5 Teknik Mengatasi Nyeri Persalinan

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Tugas

(Keperawatan Maternitas)

Disusun Oleh :
Nama : Irvan Youzif
Nim : 201447217

POLTEKKES KESEHATAN
KEMENKES KESEHATAN PANGKALPINANG
PRODI DIII KEPERAWATAN BELITUNG
FEBRUARY 2022
5 Teknik mengatasi nyeri saat persalinan

1. Terapi kompres hangat


Terapi kompres hangat merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan
memberikan kompres hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi
atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot dan
memberikan rasa hangat. Kompres panas juga memperlancar sirkulasi darah;
mengurangi rasa sakit; memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien;
memperlancar pengeluaran eksudat serta merangsang peristaltik usus. Hasil penelitian
Mutia, dkk., tahun 2015 mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rerata derajat
nyeri setelah kompres panas dan dingin dengan nilai p=0,003. Terdapat perbedaan
selisih derajat nyeri kompres panas dan dingin p=0,001. Terdapat pengaruh pemberian
kompres panas dan dingin terhadap penurunan nyeri persalinan.

2. Massage effleurage
Massage effleurage merupakan suatu metode non farmakologi. Massage
adalah salah satu teknik menghilangkan rasa sakit yang paling efektif. Massage
effleurage merupakan manipulasi sistematis jaringan lunak terutama otot, tendon dan
kulit. Hal ini juga berguna untuk melemaskan otot-otot yang tegang dan menimbulkan
relaksasi. Masssage effleurage juga dapat memperkuat hubungan antara perawat dan
pasien dan pada gilirannya dapat menciptakan suasana terhadap perbaikan kesehatan
dan penyembuhan. Hasil penelitian Tarigan tahun 2015 mendapatkan hasil bahwa
terdapat perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik effluarage
dengan nilai p=0,003. Teknik effluarage mempunyai pengaruh yang positif dengan
penurunan tingkat nyeri yaitu jika pemberian teknik effluarage sering dilakukan maka
tingkat nyeri dapat berkurang.

3. Terapi murotal Qur’an


Berdasarkan analis uji Wilcoxon didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada tingkat nyeri ibu bersalin sebelum dan setelah diberikan terapi
murotal Qur’an, sehingga pemberian terapi murotal Qur’an efektif menurunkan nyeri
persalinan pasien. Setelah pemberian murotal Qur’an pada ibu bersalin didapatkan
tingkat nyeri persalinan lebih rendah dibanding sebelum diberikan murotal Qur’an.
Hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan dengan mendengarkan bacaan
ayat-ayat Al-Qur’an, seorang muslim baik yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat
merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar seperti penurunan depresi dan
kesedihan serta memperoleh ketenangan jiwa. Hal tersebut membuktikan bahwa
Alqur’an memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesehatan, terutama dalam
menimbulkan perasaan rileks dan memberi kenyamanan. Jika perasaan seseorang
dalam keadaan rileks dan nyaman, diharapkan intensitas nyeri dapat berkurang. Selain
itu intensitas nyeri sesudah dilakukan terapi murottal mempunyai interval dengan
skala nyeri 2 - 8, lebih kecil dari interval sebelum terapi murottal. Lantunan Al-
Qur’an dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorfin
alami.

4. Terapi musik klasik


Dalam penelitian menunjukkan bahwa tingkat nyeri persalinan antara sebelum
dan setelah diberikan terapi musik klasik terjadi meningkatkan perasaan rileks, dan
mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia
tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak
jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih
dalamatau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi,
pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik. Tingkat nyeri selama
persalinan meningkat jika wanita tersebut gelisah dan takut serta pengetahuan tentang
proses persalinan sedikit. Salah satu alasan pelatihan melahirkan adalah untuk
mengurangi rasa takut dan memperbaiki pemahaman ibu tentang melahirkan. Ambang
nyeri dalam persalinan dapat diturunkan oleh rasa takut, kurangnya pengertian dan
berbagai permasalahan jasmani seperti demam, kelelahan, dehidrasi, ketegangan.
Ambang nyeri dapat diatasi oleh penggunaan obat-obatan, kesehatan fisik serta
psilogik, relaksasi dan pengalihan perhatian. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
teori menyatakan bahwa intensitas suara yang rendah merupakan intensitas suara
kurang dari 60 desibel sehingga menimbulkan kenyamanan dan tidak nyeri.

5. Teknik relaksasi nafas


Teknik relaksasi nafas dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan
aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Ibu meningkatkan aktifitas komponen
saraf parasimpatik vegetatif secara simultan. Teknik tersebut dapat mengurangi
sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri. Hormon
adrenalin dan kortisol yang menyebabkan stres akan menurun, ibu dapat
meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan ibu untuk
mengatur pernafasan sampai frekuensi pernafasan kurang dari 60-70 x/menit.
Relaksasi telah terbukti meningkatkan kemampuan individu untuk menoleransi nyeri.
Relaksasi dan pernapasan yang terkontrol dapat meningkatkan kemampuan mereka
mengatasi kecemasan dan meningkatkan rasa mampu mengendalikan yang
menimbulkan stres dan nyeri (Judha, 2012). Perlakuan teknik relaksasi nafas banyak
memberikan pengaruh penurunan tingkat nyeri setelah diberi perlakuan selama 30
menit.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang telah diperoleh selama penelitian
diantaranya sebelum dilakukan perlakuan menunjukkan tidak ada nyeri sebanyak 0
responden, nyeri ringan sebanyak 0 responden, nyeri sedang sebanyak 15 responden
(65,2%) dan nyeri berat sebanyak 8 responden (34,8%).

You might also like