Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

MOBILITAS PEKERJA PEMBANTU RUMAH TANGGA DARI


DAERAH PINGGIRAN KE KOTA MEDAN (Studi Kasus di
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang)

Indra Muda
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area

Abstract
Medan as one of the largest cities in Indonesia, the main attraction for the workers
to earn a fortune coming from different regions. For workers who came from the
outskirts of the city of Medan, most of them arrive in the morning and return late
afternoon, while the others run to stay in Medan city in a matter of weeks or
months. The problem in this study is, what are the factors that encourage mobility
actors find work as a maid in the city of Medan. Is labor mobility affect female
labor supply in the village. Is the Government District Percut Sei Tuan Deli
Serdang taking action to reduce the rate of job mobility. Based on that research,
the factors that drive mobility to the city of Medan is to supplement the family
income or financial income. With the mobility of the population does not
significantly affect the availability of labor in the village. District government's
efforts Percut Sei Tuan to reduce the rate of mobility of people to the city of Medan
was essentially no specific steps, only asked that the district government to travel
to their place of work more carefully so it does not have an accident. The
conclusion of this research is, the mobility of families due to economic factors, the
availability of jobs in their village. Step Percut Sei Tuan district government to
restrain the rate of mobility not only advised to be cautious road. For
strengthening the rural economy, economic actors to connect capital district
government with certain banks in the context of empowerment. District government
through the Chief of the village should collect data on population mobility, then
contact the users of their services in Medan that the perpetrators of mobility does
not get abuse from her employer.
Keywords : Mobility, Domestic Workers

Abstrak
Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, menjadi daya tarik
bagi para pekerja untuk mengais rezeki yang datang dari berbagai daerah. Bagi
pekerja yang datang dari daerah pinggiran kota Medan, sebagian diantaranya
datang pagi hari dan pulang sore hari, sedangkan sebagian lagi ada yang
menginap di Kota Medan hingga dalam hitungan minggu maupun bulanan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah, apa faktor-faktor yang mendorong
pelaku mobilitas mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di Kota
Medan. Apakah mobilitas pekerja berpengaruh terhadap ketersediaan tenaga kerja
wanita di desa asal. Apakah Pemerintah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang melakukan langkah untuk mengurangi laju mobilitas pekerjaan
tersebut. Berdasarkan penelitian bahwa, faktor yang mendorong mobilitas ke kota
Medan adalah untuk menambah pendapatan atau pemasukan keuangan keluarga.
Dengan terjadinya mobilitas penduduk tidak berpengaruh besar terhadap
ketersediaan tenaga kerja di desa yang bersangkutan. Upaya yang dilakukan
pemerintah Kecamatan Percut Sei Tuan untuk mengurangi laju mobilitas
penduduk ke kota Medan pada dasarnya tidak ada langkah yang khusus, hanya
saja pemerintah kecamatan berpesan agar dalam melakukan perjalanan ke tempat
kerja mereka lebih hati-hati sehingga tidak mengalami kecelakaan. Kesimpulan
dalam penelitian ini yaitu, terjadinya mobilitas disebabkan faktor ekonomi
keluarga, ketersediaan lapangan pekerjaan di desa asal. Langkah pemerintah
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012
12
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

Kecamatan Percut Sei Tuan untuk menahan laju mobilitas tidak ada cuma
disarankan agar berhati-hati diperjalanan. Untuk penguatan ekonomi desa,
permodalan pelaku ekonomi perlu dijembatani pemerintah kecamatan dengan
Bank-bank tertentu dalam rangka pemberdayaannya. Pemerintah kecamatan
melalui para Kepala desa sebaiknya melakukan pendataan terhadap penduduknya
yang melakukan mobilitas, kemudian menghubungi pengguna jasa mereka di Kota
Medan agar pelaku mobilitas tersebut tidak mendapat perlakuan sewenang-
wenang dari sang majikan.
Kata Kunci : Mobilitas, Pekerja Pembantu Rumah Tangga

PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012


13
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

PENDAHULUAN sehingga penghasilan yang diperoleh


Kota Medan sebagai salah satu dari pekerjaan tersebut lebih banyak
kota terbesar di Indonesia yang menjadi hasilnya untuk dibawa pulang ke rumah.
pusat pemerintahan, pusat ekonomi, Dalam Penulisan jurnal ini yang
pusat pembangunan dan berbagai sarana menjadi rumusan masalah adalah, Apa
dan fasilitas yang tersedia di dalamnya, faktor-faktor yang mendorong pelaku
menjadi daya tarik bagi para pekerja mobilitas mencari pekerjaan sebagai
untuk mengais rezeki yang datang dari pembantu rumah tangga di Kota Medan,
berbagai daerah. Bagi pekerja yang Apakah mobilitas pekerja berpengaruh
datang dari daerah pinggiran kota terhadap ketersediaan tenaga kerja
Medan, sebagian diantaranya datang wanita di desa asal, Apakah Pemerintah
pagi hari kemudian pulang pada sore Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
hari, sedangkan sebagian diantaranya Deli Serdang melakukan langkah untuk
ada yang menginap di Kota Medan mengurangi laju mobilitas pekerjaan
hingga dalam hitungan minggu maupun tersebut.
bulanan. Bagi pekerja kaum wanita Sehubungan dengan perumusan
umumnya lebih memilih pekerjaan masalah yang dikemukakan diatas, yang
sebagai pembantu rumah tangga yaitu menjadi tujuan penelitian ini :
datang pada pagi hari dan pulang pada 1. Untuk menganalisis apa faktor-
siang atau sore hari. Kecendrungan faktor yang mendorong pelaku
tenaga kerja ini memasuki Kota Medan mobilitas mencari pekerjaan
terus meningkat sehingga sebagai pembantu rumah tangga di
mengakibatkan permasalahan Kota Medan.
kependudukan baik di Kota Medan 2. Untuk mengkaji apakah mobilitas
maupun di daerah asal. pekerja berpengaruh terhadap
Dinamisnya kehidupan ketersediaan tenaga kerja wanita di
masyarakat yang berdomisili di Kota desa asal.
Medan baik yang berprofesi Pegawai 3. Untuk mengkaji apakah Pemerintah
Negeri, Karyawan, pedagang maupun Kecamatan Percut Sei Tuan
profesi lainnya menyebabkannya tidak Kabupaten Deli Serdang
sempat mengurus pekerjaan rumah melakukan langkah untuk
tangga seperti pekerjaan masak- mengurangi laju mobilitas
memasak, mencuci pakaian, pekerjaan tersebut.
mengasuh/menjaga anak,
membersihkan pekarangan rumah. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk melakukan pekerjaan ini yang Mobilitas tidak terlepas dari
lebih serasi adalah dilakoni oleh kaum proses urbanisasi dan migrasi.
wanita yang umumnya lebih Sensitif Urbanisasi sesungguhnya adalah
dan lebih telaten melakukan pekerjaan persentase penduduk yang tinggal di
tersebut. daerah perkotaan. Orang yang awam
Untuk mengisi pekerjaan ini, dengan ilmu kependudukan sering
banyak menarik minat kaum wanita mendefinisikan urbanisasi sebagai
yang berdomisili di pinggiran Kota perpindahan penduduk dari desa ke
Medan. Hal ini disebabkan kota. Padahal perpindahan penduduk
jangkauannya dapat dilakukan hanya dari desa ke kota hanya merupakan
beberapa jam perjalanan dengan salah satu penyebab dari pada
mengendarai sepeda, pilihan untuk urbanisasi, disamping pertumbuhan
memakai kenderaan sepeda adalah alamiah, perluasan wilayah maupun
untuk meminimalkan pengeluaran perubahan status wilayah dari pedesaan
transportasi menuju tempat pekerjaan menjadi perkotaan atau semacamnya.
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012
14
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

Tjipto Herianto (1999) menyatakan ada sebelumnya = propinsi tempat


sedikit perbedaan antara mobilitas tinggal sekarang.
dengan migrasi penduduk. Mobilitas 2. Migran yang kembali (propinsi
penduduk didefenisikan sebagai tempat kelahiran = propinsi tempat
perpindahan penduduk yang melewati tinggal sekarang : propinsi btempat
batas administrasi namun tidak berniat tinggal sebelumnya berlainan)
menetap di daerah yang baru. 3. Migran satu tahap ()propinsi tempat
Sedangkan migrasi didefenisikan lahir = propinsi tempat tinggal
sebagai perpindahan penduduk yang sebelumnya ; propinsi tempat
melewati batas administrative dan tinggal sekarang berlainan.
berniat menetap di daerah yang baru 4. Migran beberapa tahap (tak
tersebut. kembali) (propinsi tempat lahir,
Konflik etnik yang sering terjadi propinsi tempat tinggal sebelumnya
di Indonesia terutama pasca era dan propinsi tempat tinggal
reformasi juga menimpa Kota Medan. sekarang berlainan semuanya.
Subanindya Hadiluwih (2010 : 80),
Potensi konflik terjadi pada kumpulan Perjalanan meninggalkan desa
keturunan”. Meskipun kumpulan atau tempat tinggal pelaku mobilitas ke
keturunan yang terdapat di Indonesia Kota atau daerah tujuan yang
terdiri dari antara lain, keturunan Arab, diinginkannya sangat variatif sesuai
India dan China, namun untuk dengan jenis pekerjaan yang
keturunan Arab dan India bukan hanya dilakukannya, diantaranya adalah :
tak terjadi konflik terbuka, tapi juga 1. Berangkat pagi pulang pada siang
dirasakan tak ada potensi terjadinya hari atau malam hari.
konflik secara serius. Sebaliknya 2. Pulang ke tempat asalnya dalam
dengan keturunan China potensi konflik jangka waktu 3-7 hari satu kali.
amat dirasakan, bahkan konflik secara 3. Pulang ke tempat asal dalam jangka
terbuka beberapa kali dirasakan. waktu 1 kali satu bulan.
Sebagian masyarakat yang 4. Pulang ke tempat asal 1 kali dalam
melakukan mobilitas ke Kota Medan satu tahun.
justru yang menjadi sasaran atau 5. Tidak pulang atau tinggal tetap.
tumpuan untuk mencari pekerjaan
sejenis pembantu rumah tangga adalah Pelaku mobilitas dengan tipe
orang-orang keturunan China yang berangkat pagi dan pulang pada siang
memiliki kehidupan ekonomi yang hari atau malam hari, biasanya memiliki
relatif lebih baik dibandingkan dengan jangkauan tempat kerja yang tidak jauh,
kaum pribumi. Dengan kedatangan akan tetapi melintasi tapal batas antar
pelaku mobilitas ini, semakin terlihat Kabupaten atau Kota misalnya, tempat
jelas kelas antara keturunan China tinggal Tangerang bekerja di Jakarta,
dengan pelaku mobilitas yang bekerja di tempat tinggal Bogor tempat kerja
rumah mereka dengan status pembantu Jakarta, tempat tinggal Deli Serdang
rumah tangga atau pekerjaan kasar tempat kerja Medan, tempat tinggal
lainnya. Binjai tempat kerja Medan, tempat
Apabila kita lihat fenomena tinggal Serdang Bedagai tempat kerja
migran antar propinsi di Indonesia dapat Kota Medan dan lain-lain. Pelaku
dibedakan atas empat kategori. Menurut mobilitas seperti ini ada yang bekerja
Tjondronegoro (1987 : 92) fenomena pada sector formal maupun pada sector
migrant tersebut terdiri dari : informal.
1. Non migrant (propinsi tempat Selanjutnya pelaku mobilitas
kelahiran = propinsi tempat tinggal dengan tipe pulang ke tempat asal 3-7
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012
15
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

hari satu kali biasanya memiliki alamiah, prosesnya membentuk siklus


jangkauan tapal batas yang lebih jauh yang menitik beratkan pada pemahaman
dibandingkan dengan point 1 diatas. objek yang diteliti dengan
Misalnya mereka yang bekerja di Kota menggunakan field research dan farm
Medan sedangkan tempat tinggalnya di of research tim peneliti sehingga dapat
Kota Siantar, Kabupaten Batubara, diperoleh kejelasan, kelayakan dan
Padang Sidempuan, Kota Sibolga dan kedalaman data.
lain-lain. Mereka ini ada yang bekerja Hasan I (2004) mengemukakan,
pada sektor formal maupun pada sector pengumpulan data penelitian
informal. Demikian juga dengan pelaku dimaksudkan sebagai pencatatan
mobilitas yang pulang ketempat peristiwa atau karakteristik dari
tinggalnya satu kali dalam 1 bulan, sebagian atau seluruh elemen populasi
biasanya memiliki jangkauan geografis penelitian. Berdasarkan cara
lebih jauh dibandingkan dengan point pengumpulannya dikenal beberapa cara
no. 1 dan 2, mereka ini ada juga yang pengumpulan data penelitianantara lain
bekerja pada sector formal maupun adalah pengamatan, wawancara, angket
pada sector informal, tapi biasanya dan penelitian literatur.
berada pada sector formal misalnya Dalam penelitian ini
sebagai Pegawai Negeri Sipil, Militer, pengumpulan data yang digunakan
Karyawan Swasta. adalah sebagai berikut :
Sementara bagi pelaku mobilitas 1. Observasi langsung yaitu,
yang pulang 1 kali dalam satu tahun pengamatan yang dilakukan untuk
atau tinggal menetap di tempat kerja, mengetahui kondisi objek tentang
umumnya terdiri dari pekerja lepas berbagai aktivitas masyarakat
misalnya berdagang, pekerja kasar, dalam berinteraksi di Kecamatan
pekerja harian lepas dan lain-lain. Hal Percut Sedi Tuan Kabupaten Deli
ini dapat kita lihat misalnya komunitas Serdang.
masyarakat Sumatera Barat yang gemar 2. Wawancara yaitu, tanya jawab
merantau, pada hari menjelang lebaran secara langsung yang dilakukan
mereka pulang kampung baik untuk dengan informan dan orang-orang
membangun di kampung halaman yang terkait dengan masalah-
maupun untuk melepas rasa rindu masalah yang sedang diteliti.
dengan keluarga dan kampong 3. Studi literatur untuk memperoleh
halamannya, sehabis lebaran mereka data sekunder yang relevan untuk
kembali ke tempat mereka bekerja. menjelaskan kondisi objek
Sedangkan bagi mereka yang telah penelitian. Sumber-sumber data
tinggal menetap di perantauan tentu sekunder tersebut antara lain adalah
tidak akan pulang lagi ke kampung dokumen resmi dari instansi
halaman sebagaimana pelaku mobilitas pemerintah seperti, Kantor Bupati,
yang masih memiliki keluarga di daerah Kantor Camat dan instansi terkait
asal. lainnya.

METODE PENELITIAN Sumber data penelitian ini dapat


Lokasi penelitian adalah penulis peroleh dari berbagai sumber
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten diantaranya adalah :
Deli Serdang. Untuk memperoleh data 1. Data primer yaitu, dari pimpinan
dalam penelitian ini digunakan lembaga-lembaga kependudukan
pendekatan historis kualitatif, yang yang ada di Kabupaten Deli
mana proses penelitiannya dilakukan Serdang, Kecamatan Percut Sei
dengan latar belakang yang wajar atau Tuan dan tokoh-tokoh
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012
16
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

masyarakatnya serta pelaku mengendarai sepeda dengan jarak


mobilitas. tempuh sekali perjalanan lebih kurang
2. Data sekunder yaitu, melalui 6-10 Km. Dengan mengendarai sepeda
sumber-sumber bacaan seperti pelaku mobilitas ini tidak perlu lagi
buku-buku, majalah, surat kabar, mengeluarkan uang untuk biaya
peraturan perundang-undangan transportasi menggunakan angkutan
yang relevan dengan penelitian ini. umum, bahkan tidak jarang diantara
mereka membawa bekal nasi untuk
Populasi adalah okjek/subjek makan siang di tempat kerja, sehingga
yang mempunyai kuantitas dan gaji yang mereka peroleh dari majikan
karakteristik tertentu yang disetarakan dapat dibawa penuh ke rumah. Dari 20
oleh peneliti untuk dipelajari dan orang informan dalam penelitian ini
kemudian ditarik kesimpulan. maka 25 % diantaranya berusia 14-25
Sedangkan sampel adalah sebagian dari tahun, 30 % berusia 26-35 orang, dan
kuantitas dan karakteristik yang dimiliki 45 orang berusia 36-50 orang.
oleh populasi (Sugiono, 1992). Dalam Sehubungan dengan tingkat usia
penelitian ini populasi adalah penduduk informan ini, apabila dilihat dari segi
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten tingkat pendidikannya, mayoritas
Deli Serdang yang berjumlah 162.939 informan sebagai pelaku mobilitas
jiwa. Dari komposisi populasi tersebut adalah berpendidikan tamatan SLTP
maka ditetapkan sampel adalah pelaku dan tidak tamat SLTP. Namun demikian
mobilitas, tokoh-tokoh masyarakat, beberapa orang diantaranya ada yang
Camat Kecamatan Percut Sei Tuan dan sedang duduk di bangku kuliah.
4 orang Kepala Desa/Lurah. Apabila dilihat dari segi tingkat
Data yang telah terkumpul pendidikan, 6 orang (30,00 %) informan
kemudian diolah dan dikelompokkan ke sebagai pelaku mobilitas memiliki
dalam kelas-kelas tertentu kemudian tingkat pendidikan tamat/tidak tamat
dideskripsikan sehingga mudah Sekolah Dasar, 9 orang (45,00 %)
difahami dan dimengerti. memiliki tingkat pendidikan tamat/tidak
tamat Sekolah Lanjutan Pertama, 3
HASIL orang (15,00 %) memiliki tingkat
Faktor-faktor Pendorong Pelaku pendidikan Tamat/Tidak Tamat Sekolah
Mobilitas Mencari Pekerjaan Sebagai Lanjutan Atas, dan terdapat orang (10,
Pembantu Rumah Tangga di Kota 00 %) diantara pelaku mobilitas yang
Medan sedang duduk di bangku kuliah.
Mobilitas penduduk dari Para informan pelaku mobilitas
Kecamatan Percut Sei Tuan ke Kota meninggalkan tempat asalnya setiap
Medan biasanya dapat kita saksikan hari, umumnya dengan mengendarai
pada pagi hari, sekelompok wanita sepeda disebabkan sektor pekerjaan
mengendarai sepeda dari berbagi jenis untuk kaum wanita di desa asal mereka
yang datang dari arah Jalan Batang Kuis relatif terbatas, kalaupun ada gaji yang
menuju Kota Medan, kemudian mereka peroleh lebih kecil
sebagian diantaranya akan pulang pada dibandingkan dengan bekerja di Kota
siang hari atau pada sore hari juga Medan. Tempat pelaku mobilitas di
dengan mengendarai kenderaan yang Kota Medan sebagai pembantu rumah
sama. tangga pada umumnya adalah di rumah-
Apabila dilihat dari segi usia rumah keturusan Cina, baik sebagai
pelaku mobilitas pada umumnya masih cleaning service, tukang masak maupun
di bawah 50 tahun. Dengan usia ini sebagai tukang cuci. Dengan demikian,
mereka umumnya masih kuat untuk setelah pekerjaan mereka pada hari itu
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012
17
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

telah selesai, maka pelaku mobilitas mensosialisasikan suatu kebijakan


tersebut akan pulang ke tempat asalnya kepada pendudukanya, terutama yang
pada hari itu juga. berhubungan dengan kepentingan kaum
wanita. Demikian juga dengan
Pengaruh Mobilitas Terhadap penduduk yang lainnya yang memiliki
Ketersediaan Tenaga Kerja di hajatan seperti, melangsungkan
Tempat Asal pernikahan, pelaksanaan syukuran
Aktivitas mobilitas penduduk keluarga dan lain-lain, sulit untuk
pembantu rumah tangga dari Kecamatan meminta kesediaan mereka yang
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli melakukan mobilitas untuk ikut serta
Serdang ke Kota Medan biasanya membantu pelaksanaan hajatan tersebut.
dilakukan para pelaku pada pagi hari
kemudian pulang pada siang atau pada Upaya Pemerintah Kecamatan
sore harinya. Aktivitas seperti ini Mengurangi Laju Mobilitas ke Kota
dilakukan para pelaku setiap hari Medan
termasuk pada hari-hari Minggu dan Pada dasarnya, mobilitas
hari-hari libur lainnya. Dengan penduduk dari suatu wilayah geografis
demikian, para pelaku sangat terikat ke daerah lainnya adalah merupakan hal
waktunya dengan pekerjaan ini, dalam yang biasa, secara peraturan perundang-
arti mereka tidak memiliki waktu lagi undangan pun tidak ada yang
untuk melakukan pekerjaan lain melarangnya. Namun demikian, apabila
sesampainya di rumah. ditinjau dari aspek kesehatan dan
Penduduk yang melakukan keselamatan berkenderaan tentu hal ini
mobilitas dari Kecamatan Percut Sei menjadi hal yang merugikan terutama
Tuan ke Kota Medan umumnya berasal bagi pelaku mobilitas tersebut, terutama
dari beberapa desa yaitu, Desa apabila rute perjalanan yang dilalui
Tembung, Desa Laut Dendang, Desa pelaku mobilitas memiliki kepadatan
Bandar Khalifah, Desa Bandar Klippa, lalu lintas yang sangat dinamis.
Desa Kolam. Dengan aktivitas Ibu-ibu Apabila ditinjau dari aspek
rumah tangga atau kaum wanita yang kesehatan, seseorang yang melakukan
melakukan mobilitas ke Kota Medan perjalanan pulang pergi setiap hari dari
setiap harinya, berpengaruh terhadap tempat tinggalnya ke tempat bekerja
ketersediaan tenaga kerja di tempat asal terutama apabila dengan jarak tempuh
mereka. Hal ini dapat dilihat, apabila yang cukup lama tentu akan dapat
ada penduduk yang memiliki hajatan mengganggu kesehatan. Terpaan angin
pada pagi hari, banyak diantara kaum yang dihadapi pelaku mobilitas setiap
wanitanya yang tidak hadir karena hari memiliki efek buruk terhadap paru-
keterikatan mereka untuk melakukan paru, rentan masuk angin, dan berbagai
aktivitas pada tempat-tempat kerja gangguan kesehatan lainnya.
mereka di Kota Medan. Demikian juga Pertambahan jumlah kenderaan
apabila ada kegiatan di Kantor yang tidak sebanding dengan luas badan
Kecamatan atau kantor desa seperti jalan telah mengakibatkan kepadatan
kegiatan PKK, Posyandu dan lain-lain, lalu lintas yang semakin memuncak.
acap kali tidak dihadiri kaum wanita Hal ini menyebabkan tingkat
penduduk desa secara maksimal sesuai kecelakaan juga semakin sering terjadi,
dengan data jumlah penduduk yang ada baik kecelakaan pengendara sepeda
pada masing-masing desa. motor maupun pengendara mobil
Dengan kondisi yang demikian pribadi dan mobil penumpang umum.
kadang kala menjadi salah satu faktor Peningkatan jumlah kenderaan di Kota
penghambat bagi pemerintah desa untuk Medan, salah satu kawasan dapat dilihat
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012
18
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

pada jalan yang menghubungkan Kota Mobilitas penduduk dari Kecamatan


Medan dengan Batang Kuis. Terutama Percut Sei Tuan ke Kota Medan dengan
pada pagi hari, siang hari saat jam mudah kita lihat setiap hari, yang mana
pulang sekolah dan pada sore hari pada sekelompok wanita mengendarai sepeda
jam keluar kantor. Pada wakktu-waktu dari berbagai jenis yang datang dari
tersebut para pengendara saling arah Jalan Batang Kuis menuju Kota
mengejar waktu untuk tiba di tempat Medan, kemudian diantara mereka
asalnya sehingga sangat rentan dengan akan pulang pada siang hari atau pada
kecelakaan. sore hari juga dengan mengendarai
Para pelaku mobilitas dari kenderaan yang sama.
Kecamatan Percut Sei Tuan ke Kota Menurut wawancara penulis
Medan yang menggunakan jalur jalan dengan Camat Kecamatan Percut Sei
Medan-Batang Kuis tersebut tidak Tuan Kabupaten Deli Serdang
jarang mengalami kecelakaan baik yang mengemukakan, “Pelaku mobilitas dari
menggunakan sepeda motor maupun Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
yang menggunakan sepeda. Diantara Serdang umumnya berusia di bawah 50
pelaku mobilitas ini ada yang tahun. Mereka yang melakukan
meninggal dunia akibat dari kecelakaan mobilitas pada dasarnya untuk
tersebut. penambahan keuangan rumah tangga.
Untuk mengurangi tingkat Berhubung pekerjaan yang tersedia di
mobilitas penduduk Kecamatan Percut tempat asal tidak sesuai dengan
Sei Tuan ke Kota Medan, selama ini keinginannya, maka sebagian diantara
tidak ada upaya yang maksimal penduduk ini melakukan mobilitas ke
dilakukan Pemerintah Kecamatan Kota Medan. Menurut pendataan kami,
Percut Sei Tuan, hanya sekedar hanya dari beberapa desa yang
menyampaikan himbauan agar lebih penduduknya melakukan mobilitas
memilih pekerjaan yang lebih dekat diantara seperti, Desa Kolam, Desa
dengan tempat tinggal mereka masing- Bandar Khalifah, Desa Bandar Klippa,
masing. Namun karena para pelaku Desa Tembung, sedangkan penduduk
mobilitas ini menyadri pekerjaan yang dari desa-desa yang dekat dengan Kota
ada di tempat tinggal mereka sangat Medan biasanya lebih memilih
terbatas, dan kalaupun ada pekerjaan pekerjaan sebagai pedagang atau
yang dapat mereka lakukan misalnya pekerjaan lain di Kota Medan. Dengan
bekerja ti toko Foto Copy, pramuniaga, demikian faktor yang mendorong
maka gaji mereka sangat kecil pelaku mobilitas ke kota Medan pada
dibandingkan apabila bekerja sebagai dasarnya adalah untuk menambah
pembantu rumah tangga atau pekerjaan pendapatan atau pemasukan keuangan
lain terutama pada keturusan China. keluarga”.
Dengan kondisi ini pihak pemerintah Dengan terjadinya mobilitas
kecamatan Percut Sei Tuan hanya penduduk pada beberapa desa yang
mengingatkan agar lebih berhati-hati terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan
dalam menempuh perjalanannya. Kabupaten Deli Serdang tidak
berpengaruh besar terhadap
PEMBAHASAN ketersediaan tenaga kerja di desa yang
Pada uraian terdahulu telah bersangkutan, hanya saja ada kalanya
dikemukakan, fenomena mobilitas penduduk yang memiliki hajatan
penduduk di Kecamatan Percut Sei misalnya, kenduri sunat rasul, pesta adat
Tuan Kabupaten Deli Serdang memiliki lebih memilih waktu pelaksanannya
perbedaan dengan mobilitas penduduk pada malam hari. Hal ini sesuai dengan
yang ada di daerah-daerah lainnya. wawancara yang dilakukan dengan
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012
19
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

tokoh masyarakat di Desa Bandar melakukan mobilitas menjadi pembantu


Khalifah (Azis Mayadi) yang rumah tangga di Kota Medan.
menyatakan, “dengan mobilitas
penduduk dari desa ini ke kota Medan KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki pengaruh terhadap Kesimpulan
ketersediaan tenaga kerja di desa ini Berdasarkan hasil penelitian
walaupun pengaruhnya tidak signifikan, lapangan dan analisis data, maka
hanya saja masyarakat sudah melihat kesimpulan dapat dikemukakan sebagai
kondisinya apabila ingin mengadakan berikut:
hajatan, mereka lebih memilih pada 1. Terjadinya mobilitas penduduk dari
malam hari”. Kecamatan Percut Sei Tuan
Upaya yang dilakukan Kabupaten Deli Serdang ke kota
pemerintah Kecamatan Percut Sei Tuan Medan disebabkan beberapa faktor
untuk mengurangi laju mobilitas yaitu, faktor ekonomi keluarga,
penduduk ke kota Medan pada dasarnya ketersediaan lapangan pekerjaan di
tidak ada langkah yang khusus, hal ini desa asal terbatas dan apabila
sesuai hasil wawancara dengan salah tersedia lapangan pekerjaan maka
seorang tokoh masyarakat dari desa Sei gajinya lebih kecil dibandingkan
Rotan (Suandi MS) yang menyatakan, dengan bekerja di Kota Medan.
“langkah khusus yang dilakukan 2. Penduduk yang melakukan
pemerintah kecamatan untuk menahan mobilitas dari Kecamatan Percut
laju mobilitas penduduk dari desa ini Sei Tuan ke Kota Medan umumnya
tidak ada, hanya saha pemerintah berasal dari beberapa desa yaitu,
kecamatan berpesan agar dalam Desa Tembung, Desa Laut
melakukan perjalanan ke tempat kerja Dendang, Desa Bandar Khalifah,
mereka lebih hati-hati sehingga tidak Desa Bandar Klippa, Desa Kolam.
mengalami kecelakaan”. Dengan aktivitas Ibu-ibu rumah
Apabila dilihat dari cara pelaku tangga atau kaum wanita yang
mobilitas berangkat ke tempat kerjanya melakukan mobilitas ke Kota
dibandingkan dengan sekitar 10 tahun Medan setiap harinya, berpengaruh
yang lalu sudah mengalami perubahan. terhadap ketersediaan tenaga kerja
Para pelaku mobilitas sudah banyak di tempat asal mereka, walaupun
yang memakai sepeda motor. pengaruhnya tidak signifikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3. Langkah pemerintah Kecamatan
tokoh masyarakat dari desa Laut Percut Sei Tuan untuk menahan
Dendang (Ahwan Efendi) dan tokoh laju mobilitas penduduk tidak ada
masyarakat dari desa Bandar Kliffah dilakukan secara khusus, hanya saja
(Rusdi) mengemukakan, “Pelaku dipesankan agar pelaku mobilitas
mobilitas dari desa kami saat ini sudah lebih hati-hati di perjalanan agar
banyak yang berangkat ke tempat tidak mendapat kecelakaan lalu
kerjanya menggunakan sepeda motor, lintas.
bukan lagi dengan menggunakan
sepeda. Dengan pemandangan ini Saran
menjadi daya tarik bagi penduduk yang Sehubungan dengan kesimpulan
lainnya mencari pekerjaan sebagai yang dikemukakan diatas, maka yang
pembantu rumah tangga di Kota menjadi saran-saran adalah:
Medan”. Namun demikian karena 1. Pemerintah Kecamatan Percut Sei
diantara penduduk ini ada yang Tuan sebaiknya memikirkan usaha-
memiliki keterikatan dengan keluarga, usaha produktif di wilayah
menjadi penghalang bagi mereka untuk pemerintahannya seperti,
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012
20
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

pemasaran barang-barang kerajinan Tjokroamidjojo, Bintoro (1992),


rumah tangga masyarakat berupa Perencanaan Pembangunan,
keripik ubi, keripik talasd, kacang Gunung Agung, Jakarta.
goreng, dan kerajinan tangan Tjondronegoro, MP, (1987), Ilmu
lainnya sehingga para penduduk Kependudukan, Erlangga, Jakarta.
memiliki sumber mata pencaharian
di tempat asalnya.
2. Untuk penguatan ekonomi desa,
permodalan pelaku ekonomi perlu
dijembatani pemerintah kecamatan
dengan Bank-bank tertentu dalam
rangka pemberdayaannya.
3. Pemerintah kecamatan melalui para
Kepala desa sebaiknya melakukan
pendataan terhadap penduduknya
yang melakukan mobilitas,
kemudian menghubungi pengguna
jasa mereka di Kota Medan agar
pelaku mobilitas tersebut tidak
mendapat perlakuan sewenang-
wenang dari sang majikan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurachim, Iih, (1986), Pengantar
Masalah Penduduk, Alumni
Bandung.
Hadiluwih, Subanindyo, (2010), Konflik
Etnik di Indonesia, USU Press,
Medan.
Hasan, S, (2004), Sosiologio Untuk
Masyarakat Indonesia, PT.
Pembangunan, Jakarta.
Lexy, Moleong, J, (2005), Metodologi
Penelitian Kualitatif, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Mohammad Taib Hj. Dora dan
Mohammad Razali Agus (1998),
Peminggiran Sosial dan
Kemiskinan Melayu Bandar,
Kuala Lumpur, University
Malaya.
Muchtar, naim, (1981), Mobilitas
Penduduk dan Permasalahannya,
Gunung Aung, Jakarta.
Sugiono (1992), Metode Penelitian
Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Tjipto Herianto, (1999), Kependudukan
dan Permasalahannya, Ghalia
Indonesia, Jakarta.

PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 1/ APRIL 2012


21

You might also like