Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

TUGAS

MAKALAH BAHASA INGGRIS - 3

JOKO WIBOWO
2180401002

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INTERNASIONAL


STEIN JAKARTA
2020
PERBEDAAN FONOLOGI BAHASA INDONESIA DAN BAHASA
INGGRIS

PENDAHULUAN

Dasar psikologi Analisis Kontrastif adalah teori transfer yang diuraikan dan di
formulasikan di dalam suatu teori psikologi Stimulus-Responsi Behavioris (James, 1968:20).
Menurut paham teori belajar psikologi behaviorisme yang mendominasi Anakon, kesalahan
berbahasa terjadi karena transfer negatife (penggunaan sistem B1 dalam ber-B2).
Bahasa inggris berdasarkan penuturnya (masyarakat Osing) berkedudukan sebagai bahasa
ibu. Dalam kaitannya dengan kedudukannya sebagai bahasa ibu, Bahasa inggris memiliki
peranan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan,sehari-hari. Bahasa inggris memiliki keunikan
dalam pelafalannya yaitu adanya diftong “ai” dalam vocal “i”, adanya diftong “au” untuk vocal
“u” dan adanya palatalisasi [y], dalam bahasa inggris kerap muncul pada leksikon yang
mengandung [ba], [ga], [da], [wa]. Dalam bahasa inggris tidak mengenal bentuk Ngoko-Krama
seperti bahasa Jawa pada umumnya, yang membedakan adalah pronomina yang disesuaikan
dengan kedudukan lawan bicaranya. Bahasa osing tersebut cenderung kasar jika digunakan oleh
orang Banyuwangi asli.
Setiap lambang bunyi bahasa mempunyai lafal atau ucapan tertentu yang tidak boleh
dilafalkan menurut kemauan masing-masing pemakai bahasa. Pemakai bahasa Indonesia yang
ingin pengucapannya baik, harus berusaha mematuhi kaidah yang berlaku di dalam bahasa
tersebut.
 
 
PEMBAHASAN

 Wujud perbedaan
            Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang digunakan oleh bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia digunakan dalam acara resmi maupun tidak resmi. Sedangkan Bahasa daerah adalah
bahasa sehari-hari yang digunakan oleh daerah tertentu, misalnya masyarakat Banyuwangi
menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa osing.
            Bahasa Indonesia dan bahasa inggris memiliki perbedaan dalam sistem fonologi yaitu
Bahasa inggris dalam sistem pelafalannya mempunyai diftong [ai] untuk vocal [i] pada bahasa
inggris khususnya Banyuwangi selalu terlafal ai, contohnya “Bengi” terbaca “Bengai” yang
dalam bahasa Indonesia berarti malam. Sedangkan dalam bahasa Indonesia diftong [ai] untuk
vocal [i] tidak ada karena jika diftong [ai] untuk vocal [i] dalam bahasa Indonesia akan menjadi 2
suku kata yang berbeda, contohnya “Main”. Kata “Main” tersebut bukanlah diftong, karena [ai]
untuk vocal [i] masing-masing mendapat aksen yang hampir sama dan membentuk suku kata
tersendiri sehingga kata “Main” masing-masing terdiri atas dua suku kata yaitu “Ma-in”.
 Prediksi Kesalahan
Fonologi adalah bidang Linguistik atau ilmu bahasa yang menyelidiki, mempelajari dan
menganalisis dan membicarakan reruntuhan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia beserta fungsinya. Fonologi mempunyai dua cabang pembahasan yaitu Fonetik dan
Fonemik.
Bahasa inggris, dalam bidang fonologi sangat berpengaruh karena dalam berbahasa
Indonesia siswa sering mencampurkan bahasa ibu dengan bahasa Indonesia (B1 dan B2). B1
sangat berperan dalam berbahasa karena aksen bahasa ibu lebih menonjol jika dibandingkan
dengan berbahasa Indonesia. Dalam tataran fonologi kesalahan berbahasa meliputi:
1. Kesalahan pelafalan fonem karena Perubahan fonem
2. Kesalahan pelafalan fonem karena Penghilangan fonem
3. Kesalahan pelafalan fonem karena Penambahan fonem
4. Pembentukan gabungan atau gugus konsonan dari fonem konsonan tunggal
5. Perubahan pelafalan kata atau singkatan

Sebelumnya telah diketahui bahwa fonetik merupakan salah satu bidang ilmu yang
membahas pengucapan bunyi-bunyi bahasa atau fonem suatu bahasa. Kesalahan fonetis
membuka kemungkinan terjadinya penafsiran pendengar terhadap makna ucapan itu. Fonem
yang ada di dalam bahasa inggris yang diucapkan atau dilafalkan menurut sistem yang berlaku
sebagai berikut:
a)      Kesalahan pelafalan fonem karena penambahan fonem
Kesalahan penambahan fonem di karenakan pemakai bahasa tersebut menambahkan
fonem tertentu pada kata-kata yang di lafalkan. Contoh kesalahan penambahan fonem.
Bahasa inggris:
“Myakne weh, isun weh kesel ambai lare ikau”.
Bahasa Indonesia:
“Biarkan saja, saya sudah jengkel dengan anak itu”.
Contoh tersebut merupakan prediksi kesalahan pada penambahan fonem yaitu “Makne”
yang dalam bahasa osing di lafalkan menjadi “Myakne”. Pada kalimat tersebut kata “Makne”
terjadi karena penambahan fonem konsonan yaitu kata “Makne” menjadi “Myakne”, terjadi
penambahan konsonan “y” pada kata “Makne” dalam bahasa osing sehingga menyebabkan
pelafalan tidak baku jika dilafalkan dalam Bahasa Indonesia. Kata “Myakne dalam bahasa
Indonesia berarti “Biarkan”.
b)      Perubahan fonem konsonan
Terdapat banyak kesalahan pelafalan karena fonem-fonem tertentu berubah atau tidak di
ucapkan sesuai kaidah. Di antara contoh kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
 Bahasa Indonesia
 Bahasa Inggris
 Februari
 Rafi
 November
 Pebruari
 Rapi
 Nopember
Bahasa INGGRIS:
“Isun ulyan pebruari arepe’ kawin, tekoo ya”.
Bahasa Indonesia:
“Saya bulan februari mau nikah, datang ya”
Contoh tersebut merupakan prediksi kesalahan berbahasa pada perubahan fonem
konsonan. Masyarakat inggris sering kali melafalkan huruf “F” dengan huruf “P” sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan fonem konsonan dari F ke P, yang seharusnya “Februari” di
lafalkan “Pebruari” oleh masyarakat inggris.
Masyarakat Inggris melafalkan  huruf “F” menjadi “P”, begitu juga huruf “V” di lafalkan
menjadi “P”. Jadi, masyarakat Inggris susah untuk melafalkan huruf “F dan V”, sehingga hal
tersebut menjadi kebiasaan masyarakat Inggris melafalkan huruf “F dan V” menjadi “P”.
c)      Perubahan pelafalan kata atau singkatan
Dalam melafalkan singkatan seharusnya tetap dibaca menurut tulisan tersebut, banyak
orang yang ragu-ragu dalam melafalkan singkatan, keragu-raguan tersebut di sebabkan oleh
pengaruh lafal bahasa daerah atau lafal bahasa asing. Padahal, semua kata atau singkatan yang
terdapat dalam bahasa Indonesia harus di lafalkan secara lafal Indonesia. Misalnya:
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
NG (No Good)
Na gud
Bahasa Ingrris:
“Na gud oro weh lare iku, sampe’ kaget isun”
Bahasa Indonesia:
“NG (No Good-Tidak Bagus) anak itu, saya sampai terkejut”.
Bukan hanya Bahasa Indonesia yang terpengaruh oleh bahasa daerah tetapi bahasa
inggris juga ikut berperan dalam kesalahan pelafalan. Contoh diatas merupakan kesalahan
pelafalan dalam singkatan yang seharusnya tetap di baca “En Ge” tetapi orang Osing
membacanya “Na Gud”. NG (No Good) diartikan dalam Bahasa Indonesia bearti tidak bagus
tetapi dikarenakan aksen bahasa ibu perubahan pelafalan kata atau singkatan terjadi dalam orang
inggris sehingga melafalkan NG tersebut menjadi “Na Gud”. Prediksi kesalahan pelafalan kata
atau singkatan seperti contoh diatas disebut dengan kesalahan adaptasi yakni terjadi karena
pemakai bahasa menyesuaikan kata-kata bahasa Indonesia menurut kemampuan fisiologis atau
kebiasaan berbahasa dalam bahasa daerahnya.
Kata “Na gud” dalam bahasa inggris merupakan kata makian yang digunakan seseorang
untuk seseorang yang membuat orang tersebut jengkel. Seperti contoh diatas, kata “Na gud” di
gunakan pada seseorang yang telah membuat orang tersebut terkejut sehingga orang tersebut
menggunakan kata “Nagud” untuk memaki orang tersebut.
Kata “Na gud” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Busyet dah”. Namun
kata “Na gud” tersebut berasal dari kata bahasa inggris yaitu “No Good” yang diartikan ke dalam
bahasa Indonesia berarti “Tidak Bagus”. Namun kata “Busyet dah” dalam bahasa Indonesia
merupakan kata yang tidak baku atau biasa disebut dengan bahasa gaul yang sehingga
menyebabkan kesalahan berbahasa Indonesia dan bahasa daerah.
d)     Kesalahan pelafalan karena penghilangan fonem vocal
Kesalahan pelafalan karena penghilangan fonem  juga sering terjadi di dalam bahasa inggris.
Misalnya;
 Bahasa Indonesia
 Bahasa Inggris
 Sekolah
 Sepuluh
 Skolah
 Spoloh
Bahasa inggris:
“Apuwo iro’ heng skolah mau?”.
Bahasa Indonesia:
“Kenapa kamu tadi tidak sekolah?”.
Prediksi kesalahan pada kalimat diatas merupakan kesalahan pelafalan penghilangan
fonem. Fonem sekolah menjadi skolah yang seharusnya “Sekolah” terbaca “skolah” oleh
masyarakat osing.
e)      Pembentukan gabungan atau gugus konsonan dari fonem konsonan tunggal
Diftong adalah dua vokal berurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Dua
deret vokal yang diucapkan dengan serentak itu menyebabkan terjadinya perubahan pada
kualitas bunyinya. Misalnya au menjadi o, ai menjadi e, oi menjadi oe. Dalam sebuah
percakapan atau tuturan, proses perubahan bunyi juga dapat terjadi sebaliknya. Artinya, selain
dua bunyi vokal dapat berubah menjadi satu bunyi vokal, satu bunyi vokal juga dapat berubah
menjadi dua bunyi vokal. Misalnya dalam bahasa Indonesia bunyi o menjadi au pada kata topan
menjadi taufan. Apabila dua vokal tidak berada pada suku kata yang sama, maka deret vokal
tersebut tidak termasuk dalam kategori diftong. Misalnya au pada kata ma-u, ai pada kata ma-in,
dan lainnya.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, terapat diftong ai untuk vokal i. misalnya:
 Bahasa Indonesia
 Bahasa Iggris
 Begini
 Gedigai
 
Bahasa Inggris:
“Ceritone iku sing gedigau tapi ceritone ikau gedigai”
Bahasa Indonesia:
“Ceritanya itu tidak seperti itu tapi begini ceritanya”.
             Contoh diatas merupakan salah satu prediksi kesalahan pembentukan gabungan atau
gugus vocal [ai] untuk vocal [i] pada bahasa osing. Pada kalimat diatas, kata “Gedigi” menjadi
“Gedigai”, hal tersebut merupakan pembentukan gabungan atau gugus vocal [ai] untuk vocal [i].
Selain terdapat diftong ai untuk vocal i, ditong au untuk vocal u juga terdapat pada bahasa osing.
Misalnya
 Bahasa Indonesia
 Bahasa Osing
 Abu
 Awau
 Bahasa Inggris
“Pas gunung kelud meledos, umyahe riko seng keneng awau ne’?”
Bahasa Indonesia:
“Ketika gunung kelud meletus, rumah anda tidak terkena abunya?”.
            Contoh diatas merupakan contoh prediksi kesalahan pembentukan gabungan atau gugus
vocal [au] untuk vocal [u] pada bahasa inggris. Contoh tersebut merupakan pelafalan
pembentukan gabungan yaitu fonem “awu” terbaca “awau” dalam bahasa osing.
 
Kesimpulan

Sistem fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris terdapat perbedaan pada
diftong dan palatalisasi, perbedaan tersebut mempengaruhi dalam pelafalan bahasa Indonesia,
terutama pengaruh B1 sangat menonjol terhadap B2.
Sesuai dengan sistem Bahasa Indonesia, ketidaktepatan pengucapan atau melafalkan
fonem-fonem merupakan adanya gejala penyimpangan atau kesalahan berbahasa Indonesia. Pada
umumnya kesalahan itu terjadi pada pengucapan fonem:
a)      Perubahan fonem
b)      Penghilangan fonem
c)      Penambahan fonem
d)     Perubahan pelafalan kata atau singkatan
e)      Pembentukan gabungan atau gugus konsonan dari fonem konsonan tunggal.
 

You might also like