Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2 Sosiologi Ekonomi
Kelompok 2 Sosiologi Ekonomi
Kelompok 2 Sosiologi Ekonomi
DISUSUN OLEH :
Sabarulloh (191010550994)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami. Sholawat serta salam tetap kami junjungkan kepada Sang Refolusioner Nabi
agung Muhammad s.a.w. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang
penuh ilmu ini.Makalah yang berisikan tentang Proses produksi ini kami susun guna memenuhi
tugas Sosiologi Ekonomi dari dosen Ibu Lilis Suryani,SE.MM yang senantiasa mendampingi kami
untuk menimba ilmu.Tujuan membuat makalah ini agar seluruh mahasiswa dan mahasiswi
dapat meninjau dan mengetahui tentang produksi dalam sosiologi ekonomi dengan melalui
beberapa cara seperti,diskusi dan sebagainya. Karena itu sangat diharapkan bagi mahasiswa
dan mahasisiwi ekonomi untuk memahami semua yang berkaitan dengan ekonomi.Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir baik yang secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala ikhtiar kita. Amin.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai penyelesaian tugas untuk Prodi “Sosiologi
Ekonomi” serta untuk mempelajari dan memahami materi tentang Produksi beserta Prosesnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.3 Jenis-jenis Proses Produksi
A. Jenis proses produksi di tinjau dari segi wujud proses produksi
5
B. Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi
1. Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah distandarisir.
2. Menggunakan product lay out atau departmentation by product.
3. Mesin bersifat khusus.
4. Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
5. Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6. Tenaga kerja sedikit.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
8. Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
6
Kebaikan:
1. Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
2. Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.
3. Biaya tenaga kerja rendah.
4. Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.
Kekurangan:
1. Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
2. Proses produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
3. Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.
b. Proses produksi terputus-putus (intermitten processes)
Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus proses yang ada
dalam perusahaan tidak selalu sama.
pada umumnya dilakukan oleh industri proses kimia dengan skala produksi kecil atau
menengah dan industri manufaktur.
Contoh dari industri yang umumnya melakukan proses produksi secara terputus-putus adalah
industri manufaktur seperti industri sepatu dan industri proses kimia seperti industri farmasi,
tinta, cat, dan perekat. Pada proses produksi terputus-putus tinta dan cat, dikenal teknik
colour-run. Teknik ini berlangsung dengan memproduksi warna paling muda terlebih dahulu,
seperti misalnya kuning muda, dilanjutkan dengan warna yang lebih tua, seperti misalnya
jingga, kemudian merah dan seterusnya hingga mencapai warna hitam dan proses produksi
diulang lagi. Dengan menggunakan teknik ini, pencucian dan rekonfigurasi mesin antar partai
dapat diminimalkan. Namun demikian, warna putih (yaitu warna opaque, bukan transparan),
adalah satu-satunya warna yang tidak dapat diproduksi dengan menggunakan teknik ini karena
pigmen putih dapat memengaruhi warna lain.
Ciri-ciri:
1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.
2. Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.
3. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
4. Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
7
5. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
6. Persediaan bahan mentah tinggi.
7.Membutuhkan tempat yang besar.
Kelebihan:
Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan mesin
bersifat umum yaitu system pemindahan menggunakan tenaga manusia, diperoleh
penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum dan proses produksi tidak
mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.
Kekurangan:
1. Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk berbeda tergantung
pemesanan.
2. Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
3. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
4. Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan banyak
tenaga kerja dan mempunyai tenaga ahli.
c. Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan
berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
C. Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi
Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pemisahan jenis proses produksi
dalam perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan yaitu proses produksi utama dan proses produksi bukan utama.
1. Proses produksi utama
merupakan proses produksi dimana proses produksi tersebut sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan yang bersangkutan. Jadi merupakan kegiatan inti perusahaan. Yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain:
Proses Produksi Terus Menerus, yakni proses produksi dimana terdapat pola atau
urutan proses produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Proses Produksi terputus-Putus, yakni proses produksi dimana terdapat beberapa pola
atau urutan pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau
8
bulan ini sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses
produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
Proses Produksi Proses, merupakan prosesproduksi dimana pelaksanaan pengolahan
baha baku sampai dengan barang jadi akan melalui suatu proses persenyawaan atau
pemecahan. dengan demikian pelaksanaan proses produksi akan sangat bergantung
pada jenis bahan baku dan bahan penolong yang digunakan.
Proses Produksi Proses yang Sama, merupakan jenis proses produksi dimana terdapat
beberapa pekerjaan serta urutan yang sama dalam proses produksi meski produk yang
dihasilkan berbeda-beda.
Proses Produksi Proyek Khusus, merupakan suatu proses produksi yang dilaksanakan
katrena adanya beberapa program khusus atau adanya kepentingan khusus. Apabila
proses produksi yang dilaksanakan untuk program tersebut selesai, maka proses
produksi juga akan berakhir.
Proses Produksi Industri Berat, yaitu proses produksi dimana terdapat berbagai macam
aktivitas sehubungan dengan penyelesaian produksi yang sangat komplek. Sedemikian
kompleknya sehingga proses tersebut dibagi menjadi subproses-subproses.
Penelitian
Model
Prototype
Percobaan
Demonstrasi
2.4 Faktor Produksi
Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa.
Faktor-faktor produksi meliputi :
9
Faktor produksi tenaga kerja (labor) ialah faktor produksi insani secara langsung maupun tidak
langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja dikategorikan sebagai
faktor produksi asli. Meskipun mesin-mesin telah banyak menggantikan manusia sebagai
pelaksana proses produksi, namun keberadaan manusia mutlak diperlukan.
10
PERTEMUAN KE 4 ( EMPAT) (RASIONALITAS DALAM PERTUKARAN)
Industri dan Elton Mayo (guru Homans), seorang ahli psikologi yang meneliti tentang faktor manusia
dalam indusrialisasi (Ritzer & Dooglas J. Goodman, 2004: 362). Kemudian pada tahun 1934 sampai
dengan 1939 Homans mengikuti Program Junior Fellow di Havard University. Dari Program ini Homans
mendapatkan banyak pengetahuan sosiologi. Pada tahun 1939 ini pula ia bergabung dengan jurusan
sosiologi tetapi terputus oleh perang. Homans masuk pada Angkatan Laut saat Perang Dunia II. Pada
saat inilah ia memikirkan masalah penting tentang sejumlah hasil studi “lapangan” atau konkret tentang
kelompok kecil baik yang asli maupun yang modern untuk dituangkan dalam satu konsep umum yang
lengkap dengan skemanya. Setelah perang Homans kembali ke Havard dan bergabung dengan jurusan
hubungan sosial. Ia mulai menulis buku berjudul The Human Group . Dalam karyanya ia juga dipengaruhi
oleh B.F. Skinner, seorang psikolog yang juga merupakan teman dekatnya tentang teori behaviorisme
psikologis. Berdasarkan perspektif ini Homans membangun Teori Pertukaran. Meskipun Homans
menjadi tokoh sosiologi terkemuka pada masanya, tetapi ia tidak pernah memperoleh gelar Ph.D.
Homans meninggal pada tahun 1989. Banyak ide dasar dalam karya Homans yang juga menyerang
intepretasi Levi-Strauss mengenai kebiasaan-kebiasaan perkawinan dalam masyarakat primitif. Hal ini
merupakan tema pokok dalam analisis lintas-budaya yang dikemukakan oleh Homans. Tekanan Homans
pada penjelasan institusi-institusi sosial di tingkat psikologi individu merupakan pendekatan dasarnya,
Homans berpegang pada keharusan menggunakan prinsip-prinsip psikologi individu untuk menjelaskan
perilaku sosial daripada hanya sekedar menggambarkannya. Homans mengemukakan bahwa penjelasan
ilmiah harus dipusatkan pada perilaku nyata yang dapat diamati dan diukur secara empirik. Keadaan-
keadaan internal (perasaan dan sikap subyektif, dan sebagainya) harus didefinisikan dalam istilah-istilah
perilaku ( Behavioral term) untuk keperluan pengukuran empiris (Robert Lawang, M.Z, 1950: 38) Satu
ciri khas teori pertukaran yang menonjol adalah cost and reward.
Dalam berinteraksi manusia selalu mempertimbangkan cost (biaya atau pengorbanan) dengan reward
(penghargaan atau manfaat) yang diperoleh dari interaksi tersebut. Jika cost tidak sesuai dengan
11
reward-nya, maka salah satu pihak yang mengalami disertasi seperti ini akan merasa sebal dan
menghentikan interaksinya, sehingga hubungan sosialnya akan mengalami kegagalan.
Proposisi sukses ini dapat disimpulkan bahwa ketika seorang individu memperoleh ganjaran dari
tindakan yang ia lakukan maka suatu ketika ia akan melakukan tindakan itu lagi bahkan ia akan sering
melakukan tindakan tersebut dengan harapan ia dapat menerima ganjaran yang serupa dengan apa
yang telah ia dapatkan sebelumnya. Proposisi stimulus atau rangsangan menyatakan bahwa “jika di
masa lalu terjadinya stimulus (rangsangan) yang khusus atau seperangkat stimuli merupakan peristiwa
dimana tindakan seseorang memperoleh ganjaran, maka semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini
dengan yang lalu itu, akan semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak
sama, (Homans, dalam Poloma: 64). Proposisi tersebut menjelaskan bahwa ketika seorang individu
mendapatkan rangsangan (stimulus) maka ia akan cenderung melakukannya agar mendapatkan apa
yang ingin ia dapatkan. Pada kejadian sebelumnya individu telah mendapatkan ganjaran (reward)
setelah ia melakukan sesuatu, dengan adanya stimuli semacam itu individu akan melakukannya lagi agar
ia mendapatkan hal (ganjaran) yang serupa. Proposisi nilai, “semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka
kian senang seseorang melakukan tindakan itu” (Homans, dalam Poloma: 63). Proposisi ini berkaitan
dengan tingkat atau tinggi rendahnya nilai dari sebuah tindakan. Disini Homans memperkenalkan
konsep hadiah dan hukuman. Hadiah adalah tindakan dengan nilai positif, makin tinggi nilai hadiah,
makin besar kemungkinan mendatangkan perilaku yang diinginkan. Sedangakan hukuman adalah hal
yang diperoleh karena tingkah laku yang negatif.Dalam pengamatannya, Homans memperhatikan
bahwa hukuman bukanlah merupakan cara yang efektif untuk mengubah tingkah laku seseorang. Ketika
12
tindakan memiliki nilai yang tinggi maka seorang individu ini akan semakin senang atau menikmati apa
yang dilakukannya berbeda ketika nilai dari sebuah tindakan itu rendah atau bahkan justru tidak ada
nilai yang mengikutinya maka individu akan cenderung malas atau bahkan tidak melakukan tindakan itu.
Jadi ketika individu melakukan satu tindakan ia melihat dari sisi nilai yang dimiliki ketika tindakan itu
dilakukan. Proposisi Kejenuhan (deprivasi–satiasi), “semakin sering di masa yang baru berlalu seseorang
menerima suatu ganjaran tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan
setiap unit ganjaran” (Homans, dalam Poloma: 63-64). Dalam proposisi kejenuhan (deprivasi–satiasi) ini
menjelaskan bahwa ketika suatu tindakan yang pada awalnya bernilai semakin lama nilai tersebut akan
semakin berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Dapat dikatakan bahwa dari tindakan yang
bernilai ketika tindakan itu dilakukan berulang-ulang maka setiap perulangan tersebut akan terjadi
pengurangan nilai. Individu akan merasakan terjadinya pengurangan nilai dari tindakan yang ia lakukan
berulang karena pengulangan itu sendiri yang menyebabkan adanya pengurangan nilai tersebut. Unsur
waktu menjadi sangat penting didalam proposisi ini.
Orang pada umumnya tidak akan lekas jenuh, kalau ganjaran itu di peroleh sesudah waktu yang cukup
lama. Proposisi Persetujuan (restu) – agresi, dalam bagian ini ada dua proposisi yang berbeda. Proposisi
yang pertama berbunyi “ Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran seperti yang
diharapkannya atau mendapat hukuman yang tidak diharapkannya, maka semakin besar kemungkinana
bahwa dia akan menjadi marah dan melakukan tindakan yang agresif, dan tindakan agresif itu menjadi
bernilai baginya.” Homans memberikan contoh bahwa jika seseorang tidak mendapatkan nasihat yang
dia harapkan dari orang lain dan orang lain itu tidak mendapat pujian yang dia harapkan maka keduanya
akan menjadi marah. Dalam proposisi ini berbicara tentang perilaku emosional dari individu yang timbul
dari perilaku yang telah ia lakukan sebelumnya. Pada proposisi diatas dijelaskan bahwa individu akan
melakukan tindakan sebagai reaksi dari adanya gajaran atau hukuman yang ia terima. Ketika individu
tidak mendapatkan apa yang ia inginkan ia akan melakukan tindakan agresif demi menyalurkan rasa
emosional yang ia rasakan. Tindakan atas dasar emosi tersebut bisa jadi menjadi tindakan yang paling
bernilai baginya karena apa yang ia harapkan sebelumnya tidak dapat terpenuhi. Proposisi yang kedua
lebih bersifat positif “ Apabila seseorang mendapat ganjaran yang diharapkannya, khususnya ganjaran
yang lebih besar dari pada yang diharapkannya, atau tidak mendapatkan hukuman yang
diperhitungkannya maka ia akan menjadi senang, lebih besar ia akan melakukan hal-hal yang positif dan
hasil dari tingkah laku yang demikian adalah lebih bernilai baginya”.
Misalnya, apabila seseorang mendapatkan nasihat dari orang lain seperti yang diharapkannya dan orang
lain itu mendapat pujian seperti yang diharapkannya maka keduanya akan menjadi senang dan besar
kemungkinan yang satu menerima nasihat dan yang lainnya memberikan nasihat yang lebih bermanfaat.
Ketika individu mendapatkan ganjaran yang bernilai lebih dari apa yang ia harapkan individu ini akan
merasa senang atau bahkan apa yang ia lakukan tersebut dapat menjadi hal yang paling berharga
baginya Di sumber lain (Raho, 2007: 172- 176) menyebutkan masih ada 1 proposisi lagi yaitu Asumsi
dasar proposisi rasionalitas adalah “orang membandingkan jumlah imbalan yang diasosiasikan dengan
setiap tindakan. Imbalan yang bernilai tinggi akan hilang nilainya jika aktor menganggap bahwa itu
semua cenderung tidak akan mereka peroleh. Sedangkan imbalan yang bernilai rendah akan mengalami
petambahan nilai jika semua itu dipandang sangat mungkin diperoleh. Jadi, terjadi interaksi antara nilai
imbalan dengan kecenderungan diperolehnya imbalan”. Imbalan yang paling diinginkan adalah imbalan
yang sangat bernilai dan sangat mungkin dicapai. Sedangkan imbalan yang paling tidak diinginkan adalah
13
imbalan yang paling tidak bernilai dan cenderung tidak mungkin diperoleh. (Homans dalam Ritzer,
2009:457).
Proposisi Homans yang terakhir ini menjelaskan proses aktivitas individu yang syarat dengan
pragmatisme kepentingan. Dalam aktivitas individu, nilai adalah segala- galanya, nilai mendorong untuk
bertindak dan juga dapat menghambat dalam bertindak, tergantung kelebihan dan kekurangan dari nilai
itu bagi individu yang menjalankannya. Homans menekankan bahwa proposisi itu saling berkaitan satu
sama lain dan harus dijadikan satu perangkat dalam menganalisis perilaku individu dalam masyarakat.
Proposisi – proposisi tersebut saling melengkapi dalam menjelaskan perilaku individu untuk selanjutnya
dapat menjelaskan mengenai struktur sosial dalam masyarakat.
Sekarang ini kuliah sudah seperti menjadi kewajiban untuk remaja atau siswa sekolah menengah atas
yang sudah lulus sekolah, pada dasarnya pendidikan dinegeri kita ini hanya diwajibkan 9 tahun belajar.
Tetapi sekarang ini banyak masyarakat yang memandang pendidikan sebagai kebutuhan sekaligus gaya
hidup, sehingga banyak dari mereka yang sangat berkeinginan untuk dapat berkuliah. Siswa banyak
memiliki pilihan jurusan apa yang akan ia pilih untuk ia jalani dalam perkuliahan, banyak sekali
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang menawarkan jurusan-jurusan serta program studi
yang dibutuhkan, diminati, dan sengaja dibentuk hanya agar menarik minat siswa. Tentu tindakan para
siswa dalam memilih jurusan tersebut didasari oleh alasan-alasan yang berbeda setiap individunya.
Mereka mengambil jurusan tersebut karena mereka memiliki tujuan yang ingin mereka dapatkan.
Tujuan dan nilai yang akan didapatkan ketika mereka mengambil jurusan tersebut menjadi dasar dalam
mereka menentukan jurusan itu. Berdasarkan pengamatan dari fenomena yang ada, ada banyak alasan
mengapa siswa memilih suatu jurusan, yaitu agar dapat masuk ke perguruan tinggi yang mereka
inginkan dalam arti ketika mereka memilih jurusan yang jarang diminati dengan tujuan persaingan yang
ada sedikit sehingga dapat dengan mudah masuk di perguruan tinggi yang diinginkan, mereka ada yang
memilih agar dapat masuk ke perguruan tinggi ternama meskipun jurusan yang diambil tidak ia ketahui
dan tidak memiliki dasar (background) di jurusan tersebut, jadi mereka bisa bangga dengan perguruan
tingginya tanpa mempermasalahkan jurusan yang diambil meskipun tidak sesuai dengan dirinya.
Adapula yang memilih jurusan karena melihat jauh kedepan (prospek) bahwa jurusan tersebut banyak
dibutuhkan dimasyarakat, sehingga nantinya dapat mudah mencari pekerjaan. Begitu juga ada yang
memilih jurusan sesuai dengan apa yang ia citacitakan atau apa yang ia sukai, jadi mereka memilih
jurusan tersebut murni karena keinginan dia atau selaras dengan cita-citanya bukan karena jurusan
tersebut milik perguruan tinggi ternama ataupun bukan karena memiliki prospek yang cerah untuk
mencari pekerjaan kedepannya. Adapula yang memilih jurusan karena dipaksa atau disuruh orang
tuanya untuk mengambil jurusan tersebut, biasanya hal ini terjadi ketika orang tua menginginkan
14
anaknya hidup sejahtera nantinya sehingga sang anak diarahkan untuk memilih jurusan yang bisa
membuat sejahtera. Bahkan adapula yang memilih jurusan hanya untuk mengindari mata pelajaran yang
tidak ia sukai, misalnya ketika seseorang tidak menyukai matematika maka ia akan mengambil seni, dll.
Mengkaji fenomena tersebut dengan menggunakan proposisi-proposisi yang dinyatakan oleh Homans
tersebut satu persatu. Proposisi sukses, seperti yang telah dijelaskan diatas proposisi sukses berkaitan
dengan tingkat kesuksesan untuk memperoleh ganjaran atau nilai yang diharapkan dan tindakan
tersebut cenderung dilakukan lagi. Misalnya ketika di SMA seorang siswa jurusan IPS yang mempelajari
pelajaran sosiologi, disitu dia banyak belajar tentang pola perilaku dan bagaimana dia bersikap
dimasyarakat, hal itu memberikan pengalaman berharga baginya oleh karena itu ketika memilih jurusan
dia memilih Sosiologi juga agar lebih bisa mendalami hal tersebut. Proposisi yang kedua yaitu proposisi
rangsangan (stimulus), proposisi stimulus ini berkaitan antara stimulus dan respon.
Dalam proposisi ini mengaitkan antara kejadian yang pernah dilakukan oleh individu sebelumnya yang
akan mempengaruhi atau merangsang adanya perulangan tindakan yang serupa karena adanya faktor
pemberian reward sebagai ganjaran dari perilaku yang ia lakukan. Biasanya hal ini terwujud ketika waktu
sma dia mendapat nilai yang bagus di salah satu pelajaran yang itu merupakan pelajaran yang ia sukai,
dan dia juga menjadi juara kelas dan mendapatkan hadiah dan SPP gratis, karena hal itu maka ketika
memilih jurusan dia memilih jurusan tersebut (sesuai dengan minat dan bakat). Proposisi nilai hal ini
bisa tewujud ketika seorang anak SMA mempertimbangkan jurusan apa yang ia pilih melihat dari
seberapa bernilainya jurusan tersebut nanti baginya, misalnya ketika ia memilih jurusan kedokteran
maka ia akan dipandang sebagai orang terhormat dimasyarakat, tetapi ketika ia memilih jurusan
pertanian ia tidak diberi penghargaan yang tinggi dimasyarakat.
Sehingga ia memilih jurusan kedokteran karena proporsi nilai. Proposisi kejenuhan (deprivasi–satiasi)
diaplikasikan dalam fenomena yang terjadi dikalangan siswa, dalam hal ini dapat dicontohkan ketika
seorang siswa yang mengambil jurusan pariwisata. Seorang siswa yang memilih untuk mengambil
jurusan tersebut awalnya memiliki tujuan-tujuan tertentu seperti ingin agar dapat berlibur ketempat-
tempat pariwisata, namun dalam perjalanan waktu semakin lama diulang-ulang kegiatannya membuat
apa yang dikerjakan ketika menjadi mahasiswa terkesan tidak menarik. Terjadi pengurangan nilai pada
kegiatan praktek lapangan mahasiswa kunjungan ketempat-tempat wisata, hal ini menyebabkan
mahasiswa tadi tidak lagi ingin mengikuti kegiatan tersebut. Proposisi (persetujuan) restu-agresi,
proposisi ini mengaitkan antara tindakan dengan emosional dari individu. misalnya, ketika seorang siswa
yang ingin sekali masuk di jurusan pendidikan guru sekolah dasar, Universitas Negeri Yogyakarta maka ia
memilih jurusan tersebut sebagai pilihan utamanya tetapi ketika pengumuman, namanya tidak
tercantum sebagai peserta yang lolos seleksi, karena hal itu ia marah-marah, kecewa, sedih dan tidak
mau lagi memilih jurusan tersebut. Untuk memperdalam pemahaman materi di atas jawablah
pertanyaan dibawah ini
15
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
16
Kesimpulan
Produksi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang terjadi pada setiap lapisan masyarakat.
Yang mana produksi tersebut adalah suatu kegiatan yang menghasilkan atau menambah nilai
guna barang atau jasa yang mana bertujuan sebagai memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.
Tujuan dari produksi tersebut salah satunya untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
menghasilkan barang dan jasa. Untuk itu sebelum mencapai tujuan yang diharap perlu di
rencanakan dulu cara pengelolaan faktor produksi tersebut.
Dalam Islam, kita diwajibkan untuk bersyukur atas nikmat yang di anugerahkan-Nya dengan
tidak berbuat semena-mena dan perlu ditanamkan sifat tanggung jawab.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_bisnis/Bab_6.pdf
http://moursalinho.blogspot.com/2012/03/produksi-dan-fungsi-produksi.html
Situmorang, Alam. 2008. Ekonomi Jilid I untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: ESIS.
18