Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK USIA DINI

MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PLAYDOUGH


Sumardi1, Taopik Rahman2, Iis Syifa Gustini3
1
Program Studi PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
2
Program Studi PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
3
Program Studi PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Email : opik@upi.edu

(Received: September 2017; Accepted: Oktober 2017; Published: Desember 2017)

ABSTRACT
This research aimed to improve the ability to recognize the symbol of number with playdough in Group A TK
WijayaKusumah / Kartika XIX-26 Tawang District Tasikmalaya.This research was a classroom action research
using Kemmis and Taggart model which was implemented in 3 cycles. The subjects of this study were 12
children of group A. Data collection techniques in this study were observation and documentation. Data analysis
technique used was descriptive qualitative.The results showed that there was an increase in the ability to
recognize the symbols of number through playdough media in the children of group A TK WijayaKusumah /
Kartika XIX-26 Tawang Tasikmalaya. This was indicated by the increase of observation result of cycle I, cycle
II, and cycle III. Prior to the implementation of the act, the child's ability to recognize the number symbol on the
criteria developed very well is 3 children or with an average percentage of 27.8%. In the implementation of
cycle I, the ability of children to recognize the symbol of numbers on the criteria developed very well increased
to 4 children or with average percentage of 30.6%. In the implementation of cycle II, the ability of children to
recognize the symbol of numbers on the criteria developed very well increased to 8 children or with an average
percentage of 63.9%. In the implementation of cycle III, the ability of children to recognize the number symbol
on the criteria developed very well increased significantly to 10 children or with an average percentage of
86.1%.

Keywords: the ability of children to recognize the symbol of numbers, playdough media, early childhood.

ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui media playdough
pada anak kelompok A TK Wijaya Kusumah / Kartika XIX-26 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas menggunakan model Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam 3
siklus. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A yang berjumlah 12 anak. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui media playdough
pada anak kelompok A TK Wijaya Kusumah / Kartika XIX-26 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil observasi siklus I, siklus II, dan siklus III. Sebelum dilaksanakan
tindakan kemampuan anakmengenal lambing bilangan pada kriteria berkembang sangat baik rata-rata sebanyak
3 anak atau dengan rata-rata presentase 27,8%. Pada pelaksanaan siklus I, kemampuan anak mengenal lambing
bilangan pada kriteria berkembang sangat baik meningkat menjadi 4 anakataudengan rata-rata presentase 30,6%.
Pada pelaksanaansiklus II, kemampuan anak mengenal lambing bilangan pada kriteria berkembang sangat baik
meningkat menjadi 8 anak atau dengan rata-rata presentase 63,9%. Pada pelaksanaan siklus III kemampuan anak
mengenal lambing bilangan pada kriteria berkembang sangat baik meningkat signifikan menjadi 10 anak atau
dengan rata-rata presentase 86,1%.
Kata kunci: kemampuan anak mengenal lambang bilangan, media playdough, anak usia dini.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 190
PENDAHULUAN mengenal huruf, serta mampu
Pendidikan anak usia dini ditujukan merepresentasikan berbagai benda dan
kepada anak usia 0 sampai 6 tahun. imajinasinya dalam bentuk gambar.
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk Dalam Permendikbud No.137 tahun
menstimulus pertumbuhan dan 2014 tentang STPPA (Standar Tingkat
perkembangan anak usia dini agar lebih Pencapaian Perkembangan Anak)
optimal dan kesiapan terhadap jenjang disebutkan bahwa indikator yang harus
pendidikan selanjutnya.Anak usia dini dicapai untuk anak usia 4-5 tahun yaitu
berada pada masa keemasan (golden age) membilang banyak benda 1-10, mengenal
karena pada masa ini anak mengalami konsep bilangan, dan mengenal lambang
pertumbuhan dan perkembangan yang bilangan.
sangat pesat. Masa keemasan ini terjadi Pengenalan lambang bilangan sangat
sekali sepanjang rentang kehidupan penting bagi anak usia dini. Banyak hal
manusia. Pada masa ini anak mudah disekitar anak yang berhubungan dengan
menyerap dan menerima informasi dari lambang bilangan. Lambang bilangan
lingkungan sekitarnya. Masa ini merupakan merupakan aspek dasar dalam matematika.
masa yang tepat untuk meletakkan dasar- Wortham (2006, hlm. 233) mengatakan
dasar pengembangan berbagai aspek bahwa “Mathematics experiences prepared
perkembangan sebagai bekal untuk for preschool children should take into
kehidupannya kelak. Dalam Permendikbud account the child cognitive limitations and
No. 146 tahun 2014 tentang kurikulum present a minimum of perceptual
2013 PAUD menyebutkan bahwa aspek difficulties”. Pengalaman matematika harus
perkembangan pembelajaran anak usia dini disesuaikan dengan perkembangan kognitif
meliputi nilai agama dan moral, fisik anak agar meminimalkan kesulitan
motorik, kognitif, bahasa, sosio-emosional, persepsi. Mengenalkan lambang bilangan
dan seni. untuk anak usia dini harus disesuaikan
Salah satu aspek perkembangan yang dengan perkembangan kognitif anak.
harus dikembangkan dalam pembelajaran Dengan mengenal lambang bilangan akan
anak usia dini adalah aspek kognitif.Dalam memudahkan anak dalam menyampaikan
Permendikbud No. 137 Tahun 2014 tentang dan menafsirkan berbagai informasi. Pada
Standar Nasional PAUD menyebutkan awalnya anak mampu menyebutkan
bahwa aspek kognitif meliputi: bilangan tanpa mengetahui makna bilangan
Belajar dan pemecahan masalah, tersebut. Sejalan dengan perkembangan dan
mencakup kemampuan memecahkan pengalaman yang diperoleh anak akan
masalah sederhana dalam kehidupan mampu mengenal lambang bilangan.
sehari-hari dengan cara fleksibel dan Para pendidik seringkali mengenalkan
diterima sosial serta menerapkan lambang bilangan kepada anak hanya
pengetahuan atau pengalaman dalam dengan menuliskan lambang bilangan
konteks yang baru; dipapan tulis atau memberikan lembar kerja
Berfikir logis, mencakup berbagai kepada anak kemudian anak diberi tugas
perbedaan, klasifikasi, pola untuk mengisi lembar kerja yang sudah
berinisiatif, berencana, dan mengenal disediakan sehingga anak mudah bosan dan
sebab-akibat; pembelajaran kurang menantang bagi anak.
Berpikir simbolik, mencakup Upaya pendidikan yang diberikan pendidik
kemampuan mengenal, menyebutkan, hendaknya dilakukan dengan kegiatan yang
dan menggunakan konsep bilangan, menyenangkan yang menggunakan strategi,

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 191
metode, materi/bahan media yang menarik kepada anak untuk mengenal lambang
dan mudah dipahami peserta didik bilangan. Bruner (dalam Sriningsih, 2009,
(Ramaini, t.t., hlm 2). Guru sebaiknya hlm.29) mengatakan bahwa dalam kegiatan
menggunakan media yang menarik dalam pembelajaran anak sebaiknya diberikan
pembelajaran mengenal lambang bilangan kesempatan untuk memanipulasi benda-
agar menarik perhatian anak, memfasilitasi benda atau alat peraga, sehingga anak dapat
keaktifan dan kreativitas anak. Cara melihat langsung bagaimana keteraturan
pemberian stimulasi anak usia dini dengan serta pola-pola yang terdapat pada benda
memberikan atau menciptakan kegiatan yang sedang diperhatikannya. Ardyatmika,
yang mencakup berbagai aspek A., Parmiti, D. & Ujianti, P. (2016, hlm. 2)
perkembangan anak dengan menyediakan mengatakan bahwa “kegiatan yang
berbagai fasilitas dan media yang menggunakan media playdough tidak
dibutuhkan oleh anak usia dini sesuai membuat anak menjadi malas, karena anak
dengan kebutuhannya (Yunikowati, 2014, akan terus menerus menggunakan daya
hlm.2). Melalui media pembelajaran akan imajinasinya untuk membuat bentuk-bentuk
meningkatkan motivasi belajar anak baru dan unik” Melalui media playdough
sehingga anak antusias dalam anak terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. pembelajaran sehingga membantu anak
Berdasarkan observasi di kelompok A menyerap informasi secara optimal
TK Wijaya Kusumah / Kartika XIX-26 mengenai lambang bilangan. Nurjatmika
menunjukkan bahwa kemampuan anak (2012, hlm. 99) mengatakan bahwa
mengenal lambang bilangan belum optimal. “...dengan bermain playdough anak-anak
Hal ini ditandai dengan ada anak yang tak hanya memperoleh kesenangan, tapi
belum mampu menunjuk lambang bilangan, juga pendidikan yang bermanfaat bagi
meniru lambang bilangan, mereka di masa depan”. Penggunaan media
menguhubungkan lambang bilangan dengan playdough sangat menyenangkan bagi anak
jumlah benda. sehingga anak antusias dalam pembelajaran
Berdasarkan observasi awal diketahui mengenal lambang bilangan.
bahwa penyebab kemampuan anak Berdasarkan pertimbangan dan alasan
mengenal lambang bilangan belum optimal diatas, maka diwujudkan dalam suatu
adalah pembelajaran yang lebih tindakan penelitian kelas yang berjudul
menekankan pada pemberian tugas, guru “Peningkatan Kemampuan Anak Usia Dini
lebih banyak menjelaskan secara lisan. Mengenal Lambang Bilangan melalui
Selain itu minimnya penggunaan media Media Playdough” pada anak kelompok A
pembelajaran, guru lebih sering TK Wijaya Kusumah / Kartika XIX-26
menggunakan LKA biasa dan buku tulis Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
sebagai sarana pembelajaran sehingga
pembelajaran kurang menantang bagi anak. TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu upaya untuk meningkatkan 1. Pengertian Anak Usia Dini
kemampuan anak mengenal lambang Anak usia dini merupakan anak yang
bilangan di TK Wijaya Kusumah / Kartika berada pada rentang usia 0 – 6 tahun.
XIX-26 yaitu melalui penggunaan media Sujiono (2012, hlm. 6) menyebutkan bahwa
playdough. Playdough merupakan adonan anak usia dini adalah sosok individu yang
yang mudah dibentuk sesuai dengan sedang menjalani suatu proses
imajinasi anak.Melalui media playdough perkembangan dengan pesat dan
akan memberikan pengalaman langsung fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 192
Anak usia dini memiliki karakter yang khas 2. Kognitif Anak Usia Dini
dan variatif. Kekhasan tersebut akan Dunia kognitif anak bersifat kreatif,
tampak pada usia 0 sampai 6 tahun. Pada penuh fantasi, dan sepanjang waktu
masa ini sangat menentukan pembentukan pemahaman tentang dunia terus meningkat.
kepribadian anak dan perkembangan Teori Piaget (dalam Santrock, 2012, hlm.
inteligensi. Perkembangan Anak Usia Dini. 27) menyatakan bahwa “anak-anak secara
Anak usia dini memiliki karakter yang aktif membangun pemahaman mereka
khas dan variatif. Kekhasan tersebut akan mengenal dunia dan melalui empat tahap
tampak pada usia 0 sampai 6 tahun. Pada perkembangan kognitif”. Empat tahapan
masa ini sangat menentukan pembentukan perkembangan kognitif menurut Piaget
kepribadian anak dan perkembangan yaitu:
inteligensi. Adapun beberapa masa yang 1) Tahap sensorimotor, berlangsung sejak
dilalui anak usia dini sebagai berikut: kelahiran sampai usia 2 tahun. Pada
1) Masa Peka tahap ini anak membangun
Masa peka merupakan periode sensitif pengetahuan melalui pengalaman
karena anak mudah menerima stimulus sensoris.
dan menyerap informasi dari 2) Tahap praoperasional, berlangsung
lingkungan. sekitar usia 2 tahun sampai 7 tahun.
2) Masa Egosentris Pada tahap ini anak mulai memahami
Masa egosentris merupakan masa dunia secara simbolis.
dimana anak memiliki sikap mau 3) Tahap operasional konkrit,
menang sendiri, selalu ingin dituruti berlangsung sekitar usia 7 tahun
sehingga perlu perhatian dan sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak
kesabaran dari orang dewasa/ mulai berfikir secara logis mengenai
pendidik. peristiwa-peristiwa seperkonkrit.
3) Masa Berkelompok 4) Tahap operasi formal, berlangsung
Masa berkelompok yaitu masa anak- sekitar usia 11 tahun sampai 15 tahun
anak senang bermain dengan teman dan terus berlangsung hingga masa
sebayanya, mencari teman yang dapat dewasa. Pada tahap ini anak mulai
menerima satu sama lain sehingga mampu berfikir abstrak, idealis, dan
anak perlu diberi kesempatan bermain lebih logis.
bersama-sama. Berdasarkan tahapan perkembangan
4) Masa Meniru kognitif Piaget, anak usia dini berada pada
Anak merupakan peniru ulung yang tahap praoperasional. Tahap praoperasional
dilakukan terhadap lingkungan dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahap
sekitarnya. fungsi simbolik dan tahap berfikir intuitif.
5) Masa Eksplorasi Pada tahap fungsi simbolik anak mulai
Masa menjelajahi pada anak dengan mempresentasikan dunia menggunakan
memanfaatkan benda-benda simbol seperti mempresentasikan mobil,
disekitarnya, selalu ingin mencoba, tanaman, hewan melalui coretan-coretan.
penuh keingintahuan dan melakukan Pada tahap pemikiran intuitif anak mulai
trial and error terhadap benda-benda bernalar dan mengajukan banyak
yang ditemukannya. pertanyaan kepada orang dewasa.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 193
3. Lambang Bilangan remember the words, but they do not
Lambang merupakan visualisasi dari understand the meaning of what they are
berbagai konsep (Depdiknas, 2007, hlm. saying (Jackman, 2001, 252). Anak
10). Misalnya lambang 1 untuk mengingat nama bilangan tetapi belum
menggambarkan konsep bilangan satu, mengerti makna bilangan yang mereka
lambang 2 untuk menggambarkan konsep sebutkan, dan seiring dengan
bilangan dua, dan seterusnya. Bilangan perkembangannya lama-kelamaan anak
adalah suatu konsep matematika yang akan mengerti makna dari bilangan
digunakan untuk pencacahan dan a. Pentingnya Mengenal Lambang
pengukuran. Simbol ataupun lambang yang Bilangan bagi Anak Usia Dini
digunakan untuk mewakili suatu bilangan Lambang bilangan merupakan bagian
disebut lambang bilangan. Menurut dari aspek mendasar matematika. Bagi anak
Soedjatmoko (dalam Haryanai, 2014, hlm. usia dini matematika hanya sebuah
45) bahwa nama bilangan adalah nama pengalaman bukan penugasan. Hasanah
yang dipergunakan untuk menyebut (2014, hlm. 2) menyebutkan bahwa
ataupun menyatakan suatu bilangan. kemampuan mengenal lambang bilangan
Lambang bilangan atau sering disebut bagi individu merupakan suatu hal yang
simbol yang dapat dipergunakan untuk penting bagi proses bertahan hidup, karena
menuliskan nama suatu bilangan yang telah sejak dini anak sudah mulai mengenal dan
disebut. Bilangan merupakan konsep yang menggali berbagai dimensi matematis dari
abstrak, bukan simbol, bukan pula angka. dunia mereka.
Lambang bilangan itu biasa kita sebut Asmawati (2014, hlm.64) mengatakan
angka (adjie nahrowi & R. Deti Rostika, bahwa untuk anak usia 4-5 tahun dalam
2009, hlm. 96). kemampuan mengenal lambang bilangan
Berdasarkan beberapa pengertian mencakup indikator menunjuk lambang
diatas dpat disimpulkan bahwa lambang bilangan 1-10, meniru lambang bilangan 1-
bilangan merupakan simbol untuk 10, dan menghubungkan/memasangkan
menyatakan bilangan sesui dengan konsep lambang bilangan dengan benda-benda
bilangan. Menurut Wahyudi dan Dwi sampai 10 (anak tidak disuruh menulis).
(dalam Haryani, 2014, hlm. 45) b. Perkembangan Mengenal Lambang
menyebutkan beberapa keahlian mengenali Bilangan
lambang bilangan yang harus ditanamkan Perkembangan mengenal lambang
pada anak yaitu: bilangan penting untuk diketahui dalam
1) Pengenalan bilangan proses pembelajaran mengenal lambang
2) Pengenalan lambang bilangan bilangan. Sebelum mengenal lambang
3) Penggabungan nama dari setiap bilangan bilangan perlu mengetahui perkembnagan
dengan bentuk lamang tersebut mengenal konsep bilangan. Menurut
4) Aturan urutan nomor bilangan dari 1 Sujiono (dalam Bahtera, 2016, hlm.22)
sampai 10 perkembangan mengenal konsep bilangan
5) Kemampuan untuk menggabungkan mencakup beberapa hal sebagai berikut:
nomor dengan kumpulan 1) Pengenalan kuantitas. Anak-anak
Pada awalnya anak hanya mampu menghitung sejumlah benda yang
menyebutkan nama bilangan tanpa ditentukan, dilakukan secara bertahap
mengetahui mkana dari bilangan yang 1-10 kemudian 11-20.
disebutkan. In the beginning, children can
say the names of numbers in order. They

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 194
2) Menghafal urutan nama bilangan yaitu playdough anak tak hanya memperoleh
menyebutkan nama bilangan dalam kesenangan tapi juga bermanfaaat untuk
urutan yang benar. meningkatkan perkembangan otaknya.
3) Menghitung secara rasional. Anak Dengan playdough, anak-anak bisa
dikatakan memahami bilangan bila membuat bentuk apapun dengan cetakan
mampu menghitung benda sambil atau dengan kreativitasnya masing-masing.
menyebutkan nama bilangan, membuat Berdasarkan beberapa pengertian
korespondensi satu-satu, menyadari diatas, dapat disimpulkan bahwa playdough
bilangan terakhir yang disebut merupakan adonan yang mudah dibentuk
mewakili jumlah benda dalam 1 sesuai dengan imajinasi anak yang mampu
kelompok. memberikan pengalaman menyenangkan
4) Menghitung maju. Menghitung 2 bagi anak dan menstimulus berbagai aspek
kelompok benda yang digabungkan perkembangan.
dengan cara menghitung semua Playdough sangat cocok untuk anak,
dimulai dari benda pertama sampai karena playdough mudah dibentuk, hal ini
benda terakhir, menghitung sesuai dengan karakteristik anak yang
melanjutkan, menghitung benda senang memanipulsi benda sebagai bentuk
dengan cara melanjutkan dari jumlah alamiah memahami dunia sekitarnya.
salah satu kelmpok. Menurut Eliyawati dalam Setianingsih
5) Menghitung mundur. Menghitung (dalam Dewi, 2005, hlm. 26) bahwa media
mundur dilakukan dalam operasi playdough mempunyai ciri-ciri sebagai
pengurangan bilangan, menggunakan berikut:
bilangan kecil saja. 1) Ditujukan untuk anak usia dini
6) Menghitung melompat yaitu 2) Berfungsi untuk mengembangkan
menyebutkan bilangan dengan cara aspek-aspek perkembangan anak usia
melompat dengan bilangan tertentu. dini
3) Dapat digunakan dengan berbagai cara,
4. Playdough bentuk, dan untuk bermacam tujuan
Playdough berasal dari kata play yang aspek pengembangan atau bermanfaat
berarti bermain dan dough yang berarti multiguna
adonan atau plastisin yang dapat dibentuk 4) Aman atau tidak berbahaya bagi anak
sesuai dengan keinginan dan kreativitas. 5) Dirancang untuk mendorong aktivitas
Haryani (2014, hlm. 59) mengatakan bahwa dan kreativitas
playdough adalah salahsatu alat permainan 6) Bersifat konstruktif atau ada sesuatu
edukatif dalam pembelajaran yang yang dihasilkan
termasuk kriteria alat permainan murah dan 7) Mengandung nilai pendidikan
memiliki nilai fleksibilitas dalam
merancang pola-pola yang hendak dibentuk a. Pentingnya Penggunaan Playdough
sesuai dengan rencana dan daya imajinasi. sebagai Media Pembelajaran
Dewi (2005, hlm. 25) bahwa playdough (NAEYC) menyebutkan bahwa
adalah salah satu bahan permainan edukatif “Young children love to play playdough.
karena dapat mendorong imajinasi anak. This simple preschool stape lets children
Anggraini (dalam Haryani, 2014, hlm. 59) use their imaginations and strengthen the
bahwa playdough adalah salah satu small muscles in their fingers the same
aktivitas yang bermanfaat untuk muscles they will one day use to hold a
perkembangan otak anak. Dengan bermain pencil and write”. Anak-anak sangat suka

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 195
bermain playdough. Tambahkan beberapa b. Cara membuat playdough
alat peraga dari sekitar rumah ataupun Bahan yang dibutuhkan yaitu ½ kg
sekolah dan playdough merupakan cara tepungterigu, 250 gr garam, 200 ml air
yang ampuh untuk mendukung matang, pewarnamakanan, 1
pembelajaran anak. Penggunaan playdough sdtminyakgoreng
sebagai media pembelajaran Cara membuatnya:
memungkinkan anak-anak menggunakan  Campur semua bahan (kecuali
imajinasi mereka, melatih motorik halus pewarna) dalam sebuah panci.
sebagai dasar untuk kemampuan menulis,  Panaskan panci di atas kompor dengan
mendukung keterampilan sosial, api kecil sambil diaduk perlahan
menstimulus perkembangan bahasa, ilmu sampai adonan berubah teksturnya
pengetahuan, dan keterampilan matematika menjadi padat dan lunak serta tidak
pada saat yang sama. lengket. (catatan: jika adonan masih
Penggunaan playdough menawarkan lengket, anda hanya perlu
anak-anak kesempatan belajar yang memanaskannya lebih lama, panaskan
berharga, mendukung pengembangan dan lagi dan aduk sampai adonan padat).
pembelajaran pada berbagai aspek  Angkatpancidanbiarkanadonanmenjadi
perkembangan. “Playdough play at home dinginsebelumdapatdiolahlebihlanjut.
or school supports development and  Pindahkan adonan ke atas nampan
learning in many areas” (NAEYC).Ketika yang cukup besar dan remas-remas
anak-anak menggunakan playdough mereka sampai adonan memiliki tekstur halus
mengeksplorasi ide-ide dan terus mencoba, secara merata
membuat bentuk sesuai imajinasi mereka,  Bagi adonan dengan membentuk
memuaskan rasa ingin tahu, dan beberapa bentuk bola untuk diwarnai,
memberikan pengalaman yang membantu sesuai dengan jumlah warna yang
anak mengenal dunia sekitarnya. diinginkan
Playdough is a staple play material in the  Tahap berikutnya adalah pewarnaan.
early childhood classroom (Swartz, 2005, Ambil sebuah bola adonan, buat
hlm. 100). Playdough merupakan bahan lubang di tengah bola lalu teteskan
bermain pokok di kelas prasekolah. beberapa tetes pewarna makanan.
Playdough memberikan pengalaman Tutup lubang dengan melipat adonan
menyenangkan dan memuaskan untuk ke atas. Pipihkan adonan lalu lipat ke
anak-anak, mendukung pertumbuhan dan samping, dst. Olah adonan sehingga
pembelajaran diberbagai aspek. warnanya merata. Lakukan dengan
Cara belajar terbaik bagi anak adalah bola-bola adonan lainnya dengan
dengan memanipulasi benda dimana anak- warna yang berbeda-beda. (Catatan:
anak dapat melihat efek yang mereka Pada tahap ini pewarna belum
temukan dilingkungan sekitar. Young tercampur sempurna, sehingga
children learn best trough manipulation of mungkin pewarna yang masih kental
materials in which they can see the effects mengenai tangan anda. Sebaiknya
they have on the world around them. gunakan sarung tangan plastik atau
(Swartz, 2005, hlm.100). Playdough bungkus tangan anda dengan kantong
memberikan pengalaman bagi anak, plastik)
bereksperimen dengan berbagai cara,  Setelah bola adonan diwarnai,
sebagai dasar yang kuat untuk pendidikan playdough siap digunakan.
selanjutnya.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 196
c. Manfaat penggunaan playdough (dalam Muslich, 2009, hlm. 144)
Penggunaan playdough memberikan menyebutkan bahwa penelitian tindakan
pengalaman menyenangkan bagi anak. kelas didesain untuk memecahkan masalah-
Manfaat penggunaan playdough bagi anak masalah yang diaplikasikan secara langsung
yaitu sebagai berikut: di dalam kelas. Dalam penelitian ini
 Mengasah kemampuan berpikir anak. masalah yang dimaksud adalah belum
Bagi anak usia dini bermain playdough optimalnya kemampuan anak pada
dapat membantunya membuat karya kelompok A TK Wijaya Kusumah / Kartika
tiga dimensi melalui imajinasi dan XIX-26 dalam mengenal lambang bilangan.
kreativitas serta kemampuannya dalam Alternatif pemecahannya dengan
berpikir menggunakan playdough sebagai media
 Mengasah imajinasi. Imajinasi akan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini
memacu kreativitas. Anak dapat dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti
membentuk apapun yang diinginkan dan guru sebagai mitra dengan mengambil
sesuai dengan kemampuan masing- setting alamiah di kelas.
masing
 Kemampuan berbahasa. Meremas, 2. Setting Penelitian
bergulir, membentuk bola adalah Penelitian ini dilaksanakan di TK
beberapa kata yang sering didengar Wijaya Kusumah / Kartika XIX-26
oleh anak saat menggunkan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. TK
playdough, ia dapat meningkatka rasa ini telah berdiri sejak tahun 1954 dan terus
ingin tahunya. berkembang baik sampai sekarang. Lokasi
 Kemampuan sosial. Berilah sekolah ini berada di Jl. Taman Pahlawan
kesempatan kepada anak untuk No. 16 Kelurahan Cikalang Kecamatan
mengunakan playdough bersama Tawang.
teman-temannya untuk menjalin Penelitian tindakan kelas ini
interaksi yang akrab dengan teman- dilaksanakan pada akhir semester dua tahun
temannya. pelajaran 2016/2017.
 Kemampuan emosional. Anak-anak
sering mengungkapkan kebanggan 3. Subjek Penelitian
prestasi ketika menggunakan Subjek dalam penelitian ini adalah
playdough. Melalui playdough anak siswa TK Wijaya Kusumah / Kartika XIX-
mengekspresikan perasaan mereka. 26 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya
pada kelompok A yang berjumlah 12 anak
METODE yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 4 anak
1. Desain Penelitian perempuan.
Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas atau PTK (Classroom 4. Variabel dan Definisi Operasional
Action Research). PTK bertujuan untuk Variabel Penelitian
meningkatkan kualitas kompetensi guru Variabel proses dalam penelitian ini
untuk menyelesaikan masalah pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola
dan meningkatkan kualitas pembelajaran pembelajaran menggunakan media
melalui tindakan perbaikan. Penelitian ini playdough. Variabel hasil dalam penelitian
dilakukan sebagai upaya peningkatan ini adalah kemampuan anak mengenal
kemampuan anak dalam mengenal lambang lambang bilangan.
bilangan melalui media playdough. Isaac

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 197
Kemampuan guru dalam mengelola tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu
pembelajaran menggunakan playdough mengenal lambang bilangan dengan
meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan menggunakan media playdough. Anak-anak
penilaian pembelajaran menggunakan diinstruksikan mengisi lembar kerja yang
playdough. Playdough yang dimaksud disediakan mengenai lambang bilangan
dalam penelitian ini adalah media dari dengan media playdough, (2) mengadakan
bahan alam yaitu terigu yang dicampur interaksi pembelajaran yang terdiri atas
dengan air, garam, pewarna makanan, dan memberikan kesempatan kepada peserta
minyak goreng. didik untuk bertanya, membahas materi,
Kemampuan mengenal lambang melibatkan peserta didik untuk lebih aktif,
bilangan yang dimaksud dalam penelitian menggunakan media pembelajaran dengan
ini adalah menunjuk lambang bilangan 1- penjelasan dan sumber pembelajaran dalam
10, meniru lambang bilangan 1-10, rangka mencapai tujuan, (3) peserta didik
menghubungkan lambang bilangan dengan diberikan kesempatan untuk istirahat
jumlah benda sampai 10. bermain dan makan, (4) menutup
pembelajaran dengan kegiatan evaluasi
5. Prosedur Penelitian akhir, pembahasan singkat, menarik
1) Perencanaan kesimpulan refleksi dan tindak lanjut.
Pada tahap ini peneliti menentukan Pelaksanaan tindakan dilakukan selama
langkah-langkah pengembangan sebagai beberapa pertemuan sesuai dengan
upaya perbaikan terhadap masalah utama skenario.
yang teridentifikasi, yakni: (1) Bekerjasama
bersama observer menetapkan urutan 3) Observasi dan evaluasi
materi pembelajaran dan cakupannya, (2) Sementara kegiatan pembelajaran
Membuat RPPH, (3) Membuat media berlangsung peneliti mengamati
playdough, (4) Membuat lembar kerja anak pelaksanaan pembelajaran dengan
mengenai lambang bilangan kemudian menggunakan media playdough. Hal yang
dilapisi plastik mika agar playdough tidak diamati yaitu semua perilaku (kemampuan)
menempel pada kertas LKA. Tiap lembar anak dalam mengikuti kegiatan. Setelah
kerja anak mengenalkan satu lambang mengamati pada kegiatan akhir/penutup
bilangan, (5) Menyiapkan instrumen dilakukan evaluasi/penilaian. Aspek-aspek
penelitian, (6) Memvalidasi instrumen yang dinilai yaitu kemampuan anak dalam
penelitian. menunjuk lambang bilangan 1-10, meniru
lambang bilangan 1-10, menghubungkan
2) Pelaksanaan tindakan kelas lambang bilangan dengan benda-benda
Pada tahap ini peneliti melaksanakan sampai 10. Data yang diperoleh
pembelajaran sesuai dengan yang telah dipresentasekan untuk melihat peningkatan
direncanakan. Peneliti melaksanakan anak dalam kemampuan mengenal lambang
kegiatan pembelajaran dengan bilangan.
menggunakan media playdough untuk
mengenal lambang bilangan. 4) Refleksi
Pada pelaksanaan pembelajaran Setelah data observasi dianalisis,
langkah-langkah yang dilakukan adalah; (1) peneliti melakukan refleksi terhadap
peneliti membuka pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang telah
salam, doa, dan nyanyian. Kemudian dilakasanakan. Pada tahap ini peneliti
peneliti menjelaskan terlebih dahulu berusaha untuk mengetahui kemampuan

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 198
anak didik dalam pembelajaran yang telah dan tabel (Dimyati, 2013, hlm. 105).
dilakukan. Hasil tersebut digunakan untuk Penelitian ini menggunakan teknik
menentukan tindakan pada siklus presentase dalam mendeskripsikan data
berikutnya. kualitatif hasil penelitian. Dari hasil
Adapun langkah-langkah dalam penelitian yang telah dilakukan selanjutnya
refleksi tindakan yaitu merinci dan dipresentasekan dengan rumus presentase
menganalisis efektifitas pembelajaran yang sebagai berikut:
didasarkan pada hasil observasi aktivitas NP= R x 100%
anak didik, data hasil observasi guru, serta SM
hambatan yang dihadapi guru, minat / Keterangan:
ketertarikan belajar anak terhadap media NP = nilai persen yang dicari
playdough untuk mengisi lembar kerja yang R = skor mentah yng
disediakan. Langkah kedua diperoleh
mengidentifikasi permasalahan yang sudah SM = skor maksimum ideal
dan belum terpecahkan atau yang muncul dari nilai yang ada
selama pembelajaran berlangsung dengan 100% = konstanta
mengisi skor penilaian belum berkembang, (Purwanto dalam Ulum, 2014, hlm.
mulai berkembang, berkembang sesuai 50)
harapan, dan berkembang sangat baik pada
lembar observasi yang disediakan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai peningkatan
6. Teknik Pengumpulan Data kemampuan anak mengenal lambang
Terdapat dua macam teknik bilangan telah dilakukan melalui tiga siklus
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Hasil
yaitu observasi dan dokumentasi. yang diperoleh dari penelitian ini berupa
lembar observasi yang kemudian
7. Instrumen Pengumpulan Data digunakan oleh peneliti untuk mengetahui
Instrumen penelitian yang digunakan peningkatan kemampuan anak dalam
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut mengenal lambang bilangan. Siklus I
a. Lembar observasi kemampuan guru dilaksanakan pada tanggal 26 April 2017
dalam merencanakan pembelajaran dengan tema alam semesta subtema benda
b. Lembar observasi kemampuan guru langit sub-sub tema matahari. Siklus II
dalam perencanaan, produk, dan dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2017
penggunaan media playdough dengan tema alam semesta sub tema gejala
c. Lembar observasi kemampuan guru alam sub-sub tema pelangi. Siklus III
dalam proses pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2017
d. Lembar observasi kemampuan anak dengan tema tanaman sub tema buah-
mengenal lambang bilangan buahan sub-sub tema apel. Setiap siklus
menggunakan langkah yang sama yaitu
8. Teknik Analisis Data perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
Dalam penelitian ini data dianalisis refleksi. Adapun pembahasan hasil dari
dengan cara deskriptif kualitatif. Teknik penelitian yang telah dilaksanakan baik
statistik yang digunakan untuk siklus I, siklus II, siklus III adalah sebagai
mendeskripsikan hasil penelitian dari data berikut:
kualitatif antara lain: persen, kuartil, Berikut ini adalah hasil perbandingan
ranking, mean, mode median, bagan, grafik, peningkatan kemampuan anak mengenal

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 199
lambang bilangan melalui penggunaan play Lebih jelas hasil perbandingan
dough dari mulai siklus I hingga siklus III: peningkatan kemampuan anak mengenal
lambang bilangan melalui penggunaan
Tabel 1 media play dough dari mulai siklus I hingga
Hasil Penigkatan Kemampuan Anak siklus III dapat dilihat pada grafik sebagai
Mengenal Lambang Bilangan berikut:
Pada Siklus I, Siklus II, Siklus III

BB MB BSH BSB
Indikator 100,0%
f % f % f % f %

Siklus 1 80,0%
Menunjuk 1 8,3 4 33,3 4 33,3 3 25,0
60,0%
Meniru 0 0,0 4 33,3 4 33,3 4 33,3

1 8,3 4 33,3 3 25,0 4 33,3


40,0%
Menghubungkan
1 5,6 4 33,3 4 30,6 4 30,6 20,0% BSB
Rata-Rata BSH
Siklus 2 0,0% MB
BB
0 0,0 2 16,7 3 25,0 7 58,3
Menunjuk Siklus I Siklus
0 0,0 1 8,3 2 16,7 9 75,0 Siklus
Meniru II III
Menghubungkan 0 0,0 1 8,3 4 33,3 7 58,3
BB MB BSH BSB
Rata-Rata 0 0,0 1 11,1 3 25,0 8 63,9

Siklus 3
KESIMPULAN
Menunjuk 0 0,0 0 0,0 2 16,7 10 83,3
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Meniru 0 0,0 0 0,0 1 8,3 11 91,7
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
0 0,0 0 0,0 2 16,7 10 83,3
Menghubungkan peningkatan kemampuan anak mengenal
Rata-Rata 0 0,0 0 0,0 2 13,9 10 86,1 lambang bilangan melalui media play
dough dapat ditunjukkan dengan adanya
Berdasarkan tabel 4.18 tersebut dapat peningkatan hasil observasi siklus I, siklus
dilihat peningkatan yang cukup signifikan. II, dan siklus III. Sebelum dilaksanakan
Hal ini dibuktikan dengan kemampuan anak tindakan dapat diketahui bahwa
mengenal lambang bilangan terus kemampuan anak mengenal lambang
meningkat dari mulai siklus I hingga siklus bilangan pada kriteria berkembang sangat
III. Pada siklus I kemampuan anak baik rata-rata sebanyak 3 anak atau dengan
mengenal lambang bilangan pada kriteria rata-rata persentase 27,8%. Pada
berkembang sangat baik (BSB) diperoleh pelaksanaan siklus I, kemampuan anak
rata-rata sebanyak 4 anak atau dengan rata- mengenal lambang bilangan pada kriteria
rata persentase 30,6%, selanjutnya pada berkembang sangat baik meningkat menjadi
siklus II meningkat menjadi 8 anak atau 4 anak atau dengan rata-rata persentase
dengan rata-rata persentase 63,9% anak 30,6%. Setelah pelaksanaan siklus II,
berkembang sangat baik, dan kemampuan kemampuan anak mengenal lambang
anak mengenal lambang bilangan pada bilangan pada kriteria berkembang sangat
siklus III meningkat signifikan menjadi 10 baik meningkat menjadi 8 anak atau dengan
anak atau dengan rata-rata persentase rata-rata persentase 63,9%. Setelah
86,1% pada kriteria berkembang sangat pelaksanaan siklus III kemampuan anak
baik. mengenal lambang bilangan pada kriteria

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 200
berkembang sangat baik meningkat halus anak kelompok A, 4(2), hlm.1-
signifikan menjadi 10 anak atau dengan 10.
rata-rata persentase 86,1%. Dari hasil Asmawati, L. (2014). Perencanaan
pembelajaran PAUD. Bandung: PT.
tersebut dapat dketahui bahwa kemampuan
Remaja Rosdakarya.
anak mengenal lambang bilangan telah Bahtera, F.S. (2016). Peningkatan
mencapai kriteria keberhasilan yang Kemampuan Mengenal Lambang
diharapkan peneliti. Bilangan Melalui Bermain Kereta
Untuk mencapai keberhasilan Gantung Bernomor di Kelompok A
pembelajaran dalam meningkatkan TK Anggrek Kota Banjar. (Skripsi).
kemampuan anak mengenal lambang FIP Universitas Pendidikan
Indonesia Kampus Tasikmalaya,
bilangan maka peneliti dapat memberikan
Tasikmalaya.
saran sebagai berikut: Cross, C.T. (t.t). Mathematics learning in
1. Bagi guru earlychildhood. Washington, DC:
Sebaiknya guru memilih berbagai The National Academies Press.
media pembelajaan yang menarik Davies, D. (2011). Child development a
dalam setiap kegiatan pembelajaran, practitioner’s guide. Newyork: The
salahsatunya dengan menggunkan guilford press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007).
media play dough untuk
Pedoman pembelajaran permainan
mengembangkan kemampuan anak berhitung permulaan di taman
mengenal lambang bilangan. kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.
2. Bagi sekolah Dewi, S.S. (2016). Peningkatan
Sebaiknya pihak sekolah kemampuan mengenal angka 1-10
menyesuaikan sarana dan prasarana melalui permainan menjepit kartu
angka di kelompokA TK Kartika IX-
untuk memfasilitasi guru dalam
10 / Cangkurileung Kecamatan
mengembangkan berbagai potensi Tawang Kota Tasikmalaya. (Skripsi).
anak. Pihak sekolah hendaknya FIP Universitas Pendidikan
memberikan latihan/mengikuti seminar Indonesia Kampus Tasikmalaya,
agar terciptanya guru yang kreatif dan Tasikmalaya.
inovatif untuk mengembangkan Dimyati, J. (2013). Metodologi penelitian
kemampuan mengajarnya. pendidikan dan aplikasinya pada
pendidikan anak usia dini (PAUD).
3. Bagi peneliti
Jakarta: Kencana Prenadamedia
Peneliti selanjutnya disarankan untuk Group.
mengembangkan media play dough Hasanah, S. (2014). Upaya peningkatan
sebagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang
kemampuan anak mengenal lambang bilangan melalui media permainan
bilangan maupun kemampuan anak memancing ikan pada anak, 2(2),
lainnya. hlm. 1-8.
Jackman, H.L. (2001). Early education
curriculum: a child’s connection to
DAFTAR PUSTAKA the world. Coumbia: Delmar.
Adjie, N &Rostika, R.D.
Latif, M. dkk. 2013. Orientasi baru
(2009).Konsepdasarmatematika.
pendidkan anak usia dini:teori dan
Bandung: UPI PRESS.
aplikasi. Jakarta: Prenada Media
Ardyatmika, A., Parmiti, D.& Ujianti, P.
group.
(2016). Penerapan metode bermain
Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK
melalui media playdough untuk
itu mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
meningkatkan kemampuan motorik

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 201
Mutiah, D. (2012). Psikologi bermain anak Wulandari, P., I Nyoman W. & Luh A. T.
usia dini. Jakarta: Prenada Media (2014). Penerapan numbered head
group. together berbantuan media kartu
Peraturan Menteri Pendidikan dan angka untuk meningkatkan
Kebudayaan Republik Indonesia. kemampuan mengenal lambang
(2014). Kurikulum 2013 pendidikan bilangan anak, 2(1), hlm. 1-10.
anak usia dini. Jakarta: Yunikowati, D. (2014). Peningkatan
Permendikbud. kemampuan kognitif dalam mengenal
Peraturan Menteri Pendidikan dan konsep bilangan dengan permainan
Kebudayaan Republik Indonesia. cetak angka playdough pada anak,
(2014). Standar isi tentang tingkat 2(2), hlm. 56-67.
pencapaian perkembangan anak.
Jakarta: Permendikbud. Sumber online:
Ramaini. (t.t). Peningkatan kemampuan Haryani, C. (2014). Penerapan metode
mengenal konsep bilangan melalui bermain dengan media playdough
permainan tabung pintar di TK dalam meningkatkan kemampuan
negeri pembina lubuk basung, 1(1), mengenal konsep bilangan dan
hlm. 1-13.Santrock, J.W. (2012). Life lambang bilangan pada anak usia
span development (perkembangan dini. (Skripsi). FKIP Universitas
masa hidup). Bengkulu. [online]. Diakses dari
Sriningsing, N. (2009). Pembelajaran mtk http:http://repository.unib.ac.id/8756/
terpadu untuk AUD . Bandung: 1/I,II,III,II-14-chi.FK.pdf.
Pustaka II. Swart, Mallary I. 2005. Playdough: what’s
Sugiyono. (2010). Metode penelitian standar. national association for the
kuantitatif dan kualitatif dan R&D. education of young children
Bandung: Alfabeta. (NAEYC). [online]. Diakses dari
Sujiono, Y.N. (2012). Konsep dasar http://www.naeyc.org/files/tyc/file/T
pendidikan anak usia dini. Jakarta: YC_V3N3_Swartz.pdf.
PT Indeks. Tim Olvista. (2011). Membuat sendiri
Sukardi, H.M. (2012). Metode penelitian playdough. [online]. Diakses
pendidikan tindakan kelas: darihttp://olvista.com/membuat-
implementasi dan sendiri-playdough-plastisin-mainan/.
pengembangannya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Trisniwati. (2014). Peningkatan
kemampuan mengenal huruf melalui
metodepermainan kartu huruf pada
kelompok B1 TK ABA Ketanggungan
Wirobrajan. (Skripsi). FIP
Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
Ulum ,Irfatul. (2014). Peningkatan
pemahaman konsep bilangan melalui
permainan memancing angka pada
anak kelompok a di RA masyithoh
kalisoka triwidadi Pajangan Bantul.
(Skripsi). FIP Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Wortham, S.C. (2006). Early childhood
curriculum: developmental bases for
learning and teaching. Ohio: Pearson
Merrill Prentice Hall.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 190-202 Page 202

You might also like