Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

ICGN (2017).

ICGN Global Governance Principles: Institutional investors

Responsibilities

Institutional investors, both asset owners and asset managers, should focus on delivering value
by promoting and safeguarding the interests of beneficiaries or clients over an appropriate time-
horizon. This is often expressed as a fiduciary duty, requiring prudence, care and loyalty on the
part of all agents which are subject to such obligations.

Asset owners should actively consider which of their agents should be subject to the strictures of
fiduciary duty and if such requirements are not applied what lower standards of behaviour are
appropriate. Asset owners cannot delegate their underlying fiduciary duties. Even when they
employ agents to act on their behalf, asset owners need to ensure through contracts or by other
means that the responsibilities of ownership are appropriately and fully delivered in their
interests and on their behalf by those agents, who are to be held to account for doing so.

While different agents in the investment chain play different roles, each should focus on the
needs of its beneficiaries or clients such that it is always seeking to deliver value over their
required timehorizon. Benchmarks for measuring success should be tailored to the needs and risk
exposures of beneficiaries or clients, with reporting designed to provide them with an
understanding of success toward meeting those needs and managing related risks, in addition (as
relevant) to providing applicable market-relative performance metrics.

Asset owners should fully align the interests of their fund managers with their own obligations to
beneficiaries by setting out their expectations in fund management contracts (or similar
instruments) to ensure that the responsibilities of ownership are appropriately and fully delivered
in their interests. This should include:

a. ensuring that the timescales over which investment risk and opportunity are considered
match those of the client;
b. etting out an appropriate internal risk management approach so that material risks are
managed effectively;
c. effectively integrating relevant environmental, social and governance factors into
investment decisionmaking and ongoing management;
d. aligning interests effectively through appropriate fees and pay structures;
e. where engagement is delegated to the fund manager, ensuring adherence to the highest
standards of stewardship recognising a spectrum of acceptable stewardship approaches;
f. ensuring commission processes and payments reward relevant and high quality research;
g. ensuring that portfolio turnover is appropriate, in line with expectations and managed
effectively; and
h. providing appropriate transparency such that clients can gain confidence about all these
issues.
Reporting

Institutional investors should adopt and disclose clearly stated, understandable and consistent
policies to guide their approaches to stewardship and voting. Asset owners should report at least
annually to those to whom they are accountable on their stewardship policy and its execution.
Fund managers and other agents should seek a clear set of objectives and expectations from their
clients and beneficiaries, in particular with regard to their investment time-horizon.

Public Policy

Institutional investors should engage as appropriate in the development of relevant public policy
and good practice standards and be willing to encourage change where this is deemed helpful by
beneficiaries or clients to the delivery of value over appropriate time horizons.

OJK rules on corporate governance for insurance companies, pension fund

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 73 /Pojk.05/2016 Tentang Tata Kelola


Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian

Prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan


dan keterbukaan dalam pengungkapan dan penyediaan informasi yang relevan
mengenai Perusahaan Perasuransian, yang mudah diakses oleh Pemangku Kepentingan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian serta
standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan Usaha Perasuransian yang sehat;
b. akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban Organ Perusahaan Perasuransian sehingga kinerja Perusahaan
Perasuransian, dapat berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan efisien;
c. pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan Perusahaan
Perasuransian dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perasuransian dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan
Usaha Perasuransian yang sehat;
d. kemandirian (independency), yaitu keadaan Perusahaan Perasuransian yang dikelola
secara mandiri dan profesional serta bebas dari Benturan Kepentingan dan pengaruh
atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perasuransian dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip,
dan praktik penyelenggaraan Usaha Perasuransian yang sehat; dan
e. kesetaraan dan kewajaran (fairness), yaitu kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan di
dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian,
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian, dan nilai-nilai etika
serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan Usaha Perasuransian yang sehat.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24/Pojk.04/2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Fungsi-Fungsi Manajer Investasi

Dalam melakukan kegiatannya, Manajer Investasi wajib mempunyai dan melaksanakan fungsi-
fungsi sebagai berikut:

a. fungsi investasi dan riset;


b. fungsi perdagangan;
c. fungsi penyelesaian transaksi Efek;
d. fungsi manajemen risiko, kepatuhan, dan audit internal;
e. fungsi pemasaran dan penanganan pengaduan nasabah;
f. fungsi teknologi informasi;
g. fungsi akuntansi dan keuangan; dan
h. fungsi pengembangan sumber daya manusia.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 73 /Pojk.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian

Pasal 5 ayat (1) RUPS Perusahaan Perasuransian wajib diselenggarakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar Perusahaan Perasuransian yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Pasal 6 ayat (1) Perusahaan wajib memiliki anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang. ayat (2) Paling
sedikit separuh dari jumlah anggota Direksi Perusahaan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di
bidang pengelolaan risiko sesuai dengan bidang usaha Perusahaan.

Pasal 7 (1) Perusahaan wajib memiliki seorang direktur kepatuhan paling lambat 3 (tiga) tahun sejak
Peraturan OJK ini diundangkan.

Pasal 9 ayat (1) Perusahaan wajib memiliki satuan kerja atau pegawai yang melaksanakan fungsi
kepatuhan. Ayat (2) Satuan kerja atau pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas
membantu Direksi dalam memastikan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang- - 13 -
undangan di bidang Usaha Perasuransian dan peraturan perundang-undangan lainnya. Ayat (3) Satuan
kerja atau pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada direktur
kepatuhan/anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.

Pasal 19 ayat (1) Perusahaan wajib memiliki anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang. Ayat
(2) Paling sedikit separuh dari jumlah anggota Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Asuransi Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Komisaris Independen.

Pasal 20 ayat (1) Paling sedikit separuh dari jumlah anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perasuransian
wajib berdomisili di Indonesia.
Pasal ayat 22 Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perasuransian berhak memperoleh informasi dari
Direksi mengenai Perusahaan Perasuransian secara lengkap dan tepat waktu.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10 /Pojk.04/2018 Tentang Penerapan Tata Kelola
Manajer Investasi

Manajer Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menerapkan Tata Kelola dalam
menjalankan kegiatan usaha pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Penerapan Tata
Kelola sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit mencakup:

a. komitmen pemegang saham dan RUPS;


b. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
c. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
d. larangan Direksi dan Dewan Komisaris;
e. remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris;
f. Dewan Pengawas Syariah;
g. etika bisnis;
h. kebijakan penanganan benturan kepentingan;
i. pengendalian internal;
j. Rencana Bisnis;
k. Stewardship;
l. kebijakan sistem pelaporan pelanggaran dan kebijakan sistem pengaduan Nasabah;
m. Situs Web; dan
n. pelaporan.

You might also like