Professional Documents
Culture Documents
Yulius Wahyu Pratomo, Felicia Zahida, Pramana Yuda
Yulius Wahyu Pratomo, Felicia Zahida, Pramana Yuda
Yulius Wahyu Pratomo, Felicia Zahida, Pramana Yuda
Abstract
DNA extraction can be time consuming and costly (especially in large scale studies),
therefore some studies examine the success rate of amplification using alternative DNA
isolation methods (without extraction). This study aims to determine the most effective DNA
isolation method in Javan Plover for molecular sexing by comparing several methods, such
as extraction kit, alkaline lysis and direct PCR. This study used filter paper and EDTA
stored blood as samples, and both sample types were isolated using extraction kit, alkaline
lysis, and direct PCR method. PCR based molecular sexing was carried out using
2550F/2718R primer sets. The results showed that DNA in filter paper and EDTA stored
blood, either using kit extraction or alkaline lysis, and direct PCR, methods were successfully
amplified with 2550F/2718R primer which produced 621 bp sized CHD1-Z and 459 bp sized
CHD1-W band. DNA extraction kit was the most effective DNA isolation method for
providing DNA template for Javan Plover molecular sexing, that showed the most clearest
bands compare to other extraction methods.
Keywords: Javan Plover, Molecular Sexing, 2550F/2718R, Extraction kit, Alkaline lysis,
Direct PCR
Abstrak
Ekstraksi DNA dapat memakan waktu dan biaya saat diterapkan dalam penelitian skala
besar, sehingga beberapa studi mengkaji tingkat keberhasilan amplifikasi menggunakan
metode isolasi DNA alternatif (tanpa ekstraksi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
metode isolasi DNA paling efektif untuk molecular sexing Cerek Jawa. Penelitian ini
menggunakan 5 sampel darah kertas saring, dan 8 sampel darah EDTA yang diisolasi
dengan metode kit ekstraksi DNA, lisis alkali dan PCR langsung. PCR untuk tujuan
molecular sexing dilakukan dengan menggunakan primer 2550F/2718R. Hasil penelitian
menunjukan bahwa DNA pada sampel darah kertas saring dan EDTA yang diisolasi baik
menggunakan kit ektraksi DNA, lisis alkali maupun PCR langsung, berhasil diamplifikasi
dengan primer 2550F/2718R yang menghasilkan pita CHD1-Z dengan ukuran 621 bp dan
pita CHD1-W dengan ukuran 459 bp, namun kualitas pita DNA yang dihasilkan berbeda.
Metode Isolasi DNA dengan kit ekstraksi menghasilkan DNA templat yang paling efektif
untuk molecular sexing Cerek Jawa karena pita DNA hasil amplifikasi lebih jelas dibanding
metode yang lain.
Kata Kunci: Cerek Jawa, Molecular Sexing, 2550F/2718R, Kit ekstraksi DNA, Alkalin Lisis,
PCR Langsung
waktu dan biaya saat diterapkan dalam comb, vortex, Spindown, bunsen, petridisk,
penelitian skala besar (Khatib et al., 1993; Tan PCR tube, erlemeyer, oven, elektroforesis,
dan Yiap, 2009). Menyikapi kekurangan thermal cycler, dark reader, dan
tersebut, beberapa studi molekuler diterapkan Spektrofotometer Nano Vue.
tanpa melalui ektraksi atau menggunakan Bahan yang digunakan adalah PBS
metode isolasi DNA alternatif. Contohnya Buffer, ethanol absolut, NaOH 50Mm, Tris-
Alessandra et al. (2002), berhasil HCl 1 M, gSNYCTM DNA Extraction Kit
mengidentifikasi jenis kelamin 12 spesies dari (Geneaid), ddH2O, primer 2550F/2718R,
3 ordo burung menggunakan metode alkalin buffer KOD, dNTPs, KOD Fx Neo
lisis. Terdapat beberapa studi molecular sexing (Toyobo Co, 2013), gel agarosa, buffer TBE
lain yang membandingkan tingkat keberhasilan 0.5x, ethidium bromide 1%, loading dye, DNA
berbagai metode isolasi DNA, tetapi sedikit ladder (100 bp), GST Buffer, Proteinase K,
studi yang menerapkannya pada spesies lokal GSB Buffer, W1 buffer, wash buffer, elution
Indonesia, contohnya Cerek Jawa. buffer, XPDF Buffer dan XPDF Wash Buffer,
Cerek Jawa (Charadrius javanicus) dan parafilm. Terdapat 2 jenis sampel Cerek
merupakan burung pantai endemik Indonesia Jawa yang digunakan, yaitu darah kertas saring
yang berhabitat di pulau Jawa, Kangean dan (TR 1094, TR 1103, TR 1105, TR 1107, dan
Bali (Howes et al., 2003; Kurniawan dan Cer J 14) dan darah EDTA (Cer J 1, Cer J 2,
Arifianto, 2017). Meski Birdlife International Cer J 4, Cer J 13, AF 004, AF 007, TR 1022,
(2018), memasukan Cerek Jawa ke dalam Near dan WJ 1209). DNA seluruh sampel diisolasi
Threatened, Iqbal et al. (2013), menyatakan dengan metode kit ekstraksi DNA, lisis alkali,
bahwa status burung ini dapat berubah menjadi dan PCR langsung.
‘Vulnerable’. Selain itu, berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prosedur Kerja
Republik Indonesia Nomor 1. Kit ekstraksi DNA
P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018
tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Proses ekstraksi mengikuti protokol
Dilindungi, Cerek Jawa telah ditetapkan yang disarankan dengan gSYNCTM DNA
sebagai salah satu satwa yang dilindungi. Studi Extraction Kit (Geneaid) dan. Tahap lysis
lebih lanjut sangat penting untuk membantu sampel darah kertas saring adalah kertas saring
usaha konservasi spesies ini. dipotong 5 x 5 mm, dimasukan ke
Studi ini bertujuan untuk mengetahui microcentrifuge tube, lalu ditambah 200 µl
metode isolasi DNA yang paling efektif dalam GST buffer dan 20 µl proteinase K, kemudian
molecular sexing Cerek Jawa dengan di-vortex. Sampel diinkubasi dalam waterbath
membandingkan hasil PCR dari templat DNA pada suhu 60 oC selama 30 menit. Supernatan
hasil isolasi dengan kit ekstraksi DNA, lisis dipindahkan ke dalam microcentrifuge tube
alkali dan PCR langsung. Kajian molecular kemudian ditambah 200 µl GSB buffer, lalu
sexing dapat menentukan jenis kelamin secara di-vortex selama 10 detik. Tahap lysis sampel
pasti, sehingga sangat diperlukan untuk darah dalam EDTA dilakukan dengan
keberhasilan reproduksi satwa (Cerek Jawa) mengambil sampel darah sebanyak 20 µl,
dalam program konservasi (Çakmak et al., dimasukan ke microcentrifuge tube, ditambah
2017). Selain itu, adanya perbandingan metode 180 µl PBS buffer, kemudian ditambah 20 µl
isolasi DNA dapat memberikan pilihan proteinase K serta di-vortex selama 15 detik.
alternatif yang minim waktu serta biaya dalam Campuran tersebut lalu diinkubasi dalam
molecular sexing, terutama dalam studi waterbath pada suhu 60oC selama 5 menit.
berskala besar (Dhanasekaran et al., 2016). Selanjutnya ditambahkan 200 µl GSB buffer,
kemudian di-vortex selama 15 detik, dan
sampel diinkubasi kembali dalam waterbath
Metode Penelitian pada suhu 60 oC selama 5 menit (invert setiap
2 menit).
Alat dan Bahan Setelah tahap lysis sel, sampel kertas
Alat yang digunakan adalah scalpel, saring dan darah dalam EDTA diperlakukan
blade, microcentrifuge tube, mikropipet, proses DNA binding dengan tahap yang sama.
mikrotip, timbangan analisis, waterbath, tray, Sampel diberi 200 µl ethanol absolute (99,5%)
dan divortex 10 detik. GS column diletakan ke diletakan dalam microsentrifuge tube baru,
dalam collection tube, lalu semua sampel kemudian GS column ditambah 50 µl elution
dipindahkan kedalam GS column. Sampel buffer tepat di tengah kolom. GS column lalu
disentrifugasi 14.000 rpm selama 1 menit lalu didiamkan selama 3 menit, kemudian
cairan dalam Collection tube dibuang. GS disentrifugasi 14.000 rpm selama 30 detik.
collum dipindahkan ke dalam collection tube Pengukuran kualitas dan kuantitas DNA
baru. dilakukan dengan Spectrofotometer NanoVue.
Selanjutnya adalah pencucian (wash),
2. Lisis Alkali
yaitu 400 µl W1 buffer dimasukan ke dalam
GS collum (yang mengandung sampel), lalu Sampel kertas saring (5 x 5 mm) dan
GS column disentrifugasi 14000 rpm selama sample darah EDTA (20 µl) dimasukan ke
30 detik. Cairan dalam collection tube dalam microcentrifuge tube, kemudian
dibuang, kemudian GS collum diletakan ditambahkan 180 µl NaOH 50 mM lalu
kembali dalam collection tube sebelumya. divortex 15 detik. Sampel lalu diinkubasi
Sebanyak 600 µl wash buffer ditambahkan ke dalam waterbath suhu 95 oC selama 10 menit
dalam GS column dan GS column dan ditambah 20 µl Tris-HCl 1 M (PH 8), lalu
disentrifugasi 14.000 rpm selama 30 detik. divortex, kemudian disentrifugasi 12.000 rpm
Cairan dalam collection tube di buang dan GS selama 5 menit.
collumn diletakan kembali dalam collection
3. PCR Langsung
tube. GS column lalu disentrifugasi 14.000
rpm selama 5 menit (pengeringan kolom). Proses PCR langsung dilakukan dengan
Selama sentrifugasi berlangsung, sebanyak 210 sampel darah kertas saring dipotong sekecil
µl elution buffer dimasukan ke dalam mungkin (1 x 1 mm), sedangkan sampel darah
microcentrifuge tube 2 ml baru dan diinkubasi EDTA diambil sebanyak 1 µl. Kedua sampel
suhu 600 C selama 5 menit untuk proses elusi. tersebut digunakan sebagai templat PCR.
Tahap elusi dilakukan sebanyak 3 kali
dan memiliki beberapa langkah. GS column
KOD Fx Neo, serta kodisisi siklus dapat dilihat Hasil dan Pembahasan
dalam Tabel 1 & 2.
Visualisasi hasil amplifikasi dilakukan A. Hasil Uji Kuantitas dan Kualitas DNA
dengan gel agarosa 2%, buffer TBE 0.5x. Gel Template dari Kit ekstraksi DNA
stain yang digunakan adalah ethidium bromide
1%. Elektroforesis dilakukan running pada Uji kuantifikasi menunjukan adanya
kondisi 100 volt (5 volt/cm) selama 30 menit. variasi nilai rasio OD (optical dencity)
A260/A280, A260/A230 dan konsentrasi
5. Sekuensing Gen CHD1-W dan CHD1-Z DNA. Nilai OD A260/A280 memiliki kisaran
Tahap sekuensing memiliki persiapan 1,59 – 2,709, sedangkan OD A260/A230
berupa amplifikasi big volume dan purifikasi memiliki kisaran 0,347 – 2,128. Konsentrasi
gel agarosa. Amplifikasi big volume memiliki DNA hasil ekstraksi memiliki kisaran 1,038 -
kondisi yang sama dengan amplifikasi CHD1 58 ng/µl (Tabel 3).
Cerek Jawa, sedangkan purifikasi gel agarosa DNA hasil ekstraksi memiliki kualitas
dilakukan dengan kit Xprep Gel and PCR yang murni apabila rasio OD A260/A280
Purification Kit (PhileKorea). Sekuensing menunjukan nilai 1,8-2,00. Jika OD
CHD1-Z (sampel Cer J 1) dan CHD1-W A260/A280 menunjukkan nilai di bawah 1,8,
(sampel Cer J 13) dilakukan dengan maka DNA hasil ekstraksi memiliki
mengirimkan hasil purifikasi gel ke Lab 1st kontaminasi protein atau fenol. Namun, jika
BASE Sequencing Sdn Bhd, Malaysia. OD A260/A280 menunjukan nilai di atas 2,0,
maka DNA hasil ekstraksi memiliki
kontaminasi RNA (Glasel, 1995).
Tabel 3. Kuantitas dan kualitas ekstraksi DNA darah dalam kertas saring dan EDTA Cerek Jawa dengan
gSYNCTM DNA Extraction Kit
Kode Sampel Kondisi Sampel A260/A230 A260/A280 Konsentrasi (ng/µl)
TR 1094 Kertas saring 1,963 1,824 23,616
TR 1103 Kertas saring 0,706 1,729 4,909
TR 1105 Kertas saring 1,993 1,993 2,093
TR 1107 Kertas saring 0,517 1,59 1,038
Cer J 14 Kertas saring 1,793 1,793 19,25
Cer J 1 EDTA 2,128 1,758 58
Cer J 2 EDTA 1,894 1,667 14,05
Cer J 4 EDTA 1,8765 1,692 9,786
Cer J 13 EDTA 2,048 1,825 34,5
AF 004 EDTA 0,477 1,978 3,683
AF 007 EDTA 0,72 2,258 3,561
TR 1022 EDTA 0,347 2,709 1,326
WJ 1209 EDTA 0,5223 1,811 5,037
berukuran 641 bp dan pita CHD-W berukuran CHD1-W berukuran 400 - 450 bp, serta
476 bp, sedangkan individu jantan fragmen CHD1-Z berukuran 600 - 650 bp.
menghasilkan pita CHD1-Z berukuran 641 bp. Visualisasi produk PCR terhadap metode kit
Menurut Fridolfsson dan Ellegren (1999), ekstraksi DNA dan lsiis alkali ditunjukan pada
primer 2550F/2718R menghasilkan fragmen Gambar 1.
Gambar 1. Visualisasi produk PCR DNA Cerek Jawa dari sampel darah kertas saring. dengan DNA template
hasil isolasi metode kit ekstraksi DNA dan lisis alkali menggunakan primer 2550F/2718R: Ex) Kit
ekstraksi DNA; Ly) Lisis alkali (K: Kontrol, L: Ladder).
Proses PCR DNA template hasil isolasi berwujud ssDNA (Sidstedt et al., 2018).
DNA dengan metode kit ekstraksi DNA Visualisasi produk PCR menggunakan metode
berhasil mengamplifikasi seluruh sampel PCR langsung ditunjukan Gambar 2.
kertas saring dengan pita terlihat jelas dan Gambar 2 menunjukan hasil amplifikasi
memiliki sedikit smear (Gambar 1). PCR langsung yang jelas pada sampel TR
Keberhasilan amplifikasi gen CHD1 pada 1103, TR 1105 dan Cer J 14, sedangkan
sampel kertas saring disebab oleh keberhasilan sampel TR 1094 dan TR 1107 menghasilkan
ekstraksi dalam mengisolasi DNA dari smear tebal. Menurut Jennings (2017), smear
inhibitor. Smear yang terbentuk pada produk terbentuk karena konsentrasi DNA templat
amplifikasi dapat diminimalisir dengan terlalu tinggi sehingga terjadi over-
mengurangi siklus PCR dan memperpendek amplification. Tingginya konsentrasi DNA
waktu ekstensi (Rapley, 2000). dapat disebabkan oleh pekatnya volume darah
Proses amplifikasi DNA template hasil dalam kertas saring.
isolasi DNA dengan metode lisis alkali
menghasilkan pita yang jelas pada sampel TR C. Hasil Amplifikasi Terhadap Sampel
1094,TR 1105, TR 1107, dan Cer J 14, Darah dalam EDTA
sedangkan sampel TR 1103 memiliki pita yang
Proses PCR DNA template hasil isolasi
redup (faint). Pita redup pada TR 1103 dapat
dengan metode kit ekstraksi DNA berhasil
disebabkan oleh inhibitor dalam reaksi PCR
mengamplifikasi seluruh sampel darah EDTA
seperti hemoglobin dan immunoglobulin.
dengan pita terlihat jelas dan memiliki sedikit
Hemoglobin menghambat reaksi amplifikasi
smear (Gambar 3). Keberhasilan amplifikasi
dengan cara mengganggu aktivitas DNA
gen CHD1 pada sampel darah EDTA
polimerase. Inhibisi hemoglobin dapat
disebabkan oleh keberhasilan tahap ekstraksi
diminimalisir dengan penggunaan enzim
dalam mengisolasi DNA. Smear yang
proteinase K (Ebeling et al., 1974; Sidstedt et
terbentuk pada produk amplifikasi dapat
al., 2018). Berbeda dengan hemoglobin,
diminimalisir dengan mengurangi jumlah
immunoglobulin G akan membentuk ikatan
siklus PCR dan memperpendek waktu ekstensi
dengan DNA genom, sehingga penempelan
(Rapley, 2000). Visualisasi produk PCR
primer maupun DNA polimerase terhambat.
terhadap metode lisis alkali ditunjukan Gambar
Efek IgG akan bersifat kuat jika templat
4.
Gambar 2. Visualisasi produk PCR DNA Cerek Jawa dari sampel kertas saring menggunakan metode PCR
langsung dengan primer 2550F/2718R (K: Kontrol, L: Ladder).
Proses amplifikasi DNA template hasil dengan mengganggu aktivitas enzim DNA
isolasi dengan metode lisis alkali (Gambar 4) polimerase selama proses PCR, sedangkan
menghasilkan pita yang jelas pada sampel Cer Immunoglobulin G (IgG) berkerja dengan
J 1, Cer J 2, Cer J 4, Cer J 13 AF 004, TR mengikat DNA genom, sehingga menghambat
1107, dan WJ 1209, sedangkan sampel AF 007 penempelan primer maupun DNA polimerase
menunjukan pita yang redup (faint). pita redup (Sidstedt et al., 2018). Visualisasi produk PCR
(faint band) pada sampel AF 007 dapat terhadap metode PCR langsung ditunjukan
disebabkan oleh inhibitor hemoglobin maupun Gambar 5.
immunoglobulin G. Hemoglobin bekerja
Gambar 3. Visualisasi produk PCR DNA Cerek Jawa dari sampel darah dalam EDTA dengan DNA template
hasil isolasi metode kit ekstraksi DNA menggunakan primer 2550F/2718R (K: Kontrol, L: Ladder).
Gambar 4. Visualisasi produk PCR Cerek Jawa metode alkalin lisis sampel darah dalam EDTA dengan primer
2550F/2718R. (K:Kontrol,L:Ladder).
Gambar 5. Visualisasi produk PCR Cerek Jawa PCR langsung pada sampel darah dalam EDTA dengan primer
2550F/2718R (K: Kontrol, L: Ladder)..
and reliable method of high-quality RNA quadruplex structures and DNA methylation
extraction from diverse plants. American is widespread at imprinted human loci. G3
Journal of Plant Sciences, 5(1), 3129–3139. (Bethesda), 7(3), 1019–1025.
https://doi.org/10.4236/ajps.2014.521329 https://doi.org/10.1534/g3.116.038687
Sidstedt, M., Hedman, J., Romsos, E.L., Waitara, Tan, S.C. dan Yiap, B. . (2009). DNA, RNA, and
L., Wadsö, L., Steffen, C.R., Vallone, P.M. protein extraction : The past and the present.
dan Rådström, P. (2018). Inhibition Journal of Biomedicine and Biotechnology,
mechanisms of hemoglobin, immunoglobulin 1(1), 1–10.
G, and whole blood in digital and real-time https://doi.org/10.1155/2009/574398
PCR. 410, 2569–2583.
Wulansari, W., Yuda, P. dan Zahida, F. (2013). Uji
Stevens, A.J., Taylor, M.G., Pearce, F.G. dan efektifitas gen CHD sebagai penanda
Kennedy, M. . (2017). Allelic dropout during molekuler untuk identifikasi jenis kelamin
polymerase chain reaction due to G- pada burung air. E-Journal UAJY.