Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Antar Persepsi
Hubungan Antar Persepsi
TESIS
oleh :
HENY EKAWATI
S. 540209215
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
ABSTRACT
The objective of this research is to find the correlation between perception the
application of nursing clinic guidance method and the satisfaction level. in Nursing Clinic
Study Experience of RSUD Dr. Soegiri Lamongan 2010
The result of T-test indicates that the value of R square is 0,918 where the
bedsite teaching method is p value = 0,001, written clinic assignment method is p value =
0,000, conference method is p value = 0,000. The regression coeficienci is shown in the
form of equation of multiple linear regression Y = 20, 108 + 0.875 X1 + 1,239 X2 + 1,375
X3).
. The research concludes that bedsite teaching method, written clinic assignment
method, conference method significantly affect student’s the satisfaction level students in
nursing clinic study experience of RSUD Dr. Soegiri Lamongan, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akademik dan landasan keprofesian. Oleh karena itu pendidikan keperawatan sebagai
pendidikan profesi dan berada pada jenjang pendidikan tinggi dituntut untuk dapat
keperawatan nyata (real setting), khususnya di rumah sakit yang memenuhi persyaratan,
ditujukan untuk membina sikap dan tingkah laku serta ketrampilan professional
keperawatan. Pengalaman belajar klinik juga memberi kesempatan bagi peserta didik
praktek keperawatan ilmiah (scientific nursing practice) secara mandiri dan profesional
(Husin, 2002).
klien dan keluarga (Nurrahmah, 2001). Metode bimbingan klinik menurut Dorothy antara
baik pembimbing klinik dari institusi pendidikan maupun ruangan menggunakan metode
konferensi, bedside teaching dan penguasaan klinik tertulis (Tim PKK, 2008). Kodim,
4
1996 yang menyatakan bahwa metode role play, studi kasus, dan praktek menunjukkan
kemampuan mengingat mahasiswa yang diberikan dengan metode tersebut sebanyak 90%
menciptakan situasi belajar yang menarik. Oliver (1999) menyatakan bahwa kepuasan
dipelajari.
A (>78), 88% mahasiswa mendapat nilai B (69 - 78) dan 8% mendapat nilai C (< 69)
serta dari hasil wawancara tentang tingkat kepuasan mahasiswa pada 10 mahasiswa
B. Rumusan Masalah
1. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching dengan tingkat
2. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode penugasan klinis tertulis dengan
klinis tertulis, dan konferensi dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik
2. Tujuan Khusus
Lamongan
tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Dr. Soegiri
Lamongan
Lamongan
penugasan klinis tertulis, dan konferensi dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam
C. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis atau konfirmatif
1. Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi institusi terkait dalam hal penerapan
metode bimbingan klinik yang tepat bagi peserta didik sehingga dapat meningkatkan
keperawatan.
dengan tepat oleh manajemen (dosen). Kepuasan mahasiswa yang tinggi dapat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
keperawatan adalah suatu proses transformasi peserta didik untuk menjadi perawat
menampilakan sikap atau tingkah laku dan ketrampilan profesional (Nursalam, 2002).
peserta didik untuk menjadi terampil menggunakan teori dalam tindakannya dengan
belajar ketrampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. (2) Learning how to
7
peserta didik disiapkan badi society of knowledge. (4) Menerima risk taking behaviour :
pemikiran hati-hati tentang rencana tindakan dan hasil – hasil yang memungkinkan. (5)
D. Tingkat Kepuasan
Penelitian yang telah dilakukan (Santi, 2006), didapatkan bahwa ada hubungan
penerapan metode bedside teaching dengan tingkat kepuasan mahasiswa Akper lumajang
dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Haryoto Lumajang. Pada tahun 2010 ini saya
F. Kerangka Pikir
akademik dan landasan keprofesian. Oleh karena itu pendidikan keperawatan sebagai
pendidikan profesi dan berada pada jenjang pendidikan tinggi dituntut untuk dapat
Penerapan metode bimbingan klinik yang sudah dilakukan di RSUD Dr. Soegiri
klien dan keluarga (Nurrahmah, 2001). Metode bimbingan klinik menurut Dorothy antara
baik pembimbing klinik dari institusi pendidikan maupun ruangan menggunakan metode
konferensi, bedside teaching dan penguasaan klinik tertulis (Tim PKK, 2008).
G. Hipotesis
1. ada hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching dengan tingkat
kepuasan mahasiswa
2. ada hubungan antara persepsi penerapan metode penugasan klinis tertulis dengan
3. ada hubungan antara persepsi penerapan metode konferensi dengan tingkat kepuasan
mahasiswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu
saat. (Nursalam,2003)
– April 2010
Besar sample dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus besar sample
N= N
1 + N. 0.05 0,05
N= 48
1 + 48 0,0025
N = 43 Responden
Teknik pengambilan sample adalah dengan membuat tabel bilangan random yang
berisi nomer urut berdasarkan abjad pertama nama mahasiswa. Kemudian menentukan
dengan tabel random mengundi mahasiwa yang didapat untuk diambil sebagai sampel.
10
D. Variabel Penelitian
yang meliputi : metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, dan metode
konferensi
didik yang dilakukan oleh pembimbing klinik disamping tempat tidur klien dan
2. Metode Penugasan Klinik Tertulis adalah Penugasan klinik tertulis yang bertujuan
oleh pembimbing klinik tentang beberapa aspek klinik baik pre konferen dan post
kuesioner.
E. Pengumpulan Data
diberikan skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Sedangkan untuk tingkat kepuasan
mahasiswa dengan menggunakan skala Likert yaitu sebuah daftar dimana responden
tinggal membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan mulai dari
sangat puas (SP), puas (P), cukup puas (CP), kurang puas (KP), tidak puas (TP). Instrumen
variabel independent merupakan modifikasi dari Nursalam, 2003 dan instrument variable
dependen merupakan modifikasi dari Rangkuti, 2002. Data yang didapatkan ditabulasi dan
Uji Validitas
RSUD Dr. Soegiri Lamongan sejumlah 15 orang selanjutnya dilakukan uji validitas
dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson melalui bantuan program SPSS
for Windows 15.0 terhadap instrument tersebut pada 15 responden. Syarat untuk dianggap
valid, jika alpha kurang dari 0,05. (Sugiono, 2003).. Adapun rumus korelasi pearson
adalah:
N å XY - (å X (åY ))
RXY =
[N å X 2
- (å X )
2
] [N åY 2
- (åY )
2
]
Keterangan :
\
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat.
RXY = Korelasi Produk Momen Pearson
N = Jumlah responden
Uji Reabilitas
SPSS for Windows 15.0. Dikatakan reliabel jika hasil perhitungan standardized item alpha
(SIA) lebih besar dari nilai reliabilitas standart yang telah ditentukan, yaitu
é k ù é ås 1 2 ù
r11 = ê ú ê1 - ú
ë k - 1û s 1 úû
2
êë
Dimana: r11 = reliabilitas item pertanyaan
k = banyaknya item
Ss2 = jumlah variabel item
s2 = Varians total
2. Jenis data
F. Pengolahan data
1. Editing Data
Dilakukan setelah semua data terkumpul melalui kuesioner yaitu dengan memeriksa
kembali semua kuesioner dengan maksud untuk melihat setiap kuesioner dengan maksud
untuk melihat apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai petunjuk.Untuk memudahkan
entry data, peneliti mengklasifikasikan data dan memberi kode untuk masing-masing
pertanyaan sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Editing dikerjakan untuk meneliti
\
setiap lembar hasil kuesioner, untuk melihat kelengkapan data dan keakuratan data. Edapat
2. Kodig data
Untuk memudahkan entry data, peneliti mengklasifikasikan data dan memberi kode
3. Entry data
4. Cleaning data
Merupakan proses pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi
H. Analsis data
1. Variabel independent
klinik dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh dibandingkan skor yang tertinggi
dikalikan 100%. Dengan perhitungan tiap item berdasarkan kategori penerapan, kode 0 :
2. Variabel dependent
dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor tertinggi
dikalikan 100%. Dengan perhitungan tiap item sangat puas diberi kode 5, puas diberi kode
4, cukup puas diberi kode 3, kurang puas diberi kode 2 dan tidak puas diberi kode 1.
3. Analisis Multivariat
pengaruh persepsi penerapan bimbingan klinik dengan tingkat kepuasan mahasiswa yang
digunakan adalah uji Regresi Linear Berganda dengan bantuan SPSS 15.0 for Windows.
Apabila t hitung > t table dan p value < 0,05 maka HI ditrima dan HO ditolak yang artinya
ada hubungan yang signifikan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik (Metode
\
mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD dr. Soegiri Lamongan tahun 2010.
Pada analisis multivariat dilakukan uji asumsi normalitas data dan karena terdapat
lebih dari satu veriabel independent maka dilakukan beberapa pengujian yaitu, uji
colinearity). Variabel yang dipertimbangkan untuk diuji dengan regresi linear berganda
adalah variabel yang memeliki pvalue < 0,05 sewaktu uji bivariat.
Uji Normalitas
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah suatu model yang mempunyai
maka data yang digunakan harus terdistribusi normal, normalitas data dapat diketahui dari
Uji Multikolinearitas
Untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance (Santoso, 2004).
Apabila nilai VIF>10 maka terjadi multikolinearitas. Sebaliknya apabila VIF<10 maka
variabel-variabel independen.
Uji Autokorelasi
pengamatan, dimana munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Adanya
\
suatu autokorelasi bertentangan dengan salah satu asumsi dasar dari regresi berganda yaitu
tidak adanya korelasi diantara galat acaknya, artinya jika ada autokorelasi maka dapat
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada
independen yang diuji. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi di dalam model
regresi digunakan uji Durbin Watson dengan membandingkan nilai Durbin Watson
Statistik (DW hitung) dengan nilai Durbin Watson tabel (Algifari, 1997:79)1. Adapun kriteria
Pada analisis multivariat dilakukan uji asumsi normalitas data dan karena terdapat
lebih dari satu veriabel independent maka dilakukan beberapa pengujian yaitu, uji
colinearity). Variabel yang dipertimbangkan untuk diuji dengan regresi linear berganda
adalah variabel yang memeliki pvalue < 0,05 sewaktu uji bivariat.
Uji Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2001). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot, dimana
\
sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
I. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran
variabel yang diteliti, dan tabel silang untuk melihat hubungan antar variabel bebas dengan
variabel terikat
BAB IV
metode yang diberikan oleh pembimbing klinik di ruangan, namun ada beberapa
responden yang menyatakan cukup puas terhadap penerapan metode bimbingan tersebut,
hal ini dikarenakan ada beberapa pembimbing klinik di ruangan tertentu yang masih belum
puas terhadap penerapan metode bimbingan yang diberikan pembimbing klinik di ruangan.
Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan antara penerapan metode
dalam pengalaman belajar Klinik Keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lumajang tahun
2010.
dasarnya identik dengan beberapa jenis jasa yang memberikan kepuasan pada para
\
pelanggan, yang terdiri dari Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk memberikan
jasa secara akurat sesuai dengan yang dijanjikan, Responsiveness yaitu kemampuan
sesuai dengan yang diharapkan dan assurance yaitu pengetahuan dan kemampuan
memberikan kontribusi terbesar yaitu 38,64% terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dalam
Menurut Hidayah, 2002 metode penugasan klinis tertulis merupakan metode yang
memberikan penugasan untuk membuat catatan dan laporan secara tertulis, di lahan
pemecahan masalah yang berkaitan erat dengan klien dan masalah lain yang ditemukan
dalam lingkungan praktek. Tugas ini membantu peserta didik untuk mengidentifikasi dan
tertentu dari praktek klinik dan mengembangkan komunikasi secara tertulis serta
kesempatan bagi peserta didik untuk berfokus pada masalah nyata yang mereka temukan
sendiri di klinis dan masalah yang telah dialami sendiri dan dapat meningkatkan
metode penugasan klinis tertulis, setiap mahasiwa pada saat menjalani praktek klinik
diwajibkan membuat untuk merawat satu pasien kelolaan, dimana mahasiwa bertanggung
jawab penuh terhadap asuhan keperawatan pasien tersebut. Hal ini secara tidak langsung
dapat memberikan rasa percaya diri dari mahasiwa untuk betanggung jawab penuh baik
dalam asuhan keperawatan serta dokomentasi. Peniugasan klinis ini juga dipantau
langsung dan dievaluasi oleh pembimbing klinik dari ruangan. Dari gambaran diatas dapat
\
keperawatan.
beberapa aspek praktek klinik, pre dan post dimana metode ini untuk membantu peserta
didik dalam berpikir secara kritis dan menguji dimensi afektif perawatan klien. Pre
mengevaluasi hasil serta memberikan cara bagi peserta didik untuk mendiskusikan klien
mereka dengan staf pengajar dan rekan sejawat jika dalam bentuk kelompok. Bagi
sesuai dengan jumlah mahasiswa yang ada kemudian mahasiwa tersebut bertanggung
jawab dalam membantu memenuhi kebutuhan pasiennya. Menurut peneliti ada hal penting
yang belum dilakukan secara maksimal oleh pembimbing klinik yaitu tentang pertemuan
pembimbing klinik ruangan dengan mahasiswa selama 30-60 menit untuk mendiskusikan
masalah dalam pengalaman belajar klinik. Padahal kegiatan ini sangat penting untuk
Menurut Ratnawati, 2005 salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan
waktunya lebih banyak untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien dari pada
melakukan diskusi dengan peserta didik. Hal ini dimungkinkan dari kondisi rumah sakit
(clinical instructur)
21,70% terhadap tingkat kepuasan mahasiswa. Bedside teaching adalah merupakan metode
bimbingan yang dilakukan di samping tempat tidur klien dengan mempelajari klien
terhadap asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien (Hidayah, 2002). Manfaat
metode bedside teaching agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta
metode bedside teaching, apabila terdapat kasus-kasus yang belum pernah dijumpai oleh
mahasiswa dimana pembimbing klinik menjelaskan tentang tindakan apa saja yang harus
dilakukan mulai dari pengkajian dan rencana asuhan keperawatan klien dengan
mendemonstrasikan kembali apa yang telah pembimbing ajarkan. Mahasiswa juga diberi
pembimbing klinik misalnya tehnik rawat luka pasien, pemasangan infus yang benar serta
saat melakukan bimbingan pembimbing klinik terbuka untuk ditanya oleh mahasiswa
berlangsung.
Ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa selain tiga
metode tersebut, yaitu akses atau jangkauan pelayanan pendidikan, hubungan antar
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode bedsite teaching dengan
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode penugasan klinis tertulis
4. Metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, dan konferensi secara bersama-
Lamongan.
B. IMPLIKASI
Perlu mengadakan pelatihan clinical instructur bagi pembimbing di ruangan agar bisa
Perlu adanya pemantuan dari pembimbing klinik dari akademik secara intensif. Dan
C. SARAN
1. Bagi rumah sakit, penelitian dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan rumah sakit
sebagai rumah sakit pendidikan, baik dari segi sumberdaya manusia, lingkungan yang
sosialisasi profesi.
secara efektif agar tercipta proses pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan
pada saat pre klinik sehingga pada saat praktek klinik mahasiswa dapat menjalankan
praktek klinik keperawatan dengan baik dan bisa mengerti, memahami masalah yang
4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penerapan metode bimbingan klinik
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, A. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan, Jakarta : CV. Sagung Seto hal.
58-59
Indriatie, Nurrahmah. 2003. Peran dan Fungsi Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan.
Makalah disajikan dalam Pelatihan SDM Lahan Praktek dan Institusi Diknakes
Propinsi Jawa Timur. Murnajati Lawang, 13 Oktober
Irawan. 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo hal.
2-3
Keliat, BA. 2002. Metode Bimbingan Klinik Keperawatan. Makalah disajikan dalam
Pelatihan Bimbingan Klinik Keperawatan Profesional Jiwa dan Komunikasi
Efektif dalam Bimbingan Klinik Keperawatan. Lawang Malang. RSJP Lawang
dan PSIK Unibraw. 8-14 Februari
Kodim. 1996. Buku Acuan Ketrampilan Melatih. Alih Bahasa Sulliva. Jakarta : National
Resource Center
Sarmuti. 2001. Menggapai Prestasi. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, hal.
10-12
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Jakarta : Alfabeta
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.