Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

RINGKASAN

Kedaulatan Pangan dapat diartikan sebagai hak suatu negara yang secara mandiri dapat menentukan
kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi
masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Untuk
menciptakan kedaulatan pangan sebagaimana yang tertera pada definisi diatas dibutuhkan
sinergitas antara masyarakat, stakeholders dan pemerintah.

Data kependudukan mencatat pertambahan jumlah penduduk yang begitu pesat mengakibatkan
persaingan terhadap lahan semakin ketat, sehingga semakin bertambah penduduk, maka luas lahan
semakin berkurang. Ditambah dengan mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia adalah
bertani maka persoalan lahan tidak hanya sebatas tempat tinggal, namun juga lahan sebagai modal
tempat bercocok tanam menambah masalah yang pelik bagi bangsa ini.

Negara yang terkenal dengan hasil buminya yang melimpah ruah ternyata masih menyimpan sebuah
ironi dimana 13 persen masyarakatnya masih berada dibawah garis kemiskinan atau 30 juta dari
masyarakat Indonesia masih kesulitan mendapatkan asupan pangan yang sehat, bernutrisi dan
aman.

Harapan masyarakat sangat tergantung kepada para pemimpin negara ini, rakyat berharap
pemerintah mampu memberdayakan 13 persen rakyat Indonesia yang kurang beruntung itu. Namun
fakta berbicara lain, pemerintah hingga saat ini belum mampu menjawab tantangan tersebut. Ini
ditandai dengan program-program pemerintah tidak berpihak kepada rakyat miskin, sehingga bukan
rakyat yang menjadi berdaya namun keuntungan menjadi milik perusahaan input pertanian.

Prinsip monokultur yang banyak dipraktekkan di sektor pertanian di Indonesia menjadi contoh nyata
bahwa program tersebut tidak mampu memberdayakan rakyat sekitar hutan. Karena sifat dari
monokultur tersebut mempunyai banyak kekurangan contohnya membutuhkan banyak input dari
luar, diversifikasi sangat rendah dan tidak menyerap banyak tenaga kerja.

Dengan kenyataan yang ada sekarang bahwa pertanian Indonesia membutuhkan terobosan baru
dalam penanganan pengolahan lahannya, maka sistem agroforestry diharapkan mampu
memecahkan permasalahan tersebut. Agroforestry menurut Rianse (2010) merupakan sistem
penggunaan lahan terpadu yang menkombinasikan tanaman kehutanan, pertanian, hewan(ternak)
dalam waktu yang bersamaan atau bergiliran.
Kemandirian adalah salah satu ciri dari agroforestry. Efisiensi input pertanian dari luar seperti
pestisida dan pupuk menjadi salah satu keunggulan sistem pengolahan lahan yang banyak berhasil di
negara-negara berkembang lainnya.

Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini terdiri dari prosedur pengumpulan data,
pengolahan data, serta analisis-sintesis. Prosedur pengumpulán data meliputi: pendekatan penulisan
(pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan). Pengolahan data dimulai dengan
cara menemukan dan merumuskan masalah. Berakar dan masalah tersebut, maka perlu diadakan
pencarian dan penyeleksian sumber data yang relevan. Kemudian masalah tersebut dianalisis
berdasarkan data, informasi, telaah pustaka. Dengan demikian, dapat dirumuskan alternatif
penyelesaian masalah yang merupakan solusi atas rumusan masalah. Baru setelah itu dapat dibuat
suatu simpulan serta merekomendasikan saran. Dalam menganalisis masalah, karya tulis ini
mendasarkan pada telaah pustaka. Sedangkan sintesis berisi tentang alternatif penyelesaian masalah
atau dengan kata lain sebagai solusi atas permasalahan.

Tujuan agroforestry adalah untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada manusia ataupun
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tujuan utama agroforestry adalah menjamin dan memperbaiki
kebuthuan hidup masyarakat. Agroforestry secara langsung melibatkan masyarakat dalam
pengelolaannya sehingga dapat meberdayakan masyarakat sekitar hutan secara merata.

Dari hasil penelitian bahwa agroforestry dapat meningkatkan hasil produksi pertanian, pendapatan
kualitas pertanian serta keberlanjutan dalam mengelola suatu lahan pertanian. Prospek yang cerah
juga menanti masyarakat indonesia bila mampu menerapkan agroforestry secara baik dan benar
juga tentunya didukung oleh peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan.

Dari kajian yang dilakukan di beberapa daerah di indonesia, agroforestry yang melibatkan organisasi
terbukti dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga dan penyerapan tenaga kerja. Sehingga
dapat disimpulkan dengan adanya agroforestry hasil produksi pertanian meningkat dan hal ini
meningkatkan jumlah pendapatan keluarga tani dan memberikan konsumsi pangan yang lebih baik
bagi keluarga tani. Juga agroforestry sangat efektif dalam mengurangi kemiskinan dengan menyerap
tenaga kerja yang lebih banyak per satuan lahan dari pada sistem penggunaan lahan yang lain.

Untuk menuju Indonesia yang berdaulat pangan maka agroforestry merupakan salah satu jalan yang
berpeluang sangat baik di bumi khatulistiwa ini. Mengingat Indonesia merupakan negara yang kaya
keanekaragaman hayatinya agroforestry merupakan sistem penggunaan lahan yang sangat cocok
bila dipraktekkan di Indonesia.

You might also like