Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2021, Volume 12, Number 2: 666-671


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Karakteristik malnutrisi rumah sakit pada


pasien anak di RSUP Sanglah, Bali, Indonesia

Published by Intisari Sains Medis


Hanzelina1*, I Gusti Lanang Sidiartha1, I Gusti Ayu Putu Eka Pratiwi1

ABSTRACT
Background: Hospital Malnutrition (HM) is Results: The incidence of HM was 47.1%, of which
malnutrition diagnosed while being treated at the 54.0% of patients were female. The incidence of in-
hospital either when admitted to the hospital, during hospital malnutrition was primarily found in patients
treatment or even when discharged from the hospital, aged 1-3 years (50.0%) and >5 years (42.0%).
which is closely related to hospital care. The incidence Approximately 64.0% of children with HM were
of HM is still quite high and can increase morbidity malnourished before being admitted to the hospital
and mortality among inpatient children. This study and 14.0% got parenteral nutrition. It was found that
aims to determine the characteristics of in-hospital 72% of children with HM had a hospital stay length of
malnutrition cases in children undergoing treatment at > 7 days. More than half of children with HM (56.0%)
Sanglah Hospital. have parents with low levels of education (less than
Methods: This study used a prospective cohort design secondary education) and 58.0% have more than 3
using primary data obtained from interviews and siblings.
anthropometry of 120 children hospitalized at Sanglah Conclusion: The incidence of hospital malnutrition is
Hospital in the 2019-2020 period. HM was defined more often found in girls, age >5 years old, malnutrition
as a decrease in a Z-score of Weight/Height (W/H) > before admitted, get parenteral nutrition, had parents
0.5 Standard Deviation (SD) at the time of hospital with low education levels, number of siblings > 3, had
discharge. Data were analyzed using SPSS version 20 a single diagnosis and length of stay > 7 days.
for Windows.
Keywords: Hospital Malnutrition, Children, Characteristics.
Cite This Article: Hanzelina., Sidiartha, I.G.L., Pratiwi, I.G.A.P.E. 2021. Karakteristik malnutrisi rumah sakit pada
pasien anak di RSUP Sanglah, Bali, Indonesia. Intisari Sains Medis 12(2): 666-671. DOI: 10.15562/ism.v12i2.1079

ABSTRAK
Latar Belakang: Malnutrisi rumah sakit (MRS) adalah dianalisis dengan SPSS versi 25 untuk Windows.
malnutrisi yang didiagnosis saat dirawat di Rumah Hasil: Kejadian MRS ditemukan sebanyak 47,1%
Sakit (RS) baik saat masuk RS, selama perawatan atau dengan 54,0% sampel berjenis kelamin perempuan.
bahkan saat pasien keluar dari rumah sakit yang erat Insidens MRS paling banyak ditemukan pada pasien
1
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas kaitannya dengan perawatan di RS. Kejadian MRS masih kelompok usia 1-3 tahun (50,0%) dan >5 tahun
Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, cukup tinggi dan dapat meningkatkan morbiditas dan (42,0%). Sebanyak 64,0% anak dengan MRS sudah
Bali, Indonesia; mortalitas pada anak yang dirawat. Penelitian ini mengalami malnutrisi sebelum masuk RS dan 14,0%
bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari kasus mendapatkan nutrisi parenteral. Ditemukan bahwa
*Korespondensi: MRS pada anak yang menjalani perawatan di RSUP 72,0% anak dengan MRS memiliki lama rawat di RS
Hanzelina; Sanglah. >7 hari. Lebih dari separuh anak dengan MRS (56,0%)
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Metode: Studi ini menggunakan desain kohort memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan rendah
Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, prospektif dengan menggunakan data primer dari (<SMP) dan 58,0% memiliki jumlah saudara lebih dari
Bali, Indonesia; wawancara dan pemeriksaan antropometri terhadap > 3.
hanzel2gretel@gmail.com 120 anak yang dirawat inap di RSUP Sanglah pada Kesimpulan: Insiden MRS lebih sering ditemukan
periode 2019-2020. MRS didefinisikan sebagai pada anak perempuan, kelompok usia >5 tahun,
Diterima: 05-07-2021 penurunan Z-score Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB) malnutrisi sebelum masuk RS, mendapatkan nutrisi
Disetujui: 20-08-2021 > 0,5 Standard Deviation (SD) pada saat keluar RS. Data parenteral, memiliki orang tua dengan tingkat
Diterbitkan: 31-08-2021

666 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 666-671
Open| doi:
access:
10.15562/ism.v12i2.1079
http://isainsmedis.id/
ORIGINAL ARTICLE

pendidikan rendah, jumlah saudara kandung > 3, serta memiliki diagnosis tunggal serta lama rawat > 7 hari.
Kata kunci: Malnutrisi Rumah Sakit, Anak, Karakteristik.
Sitasi Artikel ini: Hanzelina., Sidiartha, I.G.L., Pratiwi, I.G.A.P.E. 2021. Karakteristik malnutrisi rumah sakit pada
pasien anak di RSUP Sanglah, Bali, Indonesia. Intisari Sains Medis 12(2): 666-671. DOI: 10.15562/ism.v12i2.1079

PENDAHULUAN perawatan, dan dapat meningkatkan yang pindah perawatan ke rumah sakit
angka mortalitas akibat adanya infeksi. sebelum waktunya pulang sesuai dengan
Malnutrisi Rumah Sakit (MRS) adalah Deteksi dini dan pencegahan terjadinya keputusan DPJP atau subjek yang pulang
malnutrisi yang terjadi saat pasien dirawat MRS penting untuk dilakukan.5,10 Data dari rumah sakit atas permintaan sendiri
di Rumah Sakit (RS) baik saat masuk mengenai karakteristik MRS pada anak dinyatakan sebagai loss to follow up.
RS, selama perawatan atau bahkan saat masih sangat minim dan pada praktik Pengambilan sampel dilakukan dengan
pasien keluar dari RS.1 Kejadian MRS sehari-hari masih didapatkan kejadian cara consecutive sampling sampai jumlah
berkaitan dengan dukungan nutrisi malnutrisi rumah sakit meskipun subyek terpenuhi. Besar sampel dihitung
selama perawatan dan kurang optimalnya tatalaksana nutrisi pada anak yang dirawat berdasarkan insidens MRS sebelumnya
perhatian terhadap status nutrisi anak.1 di RS sudah dilakukan secara adekuat, sebesar 30%, dengan penetapan presisi
Risiko malnutrisi pada anak selama sehingga dilakukan penelitian ini dengan sebesar 15%, dan tingkat kemaknaan
perawatan di RS secara global didapatkan tujuan untuk mengetahui insidens dan α<0,05. Besar sampel minimal yang
85%. Angka insiden MRS di negara maju karakteristik malnutrisi rumah sakit yang dibutuhkan adalah 120 sampel.
terjadi sekitar 6,1% - 11,0%, sedangkan terjadi pada anak. Diagnosis Malnutrisi Rumah Sakit
di negara berkembang memiliki angka (MRS) jika terjadi penurunan nilai Z
insiden yang lebih tinggi, yaitu 6,9% hingga METODE score BB/TB >0,5 SD antara BB/TB
53%.2 Penelitian mengenai MRS pada saat masuk dan keluar RS. Status gizi
anak pernah dilakukan di RSUP Sanglah Penelitian ini menggunakan rancangan
saat masuk rumah sakit dinilai dengan
pada tahun 2007 dengan angka prevalensi penelitian kohort prospektif sejak bulan
menggunakan kurva WHO berdasarkan
sebesar 30,1%.3 Risiko terjadinya MRS Mei 2019 hingga Mei 2020. Subjek pada
berat badan (BB) terhadap panjang atau
meningkat 3,69 kali pada anak yang penelitian ini adalah semua anak yang
tinggi badan (PB/TB) untuk anak berusia
dirawat lebih dari seminggu.4 Rocha GA dirawat di ruang rawat inap anak kelas
≤ 5 tahun. Anak berusia lebih dari 5
et al., melaporkan penurunan berat badan I, II dan III RSUP Sanglah di antara
tahun menggunakan kurva CDC dan
pada 9,17% pasien dengan status nutrisi periode penelitian diseleksi untuk dapat
diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi
normal saat keluar dari rumah sakit.5 diikutsertakan dalam penelitian. Kriteria
waterlow dibagi menjadi (1) malnutrisi
Beberapa studi sebelumnya inklusi antara lain 1) anak berusia 1 bulan
(<90%) dan (2) tidak malnutrisi
mendefinisikan MRS sebagai terjadinya sampai 18 tahun yang dirawat di ruang
(>90%). Cara pemberian nutrisi adalah
penurunan berat badan lebih dari 2% rawat inap anak kelas I, II dan III RSUP
rute pemberian makan selama dalam
dalam seminggu atau lebih dari 5% Sanglah, Denpasar, Bali; 2) orangtua/
perawatan di rumah sakit sesuai dengan
dalam sebulan atau lebih dari 7,5% wali setuju mengikutsertakan anak
keputusan DPJP. Data ini disajikan dalam
dalam 3 bulan atau lebih dari 10% dalam mereka dalam penelitian secara sukarela
skala kategorik nominal yaitu (1) oral, (2)
6 bulan.6,7 Kelemahan kriteria ini yaitu dengan menandatangani persetujuan
enteral dan (3) parenteral. Usia adalah usia
tidak mempertimbangkan tinggi badan setelah penjelasan (informed consent).
kronologis pada saat dirawat di rumah
(TB) pasien sehingga meningkatkan Kriteria eksklusi adalah subjek yang
sakit dan disajikan dalam skala numerik.
insidens MRS.2,3 Kriteria MRS menurut selama perawatan pernah dirawat di
Jenis kelamin ditentukan berdasarkan
studi sebelumnya dibuat dengan Unit Perawatan Intensif Anak (UPIA),
penampakan fenotip dan data disajikan
mempertimbangkan TB anak, dimana subjek meninggal dalam satu kali 24 jam
dalam skala nominal yaitu (1) perempuan
dikatakan MRS bila terjadi penurunan pertama perawatan, anak dengan retensi
dan (2) laki – laki. Kompleksitas penyakit
Z Score BB/TB > 0,5 SD pada saat pasien cairan (edema anasarca dan ascites),
adalah jumlah diagnosis penyakit yang
keluar RS dibandingkan dengan pada saat hidrosefalus, anemia aplastik, penyakit
diderita oleh subjek sesuai dengan
masuk RS.8,9 keganasan yang mengenai sistem hemato
keputusan DPJP yang tercatat dalam
Perbedaan standar penentuan status onkologi, Acquired Immune Deficiency
rekam medis subjek. Data disajikan
nutrisi anak, definisi MRS, alat skrining Syndrome (AIDS), Lupus Eritematosus
dengan skala kategorik nominal yaitu
pasien dengan risiko malnutrisi, maupun Sistemik (LES), tuberkulosis, pasien
(1) tunggal dan (2) multipel. Lama rawat
tata laksana nutrisi pada pasien rawat dengan tumor padat, pasien dengan
ditentukan berdasarkan lamanya waktu
inap dapat menyebabkan tingginya organomegali seperti hepatomegali dan
yang dibutuhkan oleh subjek selama
insidens MRS.8 Kondisi ini menyebabkan splenomegali, pasien dengan riwayat
dirawat di rumah sakit sesuai dengan
bertambahnya lama rawat, penyembuhan kemoterapi, penggunaan steroid jangka
keputusan DPJP dan data disajikan
yang lebih lama, peningkatan biaya panjang, overweight dan obesitas. Subjek

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 666-671 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1079 667
ORIGINAL ARTICLE

dalam skala numerik. Pendidikan adalah Tabel 1. Karakteristik Umum Subjek Penelitian
pendidikan formal ibu dan dinyatakan Variabel Jumlah (N=120)
sebagai data dengan skala kategorik Jenis kelamin, n (%)
ordinal (1) rendah, (2) tidak rendah. Laki–Laki 59 (49,2)
Status ekonomi merupakan suatu keadaan Perempuan 61 (51,8)
yang menggambarkan status keuangan Usia (Bulan), n (%)
dari orangtua yang diperoleh dalam satu 1-36 47 (39,2)
bulan. Sosial ekonomi dibagi menjadi dua >36-60 12 (10,0)
>60 61 (50,8)
(sesuai dengan Upah Minimum Regional
Malnutrisi saat masuk RS, n (%)
di Kota Denpasar) yaitu (1) rendah apabila Ringan 22 (18,3)
pendapatan per bulan <Rp 2.363.000,00, Sedang 19 (15,8)
(2) tidak rendah apabila pendapatan per Berat 7 (5,8)
bulan >Rp 2.363.000,00. Jumlah saudara Cara pemberian nutrisi, n (%)
kandung dibagi menjadi tidak ada saudara Oral 105 (85,0)
kandung, memiliki saudara kandung < 3 Enteral 5 (4,2)
saudara dan memiliki saudara kandung >3 Parenteral 10 (8,3)
saudara. Kompleksitas, n (%)
Diagnosis multipel 40 (33,3)
Penelitian ini menggunakan data
Lama rawat (Hari), n (%)
primer dari wawancara dan pengukuran <7 40 (33,3)
antropometri. Data yang terkumpul 7-14 35 (29,2)
kemudian dianalisis menggunakan SPSS 15-21 37 (30,8)
versi 25 untuk Windows. 22-30 4 (3,3)
>30 4 (3,3)
HASIL Pendidikan Ibu, n (%)
Rendah 35 (39,2)
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019 Jumlah saudara kandung, n (%)
sampai Mei 2020 dengan total subjek 132 > 3 saudara 50 (41,7)
pasien selanjutnya dilakukan eksklusi Penghasilan Orang Tua, n (%)
sebanyak 7 pasien yang meninggal selama Rendah 31 (25,8)
perawatan dan 5 pasien yang loss to follow Antropometri Berat Badan (BB) (Kg) (rerata±SB)
up sehingga pasien yang ikut serta dalam Sebelum perawatan 21,22±16,80
Setelah perawatan 20,64±16,60
penelitian adalah 120 pasien. Distribusi
dan karakteristik umum subjek dapat
dilihat di Tabel 1.
Pasien yang mengalami MRS sebanyak meningkat dalam kurun waktu 13 tahun, MRS lebih tinggi pada perempuan
50 pasien (41,7%) dan 70 pasien (59,3%) dimana data sebelumnya pada tahun dibandingkan dengan lelaki. Hasil serupa
tidak mengalami MRS. Rerata penurunan 2006-2007 melaporkan proporsi kejadian ditemukan pada penelitian sebelumnya
berat badan selama perawatan di rumah MRS di RSUP Sanglah sebesar 30,1%.4 dimana dilaporkan insidens MRS pada
sakit adalah 0,58±0,2 kg. Karakteristik Hasil pada penelitian ini serupa dengan perempuan lebih tinggi dibandingkan
pasien yang mengalami MRS dapat dilihat penelitian yang dilakukan di Brazil pada dengan laki-laki (51,2% vs 48,8%).14
di Tabel 2. 203 anak yang dirawat di RS tersier Hasil temuan ini berbanding terbalik
di tahun 2006 dimana kejadian MRS dengan studi sebelumnya dimana anak
PEMBAHASAN dilaporkan yang cukup tinggi yaitu sebesar laki-laki lebih banyak mengalami MRS
51,6%.5 Angka kejadian MRS yang tinggi yang disebabkan oleh lebih tingginya
Insidens MRS pada penelitian ini sebanyak
pada penelitian ini dapat disebabkan oleh laju metabolik basal pada anak laki–laki
41,7%. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan
jumlah subjek yang terlibat lebih sedikit dan cadangan energi lemak lebih rendah
penelitian sebelumnya dimana prevalens
dibandingkan dengan penelitian 13 tahun pada anak lelaki dibandingkan dengan
MRS berkisar antara 5%-30,1%.9-13 Kac
silam yang menggunakan sampel 2 kali anak perempuan.10,14 Insidens MRS pada
G et al., melaporkan perburukan status
lipat dari jumlah total subjek pada studi perempuan dapat disebabkan karena lebih
gizi selama perawatan di RS sebesar 5% -
ini, sehingga faktor determinator yang tingginya prevalensi malnutrisi sebelum
27%.9 Penelitian yang dilakukan di RSUP
lebih kecil mungkin menyebabkan angka masuk RS pada perempuan dibandingkan
Dr Sardjito pada tahun 2016, menemukan
insidens MRS yang jauh lebih tinggi pada lelaki terutama pada negara Asia. Hal
bahwa proporsi MRS pada anak adalah
penelitian ini. ini disebabkan oleh karena adanya
27%.12 Penelitian lainnya yang dilakukan
Penelitian ini menemukan tidak ada prioritas orang tua terhadap anak laki-
di RSUD Wangaya, Bali pada tahun 2019
perbedaan karakteristik yang signifikan laki dibandingkan dengan perempuan
didapatkan 37% anak mengalami MRS.13
antara kelompok MRS dibandingkan yang menyebabkan intake kalori pada
Kejadian MRS di RSUP Sanglah
dengan kelompok non-MRS. Insidens anak perempuan Asia cenderung lebih

668 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 666-671 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1079
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 2. Karakteristik subjek yang mengalami Malnutrisi Rumah Sakit (MRS) anak dengan malnutrisi berat saat masuk
di RSUP Sanglah Periode 2019-2020 RS memiliki jumlah saudara kandung
lebih dari atau sama dengan 2.18
Kelompok Penelitian (N=120)
Variabel
Penelitian ini juga menemukan lebih
MRS (N=50) Non-MRS (N=70) dari separuh anak dengan MRS memiliki
orangtua dengan tingkat pendidikan
Jenis kelamin, n (%) yang rendah. Tingkat pendidikan, sama
Lelaki 23 (46,0) 36 (51,4)
halnya dengan jumlah saudara tidak
Perempuan 27 (54,0) 34 (48,6)
Usia, n (%) memengaruhi MRS secara langsung,
1-36 bulan 25 (50,0) 22 (31,4) namun dapat memberikan dampak
>36-60 bulan 4 (8,0) 8 (11,4) terhadap status gizi yang lebih buruk pada
>60 bulan 21 (42,0) 40 (57,2) awal masuk RS sehingga meningkatkan
Malnutrisi saat masuk RS, n (%) risiko terjadinya MRS.5,12 Jahanihasemi
Ya 32 (64,0) 16 (22,9) H et al., dalam penelitiannya melaporkan
Tidak 18 (36,0) 54 (77,1) bahwa 49,12% anak dengan malnutrisi
Cara pemberian nutrisi, n (%) berat memiliki orang tua dengan
Enteral 3 (6,0) 2 (2,9)
pendidikan primer, dan sebanyak
Parenteral 7 (14,0) 3 (4,3)
Diagnosis, n (%) 32,01% tidak menyelesaikan pendidikan
Multipel 21 (42,0) 19 (27,1) sekunder (p<0,001).19 Penelitian tersebut
Tunggal 29 (58,0) 51 (72,9) menemukan tingkat pendidikan ibu
Lama rawat (Hari), n (%) secara bermakna lebih memengaruhi
<7 14 (28,0) 26 (37,1) status nutrisi anak dibandingkan dengan
>7 36 (72,0) 44 (62,9) tingkat pendidikan ayah dikarenakan ibu
Pendidikan ibu, n (%) menghabiskan waktu lebih banyak dalam
Rendah 28 (56,0) 7 (10,0) hal mengurus kebutuhan makan anak.19
Tinggi 22 (44,0) 63 (90,0)
Tingkat pendidikan akan memengaruhi
Jumlah saudara kandung, n (%)
<3 21 (42,0) 49 (70,0) pengetahuan orang tua akan kecukupan
>3 29 (58,0) 21 (30,0) gizi anak dan dapat berkorelasi dengan
Penghasilan Orang Tua, n (%) tingkat pendapatan orang tua.19-21
Rendah 13 (36,0) 18 (25,7) Insidens MRS pada pasien yang sudah
Tidak rendah 37 (74,0) 52 (74,3) terdiagnosis dengan malnutrisi sebelum
masuk RS lebih tinggi dibandingkan
dengan yang tidak terdiagnosis
rendah.15 kejadian MRS pada anak yaitu faktor malnutrisi. Hasil ini sejalan dengan hasil
Insidens MRS pada penelitian ini lebih sosioekonomi, status pendidikan, yang ditunjukkan pada penelitian yang
tinggi pada kelompok usia 1-3 tahun dan penghasilan orangtua, dan jumlah dilakukan Budiputri GL et al., dimana
diatas 5 tahun. Hasil ini serupa dengan saudara. Penelitian ini menemukan bahwa insidens anak yang mengalami MRS
penelitian sebelumnya yang dilakukan di sebagian besar anak dengan MRS (58%) dengan status nutrisi gizi kurang saat
RS tersier di Kenya dimana kejadian MRS memiliki jumlah saudara kandung lebih masuk RS (BB/TB <-2SD atau <90%
lebih sering ditemukan pada anak berusia dari 3. Penelitian yang membahas dampak berdasarkan kurva CDC) sebesar 36,6%
1-2 tahun (71,6%) diikuti oleh usia 2-5 jumlah saudara kandung terhadap MRS dan memiliki risiko 1,96 kali untuk
tahun (62,2%) dan 5-12 tahun (59,6%).16 hingga saat ini masih minim. Jumlah mengalami MRS (95%IK=1,25-3,09).13
Anak berusia 1-3 tahun lebih rentan saudara kandung dapat memengaruhi Anak dengan gizi kurang cenderung
terhadap kejadian MRS dikarenakan kejadian MRS secara tidak langsung mengalami lama rawat inap yang lebih
kebutuhan kalori per kilogram berat melalui dampaknya terhadap status gizi panjang akibat dari kurangnya energi
badan yang lebih besar serta metabolisme anak sebelum masuk RS. Studi oleh Del untuk memenuhi kebutuhan tubuh selama
basal yang lebih cepat dibandingkan Rossi dkk. (2016) menunjukkan bahwa proses penyembuhan. Anak dengan gizi
dengan usia yang lebih tua. Anak dengan jumlah saudara kandung memiliki kurang saat masuk RS lebih rentan untuk
usia di atas 5 tahun juga berisiko terjadi korelasi yang berbanding terbalik dengan mengalami perburukan status gizi dan
MRS dikarenakan pada usia tersebut indeks lemak tubuh serta BMI pada MRS pada masa perawatan.5,12
anak lebih dapat toleran terhadap asupan anak (p<0,05). Hal ini diperkirakan Penelitian ini menemukan insidens
nutrisi yang tidak memadai hingga 7 hari, terjadi karena semakin banyak jumlah MRS lebih tinggi pada pasien yang
sehingga seringkali hanya memperoleh anak maka akan semakin sedikit jumlah memiliki diagnosis tunggal dibandingkan
intake yang sedikit di rumah sakit tanpa asupan nutrisi terutama jika pemasukan dengan diagnosis multipel. Hasil ini
diketahui oleh wali mereka.5 dalam rumah tangga terbatas.17 Penelitian berbeda dengan penelitian sebelumnya
Kondisi lain yang dapat memengaruhi sebelumnya melaporkan bahwa 94,7% yang menunjukkan bahwa proporsi anak

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 666-671 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1079 669
ORIGINAL ARTICLE

dengan diagnosis multipel sebesar 31,4% menunjukkan insidens MRS pada pasien lebih lanjut dengan data dari beragam
dan memiliki risiko 2,35 kali lebih besar yang dirawat selama ≥7 hari sebesar 31,2% center dapat dilakukan untuk menentukan
untuk menjadi MRS dibandingkan dengan dibandingkan dengan yang dirawat <7 faktor risiko dari MRS.
yang memiliki satu diagnosis (95%CI=1,23- hari sebesar 10,7%.4 Penelitian terdahulu
4,48). Hal ini terjadi dikarenakan pasien juga menunjukkan bahwa semakin KONFLIK KEPENTINGAN
dengan diagnosis multipel cenderung lama perawatan di rumah sakit akan
Tidak terdapat konflik kepentingan dalam
mengalami pelepasan marker inflamasi berhubungan dengan penurunan berat
penulisan laporan penelitian ini.
yang lebih tinggi dalam tubuhnya yang badan, dimana risiko penurunan akan
menyebabkan terganggunya status nutrisi meningkat dari 2,43 kali (95%CI 1,46-
ETIKA PENELITIAN
mereka. Diagnosis multipel juga memiliki 4,03) pada perawatan 3-5 hari menjadi 4,67
keterkaitan dengan lama perawatan kali (95%CI=1,34-16,24) pada perawatan Penelitian ini telah mendapatkan kelaikan
di RS yang lebih lama.11 Insidens MRS lebih dari seminggu.13 Penelitian lainnya etik (Ethical Clearance) dari Komisi Etik
pada kelompok diagnosis tunggal yang juga menemukan bahwa lama rawat lebih Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas
lebih tinggi pada penelitian ini mungkin dari seminggu meningkatkan risiko MRS Udayana, RSUP Sanglah, Bali, Indonesia
dapat disebabkan jumlah diagnosis tidak sebesar 8,219 kali dibandingkan dengan dengan nomor 2361/UN14.2.2.VII.14/
selamanya berbanding lurus dengan yang dirawat kurang dari seminggu LP/2019 sebelum penelitian berjalan.
kompleksitas penyakit dan penelitian ini (95%CI=1,643-41,098).12 Penelitian
didapatkan dua diagnosis primer pada yang dilakukan di Turki menunjukkan PENDANAAN
pasien yang mengalami MRS adalah adanya perbedaan insidens MRS pada
Tidak ada.
yang mengenai sistem organ respirasi pasien yang dirawat lebih dari 3 hari
sebanyak 38% dan sistem gastrointestinal dibandingkan dengan yang mendapatkan
KONTRIBUSI PENULIS
sebesar 20%. Data dari WHO menemukan perawatan 1-2 hari di RS (p=0,047).11
penyakit respirasi terutama Infeksi Saluran Lama perawatan dikaitkan dengan Seluruh penulis memiliki kontribusi yang
Pernapasan Akut (ISPA) merupakan paparan terhadap infeksi nosokomial yang sama dalam penulisan laporan penelitian
penyebab utama morbiditas dan dapat menyebabkan pelepasan mediator ini baik dari tahap penyusunan kerangka
mortalitas di dunia. Penelitian di Afrika inflamasi serta penggunaan energi yang konsep, pengumpulan data, analisis data,
juga mendapatkan risiko MdRS terutama disebabkan oleh aktivitas patogen dalam hingga interpretasi hasil penelitian dalam
adalah pada pasien-pasien dengan infeksi tubuh yang menyebabkan perburukan bentuk publikasi ilmiah.
di saluran respirasi.22 Perbedaan hasil status gizi.12,16 Anak seringkali tidak
temuan pada penelitian ini harus diteliti berminat dalam mengkonsumsi makanan DAFTAR PUSTAKA
secara lebih lanjut. yang disediakan rumah sakit, sehingga 1. Campanozzi A, Russo M, Catucci A, et al.
Insidens MRS pada pasien yang semakin lama perawatan tentunya akan Hospital-acquired malnutrition in children
mendapatkan nutrisi secara parenteral menyebabkan semakin menurunnya with mild clinical conditions.  Nutrition.
2009;25(5):540-547.
lebih tinggi dibandingkan secara enteral intake kalori anak.5,11 Perawatan lama di
2. Rinninella E, Cintoni M, De Lorenzo A,
yaitu 14% dan 6% pada penelitian ini. Hasil rumah sakit juga dikaitkan dengan adanya Addolorato G, Vassallo G, Moroni R, et al. Risk,
serupa juga ditemukan pada penelitian prosedur invasif yang mungkin dijalani prevalence, and impact of hospital malnutrition
sebelumnya dimana pada pasien yang anak, dimana prosedur invasif seperti in a Tertiary Care Referral University Hospital:
mengalami MRS mendapatkan nutrisi pembedahan membutuhkan interupsi a cross-sectional study. Intern Emerg Med.
2018;13(5):689-697.
secara parenteral sebanyak 8,4% dan secara asupan kalori seperti berpuasa maupun 3. Sidiartha IGL. Malnutrisi rumah sakit pada
enteral sebanyak 7,6%.23 Komplikasi yang pantangan makan.5 Studi ini hanya anak di rumah sakit umum pusat Sanglah,
dapat ditimbulkan akibat cara pemberian menggunakan satu senter sebagai sumber Denpasar. Dalam: Kumpulan Naskah Lengkap
nutrisi adalah risiko infeksi. Pemberian data sehingga hasil studi mungkin saja PIT IV IKA Medan 2010. Medan: Ikatan Dokter
Anak Indonesia. 2010:56–65.
nutrisi secara enteral dapat menurunkan kurang representatif terhadap populasi
4. Sidiartha IGL. Insidens Malnutrisi Rumah
infeksi sebesar 0,64% dibanding secara sesungguhnya. Sakit Pada Anak Di Rumah Sakit Umum Pusat
parenteral. Penelitian lain menemukan Sanglah Denpasar. Sari Pediatri. 2008;9(6):381-
bahwa kasus infeksi lebih banyak terjadi SIMPULAN 385.
pada pasien yang diberi nutrisi secara 5. Rocha GA, Rocha EJ, Martins CV. The effects
Kejadian MRS di RSUP Sanglah periode of hospitalization on the nutritional status of
parenteral dibandingkan enteral.24,25
Mei 2019 - Mei 2020 adalah sebesar 41,7%, children. J Pediatr (Rio J). 2006;82(1):70-74.
Risiko infeksi ini juga berperan dalam 6. Waitzberg DL, Correia MI. Nutritional
Insidens MRS lebih sering ditemukan
lama rawat inap pasien yang lebih lama assessment in the hospitalized patient.  Curr
pada anak perempuan, kelompok usia Opin Clin Nutr Metab Care. 2003;6(5):531-538.
sehingga berisiko terjadinya MRS.
lebih dari 5 tahun, malnutrisi sebelum 7. Oken E, Lightdale JR. Updates in pediatric
Insidens MRS pada pasien yang dirawat
masuk RS, mendapatkan nutrisi secara nutrition.  Curr Opin Pediatr. 2000;12(3):282-
selama ≥7 hari lebih tinggi dibandingkan 290.
parenteral, memiliki orang tua dengan
dengan yang dirawat <7 hari. Hasil ini 8. Mehta NM, Corkins MR, Lyman B, Malone A,
tingkat pendidikan rendah, jumlah
serupa dengan penelitian sebelumnya Goday PS, Carney LN, et al. Defining pediatric
saudara kandung > 3, memiliki diagnosis malnutrition: a paradigm shift toward etiology-
di RSUP Sanglah pada tahun 2010
tunggal serta lama rawat > 7 hari. Studi

670 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 666-671 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1079
ORIGINAL ARTICLE

related definitions. JPEN J Parenter Enteral 15. Wu BN, O’Sullivan AJ. Sex differences in 21. Khattak UK, Iqbal SP, Ghazanfar H. The Role
Nutr. 2013;37(4):460-481. energy metabolism need to be considered with of Parents’ Literacy in Malnutrition of Children
9. Kac G, Camacho-Dias P, Silva-Coutinho D, lifestyle modifications in humans. J Nutr Metab. Under the Age of Five Years in a Semi-Urban
Silveira-Lopes R, Marins VV, Pinheiro AB. 2011;2011:391809. Community of Pakistan: A Case-Control
Length of stay is associated with incidence of 16. Khan T, Khan REA, Raza MA. Gender Analysis Study. Cureus. 2017;9(6):e1316.
in-hospital malnutrition in a group of low- of Malnutrition: A Case Study of School-Going 22. Blaauw R, Achar E, Dolman RC, Harbron
income Brazilian children. Salud Publica Mex. Children in Bahawalpur. Asian Dev Policy Rev. J, Moens M, Munyi F, Nyatefe D, Visser J.
2000;42(5):407-412. 2015;3(2):29–48. The Problem of Hospital Malnutrition in the
10. Sidiartha IGL, Pratiwi IGAPE. Implementation 17. Quadros DRS, Kamenwa R, Akech S, Macharia African Continent. Nutrients. 2019;11(9):2028.
of STRONGkids in identify risk of malnutrition WM. Hospital-acquired malnutrition in 23. Abdelhadi RA, Bouma S, Bairdain S, Wolff
in government hospital. Int J Heal Sci. children at a tertiary care hospital. South J, Legro A, Plogsted S, et al. Characteristics
2018;2(2):18–24. African J Clin Nutr. 2018;31(1):8–13. of Hospitalized Children With a Diagnosis
11. Beser OF, Cokugras FC, Erkan T, Kutlu T, Yagci 18. de Oliveira Meller F, Assunção MC, Schäfer of Malnutrition: United States, 2010. JPEN J
RV; TUHAMAR Study Group. Evaluation of AA, de Mola CL, Barros AJ, Dahly DL, et al. The Parenter Enteral Nutr. 2016;40(5):623-635.
malnutrition development risk in hospitalized influence of birth order and number of siblings 24. Casaer MP, Mesotten D, Hermans G, Wouters
children. Nutrition. 2018;48:40-47. on adolescent body composition: evidence PJ, Schetz M, Meyfroidt G, et al. Early versus
12. Maryani E, Prawirohartono EP, Nugroho S. from a Brazilian birth cohort study. Br J Nutr. late parenteral nutrition in critically ill adults. N
Faktor Prediktor Malnutrisi Rumah Sakit pada 2015;114(1):118-25. Engl J Med. 2011;365(6):506-517.
Anak. Sari Pediatri. 2017;18(4):278-284. 19. Jahanihashemi H, Noroozi M, Zavoshy R, 25. Ziegler TR. Parenteral nutrition in the critically
13. Budiputri GL, Suryawan IWB, Dewi MR. Afkhamrezaei A, Jalilolghadr S, Esmailzadehha ill patient.  N Engl J Med. 2009;361(11):1088-
Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi N. Malnutrition and birth related determinants 1097.
kejadian Malnutrisi Rumah Sakit (MRS) among children in Qazvin, Iran.  Eur J Public
pada pasien anak di Bangsal Kaswari, RSUD Health. 2017;27(3):559-562.
Wangaya, Bali, Indonesia. Intisari Sains Medis. 20. Vollmer S, Bommer C, Krishna A, Harttgen K,
2020;11(2):680-685. Subramanian SV. The association of parental
14. Miriawati, Irawan R, Hidayat B, Widjaya education with childhood undernutrition in
NA, Hanindita MH. Risk Factor of Hospital low- and middle-income countries: comparing
Malnutrition After Pediatric Nutrition Care the role of paternal and maternal education. Int
Management. Heal Notions. 2021;5(1):23–28. J Epidemiol. 2017;46(1):312-323.

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 666-671 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1079 671

You might also like