Professional Documents
Culture Documents
1 465791 4tahunan 206
1 465791 4tahunan 206
1 465791 4tahunan 206
2019
DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ____________________________________________________________________________________ 1
A. Latar belakang ........................................................................................................................................................ 1
B. Penjelasan umum organisasi ............................................................................................................................ 2
C. aspek strategis organisasi dan isu strategis yang dihadapi .................................................................. 7
D. sistematika ........................................................................................................................................................... 11
BAB II PERENCANAAN KINERJA _________________________________________________________________________ 13
A. PERENCANAAN KINERJA .................................................................................................................................. 13
B. PERJANJIAN KINERJA ......................................................................................................................................... 15
A. LATAR BELAKANG
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, senantiasa
berusaha melaksanakan sistem kerja pemerintahan secara bijaksana, akuntabel, transparan, efektif,
dan efisien. Hal ini sesuai dengan prinsip good governance seperti yang tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pelayanan kesehatan rujukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
menyelenggarakan fungsi:
1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pelayanan medik dan keperawatan, penunjang,
gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit, serta rumah
sakit pendidikan;
2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan medik dan keperawatan, penunjang,
gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit, serta rumah
sakit pendidikan;
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pelayanan medik dan
keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan
rumah sakit, serta rumah sakit pendidikan;
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan medik dan
keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan
rumah sakit, serta rumah sakit pendidikan;
5. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan medik dan keperawatan,
penunjang, gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit,
serta rumah sakit pendidikan; dan
6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan terdiri atas:
1. Subdirektorat Pelayanan Medik dan Keperawatan;
2. Subdirektorat Pelayanan Penunjang;
3. Subdirektorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu;
4. Subdirektorat Pengelolaan Rujukan dan Pemantauan Rumah Sakit;
5. Subdirektorat Rumah Sakit Pendidikan;
6. Subbagian Tata Usaha; dan
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun struktur organisasi Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan dapat dilihat pada Gambar.
1 berikut.
Grafik 1.1 Tren Jumlah Rumah Sakit Berdasarkan Jenis Tahun 2015-2019
RS Umum RS Khusus
3,500 2,877
2,776 2,813
3,000 2,488 2,601
2,500
2,000
1,500
1,000
500
-
Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
1,600
1,400
1,200
1,000
800
600
400
200
-
Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
Kelas A 57 63 71 63 60
Kelas B 328 637 397 411 428
Kelas C 837 1,037 1,340 1,451 1,484
Kelas D dan D Pratama 423 548 737 799 846
Kelas belum ditetapkan 843 550 231 89 59
Adapun tantangan strategis yang dihadapi oleh Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan dalam
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang tertuang di dalam Rencana Aksi Direktorat
Pelayanan Kesehatan Rujukan 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Perlunya penguatan pelayanan kesehatan rujukan
2. Perlunya penetapan sistem regionalisasi rujukan di seluruh provinsi
3. Perlunya penetapan dan pembangunan sistem rujukan nasional
4. Tidak meratanya jumlah, jenis dan kompetensi SDM Kesehatan
5. Kapasitas manajemen rumah sakit yang tidak merata, dan belum berbasiskan sistem
manajemen kinerja
6. Belum tersedianya sarana prasarana dan alkes pada RS Rujukan yang sesuai standar
7. Belum terintegrasinya data dan sistem informasi di pusat, daerah dan rumah sakit.
8. Kebijakan pemerintah daerah yang belum tersinkronisasi dengan kebijakan pemerintah pusat.
Untuk mewujudkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Terjangkau dan Berkualitas Bagi
Masyarakat, Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan menjalankan misi sebagai berikut:
1. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan rujukan yang
paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan
2. Menyelenggarakan tata kelola yang baik.
Dalam rangka mewujudkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Terjangkau dan
Berkualitas Bagi Masyarakat , Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan telah menetapkan suatu peta
strategi yang menggambarkan hipotesis jalinan sebab akibat dari 17 sasaran strategis (yang
menggambarkan arah dan prioritas strategis Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan yang
diperlukan guna memampukannya dalam mencapai target kinerja yang berkelanjutan di masa
yang akan datang). Peta strategi pencapaian visi tersebut disusun dengan memperhatikan peta
strategi pada Renstra Kementerian Kesehatan 2015 - 2019 dan Rencana Aksi Program (RKP)
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.
Terwujudnya pelayanan kesehatan rujukan yang dapat diakses dan berkualitas dapat dicapai
melalui output kesiapan kabupaten/kota terhadap akses layanan rujukan dan kesiapan pelayanan
kesehatan rujukan di RS Rujukan Nasional, Provinsi dan Regional yang bisa dicapai melalui proses
kerja yaitu:
1. Penguatan sistem informasi pelayanan kesehatan rujukan melalui terwujudnya integrasi rekam
medis dan pelayanan telemedicine
2. Terlaksananya regionalisasi sistem pelayanan kesehatan rujukan di kab/kota
3. Penguatan pelayanan gawat darurat di kab/kota
4. Pusat rujukan yang mengembangnkan penguatan jejaring pengampuan (kemitraan RS)
5. Penguatan tata kelola klinis yang baik
6. Penguatan pelayanan penunjang medik dan non medik
7. Penguatan RS Pendidikan
8. Penguatan sistem pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan di RS
9. Penguatan sistem manajemen kinerja FKRTL
Guna memastikan proses tersebut dapat berjalan, perlu adanya dukungan perencanaan dan
manajemen, tersedianya regulasi terkait, tersedianya SDM yang kompeten dan berbudaya kinerja
serta tersedianya sarana prasarana alat serta anggaran.
D. SISTEMATIKA
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, format penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah adalah sebagai berikut:
I. BAB I Pendahuluan
Bab ini menyajikan latar belakang penyusunan laporan kinerja dan penjelasan umum organisasi
dengan menekankan pada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issues) yang sedang dihadapi organisasi.
A. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja
berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Dalam
rencana kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan tahun 2019, sebagaimana telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan target masing-masing indikator untuk
mencapai sasaran strategis organisasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 52 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019 yang telah direvisi dengan Keputusan Menteri
Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/422/2017 tentang Revisi Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2015-2019, Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rujukan memeliki sasaran
kegiatannya adalah tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan rujukan berkualitas yang dapat
dijangkau oleh masyarakat. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:
a. Jumlah RS Rujukan Nasional, RS Rujukan Provinsi dan RS rujukan regional yang menerapkan
integrasi data rekam medis dengan target sebanyak 60 unit.
b. Persentase kabupaten/kota dengan kesiapan akses layanan rujukan dengan target sebesar 95%.
c. Jumlah dokumen tentang kebutuhan kapal RS di kabupaten kepulauan dengan target sebanyak
1 dokumen di tahun 2016.
d. Jumlah RS pratama yang dibangun dengan target sebanyak 64 unit.
e. Persentase RS Rujukan Provinsi dan RS Rujukan Regional sebagai pengampu pelayanan
telemedicine dengan target sebesar 32%.
f. Jumlah RS Rujukan yang memiliki pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar dengan target
sebanyak 72 unit.
Sasaran kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun, adalah sebagai berikut:
Sasaran Target
No Indikator Kinerja
Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019
1 Tersedianya 1 Jumlah RS Rujukan - 15 30 45 60
fasilitas Nasional, RS
pelayanan Rujukan Provinsi
kesehatan dan RS rujukan
rujukan yang regional yang
berkualitas yang menerapkan
dapat dijangkau integrasi data
oleh masyarakat rekam medis
2 Persentase 60% 70% 80% 90% 95%
kabupaten/kota
dengan kesiapan
akses layanan
rujukan
3 Jumlah RS 24 27 50 60 64
pratama yang
dibangun
4 Persentase RS 3% 6% 12% 20% 20%
Rujukan Provinsi
dan RS Rujukan
Regional sebagai
pengampu
pelayanan
telemedicine
5 Jumlah RS Rujukan - - - 60 72
yang memiliki
pelayanan
kesehatan rujukan
sesuai standar
6 Jumlah dokumen 1 1 - - -
tentang
kebutuhan kapal
RS di kabupaten
kepulauan
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja yang Berisi Sasaran Program, Indikator Kinerja dan Target Tahun
2019 Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 2019
Guna memastikan Perjanjian Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan berjalan, maka
dibuat pula Perjanjian Kinerja di tingkat Eselon III dan IV yang mendukung dalam pencapaian
indikator Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan tahun 2019 sebagai berikut
Pada tabel diatas dapat dilihat, bahwa sasaran kegiatan dan indikator kinerja pada tingkat
eselon IV dan eselon III dibuat untuk mendukung pencapaian indikator pada Direktorat Pelayanan
Kesehatan Rujukan. Hal ini penting agar setiap kegiatan yang dilakukan mulai dari eselon IV selalu
sejalan dengan indikator direktorat yang telah ditetapkan.
Selanjutnya pada tingkat pelaksana mengacu pada SKP setiap pegawai berdasarkan analisa
beban kerja.
Tabel 3.1 Rumah Sakit yang Menerapkan Integrasi Data Rekam Medis
No TAHUN NAMA RS JENIS RUJUKAN
1 2016 RSUP Wahidin Sudirohusodo RS Rujukan Nasional
2 RSUD Labuan Baji RS Rujukan Regional
3 RSUD Kota Makassar RS Rujukan Regional
4 RSUD A Makassau pare Pare RS Rujukan Regional
5 RSUD Sariwegading RS Rujukan Regional
6 RSUD tenriawaru Bone RS Rujukan Regional
7 RSUD Sulthan Daeng Radja RS Rujukan Regional
8 2017 RSUP dr. Kariadi RS Rujukan Nasional
9 RSUD Moewardi RS Rujukan Regional
10 RSUD Prof. Margono RS Rujukan Regional
11 RS Tugurejo RS Rujukan Regional
12 RS Kardinal RS Rujukan Regional
13 RS Tidar RS Rujukan Regional
14 RSHS RS Rujukan Nasional
15 RS Tasikmalaya RS Rujukan Regional
16 RS Gunung Jati RS Rujukan Regional
Indikator ini merupakan Program Prioritas Nasional di tahun 2019 dan ditargetkan sampai
tahun 2019 akan ada 60 RS yang sudah terintegrasi rekam mediknya. Berikut grafik
perbandingan antara target dan realisasi Indikator Jumlah RS Rujukan Regional dan
Rujukan Nasional yang menerapkan integrasi rekam medis.
70
60
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019
Target 15 30 45 60
Realisasi 15 30 45 60
e. Permasalahan
Meskipun indikator ini telah tercapai tetapi masih terdapat beberapa kendala yang
dihadapi dalam upaya pemenuhan capaian, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Masih lemahnya teknologi informasi di RS
2. Telah ada SIRS di RS yang tidak dapat diintegrasikan Karena terkait dengan source code
dan hak cipta dari masing-masing system yang telah terpasang.
Tabel 3.3 Daftar 32 Kab/Kota dengan Kesiapan Akses Layanan Rujukan Tahun 2019
Adapun upaya yang dapat terus dilakukan mendorong dan melakukan pembinaan pada
kabupaten/kota yang jumlah tempat tidurnya masih belum mencukupi dan mendorong
1) Upaya pencapaian indikator melalui kegiatan yang dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus
(DAK) yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya oleh Kementerian Kesehatan.
2) Dana DAK masih sedikit yang mengambil bangunan dan TT kelas III dikarenakan
digunakan untuk pengembangan pelayanan unggulan di masing-masing RS.
3) Kurangnya pengawasan terhadap realisasi penggunaan anggaran DAK.
4) Belum terpenuhinya standar pelayanan, SDM, sarana prasarana dan manajemen
5) Terjadi gagal lelang karena keterbatasan jumlah produk di e-katalog.
1) Guna mengatasi kendala, maka perlu dibentuk Tim terpadu antara tim Kemkes,
Bappenas dan Kemenkeu saat musrembang daerah dan nasional guna melakukan
pengawasan terhadap realisasi penggunaan anggaran.
2) Upaya pemenuhan standarisasi RS Rujukan melalui peningkatan standar pelayanan,
SDM, sarana prasarana dan manajemen RS.
3) Pemenuhan SDM kesehatan dengan melakukan kerjasama Pemda dan PPSDM
g. Realisasi Anggaran
Alokasi Anggaran untuk melaksanakan indikator ini sebesar Rp23.389.066.000 - dengan
realisasi sampai dengan sebesar Rp22,671,162,666,- atau 97%. Anggaran digunakan untuk
b. Cara Perhitungan
Jumlah RS Pratama yang telah selesai dibangun pada tahun berjalan.
c. Pencapaian Kinerja
Indikator jumlah RS Pratama yang dibangun sesuai renstra dengan target kumulatif pada
tahun 2019 adalah 64 RS Pratama yang selesai dibangun. Tahun 2019 ada 3 lokus
pembangunan RS Pratama yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2019 yaitu
Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Nias Barat. Dari ketiga lokus
tersebut selesai dibangun semua pada tahun 2019 ini dan jika melihat capaian kumulatif
sampai tahun 2018 sebesar 62 RS Pratama maka capaian kumulatif tahun 2019 adalah 65
RS Pratama dari target 64 RS Pratama sehingga indikator ini tercapai 102%. Adapun lokus
65 RS Pratama dapat dilihat pada tabel berikut:
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa sampai dengan tahun 2019 sudah terbangun 65 RS
Pratama. Jika dilihat dari target pada RPJMN, pada tahun 2019 adalah terbangunnya 64 RS
Pratama, sehingga pencapaian target pada indikator Jumlah RS Pratama yang dibangun
adalah 102%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik berikut ini:
2019 64
65
2018 60
62
2017 50 Target
51
Realisasi
2016 27
27
2015 24
22
0 10 20 30 40 50 60 70
e. Permasalahan
Meskipun capaian indikator jumlah rumah sakit pratama yang dibangun mencapai 102%
tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat permasalahan. Antara lain kesiapan RS
g. Realisasi Anggaran
Sumber pembangunan RS Pratama berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2019
yaitu senilai Rp135.376.747.291,-. Untuk alokasi anggaran di Kantor Pusat pada Indikator
Jumlah RS Pratama yang dibangun sebesar Rp7.276.703.000,- dengan realisasi
Rp1.323.424.117,- atau 18%.
Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk (1) pemantauan pembangunan RS Pratama, (2)
evaluasi terhadap RS Pratama yang sudah operasional, (3) penyelesaian pembayaran untuk
kalibrasi alat kesehatan RS Bergerak/RS Pratama TA 2012 sesuai dengan Surat Putusan
Pengadilan Mahkamah Agung Nomor 215PK/Pdt/2017 tentang Perkara Perdata dan (4)
kalibrasi alat kesehatan RS Bergerak/RS Pratama TA 2012.
Realisasi tidak 100% karena kegiatan evaluasi terhadap RS Pratama yang sudah operasional
tidak dapat dilaksanakan karna waktu pelaksanaannya berbarengan dengan serah terima
alat telemedicine. Selain itu terdapat anggaran sebesar 5,8 milyar untuk kalibrasi alat
kesehatan RS Bergerak/RS Pratama TA 2012 yang diblokir karena masih memerlukan reviu
dari BPKP.
b. Cara Perhitungan
RS rujukan Regional yang memberikan pelayanan (sebagai pengampu) telemedicine dibagi
jumlah seluruh RS Rujukan Provinsi dan Rujukan Regional) x 100%.
Jumlah RS Rujukan Provinsi dan Regional sebanyak 130 RS yang terdiri atas RS Rujukan
Provinsi sebanyak 20 RS dan RS Rujukan Regional sebanyak 110 RS.
c. Pencapaian Kinerja
Pelayanan telemedicine adalah pelayanan dengan menggunakan transmisi dari informasi
medis seperti teks, citra, biosinyal, video, suara serta keahlian medis dan perawatan dari
satu lokasi ke lokasi lainnya melalui hubungan telekomunikasi. Telemedicine meliputi tele-
laboratorium, tele-kardiologi, tele-radiologi, dll. bagi pasien, dan untuk pengembangan
pendidikan dokter dan dokter spesialis berbasis kompetensi di Indonesia.
Capaian indikator Presentase RS Regional sebagai pengampu pelayanan telemedicine
tahun 2019 yaitu sebanyak 12 Rumah Sakit Pegampu, sehingga jumlah kumulatif dari tahun
2016 sampai dengan tahun 2019 sebanyak 42 RS Pengampu pelayanan telemedicine. Jika
dibandingkan dengan jumlah RS Regional sebanyak 110, capaian persentase untuk
indikator ini adalah 32% sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
0.0%
2015 2016 2017 2018 2019
Realisasi Target
Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Eselon III dan Eselon IV terkait Persentase RS Rujukan
Provinsi dan RS Rujukan Regional sebagai pengampu pelayanan telemedicine
Unit
NO Organisasi Indikator Kinerja Target Realisasi
Eselon III/IV
I Subdirektorat Persentase RS Rujukan Provinsi dan RS 32% 32%
Pelayanan Rujukan Regional sebagai pengampu
Penunjang pelayanan telemedicine
g. Realisasi Anggaran
Alokasi Anggaran untuk melaksanakan indikator ini sebesar Rp10,924,484,000,- dengan
realisasi sebesar Rp7,266,598,171,- atau 67%. Anggaran digunakan untuk sosialisasi
pengembangan jejaring, rapat koordinasi dan pengadaan perangkat telemedicine.
Realisasi tidak 100% karena terdapat efisiensi/penghematan anggaran pengadaan sebesar
karena terdapat alat kesehatan yang harganya lebih rendah di e-catalogue dibandingkan
50
39 40
40
30
20
10
0
2018 2019
Target Realisasi
Kelas
Pendidikan
Status sumber
No Provinsi No RSUD Akreditasi KARS (berdasar data RS
Rujukan RS
Pendidikan)
Online
RSUD dr Zainoel
1 Aceh 1 Provinsi A Paripurna Utama
Abidin
Sumatera
2 3 RSUP Adam Malik Nasional A Paripurna Utama
Utara
RSU Dr. Djasamen
4 Regional B Paripurna Utama
Saragih
Seksie Rawat Jalan dan Jumlah RS Rujukan yang Jumlah RS Rujukan yang 72 40
Gawat Darurat memiliki pelayanan memiliki pelayanan
kesehatan rujukan rawat jalan dan gawat
sesuai standar darurat sesuai standar
Seksie Rawat Inap, Jumlah RS Rujukan yang Jumlah RS Rujukan yang 72 40
Intensif dan Bedah memiliki pelayanan memiliki pelayanan
kesehatan rujukan rawat inap, intensif dan
sesuai standar bedah sesuai standar
e. Permasalahan
Permasalahan dalam proses pencapaian indikator ini antara lain:
Belum semua RS Rujukan terakreditasi Utama atau Paripurna
Belum semua RS Rujukan memiliki kelas sesuai standar RS Rujukan dikarenakan belum
terpenuhinya SDM kesehatan serta infrastruktur dan alkes RS
g. Realisasi Anggaran
Alokasi Anggaran untuk melaksanakan indikator ini sebesar Rp14.148.938.000,- dengan
realisasi sebesar Rp13.501.180.819,- atau 95%. Anggaran digunakan untuk memperkuat
pelayanan pada rumah sakit seperti penyusunan NSPK, pembinaan layanan untuk
persiapan akreditasi, peningkatan kemampuan SDM melalui workshop-workshop, dan
monev.
B. KEGIATAN TEROBOSAN
1. Pengembangan Telemedicine
Pelayanan Telemedicine merupakan salah satu terobosan Kementerian Kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan menggunakan teknologi informasi untuk mendekatkan
akses dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Layanan Telemedicine ini juga
diharapakan dapat memudahkan komunikasi tenaga kesehatan yang berada di daerah
RS RUJUKAN RS RUJUKAN
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN
(JUMLAH) (JUMLAH)
Persentase RS Rujukan sebagai
1 32% 42 rs 32 % 42 rs
Pengampu Pelayanan Telemedicine
RS RUJUKAN RS RUJUKAN
NO INDIKATOR TAHUN TARGET CAPAIAN
(JUMLAH) (JUMLAH)
1 Persentase RS Rujukan 2015 3% 4 RS 3% 4 RS
2 sebagai Pengampu 2016 6% 8 RS 6% 9 RS
Pelayanan Telemedicine
3 2017 12% 16 RS 12 % 16 RS
4 2018 20% 26 RS 23% 30 RS
5 2019 32% 42 RS 32% 42 RS
C. REALISASI ANGGGARAN
1. Pencapaian Realisasi Anggaran Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Alokasi anggaran Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Tahun Anggaran 2019 sebesar
Rp56,959,871,000,- dengan realisasi anggaran Rp45,960,249,548,- sehingga pencapaian
realisasi anggaran Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan tahun 2019 terhadap total pagu
sebesar 81%.
Adapun realisasi anggaran per indikator dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini:
25% 41%
2%
13%
19%
Adapun persentase realisasi anggaran per-indikator jika dibandingkan dengan pagu anggaran
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Tahun 2019 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
95% 97%
67%
98%
18%
Kabupaten/Kota dengan kesiapan akses layanan rujukan
Pemenuhan jejaring pelayanan telemedicine
Pemantauan dan Evaluasi RS Pratama
Sistem pelayanan kesehatan rujukan on line
Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
Realisasi anggaran per Sub Direktorat pada Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan tahun
2019 dapat dilihat pada tabel 12 dibawah ini:
Tabel 3.11 Realisasi Anggaran Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Tahun 2019 Per
Subdit
REALISASI
NO SUBDIT PAGU
Rp %
Masalah dan hambatan dari realisasi anggaran Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
adalah sebagian berikut :
1) Terdapat anggaran yang diblokir sebesar 5.8 Milyar untuk pembayaran rs bergerak
karena masih memerlukan reviu dari BPKP
3) Tidak ada nya pengajuan klaim kasus emergency, reemergency, KIPI, TKIB dan Korban
terdampak bencana dan aksi terror.
Tabel 3.12 Sumber Daya Manusia Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan persubdirektorat
tahun 2019
No Nama Satuan Organisasi Jumlah
TOTAL 82
Tabel 3.13 Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian pada Direktorat
Pelayanan Kesehatan Rujukan Tahun 2019
No Status Kepegawaian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 66
2 Honorer / Pramubakti 16
Total 82
Tabel 3.15 Tabel Jumlah PNS Berdasarkan Jenis Pendidikan Pada Direktorat Pelayanan
Kesehatan Rujukan Tahun 2019
Pendidikan Jumlah
Nama Satuan
No Spesialis
Organisasi S3 S2 S1 D IV D III SMA
1/2/A V
1 Direktur 0 0 1 0 0 0 0 1
Subdirektorat
Pelayanan
2 0 7 3 1 0 0 0 11
Medik dan
Keperawatan
Subdirektorat
3 Pelayanan 0 7 0 2 0 0 1 10
Penunjang
Subdirektorat
Pelayanan
4 0 10 0 1 0 0 0 11
Gawat Darurat
Terpadu
Subdirektorat
5 Pengelolaan 1 7 0 0 1 0 2 11
Rujukan dan
Tabel 3.16 Tabel Jumlah PNS Berdasarkan Golongan Pada Direktorat pelayanan
Kesehatan Rujukan Tahun 2019
Golongan
No Nama Satuan Organisasi II III IV
C A B C D A B C D
Direktur Pelayanan
1 0 0 0 0 0 0 0 1
Kesehatan Rujukan
Subdirektorat Pelayanan
2 0 0 4 4 2 1 0 0
Medik dan Keperawatan
Subdirektorat Pelayanan
3 0 1 1 2 5 1 0 0
Penunjang
Subdirektorat Pelayanan
4 0 0 2 5 4 0 0 0
Gawat Darurat Terpadu
Subdirektorat Pengelolaan
5 Rujukan dan Pemantauan 0 2 3 3 3 0 0 0
Rumah Sakit
Subdirektorat Rumah Sakit
6 0 1 1 4 4 1 0 0
Pendidikan
7 Subbagian Tata Usaha 1 0 7 3 0 0 0 0 0
TOTAL 1 0 11 14 18 18 3 0 1
No Uraian Nilai
1 Barang Konsumsi 0
2 Suku Cadang 0
3 Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan 19.728.673.730
kepada masyarakat
4 Aset Tetap Lainnya untuk diserahkan kepada 1.148.232.000
masyarakat
5 Peralatan dan mesin 34.627.169.072
6 Gedung dan Bangun 121.043.870.120
7 Jaringan 0
8 Aset Tetap dalam Renovasi 0
9 Aset Tetap Lainnya 0
10 Konstruksi Dalam Pekerjaan 1.897.660.456
11 Akumulasi penyusutan Peralatan dan Mesin (33.934.278.887)
12 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (9.558.786.672)
13 Software 0
14 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi 353.385.844.423
pemerintahan
15 Akumulasi penyusutan Aset Tetap yang tidak (350.154.625.082)
digunakan dalam operasi
Jumlah 138.183.759.160
Berdasarkan hasil laporan Posisi Barang Milik Negara Direktorat Pelayanan Kesehatan
Rujukan berdasarkan Neraca sampai dengan 31 Desember 2019 nilai BMN sebesar Rp
531.831.449.801 dengan angka penyusutan sebesar Rp393.647.690.641,-, sehingga
tercatat netto sebesar Rp138.183.759.160,-
9 Meja Rapat 1 6 7
10 Kursi Rapat 33 55 88
11 Kursi Tamu 5 5
12 Filling Cabinet 52 52
13 Lemari Besi 31 31
14 Brankas 1 1
15 Komputer 83 83
16 Printer 85 24 109
17 Mesin Tik Elektrik 7 7
18 Scanner 13 13
19 MesinFotocopy 2 2
20 White Board Elektrik 1 1
21 Kulkas 1 pintu 1 1
22 Kulkas kecil 1 1
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan telah dapat
mencapai target dan merealisasikan program dan kegiatan tahun 2019, khususnya yang ditetapkan
dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
Realisasi program tahun 2019 ini merupakan pentahapan pencapaian sasaran RPJMN dan
Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan yang telah ditetapkan dan akan dilaksanakan
berkesinambungan pada tahun-tahun mendatang.
Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan juga diharapkan dapat
digunakan sebagai alat informasi kinerja untuk peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.