Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

BULETIN LITERASI BUDAYA SEKOLAH

http://journals.ums.ac.id/index.php/blbs

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PROGRAM


PENGEMBANGAN DIRI PADA PTM TERBATAS DI SMK NEGERI 2 PACITAN

Zafira Shafa Majidah 1, Rizky Widyaningtiyas 2 & Sari Dhany Efita 3


1,2,3
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57162, Indonesia

Email & Phone: a210200046@student.ums.ac.id

Submitted: 20xx-mm-dd DOI: 10.24036/blbs.v17i1.xxxx

Accepted: 20xx-mm-dd

Published: 20xx-mm-dd

Keywords: Abstract

dance The development of culture and character of the nation in schools in


principle is not shaped as a subject matter, but integrated into each
ilau
subject, self-development program through extra-curricular activities,
cultural and school culture in the form of habituation. The implementation of
homogenization face-to-face learning (PTM) is limited to school, it can arouse
students’ enthusiasm to apply character values. Planting character
values in students, will return to being a culture in the implementation
of Limited Face Learning (PTM). The method used in this study was a
case study research that focused on the development of students in the
application of limited face-to-face learning (PTM) in SMK Negeri 2
Pacitan. The data source obtained by interviewing directly to the
source and from other sources related to research at Pacitan 2
Vocational School. The results of this study are in the implementation
of students’ character education with various self-development
activities carried out for the development of existing school culture,
namely: routine activities, spontaneity activities, exemplary,
conditioning, and extracurricular activities.

PENDAHULUAN (SUB JUDUL 1, CALIBRI 11 PT)


© Universitas Muhammadiyah Surakarta

32
Name1, Name2& Name3, Short title (max 4 words)

Pendidikan adalah proses pembelajaran pembiasaan, keterampilan dan


pengetahuan manusia yang diteruskan dari generasi sebelumnya kepada generasi
berikutnya. Sedangkan karakter merupakan akumulasi watak, sifat dan
kepribadian individu yang mengarah kepada keyakinan dan kebiasaannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan karakter yaitu usaha yang
terencana untuk membangun karakter individu agar nantinya menjadi pribadi
yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Pada dasarnya nilai karakter mengimplikasikan literasi (olah pikir), etika dan
spiritual (olah hati), estetika (olah rasa) dan kinestetik (olah raga). Peran guru di
sekolah membimbing dan menguatkan pribadi siswa agar dapat memperbaiki
tingkah laku dan cara hidup dalam pertumbuhannya. Sistem pembelajaran dalam
pendidikan karakter ditekankan pada lembaga pendidikan agar dapat
mempersiapkan siswa secara keilmuan dan unggul dalam kepribadiannya.
Pendidikan karakter sangat penting bagi siswa SMK karena mereka akan
berbaur dalam lingkungan industri. Bukan hanya kemampuan, mental yang kuat
dan tangguh juga menjadi tujuan utamanya. Di Era New Normal di tahun
pembelajaran 2021/2022, SMK Negeri 2 Pacitan telah melaksanakan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Pengembangan budaya dan karakter
bangsa di sekolah pada prinsipnya tidak berbentuk sebagai pokok bahasan, tetapi
terintegrasi kedalam setiap mata pelajaran, program pengembangan diri melalui
kegiatan ekstra kurikuler, dan budaya sekolah dalam bentuk pembiasaan. (Jurnal
pengembangan diri dan kultur). Sehingga dapat mengubah perilaku, cara berpikir,
dan cara bertindak peserta didik menjadi lebih baik dan berintegritas.
Pelaksanaan pendidikan karakter di dalam kelas di SMK Negeri 2 Pacitan
dengan cara mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan
pembelajaran melalui pemilihan metode pembelajaran yang berkaitan dengan
pembentukan karakter. Pengembangan budaya sekolah juga dapat dilaksanakan
dengan cara kegiatan terprogram yaitu antara lain menanamkan sikap gotong
royong dengan pelaksanaan jumat bersih, penanaman sikap religius dengan
diwajibkan sholat dhuhur berjamaah, kegiatan spontan dengan cara penerapan
sikap peduli lingkungan, toleransi yaitu melalui memungut sampah, kegiatan
keteladanan dengan cara penerapan sikap disiplin melalui berpakaian rapi,
berbicara sopan dan disiplin waktu.
Pelaksanaan pendidikan karakter melalui program pengembangan diri,
diwujudkan dalam bentuk kegiatan pembudayaan dan pembiasaan siswa dengan
kegiatan yang terprogram, salah satunya dilakukan melalui kantin kejujuran. Dari
kantin kejujuran ini anak akan ditanamkan karakter dan nilai agar melakukan
kejujuran sehingga kelak mereka tidak melakukan korupsi dan meningkatkan rasa
tanggung jawab untuk menjaga amanah dalam kantin kejujuran tersebut.(jurnal
kantin kejujuran).
Kegiatan pengembangan diri di luar proses pembelajaran di SMK Negeri 2
Pacitan dalam Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas bertujuan 1)
mengembangkan kreativitas peserta didik, 2) peserta didik bisa merasakan secara
langsung materi yang disampaikan, menumbuhkan potensi yang dimiliki peserta
didik dan, 4) memanfaatkan lingkungan sebagai media belajar. Sedangkan dalam
kegiatan ekstrakurikuler pada PTM Terbatas dilaksanakan dengan tetap mematuhi
PRINTED ISSN 1411-5190

33
Vol. xx No. x, 20xx

beralamat
protokol
Keberhasilan
kesehatan.
di Jl. pendidikan
Walanda Maramis
karakter No.2,
pesertaBarak,
didik Sidoharjo,
dipengaruhiKec. beberapa
Pacitan,faktor,
Kab.
diantara-Nya
Pacitan, Jawa naluri,
Timur 63514
kebiasaan, hereditas dan lingkungan. Di sisi lain pendidikan
karakter
Metode mengaitkan
pengumpulan
keluarga,
datasekolah
yang digunakan
dan masyarakat.
yaitu menggunakan
Maka sekolah metode
sebagai
bagian dari lingkungan
wawancara, studi pustaka,
memilikidanperan
observasi
penting
yang
dalamdisampaikan
pendidikanoleh karakter
narasumber
anak. Di
sekolah, Pendidikan
guru/staff di SMK Negeri
karakter
2 Pacitan.
dapat Penelitian
dibangun melalui
dilaksanakan
kegiatansecara
rutin
terbuka
sehari-hari
oleh
maupunyang
peneliti keteladanan
secara langsung
dari guru.
hadirPelaksanaan
di lapangan.Pembelajaran Tatap Muka (PTM)
terbatas
Sumber di data
sekolah,
yangdapat
digunakan
membangkitkan
adalah datasemangat
primer dan siswa
sekunder.
untuk menerapkan
Data primer
nilai-nilai
yaitu datakarakter.
yang diperoleh
Implementasi
langsung adalah
dari bermuara
sumbernya. pada
Data aktivitas,
ini diperoleh
aksi, tindakan
dengan
atau adanya
cara wawancara mekanisme
langsungsuatu
kepada
sistem,
sumbernya.
implementasi
Databukan
ini diperoleh
sekedar aktivitas,
dengan caratapi
suatu kegiatan
wawancara langsung
yang terencana
pada guru/staff
dan untukdi SMK
mencapai
Negeritujuan
2 Pacitan.
kegiatan.
Sedangkan
Penanamandata
nilai-nilai karakter
sekunder yaitu datapada
pendukung
siswa, akanyangkembali
diperoleh
menjadi
dari sumber
budayalain pada
yang
pelaksanaan
berkaitan
Pembelajaran
dengan penelitian.
TatapData
Mukaini(PTM)
penulis
terbatas.
peroleh dari web, dokumen yang diberikan
maupun sumber lain yang mendukung.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa PLP yang
menyelenggarakan PLP 1 di SMK Negeri 2 Pacitan. Untuk teknik pelaksanaan
penulis memperhatikan dan melakukan pencatatan untuk dokumentasi
(documentation) selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Studi dokumentasi yang penulis
lakukan ialah dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek yang
diteliti, data tersebut penulis peroleh dari buku dan jurnal. Kegiatan ini
dilaksanakan mengingat sumber data dari satu sumber belum mampu
menggambarkan secara lengkap sehingga butuh sumber lain untuk melengkapi
(Sugiyono, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN


SMK Negeri 2 Pacitan meruapakan salah satu sekolah kejutuan negeri yang ada di
wilayah Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Hal ini membuat SMKN 2 Pacitan ini menjadi
sasaran para siswa yang baru lulus dari smp untuk melanjutkan bersekolah. Karena di
daerah Pacitan sendiri manyoritas muridnya lebih tertarik dengan dunia kerja sehingga
untuk murid yang berkuliah itu tidak terlalu banyak. Dengan banyaknya peminat di SMKN
2 Pacitan ini membuat siswa di SMK juga semakin banyak. Dengan banyaknya siswa dan
berbagai karakteristis berbeda-beda pada setiap siswa para pengajar ditugaskan untuk
memberikan bimbingan tentang pendidikan karakter pada pata peserta didik . 
      Karakteristik siswa dapat ditumbuhkan dengan adanya pendidikan karakter yang bukan
hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Selain itu,
proses pendidikan karakter adalah suatu usaha untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan baik, sehingga peserta didik mampu dalam bersikap dan bertindak sesuai
dengan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Pendidikan karakter harus
melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing) digunakan untuk melihat apakah
pendidikan karakter tersebut baik atau buruk, juga harus mempunyai perasaan yang baik
atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang dilakukan juga harus baik (moral action)
sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
Hasil Wawancara 
34
Name1, Name2& Name3, Short title (max 4 words)

  Pada hal ini mengulas tentang bagaimana pendidikan karakter para siswa SMKN 2 Pacitan
pada masa tatap muka terbatas. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan kembali
karakter para siswanya karena kebiasaan baru mereka yang hanya belajar sendiri dirumah
yang mana guru tidak bisa mengontrol bagaimana siswanya. Maka dengan masa tatap
muka terbatas ini merupakan kesempatan yang bagus untuk menumbuhkan karakter
siswa sebagai pelajar pancasila.

Tabel 1. Hasil wawancara kesiswaan

PRINTED ISSN 1411-5190

35
Vol. xx No. x, 20xx

Mahasiswa PLP    :  Bagaimana peran guru dalam mendidikan siswanya untuk tetap
menjaga kebersihan dimana kita ketahui dimana pada saat daring dahulu , mereka
mungkin kebanyakan menjadi siswa yang malas untuk melakukan sesuatu ?

Guru.             :  Berkaitan dengan hal itu, kita mulai pada saat tatap muka terbatas ini
mengajak siswa untuk tetap menjaga kebersihan , dengan cara mengutus petugas osis
untuk memantau setiap kelas mana yang belum terlaksana dalam hal kebersihan. Nanti
osis memberitahui kita dan kita yang akan memberikan sanksi. Bukan hanya sekedar ada
lomba baru kita bersih- bersih tetapi setiap hari harus tetap menjaga kebersihan
lingkungan sekolah. Unttuk akan membuat anak ketika kesadarnya akan kebersihan
muncul maka jika melihat sampah akan membuang pada tempat sampah yang ada. Selain
itu kita juga ada kegiatan kebersihan tersendiri yaitu jum’at bersih,

Mahasiswa PLP.    :  baik pak , kalau untuk penerapan ekstra kurikuler di SMKN 2 Pacitan
ini bagaimana ya pak, apakah ada esktra wajib yang harus mereka ikut i yang mana kita
ketahuui ekstra kurikuler merupakan suatau hal yang penting juga untuk menumbuhkan
karakter para siswanya ? 
 
Guru            : untuk kelas 10 semua siswa wajib mengikut esktra kurikuler yaitu wajib
pramuka dan satu wajib pilihan. Kalau untuk kelas 11 wajib pilihan saja, tetapi harus
memiliki satu ekstra yang diikut . Dan untuk kelas 12 karena mereka juga harus mengikuti
beberapa ujian yang ada dan fokus untuk persiapan - persiapan memperdalam materi,
tetapi jika ada waktu longgar juga boleh mengikuti dna tetap fokus utama yaitu
memperdalam materi untuk ujian kedepannya.

Mahasiswa PLP        : bagaimana penanaman karakter siswa di SMKN 2 Pacitan ini terkait
dengan hal keagamaan pak ?
 
Guru.                 : Di SMKN 2 Pacitan sendiri untuk hal keagamaan karena waktu
pembelajaran mereka hanya samapi jam 11.45 jadi mereka diarahkan untuk sholat dhuhur
berjamaah terlebih dahulu sebelum pulang . Kalau siswanya lengkap itu sekitar 1.400
siswa ,jika ada yang berhalangan nanti akan disendirikan mereka akan dikaish sebuah
kajian dimana guru SMKN 2 Pacitan yang akan mengisi kajian tersebut. Jadi pada saat
waktu beribadah tidak ada siswa yang didalam kelas. Untuk guru yang mengisi kajian itu ,
dicarikan guru yang sekirannya longgar maka mereka ditugaskan untuk mengisi kajian
tersebut. Maka itu salah satu penanaman karakter untuk para siswa sehingga mereka bisa
membiasakan diri kembali untuk mengerjakan ibadah tepat waktu. Kita juga mengajak
siswa untuk sholat jum’at bersama-sama baik laki- laki maupun perempuan juga ikut
dalam pelaksaan sholat jum’at.

ONLINE ISSN xxxx-xxxx

36
Name1, Name2& Name3, Short title (max 4 words)

Dalam hal pendidikan karakter di SMKN 2 Pacitan cukup optimal pada masa tatap
muka terbatas, karena semua guru ikut serta dalam membimbing siswa dan
menanamkan karakter pada diri para siswa. Mungkin kebiasaan baru para siswa dimasa
pandemi dahulu menbuat itu terbawa pada sata tatap muka terbatas. Akan terapi guru di
SMKN 2 Pacitan tidak menyerah untuk tetap mengajak siswanya keluar dari zona tersebut
dan bisa menjadi siswa yang berkarakter lagi .

Pembahasan
 Dari hasil wawancara diatas yang dapat kita ketahui bahwa pendidikan karakter
merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam persekolahan dimana peran guru yaitu
membimbing para siswanya untuk menjadi siswa yang berkarakter serta menjadi pemuda-
pemudi yang memegang teguh nilai-nilai pancasila. Namum, dalam pendidikan tidak hanya
proses dan bimbingan tentang moral pancasila, akan tetapi juga keseimbangan
pembelajaran anatara kognitif, afektif, dan psikomotor yang bisa menumbuhkan karakter
bangsa menjadi yang lebih baik lagi .
  Ada beberapa alasana mengapa pendidikan karakter itu penting bagi peserta didik di
Inonesia,yang pertama yaitu karena tantangan zaman saat ini sangat pesar sehingga untuk
membentengi peserta didik dari dampak buruknya yaitu dengan tetap memperhatikan
karakter peserta didik serta membimbingnya. Kedua yaitu karena dilingkungan
keluarganya memungkinkan untuk kurangnya penanaman karakter sehingga perlu
diperhatikan lebih lanjut di dalam lingkungan persekolahan. Yang ketiga karena tidak
hanya dilihat dari segi kepinteran peserta didik saja sehingga mengganggap bahwa peserta
didik tersebut sudah berkarakter akan tetapi juga dilihat dari bagaimana mereka
bersikap,bertindak,berucap terhadapa sesama maupun dengan orang yang kebih dewasa.
Keempat yaitu guru disini tidak hanya berperan dalam bindang mencerdaskan peserta
didik namun juga harus bertanggungjawab akan suatu tindakan ucapan ,sikap yang
dilakukan peserta didik. 
 
  Berikut beberapa hal yang diterapkan pada saat tatap muka terbatas di SMKN 2 Pacitan: 
1. Tetap menjaga protokol kesehatan 
2. Menjaga jarak
3. Pembelajaran dilakukan dengan mengurangi jumlah mata pembelajaran
4. Disetiap kelas disediakan tempat untuk cuci tangan dan hand sanitizer
5. Siswa membawa bekal dari rumah ,tetapi kantin boleh buka dengan tetap menjaga
protokol kesehatan
6. Menerapkan etika batuk dan bersin
  
 Beirikut adalah Penguatan pendidikan karakter di SMKN 2 Pacitan : 

PRINTED ISSN 1411-5190

37
Vol. xx No. x, 20xx

1. Penumbuhan Karakter Profil Pelajar Pancasila


    Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat
yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
dengan enam ciri utama, yaitu:
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, 
b. Berkebinekaan global
c. Bergotong royong
d. Mandiri
e. Bernalar kritis 
f. Kreatif
 
2.  Sembilan Penumbuh Karakter Bangsa 
   Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang
salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan
nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang
baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik
atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action) sehingga terbentuk
perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
Sembilan pertumbuhan karakter bangsa yang diharapkan adalah :
a. Tangguh
b. Kompeteitif
c. Berakhlak mulia
d. Bermoral
e. Bertoleran
f.  Bergotong royong
g. Berjiwa patriotik
h. Berkembang dinamis
i. Berorientasi IPTEK
 
3.  Tujuan dan Fungsi
  Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter
bangsa yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2) membangun bangsa yang
berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap
percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. 
   Pendidikan karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural;
(2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi
terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia;   mengembangkan potensi dasar agar
berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun
sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan
dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.   
    Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.   
 
4.  Pelaksanaan
   Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Pacitan merupakan suatu
kesatuan  dari program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang
terimplementasi dalam pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum oleh
sekolah.  Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan
karakter diimplementasikan melalui langkah-langkah berikut: 
a.  Sosialisasi ke stakeholders (komite sekolah, masyarakat, lembaga-lembaga) 
ONLINE ISSN xxxx-xxxx

38
Name1, Name2& Name3, Short title (max 4 words)

b. Pengembangan dalam kegiatan sekolah sebagaimana tercantum dalam Tabel


berikut :
Implementasi Pendidikan Karakter dalam KTSP

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KTSP

1. Integrasi dalam Mata Pelajaran 


Mengembangkan Silabus dan RPP pada kompetensi yang telah ada
sesuai dengan nilai yang akan diterapkan 

2. Integrasi dalam Muatan Lokal  • Ditetapkan oleh Satuan Pendidkan/Daerah 


• Kompetensi dikembangkan oleh Satuan Pendidikan/Daerah 
3. Kegiatan Pengembangan Diri  Pembudayaan dan Pembiasaan 
➢ Pengkondisian 
➢ Kegiatan rutin 
➢ Kegiatan spontanitas 
➢ Keteladanan 
➢ Kegiatan terprogram 
Ekstrakurikuler 
➢ Pramuka; PMR; UKS; Olah Raga; Seni; OSIS 

Bimbingan Konseling 
➢ Pemberian layanan bagi peserta didik yang mengalami
masalah.

Strategi tersebut diwujudkan melalui  pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas
disertai dengan  program remidiasi dan pengayaan. 
c. Kegiatan Pembelajaran   
   Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat
menggunakan pendekatan belajar aktif seperti pendekatan belajar kontekstual,
pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran pelayanan, pembelajaran berbasis kerja, dan ICARE (Intoduction,
Connection, Application, Reflection, Extension) dapat digunakan untuk pendidikan
karakter.  
d. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar 
     Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan
pengembangan diri, yaitu:  
◆ Kegiatan rutin 
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan
konsisten setiap saat. Kegiatan yang dilaksanakan adalah upacara hari Senin, upacara
besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah,
membaca ayat suci al-quran bersama sebelum memulai pelajaran, berdo’a sebelum
pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga
pendidik, dan teman dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum memulai pelajaran
serta kegiatan Jum’at bersih sebagai perwujudan peduli terhadap lingkungan sekolah.
◆ Kegiatan spontan 
    Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya,
antara lain sumbangan ketik ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk
masyarakat ketika terjadi bencana.  
◆ Keteladanan 
    Merupakan perilaku, sikap guru, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam
memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi
panutan bagi peserta didik lain. Antara lain nilai disiplin ( kehadiran guru yang lebih awal
dibanding peserta didik), kebersihan, kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur,
dan kerja keras dan percaya diri.    
◆ Pengkondisian  
PRINTED ISSN 1411-5190

39
Vol. xx No. x, 20xx

    Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan


karakter, antara lain kebersihan badan dan pakaian, toilet yang bersih, tempat sampah,
halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak di sekolah dan di dalam
kelas.  
◆ Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler 
    Terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan
karakter memerlukan perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber
daya manusia, dan revitalisasi kegiatan yang sudah dilakukan sekolah.   
◆ Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat 
     Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter
yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat. Sekolah
dapat membuat angket berkenaan nilai yang dikembangkan di sekolah, dengan responden
keluarga dan lingkungan terdekat anak/siswa.  
◆ Penambahan Alokasi Waktu Pembelajaran  
     Terkait dengan pendidikan karakter, setiap satuan pendidikan dapat mengefektifkan
alokasi waktu yang tersedia dalam rangka menerapkan penanaman nilai-nilai budaya
dengan menggunakan metode pembelajaran aktif. Hal ini dapat dilakukan sejak guru
mengawali pembelajaran, selama proses berlangsung, pemberian tugas-tugas mandiri dan
terstruktur baik yang dilakukan secara individual maupun berkelompok, serta penilaian
proses dan hasil belajar.  
Berikut beberapa strategi penumbuhan karakter yang dilakukan di SMK Negeri 2 Pacitan,
adalah :  
a. Sebelum pembelajaran di mulai atau setiap hari seluruh siswa menyanyikan lagu
Indonesia Raya, membaca kitab suci Al-quran yang dipandu dari central, berdoa dan
dan Literasi selama kurang lebih 15 menit.  
b. Setiap hari Jum’at pagi dilakukan kegiatan bersih lingkungan dengan istilah Jum’at
bersih yang dilaksanakan 30 menit sebelum bel masuk. 
c. elaksanaan kegiatan shalat Dhuhur, shalat Ashar dan shalat Jum’at berjamaah di
sekolah.  
d. Kegiatan-kegiatan lain diluar pengembangan diri, yang dilakukan setelah jam
pelajaran selesai.  
e. Kerjasama dengan KODIM dalam rangka penumbuhan karakter kebangsaan dan
bela negara.
f. Kerjasama dengan POLRES dalam rangka penumbuhan karakter ketertiban dan
kedisiplinan, kepatuhan terhadap tata tertib lalu lintas serta penyakit masyarakat sosial. 
 
Dengan adanya pendidikan karakter di tengah pandemi ini diharapkan siswanya bisa lebih
memahaminya lagi. Namun, dengan keterbatasan dalam penyampaian mengenai
pendidikan karakter dikarenakan guru tidak bisa mengontrol langsung pada saat mereka
sedang belajar dirumah makan guru juga harus bekerja sama dengan para orangtua agar
bisa mengontrol para putra putrinya. 
    Pada saat pembelajaran tatap muka para guru akan mengulas kembali mengenai
kedisiplinan mereka, keaktifan mereka, sikap mereka terhadap sesama. Karena dengan
adanya pandemi ini membuat para siswa menjadi siswa yang individual selain itu juga
mereka cenderung pasif. 
   Pendidikan karakter di masa transisi ini sangatlah penting. Banyak siswa yang cenderung
terlalu nyaman dengan keadaan dirumah. Tidak mau berinteraksi dengan yang lain, tidak
menghargai sesama, lupa aknan kedisiplinan. Oleh karena itu, masa transisi inilah harus
dimulai untuk memperbaiki itu semua. Tugas guru memanglah berat akan tetapi demi
mencerdaskan anak bangsa itu bukanlah apa apa. Dimulai dari diadakannya upacara
bendera kembali, bersih-bersih lingkungan sekolah bersama, masuk sekolah tepat waktu,

ONLINE ISSN xxxx-xxxx

40
Name1, Name2& Name3, Short title (max 4 words)

sopan terhadap guru dan karyawan sekolah , tu semua merupakan hal yang harus
diterapkan sehingga mereka semua akan menjadi anak bangsa yang mempunyai landasan
karakter yang kuat dan sikap yang sopan serta santun.
Ekstra Kurikuler adalah salah satu program pengembangan diri di SMK Negeri 2 Pacitan,
yang dilaksanakan diluar jam pelajaran untuk membantu pengembang- an  peserta didik
sesuai dengan kebutuhan potensi bakat dan minat. Pengembangan diri ini dilaksanakan di
sore hari (sesuai dengan bidang ekstra). 
  Ekstra kurikuler ini wajib diikuti oleh semua siswa-siswa Negeri 2 Pacitan.  Setiap siswa
diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler pramuka dan  memilih salah satu kegiatan ekstra
kurikuler lain , dan hanya boleh pindah kegiatan satu kali dalam satu semester.
Prinsip Kegiatan ekstrakurikuler adalah :
1.  Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat
dan minat peserta didik masing-masing.
2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan
diikuti secara sukarela peserta didik.
3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai
dan mengembirakan peserta didik.
5.  Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat
peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan
bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
7. Spiritual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan bermanfaat
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan 
8. Enterpreneurship prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan bermanfaat
untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan
Tujuan dilaksanakan kegiatan Ekstrakurikuler di SMK Negeri 2 Pacitan adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri.
2. Untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki peserta didik
3. Meningkatkan ESQ peserta didik
4. Menciptakan  peserta didik berprestasi dibidang olah raga dan seni serta kreatifitas
lain sesuai dengan kegiatnya
5. Promosi sekolah lewat peserta didik berprestasi non akademik

SIMPULAN
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan pendidikan karakter di SMKN 2
Pacitan sudah optimal dimasa pandemi ini,akan tetapi masih banyak yang harus
dipertimbangkan kembali karena dengan adanya tatap muka terbatas kebiasaan siswa
baru bisa mempersulit mereka untuk mengembangkan karakter. Tugas guru disini sangat
penting untuk meningkatkan lagi dan mengembangkan kembali karakter siswanya, sebab
bukan hanya sekedar tentang bagaimana nilai mereka dalam pelajaran akan tetapi juga
memperhatikan bagaimana siswa tersebut jika terjun langsung dalam kehidupan
bermasyarakat. Siswa juga diharuskan untuk mengikuti ekstra kurikuler untuk
PRINTED ISSN 1411-5190

41
Vol. xx No. x, 20xx

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga bisa membuat karakter diri
mereka semakin kuat dan tidak terombang ambing dengan perkembangan zaman saat ini. 

DAFTAR PUSTAKA

Surname, Initial of first name. (Year). Title title title: Title title. City: Publisher.

Nama Belakang, Inisial nama depan. (tahun). Judul judul judul: Judul judul. Kota: Publisher.

Example/Contoh:

journal

Adab, B., & Valdés, C. (2004). Introduction: Key Debates in The Translation of Advertising
Material. The Translator, 10(2), 161-177.

Goddard, C. (1994). The Meaning of Lah: Understanding "Emphasis" in Malay (Bahasa


Melayu). Oceanic Linguistics, 33(1), 145-165.

Book

Cappelli, G. (2006). Sun, Sea, Sex and the Unspoilt Countryside: How the English Language
Makes Tourists out of Readers. Pari: Pari Publishing.

Chapter in a book

Hickey, L. (2001). Perlocutionary Equivalence: Marking, Exegesis and Recontextualisation.


In L. Hickey (Ed.), The Pragmatics of Translation (pp. 217-232). Clevedon:
Multilingual Matters.

Reference by Mendeley (contoh)

Szmrecsanyi, B. (2006). Morphosyntactic Persistence in Spoken English. (W. Bisang, H. H.


Hock, & W. Winter, Eds.). New York: Mouton de Gruyter.
http://doi.org/10.1515/9783110197808

ONLINE ISSN xxxx-xxxx

42
Name1, Name2& Name3, Short title (max 4 words)

PRINTED ISSN 1411-5190

43

You might also like