam arsitektur dan juga teknologi modern arsitektur (cara, gaya, konsep)Tidak ada tokoh yang sangat impresif dan revolusioner. Gagasan atau figur dalam arsitektur. Perkembangan metabolis arsitek lahir dari empat arsitek dan arsitektur harus mengarah pada keragaman seorang jurnalis dibidang arsitektur yaitu Kisho pandangan dan tata nilai. Disamping penglihatan, Kurokawa, Fumihiko Maki, Masato Otaka, indera lain harus dimanfaatkan secara Kiyonori Kikutake dan Noburo Kawazoe.Gagasan seimbang.Arsitektur tidak identik dengan Futuris telah diejawantahkan dengan sedikit produk bangunan bisa berupa : ide, gambar, perubahan oleh Kiyonori Kikutake pada Expo model, dan fisik bangunan dalam jangkauan 70 di Osaka dari Futuris Entertainment-tower aksentuasi yang berbeda. Gagasan dekonstruksi karya Peter Cock untuk Montreal World Expo Jacques Derrida (sastra dan filsafat) 1963. dikembangkan dalam arsitektur oleh Peter Dekonstruksimerupakan salah satu Eisenman dan Bernard Tschumi sebagai teori manifestasi post-strukturalisme yang paling benar dan praktek arsitektur yang berciri (significant). Sebagai sebuah praktek filsafat penyangkalan terhadap epistemologi arsitektur dan linguistik, dekonstruksi melakukan klasik dan modern dan prinsip perancangannya pengamatan kritis terhadap dasar-dasar pemikiran non klasik, dekomposisi, desentring, dislokasi logo-centrisme maupun disiplin-disiplin
dan diskontinuitas.Post-modernisme juga 4. fungsi simbolik (symbolic function), ditandai oleh pendalaman dan pemekaran 5. pengubah perilaku (behaviour modifier) paradigma-paradigma teoritik ataupun oleh 6. fungsi estetika (aesthetic function). kerangk-kerangka kerja ideologikal yang kesemuanya itu membentuk kerangka Salah satu contoh karya arsitektur yang (struktur/structure) dari debat-debat tematik dari berfungsi sebagai environment filter adalah Roof dan tentang Post-Modernisme. House di Selangor Kuala Lumpur (1984) dan Paradigmaparadigma ini di import di luar Menara Mesiniaga karya Kenneth Yeang, dimana arsitektur. Paradigma-paradigma utama yang kulit bangunan didisain sebagai filter lingkungan. mampu membentuk teori-teori arsitektur pada Demikian juga dengan Paul Rudolf di Jakarta masa postmodernisme, diantaranya adalah dengan Wisma Dharmala-nya berusaha paradigma fenomenologi dan paradigma mengakomodasi lingkungan kota dan iklim tropis linguistik. Jakarta untuk bangunan tinggi.
2.8. Paradigma Enviromentalisme
Paradigma Environmentalisme adalah paradigma yang menjadikan alam sebagai dasar pemikiran. Sebagai contohnya dapat kita lihat pada karya Frank Llyod Wright "falling water" dimana bentuk dari bangunan diselaraskan dengan tebing-tebing dan air terjun. Sudah sejak lama para teoritisi yang berpengaruh pada arsitektur menghadirkan pandangan dan konsep-konsep tentang pentingnya Gambar 13. Wisma Darmala Sakti (Paul Rudolf) menghadirkan kondisi lingkungan yang sehat, nyaman sebagai tujuan didalam perencanaan arsitektur. Pada era selanjutnya yaitu era Post-Modern teori tentangbehaviourism berkembang menjadi sangat kompleks karena arsitektur sebagai lingkungan binaan mengekspresikan berbagai fungsi. Teori ini diantaranya dikembangkan oleh Christian Norberg-Schulz dalam Intentions In Architecture (1987) bahwa arsitektur atau Gambar14.Kaufmann House,Pennsylvania lingkungan binaan memiliki berbagai fungsi (Falling Water Frank Llyod Wright) diantaranya adalah sebagai pengendali faktor alam (physical control), tempat kegiatan manusia (functional frame), lingkungan sosial (functional millieu) dan lingkungan simbol (symbol millieu).
Geoffrey Broadbent dalam Design In
Architecture(1968) menyatakan Arsitektur memancarkan/mengekspresikan berbagai fungsi yaitu; 1. filter lingkungan (environment filter), 2. wadah kegiatan (container of activities), 3. investasi (capital Investment),