Assesment Family Support Dan Family Stress Pada Keluarga Pasien Terkonfirmasi Positif Covid 19 Di Puskesmas Paccerakkang

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Available online at https://stikesmu-sidrap.e-journal.

id/JIKP

Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, xx (x), xxx, xx-xx


DOI:

ASSESMENT FAMILY SUPPORT DAN FAMILY STRESS


PADA KELUARGA PASIEN TERKONFIRMASI POSITIF
COVID 19 DI PUSKESMAS PACCERAKKANG
Irma Mursidi1,*, Suarnianti2, Ratna 3
1*
STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota Makassar, Indonesia, 90245
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota Makassar, Indonesia, 90245
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota Makassar, Indonesia, 90245
1
Email First author
* corresponding author
Tanggal Submisi: xxxxxx, Tanggal Penerimaan: xxxxxx

Abstrak
Latar Belakang banyaknya orang yang mengalami permasalahan mental akibat
pandemi covid-19, hal tersebut bisa dimengerti mengingat Covid-19 merupakan
sumber stres baru bagi masyarakat di seluruh dunia saat ini. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menilai tingkat family support dan family stress pada keluarga
pasien terkonfimasi covid-19 di Puskesmas Paccerakkang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendektan yang dilakukan
adalah cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berupa
pertanyaan tentang Family Support dan Family Stress. Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 83 responden dan didapatkan 63 responden di wilayah kerja
Puskesmas Paccerakkang Kota Makassar menggunakan teknik purposive
sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar responden
memiliki Family Support yang cukup 58 (92,1%), Family Support yang kurang 5
(7,1%),Sedangkan Family Stress ringan 31 (49,2%), Family Stress sedang 19
(30,2%), Family Stress berat 3(4,8%), dan yang tidak stress 10(15,9%).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah keluarga pasien yang terkonfirmasi
positif Covid 19 di Puskesmas Paccerakkang mayoritas memiliki tingkat family
support yang baik dan tingkat Family stress pada keluarga pasien terkonfirmasi
positif Covid 19 di Puskesmas Paccerakkang mayoritas pada tingkat stress yang
ringan.

Kata kunci; Covid-19; Family Support; Family Stress


Abstract
The number of people experiencing mental problems due to the COVID-19
pandemic, this is understandable considering that Covid-19 is a new source of
stress for people around the world today. The purpose of this study was to assess
the level of family support and family stress in the families of patients with
confirmed COVID-19 at Puskesmas Paccerakkang. The type of research used is
quantitative with descriptive method. The approach used is cross sectional. The
instrument used is a questionnaire in the form of questions about Family Support
and Family Stress. The sample in this study amounted to 83 respondents in the
working area of Puskesmas Paccerakkang Makassar using purposive sampling
technique. The results of the univariate analysis showed that most of the
respondents had sufficient family support 58 (92.1%), less family support 5

This is an open access article under the CC–BY-SA license.


Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, xx (x), xxx, xx-xx
First Author, Second Author

(7.1%), while mild family stress 31 (49.2%), moderate family stress 19 (30 ,2%),
Family with severe stress 3(4,8%), and those with no stress 10(15,9%) . The
conclusion in this study is that the majority of the families of patients who were
confirmed positive for Covid 19 at the Paccerakg Health Center had a good level
of family support and the level of family stress in the families of patients who
were confirmed positive for Covid 19 at the Puskesmas Paccerakkang was mostly
at a mild level of stress.
Keywords; Covid-19; Family Support ; Family Stress
PENDAHULUAN
Corona Virus Disease (COVID-19) pertama kali disebut novel coronavirus (2019-nCoV)
untuk sementara, lalu diganti oleh WHO menjadi WHO menjadi Corona Virus Disease Covid 19
yang dipublikasikan pda 11 februari 2020. Covid-19 penyebabnya adalah Virus Severe Acute
Respiratory Syndrome, dimana penyakit ini awalnya didapati di Wuhan, Cina ditahun 2019.
Covid-19 ini bersifat menular, dan penyakit ini sekarang menjadi pendemi secara global.
Penyebaran virus ini melalui droplet seperti batuk dan bersin, ketahanan virus ini diluar seperti di
plastik, stainlees steel sampai tiga hari. Setelah terjadi di Wuhan, cina mengalami ppenmabahan
kasus setiap hari, dan klimaksnya berada dibulan februari 2020. Terdapat 7.736 yang dinaytakan
terjangkit covid 19 pada 30 januari 2020, dan ada 86 yang terkonfimasi dari beberapa negara misal
Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, SriLanka, Autralia, Kamboja, Jepang, Singapure,
Filipina, Arab Saudi, Kore Selatan, India, Pracis dan Jerman (Sari, Siagian, & Rombot, 2021).
Berdasarkan data Word Health Organization (WHO) pertanggal 22 oktober 2021
menunjukkan bahwa jumlah pasien yang terdiaganosa Covid-19 sebanyak 242.348.657 orang
dengan jumlah kematian sekitar 4.927.723 orang. Jumlah kasus tertinggi yaitu di Amerika Serikat
sekitar 44.940.696 kasus (WHO, 2021). Di indoenesia sendiri, diperoleh jumlah kasus covid-19
sebanyak 4.238.594 kasus dengan 4.080.351 pasien yang sembuh dan 143.153 pasien yang
meninggal. Jumlah kasus tertinggi berada di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 860.551 kasus
(Kementrian Kesehatan, 2021). Data provinsi Sulawesi Selatan, diperolaeh kasus covid-19
sebanyak 109.457 kasus dengan 106.377 pasien yang sembuh dan 2230 pasien yang meninggal.
Jumlah kasus tertinggi berada di Kota Makassar sebanyak 48.920 kasus (Dinkes Prov Sulawesi
Selatan., 2021).
Prevalensi jumlah pada puskesmas Paccerakkang dengan jumalah yang terkonfirmasi
yaitu 430 orang dari bulan Januari hingga Desember tahun 2020. Dan ditahun 2021 mengalami
peningkatan sebanyak 1.106 kasus yang terkonfirmasi. Didapatkan kasus sejumlah 105 orang
yang terkonfirmasi positif covid-19 dari bulan agustus, september sampai oktober 2021.
Banyaknya orang yang mengalami permasalahan mental akibat pandemi covid-19, hal
tersebut bisa dimengerti mengingat covid-19 merupakan sumber stres baru bagi masyarakat di
seluruh dunia saat ini. Ada empat faktor resiko utama stres keluarga yang muncul saat pendemi
covid-19 yaitu pertama faktor jarak dan isolasi sosial, ketakutan akan covid-19 menyebabkan
tekanan emosional yang serius, adanya perintah menjaga jarak dari pemerintah menimbulkan rasa
diasingkan. Kedua yaitu penurunan perekonomian akibat covid-19, dimana pandemi covid-19 ini
memicu krisis ekonomi global. Benyaknya pengangguran dan tekanan ekonomi mneyebabkan
meningkatnya resiko bunuh diri, perasaan ketidakpastian, putus asa dan perasaan ketidak
berharganya diri sendiri. Ketiga yaitu faktor stres dan trauma, takut akan penyakit ini
menimbulkan perasaan tidak berdaya dan trauma dikarenakan banyaknya kasus pasien covid-19
meninggal dunia dan itu disaksikan sendiri ataupun lewat media sosial, hal tersebut menyebabkan
stres dan trauma yang ekstrim. Keempat adalah stigma dan diskriminasi, bentuk stigma yang
dialami diantaranya orang orang menghidari dan menutup pintu, keluarga dikucilkan bahkan ada
yang sampai diusir saat dikteahui terkonfirmasi positif covid-19. Oleh karena itu sebagai keluarga
terdekat harus mampu memberikan dukungan keluarga (family support) yang tinggi kepada
penderita. Keluarga dengan penderita yang sertai dengan tekanan psikososial memiliki beban
tersendiri dibandingkan dengan penyakit fisik saja, hal ini bisa menyebabkan meningkatnya stres
emosional keluarga (family stres) dan stres ekonomi dari keluarga (Sutinah, 2020b).
Penelitian Nurjanah (2020), mengemukakan bahwa keluhan yang banyak ditemukan
selama pandemi berlangsung adalah keluhan somatis seperti merasa cemas dan tegang selama

Copyright © 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
, xx (x), xxx, xx-xx
First Author, Second Author

pandemi (40%) dan pekerjaan serta aktivitas sehari hari menjadi terbengkalai (37%). Penelitian
Nuraeni dan Mirwanti (2017), menyatakan bahwa adanya hubungan antara cemas, dan depresi.
Sehingga dapat disimpulkam jika semakin tinggi kecemasan seseorang maka akan terjadi
peningkatan depresi pada orang tersebut. Penelitian Fitria dan Ifdil (2020) mendapatkan adanya
peningkatan kecemasan yang tinggi selama pandemi yaitu 54%. Banyak pasien mengalami
penurunan imunitas dan mental sesudah dirinya mengetahui terkena COVID-19. Hal ini juga
terjadi pada anggota keluarga COVID-19 karena merupakan keadaan yang dapat menimbulkan
stres. Faktor-faktor mengakibatkan stres pada keluarga meliputi perubahan lingkungan, ketentuan
ruangan perawatan, pergantian status emosi keluarga, kedudukan keluarga, kehidupan tiap hari dan
perilaku petugas kesehatan dalam pemberian informasi tentang kesehatan penderita Penelitian
Misgiyanto dan Sudilawati (2015), menyatakan bahwa adanya dukungan keluarga (family support)
memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat kecemasan pasien. Sehingga keluarga COVID-
19 sangat membutuhkan dukungan psikososial dan dukungan penghargaan untuk mengatasi
terjadinya masalah stres psikososial tersebut (Samosir, Manalu, Anggeria, 2021).
Sebagai bagian dari anggota keluarga yang menderita covid-19 merupakan tanggung
jawab yang besar apabila terdapat anggota keluarga yang sedang mengalami hal tersebut. Perasaan
tidak mampu dan keputusan sulit merupakan hal yang bisa dirasakan keluarga selama terdapat
anggota keluarga yang mengalami sakit ini. Ketidaktahuan tentang penyakit itu, keputusan yang
dilakukan keluarga sebelum kondisi terminal, perawatan apa yang diharapkan keluarga terhadap
anggota keluarga yang sakit akan menimbulkan stres keluarga (family stress). Pada teori stres
dijelaskan bahwa stres keluarga suatu keadaan yang timbul karena sumber-sumber dan strategi
adptif tidak secara baik mengatasi faktor-faktor stressor sehingga keluarga tidak bisa memecahkan
masalah terhadap keluarganya (Husna, 2018).
Peran keluarga sangat baik dan membantu apabila peran tersebut dilakukan secara
optimal, maka keluarga akan terhindar dari covid-19 dan dapat mencegah penyakit tersebut.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2021) bahwa dukungan keluarga sangat penting
dalam penyembuhan pasien, penelitian ini juga sejalan dengan yang sudah dilakukan oleh Soemari
(2020). Pada hasil penelitian Nugraha (2021) juga dapat didapatkan bahwa ada penurunan beban
pada pasien yang dirawat oleh keluarga dan mendapat dukungan dari keluarga .
Dukungan keluarga adalah salah elemen paling penting dalam proses perawatan dan
proses penyembuhan. Dukungan keluarga yang didapatkan dapat mengurangi kecemasan dan stres
yang dirasakan. Dukungan keluarga (family support) menjadi faktor utama untuk menurunkan
kecemasan dan stres yang dialami pasien. Dukungan keluarga memiliki fungsi dalam
meningkatkan harga diri, penyangga efek stres, dan memberikan kontribusi untuk status psikologis
yang lebih baik pada pasien covid-19. Hasil penelitian dari Nurpeni (2013) menyatakan bahwa
kurangnya dukungan dari keluarga dapat menyebabkan peningkatan stres pada pasien covid-19
(Winarsih, 2021).
Family Support dan Family Stress yang baik sangat berpengaruh dalam memberikan
dukungan penyembuhan. Jumlah penderita Covid 19 dua tahun terakhir terus meningkat,
disebabkan oleh kurangnya family Support dan family Stress. Dengan memberikan dukungan pada
keluarga yang terkonfirmasi positif covid-19 merupakan bentuk dan bantuan. Keluarga dan pasien
yang terkonfimasi positif covid-19 mengalami masalah psikososial dikarenakan kondisi saat ini
sehingga dapat meningkatkan stres keluarga. Disaat seperti inilah keluarga dibutuhkan untuk
memenihi faktor psikososial dengan cara support keluarga dengan penuh kasih. Mekanisme stress
keluarga dengan support keluarga sangat penting, beban yang dialami pasien yang terkonfimasi
covid yaitu perasaan yang berhubungan dengan mental, misal perasaan malu dan selama ini yang
menjadi masalah adalah meningkatnya gangguan kesehatan psikososial daikarenakan kurangnya
family support dan beban keluarga (Nugraha, 2021).

Copyright © 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, xx (x), xxx, xx-xx
First Author, Second Author

METODE
Desain penelitian yang digunakan untuk meneliti yaitu cross sectional (potong lintang),
dimana cross sectional.
Populasi target adalah keluarga yang terkonfirmasi covid-19 di Puskesmas Paccerakkang
dengan jumlah pasien terkonfirmasi covid-19 sebanyak 105 orang. Dan sampel dalam penelitian
ini 83 orang.
1. Kriteria inklusi
a. Keluarga pasien terkonfirmasi covid-19 yang berusia 18 tahun.
b. Keluarga pasien terkonfirmasi covid-19 yang berada ditempat saat dilakukan penelitian.
c. Keluarga pasien terkonfirmasi covid-19 yang bersedia menjadi respondent.
d. Keluarga yang dekat atau serumah dengan pasien terkonfirmasi covid-19.
e. Keluarga pasien yang tidak mengalamai gangguan mental.
2. Kriteria eksklusi
a. Keluarga yang tidak bersedia jadi respondent.
b. Pasien terkonfirmasi yang meninggal dunia.
c. Keluarga pasien yang tidak berada ditempat saat dilakukan penelitian.
Pengumpulan Data
1. Peneliti mengurus administrasi yang diawali dengan pengajuan surat izin melakukan
pengambilan data awal kebagian Akademik Fakultas Keperawtan. Kemudian surat tersebut
diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Makassar untuk memeperolah surat rujukan ke
Puskesmas Paccerakkang.
2. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan wawancara terstruktur untuk studi pendahuluan
terkait jumlah populasi penderita Covid-19 di UPT Puskesmas Paccerakkang.
3. Setelah populasi diketahui, peneliti meminta data penderita yang akan menjadi calon responden
penelitian di wilayah kerja dengan penderita terbanyak. Setelah itu dilanjutkan pendataan ulang
penderita berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditemtuka untuk dijadikan calon
responden.
Pengolahan Data
1. Editing
Editing adalah pemeriksaan lembar kuesioner yang telah diisi oelh responden.
Pemeriksaan lembar kuesioner ini bisa berupa kelengkapan jawaban, dan relevansi jawaban
dari responden. Pemeriksaan kelengkapan data dilakukan oleh peneliti dengan melakukan
pengecekan setiap data dari masing masing responden.
2. Coding
Coding merupakan pemeberian tanda atau mengklasifikasi jawaban-jawaban dari para
responden kedalam ketaegori tententu. Pemeberian coding dilakukan pada variabel family
support dan family stres.
3. Memasukkan data atau processing.
Processing merupakan proses memasukkan data kedalam tabel dilakukan dengan program
yang ada dikomputer. Data yang diolah adalah data umum yang meliputi karakteristik
responden dan data khusus dianalisa berupa data hasil pengisian lembar kuesioner family
support dan family stres pada keluarga terkonfirmasi positif covid-19.
4. Cleaning
Celaning merupakan teknik pemebersihan data data yang tidak sesuai dengan kebutuhsn
akan dihapus. Peneliti memeriksa data yang benar benar dubutuhkan pada setiap variabel.
Semua data yang didapatkan oleh peneliti merupakan data yang digunakan dan diolah untuk
dianalisa.

Analisa Data
Analisa yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengindentifikasi tiap variabel. Analisa univariat dilakukan pada varibel variabel
yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya.
Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan variabel yang
diteliti :
1) Tingkat family support pada keluarga pasien terkonfirmasi positif covid-19.
2) Tingkat family stress pada keluarga pasien terkonfirmasi positif covid-19.

Copyright © 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
, xx (x), xxx, xx-xx
First Author, Second Author

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Tabel 1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan usia, Jenis Kelamin, penghasilan dan
pekerjaan (n=63)
Karakteristik Responden Frekuensi Persen (%)
Umur
17 - 25tahun 5 7.9
26 – 35 tahun 25 39.7
36 – 45 tahun 15 23.8
46 – 55 tahun 11 17.5
56 – 65 tahun 3 4.8
>65 tahun 4 6.3
Jenis Kelamin
Laki – laki 6 9.5
Perempuan 57 90.5
Pendidikan
Tidak Sekolah 4 6,3
SD 6 9.5
SMP 16 25.4
SMA 15 23.8
Perguruan Tinggi 22 34,9
Penghasilan Bulanan
<1.000.000 14 22.2
1.000.000 - 2.000.000 38 60.3
2.000.000 - 3.000.000 2 3.2
>3.000.000 9 14.3
Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 63 responden didapatkan bahwa
karakteristik umur responden didapatkan responden yang terbanyak berada pada rentan umur
26-35 tahun sebanyak 25 responden (39,7%) dan paling sedikit berada pada rentan umur 56-
65 tahun sebanyak 3 responden (4,8%). Karakteristik jenis kelamin responden terbanyak yaitu
perempuan sebanyak 57 responden (90,5%) dan laki-laki sebanyak 6 (9,5%). Karakteristik
pendidikan responden yaitu Perguruan Tinggi sebanyak 22 ( 34.9%) responden. Karakteristik
Penghasilan responden terbanyak yaitu 1.000.000 - 2.000.000 sebanyak 38 responden (60,3%)
dan yang paling sedikit 2.000.000 - 3.000.000 sebanyak 2 responden (3,2%).

2. Analisis Univariat
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Family Support pada Keluarga Pasien
Terkonfirmasi Positif Covi-19 di Puskesmas Paccerakkang
Family Support Frekuensi Persen (%)
Cukup 58 92,1
Kurang 5 7,9
Total 63 100
Berdasarkan table 2 sebagian besar responden memiliki Family Support yang cukup
dengan jumlah sebanyak 58 responden (92,1%). Family Support yang kurang sebanyak 5
responden (7,9%).

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Family Stress pada Keluarga Pasien
Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Puskesmas Paccerakkang
Family Stress Frekuensi Persen (%)
Tidak Stress 10 15,9
Stress Ringan 31 49,2
Stress Sedang 19 30,2
Stress Berat 3 4,8
Total 63 100

Copyright © 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, xx (x), xxx, xx-xx
First Author, Second Author

Berdasarkan table 3 sebagian besar responden memiliki Family Stress yang ringan
dengan jumlah sebanyak 31 responden (49,2%). Family Stress yang sedang sebanyak 19
responden (30,2%), dan Family Stress yang berat sebanyak 3 responden (4.8%). dan yang
tidak stress sebanyak 10 responden (15.9%).

PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki Family Support yang
cukup dengan jumlah sebanyak 58 responden (92,1%). Family Support yang kurang sebanyak 5
responden (7,9%). Dalam penelitian meliputi empat dimensi dukungan yang diukur yaitu
dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan.
Dari hasil penelitian pada dukungan informasi 37 (58,7%) responden selalu memperoleh informasi
hal ini dilhat dari pernyataan keluarga selalu menjelaskan tentang penyakit tersebut. Sementara
pada dukungan instrumental sebanyak 5 (7,9%) responden tidak pernah disediakan dana untuk
berobat atau memeriksaakan kesehatan, hal ini sesuai dengan pernyataan keluarga menyediakan
dana untuk biaya berobat atau memeriksakan kesehatan. Pada dukungan penilaian 40 (63,5%)
reponden mendapatkan dukungan yang baik, hal ini sesuai dengan peryataan keluarga
mendengarkan setiap keluahan yang dirasakan, sementara pada dukungan emosional 49 (77,8%)
responden selalu disediakan tempat yang aman dan nyaman.
Hasil dari penelitian didapatkan dari 63 responden didapatkan responden yang terbanyak
berada pada rentan umur 26-35 tahun sebanyak 25 responden (39,7%) dan paling sedikit berada
pada rentan umur >65 tahun sebanyak 4 responden (6,3%).Usia merupakan salah satu bagian yang
menunjukan kematangan emosional dalam mengambil sebuah keputusan dan kesiapan dalam
menghadapi masalah baik secara fisik dan psikis, Menurut analisis penelitian hal ini sesuai dengan
penelitian (Murmaulina, 2012 dalam Purnamasari, 2013) karena Usia < 40 tahun merupakan usia
dewasa muda, yang merupakan usia yang cukup matang dalam pengalaman hidup dan kematangan
jiwanya dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Firmawati1, 2020).
Karakteristik pendidikan responden yaitu Perguruan Tinggi sebanyak 22 ( 34.9%) responden.
Pendidikan yang rendah menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap akibat suatu penyakit, hal
ini menjadi salah satu faktor yang menghambat seseorang untuk memberikan dukungan kepada
keluarga yang sedang sakit. Seperti yang di temui pada saat penelitian anggota keluarga responden
kurang berkomunikasi dengan anggota keluarga yang terkonfirmasi positif covid-19 karena takut
tertular. 58 responden meunjukkan tingkat family support yang cukup karena mayoritas responden
memiliki tingkat pendidikan pada jenjang perguruan tinggi sehingga memiliki cukup pemahaman
tentang penyakit yang diderita klien. Hal ini sejalan dengan penelitian Husniawati & Fajriani
(2017) dimana tingkat pendidikan berpengaruh terhadap bagaimana cara individu berpikir secara
logis serta mengambil tindakan. Seseorang berpendidikan lebih mudah dalam berpikir secara
rasional sehingga lebih mudah dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Responden tidak
semuanya pernah menempuh pendidikan dibidang kesehatan, tetapi ketika salah satu anggota
keluarga ada yang sakit maka keluarga dapat berperan untutk merawat anggota yang sakit.
Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas responden memiliki pendapatan 1.000.000 –
2.000.000 yaitu 38 (60,3%) dan sebanyak 2 (3,2%) responden memiliki pengahsilan 2.000.000 -
3.000.000, karena beberapa dari anggota keluarga klien bekerja sehingga mampu untuk memenuhi
kebutuhan, baik itu dalam hal kesehatan atau segala macam kebutuhan yang dibutuhkan selama
proses penyembuhan. Dengan keluarga yang bekerja maka keluarga memiliki pendapatan yang
cukup, dengan pendapatan yang cukup dapat meningkatkan dukungan secara materil. Hal tersebut
mempengaruhi dukungan keluarga yang diberikan dimana dengan pendapatan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dapat mengurangi beban masalah, yang sebelumnya sudah
memiliki masalah dengan adanya anggota keluarga yang sakit. Penelitian ini sejalan dengan
Nuraenah (2012) yaitu penghasilan responden > dari UMP DKI Jakarta tahun 2012 sebanyak 36
orang (72,0%) penghasilan keluarga digunakan dalam mencari pelayanan kesehatan jiwa dalam
merawat anggota keluarga.

Copyright © 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
, xx (x), xxx, xx-xx
First Author, Second Author

KESIMPULAN
1. Hasil penelitian menunjukkan keluarga pasien yang terkonfirmasi positif covid-19 di
Puskesmas Paccerakkang mayoritas memiliki tingkat family support yang baik.
2. Hasil penelitian menunjukkan tingkat family stress pada keluarga pasien terkonfimasi
positif covid-19 di Puskesmas Paccerakkang mayoritas berda pada tingkat stres
ringan.

SARAN
1. Diaharapkan hasil penelitian ini dapat diketahui gambaran tentang covid-19 serta gambaran
tinkgat dukungan keluarga dan stress keluarga, yang kemudian hal ini diharapakan responden
mampu mengendalikan stres dan memberikan dukungan keluarga terhadadap anggota
keluarga yang sedang sakit.
2. Covid-19 dapat dijadikan data dasar mengenai berbagai faktor kejadian Covid-19 yang dapat
terjadi di Kota Makassar. Puskesmas Paccerakkang Kota Makassar diharapkan dapat
memberikan edukasi kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga terkonfirmasi COVID
– 19 untuk bisa mengendalikan Stress dan selalu memberikan dukungan kepada anggota
keluarga yang terkonfirmasi COVID - 19
3. Diharapakan bagi institusi pendidikan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya petugas kesehatan dimasa yang
akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional [BKKBN]. (2013). Delapan Fungsi
Keluarga. In Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional. http://ceria.bkkbn.go.id

Fadillah, A. I., Purwaningsih, P., Ismiriyam, F. V., & Susilowati, E. (2022). Gambaran Ketahanan
Psikologis Remaja Di Era Pandemi Covid-19. Healthcare Nursing Journal, 4(1), 225–230.

Firmansyah, Lukman, Mambangsari, W. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Primer Hipertensi. Jurnal Keperawatan
Padjadjaran, 5(2), 197–213. https://doi.org/10.24198/jkp.v5i2.476

Ginting. (2020). Minum Obat Pada Pasien Skizoprenia Di Poli Klinik Rsj Prof . Dr . Muhammad
Ildrem Medan. 26–31.

Grace, C., Kedokteran, F., & Lampung, U. (2020). Manifestasi Klinis dan Perjalanan Penyakit
pada Pasien Covid-19 Clinical manifestation and Course of Covid-19. 9, 49–55.

Hasymi, Y. (2019). Dukungan Keluarga Dan Intimasi Terhadap Persepsi Tingkat Nyeri Pada
Pasien Miokard Infark (IMA).

Herlina. (2019). Panduan Praktis Mengelola Data Menggunakan SPSS.

Husna, S. (2018). Stres Keluarga Dengan Anggota Keluarga Dirawat Di Ruang Intensive Stress
Level Of Patient ’ S Family Treated In An Intensive. 3, 119–124.

Ismail. (2019). Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran (Syarifuddin (ed.)).

Kesehatan, K. (2021). situasi COVID-19 di Indinesia. Kementrian Kesehatan RI.


https://infeksiemerging.kemkes.go.id

Khusdiana. (2019). Hubungan Antara Family Support Dengan Work Life Balance Pada Karyawan
Wanita Yang Berumah Tangga Di Pt. Kareb Kabupaten Bojonegoro.

Levani, et al. (2020). Stress dan Kesehatan Mental di Masa Pandemi COVID-19. Seminar Online
Update on COVID-19 Multidiciplinary Perspective, 134–144.

Copyright © 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, xx (x), xxx, xx-xx
First Author, Second Author

Lukitasri. (2020). Pengaruh Stigma Keluarga Terhadap Stress Keluarga Pada Keluarga Penderita
Skizofrenia Wilayah Kabupaten Ponorogo Di Puskesmas Pembantu Paringan Kabupaten
Ponorogo. 282.

Malahmaayati, P. J., & Malahayati, U. (2020). View metadata, citation and similar papers at
core.ac.uk. 422–429.

Maryam, S., Kedokteran, F., & Malikussaleh, U. (2016). Stres Keluarga : Model Dan
Pengukurannya Pendahuluan. 1, 335–343.

Masarik, C. (2017). Stress and Child Development : A Review of the Family Stress Model. 85–90.
https://doi.org/10.1016/j.copsyc.2016.05.008

Nalendra. (2021). Statistika dasar dengan SPSS.

Nasruddin, R., & Haq, I. (2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(7).
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i7.15569

Nugraha, S. (2021). Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 Di


Ruang Isolasi Rumah Sakit Aminah. 7(2), 164–169.

Paru, K. T., Malang, S., Pemberian, P., Terhadap, V. C., Foto, P., Pada, T., & Tuberkulosis, P.
(2019). Multi-Drug Resistance Tuberculosis : 40(2).

Pasribu, R. (2021). Tingkat Stres Perawat Terkait Isu Covid-19.


https://doi.org/https://doi.org/10.37287/jppp.v3i2.429

Pradana. (2021). Epidemologi Penyakit Menular : Pengantar Bagi Mahasiswa Kesehatan (Y. Sari
(ed.); 1st ed.).

Pratama, H. (2018). Dukungan keluarga dengan perawatan diri pada pasien gangguan jiwa di
poli jiwa.

Raihan, 2017. (2017). Metodologi Pnenlitian.

Samosir, Manalu, Anggeria, 2021. (2021). Pengaruh pemberian terapi relaksasi otot progresif
terhadap stres psikososial keluarga pasien COVID-19. Jurnal Keperawatan, 19(1), 1–9.
https://doi.org/10.35874/jkp.v19i1.836

Saraswati, W. (2019). Gambaran Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Klien TB Paru. Jurnal
Kesehatan Andalas, 119.

Sari, Siagian, & Rombot, (2021). (2021). Gambaran penyebaran COVID-19 di Provinsi Sulawesi
Selatan pada bulan Maret-Juli 2020. Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Tropik, 8(02), 307–
312.

Selatan., D. P. S. (2021). sulsel tanggap COVID-19. Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan.


https://covid19.silselprov.go.id

Simarma. (2021). covid 19 : Seribu Satu Wajah ( jenner simarmata abdul karim (ed.)).

Suarnianti, Mahadjani, F., & Restika, N. (2021). Pengaruh self justification terhadap tindakan
pengurangan risiko penularan COVID-19 pada perawat di Rumah Sakit Labuang Baji.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 16(3), 109–116.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian kunatitatif, kualitatif dan R&D.

Susanti, A., Arianti, D., Tinggi, S., Kesehatan, I., Padang, A., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Padang,
A. (2022). Dukungan Kesehatan Jiwa Psikososial Terhadap Resiliensi Masyarakat

Copyright © 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)
, xx (x), xxx, xx-xx
First Author, Second Author

Menghadapi Masa Pandemi Covid-19. 05(02).

Sutinah. (2020a). Implementation of Family Psychoeducation Therapy Towards The Expenses and
Family Support Due to Pandemic COVID 19. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(2), 177–185.

Sutinah, 2020. (2020b). Implementation of Family Psychoeducation Therapy Towards The


Expenses and Family Support Due to Pandemic COVID 19. Jurnal Ilmiah Pengabdian
Kepada Masyarakat, 4(2), 177–185.

Syahla, N. (2021). Peran Keluarga dalam Pencegahan Penularan Covid- 19. Jurnal Kesehatan, 1–
7.

Triyono, Imanti, & Mahardika, 2021. (2021). Menangani Distress Psikologis Keluarga di Masa
Pandemi Covid-19 (Belajar dari Strategi Coping Religius pada Keluarga yang
Terkonfirmasi Covid-19). 01(01), 61–70.

Ulfiah. (2016). Psikologi keluarga: Pemahaman hakikat keluarga dan penanganan problematika
rumah tangga (p. 174).

wasito, Wuryastuti, 2020. (2020). Corona Virus (D. C. F (ed.); 1st ed.).

Wati, Y. (2019). REAL in Nursing Journal ( RNJ ). 1(1).

WHO. (2021). corona virus disease (Covid-19); Situation dashboard. Word Helath Organization.
https://covid19.who.int

Winarno. (2020). Covid-19 : Pelajaran Berharga Dari sebuah Pandemi (R. Pradana (ed.)).

Winarsih, S. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Covid 19 Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung 1. 1–10.

Yanuarita, H. (2021). Pengaruh Covid-19 Terhadap Kondisi. 58–71.

Yusuf, A. faruq. (2021). Manajemen Stres dan Konflik ( hum Zulqarnain (ed.)).

Copyright © 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah


ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)

You might also like