Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN LABORATORIUM

Tahun Ajaran 2020/2021


Waktu: 60 Menit
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Mengapa penting kita mempelajari manajemen laboratorium? (10)
2. Jelaskan manajemen standar lab yang ideal! (10)
3. Bagaimana cara penyusunan bahan-bahan kimia yang inkompatibel atau mudah terbakar?
(15)
4. Gambarkan desain laboratorium yang ideal! (20)
5. Berikut adalah simbol-simbol untuk bahan kimia berbahaya:

Jelaskan makna dari simbol-simbol bahan kimia berbahaya di atas dan berikan minimal 2
contoh bahan kimia tersebut? (20)

6. Jelaskan yang dimaksud dengan keselamatan kerja laboratorium (10)


7. Ada beberapa alat elektrik yang kita kenal di laboratorium salah satunya adalah oven dan
autoklaf. Jelaskan bagaimana konsep penggunaan Oven dan autoklaf? (15)

======================== SELAMAT DAN SUKSES =============================


Nama: Yuannisa Thaharani
NIM : 4203141030
Kelas : PSPB 2020 A
Prodi : Pendidikan Biologi

1. Kita penting mempelajari manajemen laboratorium karena proses kerja di dalam laboratorium memiliki
banyak hal yang harus di perhatikan, seperti apa saja alat dan bahan di laboratorium, perkakas, perabotan,
PPPK dan sebagainya, untuk mengetahui bagaimana agar proses di dalam laboratorium berjalan dengan
baik, dan juga terkadang bisa saja terjadi kecelakaan maka dari itu mempelajari manajemen laboratorium
ini sangatlah penting agar kita tau apa saja bahaya yang sering terjadi di laboratorium dan bagaimana
penanganannya, apa saja yg harus di siapkan dan di perlukan saat berada di laboratorium, agar semua hal
berjalan dengan lancar dan selamat.

2. Manajemen standar lab yang ideal adalah yang memiliki beberapa perangkat pengelolaan laboratorium
di bawah ini:
1.Tata ruang laboratorium.
Saat menggunakan laboratorium kita harus mengetahui bagaimana tata letak pada laboratorium. Bukan
hanya itu saat membangun laboratorium kita juga harus mempertimbangkan dimana lokasi labolatorium
yang cocok, berapa ukuran ruangannya, tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain agar jika
adanya gas yang berbahaya tidak menyebar ke daerah permukiman, dan juga tempat yang strategis yang
memudahkan orang-orang atau siapapun untuk melakukan pertolongan jika adanya kecelakan seperti
kebakaran.
2. Alat laboratorium.
Harus memiliki alat-alat laboratorium yang lengkap, yang baik digunakan atau tidak rusak, bersih dan siap
untuk digunakan.
3. Infrastruktur bangunan laboratorium.
Memiliki peralatan, perabotan, ataupun perkakas di laboratorium, misalnya pintu, pintu darurat, meja,
lampu, tempat pembuangan limbah, ventilasi, lemari, obat-obatan, peralatan P3K, penduduk keselamatan
kerja, dan sebaginya.
4. Administrasi laboratorium.
Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaan pada ruangan laboratorium,
seperti jaringan listrik, jaringan air, dan gas. Ruangan itu harus tercatat dalam data yang pasti tentang nama
ruangannya, ukurannya, kapasitasnya, serta apa saja barang-barang yang ada di laboratorium.
5. Organisasi laboratorium.
Yaitu tentang struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola
laboratorium tersebut.
6. Fasilitas dan pendanaan.
Harus memiliki fasilitas dan pendanaan yang baik, dana harus disiapkan dengan baik untuk memenuhi hal-
hal yang dibutuhkan pada laboratorium.
7. Penanganan masalah umum dalam laboratorium.
Adanya penanganan yang harus diketahui terhadap hal-hal yang sering terjadi di laboratorium seperti
kecelakaan, yaitu keracunan, pingsan, luka bakar dan sebagainya.
9. Peraturan dasar di laboratorium.
Adanya peraturan dasar di laboratorium untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Cara penyusunan bahan-bahan kimia yang inkompatibel atau mudah terbakar, yaitu: Simpan di tempat
bersuhu yang sesuai sehingga bahan kimia tidak mengalami panas yang akan menyebabkan bahan mudah
terbakar, dan hindarkan dari sinar matahari langsung serta hal - hal yang membuat terbakar seperti api.

4. Gambar desain laboratorium yang ideal, yaitu:

5. Simbol-simbol bahan kimia berbahaya:


1. Mudah Terbakar.
Bahan ini umumnya berupa gas pada suhu normal dan disimpan dalam tabung kedap udara bertekanan
tinggi. Contohnya gas butane dan propane.
2. Radioaktif
suatu unsur yang memiliki inti atom yang tidak stabil, sehingga ini membuat inti atom yang radioaktif
meluruh menjadi atom lain yang intinya lebih stabil. Contoh zat radiaktif adlaah uranium dan polonium.
3. Kororosif.
bahan tersebut bersifat korosif dan dapat merusak jaringan hidup. Contohnya belerang oksida dan klor.
4. Mudah meledak.
Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi karena beberapa penyebab, misalnya karena benturan,
pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, atau karena adanya sumber percikan api.

6. Yang di maksud dengan keselamatan kerja laboratorium adalah suatu keadaan di saat bekerja di
laboratorium dengan di lengkapi bahan-bahan dan alat-alat penelitian dan dalam keadaan yang baik, tidak
terjadi kecelakaan di dalam laboratorium. Sehingga proses kerja di laboratorium terjadi dengan aman dan
keselamatan terjaga.

7. Konsep penggunaan oven dan autoklaf, yaitu:


- Cara menggunakan oven:
Oven biasanya dipakai untuk sterilisasi alat‐alat terutama gelas.

1. bungkus gelas dengan kertas koran.


2. Atur suhu oven 1600°C untuk sterilisasi kering selama 2 jam.
3. Pintu oven jangan dibuka sebelum suhunya turun mencapai suhu kamar agar menghindari retaknya
gelas atau masuknya udara yang mengandung partikel debu.

- Cara menggunakan autoklaf.


1. Keluarkan wadah yang ada di bagian dalam autoklaf dan isi autoklal dengan air suling sampai kedalaman
lebih kurang 2,5 cm dari dasar autoklaf. Penggunaan air suling lebih dianjurkan karena tidak menimbulkan
kerak kapur pada bagian dalam autoklaf. Selanjutnya letakkan “sarangan” di dasar autoklaf.
2. Letakkan benda, alat, ataupun bahan yang akan disterilisasi dalam wadah. Selanjutnya wadah yang telah
berisi bahan atau alat tadi dimasukkan ke dalam ketel autoklaf.
3. Tutup autoklaf dengan sebaik‐baiknya agar ketel dan tutup tidak miring. Untuk ini perhatikan tanda
panah di bagian tepi penutup. Tanda ini harus tepat dengan tanda yang ditunjuk pada mulut ketel.
4. Selanjutnya putar sekrup pengunci autoklaf secara bersilangan (berlawanan arah) menggunakan kedua
tangan. Ingat jangan mempererat sekrup dengan alat/kunci apapun, cucup dengan tangan.
5.. Angkat autoklaf dan letakkan di atas alat pemanas. Ingat katup pembuangan udara diatur dalam
keadaan tertutup.
6. Setelah pemanasan berlangsung 5‐10 menit biasanya jarum penunjuk akan memperlihatkan adanya
kenaikan tekanan udara dalam autoklaf.
7. Sebaiknya kenaikan tekanan uap air 10 menit pertama dibuang dengan membuka katup (tarik penutup
katup sehingga dalam keadaan vertikal) pengeluaran tekanan udara, kemudian ditutup kembali. Cara ini
akan mempercepat kenaikan tekanan uap air dalam autoklaf sampai mencapai tingkat yang dikehendaki.
8. Sebagai patokan dapat digunakan aturan berikut ini (Pierik, 1987).
9. Tabung reaksi dan wadah yang berisi 20‐50 ml media disterilisasi selama 20 menit pada temperatur 121°
C
10. Wadah berisi 50‐500 ml media disterilisasi selama 25 menit pada temperatur 121°C.
11. Wadah berisi 500‐5.000 ml media disterilisasi selama 35 menit pada temperatur 121°C.
12. Tabung reaksi, wadah kosong atau kertas filter disterilisasi selama 30 menit pada temperatur 130°C.
13. penghitungan waktu dilakukan setelah temperatur dan tekanan (15 lbs) tercapai. Walau demikian, agar
aman, (dalam arti semua mikroorganisme mati) tekanan harus dijaga sebesar 17 hingga 19 lbs (pounds)
selama tidak kurang dari 35 menit. Salah satu upaya agar tekanan dan temperatur dalam keadaan stabil
ialah dengan mengatur besar kecilnya api.

14. Pada akhir sterilisasi, matikan api dan turunkan autoklaf dari kompor. Kini katup pembuangan tekanan
udara dapat dibuka agar tekanan uap air segera turun.
15. Apabila manometer telah menunjukkan skala 0, berarti tekanan uap air di dalam autoklaf sudah sama
dengan tekanan udara luar. Kini penutup autoklaf dapat dibuka. Seperti saat menutup, dalam membuka
tutup autoklaf, sekrup dibuka dengan kedua tangan dengan arah sekrup berlawanan.

16. Berhati‐hatilah pada saat membuka tutup autoklaf, agar tangan atau jari tidak terkena uap panas. Oleh
sebab itu pembukaan tutup autoklaf perlu dilakukan dengan berhati‐hati.

17. Keluarkan wadah yang berisi media, alat atau benda yang disterilkan. Setelah itu autoklaf dapat
digunakan kembali, atau dibersihkan dulu kalau akan disimpan. Jika akan disimpan, buang seluruh air yang
tersisa. Jika akan digunakan lagi periksa dan tambahkan jumlah air sesuai dengan keperluan. Bila jumlah air
berkurang, akibatnya media atau alat dapat rusak.

You might also like