Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

TUGAS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI


“REVIEW JURNAL”
PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STUDI KASUS
KABUPATEN BONDOWOSO

KHAIRUL ANWAR
R1A119024

KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kita semua, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Tugas ini telah saya kerjakan secara maksimal dengan kemampuan dan
keterbatasan yang dimiliki. Terimakasih kepada semua yang telah berkontribusi
dalam berlangsungnya penerjaan tugas review jurnal ini utamanya kepada pemilik
jurnal.
Terlepas dari semua itu, kami sadarsepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah iniuntukkedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Kendari, 29 maret 2022

Penulis
A. Pendahuluan
Wilayah Indonesia terletak di garis khatulistiwa sehingga
banyak menerima panas matahari dan curah hujan yang tinggi, oleh
karena itu Indonesia menjadi rawan terhadap bencana alam hidro-
meteorologi seperti banjir, kekeringan, gelombang laut besar, dan
sebagainya.
Tanah longsor adalah suatu gerakan menuruni lereng oleh massa
tanah dan atau batuan penyusun lereng. Oleh karena itu penting untuk
kita melakukan pemetaan daerah rawan longsor. Pembuatan peta rawan
longsor dapat menggunakan Sistem Informasi Geografis, sehingga
dapat diketahui daerah yang terdampak.

B. Metodologi
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pemetaan tidak
langsung. Metode tidak langsung adalah dengan prosedur analisis tumpang
tindih (overlaying) untuk mencari pengaruh faktor-faktor yang terdapat pada
peta-peta parameter terhadap sebaran (distribusi) gerakan tanah, kemudian
dengan analisis menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografis) dapat
ditentukan zonasi kerentanan gerakan tanahnya.
Berikut diagram alir Prosedur analisa gerakan tanah dengan menggunakan
GIS :
tahapan dalam studi khusus kerentanan gerakan tanah menggunakan SIG :
1 Tahap pengumpulan data
2 Pengolahan data
3 Analisa
4 Tahap penyajian data

C. Hasil dan Pembahasan


Dalam pembuatan peta, setiap data yang digunakan diberi
pembobotan yang berbeda-beda dikarenakan setiap data mempunyai daya
pengaruh yang berbeda-beda. Dan untuk pembobotannya ialah untuk nlai
kelerengan diberi bobot sebesar 50%, curah hujan sebesar 40% dan peta
geologi sebesar 10%. Pemberian pembobotan berdasarkan factor paling
mempengaruhi terjadinya longsor.

D. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah dapat diketahui
daerah yang rawan terkena longsor adalah Telogosari, Wringin, Tegalampel,
Pakem, dan Maesan. Tingkat kerawanan yang dibuat berdasarkan hasil
skoring dibagi menjadi tiga yaitu tidak rawan yang diberi warna hijau, rawan
yang diberi warna kuning dan sangat rawan yang dberi warna merah.

You might also like