Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/343153000

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA YANG


DIMODERASI OLEH PENURUNAN TARIF PAJAK (DISKON PAJAK)

Research · May 2020


DOI: 10.31599/jiam.v16i1.116

CITATION READS

1 236

3 authors, including:

Kurnia Heriansyah Widyaningsih Azizah


Pancasila University Pancasila University
1 PUBLICATION   1 CITATION    7 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Earnings management View project

ISLAMIC SOCIAL REPORTING View project

All content following this page was uploaded by Widyaningsih Azizah on 24 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP


MANAJEMEN LABA YANG DIMODERASI OLEH
PENURUNAN TARIF PAJAK (DISKON PAJAK)
Oma Romantis1, Kurnia Heriansyah2, Soemarsono D.W3, Widyaningsih Azizah4

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila

romealexander700@gmail.com1

Abstract
The aims of this study to examine the effect of tax planning on earnings management which is moderated by
reducing tax rates (tax discounts). The population in this study are companies listed in the 2017-2018 LQ45
index. The sampling technique in this study used a purposive sampling method with predetermined criteria, in
order to obtain a total sample of 23 companies with final data totaling 46 financial statements. The type of
data is secondary data obtained from www.idx.co.id. The analysis technique used in this study is panel data
regression analysis and is processed using the Eviews 9.0 program. The results of this study indicate that tax
planning has a significant effect on earnings management with a negative coefficient direction. A reduction in
tax rates (tax discounts) weakens the effect of tax planning on earnings management.

Keywords : Tax Planning, Tax Reducting Rates (Tax Discounts), Earnings Management

I. PENDAHULUAN pajak melalui undang-undang perpajakan. Disisi


lain, manajer yang mengelola perusahaan
Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menginginkan pembayaran pajak sekecil mungkin.
memperoleh laba seoptimal mungkin. Pemilik Perbedaan kepentingan antara pemerintah dan
perusahaan biasanya menyerahkan sumberdaya manajemen itulah yang pada akhirnya membuat
yang dimiliki perusahaan untuk dikelola oleh manajer akan melakukan berbagai cara agar dapat
manajemen. Dengan demikian, manajemenlah yang membayar pajak seminim mungkin. Maka tidaklah
nantinya akan bertanggung jawab kepada pemilik heran jika sering kali manajer melakukan
perusahaan untuk melaporkan kegiatan pengelolaan manajemen laba yang salah satunya dilakukan
sumberdaya tersebut melalui sebuah laporan dengan cara perencanaan pajak.
keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan Sulistyanto (2014:51) menyatakan
cerminan dari hasil kinerja manajemen dalam manajemen laba merupakan (earnings
mengelola perusahaan. Pengguna laporan keuangan management) merupakan aktivitas manajerial untuk
seperti stakeholder dan manajer perusahaan mempengaruhi dan mengintervensi laporan
membutuhkan laporan keuangan untuk keuangan dengan menggunakan metode akuntansi
pengambilan keputusan karena di dalam laporan yang diterima dalam Prinsip Akuntansi Berterima
keuangan terdapat informasi-informasi mengenai Umum (PABU). Istilah manajemen laba digunakan
perusahaan terutama dari segi keuangan untuk menyebut praktik akuntansi yang tidak
perusahaan. Dalam pengelolaannya, perusahaan melanggar aturan.
memperhatikan setiap hal yang dianggap penting Alasan penulis memilih manajemen laba
karena mempengaruhi kinerja manajemen. Salah sebagai variabel dependen adalah karena
satunya terkait dengan pembebanan pajak manajemen laba seolah-olah sudah menjadi
penghasilan atas laba yang diperoleh oleh kebiasaan bagi perusahaan di seluruh dunia.
perusahaan (Hamijaya, 2015:2). Akibatnya dari manajemen laba ini bukan hanya
Pemerintah menerima pendapatan yang besar merusak tatanan perekonomian saja, tetapi juga
dari sektor pajak. Maka dari itu, pemerintah merusak etika dan moral.
berusaha mekasimalkan pendapatan dari sektor

85
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832
Fenomena manajemen laba yang baru-baru indeks saham dan penurunan penjualan yang
ini terjadi pada perusahaan otomotif Toyota. signifikan (integrity-Indonesia.com, 14 September
Tokyo, Kompss.com – Laba raksasa otomotif 2017).
Jepang Toyota merosot untuk pertama kalinya Salah satu faktor penyebab adanya praktik
dalam lima tahun. Padahal, Toyota telah menjual manajemen laba di dalam perusahaan menurut teori
lebih banyak mobil pada kuartal I 2017 agensi adalah karena terdapat perbedaan
dibandingkan tahun 2016 lalu. Mengutip BBC pada kepentingan antara pemilik perusahan, manajemen,
hari Kamis (11/5/2017), Toyota mengakui bahwa dan pemerintah. Selain faktor tersebut, manajemen
merosotnya laba disebabkan oleh tingginya biaya laba juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu
dan fluktuasi nilai tukar. Laba Toyota pada kuartal Perencanaan pajak (tax palnning). Perencanaan
I 2017 tercatat sebesar 1,83 triliun yen atau 16,1 pajak (tax palnning) ini muncul karena adanya
miliar dollar AS. Angka tersebut turun 21 presen perbedaan kepentingan antara perusahaan dengan
dibandingkan laba pada kuartal I 2016. Pihak pemerintah. Perencanaan pajak adalah langkah
manajemen Toyota pun telah memperingatkan awal dalam manajemen pajak. Dalam tahapan ini
bahwa laba pada tahun 2018 mendatang akan lebih akan dilakukan pengumpulan dan penelitian
rendah. Ini disebabkan oleh menguatknya nilai terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi
tukar Yen Jepang. Prediksi Toyota tersebut jenis tindakan penghematan pajak yang akan
didasarkan pada proyeksi bahwa nilai tukar Yen dilakukan. Pada umumnya perencanaan pajak (tax
akan berada di sekitar level 105 per dollar AS planning) adalah untuk meminimumkan
hingga Maret 2018 mendatang. Level tersebut pembayaran pajak kepada pemerintah. Hubungan
melemah dibandingkan 108 pada tahun finansial antara perencanaan pajak dengan manajemen laba
lalu. Toyota telah kehilangan statusnya sebagai ialah dengan adanya perencanaan pajak maka
produsen mobil dengan penjualan tertinggi. Status perusahaan akan cenderung melakukan manajemen
tersebut kini disandang oleh pabrikan mobil asal laba (Yusrianti, 2015:14). Manajemen laba terus
Jerman, Volkswagen. dilakukan untuk meminimalisasi laba sebagai
Toyota telah menjual 10,25 juta unit mobil penentu besarnya pajak yang harus dibayar kepada
pda kuartal I 2017, lebih tinggi dibandingkan 10,19 pemerintah.
juta unit pada periode yang sama tahun Sejak tahun 2010 tarif pajak untuk PPh
sebelumnya. Akan tetapi, pendapatan dari Badan adalah 25%. Tarif ini pun dihitung dari
penjualan mobil pada kuartal I 2017 malah turun penghasilan neto. Artinya, wajib pajak masih
menjadi 27,6 triliun Yen. Toyota kini berada dalam diberikan kemudahan dengan cara membiayakan
perjuangan untuk mempertahankan bisnisnya di biaya yang boleh menjadi pengurang. Selain itu,
Amerika Serikat, yang merupakan pasar bagi perusahaan yang kepemilikan sahamnya
terbesarnya. Penjualan anjlok di Amerika Utara dimiliki oleh publik sebesar 40%, maka akan
karena Toyota susah payah memenuhi permintaan diberikan fasilitas penurunan tarif pajak atau diskon
akan mobil yang lebih besar, seperti sport utility pajak sebesar 5%. Maka perusahaan hanya
vehicle (SUV) yang menjadi lebih murah untuk berkewajiban untuk membayar pajak sebesar 20%.
dikemudian karena harga bahan bakar minyak Untuk memperoleh fasilitas tersebut, wajib pajak
(BBM) yang lebih murah badan dalam negeri yang berbentuk perseroan
(https://money.kompas.com/read/2017/05/11/10020 terbuka harus memenuhi persyaratan yang telah
0826/laba.toyota.anjlok.untuk.pertama.kali.dalam.5 ditentukan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 77
.tahun). Tahun 3013 kemudian diganti dengan Peraturan
Fenomena lain dalam manajemen terjadi Pemerintah No. 56 Tahun 2015.
pada PT. Toshiba. Pimpinan puncak PT. Toshiba Dengan adanya fasilitas penurunan tarif
Corporation terlibat secara “sistematis” dalam pajak dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak
skandal penggelembungan keuntungan perusahaan dalam melakukan perencanaan pajak. Maka dari
sebesar 1,2 miliar Dollar AS selama beberapa tahun itu, dalam penelitian ini peneliti melibatkan fasilitas
(Kompas.com, 21 Juli 2015). Berdasarkan hasil penurunan tarif pajak sebagai variabel moderasi
investigasi, diketahui tindakan penggelembungan yang nantinya akan menguatkan atau melemahkan
laba tersebut dilakukan karena PT. Tosbiba gagal pengaruh perencanaan pajak terhadap manajemen
mencapai terget keuntungan ditambah lagi krisis laba. Dari latar belakang tersebut diatas, penulis
global yang melanda pada waktu itu. Tindakan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
penggelembungan laba tersebut membuat CEO Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba
Hisao Tanaka memutuskan untuk mengundurkan Yang Dimoderasi Oleh Penurunan Tarif Pajak
diri, selain itu nama Toshiba juaga dihapus dari (Diskon Pajak)”.

86
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832

II. TINJAUAN PUSTAKA interpretasi tersebut. Jadi dengan harapan


mendapatkan tujuan tertentu, mereka akan
menginterpretasikan kebijakan akuntansi dengan
Teori Keagenan cara tertentu juga sesuai keinginan mereka.
Secara khusus Jensen dan Meckling pada Selaras dengan definisi tersebut, sulistiawan
tahun 1974 berusaha mendefinisikan hubungan (2003) sama mendefinisikan manajemen laba
agensi sebagai sebuah kontrak antara seseorang (creative accounting), yaitu aktivitas badan usaha
atau lebih meminta orang lain untuk melakukan untuk memanfaatkan teknik dan kebijakan
jasa tertentu demi kepentingannya. Untuk itu akuntansi guna mendapatkan hasil yang diinginkan
pemilik perusahaan akan mendelegasikan (Creative Accounting 2011:18-19).
wewenang untuk mengerjakan sesuatu yang Secara umum manajemen laba didefinisikan
seharusnya dilakukannya kepada orang lain yang sebagai upaya manajer perusahaan dalam
dipilihnya atau disebut dengan manajer. mengintervensi atau mempengaruhi informasi
Pendelegasian wewenang ini menjadi sebuah dalam laporan keuangan yang bertujuan untuk
keharusan dalam hubungan agensi agar manajer mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui
mempunyai kesempatan yang luas untuk kinerja dan kondisi perusahaan. Istilah intervensi
menjalankan tugasnya, sekaligus dan mengelabui ini yang digunakan sebagai dasar
mempertanggungjawabkan apa yang telah oleh sebagian pihak untuk menilai manajemen laba
dikerjakannya kepada pemilik perusahaan. sebagai kecurangan. Namun pihak lain tetap
Hubungan agensi ini harusnya dapat membuat menganggap bahwa aktivitas rekayasa manajerial
perusahaan meningkat nilainya karena dikelola oleh ini bukan sebagai kecurangan. Alasannya,
orang yang mengetahui dan memahami bagaimana intervensi itu dilakukan manajer perusahaan dalam
menjalankan usaha serta diawasi secara ketat oleh kerangka standar akuntansi, yaitu masih
pemilik, namun yang terjadi justru sebaliknya. menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang
Namun, permasalahan agensi akan muncul apabila diterima dan diakui secara umum (Sulistyanto
salah satu pihak mempunyai keinginan untuk 2008:6).
memaksimalkan kesejahteraannya (moral hazard),
meski harus merugikan pihak lain. Jika dalam satu Perencanaan Pajak
transaksi bisnis yang sama, ada beberapa pihak Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah
mendapatkan lebih banyak informasi daripada iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
pihak yang lainnya, maka kondisi tersebut undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
dinyatakan sebagai asimetri informasi. Akibatnya tidak mendapat jasa timbal balik (kontaprestasi)
pemilik tidak dapat mengawasi seluruh upaya yang yang langsung dapat ditunjukan dan yang
dilakukan oleh agen. Hal tersebut mengakibatkan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
agen akan cenderung melakukan perilaku yang Kemudian definisi tersebut disempurnakan. Pajak
tidak semestinya (disfunctional behaviour) adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada
(Sulistyanto 2008). kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
“surplus”-nya digunakan untuk public saving yang
Manajemen Laba merupakan sumber utama untuk membiayai public
Menurut Sulistiawan, Januaris, dan Alvia investment (Resmi 2017:1).
(2011) istilah populer lainnya yang berkaitan Adanya perbedaan kepentingan antara
dengan manajemen laba adalah creative manajer dan pemerintah, sering kali membuat
accounting. Sampai dengan sekarang, beberapa manajer melakukan berbagai cara agar dapat
penulis mendefinisikan manajemen laba secara meminumumkan pembayaran pajak. Upaya dalam
berbeda-beda. melakukan penghematan pajak secara legal dapat
Menurut Amat, Oriol, dan Gowthorpe dilakuakn melalui manajemen pajak. Namun perlu
(2004), manajemen laba (creative accounting) diingat bahwa legalitas manajemen pajak
merupakan transformasi informasi keuangan tergantung dari instrumen yang dipakai. Legalitas
dengan menggunakan pilihan metode, estimasi dan baru dapat diketahui secara pasti setelah ada
praktik akuntansi yang diperbolehkan oleh standar putusan pengadilan. Secara umum manajemen
akuntansi. Demikian juga dengan Myddelton pajak dapat didefinisikan sebagai sarana untuk
(2009) yang menyatakan bahwa akuntan yang memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar
dianggap kreatif adalah akuntan yang tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan
menginterpretasikan area abu-abu untuk serendah mungkin untuk memperoleh laba dan
mendapatkan manfaat atau keuntungan dari hasil

87
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832
likuiditas yang diharapkan (Sophar Lumbantoruan, Tarif wajib Pajak Badan
1996). Tarif PPh Badan di Indonesia adalah 25%
Menurut (Suandy 2011:6) Tujuan dan berlaku sejak 2010. Sebelumnya tarif PPh
manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Badan pernah mencapai 28%. Tarif ini pun dihitung
1. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar. dari penghasilan neto. Artinya wajib pajak masih
2. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan diberikan kelonggaran-kelonggaran dengan cara
likuiditas yang seharusnya. membiayakan biaya yang boleh menjadi
Tujuan tersebut dapat dicapai melalui fungsi- pengurang. Jadi meskipun wajib pajak memiliki
fungsi manajemen pajak yang terdiri dari peredaran usaha yang besar belum tentu wajib
perencanaan pajak (tax planning), pelaksanaan pajak tersebut membayar pajak dengan jumlah
kewajiban perpajakan (tax implementation), dan besar. Selain itu, juga terdapat beberapa fasilitas
penegndalian pajak (tax control). dalam pengenaan PPh Badan di Indonesia. Yaitu
Perencanaan pajak adalah langkah awal pemberian diskon tarif sebesar 50% dari tarif
dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan normal untuk wajib pajak dalam negeri dengan
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan peredaran usahan Rp 50 miliar. Mereka diberikan
perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan pengurangan tarif dengan dikenakan 50% dari tarif
penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada 25% untuk penghasilan sampai dengan Rp 4,8
umumnya penekanan perencanaan pajak (tax miliar. Selain itu, pemberian diskon juga diberikan
planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban kepada Wajib Pajak Badan yang sudah go public
pajak. Menurut Crumbley D. Larry, Friedman Jack sebesar 5%, jadi Wajib Pajak Badan tersebut hanya
P., dan Anders Susan B., 1994) menjelaskan bahwa dikenakan tarif sebesar 20% saja. Pemberian tarif
perencanaan pajak analisis sistematis opsi tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
penangguhan pajak yang ditujukan untuk 77 Tahun 2013 dan kemudian digantikan dengan
meminimalkan kewajiban pajak pada periode saat Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2015.
ini dan masa depan (tax planning is the systematic Penurunan tarif atau diskon tersebut diberikan
analysis of deferring tax options aimed at the apabila Wajib Pajak Badan dalam negeri yang
minimization of tax liability in current and future berbentuk perseroan terbuka telah memenuhi
tax periods). persyaratan sebagai berikut :
Untuk meminimumkan kewajiban pajak 1. Paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang sahamyang disetor dicatat untuk diperdagangkan
masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
maupun yang melanggar peraturan perpajakan 2. Saham sebagaimana dimaksud dalam hurif a
(unlawful). Istialh yang sering digunakan adalah tax harus dimliki oleh paling sedikit 300 (tiga ratus)
avoidance dan tax evasion. pihak.
Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai 3. Masing-masing pihak sebagaimana dimaskud
dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau dalam huruf b, hany boleh memiliki saham
fenomena terkena pajak. kalau fenomena tersebut kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang
terkena pajak, apakah dapat diupayakan untuk ditetapkan dan disetor penuh.
dikecilkan atau dikurangi jumlah pajaknya, 4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf
selanjutnya apakah pembayaran pajak dimaksud a, b, dan c harus dipenuhi dalam waktu paling
dapat ditunda pembayarannya, dan lain sebagainya. singkat 183 hari kalender dalam jangka waktu
Oleh karena itu setiap wajib pajak akan membuat satu Tahun Pajak (https://www.ortax.org).
rencana pengenaan pajak atas setiap tindakan
(taxable events) secara seksama. Dengan demikian, Kerangka Pemikiran
bisa dikatakan bahwa perencanaan pajak adalah
proses pengambilan faktor pajak yang relevan dan
Perencanaan
faktor non pajak yang material untuk menentukan Pajak Manajemen Laba
apakah, kapan, bagaimana, dan dengan siapa (pihak (X) Akrual (Y)
mana) dilakukan transaksi, operasi, dan hubungan
dagang yang memungkinkan tercapainya beban
pajak pada tax events yang serendah mungkin dan
sejalan dengan tercapainya tujuan perusahaan Penurunan Tarif
(Barry Spitz, 1983) (Suandy 2011:8). Pajak (Diskon Pajak)

Sumber: data diolah peneliti

88
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832
Pengembangan Hipotesis (2012) membuktikan bahwa hasil regresi empiris
Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap menunjukan pengaruh tax avoidance terhadap cost
manajemen Laba of debt adalah positif. Kreditur memandang tax
Hubungan antara perencanaan pajak terhadap avoidance tersebut sebagai resiko resiko sehingga
manajemen laba bisa dijelaskan dengan teori perilaku tax avoidance justru meningkat cost of
agensi. Perencanaan pajak dilakukan karena adanya debt. Pada periode sebelum penurunan tarif pajak
perbedaan kepentingan antara perusahaan dan (tarif tinggi) menunjukan pengaruh tax avoidance
pemerintah. Dimana perusahaan berusaha yang lebih kecil. Hal ini menunjukan kreditur
membayar pajak sekecil mungkin, sementara menganggap tax avoidance pada periode sebelum
pemerintah mengharapkan penerimaan pajak perubahan tarif merupakan bagian dari perencanaan
semaksimal mungkin dari perusahaan. pajak, sehingga justru mengurangi biaya utang.
Semakin tinggi perencanaan pajak maka Bahkan hubungan total tax avoidance terhadap cost
akan semakin besar peluang untuk melakukan of debt setelah memperhatikan perubahan tarif
manajemen laba. Lestari, Kurnia, dan Yuniati negatif, sehingga pada periode sebelum penurunan
(2018) menemukan hasil yang berbeda, dimana tarif kreditur tetap menganggap tax sheltering
Perencanaan Pajak berpengaruh secara signifikan terbukti mengurangi pajak sehingga menurunkan
terhadap Manajemen Laba. Hal ini dikarenakan cost of debt.
perusahaan melakukan perencanaan pajak bertujuan Penurunan tarif pajak mendorong perusahaan
untuk melakukan penghematan pembayaran pajak melakukan manajemen laba pada penghasilan
yang akan dibayarkan kepada pemerinah. sebelum penurunan tarif pajak yang berarti dapat
Perencanaan pajak yang dilakukan haruslah sesuai dirumuskan sebagai hipotesis kedua sebagai
dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berikut:
berlaku saat ini. H2 : Moderasi Penurunan Tarif Pajak (Diskon
Sementara Wardani dan Santi (2018) Pajak) berhasil memoderasi hubungan
meneliti bahwa Perencanaan Pajak tidak perencanaan pajak terhadap manajemen laba.
berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Hal ini
karena di dalam perusahaan manufaktur terdapat
divisi atau departemen dengan masing-masing III. METODE PENELITIAN
manajemen. Hal ini akan membuat kecenderungan
bahwa manajemen akan mementingkan Teknik Analisis Data
kepentingannya masing-masing, dalam hal ini Metode yang digunakan dalam pengujian
untuk memperoleh bonus atau reward apabila hipotesa ini adalah statistik deskriptif. Statistik
menunjukan kinerja yang baik, sehingga deskriptif dilakukan untuk mengetaui deskripsi atau
manajemen laba yang dilakukan cenderung terjadi gambaran mengenai suatu data yang dapat dilihat
karena principal (pemilik perusahaan). Oleh karena dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
itu, dirumuskan hipotesis kesatu sebagai berikut : maksimum dan minimum yang bertujuan untuk
H1 : Perencanaan Pajak berpengaruh signifikan mengetahui distribusi data yang menjadi sampel
terhadap manajemen laba dalam penelitian (Ghozali, 2011:19). Program
yang digunakan untuk menganalisis data dalam
Pengaruh Moderasi Penurunan Tarif Pajak penelitian ini adalah program eviews.
Terhadap Hubungan Perencanaan Pajak dan
Manajemen Laba Populasi dan Sampel
Penurunan atau perubahan tarif pajak dapat Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
mempengaruhi perilaku perencanaan pajak. yaitu perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa
Penurunan tarif tersebut diatur dalam Peraturan Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017–2018.
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2015 dan Peraturan Teknik pengumpulan sampel yang digunakan
Pemerintah Nomor 77 Tahun 2013. Dimana bagi dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
wajib pajak badan yang berbentuk Perseroan metode pengambilan sampel yang menggunakan
Terbuka dapat memperoleh fasilitas penurunan tarif kriteria tertentu sesuai tujuan penelitian. Berikut
pajak sebesar 5%, dari 25% menjadi 20% tentunya adalah kriteria sampel yang akan digunakan adalah
setelah memnuhi persyaratan. sebagai berikut :
Penurunan tarif pajak akan mendorong 1. Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode
perusahaan melakukan manajemen laba. tahun 2017-2018
Manajemen laba cenderung diakukan pada periode 2. Perusahaan yang tidak termasuk kedalam jenis
sebelum penurunan tarif pajak. Masri dan Martani industri keuangan. Hal ini ditetapkan karena

89
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832
jenis industri keuangan sangat rentan terhadap Net Incomeit = Laba bersih
regulasi serta memiliki perbedaan karakteristik perusahaan i pada
akrual dibandingkan jenis industri lainnya. tahun t
3. Perusahaan yang tidak termasuk kedalam jenis Pretax Income (EBIT)it = Laba sebelum pajak
industri perhotelan, travel, transportasi, dan real perusahaan i pada
estate,. Hal ini ditetapkan karena perusahaan- tahun t
perusahaan yang termasuk kedalam industri 2. Penurunan Tarif Pajak (Diskon Pajak)
tersebut memiliki karakteristik keuangan yang Penurunan tarif atau diskon tersebut
berbeda dengan jenis industri perdagangan dan diberikan apabila Wajib Pajak Badan dalam negeri
manufaktur. yang berbentuk perseroan terbuka telah memenuhi
4. Perusahaan yang tidak termasuk kedalam jenis persyaratan sebagai berikut :
industri konstruksi. Hal ini dikarenakan jenis a. Paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan
industri konstruksi terkait dengan pajak final sahamyang disetor dicatat untuk
dan tidak relevan terhadap variabel independen diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
yang diteliti. (BEI).
5. Memiliki data keuangan yang lengkap dari b. Saham sebagaimana dimaksud dalam hurif a
tahun 2017-2018 secara berturut-turut. harus dimliki oleh paling sedikit 300 (tiga
ratus) pihak.
Variabel Penelitian c. Masing-masing pihak sebagaimana dimaskud
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dalam huruf b, hany boleh memiliki saham
terbagi 3 (tiga) yaitu Perencanaan Pajak sebagai kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang
variabel independen, Penurunan Tarif Pajak ditetapkan dan disetor penuh.
(Diskon Pajak) sebagai variabel moderasi, serta d. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
manajemen laba akrual sebagai variabel dependen. huruf a, b, dan c harus dipenuhi dalam waktu
paling singkat 183 hari kalender dalam
Operasionalisasi Variabel jangka waktu satu Tahun Pajak
1. Perencanaan Pajak (X) (https://www.ortax.org).
Perencanaan pajak adalah langkah awal Penurunan tarif pajak diukur menggunakan
dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan variabel dummy. Dimana, bagi perusahaan terbuka
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan masyarakat atau publik sebanyak 40% lebih dan
penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada telah memenuhi persyaratan maka akan diberikan
umumnya penekanan perencanaan pajak (tax skor 1, lalu skor 0 untuk perusahaan yang
planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban kepemilikan sahamnya dimiliki oleh publik kurang
pajak. Menurut Crumbley D. Larry, Friedman Jack dari 40%.
P., dan Anders Susan B., 1994) menjelaskan bahwa 3. Manajemen Laba
perencanaan pajak adalah analisis sistematis opsi Menurut Amat et al (2004) manajemen laba
penangguhan pajak yang ditujukan untuk (creative accounting) merupakan transformasi
meminimalkan kewajiban pajak pada periode saat informasi keuangan dengan menggunakan pilihan
ini dan masa depan (tax planning is the systematic metode, estimasi dan praktik akuntansi yang
analysis of deferring tax options aimed at the diperbolehkan oleh standar akuntansi. Penelitian ini
minimization of tax liability in current and future menggunakan discretionary accruals sebagai
tax periods). Mengacu pada penelitian Wardani proksi manajemen laba yang menggunakan model
dan Santi (2018), perencanaan pajak diukur dengan Modified Jones (Jones Modifikasian) (Dechow at
Tax Retention Rate (TRR) atau tingkat retensi pajak al, 1995). Formula yang digunakan adalah cara
dengan rumus sebagai berikut : alternatif yang lebih mudah untuk mencari nilai
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒𝑖𝑡 discretionary accruals (Cohen et al., 2008), yaitu:
TRR = 𝑇𝐴𝑖𝑡 1
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑎𝑥 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒(𝐸𝐵𝐼𝑇)𝑖𝑡 = 𝑘1𝑡 +
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑖𝑡−1 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑖𝑡−1
Keterangan : (𝛥𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 − 𝛥𝐴𝑅𝑖𝑡 )
+ 𝑘2
TRRit = Tax Retention Rate (tingkat retensi 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑖𝑡−1
𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡
pajak) perusahaan i pada tahun t + 𝑘2 + ɛ𝑖𝑡 …
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑖𝑡−1

90
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832
Nilai residual dari estimasi di atas merupakan tengah (median) -0.006996. Nilai tertinggi
discretionary accrual. (maximum) untuk MLB adalah 0.157678 pada
Keterangan : PT. AKR Corporindo Tbk dan nilai
TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun terendahnya (minimum) untuk MLB adalah -
t (dimana TAit = Laba tahun 0.213934 pada PT. XL Axiata Tbk. Serta nilai
berjalan - Aliran kas dari kegiatan std. deviasi untuk MLB adalah 0.068583.
operasi) 2. TRR (Perencanaan Pajak) memiliki mean
Assetsit-1 = Total aset perusahaan i pada tahun t- sebesar 0.700866 dan median sebesar 0.730088.
1 Nilai maximum untuk TRR adalah 1.705517
ΔREVt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada PT. AKR Corporindo Tbk. serta nilai
pada tahun t minimum nya adalah 0.140425 pada PT. Sawit
ΔARt = Perubahan piutang dagang Sumbermas Sarana Tbk. Serta nilai std. deviasi
perusahaan i pada tahun t untuk TRR adalah 0.259025.
PPEit = Aset tetap (pabrik, properti, dan 3. PTP (Penurunan Tarif Pajak (Diskon Pajak))
peralatan) perusahaan i pada tahun t memiliki mean sebesar 0.434783 dengan median
ɛit = Error sebesar 0.000000. Nilai maximum untuk PTP
adalah 1.000000 pada PT. Adaro Energy Tbk.,
PT. AKR Corporindo Tbk., PT. Astra
IV. HASIL PENELITIAN DAN International Tbk., PT. Indofood Sukses
PEMBAHASAN Makmur Tbk., PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk., PT. Kalbe Farma Tbk., PT.
Hasil Statistik Matahari Department Store Tbk., PT.
Analisis Statistik Deskriptif Perusahaan Gas Negara Tbk., PT. Semen
Statistik deskriptif dilakukan untuk Indonesia Tbk., PT. Telekomunikasi Indonesia
mengetaui deskripsi atau gambaran mengenai suatu Tbk., dan nilai minimum sebesar 0.000000 pada
data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), PT. Aneka Tambang Tbk., PT. XL Axiata Tbk.,
standar deviasi, nilai maksimum dan minimum PT. Gudang Garam Tbk., PT. HM Sampoerna
yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data Tbk., PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.,
yang menjadi sampel dalam penelitian (Ghozali, PT. PT. Vale Indonesia Tbk., PT. Jasa Marga
2011:19). Program yang digunakan untuk (Persero) Tbk., PT. Media Nusantara Citra Tbk.,
menganalisis data dalam penelitian ini adalah PT. Bukit Asam Tbk., PT. Surya Citra Media
program eviews. Tbk., PT. Sri Rejeki Isman Tbk., PT. Sawit
Sumbermas Sarana Tbk., PT. Unilever
Tabel 4.1 Indonesia Tbk. serta nilai st. deviasi untuk PTP
Hasil Pengujian Statistik Deskriptif sebesar 0.501206.
4. TRPT (Interaksi antara TRR dan PTP) memiliki
MLB TRR PTP TRPT mean sebesar 0.339646 dan median sebesar
Mean -0.008385 0.700866 0.434783 0.339646 0.000000. Nilai maximum untuk TRPT sebesar
Median -0.006996 0.730088 0.000000 0.000000 1.705517 pada PT. AKR Corporindo Tbk. dan
Maximum 0.157678 1.705517 1.000000 1.705517 nilai minimum untuk TRPT sebesar 0.000000
Minimum -0.213934 0.140425 0.000000 0.000000 pada PT. Aneka Tambang Tbk., PT. XL Axiata
Std. Tbk., PT. Gudang Garam Tbk., PT. HM
Deviasi 0.068583 0.259025 0.501206 0.432891 Sampoerna Tbk., PT. Indofood CBP Sukses
Sumber : Hasil Olah Data Eviews 9.0 Makmur Tbk., PT. PT. Vale Indonesia Tbk., PT.
Keterangan : Jasa Marga (Persero) Tbk., PT. Media
MLB : Manajemen Laba Nusantara Citra Tbk., PT. Bukit Asam Tbk., PT.
TRR : Perencanaan Pajak Surya Citra Media Tbk., PT. Sri Rejeki Isman
PTP : Penurunan Tarif Pajak (Diskon Pajak) Tbk., PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk., PT.
TRPT : Interaksi antaran TRR dan PTP Unilever Indonesia Tbk. Nilai std. deviasi untuk
Tabel di atas menunjukan deskripsi variabel- TRPT adalah 0.432891.
variabel secara statistik. Hasil dari statistik
deskriptif dapat dijelaskan sebagai berikut : Model Regresi Data Panel
1. MLB (Manajemen Laba ) memiliki nilai rata- Penelitian ini menggunakan analisis regresi
rata (mean) sebesar -0.008385 dengan nilai data panel dengan menggunakan pengujian
comman effectyang menggunakan program olah

91
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832
data Eviews 9.0. regresi data panel digunakan untuk variabel Penurunan Tarif Pajak, akan
menguji pengaruh antara variabel independen mengakibatkan menurunnya variabel
terhadap variabel dependen, kemudian akan diuji Manajemen Laba sebesar 0.152030 dengan
secara empirik untuk melihat pengaruh asumsi variabel independen lainnya dianggap
Perencanaan Pajak, Penurunan Tarif Pajak (Diskon tetap.
Pajak) terhadap Manajemen Laba pada perusahaan 4. Koefisien interaksi antara Perencanaan Pajak
yang terdaftar di LQ45 tahun 2017-2018. Hasil (TRPT) atau Moderasi bernilai 0.224091 yang
regresi data panel akan ditunjukan pada tabel 2 artinya setiap perubahan 0.224091 dari TRPT,
dibawah ini : maka akan Manajemen Laba akan berubah
sebesar 0.224091.
Tabel 4.2
Hasil Signifikansi Common Effect Pembahasan
Manajemen Laba Akrual
Std. t- 1. Pengaruh Perencanan Pajak Terhadap
Variable Coefficient Error Statistic Prob. Manajemen Laba
Perencanaan pajak dalam penelitian ini
C 0.023916 0.013741 1.740451 0.0891 diukur TRR (Tax Retention Rate). Hasil penelitian
- dalam tabel 4.8 menunjukan bahwa Perencanaan
TRR -0.062293 0.022390 2.782137 0.0081 Pajak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen
- Laba dengan arah atau hubungan yang negatif.
PTP -0.152030 0.020444 7.436306 0.0000 Artinya semakin kecil Perencanaan Pajak (TRR)
TRPT 0.224091 0.028371 7.898546 0.0000 nya, akan semakin besar Tax Avoidance nya (TA),
maka akan semakin meningkatkan manajemen laba.
Sumber :Hasil Olah Data Eviews 9.0
Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak ingin
membayar pajak yang terlalu besar. Penelitian ini
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
pada tabel 2 di atas, diperoleh koefisien
Lestari, Kurnia, dan Yuniati (2018) yang
(coefficient) untuk independen Perencanaan Pajak
menyatakan bahwa perencanaan pajak berpengaruh
(TRR), variabel moderasi Penurunan Tarif Pajak
terhadap manajemen laba, namun tidak sejalan
(Diskon Pajak) (PTP), dan interaksi antara TRR
pada hubungan arah koefisien. Hal tersebut terjadi
dan PTP (TRPT). Berikut adalah persamaan regresi
karena sampel pada perusahaan ini berbeda dengan
setelah diperoleh dari hail penelitian pada tabel 2 :
penelitian sebelumnya. Sampel pada penelitian ini
Y=0.023916 - 0.062293TRR - 0.152030PTP +
menggunakan perusahaan yang terdaftar di LQ45,
0.224091TRPT + ɛ
dimana tujuan perencanaan pajak dan manajemen
Keterangan :
labanya juga mungkin berbeda dengan perusahaan
Y = Manajemen Laba (MLB)
sampel pada penelitian sebelumnya. Namun
TRR = Perencanaan Pajak
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
PTP = Penurunan Tarif Pajak
dilakukan oleh Wardani dan Santi (2018) yang
TRPT = Interaksi antara TRR dan TRPT
menyatakan bahwa perencanaan pajak tidak
ɛ = Error
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat
2. Pengaruh Moderasi Penurunan Tarif Pajak
dijelaskan sebagai berikut :
(Diskon Pajak) Terhadap Hubungan
1. Konstanta (c) sebesar 0.023916 menyatakan
Perencanaan Pajak dan Manajemen Laba
bahwa jika variabel Perencanaan Pajak,
Penurunan (Diskon Pajak) atau perubahan
PenurunanTarif Pajak (Diskon Pajak), dan
tarif pajak dapat mempengaruhi perilaku
variabel interaksi (TRPT) bernilai di atas 0,
perencanaan pajak. Penurunan tarif tersebut diatur
maka Manajemen Laba sebesar 0.23916.
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2015
2. Koefisien Perencanaan Pajak (TRR) bernilai -
dan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2013.
0.062293 yang artinya setiap kenaikan 1 satuan
Dimana bagi wajib pajak badan yang berbentuk
variabel Perencanaan Pajak akan mengakibatkan
Perseroan Terbuka dapat memperoleh fasilitas
menurunnya variabel Manajemen Laba sebesar
penurunan tarif pajak sebesar 5%, dari 25%
0.062293 dengan asumsi variabel independen
menjadi 20% tentunya setelah memnuhi
lainnya dianggap tetap.
persyaratan. Penurunan Tarif Pajak (Diskon Pajak)
3. Koefisien Penurunan Tarif Pajak (PTP) bernilai
diukur menggunakan variabel dummy.
-0.152030, yang artinya setiap kenaikan 1 satuan

92
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832
Berdasarkan hasil penelitian, diskon pajak terbukti Saran
memoderasi hubungan perencanaan pajak dan Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka
manajemen laba. Artinya diskon pajak dapat dikemukakan beberapa saran untuk peneliti
memperlemah hubungan perencanaan pajak selanjutnya, perusahaan, pemerintah, dan investor.
terhadap manajemen laba. Hal ini mengindiksikan Berikut adalah saran yang dapat diberikan :
bahwa ketika nilai TRR semakin besar, maka TA
nya kecil, dengan demikian akan menurunkan Bagi Peneliti Selanjutnya
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. 1. Dalam penelitian ini hanya ada satu variabel dan
Hal ini disebabkan karena ketika suatu perusahaan satu moderasi. Diharapkan untuk peneliti
mendapatkan diskon pajak, maka perusahaan tidak selanjutnya dapat menambahkan variabel x yang
melakukan perencanaan pajak lagi karena tarif berpengaruh.
pajaknya sudah rendah. 2. Selain daripada itu, dalam penelitian ini untuk
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang mengukur manajemen laba menggunakan model
dilakukan oleh Masri dan Martani (2012) yang dari Cohen, diharapkan untuk peneliti
menyatakan bahwa penurunan tarif pajak berhasil selanjutnya dapat menggunakan model-model
memoderasi penghindaran pajak (tax avoidance) ke yang lainnya untuk mengukur manajemen laba
arah yang positif. seperti Modofied Jones Model, Kanszik Model,
atau Performance-Matched Discresionary
Acrual Model.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 3. Menggunakan periode pengamatan yang lebih
panjang, karena semakin panjang interval waktu
Kesimpulan pengamatan, maka akan semakin akurat dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk besar kesempatan untuk memperoleh informasi
mengetahui Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap yang akan digunakan.
Manajemen Laba yang Dimoderasi oleh Penurunan
Tarif Pajak (Diskon Pajak) pada perusahaan yang Bagi Perusahaan
terdaftar di LQ45 secara berturut-turut dari tahun Perusahaan hendaknya melakukan
2017-2018. Dari hasil penelitian terdapat 23 sampel perencanaan pajak yang lebih baik lagi dan sesuai
perusahaan LQ45 pada periode 2017-2018 maka dengan peraturan perpajakan. Hal tersebut bisa
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : dilakukan melalui penganalisaan informasi yang
1. Perencanaan pajak terbukti berpengaruh ada secara teliti, seperti mengetahui dan mengikuti
signifikan terhadap manajemen laba dengan perkembangan peraturan perpajakan terbaru yang
arah hubungan koefisien negatif. Artinya bahwa berlaku melalui berita pajak, website resmi Dirjen
nilai TRR yang kecil, sementara nilai Tax Pajak, surat edaran dari Dirjen Pajak, dan informasi
Avoidance (TA) nya besar, maka perusahaan yang lainnya. Hal tersebut dapat menghindari
akan semakin menaikkan perilaku manajemen kesalahan yang mungkin tidak sengaja dilakukan
laba. Hal tersebut berarti perusahaan akan oleh perusahaan, karena kesalahan perpajakan
melakukan manajemen laba untuk mendapatkan dapat dikenakan sanksi, artinya hal tersebut
pembayaran pajak yang rendah. Walaupun merupakan pemborosan. Dengan perencanaan
pengaruhnya lemah, tetapi masih banyak faktor pajak yang baik dan sehat, kinerja perusahaan akan
yang menyebabkan suatu perusahaan melakukan baik dimata pimpinan dan investor.
manajemen laba.
2. Penurunan tarif pajak (diskon pajak) berhasil Bagi Pemerintah
memoderasi hubungan perencanaan pajak dan Bagi pemerintah, hal ini bisa menjadi acuan
manajemen laba. Penurunan tarif pajak (diskon untuk mengevaluasi peraturan perpajakan yang
pajak) memperlemah hubungan perencanaan telah dibuat.
pajak dan manajemen laba, hal ini mengindikasi
bahwa dengan adanya moderasi yang Bagi Investor
memperlemah, maka akan menurunkan Bagi calon investor dan investor, sebaiknya
manajemen laba. Hal ini terjadi karena ketika lebih teliti sebelum melakukan investasi. Sebaiknya
perusahaan sudah mendapatkan diskon pajak, sebelum melakukan investasi, investor melakukan
maka perusahaan tersebut tidak lagi melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang disajikan
perencanaan pajak karena tarif pajaknya sudah oleh perusahaan. Karena laporan keuangan yang
rendah. disajikan, belum tentu mencerminkan kinerja
perusahaan yang sebenarnya. Investor harus

93
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832
waspada terhadap praktik manajemen laba yang Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate
mungkin dilakukan oleh perusahaan. Dengan Program IMB SPSS 25. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamijaya, M. (2015). Pengaruh Insentif Pajak
DAFTAR PUSTAKA Terhadap manajemen Laba saat Terjadi
Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Badan
(Ortax), O. &. (2019, November 20). Peraturan Pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar
Pemerintah - 56 Tahun 2015. Retrieved from di Bursa Efek. Jurnal Akuntansi Bisnis,
ortax.org: 14(27), 1-28.
https://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&p Jahja, S. A., & Iqbal, M. (2012). Analisis
age=show&id=15852&hlm= Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan
Aditama, F., & Purwaningsih, A. (2014). Pengaruh Syariah dengan Perbankan Konvensional.
Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Episteme : Jurnal Pengembangan Ilmu
Laba Pada Perusahaan Nonmanufaktur yang Keislaman, 7(2), 338-360.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Modus, Jensen, M. C., & Mwckling, W. H. (1976). Theory
26(1), 33-50. of the Firm : Managerial Behavior, agency
Azizah, W. (2017). Opportunistic Perspective off Cost, and Ownership Structure. Journal of
Accrual and Real Earnings Management in Financial Economics, Vol. 3, No. 4 pp305-
Indonesia. IOSR Journal of Business and 360
Management, 19(11), 1-5. Lestari, D. S., Kurnia, I., & Yuniati. (2018).
Cohen, D., & Zarowin, P. (2008). Economic Pengaruh Perencanaan Pajak dan Ukuran
Consequences of Real and Accrual-Based Perusahaan terhadap Manajemen Laba.
Earnings Management Activities. Leonard Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi,
Ster School of Business & New York dan Akuntansi), 2(3), 129-150.
University, 0-42. Lubis, I., & Suryani. (2018). Pengaruh TAx
Dechow, P. M., Sloan, R. G., dan Sweeney, A. P. Planning, Beban Pajak Tangguhan, dan
(1995). Detecting Earnings Management. Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen
The Accounting Review. Vol. 70, No.2. Hal: Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 7(1),
193-225. 41-58.
Dechow, P. M., Sloan, R. G., & Sweeney, A. P. Masri, I., & Martani, D. (2012). Pengaruh Tax
(1996). Causes and Cosequences of Earnings avoidance terhadap Cost of Debt. Simposium
Manipulation: An Analysis of Firms Subject Nasional Akuntansi XV, 1-27.
to Enforcement Actions by the SEC. Negara, A. R., & Saputra, I. (2017). Pengaruh
Contemporary Accounting Research, Vol. Perencanaan Pajak dan Beban Pajak
13, No. 1. pp 1-36. Tangguhan terhadap Manajemen Laba. E-
Dunia, K. J. (2019, November 17). Laba Toyota Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Anjlok untuk Pertama Kali dalam 5 Tahun. 20(3), 2045-2072.
Retrieved from kompas.com: Pajak, D. J. (2019, September 10). Fasilitas
https://money.kompas.com/read/2017/05/11/ Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi
100200826/laba.toyota.anjlok.untuk.pertama. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Berbentuk
kali.dalam.5.tahun Perseroan Terbuka. Retrieved from
Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian pajak.go.id:
Manajemen . Semarang: Seri Pustaka Kunci. https://www.pajak.go.id/id/fasilitas-
Fitriany, L. C. (2016). Pengaruh Aset Pajak penurunan-tarif-pajak-penghasilan-bagi-
Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan, dan wajib-pajak-badan-dalam-negeri-berbentuk-
Perencanaan Pajak terhadap Manajemen perseroan
Laba. JOM Fekon, 3(1), 1150-1163. Pujiastuti, L. (2019, November 10). Kasus Skandal
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Keuangan, CEO Toshiba Mundur. Retrieved
dengan Program SPSS (5 ed.). Semarang: from detikcom:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. https://finance.detik.com/industri/d-
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate 2972287/kasus-skandal-keuangan-ceo-
dengan Program IMB SPSS 23 (8 ed.). toshiba-mundur
Semarang: Badan Penerbit Universitas Resmi, S. (2017). Perpajakan : Teori dan Kasus.
Diponegoro. Jakarta: Salemba Empat.

94
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM)
Vol.16, No.1, Mei 2020
ISSN 0216-7832
Saputra, Y. (2018). Pengaruh Perencanaan Pajak,
Beban Pajak Tangguhan, dan Leverage
terhadap Praktik Manajemen Laba. Jurnal
Ekobis Dewantara, 1(6), 155-170.
Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak. Jakarta:
Salemba Empat.
Sugiono. (2017). Metode Penelitian : Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistiawan, D., Januaris, Y., & Alvia, L. (2011).
Creative Accounting. Jakarta: Salemba
Empat.
Sulistyanto, S. (2008). Manajemen Laba : Teori
dan Model Empiris. Jakarta: PT. Grasindo.
Sutrisno, M., Sari, I. A., & Astuti, Y. P. (2018).
Pengaruh Perencanaan Pajak dan Insentif
Non Pajak terhadap Manajemen LabaPada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017.
Permana, 10(1), 132-148.
Wardani, K. D., & Santi, D. K. (2018). Pengaruh
Tax Planning, Ukuran Perusahaan, Coporate
Socil Responsibility (CSR) terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi, 6(1),
11-24.
www.idx.co.id

95

View publication stats

You might also like