Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800

Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF


DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

Siti Napfiah
Prodi Pendidikan Matematika, IKIP Budi Utomo
Email: siti@gmail.com

Abstract: This study aims to analyze the level of creative thinking ability in solving
mathematical problems in terms of field-dependent and field-independent cognitive
style in grade X students AKL 1 SMK Negeri 1 Pogalan. This research includes
descriptive qualitative research type and using case study approach. Research
subjects were six students grouped based on cognitive style using Group Embedded
Figures Test (GEFT), screening three students of field-independent and three
students of field-dependent. The results of the test of creative thinking ability through
the solving of mathematical problems are grouped based on the characteristics of
creative thinking, namely fluency, flexibility and novelty. Creativity level is called
TKBK 4 (very creative), TKBK 3 (creative), TKBK 2 (creative enough), TKBK 1
(less creative), and TKBK 0 (not creative). The level of creativity that can be
identified in this study is two students of field-independent style were considered
very creative (TKBK 4) and one student declared creative (TKBK 3). For field-
dependent students, the level of creativity that can be identified is two students
declared creative enough (TKBK 2) and one student is stated less creative (TKBK 1).
These results suggest that field-independent students tend to have higher creativity
than field-dependent students in mathematical problem solving.

Keywords: Creative thinking, cognitive style, problem solving

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kemampuan berpikir kreatif
dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif field-dependent dan
field-independent pada siswa kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Pogalan. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan studi kasus.
Subjek penelitian sebanyak 6 siswa yang dikelompokkan berdasarkan gaya kognitif
menggunakan instrumen Group Embedded Figures Test (GEFT), dengan rincian tiga
siswa field-independent dan tiga siswa field-dependent. Hasil tes kemampuan berpikir
kreatif melalui pemecahan masalah matematika dikelompokkan berdasarkan karakteristik
berpikir kreatif, yaitu kefasihan, fleksibelitas dan kebaruan. Tingkat kreativitas atau
disebut Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) dikategorikan menjadi 5 tingkatan,
yaitu TKBK 4 (sangat kreatif), TKBK 3 (kreatif), TKBK 2 (cukup kreatif), TKBK 1 (kurang
kreatif), dan TKBK 0 (tidak kreatif). Tingkat kreativitas yang dapat diidentifikasi dalam
penelitian ini adalah dua siswa field-independent dinyatakan sangat kreatif (TKBK 4) dan
satu siswa dinyatakan kreatif (TKBK 3). Untuk siswa field-dependent, tingkat kreativitas
yang dapat diidentifikasi adalah dua siswa cukup kreatif (TKBK 2) dan satu siswa
dinyatakan kurang kreatif (TKBK 1). Hasil ini menunjukkan bahwa siswa field-
independent cenderung memiliki kreativitas lebih tinggi dibanding siswa field-dependent
dalam pemecahan masalah matematika.

Kata kunci: Berpikir Kreatif, Gaya Kognitif, Pemecahan Masalah

Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
80
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

PENDAHULUAN

Dalam memecahkan masalah jawaban. Sementara itu, berdasarkan


matematika, setiap orang memiliki cara pengalaman Kiesswetter seperti yang
dan gaya berpikir kreatif yang berbeda- dikutip di Sujadi & Kusmayadi (2014,
beda karena tidak semua orang memiliki hal. 30) menganggap bahwa kemampuan
kemampuan berpikir kreatif yang sama. berpikir fleksibel yang merupakan salah
Ardana (2007) seperti yang dikutip di satu komponen kreativitas merupakan
Ngilawajan (2013, hal. 73) menyatakan salah satu dari kemampuan penting,
bahwa setiap orang memiliki cara-cara bahkan paling penting yang harus
khusus dalam bertindak, yang dinyatakan dimiliki individu dalam memecahkan
melalui aktivitas-aktivitas perseptual dan masalah.
intelektual secara konsisten. Aspek Silver (1997) seperti yang dikutip
perseptual dan intelektual di Richardo, Retno, & Saputro (2014, hal.
mengungkapkan bahwa setiap individu 143) berpendapat bahwa kreativitas
memiliki ciri khas yang berbeda dengan pemecahan masalah diindikasikan
individu lain. Sesuai dengan tinjauan dengan kefasihan (fluency), fleksibilitas
aspek tersebut, dikemukakan bahwa (flexibility), dan kebaruan (novelty).
perbedaan individu dapat diungkapkan Menurut Krisnawati (2012) seperti yang
oleh tipe-tipe kognitif yang dikenal dikutip di Richardo, Retno, & Saputro
dengan istilah gaya kognitif. Gaya (2014, hal. 143), aspek kefasihan
kognitif merupakan cara seseorang mengacu pada kebenaran dan
memproses, menyimpan maupun keberagaman jawaban yang diberikan
menggunakan informasi untuk siswa, aspek fleksibilitas mengacu pada
menanggapi suatu tugas atau berbagai cara-cara berbeda yang diberikan oleh
jenis lingkungannya. siswa dalam memecahkan masalah,
Munandar (2009) seperti yang sedangkan aspek kebaruan mengacu pada
dikutip di Sujadi & Kusmayadi (2014: jawaban yang diberikan tidak biasa untuk
29) mendefinisikan berpikir kreatif tingkat pengetahuan siswa pada
sebagai kemampuan seseorang dalam umumnya atau juga bisa mengacu pada
menemukan banyak kemungkinan cara baru yang ditampilkan siswa. Cara
jawaban terhadap suatu masalah, yang yang baru tersebut bisa saja merupakan
penekanannya pada kuantitas, cara kombinasi dari pengetahuan yang
ketepatgunaan, dan keberagaman didapat siswa sebelumnya. Berikut
Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
81
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

penjelasan indikator berpikir kreatif Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif dalam


Pemecahan Masalah Matematika
siswa disajikan pada Tabel 1. Kriteria Penilaian Sub Kriteria
Penilaian
Tabel 1 Kebaruan (novelty) Siswa mampu
Indikator Berpikir Kreatif Siswa Siswa dapat mengajukan masalah
Indikator Deskripsi menyelesaikan soal yang sesuai dengan
dengan cara yang materi lain selain
Kefasihan Siswa menyelesaikan masalah
belum pernah materi trigonometri.
(fluency) bermacam-macam interprestasi,
diselesaikan siswa
metode penyelesaian atau
lain.
jawaban masalah.
Fleksibel Siswa memecahkan masalah Sumber: diadopsi dari (Agustina & Noor,
(flexibility) dalam satu cara, kemudian 2016, hal. 194)
dengan menggunakan cara lain.
Siswa mendiskusikan berbagai Kemampuan kreativitas dalam
metode penyelesaian.
Kebaruan Siswa dapat menyelesaikan soal berpikir matematika seseorang dalam
(novelty) dengan cara yang belum pernah memecahkan masalah memiliki
diselesaikan siswa lainnya.
Sumber: diadopsi dari (Agustina & Noor, tingkatan–tingkatan. Siswono (2008)
2016, hal. 194)
seperti yang dikutip di Richardo, Retno,
Dalam memudahkan menganalisis
& Saputro (2014, hal. 143) kreativitas
kemampuan berpikir kreatif maka
dibagi menjadi lima tingkatan yaitu,
terdapat sub kriteria penilaian pada setiap
tingkat 4 (sangat kreatif), tingkat 3
indikator yang disajikan pada Tabel 2
(kreatif), tingkat 2 (cukup kreatif),
berikut.
tingkat 1 (kurang kreatif), dan tingkat 0
Tabel 2
Aspek Penilaian Kemampuan Berpikir (tidak kreatif). Perjenjangan tersebut
Kreatif dalam Pemecahan Masalah terangkum pada Tingkat Kemampuan
Matematika
Berpikir Kreatif (TKBK) yang dapat
Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif dalam
Pemecahan Masalah Matematika dilihat pada Tabel 3.
Kriteria Penilaian Sub Kriteria
Penilaian
Tabel 3
Kefasihan (fluency) Siswa dapat Tingkatan Kreativitas dan Karakteristiknya
Siswa menyelesaikan menyelesaikan soal Tingkat Karakteristik
masalah bermacam- dengan jawaban yang
macam interprestasi, beragam. Tingkat 4 Siswa mampu menunjukkan
metode penyelesaian Siswa membuat satu (Sangat kefasihan, fleksibilitas dan
atau jawaban masalah yang dapat Kreatif) kebaruan atau kebaruan dan
masalah. dipecahkan. fleksibilitas dalam
Fleksibilitas Siswa dapat memecahkan maupun
(flexibility) menyelesaikan soal mengajukan masalah
Siswa memecahkan lebih dari satu cara Tingkat 3 Siswa mampu menunjukkan
masalah dalam satu penyelesaian. (Kreatif) kefasihan dan kebaruan atau
cara, kemudian Siswa mampu kefasihan dan fleksibilitas
dengan menggunakan mengajukan masalah dalam memecahkan maupun
cara lain. Siswa yang dapat mengajukan masalah
mendiskusikan dipecahkan dengan Tingkat 2 Siswa mampu menunjukkan
berbagai metode cara yang berbeda- (Cukup kebaruan atau fleksibilitas
penyelesaian. beda atau lebih dari Kreatif) dalam memecahkan maupun
satu cara. mengajukan masalah

Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
82
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

Tingkat 1 Siswa mampu menunjukkan dikembangkan oleh para ahli yang dapat
(Kurang kefasihan dalam memecahkan
Kreatif) mampu mengajukan masalah membedakan individu. Dimensi yang
Tingkat 0 Siswa tidak mampu
(Tidak menunjukkan ketiga aspek paling penting adalah field-independent
Kreatif) indikator dalam berpikir
dan field dependent (Salameh, 2011,
kreatif.
seperti dikutip Zubadi & Sari, 2017, hal.
Sumber: Diadopsi dari (Siswono, 2008,
41). Menurut Slameto (1995) seperti
seperti dikutip Richardo et al., 2014, hal.
143) yang dikutip di Zubadi & Sari (2017, hal.
Dalam memecahkan masalah 42) bahwa siswa yang bergaya kognitif
matematika, setiap orang memiliki cara field-dependent cenderung memilih
dan gaya berpikir kreatif yang berbeda- belajar dalam kelompok dan sesering
beda karena tidak semua orang memiliki mungkin berinteraksi dengan guru,
kemampuan berpikir kreatif yang sama. memerlukan sebuah penguatan yang
Ardana (2007) seperti yang dikutip di bersifat ekstrinsik, sehingga mereka akan
Ngilawajan (2013, hal. 73) menyatakan bekerja kalau ada tuntunan dari guru dan
bahwa setiap orang memiliki cara-cara mendapat motivasi yang tinggi berupa
khusus dalam bertindak, yang dinyatakan pujian atau dorongan. Sedangkan siswa
melalui aktivitas-aktivitas perseptual dan yang bergaya kognitif field-independent
intelektual secara konsisten. Aspek cenderung untuk lebih memilih belajar
perseptual dan intelektual individual, memungkinkan merespon
mengungkapkan bahwa setiap individu sesuatu lebih baik, dan lebih independen,
memiliki ciri khas yang berbeda dengan sehingga lebih memungkinkan untuk
individu lain. Sesuai dengan tinjauan mencapai tujuan dengan motivasi
aspek tersebut, dikemukakan bahwa intrinsik, dan cederung bekerja untuk
perbedaan individu dapat diungkapkan memenuhi tujuannya sendiri. Siswa yang
oleh tipe-tipe kognitif yang dikenal memiliki gaya kognitif filed-dependent
dengan istilah gaya kognitif. Gaya cenderung melihat pola secara
kognitif merupakan cara seseorang keseluruhan dan mengalami kesulitan
memproses, menyimpan maupun dalam memisahkan aspek-aspek tertentu
menggunakan informasi untuk suatu situasi pola, sedangkan siswa yang
menanggapi suatu tugas atau berbagai memiliki gaya kognitif filed-independent
jenis lingkungannya. lebih dapat melihat bagian-bagian yang
Selama ini terdapat banyak membentuk suatu pola yang besar (Fajari,
dimensi dari gaya kognitif yang
Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
83
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

Kusmayadi, & Iswahyuni, 2013, seperti situasi tertentu dan terus-menerus sepanjang
dikutip Zubadi & Sari, 2017, hal. 42). penelitian. Subjek penelitian dipilih sebanyak

Berdasarkan paparan di atas, enam siswa dengan dasar pemilihan


berdasarkan gaya kognitif yang dimiliki
maka tujuan yang ingin dicapai dalam
siswa, dimana tiga siswa dipilih dari
penelitian ini adalah menganalisis tingkat
kelompok gaya kognitif field-dependent dan
kemampuan berpikir kreatif dalam
tiga siswa dipilih dari kelompok gaya
pemecahan masalah matematika ditinjau
kognitif field-independent.
dari gaya kognitif field-dependent dan
Teknik pengumpulan data dalam
field-independent pada siswa kelas X
penelitian ini meliputi: 1) tes Group
AKL 1 SMK Negeri 1 Pogalan Tahun
Embedded Figures Test (GEFT) untuk
Pelajaran 2017/2018”.
menentukan gaya kognitif siswa,
METODE dibedakan menjadi gaya kognitif field-
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dependent dan gaya kognitif field-
dengan strategi metode deskriptif kualitatif.
independent; 2) tes pemecahan masalah
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan
matematika yang terdiri dari tiga butir
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-
soal cerita open ended yang memiliki
angka. Pendekatan yang digunakan dalam
banyak alternatif jawaban dan banyak
penelitian ini adalah studi kasus, karena
cara penyelesaian, untuk menentukan
penelitian ini merupakan tipe penelitian
kualitatif yang mempelajari secara intensif tingkat kemampuan berpikir kreatif
seseorang individu atau kelompok yang siswa; dan 3) wawancara, untuk
dipandang mengalami kasus-kasus tersebut. mengetahui lebih dalam tentang
Dengan demikian, studi kasus adalah metode kemampuan berpikir kreatif siswa dan
yang paling tepat untuk melakukan analisis juga untuk memverifikasi hasil tes yang
kemampuan berpikir kreatif dalam telah dilaksanakan sebelumnya.
pemecahan masalah matematika ditinjau dari Instrumen yang digunakan dalam
gaya kognitif field-dependent dan field-
penelitian meliputi: 1) soal tes GEFT
independent.
yang telah diambil dari buku tes GEFT
Subjek penelitian ini adalah siswa berupa bangun-bangun geometri; 2) soal
kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Pogalan.
tes pemecahan masalah matematika yang
Pemilihan subjek penelitian berdasarkan
telah divalidasi oleh dua ahli (dosen
teknik pengambilan purposive sampling,
Pendidikan Matematika dan guru
dengan didasarkan pada pertimbangan aspek
matematika) dan dinyatakan layak oleh
apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat

Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
84
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

kedua validator untuk mengumpulkan kemampuan berpikir kreatif berdasarkan


data penelitian; dan 3) pedoman pedoman indikator TKBK pada Tabel 1;
wawancara yang telah divalidasi oleh dua dan 3) menganalisis hasil wawancara,
ahli (dosen Pendidikan Matematika dan dengan tujuan untuk mengetahui lebih
guru matematika) dan dinyatakan layak dalam tentang kemampuan berpikir
oleh kedua validator untuk kreatif siswa.
mengumpulkan data penelitian.
Teknik analisis data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)
pertama dilakukan adalah tes GEFT yang
reduksi data, dengan tujuan untuk
bertujuan untuk mengelompokkan gaya
menajamkan informasi yang diperoleh, 2)
kognitif siswa. Hasil analisis tes GEFT
menggolongkan dan membuang
diperoleh pengelompokkan gaya kognitf
informasi yang tidak diperlukan serta
field-independent dan field-dependent
mengorganisasikan data mentah yang
yaitu 11 siswa atau 34,4% dari seluruh
diperoleh di lapangan, mengolah dan
siswa dengan gaya kognitif field-
menganalisis data yang diperoleh dari
dependent dan 21 siswa atau 65,6% dari
tahap pelaksanaan yaitu hasil pekerjaan
seluruh siswa dengan gaya kognitif field-
siswa dalam memecahkan masalah
independent. Dari masing-masing
matematika dan wawancara, serta 3)
kelompok dipilih tiga siswa secara
mendeskripsikan hasil analisis data.
purposive sampling sebagai subjek
Prosedur analisis data yang dilakukan
penelitian. Berikut subjek penelitian yang
yaitu: 1) menganalisis hasil tes GEFT,
terpilih:
dengan tujuan untuk mengelompokkan
Tabel 4. Data Subjek Penelitian
siswa menjadi dua kelompok gaya
No Nama Keterangan Kriteria Gaya
kognitif dengan dasar pengelompokan Kode Kognitif
1 RCW FD1 Field-
yaitu jika skor yang diperoleh lebih dari Dependent
2 IFR FD2 Field-
50% maka termasuk kelompok gaya Dependent
kognitif field independent, dan jika skor 3 SAP FD3 Field-
Dependent
yang diperoleh kurang dari 50% maka 4 L FI1 Field-
Independent
termasuk kelompok gaya kognitif field 5 TJP FI2 Field-
Independent
dependent; 2) menganalisis hasil tes 6 YBH FI3 Field-
pemecahan masalah matematika, dengan Independent

tujuan untuk mendeskripsikan tingkat


Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
85
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

Selanjutnya subjek penelitian rumus-rumus yang sesuai untuk


diberikan tes pemecahan masalah menyelesaikan masalah yang dibuat. Saat
matematika materi trigonometri yang pengerjaan soal, siswa field-independent
terdiri dari tiga soal bentuk uraian, terlihat berkonsentrasi. Berdasarkan hasil
dengan tujuan untuk menganalisis wawancara mereka mengatakan bahwa
kemampuan berpikir kreatif. Hasil telah memahami maksud dari soal
pekerjaan tes pemecahan masalah sehingga tidak ada pertanyan yang
matematika dari subjek penelitian diajukan kepada peneliti terkait soal yang
kemudian dikategorikan ke dalam lima diberikan. Untuk kriteria kebaruan,
tingkatan kreativitas berdasarkan kriteria semua siswa field-independent mampu
berpikir kreatif (kefasihan, fleksibilitas memenuhinya. Hal ini dapat dilihat
dan kebaruan) yang dimiliki masing- dalam pekerjaan mereka yang mampu
masing siswa, yaitu TKBK 0 (tidak membuat mengajukan masalah yang
kreatif), TKBK 1 (kurang kreatif), TKBK sesuai dengan materi lain selain materi
2 (cukup kreatif), TKBK 3 (kreatif), dan trigonometri. Jawaban yang diberikan
TKBK 4 (sangat kreatif). mereka sebagian menambahkan rumus
Berdasarkan analisis data hasil tes fisika. Dari hasil wawancara, ketiga
pemecahan masalah matematika siswa ini dua siswa mengatakan hal yang
diperoleh hasil sebagai berikut: Siswa sama, yaitu hanya rumus fisika yang ada
dari kelompok Field-Independent. Dua di pikiran mereka. Kriteria fleksibilitas
siswa dari kelompok field-independent dipenuhi oleh dua siswa field-
dinyatakan sangat kreatif (TKBK 4) independent. Kedua siswa tersebut dapat
karena mampu memenuhi ketiga kriteria memberikan dua cara berbeda untuk
berpikir kreatif yang ditetapkan, yaitu menyelesaikan masalah yang diberikan.
kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan, Siswa field-independent berpendapat
sedangkan satu siswa sisanya dikatakan bahwa mencari cara penyelesaian yang
kreatif (TKBK 3). Sesuai dengan hasil berbeda membutuhkan waktu karena
analisis data dan triangulasi data, ketiga mereka harus berpikir cara yang berbeda
siswa field-independent mampu dengan cara yang telah digunakan
memenuhi kriteria kefasihan, hal ini sebelumnya. Hal ini sejalan dengan
dapat dilihat di pekerjaan mereka yang pendapat Danili & Reid (2006) seperti
dapat membuat masalah yang dapat yang dikutip di Ngilawajan (2013, hal.
dipecahkan. Siswa menggunakaan 79) mendefinisikan karakteristik utama
Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
86
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

dari individu dengan gaya kognitif field- Jawaban yang diberikan pun bernilai
independent (FI) adalah individu yang benar. FD1 juga memberikan
dengan mudah dapat ‘bebas’ dari penyelesaian masalah dengan jawaban
persepsi yang terorganisir dan segera yang beragam, sehingga dikatakan
dapat memisahkan suatu bagian dari memenuhi kriteria kefasihan. Namun
kesatuannya. subjek yang menempati tingkat
kreativitas ketiga ini tidak dapat
memberikan penyelesaian masalah diluar
masalah trigonometri. Oleh karena itu
FD1 dikatakan tidak luwes dalam
memecahkan masalah matematika. Untuk
subjek FD2 hanya berhasil menempati
Gambar 1. Contoh Jawaban Siswa Gaya tingkat kreativitas kedua, karena hanya
Kognitif Field-Independent yang Memenuhi
mampu memenuhi kriteria fleksibilitas
Ketiga Indikator Kemampuan Berpikir dalam tes kemampuan berpikir kreatif.
Kreatif (Kefasihan, Fleksibilitas dan FD2 tidak dapat memenuhi kriteria
Kebaruan). kefasihan dan kebaruan. Hal ini dapat
Siswa dari kelompok Field- terlihat dalam pekerjaannya. FD2 tidak
Dependent . Untuk siswa field-dependent, bissa memecahkan masalah secara
dari hasil analisis data yang dilakukan beragam dan tidak membuat masalah
diperoleh data sebagai berikut: dua siswa diluar maslah trigonometri. Hal itulah
field-dependent dikatakan cukup kreatif yang membuat subjek FD2 dikatakan
(TKBK 2), dan satu siswa sisanya tidak fasih dan kebaruan. Namun untuk
dikatakan kurang kreatif (TKBK 1). subjek FD3 menempati tingkat kreativitas
Subjek FD1, FD2 dan FD3 tidak ada kesatu karena hanya memenuhi kriteria
yang dapat memenuhi ketiga kriteria kefasihan saja. Dua kriteria berpikir
berpikir kreatif yang ditetapkan, yaitu kreatif tidak dapat dipenuhi. Dari hasil
kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. wawancara, FD3 mengatakan bahwa
FD1 dikatakan memenuhi fleksibilitas hanya jawaban itu yang ada dalam
dalam memecahkan permasalahan karena pikirannya, sulit untuk mencari jawaban
mampu memberikan jawaban berbeda- ataupun cara yang berbeda. Hal ini
beda untuk proses penyelesaiannya atau sejalan dengan pendapat Danili & Reid
lebih dari satu cara penyelesaian. (2006) seperti yang dikutip di Ngilawajan
Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
87
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

(2013, hal. 79) mendefinisikan 3 BK


3
FD TK
karakteristik utama dari individu dengan 1 √ - √ - - - - - BK
2
gaya kognitif field-dependent adalah FD TK
2 - - - - √ - - - - BK
individu yang kurang atau tidak bisa 2
FD TK
memisahkan sesuatu bagian dari suatu 3 - - - √ - - - - - BK
1
kesatuan dan cenderung segera menerima Sumber: Hasil analisis peneliti 2018
bagian atau konteks yang dominan. Keterangan :
TKBK 4 : Sangat Kreatif
TKBK 3 : Kreatif
TKBK 2 : Cukup Kreatif
TKBK 1 : Kurang Kreatif
Proses berpikir yang ditampilkan
subjek dari kedua kelompok di atas
Gambar 2. Contoh Jawaban Siswa Gaya
Kognitif Field-Dependent yang Belum
senada dengan pendapat Ardana (2007)
Memenuhi Ketiga Indikator Kemampuan seperti yang dikutip di Ngilawajan (2013,
Berpikir Kreatif
hal. 78) mengatakan bahwa orang yang
Berikut ringkasan dari hasil mempunyai gaya kognitif field
analisis kemampuan berpikir kreatif independent merespon suatu tugas
siswa dalam memecahkan masalah cenderung bersandar atau berpatokan
matematika dari ketiga soal uraian yang pada syarat-syarat dari dalam diri sendiri.
telah diberikan: Sedangkan orang yang memiliki gaya
Tabel 5. Tingkat Kemampua Berpikir kognitif field dependent melihat syarat
Kreatif Subjek Field-Independent Dan Field-
Dependent Dalam Memecahkan Masalah lingkungan sebagai petunjuk dalam
Matematika merespon suatu stimulus. Selanjutnya
Indikator Tes Pemecahan Masalah Matematika
Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Ardana menyatakan bahwa orang yang
Soal Soal Soal
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 memiliki gaya kognitif field-independent
F F F
S
L L L
U
F E F E F E
T mempunyai kecenderungan dalam
B B B B K
a K a K a K
J A A A B merespon stimulus menggunakan
S S S S S S
E R R R K
I I I I I I
K U U U
H B H B H B persepsi yang dimilikinya sendiri.
E E E
L L L Sedangkan orang yang memiliki gaya
FI TK
1 √ √ - - √ - - - √ BK
4 kognitif field-dependent mempunyai
FI TK
2 √ √ - - √ - - - √ BK kecenderungan dalam merespon suatu
4
FI - - - √ - - √ - √ TK

Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
88
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

stimulus menggunakan syarat lingkungan digunakan. Temuan lain dalam penelitian


sebagai dasar dalam persepsinya ini, siswa field-dependent ada yang
Temuan dalam penelitian ini, masuk dalam kategori siswa kreatif
siswa field-independent lebih baik dalam (TKBK 3). Subjek dapat memberikan
memecahkan masalah matematika dan beberapa jawaban yang berbeda secara
menunjukkan kesungguhan dalam detail dan sistematis, namun untuk
memecahkan masalah. Mereka menyelesaikannya terlihat subjek masih
menggunakan beragam cara dalam upaya banyak bertanya.
memecahkan masalah matematika. Saat
mengerjakan soal siswa field-independent KESIMPULAN
berkonsentrasi penuh sehinga dihasilkan
Berdasarkan hasil analisis tingkat
jawaban yang memuaskan. Hal ini
kemampuan berpikir kreatif dalam
menjadikan siswa field-independent
pemecahan masalah matematika ditinjau
dapat menempati tingkatan kreativitas
dari gaya kognitif field-dependent dan
yang tinggi, karena sebagian besar
field-independenti, maka dapat
kriteria kemampuan berpikir kreatif dapat
disimpulkan beberapa hal, diantaranya:
mereka penuhi. Hal ini relevan dengan
Siswa yang memiliki gaya kognitif field-
penelitian Sasongko (2013) seperti yang
independent memiliki tingkatan
dikutip di Purnomo (2017, hal. 13) yang
kreativitas keempat dan ketiga dalam
menyimpulkan bahwa kreativitas subjek
pemecahan masalah matematika materi
field-independent adalah sangat kreatif.
trigonometri, yaitu tingkat sangat kreatif
Namun temuan yang diperoleh untuk
(TKBK 4) dan kreatif (TKBK 3).
siswa field-dependent dalam
Rinciannya yaitu sebanyak 2 siswa
memecahkan masalah matematika kurang
dinyatakan sangat kreatif (TKBK 4)
menunjukkan kesungguhan. Siswa field-
mampu memenuhi indikator kefasihan,
dependent masih memerlukan arahan
fleksibelitas dan kebaruan dalam
yang lebih dalam memecahkan masalah
memecahkan masalah matematika dan
matematika baik oleh peneliti ataupun
satu siswa dinyatakan kreatif (TKBK 3)
berdiskusi dengan temannya. Siswa field-
mampu memecahkan masalah
dependent cenderung menerima struktur
matematika dengan indikator kefasihan
yang sudah ada dan kesulitan untuk
dan kebaruan. Siswa yang memiliki gaya
merekonstruksi strategi pemecahan
kognitif field-dependent memiliki
masalah yang sebelumnya telah
Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
89
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

tingkatan kreativitas kedua dan kesatu Purnomo, R. C., Sugiarti, T., & Unej, U.
dalam pemecahan masalah matematika J. (2017). Profil Kreativitas dalam
materi trigonometri, yaitu tingkat cukup Pemecahan Masalah Matematika
kreatif (TKBK 2) dan kurang kreatif Ditinjau dari Gaya Kognitif Field
(TKBK 1). Rinciannya adalah sebanyak Independent ( FI ) dan Field
dua siswa dinyatakan cukup kreatif Dependent ( FD ) Siswa Kelas VIII
(TKBK 2) mampu memecahkan masalah A SMP Negeri 12 Jember Profile of
matematika dengan indikator fleksiblitas Creativity in Mathematics Problem
dan satu siswa dinyatakan kurang kreatif Solving Based on Field Independent
(TKBK 1) hanya mampu memenuhi (. JURNAL EDUKASI, 2(IV), 9–14.
indikator kefasihan dalam memecahkan Diambil dari
masalah matematika. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JE
UJ/article/view/5203
DAFTAR PUSTAKA Muliawati, NE. (2017). Proses Berpikir
Kreatif Siswa Dalam Memecahkan
Agustina, W., & Noor, F. (2016).
Masalah Matematika Ditinjau Dari
Hubungan hasil belajar dan tingkat
Gaya Kognitif. Jurnal Pendidikan
berpikir kreatif siswa dalam
dan Pembelajaran Matematika, 3(2)
pembelajaran matematika. math
Richardo, R., Retno, D., & Saputro, S.
didactic: jurnal pendidikan
(2014). MATEMATIKA
matematika, 2(3), 191–200. Diambil
DIVERGEN DITINJAU DARI
darihttp://jurnal.stkipbjm.ac.id/index
GAYA BELAJAR SISWA ( Studi
.php/math/article/view/111/96
Pada Siswa Kelas IX MTS Negeri
Ngilawajan, D. A. (2013). Proses
Plupuh Kabupaten Sragen Semester
Berpikir Siswa Sma Dalam Field
Gasal Tahun Pelajaran 2013 / 2014
Independent Dan Field Dependent.
). Jurnal Elektronik Pembelajaran
pedagogia, 2(1), 71–83. Diambil
Matematika, 2(2), 141–151. Diambil
darihttps://www.reserachgate.net/pu
darihttp://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.
blication/309470856_proses_berpiki
php/s2math/article/view/3912
r_siswa_SMA_dalam_memecahkan
Sujadi, I., & Kusmayadi, T. A. (2014).
_masalah_matematika_materi_turun
Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP
an_ditinjau_dari_gaya_kognitif_fiel
Dalam Dari Gaya Kognitif Siswa (
d_independent_dan_field_dependent
Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII-
Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
90
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) p-ISSN 2460-7800
Vol. 4 No. 1 Maret 2018 e-ISSN 2580-3263

H SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun


Pelajaran 2012 / 2013 ). Jurnal
Elektronik Pembelajaran
Matematika, 2(1), 29–43. Diambil
darihttps://www.google.com/search?
q=Proses+Berpikir+Kreatif+Siswa+
Smp+Dalam+Pengajuan+Masalah+
Matematikaditinjau+Dari+Gaya+Ko
gnitif+Siswa&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b
Zubadi, I., & Sari, A. F. (2017). No
Tprofil Pemecahan Masalah
(Pisa) Siswa Ditinjau Dari Gaya
Kognitif Field Dependence Dan
Field Independence. jurnal
edukasi, 3(1), 39–50. Diambil
dari http://jurnal.stkippgri-
sidoarjo.ac.id/index.php/je/articl
e/view/82

Siti Napfiah: Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
91

You might also like