ID Perbedaan Waktu Pemberian Jawaban Dan Ha

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

JURNAL PSIKOLOGI

VOLUME 39, NO. 2, DESEMBER 2012: 222 . 232

Perbedaan Waktu Pemberian Jawaban dan Hasil Tes


Inteligensi Ditinjau dari Perbedaan
Lembar Jawaban
Ridwan Saptoto1
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada

Abstract

Many intelligence test administered designed as paper and pencil test. But efficiency demand in
this time make it administered using computer answer sheet, and testie forced to give answer by
blackening answer dots using 2B computer pencil in answer sheet. This method reduce testie time
to think the right answer, and may influence intelligence test result. This study aimed to compare
time to fill answer sheet and intelligence test results, between testie who did test with paper and
pencil answer sheet and testie who did test with computer answer sheet. Experiment method
choseed in this study. Simple design with repeated sample used in first experiment step. Prior,
subjects were assigned to fill answer sheet by streak. And then they assigned to give answer by
blackening answer dots. Data analysis show that there were significant difference between first and
second assignment (F = 192.192, p < 0.05). Two independent group design used in the second
experiment step. Subjects were randomly assigned to join control group or experiment group.
Subjects in control group did test using paper and pencil answer sheet, while subjects in
experiment group did test using computer answer sheet. Data analysis show that there were
significant difference in intelligence level between control group and experiment group in CFIT A
(t = 1.681, p < 0.05; one tailed), CFIT B (t = 2.289, p < 0.05; one tailed), and CFIT A and B (t =
1.819, p < 0.05; one tailed). Control group consistently higher in intelligence test results than
experiment group.
Keywords: CFIT, computer answer sheet, intelligence test

Pengukuran1 atribut psikologis menja- komputer telah digunakan dalam proses


di salah satu topik yang menarik untuk pemeriksaan dan pengetesan. Subjek tidak
diteliti. Para ahli psikologi semenjak lagi mengerjakan tes pada kertas lembar
dahulu tertantang untuk mengembangkan jawaban, namun langsung mengerjakan-
berbagai alat ukur atribut-atribut psiko- nya pada komputer. Hasil penelitian yang
logis. Hal inilah yang kemudian me- dilakukan Kumar dan Helgeson (1995)
lahirkan berbagai model alat ukur dalam menunjukkan bahwa penggunaan kompu-
ilmu psikologi. ter pada proses pemeriksaan atau penge-
Perkembangan zaman dan teknologi tesan mampu meningkatkan kualitas dan
komputer ternyata juga mempengaruhi efisiensi perekaman, penyimpanan, dan
metode dan prosedur pengukuran. Saat ini analisis data. Fisteus, Pardo, dan Garcia
(2012) juga mengemukakan bahwa peng-
1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilaku- gunaan komputer akan mengurangi
kan melalui: rsaptoto@gmail.com

222 JURNAL PSIKOLOGI


PENGISIAN LEMBAR JAWABAN, HASIL TES INTELIGENSI

waktu dalam koreksi dan penilaian, serta secara virtual yang dilakukan oleh Kumar
meningkatkan reliabilitas hasil penelitian dan Helgeson (1995). Namun pengetesan
dibandingkan metode konvensional. tersebut dilakukan dengan membuat
Perkembangan lain dari teknologi aplikasi di komputer, dan subjek peneli-
komputer yaitu penggunaan lembar tian mengerjakan tes secara langsung di
jawaban komputer dalam pengetesan. komputer. Para subjek tidak mengerjakan
Metode ini untuk mempercepat proses tes dengan cara menghitamkan bulatan
koreksi hasil tes dengan menggunakan alternatif jawaban yang dipilihnya. Oleh
program komputer, terutama pada tes karena itu, peneliti ingin mengkaji hal ini
yang dilakukan secara klasikal dan secara lebih lanjut di dalam penelitian ini.
melibatkan ratusan atau bahkan ribuan Peneliti ingin mengetahui bagaimana
testi. dampak penggunaan lembar jawaban
komputer pada tes psikologis.
Metode tersebut mengharuskan testi
untuk menghitamkan bulatan alternatif Anastasi dan Urbina (2007) mendefi-
jawaban yang dipilihnya. Lembar jawaban nisikan tes psikologis sebagai alat ukur
tersebut kemudian akan di-scan oleh yang objektif dan distandardisasikan atau
sebuah alat, sehingga hasil tes dapat dibakukan pengukurannya berdasarkan
diketahui dengan singkat. Metode ini contoh perilaku tertentu. Hasil dari tes
sangat menghemat waktu dan biaya da- psikologis akan memberikan informasi
lam sebuah pemeriksaan yang memper- mengenai aspek-aspek psikologis dari
gunakan tes psikologis. Tenaga testir individu yang menjadi peserta tes. Bebera-
untuk memeriksa dan menghitung hasil pa jenis tes psikologis yaitu tes inteligensi,
pengetesan juga dapat dihemat. tes bakat, dan tes kepribadian.
Sebuah perusahaan bernama SMR Berbagai ahli mengemukakan penda-
Indonesia (2012) di dalam web site-nya patnya mengenai inteligensi. Terman men-
secara jelas menyebutkan bahwa mereka definiskan inteligensi sebagai kemampuan
menyediakan program komputer untuk untuk berpikir abstrak (Azwar, 2010).
membaca hasil psikotes yang dikerjakan Flynn (dalam Baron, 1996) memberikan
pada lembar jawaban komputer. Jenis- defisini yang serupa. Menurutnya, inteli-
jenis psikotes yang hasilnya dapat dibaca gensi merupakan kemampuan seseorang
oleh program tersebut adalah CFIT, untuk berfikir secara abstrak dan kesiap-
abstrak, relasi ruang, mekanik, skolastik, annya untuk belajar dari pengalaman.
dan klerikal. Binet dan Simon (dalam Azwar, 2010)
Peneliti menemukan bahwa selama ini selanjutnya mengatakan bahwa inteligensi
belum ada peneliti lain yang meneliti terdiri dari tiga komponen. Ketiga kom-
pengaruh penggunaan lembar jawaban ponen tersebut adalah kemampuan untuk
komputer terhadap hasil tes, terutama tes mengarahkan pikiran atau tindakan, ke-
yang pengerjaannya dibatasi waktu secara mampuan untuk mengubah arah tindakan
ketat. Peneliti juga menemukan belum ada bila tindakan tersebut telah dilakukan, dan
jurnal yang membahas pengaruh penggu- kemampuan untuk mengkritik atau meng-
naan lembar jawaban komputer terhadap koreksi diri sendiri.
hasil tes. Wechsler (dalam Azwar, 2010) menge-
Peneliti hanya menemukan hasil mukakan bahwa inteligensi merupakan
penelitian mengenai penggunaan aplikasi kumpulan atau totalitas kemampuan
komputer untuk melakukan pengetesan seseorang. Totalitas tersebut mencakup

JURNAL PSIKOLOGI 223


SAPTOTO

kemampuan untuk bertindak dengan Tes inteligensi secara umum dapat didefi-
tujuan tertentu, kemampuan berpikir niskan sebagai tes yang mengungkap
secara rasional, dan kemampuan untuk kemampuan mental seseorang (Azwar,
menghadapi lingkungannya secara efektif. 2010). Berbagai jenis tes inteligensi dikem-
Cattell (1971) berpendapat bahwa bangkan sesuai dengan definisi mengenai
inteligensi atau general (g) intelligence ter- inteligensi yang diacu oleh para pembuat
diri dari dua faktor, yaitu fluid intelligence tes tersebut.
dan crystalizd intelligence. Fluid intelligence Binet dan Simon (dalam Azwar, 2010)
merupakan kapasitas seseorang untuk pada tahun 1904 mulai mengembangkan
berpikir secara logis dan menyelesaikan skala inteligensi pertama yang ditujukan
masalah dalam situasi yang baru, dan untuk membedakan anak-anak lemah
mandiri dalam mengumpulan pengeta- mental dengan anak normal. Wechsler
huan yang dibutuhkan. Termasuk di (dalam Azwar, 2010) juga mengembang-
dalamnya yaitu kemampuan untuk meng- kan tes inteligensi. Versi pertama tes
analisis permasalahan-permasalahan baru, inteligensi dari Wechsler diterbitkan pada
mengidentifikasi pola-pola dan hubungan- tahun 1939. Tes inteligensi tersebut diran-
hubungan antar masalah, serta membuat cang secara khusus untuk mengukur
perhitungan secara logis. Termasuk di inteligensi orang dewasa.
dalam fluid intelligence yaitu kemampuan Cattell (1949) juga mengembangkan
untuk menggunakan gaya berpikir tes inteligensi berdasarkan pandangannya
deduktif maupun induktif. sendiri mengenai inteligensi. Tes yang
Cattell (1971) selanjutnya menyatakan dikembangkan oleh Cattell disebut sebagai
bahwa crystalized intelligence merupakan Culture Fair Intelligence Test, atau disingkat
kemampuan seseorang untuk mengguna- CFIT.
kan keterampilan, pengetahuan, dan Cattell dan Cattell (1973) menyebut-
pengalamannya. Hal ini membuat crys- kan bahwa CFIT terdiri dari tiga jenis tes
talized intelligence pada umumnya akan atau skala, yaitu skala 1, skala 2, dan skala
berkembang sesuai dengan pertambahan 3. Skala 1 dipergunakan untuk mengukur
usia seseorang. Crystalized intelligence inteligensi kecerdasan anak-anak berumur
diidentifikasi dari keluasan dan kedalam- empat sampai dengan delapan tahun dan
an pengetahuan umum yang dimiliki sese- orang-orang yang lebih tua namun
orang, kosa kata, dan kemampuan untuk memiliki kesulitan belajar. Skala 2 diper-
berpikir menggunakan kata-kata maupun gunakan untuk mengukur inteligensi
angka. Crystalized intelligence merupakan anak-anak yang berusia delapan sampai
produk dari pendidikan dan pengalaman dengan empatbelas tahun dan orang
seseorang dalam interaksinya dengan fluid dewasa yang memiliki kecerdasan normal.
intelligence. Skala 3 dipergunakan untuk mengukur
Berdasarkan pandangan dari berbagai inteligensi orang berusia empatbelas tahun
ahli di atas, maka peneliti menggunakan ke atas dan orang dewasa yang memiliki
definisi inteligensi yang dikemukakan taraf kecerdasan superior. Skala CFIT 2
oleh Cattell (1971). Hal ini karena definisi dan skala CFIT 3 memiliki bentuk para-
tersebut sudah sesuai dengan penelitian relnya, yaitu form A dan form B. Hal ini
yang akan dilaksanakan. membuat skala CFIT 2 terdiri dari CFIT 2A
dan 2B, sedangkan skala CFIT 3 terdiri
Para ahli mengembangkan berbagai
dari CFIT 3A dan 3B.
pengukuran inteligensi atau tes inteligensi.

224 JURNAL PSIKOLOGI


PENGISIAN LEMBAR JAWABAN, HASIL TES INTELIGENSI

Cattell dan Cattell (1973) selanjutnya dan form B. skala CFIT 3A dan 3B terdiri
menyebutkan bahwa skala CFIT 3A dan dari empat subtes. Subtes-subtes tersebut
3B terdiri dari empat subtes. Subtes-subtes yaitu series, classification, matrices, dan
tersebut yaitu series, classification, matrices, conditions atau topology. Masing-masing tes
dan conditions atau topology. Masing- harus dikerjakan dalam waktu yang telah
masing tes harus dikerjakan dalam waktu ditetapkan.
yang telah ditetapkan. Peserta tes atau testi CFIT selanjutnya disebut sebagai tes
dipebolehkan mengerjakan tes setelah yang culture fair atau adil budaya, karena
mendapatkan aba-aba dari testir. Testi CFIT relatif bebas dari pengaruh tingkat
selanjutnya harus berhenti mengerjakan pendidikan dan budaya dari testi (Cattell
tes pada saat testir memerintahkan untuk dan Cattell, 1973). Hal ini membuat CFIT
berhenti. Cara menjawab tes ini yaitu relatif lebih mudah digunakan di berbagai
dengan cara memberikan tanda centang negara yang memiliki budaya berbeda-
pada lembar jawaban CFIT. beda tanpa harus melakukan adaptasi
Cattell (1961) menyebutkan bahwa budaya terlebih dahulu. Kondisi ini men-
pengerjaan skala 1 sebenarnya tidak jadi kelebihan yang dimiliki oleh CFIT.
dibatasi oleh waktu. Testi umumnya dapat Kelebihan tersebut tidak dimiliki oleh tes
menyelesaikan skala 1 dalam waktu 22 inteligensi yang dikemukakan oleh
menit. Skala 2 dan skala 3 pada sisi lain Wechsler.
pengerjaannya dibatasi. Kedua skala Kelebihan yang dimiliki CFIT mem-
tersebut hanya diberi waktu pengerjaan buat para ahli masih terus menggunakan
selama 12,5 menit. Rinciannya yaitu series tes tersebut di dalam penelitiannya.
dikerjakan selama tiga menit, classification Austin, Hofer, Deary dan Eber (2000)
dikerjakan selama empat menit, matrices menggunakan CFIT untuk meneliti inte-
dikerjakan selama tiga menit, dan raksi antara kepribadian dengan inteligen-
conditions atau topology dikerjakan selama si. Hasil penelitiannya antara lain mene-
2,5 menit. Batasan waktu di atas diguna- mukan bahwa peningkatan inteligensi
kan baik untuk form A maupun form B. berbanding positif dengan peningkatan
Cattell (1961) juga mengatakan bahwa kecenderungan kecemasan (neuroticism)
CFIT 3A hendaknya dikerjakan lebih seseorang.
dahulu daripada CFIT 3B. Masing-masing Gupta (1991) juga meneliti pengaruh
tes akan menghasilkan raw score yang kepribadian terhadap inteligensi. Variabel
kemudian diubah menjadi angka inteli- independen lain yang digunakannya
gensi dengan menggunakan norma yang adalah waktu pengetesan. Hasil peneli-
sudah ada. Raw score dari kedua skala juga tiannya menunjukkan bahwa kepribadian
dapat digabungkan, sehingga mengasilkan ternyata tidak mempengaruhi hasil tes
raw score gabungan. Raw score gabungan CFIT. Hasil tes CFIT justru dipengaruhi
tersebut selanjutnya diubah menjadi ang- oleh waktu pengerjaannya. Subjek yang
ka inteligensi total dengan menggunakan mengerjakan CFIT di pagi hari ternyata
norma yang sudah tersedia. mendapatkan skor rata-rata yang lebih
Berdasarkan uraian di atas maka da- tinggi dari mereka yang mengerjakan
pat disimpulkan bahwa CFIT terdiri dari CFIT di siang atau sore hari.
tiga jenis tes atau skala, yaitu skala 1, skala Furlow, Armijo-Prewitt, Gangestad,
2, dan skala 3. Skala CFIT 2 dan skala CFIT dan Thornhill (1997) kemudian meneliti
3 memiliki bentuk pararelnya, yaitu form A hubungan ketidaksimetrisan tubuh de-

JURNAL PSIKOLOGI 225


SAPTOTO

ngan inteligensi. Mereka menggunakan adil budaya dan dapat dipergunakan


CFIT untuk mengukur inteligensi. Hasil tanpa harus diadaptasi terlebih dahulu.
penelitian menunjukkan bahwa ketidak CFIT juga masih dipercaya oleh para ahli,
simetrisan tubuh ternyata memiliki hu- sehingga mereka masih menggunakan
bungan negatif dengan inteligensi. Hal ini CFIT untuk mengukur inteligensi di da-
membuat mereka kemudian menyim- lam penelitian-penelitiannya.
pulkan bahwa meningkatkan kualitas Tes CFIT pada saat ini sudah dapat
lingkungan perkembangan seseorang akan dikerjakan dengan menggunakan lembar
meningkatkan inteligensinya. jawaban komputer (SMR Indonesia, 2012).
Colom dan Garcia-Lopez (2002) selan- Penggunaan jenis lembar jawaban tersebut
jutnya meneliti pengaruh perbedaan jenis membuat testi harus menghitamkan
kelamin terhadap hasil tes inteligensi dari bulatan pada alternatif jawaban yang
tiga jenis tes inteligensi. Hasil penelitian- dipilihnya. Hal ini tentunya mengurangi
nya menunjukkan bahwa hanya CFIT waktu testi untuk mengerjakan soal,
yang menunjukkan tidak ada perbedaan sehingga berpotensi mempengaruhi hasil
tingkat inteligensi antara laki-laki dan tes inteligensi.
wanita. Tes CFIT sendiri menurut Cattell dan
Kelebihan tersebut membuat Colom Cattell (1973) sebenarnya cukup dikerja-
dan Garcia-Lopez (2003) kembali menggu- kan dengan cara memberikan tanda
nakan CFIT untuk meneliti kecende- centang pada lembar jawaban CFIT.
rungan kenaikan inteligensi dari siswa Penggunaan lembar jawaban komputer
sekolah menengah atas dan lulusan seko- membuat waktu yang dapat dipergunakan
lah menengah atas di Spanyol. Hasil pene- testi untuk berpikir dan menyelesaikan
litiannya menunjukkan adanya kecende- masalah menjadi berkurang, karena testi
rungan kenaikan inteligensi secara umum juga harus meluangkan waktu untuk
dari kedua jenis kelamin subjek penelitian menghitamkan bulatan alternatif jawaban
tersebut. yang dipilihnya. Kondisi ini berpotensi
Rummsayer dan Brandler (2002) juga mempengaruhi hasil tes inteligensi.
menggunakan CFIT untuk meneliti otak. Proses menghitamkan bulatan pada
Mereka meneliti hubungan antara inteli- alternatif jawaban membutuhkan tambah-
gensi dengan indikator psikofisik dari an waktu. Testir sendiri pada umumnya
resolusi sementara di dalam otak. Hasil ketika pelaksanaan tes psikologis tidak
penelitian mereka menunjukkan bahwa memberikan waktu tambahan, atau mem-
mekanisme otak secara spesifik terlibat di berikan waktu khusus bagi testi untuk
dalam diskriminasi interval pemrosesan menghitamkan alternatif jawaban yang
informasi yang cepat pada mereka yang dipilihnya. Testir tetap berpedoman dan
memiliki inteligensi lebih tinggi. Hal ini menggunakan standar waktu yang sama
menunjukkan bahwa mekanisme tersebut dengan cara pemberian jawaban yang
dapat dipergunakan sebagai indikator dicoret.
inteligensi atau kecerdasan yang cukup Peneliti ketika melakukan asesmen di
sensitif. lapangan juga melihat bahwa subjek ases-
Berdasarkan pendapat para ahli di men membutuhkan waktu yang lebih
atas, maka peneliti menggunakan CFIT lama untuk memberikan jawaban pada
untuk mengukur inteligensi di dalam lembar jawaban komputer. Waktu yang
penelitian ini. Hal ini karena CFIT relatif dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah

226 JURNAL PSIKOLOGI


PENGISIAN LEMBAR JAWABAN, HASIL TES INTELIGENSI

soal sampai dengan selesai menghitamkan dia mengikuti prosedur eksperimen yang
bulatan pada lembar jawaban komputer telah disusun.
lebih lama, dibandingkan jika subjek
asesmen mengerjakan soal pada lembar Instrumen penelitian
jawaban tradisional. Kondisi tersebut juga Data pertama, yaitu waktu pengisian
terjadi pada saat pemberian berbagai tes lembar jawaban, akan diukur dengan
psikologis. Hal ini berpotensi mempenga- menggunakan pengukur waktu atau stop-
ruhi hasil tes psikologis. watch. Stopwatch yang digunakan memiliki
Berdasarkan uraian-uraian di atas, ketelitian pengukuran sampai dengan
maka peneliti mengajukan empat hipotesis seperseratus detik. Stopwatch tersebut
penelitian. Hipotesis-hipotesis tersebut sebelum digunakan dikalibrasikan dulu,
yaitu: (1) Terdapat perbedaan penggunaan sehingga setiap stopwatch dipastikan
waktu pengisian lembar jawaban ditinjau memiliki keakuratan yang sama.
dari perbedaan penggunaan jenis lembar Data penelitian kedua berupa inteli-
jawaban. Waktu yang dibutuhkan subjek gensi. Data inteligensi diambil dengan
untuk mengisi lembar jawaban manual menggunakan CFIT 3A dan B yang
lebih sedikit daripada waktu yang dibu- disusun oleh Cattell dan Cattell (1973). Tes
tuhkan subjek untuk mengisi lembar ja- ini mengukur general (g) intelligence terdiri
waban komputer. (2) Terdapat perbedaan yang terdiri dari dua faktor, yaitu fluid
hasil tes CFIT A ditinjau dari perbedaan intelligence dan crystalizd intelligence.
penggunaan jenis lembar jawaban. Subjek Goldstein dan Hersen (2000) mengung-
yang menggunakan lembar jawaban kapkan bahwa korelasi CFIT dengan tes-
manual mendapatkan hasil tes CFIT A tes inteligensi yang lain menghasilkan
yang lebih tinggi daripada subjek yang koefisien korelasi sebesar 0,5 sampai
menggunakan lembar jawaban komputer. dengan 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa
(3) Terdapat perbedaan hasil tes CFIT B CFIT terbukti valid untuk mengukur
ditinjau dari perbedaan penggunaan jenis inteligensi. Azwar (2009) mengemukakan
lembar jawaban. Subjek yang mengguna- bahwa sebuah tes yang valid berarti bah-
kan lembar jawaban manual mendapatkan wa tes tersebut mampu menjalankan
hasil tes CFIT B yang lebih tinggi daripada fungsi ukurnya sesuai maksud dikenakan-
subjek yang menggunakan lembar jawab- nya tes tersebut.
an komputer. (4) Terdapat perbedaan hasil Goldstein dan Hersen (2000) selanjut-
tes CFIT A dan B ditinjau dari perbedaan nya mengungkapkan bahwa CFIT skala 3
penggunaan jenis lembar jawaban. Subjek memiliki koefisien konsistensi internal
yang menggunakan lembar jawaban sebesar 0,85. Reliabilitas test-retest CFIT
manual mendapatkan hasil tes CFIT A dan skala 3 adalah 0,82. Hal ini menunjukkan
B yang lebih tinggi daripada subjek yang bahwa CFIT skala 3 terbukti reliabel dalam
menggunakan lembar jawaban komputer. mengukur inteligensi. Azwar (2009)
mengemukakan bahwa reliabilitas adalah
Metode keterandalan atau keajegan sebuah tes. Tes
yang reliabel berarti bahwa tes tersebut
Subjek penelitian memberikan hasil yang relatif sama dalam
beberapa kali pengukuran yang melibat-
Subjek penelitian adalah para maha- kan kelompok subjek yang sama pula, jika
siswa Fakultas Universitas Gadjah
Mada yang mendaftarkan diri dan berse-

JURNAL PSIKOLOGI 227


SAPTOTO

aspek yang diukur dalam diri subjek Kelompok eksperimen pada tahap
memang tidak berubah. pertama mengerjakan CFIT 3A dengan
cara membulatkan hitam alternatif
Prosedur jawaban yang dipilihnya pada lembar
jawaban. Dan pada tahap kedua
Rekrutmen subjek penelitian dilaku-
mengerjakan CFIT 3B, juga dengan cara
kan dengan cara memasang poster rekrut-
membulatkan hitam alternatif jawaban
men di lingkungan Fakultas 1 —’ŸŽ›-
yang dipilihnya pada lembar jawaban.
sitas Gadjah Mada. Mahasiswa yang ter-
tarik kemudian mendaftar menjadi subjek Asisten peneliti menghitung jumlah
penelitian kepada asisten peneliti. jawaban benar dari setiap subjek kelom-
pok kontrol maupun kelompok ekspe-
Mereka kemudian dikumpulkan un-
rimen yang telah mengerjakan skala CFIT
tuk mengikuti eksperimen tahap pertama.
3A dan CFIT 3B. Jumlah jawaban benar
Mereka pada awalnya diminta untuk
tersebut disebut raw score, yang kemudian
mencoret alternatif jawaban pada lembar
diubah menjadi angka inteligensi dengan
jawaban manual. Satu nomor hanya berisi
menggunakan norma CFIT yang berlaku.
satu alternatif jawaban yang sudah diten-
tukan. Penentuan alternatif jawaban terse- Pengambilan data dilakukan pada
but dilakukan dengan menggunakan me- hari Jumat, 1 Juni 2012. Subjek yang
tode random. Asisten peneliti menghitung mendaftar untuk mengikuti eksperimen
waktu yang diperlukan setiap subjek berjumlah 46 (empatpuluh enam) maha-
untuk mencoret semua alternatif jawaban siswa. Asisten peneliti kemudian menem-
yang sudah ditentukan. patkannya secara random ke dalam
kelompok kontrol atau kelompok ekspe-
Asisten peneliti kemudian memberi-
rimen. Pembagian dilakukan secara im-
kan lembar jawaban komputer kepada
bang jumlahnya, sehingga masing-masing
subjek. Mereka kini diminta untuk meng-
kelompok terdiri dari 23 (duapuluh tiga)
hitamkan bulatan pada alternatif jawaban
mahasiswa. Namun dalam kenyataannya,
yang sudah ditentukan. Alternatif jawaban
tidak semua subjek menghadiri pelaksa-
pada setiap nomor sama dengan alternatif
naan eksperimen. Hal ini membuat jumlah
jawaban pada langkah sebelumnya. Asis-
subjek menjadi berkurang. Peneliti men-
ten peneliti kembali menghitung waktu
catat kelompok kontrol maupun kelompok
yang diperlukan setiap subjek untuk
eksperimen pada akhirnya masing-masing
menghitamkan bulatan semua alternatif
hanya terdiri dari 13 (tigabelas) maha-
jawaban yang sudah ditentukan.
siswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan
Semua subjek selanjutnya dikelom- pengambilan data tahap kedua. Yang
pokkan secara random ke dalam kelom- dilakukan pada Hari Kamis, 6 September
pok kontrol atau kelompok eksperimen 2012.
untuk mengikuti eksperimen tahap kedua.
Subjek yang mendaftar untuk meng-
Kelompok kontrol pada tahap pertama
ikuti eksperimen berjumlah 46 (empat-
mengerjakan CFIT 3A dengan cara men-
puluh enam) mahasiswa. Asisten peneliti
coret alternatif jawaban yang dipilihnya
juga menempatkan subjek secara random
pada lembar jawaban. Mereka selanjutnya
ke dalam kelompok kontrol atau kelom-
pada tahap kedua mengerjakan CFIT 3B,
pok eksperimen. Pembagian dilakukan
juga dengan cara mencoret alternatif
secara imbang jumlahnya, sehingga
jawaban yang dipilihnya pada lembar
masing-masing kelompok terdiri dari 23
jawaban.

228 JURNAL PSIKOLOGI


PENGISIAN LEMBAR JAWABAN, HASIL TES INTELIGENSI

(duapuluh tiga) mahasiswa. Namun da- yang diperlukan untuk memilih dan
lam kenyataannya, kembali tidak semua menghitamkan bulatan alternatif jawab-
subjek menghadiri pelaksanaan eks- an sesuai nomor soal pada lembar
jawaban
perimen. Hal ini membuat jumlah subjek
menjadi berkurang. Peneliti mencatat
bahwa subjek kelompok kontrol yang Peneliti selanjutnya pada tahap eks-
menghadiri pelaksanaan eksperimen ber- perimen yang kedua menggunakan two
jumlah 22 (duapuluh dua) mahasiswa, independent group design (Myers, 1987). Two
sedangkan subjek kelompok eksperimen independent group design merupakan desain
yang menghadiri pelaksanaan eksperimen eksperimen yang menggunakan dua ke-
berjumlah 12 (duabelas) mahasiswa. Hal lompok. Masing-masing kelompok terdiri
ini menyebabkan secara keseluruhan data dari subjek penelitian yang berbeda.
kelompok eksperimen yang dapat diana- Kelompok pertama disebut sebagai kelom-
lisis menjadi 25 (duapuluh lima) set, pok kontrol (selanjutnya disingkat KK),
sedangkan data kelompok kontrol yang dan kelompok kedua disebut sebagai
dapat dianalisis menjadi 35 (tigapuluh kelompok eksperimen (selanjutnya dising-
lima) set. kat KE). Masing-masing kelompok menda-
Desain penelitian yang dipergunakan patkan perlakuan yang berbeda.
dalam penelitian ini adalah desain ekspe- Subjek dikelompokkan ke dalam ke-
rimen. Penelitian ini sendiri terdiri dari lompok kontrol atau kelompok eksperi-
dua tahap. men secara acak, atau disebut random
Penelitian tahap pertama mengguna- assignment. Pembagian secara acak me-
kan desain eksperimen yang disebut mungkinkan setiap subjek memiliki
sebagai simple design (Myers, 1987). Desain kesempatan yang sama untuk ditempat-
ini memiliki beberapa bentuk. Bentuk kan dalam salah satu kondisi perlakuan
yang digunakan peneliti dalam penelitian (Myers, 1987). Hal ini membuat kelompok
ini yaitu simple design with repeated measure. berada dalam kondisi yang setara sebelum
Masing-masing subjek penelitian akan eksperimen dilakukan. Gambar 2 menun-
dikenai dua kali pengukuran. Peneliti me- jukkan desain penelitian tahap kedua.
lakukan pengamatan terhadap semua
pengukuran yang dilakukan. Gambar 1 KK X1O1 X2O2
menunjukkan desain penelitian tahap per- R
tama yang digunakan. KE X3O3 X4O4

KE X1O1 X2O2 Gambar 2. Desain Penelitian Tahap Kedua

Gambar 1. Desain Penelitian Tahap Pertama Keterangan:


R : random
Keterangan: KK : kelompok kontrol
KE : kelompok eksperimen KE : kelompok eksperimen
X1O1 : subjek mencoret alternatif jawaban, dan X1O1 : subjek mengerjakan CFIT 3A dengan
peneliti menghitung waktu yang diper- mencoret alternatif jawaban dan peng-
lukan untuk memilih dan mencoret al- ambilan data inteligensi oleh peneliti
ternatif jawaban sesuai nomor soal pada X2O2 : subjek mengerjakan CFIT 3B dengan
lembar jawaban menghitamkan bulatan alternatif jawab-
X2O2 : subjek menghitamkan bulatan alternatif an dan pengambilan data oleh peneliti
jawaban dan peneliti menghitung waktu

JURNAL PSIKOLOGI 229


SAPTOTO

X3O3 : subjek mengerjakan CFIT 3A dengan kan lembar jawaban manual mendapatkan
menghitamkan bulatan alternatif jawab- hasil tes CFIT A yang lebih tinggi daripada
an dan pengambilan data oleh peneliti subjek yang menggunakan lembar
X4O4 : subjek mengerjakan CFIT 3A dengan
jawaban komputer.
mencoret alternatif jawaban dan peng-
ambilan data inteligensi oleh peneliti Independent sample t-test terhadap
angka inteligensi hasil skala CFIT 3B pada
Hipotesis-hipotesis penelitian yang kelompok kontrol dan kelompok eksperi-
diajukan dalam penelitian ini diuji dengan men menghasilkan t=2.289 (p<0.05, one
menggunakan metode statistik. Metode tailed). Hipotesis penelitian ketiga diteri-
analisis data yang digunakan untuk meng- ma. Terdapat perbedaan hasil tes CFIT B
uji hipotesis penelitian pertama adalah ditinjau dari perbedaan penggunaan jenis
paired-sample t-test. Selanjutnya metode lembar jawaban. Subjek yang mengguna-
analisis data yang digunakan untuk meng- kan lembar jawaban manual mendapatkan
uji hipotesis penelitian kedua, ketiga, dan hasil tes CFIT B yang lebih tinggi daripada
keempat adalah independent sample t-test. subjek yang menggunakan lembar
jawaban komputer.
Pengujian statistik di atas akan dilaku-
kan dengan menggunakan bantuan Independent sample t-test terhadap ang-
komputer. Program atau software yang ka inteligensi hasil skala CFIT 3A dan B
digunakan adalah Statistical Product and pada kelompok kontrol dan kelompok
Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows. eksperimen menghasilkan t=1.819 (p<0.05,
Taraf signifikansi yang digunakan sebesar one tailed). Hipotesis penelitian keempat
5%. diterima. Terdapat perbedaan hasil tes
CFIT A dan B ditinjau dari perbedaan
penggunaan jenis lembar jawaban. Subjek
Hasil dan Diskusi yang menggunakan lembar jawaban ma-
Paired-sample t-test antara waktu peng- nual mendapatkan hasil tes CFIT A dan B
isian lembar jawaban manual dan lembar yang lebih tinggi daripada subjek yang
jawaban komputer menghasilkan (p<0.05). menggunakan lembar jawaban komputer.
Hipotesis penelitian pertama diterima. Hasil analisis data menunjukkan bah-
Terdapat perbedaan penggunaan waktu wa semua hipotesis yang diajukan dalam
pengisian lembar jawaban ditinjau dari penelitian ini teruji. Hal ini menunjukkan
perbedaan penggunaan jenis lembar bahwa perbedaan penggunaan jenis lem-
jawaban. Waktu yang dibutuhkan subjek bar jawaban mempengaruhi waktu pengi-
untuk mengisi lembar jawaban manual sian lembar jawaban dan hasil tes inteli-
lebih sedikit daripada waktu yang dibu- gensi. Waktu yang dibutuhkan untuk
tuhkan subjek untuk mengisi lembar mengisi lembar jawaban manual lebih
jawaban komputer. cepat daripada waktu yang diperlukan
Independent sample t-test terhadap ang- untuk mengisi lembar jawaban komputer.
ka inteligensi hasil skala CFIT 3A pada Hasil tes inteligensi dari subjek yang
kelompok kontrol dan kelompok eksperi- mengerjakan skala CFIT dengan menggu-
men menghasilkan t=1.681 (p<0.05, one nakan lembar jawaban manual juga lebih
tailed). Hipotesis penelitian kedua diteri- tinggi secara signifikan, dibandingkan
ma. Terdapat perbedaan hasil tes CFIT A subjek yang mengerjakan skala CFIT
ditinjau dari perbedaan penggunaan jenis dengan menggunakan lembar jawaban
lembar jawaban. Subjek yang mengguna- komputer. Hal ini karena penggunaan

230 JURNAL PSIKOLOGI


PENGISIAN LEMBAR JAWABAN, HASIL TES INTELIGENSI

lembar jawaban komputer membuat wak- Penelitian-penelitian semacam ini akan


tu pengetesan tidak dapat dipergunakan membuka luas adaptasi administrasi
oleh subjek secara penuh untuk berpikir standar tes psikologis. Adaptasi tersebut
dan menyelesaikan soal. Sebagian waktu akan membuat testi tidak dirugikan, dan
pengetesan justru harus dipergunakan alat tes terjaga validitasnya.
oleh subjek untuk menghitamkan bulatan
alternatif jawaban yang dipilihnya. Hal ini
Kesimpulan
perlu ditindak lanjuti dengan melakukan
adaptasi waktu administrasi pelaksanaan Terbuktinya seluruh hipotesis yang
tes inteligensi yang mempergunakan lem- diajukan dalam penelitian ini menunjuk-
bar jawaban komputer. Penelitian lebih kan pengaruh perbedaan penggunaan
lanjut diperlukan untuk melakukan adap- jenis lembar jawaban terhadap angka
tasi tersebut. inteligensi hasil skala CFIT. Oleh karena
Jika praktisi ingin tetap menggunakan itu, para praktisi yang ingin menggunakan
lembar jawaban komputer tanpa harus lembar jawaban komputer hendaknya
melakukan penelitian adaptasi waktu, melakukan adaptasi waktu administrasi
peneliti menyarankan untuk mengguna- tes dengan cara melakukan penelitian ter-
kan lembar jawaban komputer yang dapat lebih dahulu, atau menggunakan scanner
dikerjakan tanpa harus menghitamkan yang sesuai. Pengabaian hal ini membuat
bulatan alternatif jawaban. Hal ini karena hasil tes tidak dapat dipercaya, karena
sekarang sudah tersedia scanner yang akan menghasilkan angka inteligensi yang
mampu membaca coretan atau karakter under estimate.
huruf pada lembar jawaban komputer
secara langsung. Kepustakaan
Hal lain yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan tes dengan menggu- Anastasi, A., & Urbina, U. (2007). Tes psiko-
nakan model computer-based seperti yang logi (terjemahan). Jakarta: PT. Indeks.
dilakukan oleh Kumar dan Helgeson Austin, E.J., Hofer, S.M., Deary, I.J., &
(1995). Model ini dapat diwujudkan Eber, H.W. (2000). Interactions be-
dengan cara mentransfer alat tes dan soal- tween intelligence and personality:
soal di dalamnya ke dalam bentuk soft- results from two large samples. Perso-
ware. Testi dapat mengerjakan tes secara nality and Individual Differences, 29(3),
langsung di komputer dengan cara meng- 405.427.
klik alternatif jawaban yang tersedia. Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas.
Peneliti menyarankan kepada para Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
peneliti selanjutnya untuk melakukan Azwar, S. (2010). Pengantar psikologi inteli-
penelitian terhadap tes psikologis lain gensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yang juga diadministrasikan dengan
Baron, R.A. (1996). Essentials of psychology.
menggunakan lembar jawaban komputer,
Needham Heights, MA: Allyn &
khususnya yang mengharuskan testi untuk
Bacon.
menghitamkan bulatan alternatif jawaban
yang dipilihnya. Tes psikologis tersebut, Cattell, R. B. (1949). Culture fair intelligence
di sisi lain, sebenarnya pada prosedur test, scale 1. Champaign, Illinois: Insti-
administrasi standar tes cukup dikerjakan tute of Personality and Ability.
dengan cara mencoret alternatif jawaban. Cattell, R.B. (1961). Measuring intelligence

JURNAL PSIKOLOGI 231


SAPTOTO

with the culture fair test. Cambridge, of Biological Sciences, 264(1383), 823-
MA: Hogrefe Publishing. 829.
Cattell, R.B. (1971). Abilities: Their structure Goldstein, G., & Hersen, M. (2000).
growth and action. Boston: Houghton Handbook of psychological assessment.
Mifflin. Oxford: Pergamon Press.
Cattell, R.B., & Cattell, A.K.S. (1973). Gupta, S. (1991). Effects of time of day and
Culture fair intelligence tests (CFIT). San personality on intelligence test scores.
Diego, CA: Educational and Industrial Personality and Individual Differences,
Testing Service (EdITS). 12(11), 1227.1231.
Colom, R., & Garcia-Lopez, O. (2002). Sex Kumar, D.D., & Helgeson, S.L. (1995).
differences in fluid intelligence among Trends in computer applications in
high school graduates. Personality and science assessment. Journal of Science,
Individual Differences, 32(3), 445.451. Education, and Technology, 4(1), 29-36.
Colom, R., & Garcia-Lopez, O. (2003). Myers, A. (1987). Experimental psychology.
Secular gains in fluid intelligence: California: Brooks/Cole Publishing
Evidence from the culture-fair intelli- Company.
gence test. Journal of Biosocial Science, Rammsayer, T.H., & Brandler, S. (2002).
35, 33.39. On the relationship between general
Fisteus, J.A., Pardo, A., & Garcia, N.F. fluid intelligence and psychophysical
(2012). Grading multiple choice exams indicators of temporal resolution in
with low-cost and portable computer- the brain. Journal of Research in
vision techniques. Journal of Science, Personality, 36(5), 507.530.
Education, and Technology, DOI 10.1007/ SMR Indonesia. (2012). Deskripsi singkat
s10956-012-9414-8. SMR. Diunduh dari: SMR Indonesia
Furlow, F.B., Armijo-Prewitt, T., http:smrindonesia.com/index.
Gangestad, S.W., & Thornhill, R. php?option=com_content&task=
(1997). Fluctuating Asymmetry and viewed&id=45&ltemid=146
Psychometric Intelligence. Proceedings tanggal 24 Februari 2012.

232 JURNAL PSIKOLOGI

You might also like