Professional Documents
Culture Documents
519 968 1 SM
519 968 1 SM
Abstract
Abstrak
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang di akibatkan kekurangan gizi
terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi berusia 2 tahun.
Tujuannya untuk menganalisis Faktor Risiko Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga. Jenis
penelitian yang digunakan adalah Observasional Analitik dengan pendekatan Case
Control. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Cuci tangan pakai sabun di air mengalir
merupakan 2 kali beresiko terjadinya stuntingdengan nilai p 0,000>0,05 artinya secara
statistik mempunyai pengaruh yang bermakna antara cuci tangan di air mengalir pakai
sabun dengan kejadian stunting. Sedangkan pengamana sampah rumah tangga beresiko 2
kali kejadian stunting dengan nilai p 0,000>0,05 artinya secara statistik mempunyai
138
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
pengaruh yang bermakna antara pengamanan sampah rumah tangga dengan kejadian
stunting.dan pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga 2 kali beresiko terjadinya
stunting dengan nila p 1,000>0,05 dimana secara statistika tidak memiliki pengaruh yang
bermakna antara pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga terhadap kejadian
stunting.Kemudian pengamanan saluran pembuangan air limbah 2kali beresiko terjadinya
stunting dengan nilai p 0,000>0,05 artinya secara statistik mempunyai pengaruh yang
bermakna antara pengelolaan saluran pembuangan air limbah rumah tangga dengan
kejadian stunting.. cuci tangan di air mengalir pakai sabun,pengamanan sampah rumah
tangga ,pengamanan saluran pembuangan air limbah rumah tangga berpengaruh terhadap
kejadian stunting sedangkan pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga tidak
ada hubungan dengan kejadian stunting pada anak balita.
PENDAHULUAN
Secara global, sekitar 162 juta anak balita nutritional stunting menurut WHO artinya
mengalami kependekan. Afrika sub adalah penurunan laju pertumbuhan panjang
Sahara dan Asia Selatan rumah untuk tiga badan atau tinggi badan dalam keseluruhan
perempat anak pendek dunia. Data proses pertumbuhan perkembangan yang
menunjukkan bahwa 40% balita di Afrika ditentukan dengan nilai height for age atau
sub sahara mengalami stunting sedangkan tinggi badan menurut dibawah dari minus 2
di Asia Selatan tercatat sebesar 39 % standar deviasi (WHO,2014).
(WHO) Stunting Infographic. Saat Ini Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia masih dihadapkan pada masalah Indonesia memberikan perhatian yang
stunting ( malgizi kronis) yang cukup sangat besar terhadap pencegahan dan
serius . Total ada 9 juta atau lebih dari penanganan masalah gizi di Indonesia,
sepertiga jumlah balita di Indonesia dengan salah satu fokus utama masalah
Menderita Stunting. stunting atau kerdil. Berbagai upaya telah
Status gizi balita marupakan salah dilaksanakan, baik di level Pusat maupun
satu cerminan keadaan gizi masyarakat di level daerah.
luas.Stunting atau stunted growth atau
139
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
140
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
wilayah tempat tinggal dan status kedua tertinggi setelah Provinsi Nusa
ekonomi memberikan hubungan dengan Tenggara Timur.
buruknya status gizi anak. Di provinsi Sulawesi Barat,
Risksdas (Riset Kesehatan Dasar) tercatat prevalensi status gizi balita
2013 mencatat prevalensi stunting stunting berdasarkan TB/U (Tinggi Badan
nasional mencapai 37,2% terdiri dari menurut umur) sebesar 48,0% terdiri dari
18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek, sangat pendek dan pendek masing-masing
meningkat daritahun 2010 (35,6%) dan adalah 22,3% dan 25,7%. Adapun
2007 (36,8%). Artinya, pertumbuhan tak prevalensi balita sangat pendek dan
maksimal diderita oleh sekitar 8 juta anak pendek di 5 kabupaten di Sulawesi Barat
indonesia, atau satu dari tiga anak yang pertama ialah Kabupaten Majene
indonesia . prevalensi stunting di dengan 58,6%, lalu Kabupaten Polewali
indonesia lebih tinggi dari pada negara- Mandar dengan 48,5%, disusul Mamuju
negara lain di asia tenggara, seperti Utara 47,8%, Mamuju 47,3% dan Mamasa
Myanmar |(35%), Vietnam (23%) dan sebanyak 37,6%.
Thailand (16%) (MCA Indonesia 2014 Sementara itu data Kementerian
dalam Yusdarif 2017). Kesehatan tahun 2017 mengatakan angka
Masalah kesehatan masyarakat stunting di Provinsi Suklawesi Barat telah
dianggap berat bila prevalensinya sebesar mencapai 40% yang artinya sejak tahun
30-39% dari serius bila prevalensinyaa 2013 hingga 2017 telah terjadi penurunan
≥40% (WHO,2010). Dari acuan ini , angka stunting. Namun bagaimanapun,
angka prevalensi stunting nasional stunting masih tetap menjadi tantangan
indonesia tergolong dalam kategori berat. besar bagi tenaga kesehatan di Sulawesi
Sedangkan berdasarkan Rskesdas 2013, Barat bahkan di indonesia, mengetahui
masalah stunting di 14 provinsi di jika 40% angka stunting itu tergolong
indonesia tergolong kategori berat, dan masih cukup besar.menurut laporan Gizi
sebanyak 15 provinsi lainnya tergolong Kabupaten Polewali Mandar tahun 2017,
kategori serius. Tercatat 20 provinsi yang jumlah anak dengan status gizi stunting
angka prevalensinya diatas prevalensi sebanyak 1343 anak dari total 4834 anak
nasional. Salah satunya adalah provinsi atau sekitar 27,78%. Adapun wilayah
Sulawesi Barat yang berada di urutan dengan status gizi stunting tertinggi di
Polewali Mandar ialah puskesmas
141
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
142
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
1. Analisis Bivariate
a. Faktor risiko mecuci tangan di air mengalir menggunakan sabun terhadap kerjadin
stunting pada balita.
143
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
144
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
145
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
146
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
147
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
148
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
149
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 5, No.2, Nov 2019 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
Status Gizi Anak. Kementerian Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Anak Direktorat Bina Gizi 2011.
150