Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PERAWATAN TALI PUSAT”

Disusun Oleh :
Mareta Kurniati (20020014)

Dosen Pengampu : Renny Triwijayanti, S.Kep, Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN
TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Perawatan Tali Pusat


HARI/TANGGAL : Sabtu/12 Maret 2022
WAKTU : 09.00
PENYAJI : Mareta Kurniati
TEMPAT :

A. Tujuan
1. Umum
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan, diharapkan ibu dan keluarga bayi
mampu memahami dan mengerti tentang perawatan tali pusat.

2. Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x 40 menit, diharapkan ibu dan
keluarga dapat mengerti ;
1. Definisi Tali Pusat
2. Perawatan Tali Pusat
3. Tujuan Perawatan Tali Pusat
4. Cara Perawatan Tali Pusat
5. Penyebab Infeksi Tali Pusat
6. Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat
7. Cara Pencegahan Infeksi Tali Pusat
8. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perawatan Tali Pusat

B. Sasaran
Ibu dan keluarga bayi.

C. Garis-garis materi
1. Definisi Tali Pusat
2. Perawatan Tali Pusat
3. Tujuan Perawatan Tali Pusat
4. Cara Perawatan Tali Pusat
5. Penyebab Infeksi Tali Pusat
6. Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat
7. Cara Pencegahan Infeksi Tali Pusat
8. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perawatan Tali Pusat

D. Kegiatan
No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1. Pembukaan Mareta 5 menit
a. Membuka acara Kurniati a. Menjawab
b. Mengucapkan salam salam
c. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
d. Menyampaikan dan menyimak
tentang topik dan perkenalan
tujuan pokok kepada c. Mendengarkan
sasaran. penyampaian
e. Kontrak waktu untuk topik dan
kesepakatan tujuan.
penyuluhan dengan d. Menyetujui
sasaran selama 40 kesepakatan
menit. pelaksanaan
penyuluhan.
2. Isi Mareta a. Mendengarkan
a. Penyampaian materi Kurniati dan menyimak
kepada sasaran. materi yang
b. Menjelaskan tentang disampaikan.
Definisi Tali Pusat b. Bertanya
c. Perawatan Tali Pusat mengenai hal-
d. Tujuan Perawatan Tali hal yang dirasa
Pusat belum jelas
e. Cara Perawatan Tali dan belum
Pusat dimengerti.
f. Penyebab Infeksi Tali
Pusat
g. Tanda-tanda Infeksi
Tali Pusat
h. Cara Pencegahan
Infeksi Tali Pusat
i. Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan Dalam
Perawatan Tali Pusat
3. Penutup a. Sasaran dapat
a. Melakukan evaluasi. menjawab
b. Menyampaikan pertanyaan
kesimpulan materi yang diajukan.
kepada sasaran. b. Mendengarkan,
c. Mengajukan memperhatikan
pertanyaan kepada dan menjawab
sasaran tentang salam.
materi yang telah
diberikan.
d. Mengakhiri
pertemuan dengan
memberikan salam
penutup.

E. Metode
1. Presentasi/penyuluhan
2. Tanya jawab

F. Media
Buklet
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Rencana kegiatan dipersiapkan 2 hari sebelum kegiatan dan informasi
kepengurusan satu hari sebelum kegiatan.
b. Sarana dan prasarana seperti media penyuluhan dan materi penyuluhan
dipesiapkan satu hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan penyuluhan mengenainperawatan tali pusat berlangsung tepat
waktu.
b. Sasaran aktif bertanya.
3. Evaluasi hasil
a. Sasaran mampu dan mengetahui tentang cara perawatan tali pusat

MATERI SAP

A. Definisi Tali Pusat


Tali pusat atau Umbilical cord adalah suatu tali yang menghubungkan
antara janin dan plasenta yang berfungsi menghantarkan oksigen dan makanan
dari ibu ke janin. Segera setelah bayi lahir tali pusat akan dipotong, sehingga
hal itu dapat menjadi tempat masuknya infeksi sistemik pada bayi baru lahir.
(Lestari et al., 2021)
Tali pusat atau umbilical cord adalah Saluran kehidupan bagi janin selama
di dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang
selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi saat
bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan lagi, sehingga harus dipotong dan
diikat atau di jepit.Setelah dipotong tindakan berikutnya adalah perawatan tali
pusat yang telah dipotong.Sisa potongan tali pusat pada bayi inilah yang harus
dirawat agar tidak terjadi infeksi. (Pitriani & Agustina, 2021)
Tali pusat, yang menghubungkan bayi dan plasenta di dalam rahim, terbuat
dari pembuluh darah dan jaringan ikat. Itu ditutupi oleh membran yang
biasanya bermandikan cairan ketuban. Setelah lahir, pemotongan tali pusat
secara fisik dan simbolis memisahkan ibu dan bayinya. Tunggul tali pusat
mengering dan terlepas, dan lukanya sembuh. (Lopez-Medina et al., 2020)

B. Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat adalah di antara praktik perawatan bayi baru lahir
penting yang direkomendasikan oleh World Health Organisasi (WHO) untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas neonatus. Prinsip dasarnya perawatan
tali pusat adalah menjaganya tetap bersih dan kering, karena ini memberikan
yang tercepat dan keamanan penyembuhan tali pusat. (Ayub, 2021)
Perawatan tali pusat adalah serangkaian langkah yang diterapkan dalam
penanganan tali pusat setelah melahirkan bayi baru lahir dan jika tidak
dilakukan dengan cermat akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
risiko infeksi dan kematian bayi baru lahir.(Afolaranmi et al., 2018)
Perawatan tali pusat adalah tali pusat yang dirawat dalam keadaan yang
steril, bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik
dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan putus pada
hari ke 5 dan hari 7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negative dari
perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit
Tetanus Neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian. (Khairiza, 2018)
Organisasi-organisasi ini sering menyarankan bahwa sabun, air, dan bahan
pengering diperlukan untuk perawatan tali pusat, aplikasi larutan antiseptik
dapat menyebabkan lambatnya pemisahan tali pusat dan memiliki sedikit
manfaat. Di beberapa negara dengan angka kematian rendah, anak mungkin
mendapatkan sedikit infeksi di minggu pertama kehidupan, kesejahteraan ibu,
dan waktu yang dibutuhkan untuk membelah tali pusat semuanya harus
dipertimbangkan hasil yang signifikan. (Kamble & Kale, 2021)

C. Tujuan Perawatan Tali Pusat


1. Perawatan tali pusat penting untuk mencegah infeksi pada periode
neonatus.
2. Menjaga tali pusat tetap kering dan bebas kelembaban sehingga tidak
menyebabkan infeksi. (Soylemez et al., 2022)
3. Untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir yang
disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui
tali pusat baik dari alat, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun yang di
taburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi.
4. Menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena kencing, kotoran
bayi, atau tanah. (Damanik, 2019)
5. Untuk mencegah tali pusat menjadi media perkembangbiakan
mikroorganisme patogen: Staphylococcus aureus atau Clostridia. (Reni et
al., 2018)

D. Cara Perawatan Tali Pusat


1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah perawatan
tali pusat.
2. Biarkan tunggul terkena udara atau ditutupi dengan pakaian bersih.
3. Membiarkan tali pusat bersih dan kering.
4. Lipat serbet di bawah tunggul.
5. Membersihkan dasar kabel terlebih dahulu.
6. Non aplikasi zat lain pada tali pusat. (Ayub, 2021)
a. Perawatan tali pusat
Menurut WHO, cara perawatan tali pusat ini cukup membersihkan bagian
pangkal tali pusat, bukan ujungnya yang dibersihkan dengan menggunakan
air dan sabun, lalu keringkan sampai benar-benar kering. Untuk
membersihkan pangkal tali pusat, dengan sedikit diangkat bukan ditarik.

b. Perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa alkohol


1. Cuci tangan dengan air sabun.
2. Ambil kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah dibasahi alkohol, lalu
bersihkan sisa tali pusat, terutama bagian pangkal yang menempel pada
perutnya.
3. Lakukan dengan hati-hati, apabila tali pusat bayi masih berwarna merah.
4. Gunakan klem untuk memegang ujung tali pusat, agar lebih mudah untuk
membersihkan dan melilitkan kassanya.
5. Rendam kassa steril dalam alkohol, lalu bungkus sisa tali pusat.
Usahakan agar seluruh permukaan hingga kepangkalnya tertutup kassa.
6. Lilitkan kassa sedemikian rupa agar pembungkus tidak terlepas. Pastikan
tidak terlalu ketat agar bayi tidak kesakitan.

c. Perawatan tali pusat menurut APN


1. Jangan membungkus punting tali pusat atau mengoleskan cairan bahan
apapun ke punting tali pusat. Nasehati hal yang sama bagi ibu dan
keluarganya.
2. Mengoleskan alkohol atau pavidon iodine masih diperkenankan, tetapi
tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
3. Lipat popok dibawah punting tali pusat.
4. Jika puting tali pusat kotor, bersihkan dengan air DTT dan sabun.
5. Lalu keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
6. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas atau
fasilitas kesehatan, jika pangkal tali pusat berdarah, merah meluas atau
mengeluarkan nanah dan berbau.
d. Perawatan tali pusat dengan kassa steril
1. Cuci tangan dengan air sabun
2. Bersihkan dan keringkan tali pusat dengan kassa kering steril.
3. Balut seluruh permukaan tali pusat dengan kassa kering steril.
4. Pastikan balutan tidak terlalu kuat sehingga bayi tidak kesakitan
(Khairiza, 2018)

e. Perawatan tali pusat terbuka


1. Biarkan tali pusat terpapar udara agar tali pusat mongering secara alami.
2. Penanganan minimal tali pusat untuk mengurangi risiko infeksi silang.
3. Pakaian harus bersih dan longgar untuk memungkinkan sirkulasi udara.
4. Lipat popok kebawah tali pusat agar tali pusat terbuka. (pratiwi, 2019)

E. Penyebab Infeksi Tali Pusat


Infeksi tali pusat disebabkan oleh bakteri yang terdapat di tunggul tali
pusat. ketika infeksi terjadi, patogen yang biasa adalah S. aureus, grup B
streptococci, streptococcus pyogenes (grup A streptococci), dan gram batang
anterik negatif juga dapat diisolasi.
Faktor risiko terjadinya infeksi tali pusat:
1. Berat badan lahir rendah.
2. Persalinan yang tidak steril.
3. Infeksi maternal.
4. Ketuban pecah dini.
5. Kateterisasi umbilikal.
6. Defisiensi imun.
7. Perawatan tali pusat yang tidak benar. (pratiwi, 2019)

F. Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat


Tanda dan gejala terjadinya infeksi pada tali pusat yaitu sebagai berikut:
1. Bayi terlihat gelisah dan rewel. Hal ini sesudah anda memastikan bahwa
kegelisahan bayi tidak disebabkan oleh hal lain misalnya karena pipis, pup,
lapar, kepanasan, atau penyebab lainya.
2. Terlihat adanya tanda kemerahan disekitar pangkal tali pusat dan perut
bayi.
3. Daerah sekitar tali pusat tercium aroma bau dan mengeluarkan nanah
(nanah merupakan salah satu indikasi terjadinya infeksi).
4. Suhu tubuh bayi meningkat, tubuh terasa hangat atau panas. Untuk lebih
akurat, anda bisa menggunakan thermometer untuk mengukur suhu tubu
bayi. Jika suhu tubuh melebihi 38 ᴼc maka bayi sudah terkena demam.
5. Bisa membubuhkan obat antiseptik di area tali pusat, cukup dibubuhkan
sedikit dengan menggunakan kapas.
6. Jika tidak teratasi dengan baik, sebaiknya segera bawa bayi ke tenaga
kesehatan terdekat. (Fatimah, 2017)

G. Cara Pencegahan Infeksi Tali Pusat


Upaya pencegahan infeksi tali pusat dilakukan dengan cara merawat tali
pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air
kencing, kotoran bayi atau tanah. Pemakaian popok bayi diletakkan di sebelah
bawah tali pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih
yang mengalir dan sabun, segera dikeringkan dengan kain kasa kering dan
dibungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan
atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka tali pusat,
sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan
kematian neonatal.

H. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perawatan Tali Pusat


1. Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena dapat
menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.
2. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan
bersih,
3. Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
4. Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat.
5. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan atau
mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi petugas
kesehatan.
6. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun
ke puntung tali pusat. (Pradana, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Afolaranmi, T. O., Hassan, Z. I., Akinyemi, O. O., Sule, S. S., Malete, M. U.,
Choji, C. P., & Bello, D. A. (2018). Cord Care Practices: A Perspective of
Contemporary African Setting. Frontiers in Public Health, 6(January), 9–11.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2018.00010
Ayub, N. (2021). The impact of practice of umbilical cord care among young
mothers on development of neonatal sepsis in Tabora region , Tanzania : a
case control study.
Damanik, R. K. (2019). HUBUNGAN PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN
KEJADIAN INFEKSI PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD Dr. PIRNGADI
MEDAN. 2(2), 51–60.
Fatimah, S. (2017). GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POST
PARTUM TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI RUMAH BERSALIN
MATTIRO BAJI GOWA TAHUN 2016.
Kamble, M. J. J., & Kale, D. M. A. (2021). Effect Of Topical Application Of
Chlorhexidine On Umbilical Cord Of Newborn Babies Of Mothers Admitted
In Postnatal Wards . 8(4), 9519–9529.
Khairiza. (2018). EFEKTIFITAS PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN
KASSA ALKOHOL DAN KASSA STERIL TERHADAP WAKTU
PUTUSNYA TALI PUSAT DI KLINIK RONA SIHOTANG TEMBUNG
DAN KLINIK KELIAT KLUMPANG KECAMATAN HAMPARAN
PERAK TAHUN 2018. Analytical Biochemistry, 11(1), 1–5.
http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-59379-1%0Ahttp://dx.doi.org/
10.1016/B978-0-12-420070-8.00002-7%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.ab.2015.03.024%0Ahttps://doi.org/
10.1080/07352689.2018.1441103%0Ahttp://www.chile.bmw-motorrad.cl/
sync/showroom/lam/es/bike/urb
Lestari, Y., Adila, D. R., & Lestari, R. F. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dan Ibu Terhadap Tindakan Mencuci Tangan Dalam Perawatanan Tali Pusat
Bayi Baru Lahir. Al-Asalmiya Nursing Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of
Nursing Sciences), 9(2), 133–148.
https://doi.org/10.35328/keperawatan.v9i2.1031
Lopez-Medina, M. D., López-Araque, A. B., Linares-Abad, M., & López-Medina,
I. M. (2020). Umbilical cord separation time, predictors and healing
complications in newborns with dry care. PLoS ONE, 15(1), 1–17.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0227209
Pitriani, R., & Agustina, R. (2021). Pengaruh Perawatan Tali Pusat Terbuka Pada
Bayi Baru Lahir Di Pmb Murtinawita Kota Pekanbaru Tahun 2020.
Prosiding Hang Tuah Pekanbaru, 9–16.
https://doi.org/10.25311/prosiding.vol1.iss1.53
Pradana, F. A. A. (2018). Perawatan Tali Pusat Di ruang Nifas Rumah Sakit
Qolbu Insan Mulia Batang.
pratiwi, W. (2019). PERBEDAAN PERAWATAN TALI PUSAT KERING DAN
MENGGUNAKAN ALKOHOL TERHADAP LAMA PELEPASAN TALI
PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG
TAHUN 2019. Tugas Akhir, 2016.
Reni, D. P., Nur, F. Ti., Cahyanto, E. B., & Nugraheni, A. (2018). Perbedaan
Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Kasa Kering Dengan Lama Pelepasan
Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Dan Aplikasinya, 6(2), 7. https://doi.org/10.20961/placentum.v6i2.22772
Soylemez, N., Karatay, G., & Bas, N. G. (2022). the Effect of Different Filling
Materials Used on Immatur Maxillary Central Teeth With Different Apical
Diameters on Fracture Resistance. Middle Black Sea Journal of Health
Science, 8(February), 47–54. https://doi.org/10.19127/mbsjohs.790552

You might also like