Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Praktika I :

studi kasus tentang farmakokinetik pada berbagai macam rute pemberian obat studi kasus
tentang farmakokinetik pada berbagai macam rute pemberian obat.

Sebagaimana saudara tahu route obat bisa sistemik (oral, injeksi / suntik dll) dan Lokal
(tetesmata, salep dll).

Coba saudara ceritakan bagaimana pengalaman sudara / atau melihat sudara /siapapun yang
menggunakan obat. Kemudian apa yang dialami dalam proses (farmakokinetika), dari
absorbsi, distrusi sampai di ekskresi. Seperti : Obat diminum  nyeri berkurang  kencing
bau obat.

Buat cerita / Narasinya.

Nama : Lilis Styowati

Kelas : 1A

NIM : P1337420420025

Saya Lilis Styowati salah mahasiswi di Prodi D III Keperawatan Blora Poltekes Kemenkes Semarang.
Saya duduk dibangku kuliah tingkat 1 semester dua. Orang yang sakit cenderung akan lebih suka
meminum obat dari dokter. Hal ini karena obat dari dokter lebih cepat dari pada obat tradisional
yang dijual pada umumnya serta obat dari dokter lebih tahan lama tidak perlu membuat saat ingin
diminum. Selain itu obat tradisional yang dijual biasanya terbatas tidak sesuai dengan apa yang
dibutuhkan dengan sakit yang dialami. Obat tradisional yang paling mudah dicari adalah obat untuk
penghilang nyeri haid yaitu kunyit asem. Namun banyak orang yang tidak suka minum kunyit asem
contohnya adalah saya sendiri.

Saya pernah merasakan sakit perut yang sangat hebat ketika haid, lebih tepatnya dihari ketiga saya
haid. Tidak hanya sakit perut saja yang saya rasakan namun bagian punggung saya juga sangat
merasa pegal. Nafsu makan saya kurang bahkan saya bisa sehari cuma makan satu centong nasi
ataupun kurang dari 1 centong nasi. Minumpun saya sangat kurang. karena untuk berjalan saja saya
tidak kuat. Haid saya tidak lancar dan juga ketika malam saya kesulitan untuk tidur. Di esok harinya
ibu saya memberikan kunyit asem untuk saya minum. Awalnya saya tidak mau, tapi karena terpaksa
akhirnya saya mencoba. Meski begitu hal tersebut tidak bisa membantu mengurangi sakit di perut
saya. Hingga akhirnya saya diperiksakan ke dokter. Saat itu ibu juga ikut masuk dalam ruangan.
Setelah diberikan obat, dokter juga menyarankan untuk mengompres perut saya dengan air hangat.
Ibu saya pun melakukan apa yang disampaikan oleh dokter tadi kepada saya sesampainya dirumah.
Sebelum minum obat saya makan 3 sendok nasi, karena supaya perut tidak kosong. Setelah itu saya
minum obat dan ibu saya menyiapkan botol kemudian diisi air hangat untuk mengompres perut
saya. Selang beberapa waktu saya mulai mengantuk dan akhirnya tidur. Kemungkinan besar itu
adalah efek dari obat tadi. Karena saya terlalu lemas sehingga belum sempat memperhatikan obat
dari dokter. Ketika bangun tidur, saya merasa perut saya tidak terlalu nyeri lagi, nafsu makan dan
minum saya mulai sedikit bertamba,dan haid pun sudah lancar.

You might also like