Professional Documents
Culture Documents
Energi Listrik
Energi Listrik
Oleh
NIM : 171710201080
Kelas TEP A
1.2 Tuujuan
Tujuan dari praktikum energi listrik yaitu :
1. Mengamati hasil pengamatan energi listrik yang dibutuhkan dengan beban
menggunakan lampu dan bor listrik;
2. Mengamati hasil pengamatan energi listrik yaang dibutuhkan poni break
ketika tanpa beban;
3. Mengamati hasil pengamatan energi listrik yaang dibutuhkan poni break
ketika dengan beban;
4. Mengamati hasil perbandingan antara energi listrik yang dibutuhkan poni
break tanpa beban dan dengan menggunakan beban;
5. Menganalisis hubungan antara daya listrik dengan energi listrik.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum energi listrik yaitu :
1. Dapat mengetahui daya yang digunakan lampu dan pemanas (kompor
listrik);
2. Dapat mengetahui daya yang digunakan poni break dengan menggunakan
beban ataupun tanpa beban;
3. Dapat memahami perhitungan daya sebuah alat;
4. Mampu membuat kalkulasi daya yang dibutuhkan sebuah peralatan.
BAB 2. METODOLOGI
Gambar 2.2 Diagram alir pengamatan penggunaan bor listrik tanpa beban
2.3.3 Pengamatan Penggunaan Bor Listrik Dengan Beban
Gambar 2.3 Diagram alir pengamatan penggunaan bor listrik dengan beban
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil dan Analisa Data Pengamatan Energi Listrik yang dihasilkan
dengan Beban Lampu dan Pemanas
Berdasarkan pada tabel 3.1 analisa data pengamatan energi listrik sangat
berpengaruh terhadap energi perputaran dan waktu dimana tegangan yang
dihasilkan nilai pada tegangan (volt) untuk waktu ke 0 adalah 192 volt berikutnya
pada waktu ke 30 adalah 187 volt. Sehingga pada putaran menyebabkan
perubahan, waktu ke 0 putaran pada kWh meter menunjukkan 0 dan pada waktu
ke 30 perubahan mulai tampak dan menghasilkan 2 putaran. Ini menunjukkan
bahwa semakin rendah energi perputaran (joule/putaran) perubahan kWh meter
semakin besar, akan tetapi nilai tegangan yang ditunjukkan tidak signifikan
artinya nilai naik dan turun seiringnya waktu bertambah. Penyebab utamanya
ialah stok kontak tidak bekerja dengan baik ketika dikaitkan dengan alat digital
meter. Menurut (Setiadji J.s, Machmudsya T., Isnanto Y., 2006) Sebagai akibat
dari ketidak seimbangan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo (fasa
R, fasa S, fasa T) mengalirlah arus di netral trafo. Arus yang mengalir pada
penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi-rugi).
20000
15000
10000
5000
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (detik)
.
Gambar 3.1 Grafik hubungan waktu dan energi yang dikeluarkan
3.2 Hasil dan Analisa Data Pengamatan Energi Listrik yang dibutuhkan
dengan Bor Listrik Tanpa Beban
Tabel 3.2 Hasil dan Analisa Data Pengamatan Energi Listrik yang
dibutuhkan dengan Bor Listrik Tanpa Beban
Energi per
Banyakn
Teganga Wakt putan Energi Daya
ya Arus
n u (s) (joule/putra (joule) (watt)
putaran
n)
(V.I.t/putara
(a) (b) (c) (d) (V.I.t) (V.I)
n)
0 192 0 0 0 0 0
7648.8 107.7
2 189 0.57 71 3824.42
3 3
15513. 107.7
4 189 0.57 144 3878.28
12 3
19499. 107.7
5 189 0.57 181 3899.83
13 3
7 185 0.55 255 3706.61 25946. 101.7
25 5
Berdasarkan data tabel 3.2 tabel hasil analisa pada bor listrik tanpa beban
menghasilkan tegangan yang stagnan pada waktu ke 71 hingga 181. Arus yang
dikeluarkan sebesar 0,57 Ampere, mengapa demikian karena beban pada mata bor
tidak menghantam benda atau massa zat tertentu yang mana bisa menghambat laju
putaran pada mata bor. Menurut (Topayung D, 2011) konsep teoritis mengenai
proses elektrokimia yang dikemukakan oleh Faraday, dimana kedua hukumnya
menyatakan secara matematis bahwa massa zat yang terbentuk pada suatu proses
elektrokimia adalah berbanding lurus dengan kuat arus listrik dan waktu proses.
3.3 Hasil dan Analisa Data Pengamatan Energi Listrik yang dibutuhkan
dengan Bor Listrik Menggunakan Beban
Tabel 3.3 Hasil dan Analisa Data Pengamatan Energi Listrik yang
dibutuhkan dengan Bor Listrik Menggunakan Beban
Energi per
Daya
Banyakny Tegang Wakt putan Energi
Arus (watt
a putaran an u (s) (joule/putra (joule)
)
n)
(V.I.t/putara
(a) (b) (c) (d) (V.I.t) (V.I)
n)
0 192 0 0 0 0 0
10895. 187.8
2 186 1.01 58 5447.94
88 6
12866. 109.0
4 188 0.58 118 3216.68
72 4
21424. 144.7
5 188 0.77 148 4284.90
48 6
26401. 123.9
7 185 0.67 213 3771.62
35 5
Tabel 3.3 menunjukkan data analisis pengamatan listrik dengan bor listrik
menggunakan beban, waktu yang dibutuhkan untuk memberikan beban pada
benda kerja berbanding lurus dengan energi yang dikeluarkan. Sehingga dengan
waktu yang lama untuk memberi beban pada bor menyebabkan energi yang
dikeluarkan sangat besar. Dilihat dari Energi yang dikeluarkan pada waktu ke 58
detik sebesar 10895,88 joule dan pada waktu ke 118 detik energi yang dikeluarkan
sebesar 12866,72 joule disinilah energi bertambah besar. Menurut (Topayung D,
2011) konsep teoritis mengenai proses elektrokimia yang dikemukakan oleh
Faraday, dimana kedua hukumnya menyatakan secara matematis bahwa massa zat
yang terbentuk pada suatu proses elektrokimia adalah berbanding lurus dengan
kuat arus listrik dan waktu proses.
3.4 Perbandingan Energi Listrik yang digunakan Bor Listrik Tanpa Beban
dan Bor Listrik dengan Beban
Perbandingan Energi Listrik yang digunakan Bor Listrik Tanpa Beban dan dengan Beban
30000
25000
20000
15000 Tanpa beban
Energi(Joule)
Dengan beban
10000
5000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Putaran KWH meter
3.5 Perbandingan Daya Listrik yang digunakan Bor Listrik Tanpa Beban
dan Bor Listrik dengan Beban
Perbandingan Daya Listrik yang digunakan Bor Listrik Tanpa Beban dan dengan Beban
200
150
Energi(Joule)
Dengan Beban
50
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Putaran KWH Meter
Gambar 3.3 Grafik Perbandingan daya listrik yang digunakan bor listrik dengan
beban dan bor listrik tanpa beban
Pada grafik perbandingan daya listrik dengan bor tanpa beban dan dengan
beban terlihat ada perbedaan yang sangat besar. Pada bor dengan beban, grafik
yang digambarkan sangat tinggi nilainya pada saat memulai kerja yaitu sebesar
188 watt mengapa demikian, karena beban yang diberikan menyebabkan mesin
bor harus memasok daya yang sangat besar agar bisa memutar mata bor. Menurut
(Dinata I.,Sunanda W.,2015) Faktor Daya bukan merupakan ukuran langsung dari
efisiensi output-to-input, tetapi factor daya merupakan ukuran sebenarnya dari
bagaimana kapasitas sistem tenaga listrik digunakan. Faktor daya atau power
factor (pf) didefinisikan sebagai perbandingan antara daya aktif (real power)
dalam kW dengan daya nyata (apparent power) dalam kVA. Sehingga daya yang
dibutuhkan untuk membangkitkan mesin yaitu dengan memenuhi berapa kapasitas
daya yang mesin miliki untuk bekerja dengan optimal.
3.6 Sistem Kerja kWh Meter Analog dan kWh Meter Digital
KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini
bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet
tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari alumunium. Pengukur Watt
atau Kwatt, yang pada umumnya disebut Watt - meter/Kwatt meter disusun
sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan dapat berputar dengan
bebasnya, dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur, baik dalam
satuan WH (watt Jam) ataupun dalam Kwh (kilowatt Hour)
Gambar 3.1 kWh meter Analog
Ditinjau dari segi cara bekerjanya pengukuran kwh analog memakai
prinsip azas induksi atau azas Ferraris. Dan pada umumnya alat pengukur ini
digunakan untuk mengukur daya listrik arus bolak balik. Pada alat ini dipasang
sebuah cakeram alumunium (alumunium disk) yang dapat berputar, dimuka
sebuah kutub magnit listrik (Electro magnet). Magnit llsitrik ini diperkuat oleh
kumparan tegangan dan kumparan arus. Dengan adanya lapangan magnit
tukar yang berubah - ubah maka cakera (Disk) alumunium ditimbulkan suatu arus
bolak - balik, yang menyebabkan cakera tadi mulai berputar dan
menggerakkan pesawat hitungnya.
4.1 Kesimpulan
4. Pada mesin bor beban yang diberikan menyebabkan mesin bor harus
memasok daya yang sangat besar agar bisa memutar mata bor.
4.2 Saran
Harus lebih semangat dan ikhlas dalam membimbing praktikan agar tidak tersesat
kejalan yang buntu, dan mengakibatkan praktikan melakukan tindakan yang tidak
diinginkan Asisten Laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
https://studylibid.com/doc/482278/pengertian-kwh-meter--jenis