Professional Documents
Culture Documents
Surveilans Jamaah Haji Di Surabaya
Surveilans Jamaah Haji Di Surabaya
Surveilans Jamaah Haji Di Surabaya
Abstract
Indonesian’s Hajj pilgrims were mostly high-risk pilgrims. Information system and
epidemiological surveillance aimed to obtain information that can be used as feedback for
planning, controlling, monitoring and evaluation of health pilgrimage.This study aimed to
describe the implementation of hajj health surveillance in Surabaya Health Office.This
research used descriptive method with cross sectional design. Respondents were the
officers of hajj health surveilance program in Surabaya Health office. Data sources were
primary and secondary data.The result showed that the data collection component
from of data at risk hajj as much as 1428 (67%), the highest number of [ilgrims aged
50-59 years 763 (36%), the pilgrims at most women 1138 (54%), pregnancy tests with
negative results of 640 (56%), and the congregation in the observation 1375 (65%) .
The program used to process the data is hajj integrated health system
(SISKOHATKES) system is online. Epidemiological information of all pilgrims who
departed must be recorded 100%, the pilgrims were examined 3 months before
leaving still reaches 73% that should be 80%. The output of Hajj Surveilance was
disseminated to Public Health Centers at the end of hajj season through monthly
meetings.
Abstrak
Jamaah haji di Indonesia sebagian besar merupakan jamaah haji yang memiliki risiko
tinggi.Penyelenggaran Sistem Informasi dan Surveilans Epidemiologi bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam perencanaan,
pengendalian, monitoring dan evaluasi penyelengaraan haji, terutama bidang
kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan sistem
surveilans kesehatan haji di Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional. Responden adalah
pelaksana program surveilans kesehatan haji di Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Sumber data adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa komponen pengumpulan data berupa data jamaah berisiko sebanyak 1428
(67%), umur terbanyak jamaah haji berusia 50-59 tahun 763 (36%), jamaah haji paling
banyak berjenis kelamin wanita 1138 (54%), pemeriksaan kehamilan dengan hasil
negatif sebanyak 640 (56%), dan kategori jamaah dalam observasi sebanyak 1375
(65%). Program yang digunakan untuk mengolah data adalah sistem Komputer
Terpadu Kesehatan Haji (SISKOHATKES) yang dilakukan secara
Krisnita Dwi Jayanti adalah Fakultas Ilmu Kesehatan, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
103
104 Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 2 September 2017
Tabel 1. Distribusi frekuensi jamaah haji berdasarkan Risiko Jamaah Haji Di Kota
Surabaya
No Risiko F %
1 Sehat 697 33
2 Memiliki Risiko Tinggi 1428 67
menular lain yang ditentukan kemudian. 3 Golongan umur jamaah haji digunakan
Kegiatan ibadah haji merupakan kegiatan untuk mengetahui kemungkinan masalah
dengan kumpulan banyak individu, kesehatan yang dapat terjadi dilihat
sehingga berpotensi untuk terjadi dari umur jamaah haji tersebut. Data
transmisi epidemi penyakit rawan di jamaah haji di Kota Surabaya
tempat haji, sehingga perlu diterapkan berdasarkan golongan umur
kegiatan sistem surveilans kesehatan menggunakan data yang dikeluarkan
haji.8 oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya
Tahun 2014 yaitu pada tabel 1 berikut :
Jamaah Haji Kota Surabaya
Berdasarkan Golongan Umur
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jamaah Haji Di Kota Surabaya Berdasarkan Golongan Umur
No Umur F %
1 < 19 Tahun 3 0
2 20-29 Tahun 47 2
3 30-39 Tahun 214 10
4 40-49 Tahun 534 25
5 50-59 Tahun 763 36
6 ≥ 60 Tahun 564 27
Jumlah 2125 100
(Sumber : Data Primer Dinas Kesehatan Kota 108
Su a Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 2 September 2017
raba
Jenis Kelamin Jamaah Haji menjadi faktor risiko bagi jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan hal yang juga tertentu. Datajamaah haji berdasarkan
menjadi perhatian terkait dengan jenis kelamin di Kota Surabayadapat
permasalahan kesehatan yang bisa dilihat pada tabel 3 berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kehamilan Jamaah Haji Di Kota Surabaya
No Pemeriksaan Kehamilan F %
1 Positif Hamil 0 0
2 Negatif Hamil 640 56
3 Tidak diperiksa 498 44
Jumlah 1138 100
(Sumber : Data Primer Dinas Kesehatan Kota Surabaya Krisnita Dwi Jayanti
2014) :Pelaksa
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kategori Hasil Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji Di Kota
Surabaya
No Kategori F %
1 Mandiri 697 33
2 Observasi 1375 65
3 Pengawasan 53 2
4 Tunda 0 0
Jumlah 2125 100
(Sumber : Data Primer Dinas Kesehatan Kota Surabaya 2014)
dan pemeriksaan kesehatan lanjutan, ini sudah sesuai dengan cakupan yang
kemudian di upload melalui applikasi seharusnya bahwa cakupan seluruh
puskesmas (siskohat bidang jamaah yang berangkat harus terekam
kesehatan)hasil entry data tersebut 100%. Informasi jumlah jamaah yang
didesiminasikan ke Dinas Kesehatan diperiksa 3 bulan sebelum berangkat
Kota Surabaya. masih mencapai 73%, serta cakupan
Dinas kesehatan Kota Surabaya pelaporan jamaah haji pulang masih
melaksanakan pencatatan dan rendah.
pelaporan hasil kegiatan pengumpulan
data yang dilakukan oleh
b. Indikator kinerja
puskesmasmelalui applikasi
Indikator kinerja surveilans kesehatan
SISKOHATES (Siskohat Bidang
haji di Dinas Kesehatan
Kesehatan) dan dikirim (uploads) ke
KotaSurabayaadalah kelengkapan
www.siskohatkes.net dengan koneksi
laporan sebesar 100%, dan ketepatan
internet. Jadwal laporan Dinas Kesehatan
laporan sebesar 100%.Indikator output
KotaSurabaya ke Dinas Kesehatan
dalam pemantauan surveilans
Provinsi dan web paling lambat tiga
kesehatan haji yang dilakukan oleh
minggu sebelum operasional haji
Dinas Kesehatan Kota Surabaya adalah
dimulai.
:
1) Cakupan seluruh jamaah haji yang
Gambaran Output berangkat harus terekam
Output merupakan hasil dari masukan 2) Cakupan jumlah jamaah haji yang
yang telah diproses oleh bagian diperiksa sebelum 3 bulan
pengolahan dan merupakan tujuan keberangkatan
akhir dari suatu sistem. 3) Cakupan pemeriksaan jamaah
a. Informasi
pulang haji dilakukan selama 14 hari
Informasi yang dihasilkan oleh c. Diseminasi informasi
surveilans kesehatan haji di Dinas Dinas kesehatan melakukan analisis
Kesehatan KotaSurabaya yaitu jumlah data hasil penyelenggaraan kesehatan
jamaah haji Kota Surabaya berdasarkan haji di wilayahnya dan didesiminasikan
jenis kelamin dan golongan umur, hasil ke Puskesmas, Dinas Kesehatan
pemeriksaan kesehatan jamaah, hasil Provinsi dan pihak-pihak lain yang
pelaksanaan vaksinasi yang telah terkait misalnya ke Kantor Kesehatan
dilakukan, distribusi penyakit Pelabuhan wilayah Surabaya.
padajamaah haji, danhasil pemeriksaan Diseminasi informasi disampaikan
kehamilan jamaah berupa status kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan
kesehatan masing-masing jamaah haji Puskesmas dalam bentuk rapat dengan
apakah jamaah berisiko atau tidak dan semua kepala puskesmas pada
juga obat – obatan yang perlu dibawa pertemuan evaluasi pelaksanaan
oleh jamaah haji. Informasi yang pemeriksaan pertama dan pemeriksaan
diperoleh berupa seluruh jamaah haji kedua.
yang berangkat sudah terekam 100%,
hal
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
terbanyak jamaah haji berusia 50-59 Jamaah Calon Haji (Tahap I & II).
tahun 763 (36%), jamaah haji paling Jakarta
banyak berjenis kelamin wanita 1138 2] Ariyanto. 2012. Faktor Risiko
(54%), pemeriksaan kehamilan dengan Kesehatan Saat Berhaji. (Serial
hasil negatif sebanyak 640 (56%), dan Online).
kategori jamaah dalam observasi http://www.kespelsemarang.com/
sebanyak 1375 (65%). kkp/bacaberita.php?milihndi=75.
Program yang digunakan untuk ( Akses tanggal 10 Juni 2015)
mengolah data adalah sistem Komputer 3] Departemen Kesehatan RI.2010.
Terpadu Kesehatan Haji Pedoman Teknis Pemeriksaan
(SISKOHATKES) yang dilakukan secara Kesehatan Jamaah Haji.Jakarta
online.Informasi epidemiologi berupa 4] Kementerian Kesehatan RI. 2012.
informasi cakupan seluruh jamaah yang Profil Kesehatan Haji Indonesia
berangkat harus terekam 100%, jamaah Tahun 2012. Jakarta
yang diperiksa 3 bulan sebelum 5] Departemen Kesehatan
berangkat masih mencapai 73% RI.2009.Pedoman
seharusnya 80%. Output dari surveilans Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
kesehatan haji berupa diseminasi Jakarta
informasi berupa laporan dan umpan 6] Departemen Kesehatan RI .2003.
balik ke puskesmas pada akhir musim Keputusan Menteri Kesehatan RI
haji melalui rapat bulanan. Informasi No.1479/MENKES/SK/X/2003
yang dihasilkan dari sistem surveilans tentang Sistem Surveilans
kesehatan haji dapat digunakan untuk Epidemiologi Kesehatan
mencegah penyebaran infeksi dari 7] Timmreck.2004. Epidemiologi
jamaah haji ke daerah asal jamaah. Suatu Pengantar.Jakarta : EGC
Beberapa penyakit dari tempat ibadah 8] Karami.2013.Public Health
haji memiliki karakteristik masa Surveillance and Hajj Pilgrimate
inkubasi yang panjang, sehingga as a Mass Gathering. Iranian J
dibutuhkan pengawasan atau surveilans Publ Health. Vol.42, No.7,PP.791-
pasif dengan menggunakan jaringan 792
seluler yang inovatif.8 9] Pane, M.,Imari, S.,Alwi,Q.,Nyoman
Kandun,I.,Cook, A.R.,&
Saran Samaan,G.,2013. Causes of
Disarankan meningkatkan pendekatan Mortality for Indonesian Hajj
kepada jamaah haji oleh petugas Pilgrims : comparison between
puskesmas untuk melakukan routine Death certificate adverbal
pembinaan dengan membuat autopsy findings.ploS one.Vol.8,
pengembangan suatu media informasi No.8
agar calon jamaah haji dapat rutin 10] Handajani,A.,Roossihermiatie, B., &
untuk melakukan pemeriksaan Maryani H., 2010. Faktor-faktor
kesehatan. yang berhubungan dengan pola
kematian pada penyakit
degeneratif di Indonesia. Buletin
DAFTAR RUJUKAN Penelitian Sistem Kesehatan.
Vol.13, No.1, p 42-53
1] Departemen Kesehatan RI. 2008. 11] Razavi, S.M., Sabouri-Kashani, A., &
Bahan Bacaan Peserta Pelatihan Ziaee-ardakani,H.,2013. Trend of
Petugas Pemeriksa Kesehatan Diseases Among Iranian Pilgrims
116 Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 2 September 2017