Sosialisasi Self-Efficacy Dan Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas VIII Di SMPN 2 Gerung Berdasarkan Gender

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA

Original Research Paper

Sosialisasi Self-Efficacy dan Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas VIII di
SMPN 2 Gerung Berdasarkan Gender
Via Monica Devi1, Abdul Syukur2, Jamaluddin3, Akhmad Badrul Ula4
1,2,3
Master of Science Education Study Program, University of Mataram, Mataram, West Nusa Tenggara,
Indonesia.
4
SMPN 2 Gerung, Lombok, West Nusa Tenggara, Indonesia.

Article history Abstract: Self-efficacy basically has a close relationship with students'
Received: learning motivation. Where between male and female students, of course,
Revised: there are some differences in the level of self-efficacy and learning
Accepted: motivation. Therefore, it is necessary to make efforts to build self-efficacy
and learning motivation of students, one of which is by carrying out
*Corresponding Author: Via
socialization activities. especially in science learning. The method used
Monica Devi, Master of
Science Education Study consists of several steps, namely the stages of preparation, implementation,
Program, University of and evaluation. Based on the results obtained, the self-efficacy of male
Mataram, Mataram, West Nusa students was much higher than that of female students with an average
Tenggara; score of 83% in the very high category. As for learning motivation, female
Email: via.m.devi@gmail.com students have a higher average than male students, where the average is
≥83% in the very high category. So it can be concluded that self-efficacy
and learning motivation of students are interrelated, but have a slight
difference if data collection is carried out based on gender.

Keywords: Self-Efficacy; Motivation to Learn; Gender.

Pendahuluan ini memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan


prestasi individu dimasa mendatang. Sehingga
Pendidikan pada dasarnya bertujuan apabila self-efficacy yang dimiliki tinggi tentu akan
membimbing suatu individu maupun kelompok mendongkrak hasil yang diperoleh pebelajar. Hal
dengan maksud yang positif, dimana tujuan dari terssebut sejalan dengan pernyataan Hesbol (2019)
pendidikan tertulis pada Undang-Undang Sistem bahwa kepercayaan diri pebelajar yang baik akan
Pendidikan Nasional. Pada sistem pendidikan, memiliki penilaian positif tentang diri meraka
proses belajar pebelajar merupakan suatu hal yang mengenai perkembangan dan kemajuan yang
tidak terlepaskan. Adapun pebelajar dalam aktivitas dicapai. Tetapi, self-efficacy pebelajar juga pada
pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda- dasarnya perlu didukung dengan motivasi
beda. Faktor yang menyebabkan adanya perbedaan belajarnya (Daumiller, et. al., 2021). Dimana ketika
karakter pebelajar salah satunya adalah faktor motivasi yang dimiliki baik maka self-efficacy
psikologis seperti self-efficacy (Zumro’atun, et. al., pebelajar juga akan baik.
2018). Self-efficacy adalah rasa percaya diri yang Motivasi didefinisikan sebagai pendorong yang
perlu ada pada diri pebelajar agar perolehan ada pada diri seseorang guna memberikan arah
pmbelajaran maksimal (Jumroh, et. al., 2018). dalam pembelajaran (Ng, 2022). Menurut Uno
Karena sejatinya peran aktif pebelajar pada (2021) adanya dorongan internal serta eksternal
pembelajaran memiliki keterkaitan erat dengan self- memberikan pengarung pada perubahan perilaku
efficacy di dalam menyelesaikan suatu seseorang, hal tersebut dikatakan sebagai hakikat
permasalahan dalam menemukan konsep (Hidayati, dari motivasi belajar. Ketika motivasi belajar yang
et. al., 2018). Menurut Ernawati, et. al. (2021) dimiliki pebelajar tinggi maka mereka cenderung
bahwa self-efficacy pebelajar berorientasi pada banyak memiliki energi dalam melakukan aktivitas
usaha dan kemampuan kognitif dimana self-efficacy belajar (Sardiman, 2019). Herpratiwi & Tohir
Devi, et. al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2022
DOI:

(2022) mengungkapkan bahwa motivasi lahir dari Penelitian ini bertujuan guna mengetahui self-
kebutuhan dalam mencapai tujuan, oleh karenanya efficacy dan motivasi belajar IPA pebelajar kelas
pebelajar harus memiliki kemampuan untuk VIII di SMPN 2 Gerung berdasarkan gender.
memotivasi dirinya sendiri karena sangat Adapun rangkaian kegiatan ini dimulai dari tahap
diperlukan untuk mendapatkan hasil yang persiapan yang dimana diawali dengan dilakukan
memuaskan. Sehingga berdampak pada pengajuan surat penelitian, kemudian dilanjutkan
pembelajaran yang lebih hidup karena adanya dengan observasi, dan wawancara dengan guru IPA
interaksi aktif antara pendidik dengan pebelajar. terkait dengan kondisi pebelajar selama
Maka sebagai upaya mendongkrak hasil belajar pembelajaran, kemudian dilanjutkan penentuan
pebelajar, perlunya mengetahui tingkat self-efficacy jumlah sampel, serta penyusunan angket. Untuk
dan motivasi belajar pebelajar pada pembelajaran jumlah sampel yang digunakan adalah 29 orang
IPA. Sehingga dengan menumbuhkan rasa pebelajar kelas VIII SMPN 2 Gerung yang terdiri
keingintahuan pebelajar mampu membantunya dari 15 orang laki-laki dan 14 orang pebelajar
mengembangkan kemampuan bekerja secara perempuan. Total populasi peserta kelas VIII
kompleks yang kemudian dapat menciptakan sendiri yaitu berjumlah 68 orang.
pebelajar aktif merupakan salah satu cara yang bisa Setelah dilakukan persiapan, tahapan
digunakan Sehingga salah satu upaya yang dapat selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap
dilakukan (Onyema, et. al., 2019). Dimana, peran pelaksanaan dilakukan sosialisasi terkait self-
aktif pebelajar pada pembelajaran memiliki efficacy dan motivasi belajar kepada pebelajar
keterkaitan erat dengan self-efficacy dalam berkaitan dengan pembelajaran IPA yang kemudian
menyelesaikan suatu permasalahan dalam dilanjutkan dengan pengisian angket dalam hal ini
menemukan konsep (Hidayati, et. al., 2018). dilakukan oleh pebelajar kelas VIII, serta dilakukan
Adapun pada beberapa penelitian sebelumnya telah pula dokumentasi kegiatan.
menunjukkan adanya keterkaitan self-efficacy dan Tahap terakhir yaitu tahap evaluasi, pada
motivasi belajar pada pebelajar. Oleh karenanya tahapan ini dilakukan pengumpulan dan pengolahan
dalam pembelajaran, self-efficacy dan motivasi data angket yang kemudian direpresentasikan ke
belajar pebelajar harus terbentuk dengan baik agar dalam bentuk grafik maupun tabel. Teknik
hasil yang diperolehpun juga memuaskan. Adanya pengumpulan data di penelitian ini adalah dengan
self-efficacy dan motivasi belajar pebelajar observasi dan wawancara yang dimana telah
memiliki hubungan yang dimana telah dibuktikan dilakukan pada tahap persiapan. Proses
oleh penelitian yang dilakukan oleh Torres & pengumpulan data yang dipilih bertujuan
Alieto (2019), Wan (2021) bahwa terdapat memperoleh berbagai sumber informasi mengenai
hubungan antara self-efficacy terhadap motivasi data self-efficacy dan motivasi belajar pebelajar.
belajar pebelajar dalam pembelajaran. Oleh karena Selain itu pula dilakukan pemberian angket self-
penelitian ini telah dilakukan sebelumnya terutama efficacy dan motivasi belajar kepada pebelajar guna
pada pembelajaran matematika maka hal ini memperoleh data yang empirik. Angket self-
menjadikan peneliti berkeinginan untuk melakukan efficacy yang diberikan mengacu pada tiga dimensi
penelitian serupa pada pembelajaran IPA dengan (magnitude, strenght, and generality) yang dibagi
melakukan pengelompokkan pebelajar bersadarkan menjadi beberap indikator dengan jumlah
gender. Hal tersebut dikarenakan, masih minimnya pernyataan sebanyak 30 butir. Interpretasi
penelitian yang melakukan analisis terkait self- perolehan rerata yang didapat, kemudian
efficacy dan motivasi belajar IPA pebelajar diklasifikasikan dalam menentukan self-efficacy
berdasarkan persepktif gender. Dimana, gender pebelajar. Dimana untuk persentase 85% s/d 100%
diketahui memiliki peran psikologis untuk masuk kedalam kategori sangat tinggi; 70%-84%
berperilaku dalam menentukan banyak hal yang masuk dalam kategori tinggi; 55%-69% merupakan
membuat laki-laki maupun perempuan memutuskan kategori sedang; 40-%-54% pada kategori rendah;
perbuatan atan memiliki pemikiran yang berbeda dan 0%-39% adalah kategori sangat rendah
dalam kondisi tertentu (Ratnasari, et. al., 2020). (Riduwan dalam Yudha, 2018). Begitu pula untuk
angket motivasi belajar yang juga berjumlah 30
Metode pernyataan dengan 17 pernyataan negative dan 13

2
Devi, et. al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2022
DOI:

pernyataan positif dengan mengacu pada lima keduanya berdampak pada hasil belajar pebelajar.
indikator. Adapun analisis hasil skor persentase Dimana jumlah pebelajar yang terlibat pada
motivasi belajar pebelajar diklasifikasikan sebagai penelitian ini adalah 29 orang yang terdiri dari 14
berikut: Untuk persentase 85%-100% adalah sangat orang pebelajar perempuan dan 15 orang pebelajar
tinggi; kemudian untuk 69%-84% masuk dalam laki-laki. Adapun dari hasil angket self-efficacy,
kategori tinggi; 53%-68% merupakan kategori diperoleh rerata skor persentase >80% yang dimana
sedang; 37%-52% pada kategori rendah; dan untuk masuk kedalam kategori tinggi. Dimana self-
37%-52% merpakan kategori sangat rendah efficacy yang diukur terdiri dari tiga dimensi yakni
(Hendrayana, 2014). Setelah dilakukan analisis magnitude, strength, generality. Masing-masing
berdasarkan data yang telah peroleh maka dimensi kemudian dilakukan pengembangan
selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan. menjadi beberapa indikator yang selanjutnya
dijabarkan menjadi 30 butir pernyataan. Jabaran
Hasil dan Pembahasan perolehan rerata persentase untuk setiap dimensi
self-efficacy dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini;
Sejauh ini, pembelajaran dibeberapa
sekolah masih cenderung berpusat pada guru, Tabel 1. Rerata Persentase Self-Efficacy Keseluruhan
dimana cara tersebut dianggap lebih efektif baik Dimensi Self- Rerata Persentase
Klasifikasi
dari segi waktu maupun materi. Hal ini nyatanya Efficacy (%)
berpengaruh dengan hasil belajar yang diperoleh Magnitude 83,1 Tinggi
Strenght 81,8 Tinggi
pebelajar. Pencapaian hasil belajar pebelajar juga
Generality 81,9 Tinggi
tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti self-
efficacy. Self-efficacy merupakan bentuk penilaian
terhadap diri sendiri terkait tindakan yang baik atau Melihat tingginya self-efficacy pebelajar juga
buruk, benar atau salah, bisa atau tidak dibuktikan dari keseriusannya dalam mengikuti
mengerjakan sesuatu (Damanik, et. al., 2020). kegiatan pembelajaran. Dimana ketika pebelajar
Urgensi pendidik untuk dapat memfasilitasi self- diminta untuk maju kedepan oleh guru secara
efficacy pebelajar diketahui dapat memberikan random, pebelajar memiliki kepercayaan terhadap
pengaruh signifikan dalam pembelajaran karena dirinya sendiri tarkait dengan hasil kinerjanya.
sejatinya, self-efficacy tidak tercipta dari seseorang Selain itu, sebagian pebelajar kelas VIII SMPN 2
itu lahir tetapi hasil dari proses kognitif seseorang Gerung juga nampak memiliki motivasi belajar
(Wong, et. al., 2020; Zulkarnain, et. al., 2021). yang tinggi, karena mereka tidak malu untuk
Oleh karena salah satu faktor psikologis adalah self- bertanya ketika ada hal tertentu, baik mengenai
efficacy, maka self-efficacy seseorang juga akan materi pembelajaran atau mengenai hal lainnya
mempengaruhi motivasi yang dimiliki dirinya. yang belum mereka pahami kepada guru atau
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Daumiller, et. temannya.
al. (2021) memaparkan bahwa self-efficacy pada
dasarnya perlu didukung oleh motivasi belajar yang
dimiliki pebelajar. Adapun pebelajar tentu juga
memiliki kemampuan yang berbeda-beda baik pada
pebelajar laki-laki maupun perempuan. Perbedaan
tersebut perlu disadari bahwa masing-masing
gender memiliki karakteristiknya sendiri dan
memiliki perbedaan dalam banyak hal termasuk di
dalam belajar (Gunawan, et. al., 2018). Karena
gender memiliki peranan pada psikologis pebelajar
untuk berperilaku maupun berpikir.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Gambar 1. Pembelajaran di Kelas
dilakukan di SMPN 2 Gerung pada pebelajar kelas
Namun demikian, terdapat sedikit perbedaan
VIII, diketahui bahwa aspek self-efficacy memiliki
tingkat self-efficacy antara pebelajar laki-laki
keterkaitan dengan motivasi belajar yang mana
maupun pebelajar perempuan. Dimana pebelajar

3
Devi, et. al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2022
DOI:

laki-laki memiliki tingkat self-efficacy yang sedikit Sedangkan untuk perolehan hasil dari
lebih tinggi dibanding pebelajar perempuan. motivasi belajar pebelajar kelas VIII di SMPN 2
Berikut merupakan grafik rerata skor persentase Gerung secara keseluruhan berkisar dari 73%-85%
self-efficacy pebelajar laki-laki dan pebelajar untuk setiap indikatornya. Dimana, indikator yang
perempuan. digunakan meliputi ketekunan dalam belajar,
keuletan dalam menghadapai permasalahan,
perhatian dalam belajar, berprestasi dalam belajar,
hingga mandiri dalam belajar. Sama halnya dengan
angket self-efficacy, pada angket motivasi belajar
jumlah pernyataan yang dibuat adalah 30 butir yang
terdiri dari 17 butir pernyataan negative dan 13
butir pernyataan positif. Masing-masing pernyataan
positif memiliki skor tertinggi 4 untuk pernyataan
yang selalu dilakukan, skor 3 sering dilakukan, skor
2 untuk kegiatan yang kadang-kadang dilakukan,
dan skor 1 untuk pernyataan yang tidak pernah
dilakukan. Begitu pula dengan pernyataan negative,
dimana apabila pebelajar selalu melakukan
pernyataan negative diberi skor 1, kemudian skor 2
untuk pernyataan negative yang sering dilakukan,
skor 3 untuk pernyataan negative yang kadang-
Gambar 2. Grafik Rerata Persentase Self-Efficacy kadang dilakukan, dan skor 4 untuk pernyataan
Berdasarkan Gender negative yang tidak pernah dilakukan. Berikut
merupakan hasil dari perolehan rerata motivasi
Dapat dilihat pada Gambar 2 bahwa untuk belajar pebelajar secara keseluruhan.
dimensi magnitude pebelajar laki-laki memperoleh
rerata 84,0% sedangkan pada pebelajar perempuan Tabel 2. Rerata Persentase Motivasi Belajar
didapatkan skor rerata 82,0%. Kemudian untuk Keseluruhan
dimensi strenght pebelajar laki-laki mendapatkan Rerata
Indikator Motivasi
rerata sebesar 82,7% dan pebelajar perempuan No. Persentase Klasifikasi
Belajar
mendapat rerata 80,8%. Sedangkan untuk dimensi (%)
generality pebelajar laki-laki mendapatkan 84,0 1. Ketekunan dalam Sangat
85,1
serta pebelajar perempuan dengan rerata 79,6%. belajar Tinggi
Perolehan rerata yang didapat antara pebelajar laki- 2. Keuletan dalam
laki dan pebelajar perempuan tidak jauh berbeda menghadapai 81,9 Tinggi
pada dimensi magnitude dan strength. Tetapi, untuk permasalahan
dimensi generality rerata pebelajar perempuan jauh 3. Perhatian dalam
80,2 Tinggi
lebih kecil dibanding dengan pebelajar laki-laki. belajar
Hal tersebut dikarenakan pebelajar laki-laki lebih 4. Berprestasi dalam
78,6 Tinggi
cenderung menyukai pembelajaran dalam bentuk belajar
aktivitas hands-on seperti praktik, merangkai, 5. Mandiri dalam
73,9 Tinggi
ataupun mendesain dimana hal tersebut berbeda belajar
dengan pebelajar perempuan yang cenderung lebih
nyaman dengan aktivitas pembelajaran seperti Berdasarkan Tabel 2 diatas diketahui bahwa dari
membaca, menulis, atau berdiskusi (Amin, 2018). kelima indikator, bahwa pada indikator mandiri
Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara yang dalam belajar perolehan rerata persentase paling
dilakukan dengan guru IPA kelas VIII, bahwa rendah jika dibandingkan dengan keempat indikator
pebelajar laki-laki cenderung pasif pada kegitan lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian
pembelajaran seperti ceramah, membaca, diskusi pebelajar menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
atau hal-hal yang tidak melibatkan aktivitas fisik. guru tidak serta merta mereka kerjakan sendiri

4
Devi, et. al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2022
DOI:

melainkan masih membutuhkan bantuan dari orang Oleh karenanya, hal tersebut menjadi salah satu
lain. Sedangkan untuk rerata persentase motivasi penyebab yang mendasari perolehan rerata skor
belajar pebelajar pada perspektif gender, dapat persentase motivasi belajar antara pebelajar
dilihat pada Gambar 3 dibawah ini. perempuan lebih tinggi dibanding dengan pebelajar
laki-laki.
Secara garis besar, self-efficacy dan
motivasi belajar pebelajar kelas VIII masuk ke
dalam kategori tinggi, baik pada pebelajar laki-laki
maupun pada pebelajar perempuan. Tetapi, untuk
self-efficacy sendiri, pebelajar memiliki rerata
persentase yang lebih tinggi disbanding dengan
pebelajar perempuan. Hal tersebut berkebalikan
dengan perolehan rerata motivasi belajar yang
dimana pebelajar perempuan mendapatkan rerata
yang jauh lebih tinggi disbanding pebelajar laki-
laki. Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena
kecenderungan model belajar pebelajar, dimana
pebelajar perempuan lebih cenderung menyukai
kegiatan pembelajaran yang mengarah pada konsep
(seperti membaca, menulis, ataupun berdiskusi)
sedangkan pada pebelajar laki-laki lebih menyukai
Gambar 3. Grafik Rerata Persentase Motivasi Belajar pembelajaran yang bersifat praktik. Selain itu,
Berdasarkan Gender
perbedaan dapat pula disebabkan oleh pernyataan
pada angket yang tidak merata komponennya bagi
Berdasarkan grafik pada Gambar 3 diatas, nampak
pebelajar laki-laki dan perempuan atau dengan kata
berkebalikan dengan grafik pada Gambar 2.
lain memiliki kecenderungan berdasarkan tingkah
Dimana perolehan rerata persentase motivasi
laku dari salah satu gender.
belajar untuk pebelajar perempuan lebih tinggi
dibanding dengan pebelajar laki-laki. Jika melihat
bentuk pernyataan pada setiap indikator yang Kesimpulan
digunakan, memang pebelajar perempuan
cenderung memiliki kedisiplinan yang lebih tinggi Berdasarkan hasil dan pembahasan
jika dibandingkan dengan pebelajar lak-laki. Selain diatas, dapat disimpulkan bahwa antara self-efficacy
itu, proses pembelajaran yang cenderung mengarah dan motivasi belajar pada dasarnya memiliki
pada diskusi, membaca dan memahami konsep- keterikatan. Akan tetapi jika dilihat berdasarkan
konsep memang lebih didominasi oleh pebelajar perspektif gender, terdapat sedikit perbedaan data.
perempuan berbeda dengaan pebelajar laki-laki Dimana pada self-efficacy pebelajar laki-laki
yang cenderung lebih suka pembelajaran yang memiliki rerata yang lebih tinggi. Sedangkan pada
melibatkan aktivitas hands-out. motivasi belajar, didapati bahwa pebelajar
perempuan memiliki rerata yang lebih tinggi. Hal
tersebut dapat disebabkan olehh penjabaran
pernyataan pada angket yang memiliki
kecenderungan pada salah satu gender selain itu
pula dapat disebabkan dari pengisian angket yang
dilakukan oleh sebagian pebelajar tidak benar-benar
disesuaikan dengan apa yang dialami.

Saran

Untuk melihat keterkaitan atau ada


Gambar 4. Kegiatan wawancara dengan Guru IPA tidaknya hubungan antara self-efficacy dan motivasi

5
Devi, et. al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2022
DOI:

belajar, dapat digunakan uji korelasi. Kemudian Gender Analysis in terms of Attitudes and
pada pelaksanaan pembelajaran, libatkan pebelajar Self-Efficacy of Science Subjects for Junior
untuk mengambil peran dalam pembelajaran. High School Students. Journal of Research
Bangun rasa percaya diri pebelajar agar tidak takut in Science Education, 7, 84-95.
untuk mulai mengeksplorasi hal baru yang Gunawan, G., Suranti, N.M.Y., Nisrina, N.,
berkaitan dengan pembalajaran IPA sehingga Herayanti, L., & Rahmatiah, R. 2018. The
motivasi pebelajar juga akan terbangun. Hal Effect of Virtual Lab and Gender Toward
tersebut dapat dilakukan dengan mengkondusifkan Students’ Creativity of Physics in Senior
kelas untuk siap belajar, melakukan pemilihan High School. In Journal of Physics:
media serta model pembelajaran yang mengarahkan Conference Series, Vol. 1108(1), 2-7.
pebelajar untuk berperan aktif seperti demonstrasi, Hendrayana, A.S. 2014. Motivasi Belajar,
pembuatan projek, eksperimen, atau jelajah alam. Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar
Mahasiswa Beasiswa BIDIKMISI DI
Ucapan Terimakasih UPBJJ UT Bandung. Jurnal
Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, 15(2),
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada 81-87.
SMPN 2 Gerung yang telah bersedia mengizinkan Hesbol, K.A. 2019. Principal Self-Efficacy and
dan mendukung peneliti untuk dapat melakukan Learning Organizations: Influencing
penelitian di sekolah tersebut. Tak lupa pula, School Improvement. International Journal
peneliti ucapkan terimakasih kepada Lembaga of Educational Leadership Preparation,
Program Studi Magister Pendidikan IPA 14(1), 33-51.
Universitas Mataram, yang telah memberikan Herpratiwi, H., & Tohir, A. 2022. Learning Interest
peneliti kesempatan dan arahan untuk and Discipline on Learning Motivation.
menyelesaikan penelitian ini. International Journal of Education in
Mathematics, Science and Technology,
Daftar Pustaka 10(2), 424-435.
Hidayati, N., Leny, L., & Iriani, R. 2018. Pengaruh
Amin, M.S. 2018. Perbedaan Struktur Otak dan Model Pembelajaran Inquiry Based
Perilaku Belajar Antara Pria dan Wanita; Learning dengan Pendekatan Flipped
Eksplanasi dalam Sudut Pandang Neuro Classroom Terhadap Self-Efficacy dan
Sains dan Filsafat. Jurnal Filsafat Hasil Belajar Kesetimbangan Ion dalam
Indonesia, 1(1), 38-43. Larutan Garam. Prosiding Seminar
Damanik, Y. R., Lumbanraja, P., & Sinulingga, S. Nasional Pendidikan Kimia, 99-107.
(2020). The Effect of Talent Management Jumroh, J., Mulbasari, A.S., & Fitriasari, P. 2018.
and Self-Efficacy Through Motivation Self-Efficacy Siswa dalam Pembelajaran
Toward Performance of Population and Matematika dengan Strategi Inquiry Based
Civil Notice of Simalungun District. Learning di Kelas VII SMP
International Journal of Research and Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika
Review, 7(1), 486-492. RAFA, 4(1), 29-42.
Daumiller, M., Janke, S., Hein, J., Rinas, R., Ng. D.T.K. 2022. Online Aviation Learning
Dickhäuser, O., & Dresel, M. 2021. Do Experience During The COVID‐19
Teachers' Achievement Goals and Self- Pandemic in Hong Kong and Mainland
Efficacy Beliefs Matter For Students’ China. British Journal of Educational
Learning Experiences? Evidence From Technology.
Two Studies on Perceived Teaching Onyema, E.M., Ogechukwu, U., Anthonia, A., &
Quality and Emotional Experiences. Deborah, E.C. 2019. Potentials of
Journal Learning and Instruction, 76, Mobile Technologies in Enhancing The
101458. Effectiveness of Inquiry Based Learning
Ernawati, M.D.W., Asrial, A., Kurniawan, D.A., Approach. International Journal of
Nawahdani, A.M., & Rahmat, R. 2021. Education (IJE), 2(1), 1-25.

6
Devi, et. al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2022
DOI:

Ratnasari, R.T., Gunawan, S., Talib, J.B.A.,


Herianingrum, S., Widiastuti, T., Septiarini,
D.F., & Fitrisia, D. 2020. The Moderating
Effects of Gender Between Patient
Intimacy, Trust, and Loyalty. International
Journal of Innovation, Creativity and
Change, 12(10), 1-16.
Sardiman, A.M. 2019. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Torres, J., & Alieto, E. 2019. English Learning
Motivation and Self-Efficacy of Filipino
Senior High School Students. Asian EFL
Journal, 22(1), 51-72.
Uno, H.B. 2021. Teori Motivasi dan
Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wan, Z.H. 2021. Exploring The Effects of Intrinsic
Motive, Utilitarian Motive, and Self
Efficacy on Students’ Science Learning in
The Classroom Using The Expectancy
Value Theory. Research in Science
Education, 51(3), 647-659.
Wong, K.T., Mazura, M., Abdullah, N.B. 2020.
Exploring the Drivers of Intention to
Use Interactive Whiteboards among
Malaysia University Students: Does
Technology Self-Efficacy Matter?.
International Journal of Emerging
Technologies in Learning, 15(1), 163-175.
Yudha, C.B. 2018. Peningkatan Self-Efficacy
Belajar Mahasiswa Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal
Visipena, 9(1), 110-119.
Zulkarnain, Z., Zulnaidi, H., Heleni, S., & Syafri,
M. 2021. Effects of SSCS Teaching Model
on Students’ Mathematical Problem
Solving Ability and Self-Efficacy.
International Journal of Instruction, 14(1),
475-488.
Zumro’atun, M., Setyarsih, W., & Rohmawati, L.
2018. Early Identification of High
School Student Self Efficacy Profile,
Physics Learning Outcomes, and
Teaching Model. Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika, 7(1), 41-46.

You might also like