Puskesmas Kab. Bireuen

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 8
— 3} BPJS Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nomor ; 1175/1.08/1021 Lhokseumawe, 27 Oktober 2021 Lampiran : 1 (satu) Berkas Hal : Feedback Utilization ReviewFKTP Yth. Kepala Puskesmas Kab. Bireuen di ‘Tempat Dalam upaya meningkatkan manfaat pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh Fasilitas Kesehatan (faskes), dan sehubungan dengan Permenkes RI No, 99 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 ‘Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional, pada Pasal 39 ayat (1) Fasilitas Kesehatan wajib membuat laporan kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan secara berkala setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Ayat (2) BPJS Kesehatan wajib menerapkan Utilization Review secara berkala dan berkesinambungan dan memberikan umpan balik hasil Utilization Review kepada Fasilitas Kesehatan. Maka BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah memberikan pelayanan yang optimal terhadap peserta JKN, dan berikut kami sampaikan Utilization Review di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berdasarkan indikator utilisasi Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP). A. Rasio Rujukan 1. Rasio Rujukan Puskesmas Rasio Rujukan adalah perbandingan jumlah rujukan terhadap jumlah kunjungan di FKTP dalam satu periode waktu. Target rasio rujukan FKTP Tahun 2021 adalah <11.09%. Berikut disampaikan capaian rasio rujukan Puskesmas bulan Juli sd September 2021. Grafik ALL Rasio Rujukan Puskesmas ls | | Kantor Cabang Lhokseumawe {L Ikandar Muda Wo 1 Kp Jawa Lama KotsLnakssumawe 26351 5 “elp. +62 645 631091 (Hunting), Fax. +62 645 631243, _wowcbpis-kesehatan.go.id Berdasarkan grafik A.1.1 diatas dapat disampaikan sebagai berikut a, Jumlah Rasio Rujukan Puskesmas bulan September 2021 sebesar 12,59% (target <11,09%), di bulan September terdapat kenaikan rasio rujukan sebesar 1,14% dibandingkan bulan Agustus 2021. b. Peningkatan rasio rujukan di bulan September 2021 perlu menjadi perhatian khusus bagi seluruh Puskesmas. Memastikan 144 diagnosa atau kompetensi 48 dapat dituntaskan di FKTP, sesuai dengan Perkonsil No.11 Tahun 2012 tentang, Standar _ Kompetensi__——Dokter_— Indonesia. dan KMK No.HK.0202/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi dokter di Fasilitas Kesehatan Pelayanan Kesehatan Tingkat I. 2, Rasio Rujukan Per Puskesmas a) Tren Rasio Rujukan Per Bulan Per Puskesmas Tabel A.2.a.1. Tren Rasio Rujukan Puskesmas Docu) ESE RUJUKAN Rea AMALANGA, [PEUDADA JULIBUA PLIMBANG KOTA JUANG | PEUSANGAN [Corie Wve [MON KEULAYU (MAKMUR KUTA BLANG Dari tabel A.2.a.1 diatas, dapat disampaikan sebagai berikut : 1) Apresiasi kami ucapkan kepada Puskesmas Kuta Blang, Makmur, Mon Kelayu, Cot le Jue, Kuala, Juli, dan Jangka yang telah mempertahankan capaian rasio <11,09% bulan September 2021. 2) Puskesmas rasio rujtikan tertinggi di bulan September 2021 adalah Puskesmas Samalanga yaitu sebesar 27,32%. 3) Kami menghimbau kepada Puskesmas Samalanga, Peudada, Juli Dua, Plimbang, Kota Juang, Peusangan, Simpang Mamplam, Peusangan Siblah Krueng, Jeumpa, Jeunieb, Pandrah, Gandapura, dan Peusangan Selatan untuk { dapat menekan angka rujukan dengan melakukan upaya pengendalian rasio rujukan Puskesmas. b) Tren Jumlah Rujukan Puskesmas Tabel A.2.b.1. ‘Tren Jumlah Rujukan Puskesmas Eren Doar KOTA JUANG: HeGMPa | PEUSANGAN SAMALANGR EUNES | PeEUDADA a KUTA BLANG JOLIDUR TR [sour SIERRSHAPD RR eaTiEme PEUSANGAN SELATAN FEDER NSH SCAT RRTENG tame | MAKMUR PANDRAH [MON KEULAYU Keterangan Jumiah ryjukan turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya Jumiah ryjukan naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya Dari tabel A.2.b.1 diatas, dapat disampaikan sebagai berikut : 1) Pada bulan September 2021 jumlah rujukan Puskesmas mengalami kenalkan sebesar 11,17% dibandingkan bulan Agustus 2021. 2) Kenaikan jumlah rujukan terbanyak di bulan September adalah Puskesmas Gandapura (40,48%) dan Samalanga (32,54%) dibandingkan dengan bulan Agustus 2021. ©) Tren Jumlah Kunjungan Sakit Puskesmas ‘Tabel A.2.c.1. Tren Jumlah Kunjungan Puskesmas Cor) Poa pRUTABRANG, 3.801 3.702 3.942 ROTA SUENe 2.069 2.499 2.361 seUMee 2478 1.799 1.997 boa 4.761 1.845, 1.786. On - re tate us JEUNIEB 1.622 1.624 1.807, ee 1.852. 1.632, 1.406, oy 1.194 41.481 4.197, Se 974 948 4.157. AIORPURA = & Fe leinanlresn v1 08 suo os a8 SRA a i a Ta = a SPAN WAP = a PEUSANGRN SRC KRUENS fe = Pueavc i 2 Pana - a HOKE = a d) Data Entri Kunjungan Sakit yang Belum Tuntas di Aplikasi P-Care ‘Tabel A.2.d.1 Data Entri Kunjungan Sakit yang Belum Tuntas di Aplikasi P-Care Rami Pa JEUMPA a 355, 196 PLMBANG . 7 my KOTA JUANG foo JEUNES ‘SAMALANGA PEUSANGAN PEUDADA SIMPANG MAMPLAM [KUTA BLANG (utr ‘GANDAPURA JULI DUA | MON KEUCAYO 'PEUSANGAN SIBLAH KRUENG gials|. COTE JUE : : 1 KUALA ; 1 TANGKA 7 1 _ 4 - : PEUSANGAN SELATAN 4 =| Dari A.2.d.1 tabel diatas dapat disampaikan sebagai berikut: 1) Masih terdapat Kunjungan Sakit yang belum tuntas dientrikan pada Aplikasi Peare sampai pada tahap Pelayanan 2) Puskesmas dengan jumlah pengentrian tidak tuntas terbanyak di bulan September adalah Puskesmas Jeumpa (196 data). 3) Pengentrian kunjungan sakit 100% dapat menurunkan rasio rujukan Puskesmas meskipun tidak signifikan. Hal ini terlihat pada rasio rujukan beberapa Puskesmas pada bulan September 2021 yang masih melebihi target. 4) Oleh karena itu, diharapkan seluruh Puskesmas mengentri tuntas seluruh Kunjungan sakit secara realtime dan memastikan bahwa kebenaran diagnosa dan TACC kasus yang dirujuk. 3. Diagnosa Rujuk Terbanyak a) 10 Diagnosa Rujuk Terbanyak “abel A.3.a.1 10 Diagnosa Rujuk Terbanyak Ue RU Low back pain 172 Congestive hear failure 105 ‘Stroke, not specified as haemorrhage or infarction 6 Cataract, unspecified z 8 ‘Schizophrenia 7 54 Necrosis of pulp z 6 Organic delusional fschizophrenia-ike) disorder 35 ‘Schizophrenia, unspecified 39 Polyneuropathy, unspecitiod 4 (Other schizophrenia 38 Dari tabel A.3.a.1 diatas dapat disampaikan sebagai berikut: 1) Masih terdapat diagnosa PRB menjadi 10 Diagnosa Rujuk terbanyak 2) Diagnosa Non Spesialistik menjadi 10 Diagnosa rujuk terbanyak, agar Puskesmas melalui Dinas Kesehatan dapat melengkapi sarana dan prasarana dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kesehatan sebagaimana telah diatur dalam PMK 21 Tahun 2016 tentang penggunaan dana kapitasi JKN, maka biaya operasional pelkes dapat digunakan untuk pembiayaan, sehingga untuk Diagnosa Non Spesialistik untuk selanjutnya dapat tuntas di FKTP. B. Rasio Rujukan Non Spesialistik 1. Rujukan Non Spesialistik Puskesmas Tabel BAA ‘Tren Rujukan Non Spesialistik Puskesmas Duca Pra a ia SIMPANG MAMPLAM KOTA JUANG. PEUSANGAN JEUMPA PEUSANGAN SELATAN JUL [JEUNEB GANDAPURA ‘COT IE SUE KUTA BLANG. PLIMBANG ‘JULIDUA PEUDADA | PEUSANGAN SIBLAH KRUENG MON KEULAYU Dari tabel B.1.1 diatas dapat disampaikan sebagai berikut: 1) Apresiasi dan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh Puskesmas atas capaian rasio RNS di bulan September sesuai dengan target yang telah ditetapkan (<2%). 2) Kami berharap seluruh Puskesmas dapat mempertahankan komitmennya dalam mengendalikan RNS sesuai dengan target yang telah ditetapkan (<2%) i bulan berikutnya. 3, Evaluasi TAC (Time, Age, Complication, and Comorbidity) 1. Proporst TACC Puskesmas Diagram 3.1.1 Proporsi TACC Puskesmas Tabel 3.1.1 RO nc Bronchitis, not specified as acute or chronic “Tuberculosis of lung, confirmed by sputum jeroscopy with or whe Data 20 Diagnosa Non Spesialistik TAC Terbanyak Puskesmas JUMLAH Ermira} Non-insulin-dependent di ‘melitus without complications [ Insulin-dependent diabetes melius Gastritis, unspecified Essential (primary) hypertension Foreign body on external eye { Cutaneous abscess, furuncle and carbunck ‘Cutaneous abscess, furuncle and carbuncle Typhoid fever “Tuberculosis of lung, without mention of bacteriological or hist ial confirmation ‘Suppurative and unspecified otis media ‘Other abortion ‘Nor-insuin-dependent diabetes melitus Headache Dyspepsia Disorders of inflating and maintaining sleep finsom 10. 8 6 5 ‘ z t 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2z 2 2 Dari Diagram dan Tabel 3.1.1 diatas dapat mpaikan sebagai berikut: 1) Proporsi TACC bulan September 2021 adalah Comorbiditysebanyak 52 kasus (50,52%) dari keseluruhan 101 kasus TACC. 2) Dan untuk diagnosa terbanyak menggunakan TACC adalah Bronchitis, not specified as acute or chronic. 3) Diharapkan FKTP dapat lebih mengoptimalkan rujukan hori tal, terutama ‘untuk diagnosa yang masuk dalam Program Pemerintah seperti Tuberculosis (TB). 2. TACC Puskesmas ‘Tabel 3.2.1 Tren TACC Puskesmas KOTA JUANG. PLIMBANG ULL JEUNTES PEUDADA JULIDUA ‘SAMALANGA PEUSANGAN PEUSANGAN SIBLAH KRUENG JEUMPA KUALA MON KEULAYU PANORAH COTIEJUE PEUSANGAN SELATAN ‘SIMPANG MAMPLAM ‘GANDAPURA JANGKA WAKMUR KUTA BLANG als! Dari Tabel 3.2.1 datas dapat disampaikan sebagai berikut: 1) FKTP dengan jumlah TACC terbanyak bulan September 2021 adalah Puskesmas Kota Juang dengan total 55 kasus. 2) Apresiasi kami sampaikan kepada FKTP dengan jumlah TACC rendah, dan tetap berkomitmen untuk menuntaskan kasus non spesialistik di FKTP. BPJS Kesehatan akan melakukan evaluasi pelayanan di FKTP dan menyampaikan hasil evaluasi secara berkala kepada seluruh FKTP. Demikian disampaikan, atas perhatian, dukungan dan kerja samanya diucapkan terima kasih. S. Si, Apt, MPH, AAK ‘Tembusan : 1. Dinas Kesehatan Kab. Bireuen 2. IDI Kab. Bireuen 3. TKMKB wilayah KC Lhokseumawe Mi/eb/PK.00

You might also like