Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 61

PROSEDUR KESELAMATAN UMUM

BAB 1. Pabrik Produksi dan Tempat Kerja

1. Lingkungan didalam dan luar pabrik harus terjamin kebersihan, kerapian dan ketertibannya.

2. Melubangi struktur dan lantai bangunan atau melakukan pemasangan katrol diluar titik yang
ditentukan , serta menyimpan barang berat diluar tempat yang ditentukan, harus melalui persetujuan dari
departemen teknis unit terkait. Tempat untuk menyimpan barang berat dan titik pemasangan katrol harus
diberi tanda yang jelas (diberi tanda garis batas beban )

3. Dilarang menggunakan pipa apapun sebagai titik beban gantung barang berat dan katrol

4. Sumur, kubangan, lubang, liang dan saluran harus diratakan dengan tanah dan ditutup dengan plat yang
kokoh. Apabila mengharuskan membuka plat penutup ketika ada pekerjaan perbaikan , maka harus
disediakan pagar sementara untuk mengisolasi area lubang tersebut. Lubang atau liang sementara yang dibuat
ketika proses konstruksi berlangsung 、 setelah pekerjaan konstruksi selesai harus diratakan kembali seperti
semula.

5. Semua area angkat, lubang besar maupun kecil, tangga dan platform harus disediakan pagar/pembatas
yang tingginya tidak kurang dari 1050 mm dan plat pelindung yang tingginya tidak kurang dari 100 mm.
Apabila pada saat melakukan perbaikan memerlukan pembongkaran pagar/ pembatas, maka harus
menyediakan pagar penutup saat dilakukan pembongkaran pembatas tsb serta setelah pekerjaan perbaikan
selesai segera memasang kembali pagar/pembatas nya. Setelah pemasangan kembali Jangan melakukan
perubahan pada tinggi pagar yang sebelumnya berukuran 1000 mm.

6. Semua tangga, platform, koridor, pagar harus dalam keadaan utuh, lantai platform harus terpasang dengan
kokoh dan mempunyai permukaan yang tahan slip untuk mencegah terpeleset.

7. Pintu masuk, koridor, tangga platform dan tempat lainnya, tidak boleh disimpan benda/barang rongsokan
yang dapat menghalangi akses jalan. Ketika sementara meletakkan benda seperti tali kawat diatas lantai yang
mudah menyebabkan orang tersandung , harus dipasang tanda peringatan yang jelas. Ketika ada lumpur
debu kapur diatas lantai harus segera dibersihkan agar tidak terpeleset.

8. Lampu penerangan yang terdapat didalam dan luar area kerja pabrik harus memliki pencahayaan yang
cukup. tempat seperti dashboard, tangga dan koridor serta berbagai tempat sempit yang dekat dengan
bagian mesin yang berputar dan peralatan lain yang suhu permukaannya tinggi yang dipasang alat pengukur
seperti alat pengukur level air, pengukur tekanan, pengukur vakum, termometer dan berbagai alat pengukur
lainnya butuh pencahayaan khusus yang cukup. Harus dipasang lampu exit darurat pada tempat yang terdapat
operating panel、alat pengukur penting(seperti alat ukur level air)、tangga utama、koridor、dll. Selain
itu di tempat kerja juga harus disediakan sejumlah senter yang layak pakai, supaya saat diperlukan bisa
digunakan.

9. Area produksi dan gudang harus menyediakan peralatan pemadam kebakaran yang diperlukan seperti
hydran, fire hose, apar, kotak pasir, kain asbes dan peralatan pemadam kebakaran lainnya. Peralatan
pemadam kebakaran harus diperiksa dan dicek secara berkala, supaya saat akan digunakan bisa berfungsi
secara baik. Peralatan pemadam kebakaran tidak diizinkan dialihkan untuk kepentingan/keperluan lain.
10. Pada tempat kerja dilarang menyimpan benda yang mudah terbakar seperti bensin, minyak tanah, alkohol
dll. Oli dalam jumlah kecil yang diperlukan dalam pengoperasian dan grease gun serta ketel/teko minyak yang
digunakan sehari-hari harus disimpan didalam ruangan penyimpanan yang sudah ditentukan

11. Area produksi harus tersedia kotak besi yang berpenutup untuk menyimpan bahan penyeka/lap seperti
kain lap、kain majun、dll, bahan penyeka yang sudah digunakan harus disimpan didalam kotak pembungan
supaya dapat berkala di bersihkan.

12. Kabel listrik yang berada di luar dan dalam area produksi harus ditutup rapat menggunakan bahan
pelindung ,sebelum masuk kedalam lubang kabel kontrol room, cable vault, panel kontrol, switch cabinet.

13. Sumber pemanas yang digunakan di area produksi harus ada orang khusus yang mengolah. Tekanan yang
digunakan harus sesuai dengan persyaratan peralatan pemanas . Jika ada sumber panas yang tekannnya
cukup tinggi harus dipasang alat penurun tekanan serta dipasang valve pengaman.

14. Bongkahan es beku pada bangunan pabrik 、 cerobong asap 、 menara air dan lainnya yang terletak di
daerah dingin, ketika memiliki bahaya runtuh dan melukai orang harus segera dibersihkan. Bila tidak bisa
dibersihkan harus mengambil langkah-langkah pencegahannya. Harus segera membersihan atap bangunan
pabrik yang ditumpuki oleh benda/barang, abu 、 salju dan bongkahan es yang membeku. Seharusnya tidak
boleh adanya kebocoran gas dan air yang menyebabkan terbentuknya gundukan es pada pintu pembuangan
gas、pintu air、saluran pipa yang terdapat di bagian puncak bangunan pabrik,untuk mencegah ambruknya
atap bangunan pabrik.

15. Bangunan pabrik harus diperiksa secara berkala, apakah ada pintu dan jendela yang tidak utuh, struktur
bangunan pabrik seharusnya tidak mengalami tanda-tanda kemiringan、keretakan dan penurunan.

16. Bangunan pabrik harus tersedia kotak P3K yang dalammnya terdapat kasa steril dan obat-obatan yang
diperlukan.

17. Elevator yang ada pada bangunan pabrik sebelum digunakan harus melalui pemeriksaan kelayakan dari
pihak terkait, mendapatkan sertifikat kelayakan operasi dan membuat sistem peraturan keselamatan
penggunaan dan sistem pemeliharaan berkala. harus ada orang khusus yang bertanggung jawab dalam
mengolah pemeliharaan lift. Apabila terdapat permasalahan pada perangkat safety locking 、 perangkat
otomatis、bagian mesin、sistem pencahayaan dan sinyal、dll pada elevator, maka pengoperasiannya harus
segera dihentikan serta segera mengambil langkah-langkah keselamatan yang diperlukan dilakukan , untuk
mencegah jatuh dari ketinggian dan kecelakaan fatality lainnya.

BAB 2. Seragam dan Persyaratan Seorang Pekerja


1. Semua karyawan harus menguasai pertolongan darurat sesak nafas 、 CPR dan tersengat listrik serta
mengetahui pengetahuan tentang pertolongan darurat pada luka bakar 、luka lepuh、luka luar、keracunan
gas beracun.

2. Baju kerja karyawan tidak boleh ada bagian yang mudah tersangkut pada mesin yang sedang berputar; saat
kerja harus menggunakan seragam kerja, kancing baju seragam harus dikancing semua; dilarang menggunakan
syal dan pakaian panjang. Bahan yang digunakan untuk membuat baju kerja , dilarang dari bahan nilon,
sintetis dan serat kapas campuran , untuk mencegah saat baju terkena api tidak menyebabkan luka bakar
yang serius pada orang yang memakai baju tesebut. Saat karyawan masuk ke area produksi di larang memakai
sendal jepit, untuk kayawan wanita dilarang menggunakan rok dan sepatu hak tinggi. Karyawan wanita yang
berambut panjang harus diikat dan dimasukkan kedalam helm safety. Ketika melakukan pekerjaan yang
bersinggungan dengan objek panas harus memakai sarung tangan dan seragam pelindung khusus.

3. Siapapun yang masuk ke dalam area produksi kecuali kantor 、 ruang kontrol 、 ruang shift dan ruang
maintenance harus memakai helm safety.

BAB 3. Pemeliharaan Peralatan


1. Bagian yang berputar dari mesin harus dilengkapi dengan pelindung atau peralatan pelindung lainnya
seperti pagar dan cover pelindung, bagian poros yang terlihat harus ditutup dengan tutup pelindung, untuk
mencegah pakaian tergulung kedalam poros yang berputar, dilarang melepaskan cover pelindung atau
peralatan pelindung lainnya yang terdapat pada kopling dan roda gigi ketika peralatan sedang
berputar/beropersasi.

2. Pada mesin yang sedang beroperasi tidak diizinkan memasang 、 melepas dan membetulkan posisi belt
konveyor ,menaburkan rosin diatas belt konveyor dan benda lainnya.

3. Tidak diizinkan melakukan perkerjan perbaikan apabila mesin belum sepenuhnya berhenti beroperasi.
Harus melakukan langkah pencegahan mesin tiba-tiba berputar ketika proses maintenace sedang
berlangsung,seperti pemutusan sumber listrik(saklar motor listrik,memutuskan saklar pisau atau sekering
,melepaskan sekering dari saklar sumber listrik operasi ); memutus sumber angin 、sumber air、sumber
gas ; semua yang berhubungan dengan gate, valve dll harus di tutup; untuk tempat-tempat yang disebutkan
diatas harus digantung papan peringatan. Jika diperlukan juga harus mengambil tindakan penyetopan yang
bisa diandalkan. Petugas penanggung jawab perbaikan sebelum melakukan pekerjaan harus melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan apakah langkah-langkah keselamatan yang disebutkan diatas
sudah dilakukan, setelah dipastikan tidak ada kesalahan atau permasalahan baru boleh mulai bekerja.

4. Dilarang membersihkan、mengelap、dan memberikan pelumas pada bagian mesin yang sedang berputar
serta memasukkan tangan kedalam cover pelindung. Tidak diizinkan melilitkan kain lap pada tangan atau jari
tangan saat membersihkan/mengelap bagian mesin yang sedang berputar/beroperasi, hanya ketika bagian
mesin yang sedang berputar/beroperasi tidak memiliki bahaya terhadap pekerja baru diizinkan menggunakan
oli can atau oli gun untuk mengisi minyak kedalam oil cup dan bearing.

5. Dilarang berjalan dan duduk diatas pagar 、 pipa 、 belakang roda 、 penutup keselamatan atau peralatan
yang sedang beroperasi , apabila harus duduk diatas pipa baru bisa melakukan pekerjan , maka harus
melakukan langkah-langkah keselamatan yang diperlukan.

Perbaikan pada mesin jenis berputar

1. Semua perbaikan terhadap mesin berputar seperti blower 、 pompa 、 mesin crusher batubara 、 powder
feeder 、 coal feeder 、 mesin penghancur slag dll , sebelum dilakukan perbaikan , penanggung jawab
perbaikan harus mengikuti peraturan pasal 35 yang berisi tentang pemeriksaaan terhadap langkah-langkah
keselamatan untuk mencegah mesin tiba-tiba beroperasi ketika sedang dalam proses perbaikan.

2. Petugas shitf terkait harus mencatat penyebab mesin mengalami kondisi pemutusan sumber listrik dan
berhenti berputar kedalam buku catatan harian operasional. Penanggung jawab kerja harus dengan resmi
memberitahu petugas shift , bahwa pekerjaan perbaikan sudah selesai. Petugas shift hanya boleh melepas
papan tanda peringatan/loto setelah mendapatkan pemberitahuan secara resmi dari penanggung jawab kerja
perbaikan dan setelah kelapangan untuk memastikan pekerja telah meninggalkan peralatan
kerja,memulihkan penggunaan peralatan serta di catat kedalam buku catatan operasional harian.

3. Semua Percobaan pengoperasian terhadap mesin berputar yang selesai diperbaiki, dilakukan oleh petugas
shift operasional berdasarkan permintaan dari penanggung jawab kerja perbaikan, petugas tim perbaikan
tidak boleh sendiri melakukan commissioning pengoperasian terhadap mesin yang baru diperbaiki
4. Setelah mesin berputar selesai diperbaiki, penanggung jawab kerja harus melakukan pengecekan pada
pekerja dan peralatan, setelah memastikan didalam mesin sudah tidak ada pekerja yang berada di dalam dan
peralatan yang tertinggal, baru menutup manhole dan pintu peralatan.

5. Setelah mesin berputar selesai diperbaiki, peralatan pelindung pada bagian mesin yang berputar harus
dipasang kembali secara kokoh, jika tidak dilarang menghidupkan/mengoperasikan mesin tsb.

6. Setelah perbaikan pada kipas pengisap, blower, pemanas awal udara/air preheater rotary dan lainya,
sebelum percobaan pengoeprasian penanggung jawab kerja perbaikan dan petugas shift operasioanal harus
melakukan pemeriksaan untuk memastikan sudah tidak ada orang yang bekerja diruang pembakaran,
cerobong asap, air preheater dan tempat lainnya, setelah itu baru boleh melakukan percobaan penghidupan
mesin/ pengoperasian mesin.

7. Ketika commissioning penghidupan pada mesin berputar, selain petugas pengoperasian, petugas yang lain
harus terlebih dahulu menjauh dari lokasi penghidupan mesin tersebut,dan berdiri pada posisi sumbu mesin
berputar, untuk mencegah bagian dari mesin yang berputar terlepas dan mengenai/melukai orang yang
berada disekitarnya

BAB 4. Hal-hal Tentang Keselamatan Umum yang Harus diperhatikan Dalam Penggunaan Listrik
1. Cover besi dari semua peralatan listrik harus memiliki perangkat grounding yang baik. Saat penggunaan
tidak dizinkan melepas atau melakukan pekerjaan apapun pada peralatan grounding tersebut

2. Papan tanda yang terdapat pada peralatan listrik apapun, selain petugas awal yang bertugas
menggantungkannya atau petugas operasional shift yang bertanggung jawab, siapapun tidak boleh
memindahkannya.

3. Tidak diizinkan mendekati atau menyentuh bagian peralatan listrik yang di aliri oleh arus listrik , pekerjaan
yang memerlukan perizinan khusus, harus mematuhi peraturan terkait 《 prosedur keselamatan kerja dalam
perlistrikan》tentang (bagian pembangkit listrik dan gardu listrik) dan (bagian jalur tenaga listrik).

4. Saat tangan dalam kondisi basah tidak diizinkan menyentuh tombol on/off lampu listrik dan peralatan listrik
lainnya( kecuali peralatan listrik yang memiliki tegangan listrik aman)

5. Ketika Terdapat keausan dan ketidaklengkapan pada cover saklar sumber listrik dan insulasi kabel listrik
atau bagian yang membawa arus listrik terbuka, maka harus segera menghubungi ahli listrik untuk
memperbaikinya, tidak di izinkan untuk digunakan jika masih belum diperbaiki.

6. Ketika mengetahui ada orang yang tersengat listrik harus segera memutus sumber listrik, supaya korban
dapat terlepas dari sengatan listrik serta segera melakukan pertolongan. Jika kejadian berada di ketinggian,
maka saat melakukan pertolongan harus mencegah jangan sampai terjatuh dari ketinggian.

7. Ketika menemukan ada perlatan listrik yang tebakar harus segera memutus sumber listrik peralatan terkait,
lalu melakukan pemadaman api. Terhadap peralatan listrik yang memiliki arus listrik dan mesin pembangkit
listrik, motor listrik dll, pemadaman api harus menggunakan apar kering, apar korbondioksida atau apar 1211;
terhadap saklar minyak, trafo (sumber listriknya sudah terisolasi) pemadaman apinya bisa menggunakan apar
kering, apar 1211, jika masih tidak bisa memadamkan api baru memakai apar busa untuk pemadaman apinya,
pemadaman menggunakan pasir kering jika tidak ada pilihan lain ; kebakaran diatas lantai insulasi yang
disebabakan oleh minyak pemadamnya harus menggunakan pasir kering.

8. Saat melakukan pemadaman api yang memungkinkan terbentuknya gas beracun (kebakaran karena kabel
listrik dll ) , petugas pemadam kebakaran harus menggunakan alat bantu pernapasan tekanan udara api
positif

BAB 5. Penggunaan Peralatan

Peralatan umum
1. Sebelum menggunakan peralatan harus diperiksa terlebih dahulu , peralatan yang tidak lengkap tidak
diizinkan untuk digunakan

2. Kepala godam dan palu tangan harus dalam kondisi baik dan permukaanya harus halus tidak kasar 、tidak
boleh bengkok 、 terdapat cacat 、melengkung 、retak ,dan kondisi tidak baik lainnya. gagang palu godam
dan palu tangan harus terbuat dari sebatangan kayu yang keras/kokoh, tidak boleh dari batangan kayu yang
sudah dibelahan, pemasanganya harus benar-benar kuat/kokoh, menggunakan baut untuk mengeratkan
gangang palu dengan kepala palu. Tidak boleh terdapat noda minyak pada gagang palu. Tidak boleh
menggunakan satu tangan atau memakai sarung tangan ketika mengayunkan/mengacungkan godam, tidak
boleh ada orang berdiri didekat kegiatan penggunaan godam berlangsung

3. Ketika menggunakan alat pahat/kikir untuk mengikir benda yang keras atau rapuh ( seperti besi
kasar 、 tembaga mentah 、 semen , dll ) harus menggunakan safety goggle , jika diperlukan dilakukan
pemasangan pagar penutup untuk mencegah serpihan melukai orang yang berada disekitarnya. Tidak
diizinkan menggunakan alat pahat/kikir jika bagian tangkai kikir tidak rata、terdapat noda minyak,dll

4. Perlu dilakukan pemeriksaan berkala pada mesin gerinda. Tidak boleh terdapat keretakan pada mesin
gerinda dan kondisi tidak baik lainnya. Mesin gerinda harus terdapat cover pelindung yang terbuat dari plat
baja, yang mampu menahan serpihan dari pecahan batu gerinda. Cover pelindung minimal dapat menutupi
setengah dari bagian atas gerinda. Dilarang menggunakan mesin gerindra yang tidak terdapat cover
pelindungnya (kecuali gerinda portable kecil yang dipergunakan untuk pekerjaan khusus).

5. Ketika mengasah menggunakan mesin gerinda, harus memakai kacamata pelindung atau memasang
plindung kaca. Ketika menggunakan gerinda untuk mengasah peralatan kerja harus memastikan percikan api
mengarah kebawah. Tidak boleh mempergunakan sisi/pinggir gerinda untuk mengasah.

6. Mesin gergaji pemotong besi harus memenuhi berbagai ketentuan yang disebutkan diatas. Saat digunakan
pekerja harus berdiri disamping gergaji, gergaji harus bergerak secara berlahan mendekati benda yang akan
dipotong, tidak boleh sekaligus menggunakan tenaga yang terlalu besar 。

Peralatan listrik

1. Harus ada orang khusus yang menyimpan peralatan listrik, setiap 6 bulan sekali harus ada pihak penguji
listrik yang melakukan pengujian terhadap perangkat dan peralatan tersebut secara berkala; sebelum
digunakan harus memastikan apakah kondisi kabel dalam keadaan baik, ada tidaknya grounding; tidak
diijinkan memakai yang rusak dan yang kualitas insulasinya tidak bagus ; saat akan digunakan harus
berdasarkan ketentuan terkait memasang alat pelindung kebocoran listrik dan grounding; apabila dalam
proses penggunaan terjadi masalah, harus segera mencari teknisi listrik untuk melakukan perbaikan.

2. Pekerja yang tidak mengetahui cara penggunaan perangkat dan peralatan listrik secara baik tidak diizinkan
menggunakan perangkat dan peralatan tersebut.

3. Harus memakai sarung tangan insulasi ketika menggunakan bor listrik dan peralatan listrik lainnya.

4. Ketika melakukan pekerjaan didalam wadah logam (seperti steam drum, kondensor, tangki, dll) , harus
menggunakan peralatan listrik yang tegangannya di bawah 24 volt, jika tidak, perlu menggunakan peralatan
kerja grade 2 (dengan simbol struktur 1), nilai arus listrik yang dipasang tidak boleh lebih besar dari 15
milliampere, alat pelindung kebocoran listrik tidak boleh diatas 0,1 detik berfungsi setelah mendeteksi adanya
kebocoran listrik, serta ditugaskan orang khusus untuk melakukan monitoring terus menerus diluar, alat
perlindungan kebocoran listrik 、alat penghubung sumber listrik dan kotak kontrol, dll harus disimpan diluar
wadah peralatan.

5. Ketika menggunakan perangkat dan peralatan listrik, tidak diijinkan membawa bagian kabel dan bagian
bergerak dari peralatan listrik. Ketika menggunakan peralatan listrik diatas tangga harus melakukan secara
baik langkah-langkah pencegahan tesengat listrik dan jatuh dari ketinggian.

6. Ketika menggunakan pressure bar untuk menekan bor listrik , pressure bar harus tegak lurus dengan bor
listrik, apabila satu sisi presure bar tertancap pada bagian benda padat , titik menancapnya pressure bar
harus terjamin kekokohannya

7. Menggunakan lampu portable harus memperhatikan hal-hal di bawah ini:

1.Tegangan listrik lampu portable tidak boleh melebihi 36 Volt. Tegangan listrik lampu portable tidak boleh
melebihi 12 Volt ketika bekerja di tempat yang lembab atau area sekitar kerja yang berbahan logam dan
konduktor, seperti steam drum 、 kondensator 、 mesin pemanas 、 mesin steam 、 deaerator serta wadah
logam lainnya atau didalam wadah air,dan wadah lainnya

2.Sumber listrik lampu portable disediakan oleh trafo jenis portable dan stasioner/tetap , tidak boleh
menyimpan trafo di dalam steam drum、ruang pembakaran、kondensator、dll

3.Bagian tegangan tinggi trafo lampu portable harus terdapat steker ,bagian tegangan rendahnya terdapat
socket,serta memakai 2 jenis steker yang tidak dapat saling dicolokkan

4.Cover luar trafo lampu portable harus memiliki grounding yang baik, bagian tegangan tingginya lebih baik
menggunakan steker yang memiliki 3 kepala colokan

8. Kabel listrik peralatan yang digunakan dan peralatan listrik tidak boleh bersentuhan dengan
bagian/permukaan panas , tidak boleh diletakkan diatas lantai yang basah/lembab , serta menghindari
kendaraan berat dan benda berat menimpa kabel listrik

Peralatan Pneumatik

1. Pekerja yang tidak memahami cara penggunaan peralatan pneumatik, tidak diizinkan menggunakan dan
memperbaiki peralatan tersebut.

2. Pemasangan bagian dari peralatan pneumatik seperti palu 、 mata bor , dan bagian peralatan lainnya
harus terpasang secara kokoh , untuk mencegah terlepas ketika dalam proses pemakaiannya. Tidak boleh
mengganti bagian peralatan yang berputar sebelum peralatan itu berhenti berputar.

3. Selang peralatan pneumatik harus tersambung secara kokoh dengan alatnya. Sebelum Selang dipasang
seharusnya di tiup sampai bersih. Pelepasan dan pemasangan selang hanya boleh dilakukan ketika proses
pengiriman angin berhenti

Blast burner

1. Penyalaan blast burner harus memenuhi persyaratan dibawah ini:wadah penyimpanan minyaknya tidak
bocor , mulut semprotan api tidak tersumbat,bagian uliran tidak mengalami kebocoran udara; tempat
penyimpanan minyak tidak boleh melebihi 3/4 dari wadah; baut pengisian minyak harus terpasang dengan
rapat.

2. Hal hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan blast burner :saat menghidupkan blast burner tidak
boleh berhadapan dengan orang atau bahan yang mudah terbakar; tekanan didalam wadah minyak tidak
boleh terlalu tinggi; area kerja tidak boleh dekat dengan bahan yang mudah terbakar dan benda yang
mengandung aliran listrik; sebisa mungkin bekerja di tempat yang sirkulasi udaranya baik, untuk mencegah
udara pembakaran memenuhi ruangan;tidak diizinkan meletakkan blast burner diatas benda yang memiliki
suhu tinggi ; dilarang mengisi blast burner yang menggunakan bahan bakar minyak tanah dan minyak
esensial dengan bahan bakar bensin;setelah selesai menggunakan blast burner,tekanannya harus ditutup
sampai habis,menunggu suhunya turun baru boleh di masukkan kedalam kotak penyimpanannya

3. Pekerjaan pengisian minyak, penempatan minyak serta pemasangan dan pelepasan sumbu api dan
pekerjaan lainnya harus menunggu mulut sumbu api dingin/tekanan suhu turun baru boleh dilaksanakan

BAB 6. Ketentuan Tiket Kerja

Pada saat melaksanakan pekerjaan perbaikan ataupun perakitan/pemasangan di area produksi, demi menjaga
keselamatan pelaksanaan kerja dan keamanan operasional peralatan serta mencegah terjadinya kecelakaan,
setiap departemen dan bagian yang berkaitan perlu dengan seksama melaksanakan ketentuan pelaksanaan
dalam tiket kerja.

Berikut adalah karyawan yang bertanggung jawab terhadap keselamatan pekerjaan:

 Penerbit tiket kerja: kepala workshop, tenaga spesialis;


 Penanggung jawab pekerjaan, supervisor bagian perawatan, tim leader;
 Pemberi izin kerja, supervisor operasional.
Perhatian: Seluruh anggota grup perbaikan selain supervisor harus terdapat penanggung jawab kerja, yang
berkaitan dengan divisi harus ditentukan satu pemimpin kerja untuk memimpin seluruh pekerjaan perbaikan,
serta bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja.

Tiket kerja harus ditandatangani oleh kepala ataupun wakil kepala workshop, ataupun karyawan yang ditunjuk
khusus oleh kepala workshop dan disetujui oleh perusahaan untuk menandatangani tiket. Tiket kerja yang
ditandatangani oleh karyawan selain yang disebut di atas tidak berlaku.

Setelah supervisor operasional mendapatkan ijin dari kontroller dan melakukan tindakan keselamatan, maka
pekerjaan baru dapat mulai dilaksanakan oleh karyawan bagian perawatan.

Penerbit tiket kerja harus bertanggung jawab atas hal-hal berikut:

 Koordinator grup apakah diperlukan ataupun apakah pekerjaan bisa dilaksanakan.


 Langkah-langkah keselamatan yang ditulis di tiket kerja apakah telah benar dan telah diperbaiki.
 Selalu melakukan pengontrolan ke lapangan apakah pekerjaan dilaksanakan sesuai prosedur
keselamatan.
Penanggung jawab kerja harus bertanggung jawab atas hal-hal berikut:

 Memastikan pekerjaan dikoordinasi dengan benar dan aman sesuai dengan prosedur
keselamatan.
 Memberikan bimbingan dan arahan kepada karyawan pelaksana pekerjaan.
 Selalu memeriksa apakah karyawan saat dalam proses pelaksanaan pekerjaan telah mengikuti
ketentuan keselamatan dan melaksanakannya dengan baik.
Pemberi izin kerja (controller, supervisor operasional ataupun karyawan yang ditunjuk) harus bertanggung
jawab terhadap hal-hal berikut:

 Peralatan yang diperbaiki dan peralatan yang sedang beroperasi harus dipisahkan.
 Langkah-langkah keselamatan telah dibuat dengan benar dan dilaksanakan dengan baik.
 Menjelaskan dengan baik kepada penanggung jawab kerja tentang peralatan mana saja yang
memiliki bahaya bertekanan, bersuhu tinggi ataupun mudah meledak.
Sebelum memulai pekerjaan perbaikan, pemberi izin kerja dan penanggung jawab kerja harus secara bersama-
sama tiba di lokasi untuk memeriksa apakah pelaksanaan langkah-langkah keamanan telah dilaksanakan
dengan baik, setelah diperiksa maka tiket kerja akan ditandatangani, barulah pekerjaan boleh mulai
dikerjakan.

Apabila pekerjaan telah selesai dan masih ditemukan kondisi berikut, maka perlu dibuat ulang tiket kerja baru
serta melaksanakan pemeriksaan langkah-langkah pengerjaaan oleh pemberi izin kerja:
 Pada saat sebagian peralatan bagian perbaikan akan ditambahkan ke operasional.
 Pada saat ditemukan adanya pelanggaran berat oleh karyawan maintenance terhadap prosedur
keselamatan dan pengisian langkah-langkah keamanan, mencegah karyawan untuk
melaksanakan pekerja serta menarik kembali tiket kerja;
 Pada saat diperlukan adanya perubahan perbaikan atau pemisahan cara pemisahan peralatan
dan perubahan persyaratan kerja.
Tiket kerja harus diisi menggunakan pulpen atau pen ballpoint dalam rangkap dua, setelah disetujui dan
ditandatangani oleh penerbit tiket kerja, selanjutnya penangung jawab akan memberikan satu rangkap kepada
pemberi izin kerja untuk diperiksa prosedur pemberian izin.

Tiket kerja tidak boleh diubah sembarangan, segala perubahan harus mendapatkan tandatangan dari penerbit
tiket kerja (atau pemberi izin kerja) ataupun stempel, apabila tidak maka tiket kerja tersebut tidak berlaku.

Sebelum memulai pekerjaan, satu lembar kerja harus diberikan kepada penanggung jawab kerja, satu lembar
lainnya disimpan oleh pemberi izin kerja.

Rincian pekerjaan yang telah diizinkan (termasuk nomor tiket kerja, tugas pekerjaan, waktu pekerjaan yang
diizinkan serta penyelesaiannya) harus dicatat di buku catatan operasional supervisor (atau controller)

Setelah semua pekerjaan selesai, karyawan meninggalkan tempat kerja, penanggung jawab kerja dan
supervisor operasional (atau controller) harus menandatangani penyelesaian tiket kerja. Tiket kerja yang
sudah diregister akan dikirimkan ke pimpinan divisi yang bersangkutan. Tiket kerja yang sudah diregister harus
disimpan selama 3 bulan.

Apabila pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, maka penanggung
jawab pekerjaan perlu melakukan prosedur perpanjangan waktu penyelesaian.

Pada saat terjadi kondisi adanya hambatan permasalahan dan saat perlunya pengerjaan lembur ataupun
penyelesaian dengan segera, atas persetujuan dari controller dapat segera melaksanakan pekerjaan
perbaikan, akan tetapi perlu adanya pengawasan langkah-langkah keamanan oleh supervisor operasional
(atau controller) dan perlu adanya pencatatan yang jelas mengenai kondisi pekerjaan tanpa adanya tiket kerja.

Sebelum adanya registrasi tiket kerja oleh penanggung jawab kerja, supervisor operasional (atau controller)
tidak diperbolehkan memasukkan perbaikan peralatan ke operasional.

Ketentuan Tambahan Tiket Kerja Thermo Mekanik

Pengisian dan Penggunaan Tiket Kerja Thermo Mekanik

Pada saat melakukan pekerjaan perbaikan, pengujian ataupun pemasangan, apabila ditemukan kondisi di
bawah ini maka perlu dilakukan pengisian tiket kerja thermo mekanik (selanjutnya disingkat jadi tiket kerja):

Pada saat dilakukan penghentian peralatan produksi, sistem ataupun peralatan cadangan,karyawan
operasional berdasarkan prosedur keamanan pekerjaan kelistrikan (bagian thermal dan mekanik) akan
melakukan tindakan penghentian sumber daya listrik, memisahkan sistem thermal yang terkoneksi dengan
peralatan yang beroperasi, melakukan pengosongan tekanan terhadap perbaikan peralatan, pembersihan dan
pekerjaan perbaikan terhadap fasilitas keselamatan apapun. Perlu ditambahkan juga bahwa yang tercakup
dalam sistem tenaga thermal mencakup uap, air, hidrogen, minyak, gas, asap, saluran larutan material, angin,
pengompressan udara serta pembuangan abu, sistem pengiriman abu serta sistem peralatan produksi listrik.
Perlu ditekankan kepada karyawan operasional pada saat melakukan pengoperasian, pengaturan teknis
harus selalu memperhatikan keselamatan diri serta langkah-langkah keselamatan dalam pengoperasian
peralatan.
Setiap divisi yang menghasilkan listrik dapat berdasarkan persyaratan secara umum untuk menentukan
jadwal rincian pekerjaan dalam tiket kerja, akan tetapi tabel penjadwalan harus berdasarkan ketentuan salah
satu dari ketentuan di 1.1.1 atau 1.1.2 untuk pengisian tiket kerja.

Format tiket kerja dapat dilihat di lampiran 1.

Pekerjaan perbaikan darurat pada saat kecelakaan (mengacu pada permasalahan pada peralatan
utama maupun pembantu yang terpaksa harus segera dihentikan pengoperasiannya, perlu segera dilakukan
tindakan perbaikan darurat) diperbolehkan tidak mengisi tiket kerja, akan tetapi perlu mendapat persetujuan
dari kontroller. Apabila pekerjaan perbaikan darurat memerlukan waktu lebih dari 4 jam, maka tetap perlu
diisi tiket kerja; apabila pekerjaan dilakukan pada malam hari dan tidak dapat menemukan penerbit tiket kerja,
maka dapat melaksanakan pekerjaan terlebihi dahulu, dan pada hari berikutnya di shift pagi saat melakukan
pekerjaan perbaikan darurat, harus diurus berdasarkan ketentuan sebagaimana seharusnya. Berkaitan dengan
pekerjaan perbaikan darurat yang tidak perlu mengisi tiket kerja, termasuk penanganan permasalahan oleh
karyawan operasional, tetap harus dipastikan siapa penanggung jawab kerja, pemberi izin kerja, berdasarkan
ketentuan prosedur keselamatan melakukan tindakan pencegahan dan langkah keselamatan yang diperlukan,
prosedur pengurusan pekerjaan dan penyelesaian pekerjaan. Pemberi izin kerja harus mengisi nama
penanggung jawab kerja, langkah-langkah keselamatan yang diambil, waktu memulai dan penyelesaian
pekerjaan ke dalam catatan operasional shift.

Pekerjaan lain di lapangan yang tidak melakukan pengisian tiket kerja harus berdasarkan perintah
langsung dari atas kepada operasional, sebelum memulai pekerjaan harus mendapat persetujuan dari
operasional tersebut.

Apabila terdapat dua atau lebih grup dalam satu workshop pada satu sistem peralatan yang sama,
rincian langkah keselamatan yang sama (ataupun adanya perbedaan pada langkah keselamatan) dalam
melaksanakan pekerjaan peraikan, umumnya harus ditandatangani satu rangkap utama oleh penerbit tiket
kerja workshop serta menunjuk salah satu dari penanggung jawab dari pekerjaan tersebut sebagai
penanggung jawab kerja. Penanggung jawab utama bertanggung jawab mengkoordinasikan prosedur kerja
dan mengurus pemberian izin kerja, mengkoordinasikan tiap grup dalam bekerja dengan baik. Setiap grup
bertanggung jawab atas langkah keselamatan yang ada pada tiket kerja tersebut.

Pada satu grup dalam melaksanakan pekerjaan perbaikan peralatan secara terurut dan sama, apabila
langkah-langkah keselamatan tidak dapat secara menyeluruh diisi sebelum pekerjaan dimulai, dapat dilakukan
dengan cara mengurus tiket kerja lainnya.

Daerah larangan api baik luar maupun dalam harus melaksanakan ketentuan tiket kerja hotwork.

Persyaratan persiapan penerbit tiket kerja, pemberi izin dan penanggung jawab kerja

Penerbit tiket kerja


Tiket kerja harus diterbitkan oleh kepala workshop, wakil kepala workshop ataupun yang diajukan oleh kepala
workshop, melalui tenaga insinyur atau tenaga spesial yang disetujui oleh pimpinan pengatur produksi listrik.

Saat diperlukan juga bisa diajukan oleh kepala workshop dan melalui evaluasi dari divisi yang berkaitan, bukti
persetujuan dari pimpinan produksi, wakil supervisor menerbitkan tiket kerja yang berkaitan dengan sistem
peralatan yang menjadi tanggung jawabnya, di luar kaitannya dengan operasional lainnya, akan tetapi untuk
sistem umum, mesin utama serta mesin berat lainnya (akan ditentukan oleh divisi pembangkit listrik).

Penerbit tiket kerja harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

 Memahami pengaturan sistem serta kinerja peralatan;


 Memahami ketentuan prosedur keselamatan, ketentuan perbaikan serta operasional dan hal-
hal yang berkaitan;
 Menguasai persyaratan teknis keselamatan karyawan;
 Mengerti tentang teknik perbaikan.
Daftar nama penerbit tiket kerja yang telah disetujui (termasuk kepala workshop, wakil kepala workshop)
harus dikirimkan ke bagian listrik, kontroler, supervisor operasional, workshop yang berkaitan, dan dikirim
satu rangkap ke bagian administrasi.

Pemberi izin kerja

Pemberi izin kerja pada umumnya adalah supervisor ataupun wakil supervisor, pada saat diperlukan
supervisor dengan persetujuan pimpinan workshop dapat menunjuk karyawan operasional yang mampu
melaksanakan serta memeriksa langkah-langkah keselamatan, untuk memikul tanggung jawab dalam
mengatur sistem perbaikan dengan mengabaikan besar kecilnya perbaikan ataupun umum khususnya
perbaikan.
Daftar nama pemberi izin kerja yang disetujui oleh workshop dan adanya perubahan pos kerja yang
bersifat sementara harus diumumkan dan dilaporkan ke bagian peralatan, kontroler, supervisor operasional,
workshop yang berkaitan dan dikirim satu rangkap ke bagian administrasi.

Penanggung jawab pekerjaan

Penanggung jawab kerja umumnya adalah karyawan yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
terhadap keselamatan, mampu menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang optimal serta memiliki persyaratan
sebagai berikut:
 Memahami langkah-langkah prosedur keselamatan yang berkaitan;
 Menguasai kondisi perbaikan peralatan (seperti struktur maupun rincian yang kurang) dan
sistem yang berkaitan dengan peralatan perbaikan;
 Memahami standar kualitas perbaikan dan keselamatan.
Penerbit tiket kerja tidak dapat mengemban tugas tanggung jawab. Karyawan tingkat satu ataupun
trainee tidak diperboleh sebagai penanggung jawab kerja.
Daftar nama penanggung jawab kerja yang disetujui oleh workshop harus secara tertulis dilaporkan ke
perusahaan. Pimpinan, supervisor operasional, workshop yang berkaitan, dan bagian administrasi akan dikirim
rangkapnya.
Saat grup maintenance atau yang memberikan bantuan ke maintenance memerlukan operasional
untuk melaksanakan pekerjaan, maka harus menguasai kondisi peralatan yang akan diperbaiki (seperti
struktur, kerusakan dan sebagainya) serta hal-hal yang berkaitan dengan sistem perbaikan peralatan, setelah
diuji dan lulus, barulah dapat mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai penanggung jawab kerja.

Pengisian bagian langkah-langkah keamanan pada tiket kerja

Pada kolom “langkah-langkah keselamatan yang perlu diambil” pada tabel di tiket kerja, harus
dilengkapi dengan isian langkah berikut:
Mengharuskan karyawan operasional mengisi langkah keselamatan dengan baik. Misalnya:
memutuskan sumber daya listrik, memisahkan peralatan yang sedang beroperasi dari sistem,
mengurangi daya tekanan pada peralatan yang akan diperbaiki, pembersihan dan lain sebagainya.
Pada saat pengisian harus secara umum menuliskan nama-nama peralatan yang perlu
diputuskan listriknya (termasuk stop kontak, switch serta alat pelindung lainnya), pintu engsel yang
harus ditutup atau dibuka (harus ditulis jelas nama dan no. serinya), serta menggantung papan
peringatan, dan harus menuliskan penambahan kunci engsel sesuai dengan ketentuan keselamatan
yang ada.
Demi menjaga keselamatan pekerja serta peralatan, maka perlu diambil langkah-langkah
preventif.
Langkah-langkah preventif untuk menjaga agar karyawan maintenance tidak terkena racun, mati lemas,
dan ledakan gas.
Untuk point 1.3 dan 1.4 apabila dalam pelaksanaan dikerjakan oleh karyawan maintenance,
pada saat penerbitan tiket kerja harus ditulis “dikerjakan maintenance”
Isi langkah keselamatan yang agak banyak pada pekerjaan perbaikan skala besar dan kecil, divisi
pembangkit listrik dapat menggabungkan dengan langkah-langkah keselamatan yang telah
ditetapkan. Untuk rincian isi meski tidak diukur dari besar kecilnya perbaikan, tetapi langkah
keselamatan yang agak banyak, maka dapat dimasukkan ke lampiran lembar kedua untuk isi
langkah-langkah keselamatan.
Pada tabel di tiket kerja tentang “langkah-langkah keamanan tambahan”, harus diisi dengan rincian
berikut ini.
Apabila dikarenakan pelaksanaan operasional ataupun kerusakan pada peralatan (seperti katup pipa
yang tidak cukup rapat) , maka perlu langkah-langkah penyekatan yang lebih luas.
Menambah langkah keselamatan yang telah diajukan penerbit tiket kerja.
Mengingatkan kepada karyawan perbaikan untuk memperhatikan aspek keselamatan.
Apabila tidak ada tindakan keselamatan tambahan, maka di tiket kerja ditulis “tidak ada tambahan”.
Tidak boleh dibiarkan kosong tanpa diisi.

Ketentuan pelaksanaan langkah-langkah keamanan

Saat perlunya pemutusan sumber listrik dalam melakukan perbaikan, maka harus dilakukan
pemasangan papan peringatan “ada orang sedang bekerja, dilarang menghidupkan switch” pada stop kontak,
peralatan kontrol panel perbaikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Saat diperlukan pemutusan sumber listrik oleh karyawan yang bertugas dalam melakukan perbaikan
peralatan, apabila penanggung jawab perbaikan tidak melakukan persiapan ke ruang listrik untuk memeriksa
persyaratan langkah keselamatan, maka diperlukan form penghentian sumber listrik (form terlampir) .
Saat memperbaiki peralatan, apabila perlu menambahkan papan penyekat, maka perlu melakukan
langkah-langkah berikut:
Saat melakukan perbaikan terhadap sistem hidrogen, Gas, sistem minyak dan hal lain yang mudah
terbakar, mudah meledak ataupun dapat menyebabkan orang keracunan, harus menutup katup dengan baik
serta segera menambah papan penyekat pada flens untuk memastikan tidak ada kebocoran.
Saat melakukan perbaikan terhadap sistem uap, air, asap, sistem angin, pembuangan limbah umum,
aliran air, harus dilakukan penutupan terhadap katup, papan penyekat, penyangga, serta dipasang loto. Apabila
katup tidak cukup rapat, maka harus ditutup katup sebelumnya, serta memasang loto dan mempersiapkan
langkah-langkah keselamatan pada workshop.
Pada point 3.1 dan 3.2, untuk semua yang termasuk katup elektrik harus dimatikan sumber daya
listriknya, bagian kontrol pengoperasian peralatan juga harus dimatikan sumber daya listriknya.

Prosedur Pelaksanaan Tiket Kerja

Penerbitan tiket kerja


Penerbit kerja berdasarkan kebutuhan dan rencana waktu kerja menentukan penanggung jawab
pekerjaan.
Pada umumnya tiket kerja diisi oleh penerbit tiket kerja dalam dua rangkap. Penerbit tiket kerja akan
menjelaskan secara lengkap mengenai rincian pekerjaan kepada penanggung jawab kerja. Tiket kerja juga
boleh diisi oleh penanggung jawab kerja, setelah diisi, tiket kerja akan diperiksa dan disetujui oleh penerbit
tiket kerja, penerbit tiket kerja harus memperhatikan isi tiket kerja untuk memastikan tidak terdapatnya
kesalahan sebelum ditandatangani, serta menjelaskan ke penanggung jawab kerja secara rinci mengenai
rincian pekerjaan. Tiket kerja akan diberikan oleh penanggung jawab kerja kepada supervisor operasional.
Apabila beberapa grup pekerja berdasarkan ketentuan mengisi pada 1 lembar tiket kerja utama,
penanggung jawab kerja yang ada di tabel harus mengisi nama penanggung jawab kerja, setiap nama
penanggung jawab diisi pada point rincian yang menjadi tanggung jawabnya.

Penerimaan tiket kerja


Tiket kerja yang terdapat kekurangan pada umumnya pada satu hari sebelumnya ataupun hari itu satu
jam sebelum dimulainya pekerjaan,saat serah terima shift, supervisor harus memeriksa tiket kerja dengan baik
apabila diperlukan supervisor harus menambahkan langkah-langkah keselamatan dan setelah dipastikan tidak
terdapat masalah barulah ditandatangani untuk melanjutkan pekerjaan.
Apabila ditemukan permasalahan saat dilakukan pemeriksaan, maka perlu ditanyakan ke penanggung
jawab kerja, seperti adanya kesalahan pada langkah keselamatan ataupun adanya langkah yang tidak
dimasukkan, maka penerbit tiket kerja harus membuka ulang tiket kerja yang baru.
Supervisor operasional setelah menerbitkan tiket kerja, harus segera melakukan registrasi tiket kerja ke
buku registrasi tiket kerja.
Tiket kerja harus yang telah disetujui oleh kontroler dan pimpinan divisi, setelah bagian pembangkit
listrik memastikan, dibagikan ke grup operasional serta workshop-workshop yang berkaitan.
Koordinasi dan pelaksanaan langkah-langkah keselamatan
Berdasarkan rencana pemulaian kerja pada tiket kerja, rincian langkah-langkah keselamatan, rencana
operasi peralatan dan pendapat pimpinan, maka supervisor mengkoordinasikan karyawan untuk melaksanakan
langkah-langkah keselamatan pada tiket kerja. Langkah-langkah yang penting (ditentukan oleh bagian
pembangkit listrik) dengan diawasi oleh supervisor,operator,petugas damkar.
Apabila dalam langkah keselamatan terhadap langkah yang memerlukan dari divisi listrik untuk
mematikan sumber listrik, karyawan operasional perlu mengisi form stop listrik, pengiriman listrik ke bagian
operasional yang perlu. Setelah langkah keselamatan dilakukan harus mengisi catatan pelaksanaan; seperti
peralatan dan listrik tidak dikontrol terpusat, pelaksanaan langkah selesai, mencatat waktu penyelesaian dan
tandatangan pelaksana, diperbolehkan menggunakan media telepon menghubungi supervisor untuk
menandatangani form, form penghentian listrik dapat disimpan di bagian kelistrikan, di bagian operasional
setelah mendapatkan informasi, melakukan pencatatan. Apabila penanggung jawab kerja sesuai dengan
ketentuan yang berlaku,sesuai dengan ketentuan pasal 77 bersama dengan pemberi izin kerja bersama-sama
ke lapangan (ruang listrik) untuk melakukan pemeriksaan memastikan langkah keselamatan telah dilakukan,
dan tidak perlu menggunakan form stop listrik.
Setelah semua langkah keselamatan selesai dilaksanakan harus melapor kepada supervisor, supervisor
operasional akan memastikan kondisi tidak ada kesalahan, berkoordinasi dengan penanggung jawab kerja
untuk mengurus prosedur mulai melaksanakan pekerjaan.

Pemberian izin pekerjaan


Berdasarkan ketentuan pasal 77, “setiap sebelum pekerjaan maintenance, pemberi izin kerja dan
penanggung jawab harus dengan benar-benar dalam melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan sesuai
dengan yang telah ditentukan.”
Pemberi izin kerja memberikan satu rangkap tiket kerja kepada penanggung jawab kerja, satu rangkap
dibawa sendiri bersamaan dengan pekerja ke lapangan, pemberi izin kerja akan memberikan instruksi yang
rinci mengenai langkah keselamatan serta hal-hal yang harus diperhatikan mengenai aspek keselamatan.
Penanggung jawab kerja memeriksa langkah keselamatan yang ada di tiket kerja, kedua belah pihak
menandatangani tiket kerja serta mengingat waktu mulai kerja, pemberi izin kerja memegang satu rangkap,
penanggung jawab kerja memegang satu rangkap, sebagai bukti. Penanggung jawab kerja akan memimpin
karyawan pekerjaan memasuki lapangan kerja.

Memulai pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, penanggung jawab kerja harus secara jelas membagi pekerjaan, langkah-
langkah keselamatan dan hal yang perlu diperhatikan untuk selanjutnya diperintahkan pemulaian pekerjaan.
Penanggung jawab kerja dan pemberi izin kerja tidak diperbolehkan mengubah sepihak pada langkah
keselamatan setelah dimulainya pekerjaan. Apabila diperlukan adanya perubahan, haruslah menghentikan
pekerjaan dan mendapatkan persetujuan dari dua pihak.

Memulai pekerjaaan:
Setelah pekerjaan dimulai, penanggung jawab kerja (termasuk tenaga spesialis) harus dengan
teliti melaksanakan tanggung jawab keselamatan yang telah ditentukan di pasal 75, pada kondisi kerja
khusus harus mendapatkan arahan dari pengawas kerja.
Penanggung jawab kerja apabila ada urusan mendadak dan harus meninggalkan area pekerjaan,
maka harus menunjuk satu karyawan yang kompeten untuk menggantikan sementara. Apabila di saat
bekerja diperlukan penggantian penanggung jawab kerja, harus mendapatkan persetujuan dari
penerbit tiket kerja serta menginformasikan kepada pemberi izin kerja, barulah dapat dilaksanakan
prosedur penggantian penanggung jawab kerja.

Perpanjangan waktu perbaikan


Pada saat pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai dengan yang telah disetujui, penanggung jawab
kerja umumnya dua jam sebelum batas berakhirnya pekerjaan harus menjelaskan alasannya kepada pemberi
izin kerja (supervisor, pimpinan ataupun kontroler) agar dapat dilaksanakan perpanjangan waktu.
Pekerjaan dengan durasi dua hari atau lebih perlu mendapatkan persetujuan sehari sebelumnya untuk
mengurus perpanjangan tiket kerja.
Prosedur perpanjangan hanya boleh dilakukan sekali. Apabila perlu adanya perpanjangan waktu, harus
membuat ulang tiket kerja baru dan menjelaskan alasannya.

Percobaan pengoperasian perbaikan peralatan.

Saat diperlukan adanya percobaan pengoperasian terhadap hasil perbaikan ataupun perlunya
menghidupkan peralatan saat sedang melakukan perbaikan, apabila tidak mempengaruhi rincian langkah
keselamatan yang ada, penanggung jawab kerja sebelum melakukan percobaan harus mengevakuasi
karyawan ke tempat yang aman, kemudian memberikan tiket kerja yang ada kepada pemberi izin kerja.

Saat pemberi izin kerja merasa dapat dilakukan percobaan pengoperasian, maka langkah-langkah
keamanan yang berkaitan dengan pekerjaan perbaikan harus dihilangkan terlebih dahulu, setelah pekerja
maintenance dipastikan meninggalkan area perbaikan barulah diperboleh dihubungkan ke sumber daya listrik,
dalam kondisi tidak mengganggu keselamatan kerja operasional, barulah dilakukan percobaan pengoperasian.
Apabila saat penghantaran listrik dilaksanakan oleh karyawan operasional bagian listrik, maka supervisor perlu
mengisi formulir penghantaran listrik (lampiran 4), setelah semua langkah tersebut dilakukan, barulah
diinformasikan waktu penghantaran listrik dan tandatangan pelaksana dan selanjutnya akan diinformasikan
kembali bahwa “boleh dilakukan percobaan pengoperasian” serta di form ditulis nama penerima informasi,
form disimpan oleh supervisor bagian listrik.

Apabila setelah percobaan pengoperasian masih perlu dilanjutkan pekerjaan, pemberi izin kerja
berdasarkan ketentuan tiket kerja menuliskan langkah keselamatan serta menginformasikan ke penanggung
jawab kerja barulah dapat dilanjutkan pekerjaannya. Apabila pemutusan sumber listrik perlu dilaksanakan
oleh karyawan operasional bagian listrik maka operasional mekanik yang akan mengisi form penghentian
listrik untuk dikirimkan ke bagian listrik, setelah listrik benar-benar diputuskan dan dibuat pencatatannya,
barulah pemberi izin kerja dan penanggung jawab kerja melaksanakan prosedur melanjutkan pekerjaan.

Apabila setelah percobaan pengoperasian diperlukan adanya perbaikan terhadap langkah keamanan
pada tiket kerja, maka harus diterbitkan ulang tiket kerja baru.

Penyelesaian Pekerjaan
Setelah pekerjaan selesai, penanggung jawab kerja harus memeriksa secara menyeluruh serta
mengkoordinasi pembersihan area kerja, setelah dipastikan tidak ada masalah lagi, barulah mengatur
karyawan meninggalkan area kerja.

Penanggung jawab kerja akan bersama-sama dengan pemberi izin kerja untuk melakukan pemeriksaan
ke lapangan. Apabila telah dipastikan tidak adanya permasalahan, maka akan dilakukan prosedur
penyelesaian.

Pemberi izin kerja mengisi di bagian waktu penyelesaian dalam rangkap dua, menandatangani serta
memberikan stempel “telah dilaksanakan”, pada dua pihak masing-masing menyimpan satu arsip.

Setelah perubahan peralatan ataupun sistem, penanggung jawab kerja harus memberikan informasi
mengenai kondisi perbaikan, perubahan peralatan serta hal yang perlu diperhatikan oleh karyawan
operasional, serta melakukan registrasi di catatan informasi perbaikan dan catatan perubahan peralatan,
barulah dianggap selesai.
Penanggung jawab kerja harus melapor kepada penerbit tiket kerja berkaitan dengan konisi
pelaksanaan kerja serta permasalahan yang dihadapi, serta mengembalikan satu rangkap tiket kerja yang
dipegang.
Setiap akhir bulan, workshop akan mengumpulkan tiket kerja untuk dianalisa serta diberikan penilaian.
Tiket kerja yang telah dilaksanakan akan disimpan selama 3 bulan.

BAB 7. Pekerjaan di Area Ketinggian

Hal-hal umum yang perlu diperhatikan


Pekerjaan yang dilakukan dengan ketinggian 2 meter keatas dari permukaan tanah disebut sebagai
pekerjaan di area ketinggian, harus dikerjakan dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang ada
didalam buku ini. Pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu di permukaan tanah, harus
dikerjakan di permukaan tanah, sebisa mungkin untuk mengurangi pekerjaan di area ketinggian. Saat
bekerja di atas perancah, selain harus mengikuti prosesdur buku ini, juga harus mengikuti <ketentuan
keselamatan kerja yang berhubungan dengan kelistrikan>dan beberapa ketentuan terkait jalur listrik.
Karyawan yang bertugas untuk pekerjaan di area ketinggian harus berbadan sehat. Karyawan yang
terdapat penyakit mental kurang (mental disease), epilepsy, yang setelah dipastikan oleh dokter
terdapat penyakit darah tinggi, penyakit jantung dan penyakit lain yang tidak dapat diikutsertakan
kedalam pekerjaan di area ketinggian, tidak diperbolehkan untuk ikut serta dalam pekerjaan di area
ketinggian. Apabila ditemukan karyawan yang minum minuman kerja, mental kurang baik, semua
dilarang untuk mengikuti pekerjaan di area ketinggian.
Semua pekerjaan di area ketinggian harus terlebih dahulu membuat perancah atau menentukan
langkah-langkah antisipasi jatuh dari ketinggian, setelahnya baru boleh dilaksanakan.
Pekerjaan yang dilakukan di atas bendungan, jurang curam, diatas bangunan, menara, jembatan
gantung dan ditepian bangunan yang berbahaya lainnya, bagian yang kosong harus dipasang dengan
jaring pengaman ataupun pagar pengaman, apabila tidak, pekerja harys menggunakan safety belt.
Pekerjaan yang dilakukan diatas perancah ataupun perancah yang dilengkapi dengan pagar pengaman,
disaat ketinggian melewati 1,5 meter, diharuskan untuk memakai safety belt, atau mengambil langkah-
langkah keselamatan kerja efektif yang lainnya.
Safety belt sebelum digunakan harus diperiksa terbelih dahulu, harus dites uji daya tahan beban secara
berskala (tiap 6 bulan/sekali); pengujian daya tahan beban yakni 225 kilogram, panjang waktu
pengujian adalah 5 menit, diperiksa apakah terdapat kondisi perubahan bentuk, rentakan dan kondisi
lainnya setelah dilakukan pengujian, serta dilakukan pencatatan dengan baik. Segera dilakukan
penanganan terhadap safety belt yang sudah tidak layak pakai.
Pengait atau tali pada safety belt harus dikait pada bagian yang kokoh, atau dikait pada tali baja khusus
untuk pengait safety belt. Dilarang keras untuk mengaitkan safety belt di bagian yang mudah bergerak
ataupun yang tidak kuat.
Semua pekerjaan di area ketingga harus menggunakan kantong peralatan. Untuk alat kerja yang
berukuran besar diikat dengan menggunakan tali pada struktur bangunan yang kuat, tidak boleh
diletakkan secara sembarangan, dengan tujuan antisipasi jatuh dari ketinggian dan menyebabkan
kecelakaan.
Saat melakukan pekerjaan di area ketinggian, selain orang yang berhubungan dengan pekerjaan
tersebut, orang lain tidak diperbolehkan untuk berlalu lalang atau berhenti dibawah area pekerjaan,
dibawah area lokasi pekerjaan harus diberi pagar pelindung atau instalasi pelindung lainnya, dengan
tujuan untuk mencegah barang jatuh dan melukai orang.
Apabila melakukan pekerjaan di platform dengan jenis pagar terpisah, untuk mengantisipasi alat kerja
jatuh kebawah, harus dipasang terlebih dahulu dengan papan kayu.
Tidak diperbolehkan untuk melemparkan alat kerja maupun material baik dari atas kebawah maupun
sebaliknya, harus disalurkan dengan diikat menggunakan tali, dengan tujuan untuk menghindari
menciderai karyawan yang ada di bawah ataupun merusak perancah.
Apabila terdapat pekerjaan di lantai atas dan bawah yang dikerjaan diwaktu yang bersamaan, ditengah
harus dipasang papan pemisahan yang kuat ataupun langkah-langkah
Pelaksanaan pekerjaan di area ketinggian saat cuaca berkabut dengan suhu dibawah 10℃ pada musim
dingin, harus dibuat ruang istirahat untuk yang bisa berfungsi untuk menghangatkan badan; alat
penghangat ruangan harus dikelola oleh orang khusus; harus memperhatikan antisipasi kebakaran.
Harus menghentikan pekerjaan di area ketinggian apabila di kondisi cuaca angin besar yang berada
level 6 keatas, cuaca hujan lebat, petir, berkabut tebal dan cuaca ekstrim lainnya. Kabel listrik untuk
keperluan kerja harus dilaksankan dengan mengikuti standar (prosedur keselamatan kerja yang
berhubungan dengan kelistrikan) ( jalur listrik ) yang berlaku.
Dilarang untuk naik ke atas struktur bangunan yang tidak kokoh untuk melakukan pekerjaan (seperti
atap bangunan yang terbuat dari bata), demi mengantisipasi kesalahan dalam langkah pemanjatan,
harus memasang loto peringatan pada titik struktur bangunan tersebut.

Perancah

Perancah atau kerangka gantung yang digunakan untuk pekerjaan di area tinggi harus bisa menahan
beban berat dari orang berdiri maupun material yang diletakan diatasnya.
Kayu kering, batang bamboo dan pipa besi yang digunakan untuk dibuat perancah. Kayu yang
digunakan untuk dibuat perancah harus dipilih kayu yang keras dan kuat, dilarang untuk menggunakan
kayu yang mudah patah. Penggunaan bambu untuk dijadikan perancah juga harus memilih bambu yang
baik yakni tidak terdapat garis retakan dan keropos dimakan ulat. Ketebalan injakan perancah tidak
boleh kurang dari 5 centimeter.
Dilarang keras secara langsung menyandarkan perancah pada papan dinding bangunan dan pada
struktur bangunan yang belum diperhitungan daya tahan bebannya, ataupun secara secara langsung
menguatkan perancah ke struktur bangunan yang belum begitu kuat.
Antara pijakan pegangan perancah dengan kerangka perancah harus tersambung kuat. Dua sisi
perancah harus diposisikan secara merata di papan horizontal dan dikuatkan dengan baik. Tidak boleh
terdapat sambungan pada papan parancah.
Perancah harus diikat kuat dengan struktur bangunan, tiang-tiang harus ditanam dalam tanah dan
kedalamannya ditentukan sesuai dengan kondisi fisik tanah; saat melakukan penanaman tiang, harus
terlebih melihat kondisi ketahanan tanah; apabila memakai bamboo, maka harus diberi bantalan
dengan batu bata, dengan tujuan antisipasi menurun; apabila struktur tanah gambur ataupun tidak
dapat digali, harus dilakukan pengikatkan tiang lantai.
Perancah dan papan miring harus terikat dengan baik dengan tiang horizontal. Di dua sisi jalur miring,
belokan dan sisi luar area kerja, harus dibuat pagar setinggi 1 meter, serta harus ditambah papan
pelindung setebal 18 cm dibagian bawah.
Harus dipasang tangga yang kuat di perancah, untuk memudahkan pekerja naik turun dan
pendistribusian material. Saat menaikkan berat menggunakan alat pengangkat berat, tidak
diperbolehkan untuk menyambungkan perancah dengan alat pengangkat berat.
Dilarang keras untuk berkumpul di satu titik pada perancah maupun injakan perancah, atau meletakkan
material yang melebihi batas daya tahan beban dari perancah.
Kepala dari karyawan yang membangun perancah harus melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan
pakai pada perancah yang dibuat serta membuat satu bukti kelayakan pakai secara tertulis, setelahnya
perancah baru boleh digunakan. Grup maintenance bertanggung jawab untuk pekerjaan pemeriksaan
kondisi perancah. Apabila terdapat kekurangan, harus segera ditangani dan diperbaikan.
Di musim dingin harus membersihkan es salju, serta harus ditaburkan pasir dan debu arang.
Dilarang keras menjadikan tong kayu, kotak kayu, bata ataupun material konstruksi lainnya untuk
dijadikan perancah.
Disaat perancah mendekati area ataupun unsur yang membawa listrik, harus mengambil langkah-
langkah antisipasi kesetrum listrik.
Dilarang untuk sembarangan memasang kabel listrik di atas perancah. Apabila perlu dilakukan
pemasangan lampu penerangan untuk sementara, di bambu perancah harus ditambah dengan
insulator, pipa besi pada perancah harus ditambahkan dengan papan kayu.
Ditengah melakukan pekerjaan, tidak boleh sembarangan mengubah struktur kerangka. Apabila
diperlukan, harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari penanggung jawab.
Pemasangan perancah dari bahan logam, dilarang menggunakan pipa yang bengkok, pipih ataupun
yang terdapat retakan, tidak boleh ada kerusakan pada pipa, dengan tujuan mengantisipasi miring dan
bergeser.
Tiang perancah besi, harus lurus dan diletakkan di atas bantalan, saat pemasangan harus rata dan kuat.
Kepala sambungan perancah harus disambungkan dan dikunci dan membentuk saling mengunci,cara
penguncian ini tepat untuk penggunaan sudut lurus, juga cocok untuk sudut yang miring. Apabila
penguncian memakai baut, maka harus dikuatkan dengan baik.
Papan perancah harus dikuatkan di kerangka horizontal pada pipa besi perancah.
Perancah portable, pada umumnya dibuat dengan memakai pipa besi dan kayu, terdapat roda di bawah
perancah. Perancah portable harus dites uji terlebih dahulu sebelum digunakan.
Saat memindahkan perancah, orang yang berada di atas perancah harus turun kebawah terlebih
dahulu, dilarang untuk memindahkan perancah yang diatas masih terdapat orang yang bekerja.
Disaat memindahkan perancah yang berukuran lebih besar, boleh memakai hoister untuk
memindahkannya dengan perlahan, akan tetapi harus terlebih dahulu mengambil langkah-langkah
antisipasi perancah menjadi miring atau tumbang. Saat memindahkan perancah, jalan yang dilewati
harus diratakan terlebih dahulu.
Setelah memindahkan perancah ke area kerja, harus segera menguatkan bagian yang bergerak dengan
permukaan tanah, setelahnya mengikat kuat perancah dengan struktur bangunan. Karyawan naik turun
harus menggunakan tangga yang sudah dikuatkan.
Perancah model gantung ataupun keranjang gantung harus di disain secara teknis dan melewati
pengujian kelayakan pakai.
Diameter pada tali baja dan tali yang digunakan pada perancah model gantung atau keranjang gantung,
harus ditentukan berdasarkan perhitungkan. Nilai pada keselamatan untuk pengangkat barang tidak
boleh kurang dari 6, nilai untuk pengangkatan orang tidak boleh kurang dari 14.
Tidak boleh memakai tali bekas untuk menggantung perancah dan keranjang gantung, semua tali seling
yang digunakan harus melewati tes uji dan mampu menahan 1,5 kali lipat berat beban; selain itu juga
harus dilakukan tes uji pada daya tahan beban pada keranjang gantung saat dipindahkan, pengujian
pada keranjang gantung tidak boleh melebihi daya tahan beban 10% dari berat keranjang dan di tes uji
dengan penambahan kecepatan berskala, dan harus dibuat catatan khusus untuk proses pengujian.
Sebelum perancah gantung ataupun keranjang gantung dipakai untuk pekerjaan sehari-hari, harus
ditentukan 1 penanggung jawab untuk melakukan tes gantung, serta melakukan pemeriksaan secara
teliti pada semua seling dan tali yang dipakai.
Antara perancah model gantung yang dipakai lama dengan yang dipakai untuk sementara, dilarang
diberikan papan jembatan diantara 2 perancah tersebut.
Tali yang digunakan untuk menggantungkan keranjang gantung, harus dijaga tepian antar tali ataupun
antisipasi aus karena gesekan.
Semua alat pengangkat yang digerakkan dengan tenaga manusia harus diinstalasi brake (sistem
pengeraman), untuk mengantisipasi disaat proses pengangkatan terdapat orang yang tidak sengaja
melepaskan pegangan ataupun keranjang gantung terjatuh. Harus terdapat instructor khusus pada
proses pengangkatan keranjang gantung.
Saat bekerja menggunakan keranjang gantung, harus menggunakan safety belt, safety belt harus
dipasang di area struktur bangunan yang kokoh.
Perancah model khusus, seperti perancah yang dapat dipasang di area mulut waduk air, sumur
pengatur tekanan dan area lainnya, harus terdapat desain khusus, serta harus melewati persetujuan
dari pimpinan (kepala desainer) yang mengatur produksi.

Tangga

Apabila pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu singkat, dapat menggunakan tangga, tetapi harus
dikuatkan dengan baik. Tangga yang digunakan di setiap sub pabrik (area pabrik, area distribusi listrik)
harus ditunjuk 1 orang khusus untuk tata kelola. Sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu,
apabila ada kerusakan harus segera diperbaiki, dengan tujuan untuk menjaga keutuhan tangga.
Tiang tangga harus mampu menahan berat beban dari petugas yang membawa peralatan. Papan
pijakan tangga harus tersambung langsung dengan tiang tangga, tidak boleh menggunakan tangga
pakuan.
Jarak antara pijakan tidak boleh dari 40 centimeter.
Saat panjang tangga tidak cukup dan harus menyambungkan 2 buah tangga, sambungan tangga harus
diapit dengan benda logam atau diikat kuat dengan kawat besi.
Sebelum melakukan pekerjaan harus meletakkan tangga dengan posisi yang kuat, tidak boleh goyang
atau mempunyai sudut yang terlalu miring. Penggunaan tangga di permukaan semen ataupun
permukaan lantai yang licin, harus mengikat kaki tangga dengan benda pengguat menggunakan tali.
(apabila terdapat persyaratan maka boleh memasangkan bantalan karet atau kain karet dibagian bawah
tangga.
Saat menggunakan tangga dipermukaan papan kayu dan tanah, dikaki tangga dipasang dengan benda
logam yang dengan kepala tajam, atau mengikat kaki tangga dengan benda.
Tangga yang disandarkan ke pipa, dibagian atas tangga harus terdapat pengait ataupun diikat kuat
menggunakan tali.
Apabila telah menggunakan langkah-langkah diatas dan masih tetap tidak dapat menguatkan tangga,
boleh mengarahkan orang untuk memegang tangga, untuk mengantisipasi tangga tergelincir, tetapi
harus terdapat langkah-langkah antisipasi barang jatuh dari ketinggian dan menciderai orang yang
berada dibawah.
Tangga lancip harus terdapat lantai yang dapat mengatur besar kecilnya sudut buku tangga.
Dilarang keras untuk menggunakan tangga diatas kotak kayu ataupun dibenda yang tidak kuat dan
dibenda yang licin.
Saat menggunakan tangga di jalur, harus terdapat orang khusus untuk mengawasi dan dipasang pagar
pengaman yang bersifat sementara. Penggunaan tangga tidak boleh depan pintu, apabila diperlukan,
harus mengambil langkah-langkah antisipasi pintu tiba-tiba terbuka.
Saat ada orang diatas tangga, dilarang keras memindahkan tangga.
Saat memindahkan sebagian tangga, demi mencegah bagian mesin yang berputar menarik masuk
seragam karyawan, harus memasang satu papan penghalang antara tangga dengan bagian mesin yang
berputar atau dipasang jaring besi.
Saat melakukan pekerjaan di atas tangga tidak boleh memakai kantong peralatan; barang-barang harus
disalurkan dengan menggunakan tali, tidak boleh melemparkan barang baik dari atas ke bawah
maupun sebaliknya.
Dilarang keras melakukan pekerjaan dengan menggunakan tangga di atas perancah model gantung.
Nilai keselamatan pada tangga lembut tidak boleh kecil dari 10, tanggal lembut harus dikuatkan dan
disandarkan ke struktur atau benda yang kuat.
Harus melakukan pengujian daya tahan beban pada tangga lembut setiap tahun 1 kali, saatu pengujian
harus diikat dengan beban seberat 500 kilogram, setelah lewat dari 5 menit, apabila tidak terjadi
perubahan bentuk ataupun rusak maka diklarifikasi sebagai layak pakai, seterusnya dapat digunakan.
Hasil pengujian harus dibuat pencatatan, dan harus ditandatangani oleh penanggungjawab pengujian.
Tangga yang lewat dari tanggal pengujian tidak boleh digunakan.
Sebelum menggunakan tangga lembut, harus diperiksa terlebih dahulu oleh karyawan, serta harus
terlebih dahulu melepaskan atau menghilangkan bebatuan berbahaya atas gunung pada bagian atas
tangga.
Perancangan dan pemasangan tangga lembut harus dilakukan orang khusus yang bertanggung jawab
untuk pembuatannya atau dibuat sendiri oleh penggunaan.sebelum mendapat persetujuan, semua
petugas dilarang untuk menggunakan tangga lembut, juga tidak boleh melakukan pekerjaan
perancangan, pemasangan tangga lembut.
Hanya boleh ada 1 orang yang bekerja di atas tangga lembut. Orang yang bekerja di atas tangga lembut,
harus memakai safety belt, safety helmet, dan membawa kantong peralatan.

Pembongkaran Perancah

Saat melakukan pembongkaran pada perancah berukuran besar, harus mematuhi ketentuan yang ada
di bawah ini:
memasang pagar pelindung disekitar area pembongkaran perancah, serta memasang pasang
peringatan di jalur lalu lalang area pembongkaran perancah;
kabel listrik dan pipa air yang dipasang di perancah harus terlebih dahulu diputuskan, pembongkaran
kabel listrik harus dilakukan oleh petugas dari kelistrikan;
Saat melakukan pembongkaran perancah yang bertingkat tinggi, harus mengarahkan 1 orang khusus
untuk melakukan pengawasan.
Pembongkaran setiap bagian dari perancah harus dilakukan secara berurutan, saat melakukan
pembongkaran pada satu bagian, tidak boleh hanya dibongkar 1 bagian ataupun bagian yang akan
menimbulkan kondisi miring atau tumbang;
Pembongkaran perancah harus dilakukan dari atas ke bawah, tidak boleh terdapat pekerjaan
bersamaan dibagian bawah dan atas, bagian yang sudah dibongkar harus diikat kuat menggunakan tali,
serta menggunakan crane, katrol ataupun alat pengangkat berat lainnya untuk menggantungkan
material dari atas menuju kebawah, tidak boleh melemparkan material baik dari atas ke bawah
maupun sebaliknya.
Saat melakukan pembongkaran perancah tidak boleh mengambil tindakan dimana menumbangkan
perancah secara keseluruhan, ataupun melakukan pembongkaran tiang utama perancah yang ada di
bagian bawah.
Pagar dengan tangga pada perancah tidak boleh dibongkar terlebih dahulu, dan seharusnya dibongkar
secara berurutan dan bersama dengan pembongkaran perancah.
Orang yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, dilarang keras untuk tinggal atau berhenti di area
dalam maupun di area pembongkaran perancah.
Saat melakukan pembongkaran perancah di area yang terdapat jalur listrik, harus dilakukan pemutusan
sumber listrik. Apabila tidak dapat memutuskan listrik, harus mengambil langkah-langkah antisipasi
kesetrum dan antisipasi merusak jalur listrik.

BAB 9. Perbaikan steam ,pipa air dan gas , pipa oli

1. Pekerjaan perbaikan pipa steam , air ,gas ,dan pipa oli , harus melalui persetujuan pimpinan divisi dan
mendapatkan ijin dari supervisor operasional ,serta harus dilaksanakan dibawah pimpinan penanggungjawab
saat pekerjaan perbaikan . Pekerja harus mengetahui cara penyambungan system pipa serta setiap valve ,
manfaat suku cadang dan cara perbaikan.
2. Sebelum ijin perbaikan dimulai , petugas piket operasional harus mengerjakan seluruh pekerjaan
pergantian yang diperlukan , menjamin pipa yang akan dilakukan perbaikan aman dan terisolasi dengan
bagian lain , mengeluarkan steam , air , oli dan gas yang terdapat di dalamnya. Setiap valve yang berhubungan
harus di kunci/ tutup , serta menggantung tanda peringatan (LOTO), terhadap valve otomatis harus dilakukan
pemutusan listrik , serta dengan teliti melakukan pencatatan jurnal piket terhadap pengoperasian dan laporan
tentang timbulnya pekerjaan yang harus diberikan izin.

3. Pekerja perbaikan setelah menerima laporan dari petugas piket operasional mengenai izin kerja , boleh
dilakukan pekerjaan . Sebelum bekerja , penanggung jawab pekerjaan perbaikan harus melakukan
pemeriksaan bersama dengan petugas piket , memeriksa pipa yang akan dilakukan perbaikan sudah aman dan
terisolasi dengan pipa yang sedang beroperasi , tidak ada kondisi steam , air , oli atau gas yang mengalir .

4. Saat dilakukannya perbaikan pipa steam , air dengan jangka waktu yang panjang , pipa perbaikan harus
diisolasikan dengan menggunakan pelat sumbatan pada pipa yang sedang beroperasi , atau jika kedua
sambungan tidak bocor dapat dilakukan dengan menutup total valve , valve pembuangan air pada kedua
sambungan tersebut harus dibuka .valve yang di tutup dan valve pembuangan air yang dibuka harus digantung
tanda peringatan (LOTO).

5. Sebelum pekerjaan perbaikan pipa , valve pembuangan air pada bagian pipa harus dibuka , mencegah jika
valve yang tidak rapat maka air dan steam yang bocor akan berada di dalam pipa yang akan dilakukan
perbaikan . Saat melonggarkan pipa atau baut flange pada valve ,terlebih dahulu harus melonggarkan baut
flange yang ada di atas , kemudian kendorkan setengah baut pada body ,steam dan air yang tersisa
dikeluarkan dari celah depan mencegah agar steam dan air yang di keluarkan tidak terkena pekerja sehingga
menyebabkan luka bakar. Jika di sekitar terdapat peralatan listrik , harus ditambahkan pelindung agar steam
dan air tidak terciprat ke peralatan , jika diatas pipa tidak memiliki valve pembuang air , pekerja perbaikan
melakukan pekerjaan dibawah pengawasan penanggungjawab dengan teknis pekerjaan pelonggaran baut
yang tepat . Jika diatas pipa perbaikan tidak memiliki flange dan harus menggunakan gas pemotong atau
mesin pengelas lainnya untuk melakukan perbaikan , harus menghidupkan valve pembuang air yang terdapat
di bagian pipa , saat diperlukan harus dengan berhati-hati dan pelan untuk membuka flange yang berada
diatas valve pembuang air , setelah memastikan bagian dalam tidak memiliki tekanan dan sisa air , berikutnya
melakukan pekerjaan gas pemotong atau pengelasan .

6. Setelah perbaikan selesai , penanggung jawab perbaikan harus melakukan pemeriksaan bersama degan
petugas piket operasional memastikan pekerjaan telah selesai , pelat sumbatan yang dipasang telah dilepas,
pipa telah dipulihkan dengan kondisi normal , area kerja telah dibersihkan , seluruh pekerja perbaikan telah
meninggalkan area kerja , kemudian barulah melepaskan papan peringatan(LOTO)dan rantai kunci . Saat
melepaskan pelat sumbatan , harus dilakukan pembuangan sisa steam dan air yang terdapat di sisi pelat
sumbatan satunya .

7. Tidak diizinkan untuk melakukan pekerjaan perbaikan pipa lainnya ketika terdapat tekanan . Mengenai pipa
yang sedang beroperasi , diperbolehkan untuk mengencangkan packing valve dan melakukan penambalan
pipa agar tidak bocor , tetapi harus mendapatkan izin dari pimpinan divisi serta mendapatkan persetujuan
dari Diaodu , serta adanya tunjukkan kepada petugas yang mahir dari pimpinan divisi, dan dilaksanakan
dibawah bimbingan dan pengawasan penanggungjawab pekerjaan . Dalam proses pekerjaan juga harus
memperhatikan ketepatan metode pengoperasian (misal, pengencangan baut tidak boleh berlebih , tingkat
pengencangan harus tepat , memperhatikan posisi pengoperasian , menghindari luka bakar steam , air dll).

8. Saat memasang baut flange dan valve , memakai linggis untuk menyetel lubang baut , dilarang untuk
memasukan jari tangan ke dalam lubang baut , mencegah jari tertimpa /terjepit .

9. Pekerjaan perbaikan pada pipa gas (misal, mengganti paken karet ,valve , mengelas pipa dll) melakukan
isolasi yang handal antara pipa yang akan dilakukan perbaikan dengan pipa yang sedang beroperasi (menutup
valve serta menambahkan papan sumbatan ), kemudian menggunakan angin komproser atau steam melalui
pipa sebagai pembersih , mengeluarkan gas sampai keluar semua , serta menggunakan binatang kecil dan alat
pengukur untuk penelitian , membuktikan bahwa bagian dalam pipa tidak ada gas yang tersisa , dan memulai
pekerjaan .

10. Saat melaksanakan perbaikan yang memungkinkan adanya gas pada area tsb , harus memperhatikan hal
dibawah sbg berikut : 1. Harus membawa masker anti racun , yang berkemungkinan bekerja pada posisi arah
angin datang ; 2. Pekerja tidak boleh kurang dari 2 orang , 1 diantaranya mengawasi pekerjaan ;3, di bagian
dalam pipa atau bekerja di tempat yang susah dilakukan penanganan darurat , harus menggunakan safety belt
, 1 tali pada safety belt harus berada di tangan pengawas , pengawas setiap waktu harus berkomunikasi
dengan pekerja yang sedang bekerja didalam pipa ; 4. Harus menggunakan peralatan yang terbuat dari
tembaga , untuk menghindari terbentuknya percikan api (saat harus menggunakan peralatan yang terbuat
dari baja , harus mengolesi minyak kuning ) . dilarang memakai sepatu yang ada besi atau paku ; 5, jika
pekerja merasa tidak enak , harus segera meninggalkan area kerja , beristirahat di tempat yang memiliki udara
penuh ; 6. Harus menyiapkan oksigen , air ammonia , absorbent cotton dan barang penanganan darurat
lainnya .

11. Dilarang menggunakan cara menambal dan menyumbat pipa gas yang tidak rapat .

12. Seluruh sumber api dilarang untuk mendekati pipa gas yang sedang beroperasi . Dapat menggunakan alat
pengukur atau air berbusa untuk memeriksa pipa gas apakah mengalami kebocoran ; dilarang memeriksa
menggunakan api . Saat air kondensat dalam pipa gas mengalami pembekuan , harus menggunakan steam dan
cairan air panas , dilarang memanggang dengan api .

13. pipa gas yang telah dilakukan perbaikan , harus dilakukan penelitian dengan cara melepas gas , setelah
penelitian memenuhi standar , berikutnya dapat digiunakan untuk pemulihan pipa .

14. Saat perbaikan di pipa oli , selain harus menerapkan peraturan di prosedur ini , harus mengerjakan dengan
baik langkah –langkah menghindari api .

15. Dilarang melakukan pekerjaan pengelasan di atas pipa oli . saat melakukan pengelasan pada pipa oli yang
telah di bongkar , terlebih dahulu harus dilakukan pembilasan sampai bersih pada pipa

BAB 10. Pekerjaan Dalam Wadah

1. Pekerja saat memasuki wadah , melakukan pemeriksaan pada bagian dalam tangki , pembersihan dan
pekerjaan perbaikan , harus melalui persetujuan dari pimpinan divisi dan mendapatkan izin dari supervisor
operasional . Saat pekerjaan harus meningkatkan penyaluran udara , tetapi dilarang mengirim oksigen ke
bagian dalam . menggunakan compress udara untuk mendesak tekanan pada kotak,vessel dan wadah lainnya ,
saat mencari kebocoran pada peralatan , harus memakai compressor udara. Compressor udara melalui
pengontrolan valve penurun tekanan yang handal dikontrol dibawah tekanan yang sesuai dengan prosedur
yang telah di tetapkan berikutnya baru boleh dilakukan pendesakan tekanan . Terhadap penggunaan
kembali wadah yang pernah digunakan untuk menampung bahan yang mudah yang terbakar , sebelum
mengisi tekanan harus dilakukan pembersihan dan pergantian dengan rinci .

2. Melakukan pekerjaan pengelasan di luar wadah api, harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan no. 478 .

3. Jika wadah atau bagian dalam tangki terdapat udara yang membahayakan atau terdapat zat yang
memungkinkan untuk mencemari udara , harus dilakukan penganginan terlebih dahulu , setelah dilakukan
pembersihan /pembuangan udara yang dapat membahayakan atau terdapat zat yang mencemari udara,
pekerja boleh melaksanakan pekerjaannya . Pekerja harus bergantian untuk melakukan pekerjaan dan
istirahat .

4. Seluruh petugas yang bekerja di dalam wadah dan tangki , harus mengikuti sifat isi pekerjaan tsb ,
mempelajari hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu (misal , hal yang harus diperhatikan saat
menggunakan peralatan listrik ,keracunan udara , pingsan dan cara penanganan darurat lainnya ), pekerja
tidak boleh kurang dari 2 orang , 1 orang diantaranya mengawasi dari luar . dalam kondisi yang memungkinkan
terjadi bahaya yang disebabkan oleh udara , maka pekerja tidak boleh kurang dari 3 orang , 2 orang
diantaranya mengawasi dari luar , pengawas harus berada di posisi yang dapat melihat dan mendengar
pekerja yang sedang bekerja didalam wadah ,serta mengawasi setiap saat . Pengawas tidak diizinkan untuk
melakukan pekerjaan lain secara bersamaan .

5. Bekerja di dalam tangki wadah , jika saat pekerjaan diperlukan untuk berdiri di atas tangga , pekerja harus
menggunakan safety belt , satu bagian tali di kuatkan/digantung dengan kuat dibagian luar .

6.在容器内衬胶、涂漆、刷环氧玻璃钢时,应打开人孔门及管道阀门,并进行强力通风。工作场所应具
备有泡沫灭火器和干砂等消防工具,严禁明火。对这项工作有过敏性的人员不准参加。

7. Saat sebelum menutup mainhole wadah dan tangki , penanggung jawab pekerjaan harus menghitung
jumlah pekerja dan membereskan peralatan , memeriksa dan memastikan tidak ada pekerja, peralatan ,dan
bahan lainnya yang tertinggal dalam brikutnya baru boleh ditutup .

BAB 11. Pengoperasian Peralatan Konveyor Batu Bara dan Perbaikan

Konveyor batu bara

1 、 Konveyor batu bara serta setiap jalan lintas yang berada disamping peralatan yang berkaitan , harus
terjamin kelancarannya , setiap bagian yang berputar serta palu berat yang digunakan untuk menarik erat
belt harus memiliki pagar pelindung di sekitarnya , perangkat penambah oli yang sedang beroperasi harus
berada diluar pagar pelindung , dilarang memasukan tangan kedalam pagar untuk mengisi oli .

2、Di dua sisi jalan lintas konveyor batu bara harus dipasang pagar pelindung dan “tali buka tutup “ kejadian
mesin off. Pemasangan sebelumnya yang menggunakan tombol kejadian mesin off ,harus diganti dengan “tali
buka tutup”. Mengikuti setiap area kerja yang penting pada konveyor batu bara, harus dipasang alarm
otomatis ,untuk memberitahukan kepada pekerja agar meninggalkan area tsb . Waktu panjang pendeknya
penghidupan alarm , interval, dan jumlah , harus ditetapkan dengan peraturan yang pasti dari workshop.
Dalam kondisi darurat , siapapun dapat menarik “tali buka tutup” untuk menghentikan belt konveyor yang
beroperasi . Setelah kejadian ,harus melalui komunikasi pemeriksaan , baru boleh dihidupkan lagi .

3、Dalam kondisi sedang beroperasi atau tidak beroperasi , dilarang berdiri , menyebrang , memanjat serta
menyerahkan peralatan kerja apapun diatas conveyor atau peralatan yang berkaitan lainnya . saat melangkahi
belt konveyor harus menggunakan jembatan lintas .

4 、 Dilarang menaburkan retinol atau mengolesi oli saat konveyor beroperasi . saat belt konveyor sedang
beroperasi dilarang melakukan pekerjaan perawatan dan perbaikan peralatan . pekerjaan pengambilan
sample batu bara atau memungut batu dan kotoran lainnya saat belt konveyor beroperasi ,harus menerapkan
langkah keselamatan , mencegah terkontaminasinya tubuh atau bagian putaran konveyor . Pekerja harus
berdiri diluar pagar , lengan seragam harus dikancing baik ,mencegah agar tidak tersangkut di belt konveyor.

5、Setiap pipa batu baru harus memiliki lubang gali batu bara . Saat menggali harus berdiri di atas platform,
serta memperhatikan agar tidak terpukul oleh peralatan untuk menggali batu bara.

6、Saat membersihkan besi magnet mesin pemisah , harus menghentikan konveyor yang sedang beroperasi
serta memutuskan sumber listriknya . Pekerja harus memakai sarung tangan , serta menggunakan alat kerja
(seperti sekop )untuk melakukan pekerjaan pembersihan .

7 、 Diatas belt konveyor batu bara dan roller , secara umum harus dipasang plat pembersih . Dilarang
membersihkan batu bara yang melekat diatas belt konveyor dan plat pembersih atau melakukan pekerjaan
pembersihan peralatan lainnya saat beroperasi.

8 、 Dilarang melintasi dan berlama-lama jika tidak berkaitan dengan pekerjaan yang berada di lintasan belt
konveyor atau setiap ruang peralatan . Saat orang luar memasuki area , harus mendapat izin dari petugas piket
, serta menaati hal-hal yang harus diperhatikan .

9 、Di depan roda truk batu bara ,harus di pasang mesin pembersih , agar tidak melukai orang saat mobil
berjalan .

Pembersihan Kapur

1、Pekerja yang menjabat sebagai petugas pembersihan kapur harus melalui pelatihan .

2、Peralatan yang digunakan untuk membersihkan kapur ( seperti , penyapu besi ,hook(pengait) dll), sebelum
digunakan periksa apakah sempurna , kokoh , setelah digunakan simpan di tempat yang baik .
3 、 Saat terdapat kapur besar berada didalam bucket kapur, harus membuat langkah keselamatan terlebih
dahulu . Pekerja tidak boleh berdiri tepat di pintu bucket kapur , harus berdiri di satu sisi lain pintu bucket
kapur , menggunakan alat kerja dengan keadaan miring .

4、Kapur yang telah dimasukkan kedalam kendaraan , jika belum dilakukan pemadaman , harus dipadamkan
menggunakan api . Tidak diperbolehkan mendorong/memindahkan kendaraan kapur yang belum dilakukan
pemadaman , kapur yang jatuh pada area pembersihan harus dipadamkan menggunakan air , serta
membersihkannya .

5、Saat mendorong kendaraan kapur secara manual tidak diperbolehkan mendorong dari depan kendaraan
kapur ,harus didorong dari belakang . petugas yang memindahkan kapur tidak diperbolehkan duduk di bawah
kendaraan kapur , untuk mecegah terjadinya luka cedera dan tertabrak . Ketika beberapa orang secara
bersamaan mendorong kendaraan kapur , harus menjaga jarak yang pasti antara kendaraan kapur.

BAB 12. Maintenance Peralatan Boiler

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Umumnya

1 、 Sebelum bekerja didalam boiler, harus menggunakan papan untuk menutup ujung sambungan antara
boiler dengan pipa steam utama, pipa penyedia air, pipa utama, pipa pembuangan limbah utama, pipa
Hydrophobic Explorer, dan pipa penambah obat dll atau menutup valve antara boiler dengan setiap pipa
utama, kumpulan pipa lainnya dan dikunci dengan kencang serta menggantungkan papan tanda. Untuk valve
elektrik masih harus mematikan power motor dan menggantungkan papan tanda.

2 、 Sebelum memasuki ruang pembakaran dan cerobong asap untuk pembersihan dan maintenance,
seharusnya menutup/ mengisolasikan antara tungku boiler yang sedang beroperasi dengan sistem blower,
sistem Coal gas, sistem Minyak, Ventilasi dan cerobong, serta meminta karyawan untuk mematikan power
Feeding machine, powder discharging machine, blower, rotary air preheater, electric dust collector and grate
reducer serta menggantungkan papan tanda dilarang mengoperasikan.

3 、 Saat suhu ruang pembakaran dan cerobong diatas 60℃ tidak diperbolehkan masuk kedalam ruangan
untuk melakukan pekerjaan pembersihan dan maintenance. Jika diharuskan untuk memasuki ruangan dengan
suhu 60℃ untuk bekerja dengan waktu yang singkat harus menulis langkah keselamatan yang khusus dan
diawasi oleh pengawas khusus serta harus mendapat persetujuan dari atasan (Chief Engineer).Jika boiler
sedang dalam keadaan maintenance besar, melakukan pekerjaan hot work (tabung O2, tabung C2H2 atau
barang yang mudah meledak lainnya) harus mempunyai jarak aman yang cukup dengan lokasi pekerjaan serta
mempunyai langkah keselamatan yang memadai.

4 、 Sebelum bekerja dalam cerobong dan ruang pembakaran, harus mempunyai ventilasi yang baik, tidak
diperbolehkan bekerja dalam cerobong yang mempunyai ventilasi yang kurang memadai atau lokasi tertutup.
Pada saat maintenance boiler tidak boleh ada kebocoran Asap, udara panas, minyak atau batu bara, gas

Pembersihan Ruang Pembakaran

1. Sebelum memasuki ruang pembakaran untuk melakukan kegiatan pemberihan, terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan man hole, hand hole, saluran udara dan lain-lain. Dalam melakukan pekerjaaan maintenance dan
pembersihan juga harus memeriksa batu bata yang ada dipastikan tidak runtuh dan tidak berada disekitan
man hole ataupun lubang lainnya.

2、Saat bekerja dalam ruang pembakaran, harus dikerjakan minimal oleh dua orang, selain itu diluar ruang
pembakaran ada pengawas yang mengawasi.

3 、 Saat ada orang yang bekerja pada bagian atas ruang pembakaran dan pipe line, bagian bawah tidak
diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan pembersihan dibagian bawah.

4、Setelah selesai melakukan pekerjaan pembersihan diruang pembakaran, penanggung jawab pembersihan
harus membersihkan alat kerja dan dan memeriksa apakah pada saat maintenance ada pekerja atau alat kerja
yang tertinggal didalam ruang pembakaran.

Pembersihan Silo Batu Bara


1 、 Dilarang melakukan pekerjaan didalam silo batu bara yang masih mempunyai batu bara. Sebelum
melakukan pembersihan silo batu bara harus memberitahukan kepada SPV operasional untuk membersihkan
sisa batu bara yang tidak digunakan lagi.

2、Sebelum melakukan pembersihan silo batu bara harus memutup semua valve yang terhubung dengan silo
batu bara dan dikunci, serta gantungkan papan tanda “ Dilarang mengoperasikan”. sebelum memasuki silo
batu bara harus mempunyai ventilasi yang memadai. Setelah mendapat persetujuan dari hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh penanggung jawab maintenance (melakukan pengukuran dengan alat instrumen atau
binatang kecil) baru boleh melakukan pekerjaan.

3 、 karyawan yang membersihkan silo batu bara harus menggunakan masker racun, safety google, sarung
tangan, seragam kerja yang memenuhi persyaratan yang tidak terlalu besar/kecil, lengan baju, ujung celana
harus diikat dengan erat atau menggunakan seragam kerja anti debu. memasuki silo batu bara harus
menggunakan safety belt, tali safety belt dicantolkan diluar silo pada benda yang kokoh, serta diawasi oleh
dua pengawas diluar ruang, pengawas dapat melihat gerak gerik pekerja dari luar, dapat mendengarkan
teriakan, jika seandainya terjadi hal tidak terduga segera tarik pekerja untuk memberikan pertolongan.Saat
pekerja memasuki silo batu bara harus menggunakan tangga naik turun.

4、didalam silo batu bara seharusnya menggunakan lampu 12V, insulasi kulit kabel dan kepala lampu harus
dalam keadaan baik, lampu tidak boleh ditanam/taruh didalam sudut silo yang mempunyai bubuk batu bara.

5 、 saat membersihkan silo batu bara, dilarang menghidupkan api atau merokok baik didalam silo maupun
diluar silo. dilarang membawa barang yang dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan dan barang yang
tidak penting.

6 ketika seperti akumulasi bubuk bunker empat sudut dekat pemberantasan staf diperlukan, harus
ditempatkan loncatan, harus memiliki kekuatan dan loncatan yang cukup

Lebar, dan harus ditempatkan dengan aman. Pemberantasan alat bubuk akumulasi harus menggunakan
tembaga atau aluminium, untuk mencegah memicu.

7、jika saat pembersihan menemukan adanya tanda tanda kebakaran didalam silo batu bara, karyawan yang
membersihkan harus segera keluar ruangan, kemudian tutup ruangan dengan rapat dan gunakan APAR CO2
dan steam untuk memadamkan api.

8 、 karyawan yang membersihkan silo batu bara seharusnya dilakukan secara bergantian sesuai dengan
kondisi tubuh.

9 、 setelah selesai membersihkan, orang yang bertanggung jawab atas kebersihan harus memeriksa ulang
untutk memastikan tidak ada orang atau alat yang tertinggal di dalam silo batu bara dan langkah terakhir
menutup pintu.
Maintenance Heat Exchanger

1、Setelah mendapat persetujuan dari pimpinan divisi dan SPV operasional baru boleh melakukan pekerjaan
maintenance pada heat exchanger

2、Sebelum melakukan maintenance, demi mencegah steam atau air panas masuk kedalam heat exchenger
harus menginsulasikan heat exchanger dengan pipa yang terhubung, peralatan dll, semua valve yang diisolasi
harus dikunci dan gantungkan papan tanda. Penanggung jawab maintenance harus memeriksa semua langkah
keselamatan baru boleh melakukan pekerjaan

3、Sebelum maintenance harus mengosongkan air dan steam yang ada didalam heat exchanger, membuka
pintu valve, saat membuka/mengendorkan baut flange harus hati-hati jangan bertatapan langsung dengan
flange, demi mencegah air melukai karyawan.

4 、Maintenance untuk waktu yang lama dan dalam keadaan dimana pintu valve dalam kondisi tidak rapat,
maka pada peralatan yang dimaintenance harus menambahkan papan penutup diujung, ketebalan papan
penutup harus sesuai dengan peralatan.

5、Setelah selesai maintenance, penanggung jawab maintenance harus memeriksa untuk memastikan semua
pekerjaan telah selesai dikerjakan, setelah papan penutup dilepas, pekerja dilapangan telah membersihkan
area kerja dan meninggalkan lokasi kerja baru boleh memberitahukan operasional untuk
menghidupkan/menggunakan kembali peralatan.

Maintenance Cooling Tower dan Kolam Air Mancur

1、Bekerja dalam area cooling tower dan kolam air mancur, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
pimpinan Divisi dan SPV Operasional.

2、Saat bekerja di dalam kolam air mancur atau cooling tower minimal harus dikerjakan oleh dua orang, salah
satu diantaranya bertanggung jawab sebagai pengawas, ketika bekerja di dalam air harus mengenakan safety
belt, mengenakan pelampung atau life jacket.

3 、 Saat bekerja didalam kolam air, dilarang mendekati mulut pipa pompa air sirkulasi. Dilarang bekerja
didalam saluran air (parit) yang sedang beroperasi.

4、Saat maintenance ujung mulut kolam air mancur harus berdiri diatas kapal kayu atau kayu rakitan, dilarang
maintenance dalam air.

5、Parit, kolam, sumur, filter air, cooling tower dan sekeliling harus dipasang pagar pelindung, papan penutup
dan alat pelindung serta lampu penerangan dan lainnya untuk mencegah karyawan jatuh kedalam
air,sekeliling kolam mancur ada jalan setapak dimana ketebalan lantai setapak adalah 200mm.

6、Kolam air seharusnya mempunyai tembok yang kokoh, saat memindahkan air ke kolam air lainnya tembok,
tembok lainnya akan memberikan tekanan. Saat memindahkan air atau lumpur untuk maintenance, pekerja
harus menghindari berdiri di bawah tembok, untuk menghindari tembok runtuh.

7、Saat bekerja dalam cooling tower harus memperhatikan tidak ada lumut yang tebal dan benda asing jatuh
kebawah, jalan setapak dan pagar pelindung harus dalam keadaan utuh, kepala sumur cooling tower harus
terdiri dari pagar dan penutup. Saat memasuki blower cooling tower harus mematikan power, gantungkan
papan tanda dan kunci pintu blower.

8、Saat membersihkan inlet cooling tower dan lapisan es pada kolam air di musin dingin, minimal dikerjakan
oleh tiga orang, seta harus mempunyai lampu penerangan yang memadai dan mempunyai langkah
keselamatan mencegah tergelincir jatuh kebawah.

9、Saat maintenance dinding silinder cooling tower disekeliling lantai seharusnya dipasang pagar pelindung
untuk mencegah puing-puing jatuh ke bawah melukai orang.

10 、 Saat maintenance dinding silinder cooling tower harus mematuhi peraturan tentang pekerjaan
diketinggian bab ke 13. Karyawan harus berdiri pada perancah/Scaffolding atau platform lifting yang kokoh,
tidak dibenarkan berdiri ditangga saat maintenance dinding silinder. Karyawan yang bekerja seharusnya
mengenakan Safety Belt dan Safety Helm.

11 、 Ketika menggunakan crane harus mempunyai sistem lifting dan cara pengoperasian yang dapat
diandalkan. Setiap sebelum memulai pekerjaan harus memeriksa hoist, tali kawat dan pulley dengan teliti.
Untuk hoist seharusnya ada operator khusus yang mengoperasikan.

12 、 Dilarang berenang didalam kolam cooling tower atau kolam air mancur serta dilarang berada disekitar
area pintu masuk air.

13 、 Saat memasuki filter rotari harus mempunyai langkah pencegahan. Jika diharuskan masuk kedalam air
untuk melakukan pembersihan, terlebih dahulu harus mematikan filter rotary yang sedang beroperasi,
putuskan power supply, minimal dikerja oleh dua orang.Jika adanya bahaya jatuh dari ketinggian harus
menggunakan safety belt.

BAB 13. Kerja Kimia (Quality Control)

Kerja sampling
1、Lokasi sampel uap,air harus menggunakan pencahayaan yang bagus. Saat menyampling harus memakai
sarung tangan dan safety google.

2 、 Sampel uap air wajib melalui perangkat cooling dan harus menjaga kelancaran pipa cooling air dan
penuhnya kapasitas air pada cooling air

3、Saat menyampling harus membuka pintu cooling air dahulu kemudian perlahan-lahan membuka pintu uap
air pada tabung sampling sehingga suhu sampel terjaga pada 30℃ kebawah. Ketika mengatur pembukaan
pada katup harus menghindari steam yang keluar agar mencegah terkena luka bakar

4 、 Dalam proses sampling, jika menemukan cooling water terganggu maka harus segera menutup lubang
masuk tabung sampling

5、Saat mengambil sampling minyak di peralatan listrik maka dilakukan oleh karyawan divisi listrik yang telah
ditunjuk, karyawan laboratorium berada di sebelah untuk menginstruksikan. Saat mengambil sampling
minyak pada roda turbin yang beroperasi maka harus mendapat persetujuan dari karyawan operasional yang
shift dan sama-sama mengoperasikan

6、Saat karyawan menyampling batubara pada conveyor yang digunakan, karyawan harus mengikat manset,
karyawan harus berdiri diluar pegangan pembatas. Saat pengambilan sampling harus memegang sekop dan
mengambil sampel batubara dari arah berlawanan dengan aliran batubara

7 、 Saat mengambil sampel batubara di conveyor pengangkut batubara harus menghubungi karyawan shift
yang bersangkutan, hanya untuk memastikan conveyor pengangkut tersebut tidak dapat bergerak kemudian
baru dapat ke bagian atas pengangkut untuk mengambil sampling batubara

8 、 Saat menyampling di sistem produksi hidrogen dan sistem cooling hidrogen pada generator harus
menghubungi karyawan yang bersangkutan terlebih dahulu serta mematuhi peraturan yang bersangkutan di
bab 10.

Hal-hal biasa yang harus diperhatikan saat kerja laboratorium

1 、 Karyawan laboratorium harus memakai seragam kerja, ruangan laboratorium harus memiliki air ledeng,
peralatan ventilasi, material pemadam kebakaran, kotak P3K, alat pertolongan pertama untuk luka terpapar
asam, alkali serta larutan netralisasi, handuk sabun dan barang lainnya

2 、 Dilarang meletakkan obat-obatan di dalam peralatan makan, juga tidak diizinkan untuk meletakkan
makanan dan alat makan di ruang laboratorium. Karyawan harus mencuci tangan setelah kerja dan sebelum
makan

3、Dilarang menggunakan mulut untuk mencoba dan menggunakan hidung mencium untuk mengidentifikasi
obat-obatan yang tidak teridentifikasi, tetapi dapat menggunakan tangan untuk menepuk dengan lebut di
wadah, berada di posisi yang sedikit jauh untuk mencium bau gas yang keluar. Dilarang menggunakan mulut
untuk mengisap cairan asam, toksisitas, dan mudah menguap serta iritasi, tetapi harus menggunakan burette
atau aspirator untuk mengisap sampel
4 、 Saat tabung test dipanasi tidak diperbolehkan mulut tabung mengarah ke orang lain ataupun sendiri,
wadah kaca yang baru dipanaskan tidak boleh berkontaksi dengan kulit dan air dingin

5、Tidak boleh menggunakan peralatan kaca yang pecah atau tidak lengkap

6、Setiap bungkusan yang terdapat botol obat harus ditempelkan tagname yang jelas dan diletakkan secara
terpisah. Dilarang menggunakan obat yang tidak ada tagnamenya

7、Tidak diperbolehkan untuk menyimpan oksidan dan agen pereduksi serta bahan kimia lainnya yang mudah
bereaksi satu sama lain dalam jarak dekat

8、Obat-obatan beracun, mudah terbakar, atau mudah meledak tidak diizinkan diletakkan di atas rak ruang
laboratorium, harus diletakkan di ruang terisolasi dan dalam kabinet atau jauh dari ruang di pabrik, serta ada
karyawan khusus yang bertugas mengawasi. Untuk penyimpanan bahan yang mudah terbakar serta obat-
obatan yang beracun harus ada 2 kunci, kunci masing-masing dipegang 2 orang yang bertugas menjaga,
penggunaan dan pembuangan obat harus berdasarkan sistem manajemen yang ada. Untuk obat-obatan yang
bersifat volatilitas harus diletakkan dalam kabinet khusus. Penggunaan obat dengan jenis ini harus lebih
berhati-hati, jika diperlukan maka harus menggunakan masker, kacamata safety dan sarung tangan karet; saat
mengoperasikan wajib ada ventilasi atau di tempat yang berventilasi dengan baik, serta jauh dari sumber api;
wadah yang terpapar harus dicuci

9、Wadah kaca yang digunakan untuk penyulingan cairan yang mudah menguap dan mudah terbakar harus
sempurna tanpa cacat. Saat penyulingan dilarang menggunakan api untuk dipanaskan, harus menggunakan
metode perendaman air panas ataupun metode lain yang cocok. Saat menggunakan metode rendam air panas
harus mencegah air agar tidak masuk ke cairan dalam yang dipanaskan

10 、 Saat menggunakan gelas kimia untuk memanaskan cairan, ketinggian cairan tidak boleh melebihi 2/3
dari gelas kimia

Penggunaan obat-obatan untuk pengolahan air

1 、 Ventilasi Ruang Penyimpanan kapur, tanah kapur, bubuk pemutihan koagulan dan obat lain harus baik,
untuk menjaga ruangan tetap kering tidak lembab

2、Karyawan yang menggunakan serta yang ambil-taruh beberapa obat-obatan ini harus memahami metode
penggunaan dan karakteristik dari obat-obatan tersebut. Saat kerja harus pakai seragam kerja, memakai
safety google, masker, sarung-tangan, dam memakai sepatu karet. Saat ambil-taruh beberapa obat harus
berdiri di posisi berlawanan dengan angin untuk mencegah terhirupnya bubuk obat-obatan yang terbang

3、Lokasi kerja harus ada air ledeng dan persiapan handuk dan sabun

4、Bila larutan koagulan atau pemutih terciprat ke mata, harus segera dicuci dengan banyak air. Bila larutan
terciprat ke kulit maka harus segera bilas air dan sabun

5、Jangan menaruh ember yang berisi bubuk pemutih di ruangan pabrik. Bubuk pemutih yang berceceran di
lantai harus segera dibersihkan

6 、 Saat penggunaan dan pemindahan amonia wajib diletakkan di wadah yang tersegel dan tidak boleh
berkontaksi langsung dengan badan karyawan. Jika tercecer di lantai maka harus menggunakan air untuk
membersihkan. Sistem pipa amonia harus ada papan tanda “bahaya beracun”. Tempat penyimpanan amonia
harus di tempat yang keamanannya dapat dipercaya, untuk karyawan yang bukan bersangkutan

Penggunaan obat-obatan yang berakali dan asam yang kuat

1、Saat berada di lokasi kerja berjenis alkali-asam harus tersedia air ledeng, handuk, kapas dan pertolongan
pertama serta penggunaan larutan

2 、 Karyawan yang menggunakan dan memindahkan obat-obatan alkali atau asam pekat harus memahami
metode pengoperasian dan karakteristiknya, serta berdasarkan keperluan kerja menggunakan masker, sarung
tangan karet dan kacamata pelindung, juga harus memakai celemek karet dan sepatu karet panjang (ujung
celana harus diletakkan diluar sepatu), penanggung jawab kerja harus memeriksa peralatan pelindung apakah
sesuai

3 、 Saat pemindahan larutan kaustik yang tersegel atau terkonsentrasi, harus meletakkan kotak kayu yang
kokoh atau keranjang kotak (mulut di atas) dan tekan dengan benda lunak, dan dibawa sendiri oleh karyawan.
Saat menggunakan kendaraan atau box pengangkut untuk perpindahan maka box kayu atau keranjang box
harus ditempatkan dengan kokoh di dalam kendaraan atau dibundel. Dilarang membawa toples dengan bahu,
dipikul atau dipeluk

4 、 Jalur perpindahan harus lancar dan penyediaan sumber air dan stasiun pertolongan pertama jika
diperlukan

5 、 Semua operasi yang menggunakan asam pekat harus dilakukan di luar ruangan atau berventilasi lebar,
Jika tidak ada lemari ventilasi di dalam ruangan,maka harus memasang peralatan ventilasi yang kuat.

6 、 Bak asam dan alkali harus disampling setelah memasuki pabrik. Saat Menggunakan kompresor udara
membongkar tekanan atas, tekanan atas tidak boleh melebihi tekanan bak yang diizinkan. Dilarang membuka
flensa pelepas tekanan di bawah kondisi yang bermuatan tekanan. Untuk bak yang tanpa katup udara, katup
pengiriman udara dan bak yang tidak boleh untuk menahan tekanan semuanya dilarang menggunakan
kompresor udara membongkar tekanan atas

7 、 Dari bak asam atau stoples asam untuk pengambilan asam, biasanya menggunakan siphon untuk
mengisap (tetapi tidak diperbolehkan untuk menggunakan pipa karet tahan asam ). Saat mengambil asam
dalam ruangan, jika perlu menggunakan botol asam untuk menuang asam maka pengoperasiannya harus lebih
lambat, Berikut ini harus ditempatkan di baskom kaca yang lebih besar atau baskom keramik

8、Saat membuang asam encer, dilarang menuangkan air ke dalam asam. Perlahan turunkan asam pekat ke
dalam air dan aduk terus-menerus untuk mencegah panas yang hebat

9、Saat asam konsentrat tercecer dalam ruangan maka harus menggunakan alkali terlebih dahulu kemudian
menggunakan air untuk mencuci atau menggunakan tanah untuk menyerap, setelah pembersihan kemudian
menggunakan air untuk mencuci

10、Ketika membuka tong kaustik dan larutan kaustik wajib menggunakan sarung tangan karet, masker dan
kacamata serta alat kerja khusus. Saat menghancurkan kaustik yang besar, pertama bisa menggunakankain
bekas untuk membungkus untuk menghindari supaya tidak terbang keluar. Saat menyiapkan cairan alkali
panas harus dilakukan di tempat yang berventilasi dengan baik atau di dalam cabinet berventilasi. Kecepatan
disolusi harus pelan dan sering diaduk dengan tongkat kayu

11、Karyawan tidak boleh berdiri di Bagian atas tangki asam-alkali di bawah tanah atau semi bawah tanah.
Sekitar tangki asam-alkali harus dipagari da nada papan nama yang jelas

12、Tabung kaca Tangki asam-alkali harus dipasang perisai logam

13、Bila asam pekat terciprat ke mata atau kulit, sebaiknya cepat dicuci dengan banyak air, kemudian larutan
pembersih sodium bikarbonat 0,5%. Bila alkali kuat terciprat ke mata atau kulit, sebaiknya cepat dicuci dengan
banyak air, lalu dengan 2% larutan asam borat encer untuk membersihkan mata atau asam asetat 1% untuk
membersihkan kulit. Setelah melakukan perawatan darurat, sebaiknya segera mengirim ruang gawat darurat
ke rumah sakit. Bila asam pekat terciprat pada pakaian, pertama-tama Anda harus membilasnya dengan air
lalu dengan larutan alkali encer 2% dan akhirnya dicuci dengan air.

14、Saat mencuci boiler dengan asam fluorida, peraturan berikut harus diperhatikan:

( 1 ) Asam hidrofluorat harus terkandung dalam wadah polietilena atau wadah karet keras dengan segel
tutup. Jangan diletakkan ke tempat dengan paparan sinar matahari

( 2 ) Selain memakai alat pelindung yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Pasal 414, staf sistem asam
konsentrat harus memakai masker pelindung (termasuk filter natrium kapur) dan masker. Setelah bekerja,
harus membilas bagian kepala dan bagian tubuh

( 3 ) Jika system asam ringan terjadi kebocoran maka harus menggunakan ban merah dan putih untuk
sekitarnya dan mengatur orang untuk menjaga serta dilarang mendekat

( 4 ) Kulit terciprat asam, segera bilas dengan air yang banyak, dan dilapisi dengan salep lembut, mata
terciprat asam,maka menggunakan sejumlah besar air untuk bilas, dan meneteskan hidrokortison pada mata

(5)Dilarang membuang sisa asam langsung ke dalam aliran sungai.

Kerja merkuri(Kendali-Pengukuran)

1 、 Karyawan yang bekerja pada instrument merkuri harus memakai seragam kerja, seragam kerja harus
sering dicuci agar tetap bersih

2、Bekerja pada instrument merkuri tidak diperbolehkan menggunakan tangan secara langsung berkontaksi
dengan merkuri harus memakai sarung tangan latex (untuk melakukan operasi di bidang kedokteran).
Dilarang menggunakan alat kerja yang dapat menyerap merkuri

3、Dilarang makan-minum di dalam ruangan tempat kerja instrument merkuri

4、Karyawan yang bekerja pada instrument merkuri harus mematuhi ketentuan berikut:

(1)Sebelum makan dan setelah kerja harus hati-hati menyerap dan mencuci muka

(2)Setelah kerja selesai maka harus mengganti seragam kerja

(3)Setiap hari setelah selesai kerja harus mandi


(4)Memeriksa badan secara rutin, saat ditemukan kondisi keracunan harus secepatnya dirawat

5、Area perbaikan instrument merkuri harus diisolasi dengan ruangan lainnya (seperti bila berada di gedung
yang sama maka harus berada di lantai bawah) harus ada peralatan ventilator serta secara teratur mengukur
kadar merkuri dalam ruangan

6、Dinding Area perbaikan instrument merkuri harus di cat, Tinggi cat harus mencapai dua pertiga dari tinggi
dinding

7、Lantai area perbaikan instrument merkuri harus halus, rapat, mulus (seperti lantai terrazzo ), tanah harus
sedikit miring ke samping, saluran limbah air harus memiliki sumur yang terpisah

8、Permukaan platform perbaikan instrument harus halus dan mulus, 4 tepian di sekeliling harus dinaikkan,
sudut platform rendah, di sudut bagian bawah ada pipa pelepasan limbah, sehingga merkuri jatuh di atas
platform melalui pipa ke bawah dan air di dalam wadah terpisahkan .

9、Merkuri harus disimpan dalam kondisi baik, dan wadah berisi air harus ditutup rapat

10、Bila bagian dalam instrumen diisi dengan merkuri, maka wadah yang berisi merkuri harus mengapung di
lapisan air

11、Bila merkuri ditempatkan di luar instrumen, maka harus ditempatkan dalam wadah berisi air di tempat
manapun yang bersangkutan

12 、 Saat membongkar instrument, jika ditemukan menempel pada permukaan suku cadang maka harus
dalam wadah bensin, sikat dengan kuas untuk membersihkan merkuri

13 、 Untuk menghindari luapan merkuri dari wadah, wadah alat pengukur vakum harus ditutup, namun
wadah harus disimpan dalam kontak dengan atmosfir luar (misalnya sumbat karet pada ketinggian tabung
kaca 50-60mm )

14 、 Jika wadah merkuri instrument tekanan udara dan instrument kompresor tidak ditutup, maka Harus
mengapung pada lapisan permukaan merkuri gliserol 1 sampai 2 mm, untuk mencegah penguapan merkuri

15 、 Pengukur vakum merkuri kaca atau barometer, harus dipasang di kotak kayu atau logam, sisi kotak
dengan kaca pelindung, agar bisa dilihat.

16、Dalam ruangan pabrik jika ditemukan instrument kebocoran merkuri maka harus melapor karyawan shift
thermal untuk dilakukan penanganan

17、Alat-alat kerja merkuri digunakan tidak diperbolehkan untuk meminjamkan keluar kepada orang lain

18 、 Merkuri bekas benang kapas bekas, tisu dan sampah bersih tidak boleh dibuang sembarangan, harus
dikubur di dalam lubang yang dalam.
BAB 14. Las listrik dan Las Karbit

Persyaratan keselamatan pengerjaan secara umum

Satu. Pekerja yang tidak mendapatkan pendidikan khusus tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan
pengelasan. Mengelas bagian boiler yang bertekanan, saluran pipa serta wadah bertekanan dan
pengelasan peralatan lainnya, harus sesuai dengan persyaratan peraturan pengawasan boiler (bagian
ujian pekerja las). Dengan lulus ujian dasar dan ujian tambahan, serta bersertifikasi, baru diperbolehkan
melakukan pengerjaan.
Pekerja las harus memakai baju kerja kain kanvas, menggunakan helm kerja, baju atas tidak boleh
dimasukkan ke dalam celana. Kocek harus terdapat penutup, bagian kaki harus terdapat pelindung
sepatu, mencebah terbakar pada saat pengelasan.
Tidak diperbolehkan untuk mengelas di peralatan yang bertekanan (tekanan cairan atau tekanan gas)
atau peralatan yang berlistrik. Jika pada kondisi khusus harus mengelas di peralatan yang bertekanan
dan berlistrik, harus mengambil langkah keselamatan, dan harus melewati persetujuan pimpinan (chief
engineer) penanggung jawab produksi pabrik (kantor). Untuk pengelasan kerangka berbeban, harus
melewati perijinan departemen teknis yang bersangkutan.
Dilarang mengelas di wadah yang menampung benda yang mudah terbakar atau struktur atau benda
lainnya yang catnya belum kering.
Dilarang mengelas di ruangan yang menyimpan benda yang mudah terbakar, mudah meledak. Ketika
mengelas di sekitar rerumputan mudah terbakar mudah meledak, dengan jarak horizontal minimul
tidak boleh kurang dari 5 meter, dan sesuai dengan kondisi di lapangan, mengambil langkah
keselamatan yang terpercaya (dapat ditutup dengan pagar atau kain asbes).
Untuk wadah yang terdapat sisa pelumas atau cairan yang bisa terbakar, harus membuka penutup, dan
dibersikan. Untuk wadah yang terdapat sisa benda yang mudah terbakar mudah meledak, harus dicuci
dulu dengan uap air, atau dicuci bersih menggunakan air alkali panas, dan membuka lubang penutup,
baru diperbolehkan melakukan pengelasan.
Ketika kekuatan angin melebihi level 5, dilarang mengelas atau memotong di area terbuka. Tetapi ketika
kekuatan angin dibawah level 5 diatas level 3 melakukan pengelasan atau pemotongan, harus
membuat pagar penahan angin untuk mencegah percikan api berterbangan mengakibatkan kebakaran.
Ketika turun hujan turun salju, tidak boleh mengelas atau memotong di area terbuka. Jika harus
melakukan pengelasan, harus mengambul langkah perlindungan hujan perlindungan salju.
Ketika melakukan pengelasan di sekitar area yang mudah terjadi kebakaran, harus mempersiapkan
peralatan pemadam yang diperlukan.
Ketika mengelas, harus membuat langkah pencegahan terperciknya bijihan logam, jatuh dan
mengakibatkan kebakaran, serta mencegah luka bakar, tersetrum, ledakan dan langkah lainnya.
Sebelum pekerja las meninggalkan lapangan, harus memeriksa di lapangan tidak tertinggal api yang
belum padam.
Ketika mengelas di area tinggi, harus mengikuti peraturan yang berkaitan pada bab 13 bagian
pengerjaan di area tinggi prosedur ini.
Untuk di atas tangga, hanya boleh melakukan pengelasan dalam waktu yang singkat dan tidak berat.
Dilarang menunggu di anak tangga paling tinggi dan melakukan pengelasan.
Ketika melakukan pengelasan di dalam boiler steam drum, kondensator, kotak minyak, tangki minyak
serta wadah logam lainnya, harus terdapat langkah pencegahan tersetrum berikut:
Pada saat pengelasan, pekerja las harus menghindari kontak dengan besi. Harus berdiri diatas karet
insulator atau memakai sepatu karet insulator, dan memakai seragam kerja yang kering.
Di bagian luar wadah harus terdapat pengawas yang dapat melihat dan mendengar pekerja las bekerja,
dan harus terdapat saklar, untuk mempermudah pemutusan listrik sesuai dengan signal pekerja las.
Lampu yang digunakan di dalam wadah, voltase tidak boleh melebihi 12 volt. Casing transformer
lamput harus tergrounding dengan baik, tidak boleh menggunakan autotransformer.
Transformer lamput dan transformer mesin las semuanya tidak boleh dibawa masuk ke dalam boiler
dan wadah logam.
Di dalam wadah kedap udara, tidak boleh melakukan pengelasan listrik dan pengelasan gas bersamaan.
Ketika mengelas di dalam sumur atau selokan yang dalam, harus mengikuti peraturan yang berkaitan
pada bab 7 poin 5 prosedur ini.

Las listrik

Ketika mengelas di dalam ruangan atau area terbuka, jika diperlukan di sekitar harus terdapat pagar
pemblokir cahaya, mencegah cahaya melukai mata pekerja di sekitar.
Ketika mengelas di tempat yang lembah, pekerja las harus berdiri di atas papan kayu yang kering, atau
memakai sepatu karet insulator.
Casing mesin las listrik yang tetap atau bisa berpindah (electric generator atau transformer mesin las)
serta platform pengerhaan, harus terdapat grounding yang baik.
Seluruh kabel yang digunakan pada pengelasan, harus menggunakan kulit kabel dengan insulasi yang
baik, jika ada kepala sambungan, di sisi harus disambung dengan erat, dan memastikan terinsulasi
dengan baik. Bagian yang disambungkan pada penjepit las listrik, setidaknya terdapat 5 meter kabel
insulasi.
Peralatan las listrik (transformer, electric generator) harus menggunakan power switch yang
berpengaman, dan harus berada di dalam kotak yang tertutup.
Instalasi, pemeriksaan dan perbaikan peralatan las listrik, harus dilakukan setelah memutuskan sumber
listrik.
. Penjepit las listrik harus memenuhi persyaratan dasar berikut ini :
(1)Harus menjepit kawat las dengan erat;

(2)Memastikan kawat las dan penjepit las listrik berkontak dengan baik;

(3)Penukaran kawat las harus mudah;

(4)Pegangan harus dibuat menggunakan bahan insulasi anti panas.

Bagian konduktif yang terpapar dan bagian berputar mesin las listrik serta kipas pendingin, semuanya
harus terpasang masker pelindung.
Pekerja las harus mempersiapkan peralatan pelindung berikut :
(1)Selubung handle atau selubung wajah berlapis kaca filter cahaya;

(2)Sarung tangan las;

(3)Sepatu karet insulator;

(4)Kacamata pelindung (kaca pelindung) untuk menghapus bijihan las。

Kursi yang diduduki pekerja las, harus dibuat dengan bahan kayu atau bahan insulasi lainnya.
Pekerja las sebelum menyalakan switch mesin las listrik, harus periksa dahulu peralatan las listrik, kabel
grounding casing di musim dingin apakah dalam kondisi baik, kabel mesin las listrik yang diluar apakah
terdapat gejala insulasi yang rusak, short circuit atau kontak yang tidak baik.
Ketika pekerja las menukar kawat las, harus menggunakan sarung tangan las listrik, agar mencegah
tersetrum.
Ketika membersihkan bijihan las harus menggunakan kacamata pelindung putih, dan menghindari
memukul bijihan las searah berhadapan dengan orang.
Ketika proses penggantungan komponen, dilarang keras bekerja dengan cara sambil menggantung
sambil mengelas. Hanya setelah melepas tali sling, baru boleh mengelas.
Lima belas. Kabel listrik insulasi yang berlistrik tidak boleh dibawa diatas badan atau diinjak dibawah
kaki. Ketika kabel las lsitrik melewati saluran, harus mengambul langkah perlindungan, mencegah
kerusakan eksternal.

Ketika peralatan las listrik dialiri listrik, dilarang menyentuh bagian konduktif.

Ketika pekerja las meninggalkan area pengerjaan, harus memutuskan sumber listrik.

Las gas/ las karbit

Gudang penyimpanan tabung gas harus memiliki fungsi anti apa, pintu dan jendela harus terbuka
keluar, kaca yang terpasang harus menggunakan kaca buram atau dicat warna putih, lantai harus mulus
tidak licin.
Jarak gudang yang volumenya cukup kecil (kapasitas penyimpanan 50 tabung ke bawah) dan bangunan
lainnya harus tidak kurang dari 25 meter. Jarak gudang yang cukup besar dengan titik konstruksi serta
produksi harus tidak kurang dari 50 meter. Jarak dengan tempat tinggal dan gedung kantor harus tidak
kurang dari 100 meter.
Dalam jarak 10 meter di sekitar gudang pengimpanan tabung gas, tidak boleh ditumpuk benda yang
dapat terbakar, tidak boleh melakukan pengerjaan penempaan, pengelasan dan pengerjaan yang
berapi lainnya, juga tidak boleh merokok.
Di dalam gudang harus terdapat rak, sehingga tabung gas diletakkan vertikal berdisi. Tabung gas yang
kosong boleh ditumpuk mendatar, tetapi setiap lapis harus dialasi kayu atau papan logam, ketinggian
penumpukan tidak boleh melebihi 1,5 meter.
Tabung gas yang menampung oksigen tidak boleh disimpan dengan tabung asetilen atau tabung gas
yang dapat terbakar lainnya di gudang yang sama.
Di dalam gudang yang menyimpan tabung gas tidak boleh terdapat peralatan pemanas.
Di dalam gudang yang menyimpan tabung gas, harus disiapkan peralatan pemadam kebakaran, dan
harus menggunakan penerangan anti ledak, ventilasi dalam ruangan harus baik.
Pemindahan tabung gas harus mematuhi peraturan berikut ini :
(1)Pemindahan tabung gas harus mengunakan rak pengangkat atau troli khusus;

( 2 ) Pada saat pengiriman tabung gas harus diletakkan dengan aman di dalam kerangka kayu
berbentuk setengah bulat yang dibuat secara khusus; jika tidak terdapat kerangka kayu, di setiap
tabung gas dapat dibalut dengan tali yang ketebalannya tidak kurang dari 25mm atau 2 rol karet,
untuk mencegah tabung saling bertubrukan.
(3)Seluruh valep tabung gas harus mengarah ke 1 arah yang sama ;

( 4 ) Ketika mengirim tabung gas dengan mobil, tabung gas tidak boleh diletakkan secara vertikal
sesuai dengan kompartemen mobil, harus diletakkan secara horizontal. Pekerja yang mengantar
tabung gas harus duduk di dalam ruang kemudi pengemudi, tidak boleh duduk di dalam
kompartemen.;

(5)Untuk mencegah tabung gas bergulir pada saat pengiriman, harus dieratkan dengan baik.

( 6 ) Ketika pengiriman tabung gas menggunakan mobil, kereta atau kereta api, harus ditutup
menggunakan kein kanvas, mencegah terjemput matahari;

(7)Tabung gas yang sudah terisi gas maupun yang kosong, cap pengaman di atas leher tabung dan
penutup mur kepala sambungan di sisi valve harus tertutup dengan baik baru boleh dikirim.

( 8 ) Ketika mengirim tabung oksigen, harus memastikan tabung gas tidak terkontaminasi grease,
aspal dan lainnya;

(9)Dilarang keras tabung gas dan tabung asetilen diletakkan bersama dan dikirim, juga tidak boleh

dikirim bersama benda mudah terbakar atau wadah yang menampung gas yang dapat terbakar.

Penggunaan tabung oksigen dan tabung asetilen

Sebelum menyambungkan regulator, harus membuka valep pengirim gas pada tabung oksigen diputar
¼, ditiup bersih 1-2 detik, kemudian menggunakan kunci khusus untuk memasang regulator. Pekerja
harus berdiri di sisi kepala sambungan valep.
Valep atau valep regulator pada tabung gas, jika terdapat masalah, harus segera menghentikan
pengerjaan dan diperbaiki.
Tabung oksigen harus dilakukan pengujian tekanan air berdasarkan “prosedur keselamatan
pengawasan tabung gas”. Untuk yang sudah lewat waktunya tidak diuji atau pengujian tidak lulus
standar tidak boleh digunakan. Pada saat menerima tabung oksigen, harus memeriksa tanggal
pengujian dan identifikasi organisasi yang mengguji yang tercetak di tabung.
Tabung oksigen yang dikirim ke lapangan, harus diinspeksi penerimaan. Jika terdapat jejak pelumas,
harus segera dilap bersih; jika kurang cap pelindung atau di valep kurang sekrup penyegel atau terdapat
kecacatan lainnya, harus disebutkan pada tabung “perhatian! Di dalam tabung tertampung penuh
oksigen”, dikembalikan ke produsen.
Tabung oksigen harus dicat warna biru, dengan warna hitam menulis “oksigen”; tabung asetilen dicat
warna putih, dan menggunakan warna merah menulis “asetilen”; tabung nitrogen harus berwarna
hitam, dan menggunakan warna kuning menulis “nitrogen”; tabung gas CO2 harus berwarna aluminium
putih, dan menggunakan warna hitam menulis “CO2”. Tabung gas lainnya juga harus dicat dan ditandai
sesuai peraturan. Tabung gas ketika disimpan dan digunakan, dilarang keras mengubah warna cat dan
tanda pada tabung gas, untuk mencegah jatuhnya lapisan cat mengakibatkan salah pengisian gas.
Tekanan di dalam tabung oksigen diturunkan hingga 0.196 Kpa, tidak boleh digunakan kembali. Tabung
yang sudah digunakan harus ditulis “tabung kosong”.
Valep oksigen hanya boleh dibuka menggunakan kunci khusu, tidak boleh dibuka menggunakan pahat,
palu. Valep asetilen harus dibuka menggunakan kunci khusus.
Pada lokasi pengerjaan, paling banyak hanya boleh terdapat 2 tabung oksigen; 1 untuk penggunaan, 1
untuk cadangan.
Tabung oksigen dan tabung asetilen yang sedang digunakan harus diletakkan secara vertikal dan
dieratkan, jarak tabung oksigen dan tabung asetilen tidak boleh kurang dari 8 meter.
Dilarang keras menggunakan tabung oksigen yang tidak terdapat regulator.
Dilarang untuk tabung gas yang menampung gas untuk berkontak dengan kabel listrik.
Pada saat pengelasan, baju yang berminyak, sarung tangan dan atau peralatan dan benda lain yang
terkena pelumas berkontak dengan selang tabung gas dan kepala sambungan.
Tabung gas yang diletakkan di area terbuka, harus menggunakan tenda atau papan pelindung yang
ringan, untuk mencegah terjemur matahari.

Regulator

Satu. Ruang tekanan rendah regulator tidak terdapat meteran tekana atau meteran tekanan tidak
berfungsi, semuanya tidak boleh digunakan.
Sebelum memasang regulator pada valep tabung atau pipa pengirim gas, harus memperhatikan hal
berikut ini :
( 1 ) Regulator (terutama kepala sambungan dan mur pelindung) apakah terkena pelumas, jika
terdapat pelumas harus dilap bersih;

( 2 ) Benang sekrup mur pelindung apakah utuh, di dalam cap harus terdapat fiber washer (tidak
boleh diganti menggunakan bantalan kulit atau bantalan karet);

(3)Ketika meniup debu di valep, pekerja harus berada di sebelah sisi, untuk menghindari terluka
karena gas, pekerja lainnya tidak boleh berdiri di sekitar arah peniupan.

Harus terlebih dahulu menyambungkan regulator dan tabung oksigen, baru kemudian menyalakan
valep tabung oksigen, valep tidak boleh dibuka terlalu keras, harus memperhatikan tekanan, mencegah
gas menjebol regulator.
Ketika regulator membeku, harus dicairkan menggunakan air panas atau uap, dilarang dibakar dengan
api.
Jika regulator mendadak terbakar, harus dengan cepat menutup valep tabung oksigen.
Ketika pemakaian regulator harus dihentikan dalam waktu lama, harus menutup valep tabung oksigen.
Setelah pekerjaan selesai, harus melepaskan regulator dari tabung gas, disimpan oleh pekerja las.
Regulator yang digunakan untuk tabung oksigen harus dicat biru; regulator yang digunakan untuk
generator asetilen harus dicat putih, agar tidak tercampur.

Selang karet

Selang karet harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menerima tekanan gas. Selang oksigen harus
diuji menggunakan tekanan 1.961Mpa, selang asetilen harus diuji menggunakan tekanan 0.490Mpa.
pemakaian 2 jenis selang tidak boleh dicampur.
Panjang selang karet biasanya 15 meter lebih. 2 bagian kepala sambungan (1 bagian disambung
regulator, 1 bagian lainnya disambung obor las ) harus menggunakan klip penjepit khusus, atau diikat
dengan kawat logam yang lunak dan anil, mencegah terjadinya kebocoran gas atau longgar.
Sebelum menyambungkan selang karet, selang harus terlebih dahulu ditiup bersih, dan memastikan
tidak terdapat air di dalam selang, baru boleh digunakan. Dilarang menggunakan oksigen untuk meniup
pipa asetilen.
Pada selang karet yang digunakan tidak boleh terdapat pembengkakan, keretakan atau kebocoran gas
dan gejala lainnya. Jika terdapat gejala kebocoran gas, tidak boleh diperbaiki menggunakan cara
ditempel atau dibungkus, harus memotong bagian yang rusak, mengunakan pipa sambungan 2 sisi
menyambung selang dan dijepit atau diikat erat dengan kawat logam.
Selang karet gas yang dapat terbakar (asetilen) jika pada saat penggunaan terjatuh, pecah atau
terbakar, pertama harus memadamkan api obor las, kemudian menghentikan penyuplaian gas. Ketika
selang oksigen terbakar, pertama harus mengencangkan sekrup pengaturan regulator atau menutup
valep tabung oksigen, menghentikan penyuplaian gas.
Selang asetilen dan oksigen pada saat pengerjaan harus dicegah terkena pelumas atau tersentuh
larutan logam. Dilarang meletakkan selang asetilen dan oksigen diatas saluran pipa bersuhu tinggi dan
kabel listrik, atau meletakkan benda yang berat atau panas di atas selang. Juga tidak boleh meletakkan
selang di atas jalur pengiriman, tidak boleh meletakkan selang dan kawat las listrik bersama.

Obor las

Sebelum pengapian obor las, harus memeriksa keketatan area sambungan dan di mulutnya apakah
tersumbat.
Ketika pengapian obor las, harus terlebih dahulu membuka valep oksigen, kemudian membuka valep
asetilen, segera menyalakan api, kemudian baru mengatur api. Ketika mematikan api,
pengoperasiannya terbalik dengan yang didepan, pertama menutup valep asetilen, kemudian menutup
valep oksigen, mencegah api berbalik arah.
Jika dikarenakan mulut las terlalu panas tersumbat sehingga mengakibatkan api berbalik arah atau
letupan beberapa kali, harus segera menutup valep gas, kemudian menutup valep oksigen, lalu mulut
las dicelupkan ke air dingin.
Pekerja las tidak boleh meletakkan obor las ketika saat pembakaran; jika diharuskan, api harus
dipadamkan terlebih dahulu.
Bab 15. Metode Pertolongan Pertama/Emergency

1、Prinsip Umum

1.1 Prinsip dasar pertolongan pertama yaitu menerapkan langkah efektif di lapangan, melindungi nyawa
korban, mengurangi kondisi cidera maupun luka serta berdasarkan kebutuhan korban dapat secepatnya
menghubungi pusat pengobatan emergency (departemen klinik). kunci keberhasilan pertolongan pertama
yaitu gerak gerik yang cepat dan tepat. Penundaan dan kesalahan gerak gerik apapun akan menyebabkan
kondisi korban bertambah parah atau menyebabkan korban meninggal dunia.

1.2 Periksa kondisi seluruh tubuh korban dengan serius, cegah luka menyebar. Ketika menyadari buruknya
kesadaran korban, pupil tidak ada respon, nafas dan detak jantung berhenti, korban harus diberikan
pertolongan emergency di tempat. Gunakan metode CardioPulmonary Resuscitation ( CPR ) untuk
mendukung pernafasan dan sirkulasi. Berikan supply oksigen pada organ penting seperti otak dan jantung.
Setelah jantung berhenti berdenyut, pertolongan emergency harus dilakukan secepatnya dalam hitungan
menit/detik, kemungkinan korban selamat akan lebih besar.

1.3 Pekerja di lapangan harus mengikuti training secara teratur, kuasai metode pertolongan
pertama/emergency. pekerja dapat mencopot power supply dengan benar, dapat menguasai metode CPR,
dapat menghentikan pendarahan, dapat memberikan perban, dapat memindahkan korban, dapat
memberikan pertolongan pertama terhadap luka, keracunan dan sebagainya.

2. Pertolongan Pertama Sengatan Listrik

2.1 Pertolongan sengatan listrik harus dilakukan secepatnya. Jika detak jantung dan pernapasan korban
berhenti, segera gunakan metode CPR di tempat dan lakukan terus tanpa berhenti. Pada saat bersamaan
hubungi pusat emergency medis (departemen medis), agar tenaga medis dapat mengambil alih
penyelamatan. Saat tenaga medis belum sampai di lokasi dan mengambil alih penyelamatan, jangan berhenti
melakukan pertolongan. Jangan pula berdasarkan kondisi korban yang sudah tidak bernapas atau tidak ada
denyut nadi, mendiagnosis korban telah meninggal dan berhenti memberikan pertolongan. Hanya dokter yang
berhak membuat diagnosis meninggal-tidaknya korban. Ketika mengoper pertolongan kepada tenaga medis,
tenaga medis harus diberitahu bahwa pertolongan emergency korban sengatan listrik dalam perjalanan
diantar ke rumah sakit tidak boleh berhenti.

2.2 Memutuskan sumber listrik/power supply secepatnya

2.2.1 pada pertolongan pertama sengatan listrik, hal pertama yang harus dilakukan yaitu putuskan sumber
listrik dari korban sengatan listrik secepatnya, semakin cepat semakin baik. Karena semakin lama arus listrik
bekerja, cidera korban akan semakin parah.

2.2.2 memutuskan sumber listrik yaitu mematikan breaker (saklar), disconnecting switch (disconnecting link)
atau circuit breaker lainnya pada bagian peralatan listrik yang bersentuhan dengan korban yang terkena
sengatan listrik; atau coba segala cara untuk memisahkan korban dengan peralatan berlistrik. Pada saat
memutuskan sumber listrik, orang yang memberikan pertolongan juga harus memerhatikan keselamatan diri
sendiri.

2.2.3 sumber listrik pada korban yang terkena sengatan listrik tegangan rendah dapat diputuskan melalui
metode di bawah ini:

(1) jika di sekitar lokasi sengatan listrik terdapat saklar atau colokan sumber listrik, saklar dapat segera
dimatikan atau colokan dapat segera dicabut. Tetapi harus diperhatikan bahwa saklar tarik atau saklar dinding
yaitu saklar yang hanya mengontrol satu jalur kabel. Ada kemungkinan karena faktor instalasi sehingga hanya
dapat memutus kabel netral dan tidak dapat memutus jalur catu daya.

(2) jika di sekitar lokasi sengatan listrik tidak ada saklar atau colokan sumber listrik, electric’s pliers dengan
gagang insulasi atau kapak dengan gagang kayu kering dapat digunakan untuk memutuskan sumber listrik.

(3) ketika menara kabel jatuh menimpa atau tertimpa korban sengatan listrik, pakaian, sarung tangan, tali,
ikat pinggang, papan kayu dan benda - benda insulasi lainnya dapat digunakan untuk menarik korban sengatan
listrik atau memisahkan kabel dari korban, sehingga korban sengatan listrik terpisah dari sumber listrik.
(4) jika pakaian korban sengatan kering dan tidak melilit tubuh, satu tangan dapat digunakan untuk menarik
pakaian dan menjauhkan korban dari sumber listrik. Namun jika tubuh korban beraliran listrik, insulasi di
sepatu korban mungkin juga telah rusak, orang yang memberikan pertolongan tidak boleh menyentuh kulit
korban ataupun menarik sepatunya.

(5) jika sengatan listrik terjadi di overhead cables atau penyanggah distribusi (power distribution rack) yang
telah dialirkan listrik tegangan rendah, untuk sumber listrik yang dapat segera diputuskan harus diputuskan
secepat mungkin. Penolong secepatnya naik ke pilar atau tempat yang aman dan melakukan langkah
pencegah sengatan listrik dan langkah pencegahan jatuh, kemudian gunakan tang/ wire pliers dengan gagang
insulasi, benda insulasi atau alat kering non konduktif untuk melepaskan korban sengatan dari sumber listrik.

2.2.4 orang yang terkena sengatan listrik tegangan rendah dapat dipisahkan dari sumber listrik melalui metode
di bawah ini:

(1) segera hubungi departemen penyupply listrik terkait atau user untuk mematikan listrik.

(2) pakai sarung tangan dan sepatu boot insulasi serta menggunakan alat insulasi yang sesuai dengan level
tegangan listrik untuk menarik saklar sumber listrik atau sekering (fuse) berdasarkan urutan.

(3) lemparkan kawat (kabel) logam terbuka/telanjang untuk membuat short circuit grounding, agar perangkat
proteksi bekerja serta memutus sumber listrik. Sebelum melemparkan kawat terbuka/telanjang, satu ujung
kawat logam harus dipasang terlebih dahulu ke tanah, satu ujung lainnya diikatkan ke benda kuat. Perhatikan
bahwa satu ujung kawat yang dilemparkan tidak boleh mengenai korban sengatan listrik dan orang lain. Selain
itu, setelah melemparkan kawat, secepatnya tinggalkan kawat logam yang terhubung ke tanah sejauh 8 meter
lebih atau berdiri dengan kedua kaki rapat untuk mencegah step voltage melukai orang. Perhatikan juga saat
melemparkan kawat short circuit, agar electric arc tidak melukai orang atau putusnya kabel tidak mengancam
keselamatan orang.

2.2.5 hal - hal yang harus diperhatikan penyelamat setelah memutus sumber listrik:

(1) penyelamat tidak boleh langsung menggunakan tangan, benda lembab dan berlogam lainnya sebagai alat
untuk memberikan pertolongan, tetapi harus menggunakan alat insulasi yang sesuai. Sebaiknya pertolongan
dilakukan dengan satu tangan, agar diri sendiri tidak ikut terkena sengatan listrik.

(2) mencegah kemungkinan korban sengatan listrik terjatuh setelah terlepas dari sumber listrik, terutama
pada keadaan dimana korban sengatan listrik berada di tempat tinggi, langkah pencegah kejatuhan juga harus
dipertimbangkan. Selain membuat korban berada di tempat yang datar, arah yang mungkin menyebabkan
korban sengatan listrik terjatuh juga harus dipertimbangkan. Penyelamat juga harus memperhatikan langkah
keselamatan diri dari kejatuhan dalam proses menyelamatkan korban.

(3) dalam proses penyelamatan, terutama saat menyelamatkan korban di atas tiang atau tempat tinggi, agar
tidak terkena sengatan peralatan bermuatan listrik lagi, jarak aman antara diri sendiri dan orang yang
diselamatkan dengan benda bermuatan listrik di dekatnya harus diperhatikan. Meskipun sumber listrik
kabel/peralatan listrik telah diputuskan, peralatan berkabel grounding yang belum diberikan langkah safety
juga termasuk peralatan bermuatan listrik. Ketika penyelamat naik ketinggian, perkakas insulasi, tali erat dan
sebagainya tetap harus dibawa.
(4) jika kejadian terjadi di malam hari, agar memudahkan proses pertolongan dan menghindari kecelakaan
tidak terduga lainnya, pencahayaan emergency harus dipasang. Namun langkah ini tidak boleh menunda
waktu dalam memutus aliran listrik dan waktu pertolongan pertama.

2.2.6 pertolongan pertama dilokasi kejadian: setelah korban sengatan listrik terlepas dari sumber listrik,
tenaga yang memberikan pertolongan harus secepatnya melakukan analisa terhadap kondisi korban dan
memberikan pengobatan sesuai keadaan. Saat bersamaan hubungi dokter pusat emergency medis
(departemen medis) agar dapat melanjutkan pengobatan korban. Terapkan metode pertolongan sesuai
keadaan korban sengatan listrik.

(1) korban sengatan listrik sadar, jantung berdetak tetapi pernapasan sesak, raut muka putih pucat atau
mengalami pingsan sesaat, tetapi tidak kehilangan kesadaran, pada saat ini metode CPR tidak boleh
digunakan, tetapi harus bawa korban dan dibaringkan ke tempat yang berudara segar dan bersirkulasi baik,
biarkan korban beristirahat tenang selama 1-2 jam agar kondisi secara bertahap kembali normal. Saat cuaca
dingin, penghangat harus diperhatikan, serta selalu periksa perubahan denyut nadi dan pernapasan.

(2) korban sengatan listrik dalam keadaan tidak sadar, jantung berdetak, tetapi pernapasan berhenti atau
pernapasan sangat lemah, segera angkat kepala agar saluran udara terbuka, lakukan juga napas buatan dari
mulut ke mulut. Saat ini jantung korban tidak boleh diberikan penekanan. Jika dalam kondisi korban tidak
diberikan pertolongan napas buatan secara tepat waktu, detak jantung korban akan berhenti karena
kekurangan oksigen dalam waktu lama.

(3) korban sengatan listrik kehilangan kesadaran, detak jantung berhenti, tetapi masih ada sedikit
pernapasan, maka harus diberikan pertolongan dengan metode CPR. Karena lemahnya pernapasan, hanya
dapat menggunakan penekanan di area dada, pernapasan lemah seperti ini artinya korban sudah kehilangan
fungsi menerima oksigen, jika tidak diberikan napas buatan tepat waktu, korban kemungkinan akan tewas.
Jika dapat menerapkan metode napas buatan dari mulut ke mulut dan melakukan penekanan di dada,
pertolongan kemungkinan akan berhasil.

(4) ketika jantung korban sengatan listrik berdetak, pernapasan berhenti, korban harus diberikan pertolongan
menggunakan metode CPR, tidak boleh ditunda ataupun berhenti di tengah pertolongan.

(5) korban sengatan listrik dan petir yang detak jantung masih berdetak, pernapasan berhenti serta masih
terdapat cidera lainnya, pertolongan pertama yaitu metode CPR, dilanjutkan dengan pengobatan luka luar.

(6) saat di tower atau ketinggian ada orang yang terkena sengatan listrik, sesegera mungkin ke tower atau
ketinggian untuk memberikan pertolongan. Setelah korban terlepas dari sumber listrik, lakukan pertolongan
secepatnya seperti yang dijelaskan di poin (1) s/d (5) berdasarkan keadaan denyut nadi, pernapasan dan
kesadaran korban. Yang perlu diingatkan yaitu penyelamat korban di ketinggian bahwa dalam memastikan ada
tidaknya pernapasan dan kesadaran korban merupakan hal yang sangat penting. Jika pernapasan telah
berhenti, buka saluran udara segera berikan tiupan 2 kali dari mulut ke mulut, kemudian tes kembali denyut
nadi, jika berdenyut, lanjutkan tiupan udara 1 kali setiap 5 detik ; jika nadi tidak berdenyut, kepalan tangan
dapat digunakan untuk mengetuk area depan jantung sebanyak 2 kali, hal ini dilakukan agar jantung kembali
berdetak. Jika korban perlu dipindahkan ke lantai, tiupkan udara dari mulut ke mulut sebanyak 4 kali,
kemudian segera selamatkan korban dengan tali sesuai dengan gambar, secepatnya diletakkan ke lantai serta
dilanjutkan dengan pertolongan metode CPR.
(7) bila pakaian korban sengatan listrik terbakar oleh cahaya electric arc, secepatnya padamkan sumber api
ditubuh korban. korban terbakar api tidak boleh bergerak, pakaian, selimut, handuk basah dapat digunakan
untuk memadamkan api, jika diperlukan baring dan gulingkan tubuh agar api dapat dipadamkan.

2.3 penanganan setelah korban terlepas dari sumber listrik.

2.3.1 mendiagnosis kesadaran dan sirkulasi saluran pernapasan

2.3.1.1 metode menentukan korban ada tidaknya kesadaran:

(1) tepuk pundak korban dengan ringan, panggil dengan nada tinggi: “kamu kenapa?”

(2) jika kenal, nama korban bisa dipanggil langsung. Bila ada kesadaran, segera antar korban ke rumah sakit.

(3) jika tidak ada respon, gunakan jari tangan untuk menekan area tengah dibawah hidung atau menekan area
jari telunjuk dan jempol selama 5 detik.

3 langkah di atas harus diselesaikan dalam waktu 10 detik, tidak boleh terlalu lama, jika mata, anggota badan
ada gerak gerik dan terasa sakit, tekanan dapat dihentikan. Menepuk pundak tidak boleh menggunakan
tenaga berlebihan, menghindari tepukan yang terlalu kuat menyebabkan cidera patah tulang.

2.3.1.2 memanggil pertolongan: jika keadaan korban telah dipastikan pingsan, segera panggil orang - orang di
sekitar untuk membantu pertolongan, jika di sekitar tidak ada orang, teriak “come! Help!” dengan keras.

Meminta bantuan pertolongan orang lain merupakan keharusan, karena jika seorang diri melakukan teknis
CPR tidak akan bertahan lama. selain itu jika tenaga melemah, posisi gerakan cenderung salah. Memanggil
pertolongan selain untuk membantu CPR, juga harus segera menelpon bantuan tenaga medis atau orang yang
pernah mengikuti pelatihan pertolongan pertama.

2.3.2.3 pindahkan tubuh korban dengan posisi yang sesuai: posisi tubuh yang benar saat memberikan
pertolongan adalah: posisi berbaring. Pasien dengan kepala, leher, dada berbaring lurus tidak membengkok,
dua tangan diletakkan pada kedua sisi dada.

Jika wajah korban mengarah ke bawah, panggillah pertolongan dan putar tubuh korban dengan hati - hati,
agar seluruh tubuh korban berada dalam posisi yang baik. Terutama perlu mempertimbangkan dan
melindungi daerah leher, satu tangan boleh menahan leher, satu tangan lainnya mengangkat daerah bahu,
agar kepala, leher, dada korban dapat memutar dengan baik sampai posisi berbaring di atas papan yang
kokoh.

Penyelamat berlutut di sisi bahu leher korban, letakkan lengan di atas kepalanya, luruskan kedua lutut, tetap
memperhatikan area leher. Buka baju korban sampai daerah dada (atau tetap meninggalkan baju dalam),
pertimbangkan suhu korban pada saat cuaca dingin.

2.3.2 sirkulasi udara yang baik: ketika menyadari pernapasan korban sengatan listrik sangat lemah atau
berhenti, segera buka saluran udara korban agar membantu korban bernapas atau memudahkan pertolongan.
Membuka saluran udara terutama menggunakan metode Head upward lifting jaw method. Satu tangan
diletakkan di dahi untuk membuat bagian kepala berbaring, sisi lain, jari telunjuk dan jari tengah diletakkan
pada tulang rahang bawah atau di rahang bawah untuk diangkat. Perhatikan: dilarang menggunakan bantal
atau tikar sebagai alas kepala korban; jari tangan tidak boleh menekan bagian depan leher korban, rahang
bawah digerakan dengan halus, agar saluran udara tidak tertekan. leher jangan diangkat berlebihan, untuk
korban yang memakai gigi palsu, harus dicopot dahulu.

Bagian leher anak - anak mudah dibengkokkan, mengangkat leher berlebihan malah akan menyumbat saluran
udara, karena itu leher jangan diangkat berlebihan. Posisi membaringkan kepala orang dewasa yaitu 90°,
sedangkan anak - anak yaitu 60°, bayi 30°. jika belakang leher korban terdapat luka, dua rahang bawah harus
diangkat bersamaan.

2.3.3 menentukan pernapasan: pada kondisi saluran udara lancar baru dapat memastikan ada tidaknya
pernapasan. Menjaga posisi saluran udara tetap terbuka, gunakan telinga dan didekatkan dengan lubang
hidung korban, kepala didekatkan dengan dada korban, mata memeriksa adakah pergerakan dada; rasakan
tubuh korban apakah terdapat nafas keluar; dengarkan, adakah suara pada saluran pernapasan tubuh.

Perhatikan: (1) jaga saluran udara tetap dalam posisi terbuka; (2) periksa dengan waktu kurang lebih 5 detik;
(3) untuk yang masih ada pernapasan, tetap jaga kelancaran saluran udara; (4) untuk yang tidak bernapas,
segera lakukan napas buatan dari mulut ke mulut; (5) saluran pernapasan yang lancar: dalam kondisi
mulut/hidung korban ada sekresi, darah, lumpur dll sehingga menyebabkan saluran udara tersumbat,
pindahkan tubuh korban sengatan listrik dari sisi ke sisi lain, secepatnya gunakan jari untuk mengeluarkan
cairan- cairan tersebut; (6) saluran tidak lancar akan menyebabkan sesak napas, sampai mengakibatkan detak
jantung melambat. Begitu pula saluran pernapasan yang lancar, bersamaan dengan aliran udara yang keluar,
pernapasan akan kembali normal, detak jantung juga kembali normal.

2.3.4 menentukan ada tidaknya denyut nadi korban: setelah memeriksa kesadaran, pernapasan dan saluran
udara korban, denyut nadi korban juga harus diperiksa, agar keadaan detak jantung korban dapat ditentukan.
metode spesifiknya sebagai berikut:

(1) lakukan napas buatan saat membuka posisi saluran udara.

(2) letakkan satu tangan pada dahi korban, kepala dalam keadaan terbaring, satu tangan lainnya mendekati
sisi nadi korban yang terkena sengatan listrik.

(3) gunakan sentuhan ujung jari tengah dan telunjuk untuk menekan bagian pusar trakea. Untuk pria, jakun
dapat disentuh dahulu, kemudian mengarah kedua sisi tulang sebanyak 2-3cm. Di jaringan lunak paratrakea,
sentuh denyutan arteri dengan lembut.

Perhatikan: (1) menyentuh arteri karotis tidak boleh menggunakan tenaga berlebihan, menghindari
perpindahan arteri dan mengalami hambatan saat menyentuh; (2) jangan menyentuh kedua sisi arteri dalam
waktu bersamaan, hal ini akan mengakibatkan suplai darah di kepala terputus; (3) jangan menekan trakea, hal
ini akan mengakibatkan pernapasan tersumbat; (4) waktu periksa tidak boleh melebihi 10 detik; (5) memeriksa
dengan baik, denyutan tidak tersentuh: lalu menyatakan detakan jantung telah berhenti atau posisi sentuhan
salah; denyutan disentuh; nadi berdenyut, jantung berdetak, atau salah merasakan sentuhan (mungkin
denyutan nadi tangan sendiri dikira denyutan nadi korban); (6) menentukan harus secara keseluruhan; jika
tidak ada kesadaran, tidak bernapas, pupil membesar, raut muka sianosis atau pucat, apalagi denyut nadi tidak
dapat tersentuh, dapat dipastikan detakan jantung telah berhenti;

Langkah penyelamatan korban sengatan listrik dalam berbagai kondisi:

kesadaran detakan jantung pernapasan Langkah-langkah pengobatan simtomatik


Siuman ada ada periksa dengan mendetil, berikan kehangatan, baringkan
dengan tenang

Pingsan berhenti ada teknis penekanan jantung pada dada

Pingsan ada berhenti nafas buatan mulut ke mulut (hidung)

Pingsan berhenti berhenti nafas buatan mulut ke mulut (hidung) dan penekanan
jantung bersamaan

2.4 pernapasan mulut ke mulut (hidung)

Ketika korban telah dipastikan sudah tidak bernapas, segera lakukan pernapasan buatan dari mulut ke mulut
(hidung) dengan rincian metode sebagai berikut:

(1) lakukan pada posisi yang dapat menjaga pernapasan tetap lancar. Gunakan ibu jari dan telunjuk tangan
yang bertumpu pada dahi untuk menjepit bagian bawah lubang hidung korban (ujung hidung) untuk
mencegah keluarnya udara dari dalam rongga mulut melalui lubang hidung. Penyelamat menarik napas
sedalam - dalamnya, kemudian ditahan serta gunakan bibir sendiri untuk dilekatkan pada mulut korban yang
terbuka sedikit.

(2) meniupkan udara ke mulut korban dengan sekuat tenaga dan nafas dalam, pada saat bersamaan amati
dengan teliti ada tidaknya gerak gerik turun naik pada dada korban. Jika tidak ada gerakan naik turun berarti
udara belum berhasil ditiup masuk.

(3) setiap kali meniupkan udara ke mulut korban, segera lepaskan mulut korban, angkat kepala dengan
ringan, wajah menghadap dada korban, hirup udara segar, agar memudahkan tahap nafas buatan selanjutnya.
Saat bersamaan buat mulut korban terbuka, cubitan tangan ke hidung sudah boleh dilonggarkan, agar udara
masuk dari hidung korban. amati dada korban ke bawah saat pemulihan, udara akan keluar dari mulut korban.

Ketika pertolongan pertama dimulai, segera tiupkan udara kepada korban cidera sebanyak 2 kali, jika bagian
dada korban naik saat udara ditiupkan berarti pernapasan buatan efektif; jika tidak naik pada saat peniupan
udara, itu artinya saluran pernapasan tidak cukup lancar atau ada kebocoran udara di lubang hidung, nafas
yang ditiupkan tidak cukup atau ada sumbatan pada saluran pernapasan.

Perhatikan: (1) volume udara yang ditiupkan setiap kalinya jangan terlalu besar, jika lebih besar dari 1200ml
akan menyebabkan lambung membesar; (2) jangan menekan dada saat peniupan udara; (3) untuk cidera
anak-anak terdapat sedikit perbedaan, volume udara yang ditiupkan sekitar 800ml, cocok dilakukan pada saat
dada dapat diangkat; (4) pada permulaan pertolongan pertama, tiupan pertamanya dua kali, setiap kali sekitar
1-1,5 detik; (5) untuk korban cidera yang masih terdapat denyut nadi, tetapi tidak ada pernapasan, setiap 5
detik korban harus mendapatkan satu kali tiupan napas, setiap menit total 12 kali; (6) pernapasan buatan dari
mulut ke hidung cocok untuk cidera dengan luka luar parah pada dagu dan bibir, gigi terkatup rapat, tulang
rahang bawah patah. Untuk luka demikian, sulit untuk melakukan cara peniupan napas dari mulut ke mulut.

2.5 sirkulasi buatan (external compression)

Metode membuat sirkulasi buatan ada dua macam: yang pertama adalah external cardiac compression
(extrathoracic presternal compression), yang kedua adalah open-chest direct cardiac compression
(intrathoracic compression). metode yang digunakan pada lokasi pertolongan pertama adalah metode
pertama, harus dikuasai dan diingat dengan baik.

2.5.1 posisi tubuh korban cidera: korban harus berbaring terlentang pada ranjang papan keras atau lantai. Jika
dibaringkan pada springbed bagian belakang korban cidera harus dialasi papan keras. Panjang dan lebar papan
keras harus mencukupi untuk memastikan tubuh korban cidera tidak bergerak saat tulang dada ditekan.
Namun jangan karena mencari papan alas sehingga menunda waktu memulai penekanan.

2.5.2 metode untuk menentukan bagian penekanan secara cepat ada 5 langkah sebagai berikut:

(1) pertama-tama sentuh bagian atas perut korban cidera, gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk
menelusuri lengkung tulang iga korban cidera ke bagian tengah.

(2) cari incisura/takik tulang dada pada titik persilangan dari kedua sisi tulang iga. Takik digunakan untuk
penanda tempat. Jangan menentukan tempat berdasarkan xifoid.

(3) kemudian letakkan jari telunjuk dan jari tengah secara horizontal pada bagian atas takik tulang dada,
bagian tengah tulang dada di bagian atas jari telunjuk adalah area tekan. Gunakan bagian pangkal telapak
tangan lainnya dan ditempelkan ke bagian atas jari telunjuk di atas area penekanan.

(4) pindahkan tangan yang digunakan untuk menentukan tempat, letakkan pangkal telapak di atas punggung
tangan lainnya, jari kedua tangan bertautan dan diangkat sehingga memisah dari dada.

2.5.3 postur tubuh saat menekan: postur tubuh yang tepat saat menekan yaitu kedua lengan orang yang
memberikan pertolongan tegak lurus, kedua bahu berada di tengah atas tulang dada korban cidera dan
melakukan penekanan mengandalkan berat tubuh.

2.5.4 cara penggunaan tenaga saat penekanan:

(1) penekanan harus dilakukan dengan stabil dan berirama serta tidak boleh terputus.

(2) tidak boleh menekan keras dengan cara memukul.

(3) waktu penekanan dan relaksasi ke atas harus sama. Saat penekanan sampai taraf terendah harus ada
pemberhentian yang jelas.

(4) tekan lurus ke bawah dengan kuat, jangan bergoyang - goyang.

(5) saat relaksasi, pangkal telapak tangan penentu posisi jangan lepas dari titik penentu pada tulang dada,
namun harus sebisanya dikendurkan sehingga tulang dada tidak terkena tekanan apapun.

2.5.5 frekuensi tekanan: frekuensi tekanan harus dijaga pada 100/menit.

2.5.6 proporsi penekanan dan pernapasan buatan: hubungan proporsi penekanan dan pernapasan buatan
biasanya adalah satu orang 15:2, dua orang 5:1, bayi dan anak-anak 5:1

2.5.7 tingkat kedalaman tekanan: biasanya untuk cidera orang dewasa 3.8-5cm, untuk korban berumur 5-13
tahun 3cm, untuk bayi 2cm.

2.5.8 kesalahan yang sering terjadi pada extrathoracic compression:


(1) selain bagian pangkal telapak menempel pada tulang dada, jari juga menekan pada dinding dada. Hal ini
mudah memicu terjadinya patah tulang (tulang iga atau tulang rawan).

(2) posisi tekan yang ditentukan tidak tepat sehingga tekanan ke bawah sangat mudah menyebabkan
xifoideus patah dan heparrtohexis/pecahnya hati. Tekanan kedua sisi mudah menyebabkan patahnya tulang
iga atau tulang rawan sehingga menimbulkan pneumotoraks dan hermotoraks.

(3) penekanan bertenaga tidak lurus menyebabkan penekanan tidak efektif atau patahnya tulang rawan,
terutama penekanan yang goyang dapat mudah menimbulkan komplikasi serius.

(4) siku penolong membengkok saat melakukan penekanan. Karena kekuatan yang tidak cukup, kedalaman
penekanan tidak sampai 3,8 - 5cm.

(5) tekanan dengan pemukulan dan tekanan keras tidak efektif, hal demikian mudah menyebabkan patah
tulang.

(6) saat relaksasi tangan diangkat lepas dari titik penentuan di tulang dada sehingga menyebabkan posisi
penekanan salah dan menyebabkan patah tulang.

(7) saat relaksasi, bagian dada tidak dapat diberikan rileks sepenuhnya dan tetap dalam posisi tekanan
sehingga darah sulit kembali ke jantung.

(8) kecepatan penekanan tanpa disadari semakin cepat atau lambat sehingga mempengaruhi efek penekanan.

(9) kedua telapak tangan tidak diletakkan bertumpuk melainkan overlapping.

2.6 CPR

2.6.1 tahap melakukan CPR yaitu sebagai berikut:

(1) pertama-tama tentukan apakah orang yang pingsan memiliki kesadaran.

(2) jika tidak bereaksi maka segera minta pertolongan dengan berteriak “tolong! kesini!” dan sebagainya.

(3) segera baringkan korban cidera telentang pada lantai atau papan kayu keras.

(4) longgarkan saluran pernapasan (mendonggakkan kepala dengan menaikkan rahang)

(5) tentukan apakah korban cidera bernapas (melalui penglihatan, pendengaran dan perasaan).

(6) jika tidak bernapas maka harus segera diberikan pernapasan bantuan dari mulut ke mulut sebanyak dua
kali.

(7) jaga kepala tetap mendongak, satu tangan memeriksa ada-tidaknya denyut nadi pada leher.

(8) jika ada denyut berarti detak jantung belum berhenti dan pernapasan buatan dapat dilakukan sebanyak
12-16 kali setiap menit.

(9) jika tidak ada denyut, segera ketuk area prekordial 1-2 kali pada area penekanan dada yang telah
ditentukan dengan akurat.

(10) setelah pengetukan, pastikan kembali ada tidaknya denyut nadi. Jika ada denyut nadi berarti detak
jantung telah pulih dan pernapasan buatan cukup dilakukan.
(11) jika tidak ada denyut nadi, segera lakukan penekanan dada pada posisi yang tepat.

(12) setiap melakukan 15 kali penekanan, lakukan juga 2 kali napas buatan. Lalu tentukan kembali posisi di
bagian dada dan lakukan kembali penekanan dada. Lakukan berulang-ulang sampai orang yang membantu
penyelamatan atau tenaga medis khusus datang. Frekuensi penekanan adalah 100kali/menit.

(13) setelah memulai 1 menit, periksa denyut nadi, pernapasan, pupil 1 kali. Setiap 4-5 menit berikutnya
periksa 1 kali. Pemeriksaan tidak lebih dari 5 detik. Agar lebih maksimal, pemeriksaan bagusnya dilakukan oleh
orang yang membantu penyelamatan.

(14) jika ada tandu untuk memindahkan korban cidera, CPR harus terus dilakukan dengan interval waktu tidak
melebihi 5 detik.

2.6.2 kriteria waktu pelaksanaan CPR

0 - 5 detik: menentukan kesadaran.

5 - 10 detik: meminta pertolongan dan letakkan tubuh korban cidera pada posisi yang benar.

10 - 15 detik: buka saluran pernapasan dan amati ada tidaknya pernapasan.

15 - 20 detik: berikan pernapasan dari mulut ke mulut sebanyak dua kali.

20 - 30 detik: memastikan denyut nadi.

30 - 50 detik: melaksanakan penekanan pada dada sebanyak 30 kali dan berikan pernapasan buatan dua kali,
lakukan hal yang sama secara berulang.。

Langkah - langkah di atas sebisanya diselesaikan dalam 50 detik, maksimum tidak melebihi 1 menit.

2.6.3 kriteria CPR yang dijalankan dua orang:

(1) dua orang harus bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik, peniupan udara harus diselesaikan dalam
waktu relaksasi penekanan dada.

(2) frekuensi penekanan yaitu 100 kali/menit

(3) proporsi penekanan dan peniupan yaitu 15:2, setelah 15 kali penekanan jantung, lakukan dua kali napas
buatan.

(4) untuk mencapai hasil kerjasama yang baik, penekan boleh memberikan kode berhitung dari 1,2,3,4 s/d 14,
ketika peniup mendengar 14, peniup harus bersiap - siap, setelah mendengar kata “tiup”, segera berikan
tiupan pada mulut korban, penekan menghitung kembali 1,2,3,4 s/d 14, lakukan siklus tersebut secara terus
menerus.

(5) pemberi napas buatan selain harus membuat saluran pernapasan korban menjadi lancar, juga harus sering
menyentuh denyut nadi leher dan memeriksa pupil dll.

2.6.4 hal - hal yang harus diperhatikan pada metode CPR:

(1) peniupan dan penekanan jantung tidak boleh dilakukan secara bersamaan, kecepatan berhitung harus
seimbang. Jangan sebentar cepat sebentar lamban.
(2) penyelamat harus berdiri di sisi muka korban sengatan listrik untuk memudahkan pertolongan, posisi
bagian bahu. Saat ada dua orang yang memberikan pertolongan, peniup harus berdiri di bagian kepala korban,
penekan harus berdiri di bagian dada korban, berdiri berseberangan dengan peniup.

(3) pemberi napas buatan dan penekan jantung boleh saling bertukar posisi, saling bertukar tugas, tetapi
waktu interval tidak boleh melebihi 5 detik.

(4) setelah penolong kedua sampai di lokasi, denyut nadi harus diperiksa terlebih dahulu, kemudian baru
dilanjutkan dengan napas buatan. Jika penekanan jantung efektif, nadi akan dapat tersentuh. Jika nadi tidak
dapat disentuh, periksa benar tidaknya teknis penekanan. jika diperlukan tambah kedalaman tekanan dan
tentukan kembali titik tekanan.

(5) agar dapat menjamin tenaga bercukupan dan ketepatan gerak gerik, operasi pertolongan dapat dilakukan
secara bergilir oleh penolong ketiga atau penolong lainnya.

2.7 transfer, terminasi dan indikator efektif dari metode CPR

2.7.1 indikator efektif metode CPR: ketepatan operasi teknis CPR terutama bergantung pada training rutin
yang dilakukan secara ketat, hingga menguasai cara yang akurat. Untuk menentukan efektif tidaknya CPR
dalam pertolongan pertama dapat dipertimbangkan secara komprehensif berdasarkan 5 aspek dibawah ini:

(1) pupil. Saat metode CPR berhasil, pupil korban akan semakin kecil. Namun jika pupil semakin membesar/
utuh, kornea mengalami opacity (keruh) berarti CPR tidak berhasil.

(2) raut muka (bibir). saat metode CPR berhasil, raut muka korban dari pucat akan menjadi kemerahan.
Namun jika berubah menjadi putih keabuan, berarti CPR tidak berhasil.

(3) carotid artery/ pembuluh nadi kepala berdenyut. Ketika penekanan berhasil, setiap kali menekan,
denyutan 1 kali akan dapat disentuh. Jika berhenti menekan, denyut akan menghilang, harus dilanjutkan
dengan penekanan jantung. Jika setelah berhenti menekan, nadi masih tetap berdenyut, ini berarti detak
jantung korban telah pulih.

(4) kesadaran. CPR berhasil dapat dilihat dari pergerakan bola mata korban, reflek bulu mata dan reflek
cahaya akan muncul, kaki tangan mulai berkedut, ketegangan otot meningkat.

(5) muncul pernapasan spontan. Ketika pernapasan korban telah kembali bukan berarti pernapasan buatan
sudah dapat dihentikan. Kalau pernapasan korban sangat lemah, pernapasan dari mulut ke mulut harus tetap
dipertahankan.

2.7.2 transfer (pemindahan) dan terminasi (pemutusan)

2.7.2.1 transfer: saat pertolongan pertama di lapangan, waktu pertolongan harus dimanfaatkan semaksimal
mungkin, jangan karena ingin leluasa atau membiarkan korban nyaman sehingga memindahkan korban,
sehingga waktu pertolongan pertama menjadi tertunda.

CPR harus dilakukan secara terus menerus. Saluran hidung yang diberikan oksigen tidak dapat menggantikan
fungsi metode CPR. Jika perlu memindahkan korban dari lapangan ke ruangan. Waktu pemberhentian operasi
tidak boleh melebihi 7 detik. pemberhentian operasi seperti pemindahan naik turun tangga, melewati jalur
sempit, memindahkan ke ambulan dll tidak boleh melebihi 30 detik.
Ketika mengantar korban yang pernapasan dan detak jantungnya sudah pulih menggunakan ambulan ke
rumah sakit, untuk persiapan operasi CPR sewaktu - waktu, bagian belakang/alas korban harus diberikan
papan keras dengan luas yang mencukupi. Ketika korban telah sampai ke rumah sakit tetapi tenaga medis
belum memulai pengobatan, metode CPR harus tetap dilanjutkan.

2.7.2.2 pemberhentian: kapan menghentikan CPR merupakan hal yang perhubungan dengan pengobatan,
masyarakat, moral dan aspek lainnya. Tidak peduli dalam kondisi apapun jika akan memberhentikan CPR harus
diputuskan oleh dokter ataupun dokter membentuk pimpinan dokter dari tim tenaga pertolongan, jika dokter
tidak memberi keputusan, pertolongan tidak boleh dihentikan. Apalagi korban yang terkena sengatan listrik
tegangan tinggi atau tegangan tinggi berlebihan hingga mengakibatkan detak jantung dan pernapasannya
berhenti, pertolongan pertama tidak boleh dihentikan secara sembarangan.

2.7.3 mengawasi detak jantung korban sengatan listrik: korban sengatan listrik yang berhasil terselamatkan
melalui metode CPR, harus diberikan istirahat semaksimal mungkin. awasi detak jantung korban minimal 48
jam dengan bimbingan staf medis. korban sengatan listrik mengalami luka langsung sampai hiperkalemia yang
dipengaruhi langsung oleh frekuensi, aliran dan tegangan listrik, kekurangan oksigen dll. Kerusakan miokard
dan aritmia jantung yang diberikan pertolongan melalui CPR, setelah detak jantung pulih, ada beberapa
korban cidera yang kemungkinan mengalami “detak jantung sekunder kembali berhenti”, maka untuk
menghindari kejadian demikian, detak jantung harus selalu diawasi, agar korban yang mengalami aritmia
jantung dan hiperkalemia dapat diberikan perawatan dan pengobatan secara tepat waktu.

2.8 hal - hal yang harus diperhatikan dalam proses pertolongan pertama

2.8.1 penentuan ulang setelah proses pertolongan:

(1) setelah 1 peniupan dan penekanan (sama dengan satu orang yang telah melakukan 4 kali siklus
penekanan-peniupan 15:2), dengan menggunakan cara melihat, berhenti, mencoba dalam waktu 5-7 detik
untuk menentukan kembali pernapasan dan detak jantung korban telah/belum kembali normal.

(2) jika setelah penentuan, terdapat denyut nadi tetapi tidak ada pernapasan, hentikan penekanan sementara,
lakukan 2 kali napas buatan mulut ke mulut, dilanjutkan peniupan setiap 5 detik sekali (setiap menit 12 kali).
jika denyut nadi dan pernapasan belum pulih, terus lanjutkan pertolongan dengan metode CPR.

(3) dalam proses pertolongan, lakukan penentuan satu kali setiap beberapa menit. waktu setiap kali
penentuan tidak boleh melebihi 5-7 detik. Pada saat tenaga medis belum melanjutkan pertolongan,
penyelamat yang ada di lokasi tidak boleh berhenti melakukan proses pertolongan.

2.8.2 pertolongan sengatan listrik di lokasi, untuk yang menggunakan adrenalin dan obat-obatan lain
sebaiknya bersikap hati-hati. Jika tidak ada peralatan diagnosis yang memadai dan kepastian yang cukup, obat
tidak boleh digunakan sembarang. Ketika melakukan pertolongan di rumah sakit, ada staf medis mendiagnosis
melalui peralatan dan instrument medical, boleh/tidaknya menggunakan obat diputuskan berdasarkan hasil
diagnosa.

3. trauma first aid

3.1 persyaratan dasar trauma first aid


3.1.1 prinsip trauma first aid yaitu menolong dahulu, menetapkan kemudian, baru dipindahkan, serta
memerhatikan langkah yang diambil, mencegah kondisi yang bertambah parah atau menyebar. Untuk yang
perlu diobati di rumah sakit, segera persiapkan langkah perlindungan korban, setelah itu baru diantar ke
rumah sakit. Kriteria keberhasilan pertolongan darurat yaitu: kecepatan yang cepat dan ketepatan gerak-gerik.
Setiap penundaan dan kesalahan gerak gerik akan mengakibatkan kondisi luka bertambah parah, hingga
mengakibatkan kematian.

3.1.2 sebelum menolong, baringkan korban dengan tenang terlebih dahulu, tentukan kondisi keseluruhan
tubuh dan tingkat cidera, ada tidaknya pendarahan, patah tulang, shock dll.

3.1.3 ketika ada luka darah, segera lakukan langkah penghenti pendarahan, agar korban tidak mengalami
shock karena kehilangan darah yang berlebihan. Untuk korban yang bagian luar tubuh tidak ada luka, tetapi
dalam keadaan shock, kesadaran kurang atau pingsan, kemungkinan cidera otak atau organ dalam perut/dada
harus dipertimbangkan.

3.1.4 untuk mencegah penyebaran luka, luka harus ditutupi dengan kain bersih. Penyelamat tidak boleh
langsung menyentuh luka korban, juga tidak boleh menaruhkan benda apapun pada luka atau menggunakan
obat setiap saat.

3.1.5 saat memindahkan korban, korban harus dibaringkan dengan rata pada tandu. Ketika memindahkan
korban di tempat datar, bagian kepala berada di belakang. jika menaiki/menuruni tangga, menuruni lereng,
bagian kepala berada di atas. Saat memindahkan korban, periksa korban secara teliti, mencegah kondisi luka
yang tiba - tiba berubah.

3.2 menghentikan pendarahan

3.2.1 luka terdapat pendarahan: gunakan kain kasa/steril beberapa lapis untuk menutupi bagian luka,
kemudian lakukan pembungkusan. Jika setelah dibungkus masih terdapat banyak pendarahan, perban dapat
digunakan sesuai kebutuhan untuk menambah tekanan dan menghentikan pendarahan.

3.2.2 ketika pendarahan luka menyemprot atau cairan darah segar menyembur, segera gunakan jari bersih
untuk menekan bagian atas titik pendarahan, agar aliran darah terputus, angkat bagian tubuh yang mengalir
darah dengan tinggi untuk mengurangi darah yang keluar.

3.2.3 ketika menggunakan Tourniquet dan kain yang memiliki daya elastis lebih baik dsb dalam menghentikan
pendarahan, gunakan potongan kain lembut atau lengan pakaian korban untuk dilapisi di bawah Tourniquet,
dilanjutkan pengketatan Tourniquet dengan tingkat keketatan berdasarkan denyutan nadi pada ujung tungkai
tubuh. relaksasi satu kali setiap 60 menit untuk bagian atas, setiap 80 menit sekali untuk bagian bawah. Setiap
kali merelaksasi yaitu 1-2 menit. Waktu mulai mengikat (memperketat) dan setiap kali relaksasi dijelaskan
dalam panduan yang ada di samping Tourniquet. Waktu mengikat tidak boleh melebihi 4 jam. Agar saraf tidak
rusak, jangan menggunakan Tourniquet di 1/3 atas lengan dan di bawah lekuk. Jika saat relaksasi, ternyata
pendarahan besar sudah berhenti, Tourniquet boleh dilepas sementara.

3.2.4 dilarang menggunakan kabel, kawat, tali sebagai Tourniquet untuk menghentikan pendarahan.
3.2.5 untuk beberapa kecelakaan seperti jatuh dari ketinggian, ketabrak, tekanan meningkat dll mungkin
menyebabkan pendarahan di jantung. Korban dari luar tampak tidak ada pendarahan tetapi raut muka putih
pucat, denyut nadi lemah, sesak napas, keringat dingin menetes, seluruh tubuh dingin, gelisah, bahkan
keadaan korban shock seperti kesadaran minim, maka korban harus dibaringkan secepatnya, angkatkan
tungkai bawah, jaga kehangatan dan secepatnya diantar ke rumah sakit untuk dirawat. Jika waktu perjalanan
ke rumah sakit yang lumayan panjang, korban boleh diberikan minuman yang mengandung sedikit gula dan
garam.

3.3 pertolongan emergency patah tulang

3.3.1 gunakan tongkat kayu, lapisan kayu, bambu untuk menahan di bawah kedua sendi patah tulang tungkai.
tubuh korban juga dapat digunakan sebagai penahan/pembidaian. Hal ini bertujuan agar posisi tulang yang
patah tidak berpindah tempat, mengurangi rasa sakit serta untuk mencegah cidera tulang bertambah parah.

Patah tulang yang terbuka, disertai dengan pendarahan, pendarahan harus diberhentikan terlebih dahulu,
dilanjutkan dengan pembidaian, luka ditutupi dengan potongan kain bersih, kemudian baru diantar dan
dirawat ke rumah sakit. Jangan mendorong tulang yang terbuka kembali ke bagian luka.

3.3.2 kemungkinan tulang belakang leher terdapat cidera, setelah korban dibaringkan, gunakan karung pasir
(atau benda lainnya) diletakkan di kedua sisi kepala, agar bagian leher tidak dapat bergerak. Saat perlu
pernapasan dari mulut ke mulut, yang bisa dilakukan hanya mengangkat rahang agar saluran pernapasan
lancar. bagian belakang kepala atau kepala jangan digerakkan, mencegah kelumpuhan atau kematian.

3.3.3 untuk patah tulang belakang pinggang, korban harus dibaringkan lurus pada papan kayu keras yang rata,
pinggang dan dua sisi batang tubuh diberikan pembidaian bersamaan agar kelumpuhan dapat dicegah. Saat
memindahkan harus ada beberapa orang yang bekerjasama, menjaga keseimbangan, jangan sampai
terpelintir.

3.3.4 pembidaian patah tulang dan hal - hal yang harus diperhatikan:

3.3.4.1 hal pertama yang harus dilakukan sebelum pembidaian yaitu pemeriksaan kesadaran, pernapasan,
denyut nadi dan menghentikan pendarahan serius.

3.3.4.2 panjang lapisan papan untuk pembidaian patah tulang harus kuat sesuai sendi atas-bawah di area
patah tulang.

3.3.4.3 saat patah tulang terbuka, tulang jangan ditarik.

3.4 cidera otak

3.4.1 korban harus dibaringkan dengan lurus, jaga kelancaran saluran pernapasan. Jika muntah, tubuh dan
kepala harus diangkat, agar kepala dan tubuh dapat berpindah posisi secara bersama, serta menghindari
muntah - muntah yang menyebabkan sesak napas.

3.4.2 ketika ada cairan yang keluar dari telinga dan hidung, jangan gunakan kapas untuk penyumbatan, kapas
hanya dapat digunakan untuk mengusap secara halus, agar tekanan dalam tengkorak dapat dikurangi. Jangan
menekan hidung sekuat tenaga untuk mengeluarkan cairan dalam hidung atau jangan menghirup cairan
kembali masuk ke dalam hidung.

3.4.3 ketika otak tengkorak mengalami luka luar, kondisi cidera mungkin akan berubah - ubah. Jangan berikan
makanan-minuman. Segera antar ke rumah sakit untuk diobati.

3.5 pertolongan darurat luka bakar

3.5.1 luka bakar yang disebabkan electric/flame burns dan suhu gas/air yang tinggi harus dijaga agar tetap
bersih. Gunting dan buang bagian pakaian, sepatu, kaos yang terkena cidera. Untuk mencegah penyebaran,
tutupi luka secara keseluruhan menggunakan potongan kain bersih. Ketika seluruh tubuh mengalami luka
bakar, gunakan air dingin untuk membersihkan, kemudian gunakan kain bersih dan kasa disinfeksi untuk
menutupi luka serta antar ke rumah sakit.

3.5.2 jika terkena asam basa berkonsentrasi tinggi, segera lepaskan pakaian yang tersiram asam basa, segera
gunakan air bersih yang banyak agar dapat dibersihkan sebersih mungkin, setelah itu gunakan obat - obatan
secukupnya untuk menetralisir; waktu membersihkan minimal 20 menit. gunakan 5% larutan natrium
bikarbonat (baking soda) pada luka yang terkena asam pekat sebagai penetralisir. gunakan 0.5%-5% larutan
asam cuka, 5% amonium klorida dan 10% larutan asam sitrat pada luka yang terkena alkali (basa) pekat
sebagai penetralisir.

3.5.3 tanpa persetujuan tenaga medis, bagian luka bakar tidak boleh diberikan benda dan obat apapun.

3.5.4 dalam perjalanan mengantar korban ke rumah sakit, korban cidera boleh sering diberikan minum olarit
gula garam sedikit demi sedikit.

3.6 pertolongan darurat cidera kedinginan

3.6.1 kedinginan membuat otot menjadi kaku, tulang dalam mengalami luka serius. Dalam proses pertolongan
dan pemindahan, gerak - gerik harus halus, jangan memaksa gerakan tubuh agar luka tidak bertambah parah,
seharusnya gunakan stretcher/usungan untuk membaringkan korban dan mengantarkannya ke ruang yang
hangat.

3.6.2 setelah melepaskan pakaian basah/lembab yang dikenakan korban, gunakan pakaian kering dan lembut
untuk menutupi tubuh korban

3.6.3 pernapasan, detak jantung, seluruh tubuh korban cidera kedinginan terkadang sangat lemah, jangan asal
mengira bahwa korban telah meninggal dunia, tetapi harus diberikan pertolongan semaksimal mungkin.

3.7 pertolongan darurat cidera akibat gigitan binatang

3.7.1 jika terkena gigitan ular berbisa, jangan panik, lari, minum arak agar bisa ular dalam tubuh tidak
menyebar dengan cepat.

3.7.1.1 cidera pinggang pada umumnya ada di empat tungkai tubuh, secepatnya keluarkan cairan racun dari
ujung luka mengarah ke bawah secara berulang, kemudian bungkus bagian atas luka dengan kuat. setelah luka
diberikan pembidaian, hindari pergerakan, agar mengurangi cairan racun terhisap kembali.

3.7.1.2 jika ada obat ular dapat dipergunakan dahulu, kemudian baru mengantar korban ke rumah sakit.
3.7.2 luka gigitan anjing

3.7.2.1 jika terkena gigitan anjing. Segera cuci luka dengan sabun terkonsentrasi, di samping itu, gunakan
metode penekanan dari atas ke bawah untuk mengeluarkan cairan liur yang ada di dalam luka, kemudian
gunakan yodium untuk mengoles luka.

3.7.2.2 jika terdapat sedikit pendarahan, jangan terburu - buru menghentikan pendarahan, jangan pula
membungkus dan menjahit luka.

3.7.2.3 usahakan mencari cara untuk memeriksa jelas apakah anjing yang menggigit merupakan “mad dog”,
hal ini akan membantu rumah sakit dalam menentukan rencana pengobatan.

3.8 pertolongan darurat korban tenggelam

3.8.1 saat menyadari ada orang yang tenggelam, segera cari cara untuk menolong korban, pertahankan
pertolongan menggunakan metode CPR untuk yang detak jantung dan pernapasannya berhenti. Orang yang
pernah mengikuti pertolongan pertama di air harus secepatnya memberikan pertolongan.

3.8.2 dalam kondisi ada benda yang menyumbat, benda tersebut juga tidak dapat dihilangkan menggunakan
jari tangan sehingga pernapasan buatan dari mulut ke mulut cenderung sulit, gunakan tumpukan kedua
tangan diletakkan pada garis tengah di atas pusar (jauh dari xiphoid) dan tekan beberapa kali ke atas dengan
cepat untuk membuat benda keluar, namun tenaga yang digunakan jangan berlebihan.

3.8.3 penyebab utama kematian tenggelam yaitu sesak napas dan kekurangan oksigen. Karena air tawar dapat
melalui sirkulasi dan diserap dengan cepat oleh tubuh manusia, apalagi air yang dapat ditampung oleh organ
pernapasan sangat sedikit, maka dalam proses pertolongan korban tenggelam, jangan menfokuskan
“mengeluarkan air” sehingga menunda waktu pertolongan, apalagi hanya “mengeluarkan air” tetapi tidak
memberi pertolongan dengan metode CPR.

3.9 pertolongan pertama heat stroke bersuhu tinggi

3.9.1 bagian kepala terkena sengatan sinar matahari terik, tinggi suhu lingkungan yang berlebihan, kurang
minum air atau keringat berlebihan dll sehingga menyebabkan heat stroke, gejala heat stroke biasanya
ditandai dengan mual, muntah, sesak dada, pusing, hypersomnia, prostration, saat gejala parah korban akan
berkedut, kejang - kejang bahkan pingsan.

3.9.2 segera pindahkan orang yang sakit dari lingkungan yang bertemperatur tinggi atau terdapat sinar
matahari terik dan diistirahatkan ke tempat yang adem dan bersirkulasi baik. Gunakan air dingin untuk
mengelap, handuk basah untuk menutupi tubuh, nyalakan kipas angin, letakkan ice bag ke bagian kepala dan
cara lainnya untuk menurunkan suhu, serta memberikan korban minum air garam. Untuk korban yang parah
diantar ke rumah sakit untuk diobati.

3.10 pertolongan pertama keracunan gas berbahaya

3.10.1 saat pertama - tama terkena keracunan gas akan terdapat gejala seperti mata perih, ada air mata,
batuk, tenggorokan kering dll. Saat ini sudah harus mulai waspada. Jika situasi semakin serius orang tersebut
akan mengalami sakit kepala, sesak napas, sesak dada, pusing. Saat kondisi telah parah orang tersebut akan
mengalami kejang dan pingsan.

3.10.2 jika merasa di lokasi kemungkinan terdapat gas berbahaya, segera evakuasi orang meninggalkan lokasi
dan diistirahatkan pada tempat yang bersirkulasi baik. Orang yang memberi pertolongan saat masuk ke area
berbahaya tersebut harus memakai masker pelindung racun.

3.10.3 korban yang telah pingsan, saluran pernapasan harus tetap terjaga agar tetap lancar. jika leluasa
(perlengkapan lengkap), berikan oksigen untuk diserap korban. Untuk korban yang detak jantung dan
pernapasannya berhenti, berikan pertolongan dengan metode CPR, serta menghubungi pihak rumah sakit
untuk pertolongan.

3.10.4 periksa nama gas berbahaya secepatnya untuk diberitahukan kepada pihak rumah sakit, agar rumah
sakit mengetahui jenis racun dan dapat segera memberi pengobatan terhadap racun terkait.

You might also like