Adoc - Pub Representasi Budaya Korupsi Dalam Iklan Rokok Djar

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.

1 (2012)

REPRESENTASI BUDAYA KORUPSI DALAM IKLAN ROKOK DJARUM 76


VERSI KORUPSI, PUNGLI & SOGOKAN DI MEDIA TELEVISI

Anggie Adhitya Utama1, Dudy Zein2, Teddy Kurnia Wirakusumah3


Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran

Corresponding Author: kongz.gagah@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to find out How Corruption Culture Represented in Djarum 76 Cigarettes Ads
Version Corruption, extortion and bribes on television. This research uses qualitative research methods,
the approach to the study of semiotics of Roland Barthes. In data collection, study using library and
study techniques in depth observation of the ads that the object of this research. Conclusions obtained
from this study is that there are important scenes that represent the entire scene, from where there are
signs that important, the hand gestures of the characters in this ad, the characters in this ad, the facial
expressions of the characters in this ad, and Jin figures in this ad. Terdpat meaning of connotation,
namely bribes taken for granted in a bureaucracy and without shame, synonymous with the corruption of
civil servants, people are very upset about corruption but can not do anything about it, people no longer
trust the authorities to remove the corruption, corruption is very difficult to remove. There are three
myths in this ad, and analysis of the myths that have been done, that is generally done by official
corruption, corruption has become a culture in our country, anti-corruption agencies have not worked
up. Researchers also found an ideology that appears on this ad is consumerism and capitalist ideology.

Keywords: television media, corruption culture

1
Penulis
2
Pembimbing Utama
3
Pembimbing Pendamping

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 1 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

PENDAHULUAN Selain itu, periklanan juga merupakan hal yang

Iklan telah menjadi salah satu komunikasi sangat vital untuk pengembangan dunia usaha

massa yang paling mudah dikenal dan paling yang berfungsi menunjang lajunya arus

menarik perhatian dengan hampir seluruh pembangunan. Mungkin alasan ini pulalah yang

anggota masyarakat terpapar padanya. Iklan menyebabkan dunia periklanan di Indonesia

telah berhasil mendunia dan menjadi sangat berkembang sangat pesat.

menakjubkan saat ini. Iklan yang semula hanya Salah satu media yang digunakan dalam

dianggap sebagai suatu proses “pengambilan beriklan adalah televisi. Televisi merupakan

atau pemberi perhatian terhadap sesuatu” telah salah satu media dalam beriklan yang

mencapai titik dimana iklan seolah menentukan menggunakan warna, suara, gerakan dan musik

segala-galanya. Dunia iklan berhasil bekembang atau dapat disebut sebagai audio visual.

di luar bidang produk industri, sebagai profesi, Dibandingkan dengan media lain, televisi

ilmu, dan juga seni (an art and a science) memiliki kemampuan lebih dalam menyajikan

(kusmiati, 1999:101). segala kebutuhan manusia baik dari segi

Pesatnya periklanan di Indonesia tidak terlepas informasi, hiburan, maupun pendidikan.

dari perkembangan dunia televisi yang luar Dalam dunia iklan ada tiga produk yang selalu

biasa. Hanya dalam beberapa tahun terakhir jadi kontroversi yaitu alkohol, rokok,dan

telah muncul stasiun televisi swasta yang baru kondom. WHO sebagai salah satu organisasi

seperti Global TV, Transtv, Trans7, Metro tv, yang menangani bidang kesehatan dunia

TV One, dan sebagainya. Stasiun televisi yang menghimbau agar perusahaan-perusahaan tidak

ada saling bersaing, satu dengan yang lainnya lagi memanfaatkan dana dari produsen-produsen

untuk membuat sajian informasi, hiburan, dan rokok bagi keperluan sponsorship (media

pendidikan. Tentu saja acara yang bermutu tidak Indonesia, 14 juli 1996). Imbasnya ada peraturan

dapat dipisahkan dari dana yang besar dimana yang membatasi ruang gerak iklan rokok di

sumber dana terbesar diperoleh dari iklan. Indonesia.

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 2 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Iklan produk rokok termasuk ke dalam orang untuk merokok, menggambarkan atau

kategori iklan yang terbatas dalam menyarankan bahwa merokok memberikan

memvisualisasikan kelebihan dan keindahan manfaat bagi kesehatan, memperagakan atau

produknya dibandingkan iklan – iklan yang menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan

lainnya. Kerena dibatasi oleh peraturan – atau gabungan keduanya, bungkus rokok, rokok

peraturan dan kode etik periklanan. Oleh karena atau orang sedang merokok atau mengarah pada

itu produsen rokok atau biro iklan berusaha orang yang sedang merokok.

mencari celah dari peraturan yang ada agar tetap Produk iklan rokok boleh jadi sering

dapat beriklan. memusingkan biro iklannya karena

Salah satu peraturan tersebut adalah peraturan ketidakjelasan posisinya, antar dilarang dan

pemerintah no 38/2000 (kontan 20 agustus 2002) diperbolehkan. Maka banyak iklan rokok yang

tentang perubahan pp no 81/1999 tetang lari dengan menggunakan pendekatan citra.

pengamanan rokok bagi kesehatan (forum 4 Beberapa kecenderungan yang terjadi dalam

agustus 2002), tercantum bahwa jam tayang iklan rokok di Indonesia adalah memiliki tema

iklan rokok di televisi adalah pukul 21.30 – yang sama yaitu cenderung meniru machoisme

05.00. kemudian ada pasal 18 undang-undang dari luar. Kebanyakan produk rokok

nomor 19/2003 tentang pengamanan rokok menampilkan ketangkasan, kejantanan, dan otot.

untuk kesehatan, yang menyebutkan bahwa iklan Padahal menurut fungsinya, iklan harus

promosi rokok harus mencantumkan peringatan membedakan satu produk dari produk lainnya

bahaya rokok bagi kesehatan dengan ukuran maka dalam hal ini iklan yang ditampilkan harus

yang proporsional sesuai dengan ukuran iklan. memiliki fondasi keunikan produk sejak awal

Kemudian peraturan pemerintah republik sehingga citra yang diinginkan oleh perusahaan

Indonesia nomor 19 tahun 2003 pasal 17 tentang terhadap merek tersebut dapat dipenuhi

pengamanan rokok bagi kesehatan menyatakan (Sulaksana, 2003).

bahwa kegiatan promosi rokok melalui media Ketertarikan peneliti pada pemilihan iklan

dilarang keras merangsang atau menyarankan rokok djarum 76 versi Korupsi, Pungli &

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 3 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Sogokan sebagai obyek penelitian karena iklan Rumusan Masalah

ini menampilkan sebuah masalah nasional yang Berdasarkan gambaran di atas, penulis

sampai saat ini masih menjadi permasalahan merumuskan permasalahan sebagai berikut :

yang sulit untuk dipecahkan, yaitu Korupsi, “Bagaimana Budaya Korupsi Direpresentasikan

Pungli & Sogokan. Kasus terkait Korupsi, Dalam Iklan Rokok Djarum 76 Versi Korupsi,

Pungli & Sogokan di Indonesia sangat banyak Pungli & Sogokan Di Televisi?”

dan beragam bentuknya. Salah satu kasus yang Identifikasi Masalah

masih hangat dan sempat menjadi sorotan publik Berdasarkan rumusan masalah di atas maka

adalah kasus Nazaruddin yang di duga terlibat dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai

kasus suap wisma atlet. Kasus ini sangat amat berikut:

menjadi sorotan publik karena dalam kasus ini 1 Bagaimana struktur teks iklan rokok Djarum

diduga akan banyak menyeret nama-nama beken 76 Versi Korupsi, Pungli & Sogokan di

di bidang politik dan juga para petinggi partai. Televisi?

Keseluruhan isi media pada dasarnya 2 Bagaimana makna konotasi dalam iklan rokok

merupakan suatu konstruksi realitas. Alex sobur Djarum 76 Versi Korupsi, Pungli & Sogokan

mengatakan bahwa pekerjaan media pada di Televisi?

hakikatnya adalah mengkonstruksi realitas, isi 3 Bagaimana mitos dalam iklan rokok Djarum

media menurutnya adalah hasil para pekerja 76 Versi Korupsi, Pungli & Sogokan di

media mengkonstruksi kan berbagai realitas Televisi?

yang dipilih. 4 Bagaimana ideologi yang terkandung dalam

Kajian isi pesan iklan perlu diadakan untuk iklan rokok Djarum 76 Versi Korupsi, Pungli

melihat segala proses dan kecenderungan yang & Sogokan di Televisi?

mungkin ada mengenai struktur iklan itu. Dari Kajian Pustaka

sini diharapkan dapat diperoleh gambaran detil Iklan

tentang makna tanda-tanda yang terkonstruksi Iklan atau advertising dapat didefinisikan

pada iklan tersebut. sebagai “any paid form of nonpersonal

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 4 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

communication about an organization, product, kepada pemakainya. Iklan komersial bertujuan

service, or idea by an identified sponsor” (setiap mengkomersialkan barang dagangannya kepada

bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu masyarakat sedangkan iklan bukan komersial

organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar tidak mengharapkan keuntungan komersial tapi

oleh satu sponsor yang diketahui). Adapaun keuntungan sosial. Berdasarkan bentuknya iklan

maksud “dibayar” pada definisi tersebut pada media cetak dibagi menjadi tiga bentuk

menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi yaitu bentuk iklan gambar, iklan baris dan iklan

suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. advertorial (Djuroto 2000: 83). Iklan gambar

Maksud kata “nonpersonal” berarti suatu iklan merupakan iklan yang paling dominan dalam

melibatkan media massa (TV, Radio, majalah, surat kabar (Kasali 1995: 106). Iklan gambar

Koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada merupakan gabungan antara gambar dan huruf.

sejumlah besar kelompok individu secara Iklan baris terdiri dari huruf-huruf, yang

bersamaan. biasanya terdiri dari pesan-pesan yang

Iklan merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pindah alamat, lowongan

digunakan untuk mempersuasi konsumen oleh pekerjaan, kehilangan, jual beli rumah dan jual

sejumlah atau suatu institusi bukan personal dan beli kendaraan.

iklan dalam definisi ini merupakan suatu pengisi Representasi

media massa karena ia harus menggunakan Representasi merupakan kegunaan dari tanda.

media yang spesifik dan dapat menerpa orang Marcel Danesi mendefinisikannya sebagai

banyak. proses merekam ide, pengetahuan, atau pesan

Berdasarkan fungsinya iklan dibedakan dalam beberapa cara fisik. Menurut Stuart Hall

menjadi (1) iklan produk dan iklan bukan produk ada dua proses representasi. Pertama,

(2) iklan komersial dan bukan komersial. Iklan representasi mental, yaitu konsep tentang

produk mempunyai tujuan memperkenalkan sesuatu yang ada di kepala kita masing-masing

suatu produk tertentu yang dihasilkan. Iklan (peta konseptual), representasi mental masih

bukan produk berisi ide-ide yang ditujukan sesuatu yang bersifat abstrak. Kedua, bahasa,

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 5 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

yang berperan penting dalam proses konstruksi lanjut ketika kita membaca teks atau narasi atau

makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala wacana tertentu. Analisisnya bersifat

kita harus diterjemahkan dalam bahasa yang paradigmatic dalam arti berupaya menemukan

lazim, supaya kita dapat menghubungkan konsep makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi

dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda di balik sebuah teks. Maka orang sering

dari symbol-simbol tertentu. mengatakan semiotika adalah upaya menemukan

Isi media bukan hanya pemberitaan tetapi juga makna ‘berita di balik berita’.

iklan dan hal-hal lain di luar pemberitaan. Korupsi

Intinya bahwa sama dengan berita, iklan juga Secara harfiah kata korupsi berarti kebusukan,

merepresentasikan orang-orang, kelompok atau keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat

gagasan tertentu. disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari

Semiotika kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina

Secara etimologis, istilah semiotika berasal atau memfitnah (The Lexicon Webster

dari kata yunani Semeion ysng berarti tanda. Dictionary 1978 dalam soemodihardjo, 2008:

Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu– 186).

yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun Istilah korupsi pertama kali muncul dalam

sebelumnya–dapat dianggap mewakili sesuatu khasanah hukum Indonesia dalam Peraturan

yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai Penguasa Perang Nomor Prt/Perpu/013/1958

suatu hal yang menunjuk adanya hal lain. tentang Peraturan Pemberantasan Korupsi.

Secara terminologis, semiotika dapat Kemudian, dimasukan juga dalam Undang-

diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari Undang Nomor 24/Prp/1960 tentang Pengusutan

sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, Penuntutan dan Pemeriksaan Tindak Pidana

seluruh kebudayaan sebagai tanda. Korupsi. Undang-undang ini kemudian dicabut

Pada dasarnya, analisis semiotika merupakan dan digantikan oleh Undang-Undang Nomor 3

sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang Tahun 1971 tentang Pemberantasan tindak

aneh, sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih Pidana Korupsi, yang kemudia sejak tanggal 16

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 6 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Agustus 1999 digantikan oleh Undang-Undang Hasil dan Pembahasan

Nomor 31 Tahun 1999 dan akan mulai berlaku Struktur Teks Iklan

efektif paling lambat 2 (dua) tahun kemudian ( Semiotika Roland Barthes hampir memiliki

16 Agustus 2001) dan kemudian diubah dengan kesamaan dengan teori bahasa yang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tanggal dikembangkan oleh de Saussure. Saussure

21 November 2001. mengemukakan empat konsep teoretis, yakni

Menurut perspektif hukum, definisi korupsi konsep langue-parole, significant-signifie,

secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah sintagmatik-paradigmatik, dan sinkroni-diakroni.

Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah (Hoed, 2011: 10). Dalam analisis struktur teks,

diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Barthes menggunakan dua konsep yang relevan,

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. yakni konsep hubungan sintagmatik-

Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi paradigmatik, dan konsep denotasi-konotasi.

dirumuskan kedalam 30 bentuk/jenis tindak (Hoed, 1994: 11)

pidana korupsi. Pasalpasal tersebut menerangkan Tanda tersusun dalam susunan tertentu

secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa (jukstaposisi), yang disebut susunan sintagmatik.

dikenakan sanksi pidana karena korupsi. (Hoed, 2011: 10). Susunan sintagmatik

Ketigapuluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi merupakan susunan yang dapat diamati secara

tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan langsung, bersifat linear yakni ditempatkan

sebagai berikut: mengikuti urutan tertentu, sehingga bila

1. Kerugian keuangan negara urutannya berubah maka maknanya pun dapat

2. Suap-menyuap berubah.

3. Penggelapan dalam jabatan Jika relasi sintagmatik adalah relasi

4. Pemerasan antarkomponen dalam suatu struktur yang sama,

5. Perbuatan curang maka relasi paradigmatik adalah relasi antara

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan komponen dalam suatu struktur dan komponen

7. Gratifikasi lain diluar struktur itu. Hubungan paradigmatik

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 7 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

bersifat asosiatif, yakni hubungan dimana satu Scene ini menurut peneliti adalah merupakan

tanda dengan tanda yang lain tidak bersifat scene penting dimana dalam scene ini awal dari

langsung atau tidak berada dalam ruang yang kemunculan tokoh-tokoh penting yang hadir

sama. Hubungan paradigmatik adalah hubungan dalam iklan ini. Tokoh penting pertama yang

eksternal suatu tanda dengan tanda lain. Tanda muncul dalam iklan ini adalah seorang pemuda

lain yang bisa berhubungan secara paradigmatik berpakaian kemeja. Kemudian tokoh penting

adalah tanda-tanda satu kelas atau satu sistem. kedua adalah pria berpakaian safari berwarna

(Sunardi, 2002: 64). biru. Apabila scene ini ditukar posisinya dengan

Struktur Sintagmatik Teks Iklan scene lainnya maka struktur dari iklan ini akan

Dalam analisis sintagmatik, hal pertama yang berubah dan akan menimbulkan kebingungan

harus dilakukan adalah pendeskripsian dari teks pada penonton yang menonton iklan ini karena

yang akan diteliti. Pendeskripsian yang dalam scene ini diceritakan pula awal mula dari

dimaksud di sini adalah menceritakan alur cerita permasalahan yang akan hadir dalam scene-

yang ada pada teks tersebut. Pada tayangan iklan scene selanjutnya.

rokok djarum 76 versi korupsi, pungli dan Scene penting selanjutnya adalah scene 3.

sogokan ini secara garis besar bercerita tentang Peneliti menganggap scene ini penting

tindakan korupsi yang sering terjadi di sekitar dikarenakan dalam scene ini ditampilkan sosok

masyarakat serta menampilkan bagaimana lengkap dari pria berpakaian safari yang pada

sebuah usaha dari seorang korban dari tindakan scene sebelumnya belum terlihat dengan jelas

korupsi untuk menghapus tindakan korupsi sosok siapa yang berpakaian safari berwarna

tersebut. biru tersebut dalam iklan ini. Tanda penting

Tahap selanjutnya adalah pemetaan adegan yang ada dalam scene ini adalah wajah dari pria

atau scene dari seluruh tayangan yang akan berpakaian safari tersebut serta pakaian yang

dianalisis. Dalam iklan ini terdapat 5 scene dipakaianya. Semua tanda yang hadir dalam

penting yang juga merupakan inti dari alur cerita sosok pria berpakaian safari ini menunjukan

dalam iklan ini. Scene pertama adalah scene 2. kesamaan yang mendekati dengan sosok penting

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 8 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

yang merupakan tema dari iklan ini yaitu iklan ini. Seperti sudah peneliti katakana pada

permasalahan korupsi. Selain itu dalam scene ini paragraph sebelumnya, scene ini sangat

juga terdapat tanda non verbal penting yang berkaitan erat dengan scene-scene sebelumnya.

hadir melalui tokoh pria berpakaian safari yang Maka dari itu, scene ini tidak dapat diubah letak

mengindikasikan sesuatu yang lumrah di sekitar posisinya selain berada setelah scene 3.

masyarakat kita. Scene sangat berkaiatan erat Scene penting selanjutnya adalah scene 9.

dengan scene sebelumnya dan juga selanjutnya, Scene ini dianggap penting oleh penulis, karena

maka scene ini tidak dapat diubah posisinya dalam scene ini muncul seorang tokoh baru yang

selain berada setelah scene 1 dan 2 serta sebelum mengenakan pakaian adat. Dapat dikatakan

scene 4. scene ini merupakan awal dari sebuah babak

Scene penting selanjutnya adalah scene 4. baru yang hadir dalam iklan ini. Maka dari itu

Dalam scene ini, tokoh pria berpakaian kemeja posisi dari scene ini sulit untuk diubah apalagi

menujukan sebuah ekspresi muka yang penuh dihilangkan, karena scene ini akan berkaitan erat

kemarahan yang didukung dengan perginya dengan scene selanjutnya.

tokoh pria tersebut ketika pembicaraan yang Scene penting selanjutnya adalah scene 10.

dilakukan oleh dirinya dengan tokoh pria Scene ini peneliti anggap penting karena scene

berpakaian safari yang belum sepenuhnya tuntas. ini merupakan ending dari iklan ini, maka posisi

Scene ini juga merupakan rangkaian yang hadir dari scene ini tidak dapat diubah apalagi

dari scene-scene sebelumnya dan merupakan dihilangkan. Selain itu, scene ini juga

klimaks dari permasalahan yang dihadirkan oleh merupakan kelanjutan dari scene yang hadir

iklan ini. Dapat dikatakan bahwa scene ini sebelumnya. Maka bila scene ini dihilangkan,

merupakan sebuah sebab yang mengakibatkan dapat menimbulkan sebuah kebingungan bagi

sesuatu yang hadir dalam scene-scene yang melihat tayangan iklan ini.

selanjutnya. Maka, jika scene ini ditukar Analisis Paradigmatik

posisinya dengan scene lainnya akan Setelah melihat struktur teks secara

menimbulkan kebingungan bagi yang melihat sintagmatik, tahap pemaknaan berikutnya adalah

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 9 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

analisis paradigmatik. Analisis ini memusatkan Tokoh berbaju safari yang hadir dalam iklan

perhatian pada pemilihan tanda-tanda khusus ini bukan tidak sengaja ditampilkan oleh

yang menghubungkannya dengan motif pembuat iklan. Tokoh pria berbaju safari ini

representasi. merupakan sosok penting yang member

Dari analisis sintagmatik yang dilakukan kekuatan tersendiri agar penonton dapat

sebelumnya, terlihat bahwa tanda – tanda yang langsung mengerti terhadap apa yang ingin

membangun struktur teks tayangan iklan rokok disampaikan melalui iklan ini. Tokoh berbaju

Djarum 76 versi korupsi, pungli dan sogokan safari ini sengaja ditampilkan karna mempunyai

adalah tanda non verbal gesekan jari jempol dan kemiripan dengan seorang tokoh yang sempat

telunjuk, tokoh berpakaian safari, ekspresi menghebohkan karena sebuah kasus penyuapan.

wajah,dan tokoh jin berpakaian adat. Pada Maka jika sosok berbaju safari ini diganti

analisis paradigmatik tanda – tanda tersebut akan dengan sosok lainnya misalnya Tukul arwana,

dianalisis dengan membandingkan dengan maka penonton tidak dapat langsung mengerti

oposisinya untuk mencari tanda yang paling apa yang ingin disampaikan melalui iklan ini dan

penting dalam tayangan ini. mungkin saja cerita dari iklan ini akan berubah.

Isyarat tangan dalam iklan ini muncul Ekspresi wajah yang hadir dalam iklan ini

sebanyak 2 kali, yaitu dalam sce 2 dan 10. mempunyai pengertian tersendiri dimana

Isyarat tangan ini lumrah hadir dalam keseharian ekspresi tersebut dibarengi dengan kepergian

kita. Jika isyarat tangan yang hadir dalam iklan tokoh pria berpakaian kemeja dari ruangan

ini diganti dengan isyarat tangan lainnya maka tempat ia sedang berada. Jika ekspresi wajah

makna dari iklan ini akan berubah. Meskipun yang hadir dalam iklan ini dengan ekspresi

keduanya masi berada dalam kategori yang sama wajah lainnya misalnya senyuman, mungkin

yaitu isyarat tangan, namun masing-masing tokoh pria tersebut tidak akan pergi dari ruangan

isyarat tangan mempunyai pengertian yang tersebut dan jalan cerita dari iklan inipun

berbeda-beda. berubah.

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 10 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Sosok jin hadir dalam iklan ini dilambangkan ke apa yang telah diketahui. Rumusan suatu

sebagai sosok pelindung yang dapat melindungi budaya atau subbudaya adalah hal-hal kecil yang

siapapun yang meminta kepadanya, karena telah dikodifikasi yang diatasnya para penulis

sosok jin ini dapat mengabulkan segala bertumpu (Sobur, 2004 : 66).

permintaan secara instan. Dalam iklan ini, pria Dalam menggunakan kode kultural, kita dapat

berpakaian kemeja meminta pada jin tersebut melihat bagaimana perbedaan pandangan

agar jin tersebut menghapus segala macam maupun penilaian dapat terjadi diantara orang –

bentuk korupsi secara instan. Jika sosok jin yang orang yang memiliki latar belakang kebudayaan

dilambangkan sebagai pelindung ini diganti yang berbeda.

dengan sosok lainnya misalkan POLISI, maka Kode kultural yang berhubungan dengan

meskipun sama-sama sebagai sosok pelindung perbedaan pandangan diantara orang – orang

dan tempat mengadu tidak serta merta POLISI atau masyarakat yang memiliki latar belakang

tersebut dapat mengabulkan pengaduannya kebudayaan yang berbeda pada tayangan iklan

secara instan. Djarum 76 (versi korupsi, pungli dan sogokan)

ini terdapat pada scene 2 dan 3 dimana scene


Kode Kultural dalam Tayangan iklan rokok
tersebut merupakan satu kesatuan yang
djarum 76 (versi korupsi, pungli, dan
menceritakan suatu kejadian.
sogokan)
Dari kedua scene yang telah disebutkan tadi
Kode kultural merupakan salah satu dari lima terlihat bahwa ada perbedaan pandangan dan
kode Barthes yang memudahkan kita dalam juga penilaian yang terjadi diantara pemuda
menilai makna konotasi yang terdapat pada teks berpakaian kemeja dan pria berbaju safari
tayangan iklan rokok djarum 76 (versi korupsi, terhadap sesuatu. Perbedaan – perbedaan
pungli, dan sogokan). Kode kultural merupakan tersebut merupakan kode kultural yang akan
sebuah acuan teks ke benda-benda yang sudah dianalisis oleh peneliti. Pembacaan kode kultural
diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Menurut pada Tayangan iklan Djarum 76 (versi korupsi,
Barthes, realism tradisional didefinisi oleh acuan pungli dan sogokan) ini akan peneliti lakukan

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 11 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

dengan pendekatan konsep budaya birokrasi di digunakan untuk pekerjaan administrasi dan

Indonesia. manajerial.

Uang Pelicin Dianggap Lumrah Dalam Kemudian dalam adegan 2, sosok pria berbaju

Sebuah Birokrasi Dan Dilakukan Tanpa Rasa safari terlihat menggesekan kedua jari (telunjuk

Malu dan jempol) yang diambil secara extreme close

Dalam adegan 1, background dari adegan ini up. Pengambilan gambar secara extreme close

adalah sebuah ruangan yang di dalamnya up ini menunjukan penekanan pada apa yang

terdapat beberapa tumpukan map di atas meja terlihat dalam gambar tersebut (dalam hal ini

dan sebauh struktur organigram yang tertempel gerkan jari yang saling bergesekan). Gerakan jari

di tembok tepat di belakang tokoh pemuda yang saling bergesekan tersebut merupakan

berpakaian kemeja. Organigram adalah grafis komunikasi non verbal yang dikenal di

grafik yang menunjukkan direktorat, garis masyarakat kita berarti suatu tindakan meminta

wewenang, tanggung jawab kontrol dan uang.

hubungan vertikal dan horisontal antar Dalam jenis-jenis korupsi yang sudah

departemen dalam sebuah organisasi. Kondisi dipaprkan dalam Bab II, terdapat salah satu jenis

sebuah ruangan yang demikian, tindak pidana korupsi Against The Rule

mengindikasikan bahwa ruangan tersebut adalah Corruption yang artinya korupsi yang dilakukan

sebuah perkantoran. Perkantoran sendiri menurut adalah sepenuhnya bertentangan dengan hukum.

Drs. Kamisa, kantor berarti: bangunan yang Misalnya penyuapan, penyalahgunaan jabatan

dipakai untuk bekerja yang berkenaan dengan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain

urusan administrasi. Menurut Erns Neufert, atau suatu korporasi.

bahwa didalam bangunan perkantoran pekerjaan Kaitannya dengan adegan yang ada dalam

utamanya adalah dalam kegiatan penanganan iklan ini adalah, tokoh pria berbaju safari

informasi dan kegiatan pembuatan maupun melakukan sebuah tindakan korupsi dimana

pengambilan keputusan berdasarkan informasi tokoh pria berbaju safari tersebut meminta uang

tersebut. Jadi perkantoran adalah bangunan yang pada tokoh pemuda yang hadir di hadapannya

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 12 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

yang bertujuan untuk memperlancar urusan dari safari yang mengesankan bahwa dirinya

tokoh pemuda tersebut dimana urusan tersebut merupakan seorang pegawai yang bekerja di

adalah maksud serta tujuan dari tokoh pemuda lembaga atau institusi pemerintahan serta

tersebut mendatangi ruangan dan bertemu tokoh kacamata dan potongan rambut dari pria tersebut

pria berbaju safari tersebut. Gerakan jari yang mengingatkan kita terhadap sosok yang sempat

dilakukan oleh tokoh pria berbaju safari dalam hangat dibicarakan masyarakat Indonesia karena

iklan ini juga mengindikasikan bahwa kasusnya yang muncul pada saat itu.

melakukan tindak pidana korupsi sudah bukan Sosok tersebut adalah seorang pegawai yang

hal yang tabu lagi bahkan sudah dianggap wajar. bekerja di instansi perpajakan bernama Gayus

Gerakan meminta uang pada orang sebenarnya Halomoan Partahanan Tambunan atau yang

bisa dengan banyak cara, diantaranya dengan lebih sering dikenal dengan nama Gayus

cara berbisik dengan maksud agar tidak banyak Tambunan. Gayus sendiri merupakan pegawai

orang yang mendengar. Dipilihnya komunikasi negeri sipil golongan III A yang bekerja di

non verbal gesekan jari sebagai cara untuk direktorat jenderal pajak kementrian keuangan

meminta uang dalam iklan inilah yang Indonesia. Nama Gayus mulai dikenal

mengindikasikan bahwa melakukan tindak masyarakat ketika Komjen Susno Duadji

pidana korupsi sudah tidak malu-malu lagi atau menyebutkan bahwa Gayus mempunyai uang Rp

dengan kata lain sudah secara terang-terangan 25 miliar di rekeningnya plus uang asing senilai

atau terbuka. 60 miliar dan perhiasan senilai 14 miliar di

Pelaku Korupsi Identik Dengan Pegawai brankas bank atas nama istrinya dan itu semua

Negeri dicurigai sebagai harta haram. Pada tanggal 19

Dalam adegan ini, tokoh pria berbaju safari Januari 2011, Gayus Tambunan telah dinyatakan

yang sebelumnya tidak terlihat dengan jelas bersalah atas kasus korupsi dan suap mafia pajak

sosoknya akhirnya dapat terlihat dengan jelas oleh Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan

dan mempertegas sosok siapa yang dimaksud dengan hukuman 7 tahun penjara dan denda Rp

dalam iklan tersebut. Dengan tampilan baju 300 juta.

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 13 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Sosok pria berbaju safari yang hadir dalam negara ini di selesaikan. Tepat pada hari anti

iklan ini dapat dikatakan sangat mirip dengan korupsi yang jatuh pada tanggal 9 desember

sosok Gayus Tambunan, terutama ketika Gayus kemarin, di hampir seluruh penjuru negara ini

diberitakan memiliki kebebasan dan keleluasaan pendemo turun ke jalan untuk meneriakan

untuk dapat keluar serta masuk tahanan sesuka aspirasi mereka. Jumlah pendemo yang pada saat

hatinya, dan hal ini terbukti ketika Gayus sempat itu turun ke jalan tidak bisa disebut sedikit,

tertangkap kamera wartawan sedang menonton karena rata-rata di tiap kota beribu-ribu pendemo

pertandingan tenis di kota Bali. turun ke jalan untuk memperingati hari anti

Masyarakat Sudah Sangat Kesal Terhadap korupsi.

Korupsi Namun Tak Dapat Berbuat Apa-apa Hal tersebut jelas memperlihatkan bahwa

Negara ini selama bertahun-tahun tidak pernah masyarakat kita saat ini sudah kesal dan muak

lepas dari jeratan para pelaku korupsi yang nama dengan segala jenis korupsi yang ada di negara

bekennya para koruptor. Ini menyebabkan ini. Seakan telah menjadi budaya, korupsi tiap

masyarkat sangat kesal terhadap segala bentuk hari selalu menjadi pemberitaan yang wajib

tindak pidana korupsi. Dalam adegan ini, kata hadir di seluruh media massa, dan setiap harinya

“Cuk, Dasar rampok” mengindikasikan sebuah juga kita selalu disuguhkan aksi demo dari

kekesalan dari tokoh pemuda terhadap apa yang segala golongan masyarakat yang menuntut

dilakuakan oleh tokoh pria berbaju safari. Kesal pemberantasan korupsi.

sendiri merupakan efek dari rasa kekecewaan Masyarakat Tidak Lagi Percaya Terhadap

karena terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan Pihak Berwenang Untuk Menghapus Korupsi

harapan manusia, yang kebetulan pada saat itu Adegan ini sedikit banyak mengadopsi dari

perasaan manusia sedang tidak stabil, sehingga kisah aladin dan lampu wasiat adalah sebuah

dia tidak sanggup menerima kekecewaan itu. cerita dimana kisah tersebut menceritakan

Efek dari kekesalan tersebut bisa terlihat dari seorang pemuda yang mempunyai sebauh lampu

hampir setiap harinya pendemo turun ke jalan wasiat yang ketika lampu wasiat tersebut

untuk menuntut segala kasus korupsi yang ada di digosok akan keluar seorang jin yang dapat

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 14 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

mengabulkan segala bentuk permintaan orang tentu saja menjadi sorotan atas kinerja mereka

yang menggosok lampu wasiat tersebut. yang sampai dengan saat ini masih dianggap

Namun kisah tersebut sedikit dimodifikasi belum maksimal. Lingkaran Survey Indonesia

dalam iklan ini dengan mengganti sosok jin (LSI) pada Minggu (6/8/2011) mengatakan

dengan seorang tokoh pria yang memakai baju bahwa telah terjadi penurunan kepercayaan dari

adat dan jika dalam kisah aslinya jin tersebut masyarakat pada KPK. LSI mengungkapkan

keluar dari sebuah lampu, dalam iklan ini sosok bahwa angka kepercayaan publik terhadap KPK

jin tersebut keluar dari dalam sebuah teko poci. saat ini hanya sebesar 41,6%. Ini pertama kali

Dalam beberapa tahun ini di negara kita, kepercayaan terhadap KPK di bawah 50%

korupsi merupakan sebuah permaslahan utama karena survei terakhir mengenai tingkat

yang sampai saat ini masih belum menemukan kepercayaan masyarakat terhadap independensi

jalan keluarnya. Negara kita terus menerus di KPK yang dilakukan oleh LSI pada Oktober

rampok oleh para koruptor demi 2005, jelas menunjukkan kepercayaan publik

mensejahterakan dirinya sendiri tanpa terhadap KPK dalam menangani kasus korupsi

memikirkan nasib masyarakat lainnya. Kasus tanpa pandang bulu sebesar 58,3%.

demi kasus terungkap tiap harinya dan selalu ada Penurunan kepercayaan masyarakat tersebut

janji untuk menyelesaikannya sebaik mungkin. menjadi bukti bahwa masyarkat, sekarang ini

Namun jika kita perhatikan, kasus-kasus besar sudah mulai ragu dengan kinerja KPK untuk

yang mencakup nama-nama beken di negara ini menghapus rentetan kasus-kasus korupsi yang

hampir bisa dikatakan tak pernah ada ujung ada di negara ini. Keraguan tersebut juga

penyelesaiannya. Kasus-kasus tersebut seakan digambarkan dalam iklan ini. Munculnya sosok

hilang begitu saja tanpa ada penyelesaian dari jin yang diambil dari kisah aladin yang konon

kasus tersebut. dapat mengabulkan seluruh permohonan dan

KPK sebagai lembaga yang mempunyai tokoh pemuda yang memohon agar korupsi

wewenang untuk menghapus dan menyelesaikan hilang dari muka bumi pada sosok jin tersebut

serta membuat efek jera terhadap pelaku korupsi merupakan gambaran dari kondisi masyarakat

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 15 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

yang mulai mengharapkan adanya pihak-pihak berjalan lancar dan tanpa berbelit-belit. Hal

lain yang dapat membantu mereka agar negara demikian biasa disebut sebagai uang pelicin.

atau bahkan di muka bumi ini terhapus dari Dalam sebuah blog yang berjudul inspirasi

tindak pidana korupsi. kecilku, pengarang blog tersebut mencoba

Korupsi Sangat Sulit Untuk Dihilangkan menerangkan segala macam bentuk korupsi yang

Banyak orang mengatakan bahwa korupsi di sering hadir di Negara ini, mulai dari pemerintah

negara kita ini sudah merupakan sebuah budaya tingkat lokal maupun pusat. Blog tersebut

yang mengakar dari sejak zaman dahulu. Dalam mengakatakan bahwa bentuk korupsi yang

adegan ini, tokoh pemuda yang ingin seperti dipaparkan diatas termasuk ke dalam

menghilangkan segala bentuk tindak pidana bentuk korupsi yang lazim disebut korupsi kecil-

korupsi di muka bumi ini mendapat harapan kecilan (petty corruption). Korupsi kecil-kecilan

untuk mewujudkan hal tersebut melalui sosok merupakan bentuk korupsi sehari-hari dalam

tokoh berpakaian adat yang dikonotasikan pelaksanaan suatu kebijakan pemerintah.

seorang jin yang dapat mengabulkan semua Korupsi ini biasanya cenderung terjadi saat

permintaannya. Namun ternyata sosok jin petugas bertemu langsung dengan masyarakat.

tersebut malah meminta uang agar permintaan Korupsi ini disebut juga dengan nama korupsi

dari tokoh pemuda tersebut bisa dikabulkan rutin (routine corruption) atau korupsi untuk

olehnya. bertahan hidup (survival corruption). Korupsi

Fenomena seperti ini sesungguhnya bukanlah kecil-kecilan umumnya dijalankan oleh para

hal yang aneh di lingkungan masyarakat kita. pejabat junior dan pejabat tingkat bawah sebagai

Hal tersebut sudah sering kita temui ketika kita pelaksana fungsional.

mendatangi sebuah kantor pelayanan Tindakan meminta uang atau tawar menawar

masyarakat. Kita sering diminta uang agar harga untuk dapat terlaksananya sesuatu tersebut

proses pengurusan sesuatu hal yang menjadi merujuk pada masalah yang sering kita temui

tujuan kita datang ke tempat tersebut dapat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

sekitar kita. Contoh kasus yang sering kita temui

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 16 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

adalah ketika kita akan mengurus KTP, SIM, yang ia berikan kepada petugas administrasi

atau dokumen lainnya jika uang pelicin tidak yang mengurusi urusannya diyakini proses

ada, maka sudah pasti urusan tersebut akan pengerjaan urusan administrasinya tersebut akan

berjalan lambat serta berbelit-belit dan bahkan berjalan lancar tanpa hambatan sedikitpun.

tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Hal Aji mumpung merupakan kata yang tepat

ini pula yang melahirkan sebuah anekdot untuk menggambarkan hal ini. Salah satu

terkenal yang berbunyi “jika bisa dipersulit kondisi yang menyebabkan korupsi seringkali

mengapa harus dipermudah?”. dilakukan oleh pejabat atau seseorang yang

sedang menggenggam kekuasaan adalah


Mitos
kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik-

Korupsi Umumnya Dilakukan Oleh Pejabat baiknya untuk memperkaya diri, sebab tidak

Atau Seseorang Yang Mempunyai Kekuasaan selamanya bisa jadi pejabat.

Pada jaman sekarang ini, uang merupakan Kemudian untuk jadi pejabat sendiri tidaklah

segalanya. Tak ada uang maka tak bisa hidup. cukup dengan hanya mengandalkan segudang

Begitu pula dengan segala urusan yang prestasi dan dukungan dari berbagai pihak.

menyangkut administrasi di negara ini, uang Untuk melicinkan jalan menuju kursi dan

merupakan hal yang mutlak agar urusan kita jabatan yang diinginkan dibutuhkan modal awal.

dapat berjalan mulus serta lancar dalam proses Layaknya sebuah bisnis yang akan dimulai,

pengerjaannya. Para pengusaha tentu tidak ingin modal seseorang harus dipertimbangkan, kalau

urusannya menjadi terhambat dalam proses perlu diada-adakan. Dan modal yang “baik”,

pengerjaannya. Bagi pengusaha waktu adalah maka “laba” yang didapatpun akan “baik”.

uang, maka jika waktu yang ia punya digunakan Dengan persyaratan yang tidak tertulis tersebut,

untuk mengurusi urusannya yang berjalan maka mengembalikan modal awal adalah target

lambat maka ia akan kehilangan uang yang pertama untuk bisa merasa lega dan puas karena

seharusnya ia dapatkan jika urusan administrasi diawal telah diperas habis-habisan oleh pejabat

yang ia urus berjalan lancar. Maka dengan uang senior sebelumnya. Hal demikianlah yang

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 17 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

menyebabkan koruptor selalu identik dengan candu, korupsi telah menjadi barang bergengsi,

pegawai negeri atau pejabat. yang jika tidak dilakukan, maka akan membuat

Korupsi dan kekuasaan ibarat dua sisi mata “stress” para penikmatnya.

uang yang tidak bisa dipisahkan. Di mana ada Label korupsi tidak semata-mata diperuntukan

kekuasaan maka potensi untuk melakukan bagi pegawai negeri,TNI, Polri, pegawai

korupsi selalu terbuka, begitu juga sebaliknya di BUMN/BUMD atau anggota parlemen pusat dan

mana korupsi dilakukan keterlibatan para daerah, atau pejabat dan pelaku fungsi yudikatif,

pemegang kekuasaan menjadi absah adanya. namun juga dapat ditepelkan pada semua

Korupsi Sudah Menjadi Budaya Di Negeri lembaga dan anggota masyarakat dengan

Kita pekerjaan tertentu yang secara langsung atau

Di indonesia, budaya merupakan suatu hal tidak langsung berhubungan dengan kepentingan

yang sangat kental keberadaannya. Indonesia publik.

juga terkenal dengan keanekaragaman Itu sebabnya muncul paham bahwa korupsi di

budayanya yang tersebar hampir di seluruh Indonesia sudah menjadi budaya, sehingga

wilayah indonesia. dengan kita mendalilkan bahwa “korupsi itu

Korupsi di indonesia sudah sangat beragam biasa” karena terjadi nyaris di semua sektor dan

bentuk dan pelakunya. Hal ini pula yang lapisan masyarakat.

menetapkan indonesia sebagai negara yang Instansi Pemberantasan Korupsi Belum

termasuk tinggi tingkat korupsinya. Indonesia Bekerja Maksimal

selalu berada pada jajaran negara-negara Mahfud MD dalam tulisannya yang berjudul

terkorup dalam survei-survei dunia. Pemberantasan Mafia Peradilan : Mendiagnosa

Dalam konteks perjalanan bangsa Indonesia, Akar Masalah, Menemukan Solusi Terarah

persoalan korupsi memang telah mengakar dan menuturkan, berbagai langkah untuk

membudaya. Bahkan dikalangan mayoritas memberantas korupsi sejak era reformasi

pejabat publik, tak jarang menganggap korupsi memberi kesimpulan bahwa pemberantasan

sebagai sesuatu yang “lumrah dan wajar”. Ibarat korupsi di semua lini belum mempersembahkan

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 18 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

hasil memuaskan, jika tidak ingin dikatakan demokrat. Dalam kasus ini di duga kuat banyak

gagal. tokoh-tokoh politik serta pejabat-pejabat

Jika kita telaah berdasarkan fakta yang ada tersohor yang terlibat di dalam kasus ini. Namun

mengenai kinerja KPK sebagai instansi yang sampai saat ini, KPK belum berhasil menyeret

bertanggungjawab untuk memberantas korupsi mereka yang di duga terlibat dalam kasus ini.

di negara kita ini, bisa dikatakan mereka belum


Ideologi
bekerja secara maksimal dalam hal memberantas
Ideologi Konsumerisme
korupsi. Memang tidak sedikit kasus-kasus
Konsumerisme adalah paham atau ideologi
korupsi yang sudah di bongkar oleh KPK,
yang menjadikan seseorang atau kelompok
namun tidak sedikit juga kasus-kasus besar yang
melakukan atau menjalankan proses konsumsi
hingga kini masih belum jelas hasil akhirnya.
atau pemakaian barang-barang hasil produksi
Lembaga Survei Indonesia mencoba
secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara
melakukan sebuah riset mengenai kinerja dari
sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut
KPK di mata masyarakat. Hasilnya adalah, telah
menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu
terjadi penurunan secara drastis. Berdasarkan
produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak
survei LSI, hanya 41,6 persen responden yang
dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat
yakin KPK menyelesaikan kasus tanpa pandang
konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan
bulu. Pada 2005, kepercayaan publik cukup
penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit
aman yakni 58,3 persen. Hal ini terjadi karena
manusia dalam kehidupannya.
masyarakat menganggap KPK belum bisa
Dalam iklan rokok Djarum 76 (versi korupsi,
membongkar kasus-kasus korupsi kelas kakap.
pungli, dan sogokan) iklan mengandung unsur
Salah satu yang membuat kepercayaan dari
konsumerisme dimana sang figur utama
masyarakat menurun terkait dengan kinerja KPK
berperan sebagai Jin yang dapat mengabulkan
adalah masih berlarut-larutnya penanganan
permintaan yang sangat menggiurkan bagi tuan-
kasus wisma atlet yang melibatkan mantan
tuannya sehingga figur pertama ini diposisikan
bendahara umum dari partai penguasa yaitu

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 19 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

sebagai orang yang berjualan dan menjual Oleh sebab itu, dengan mengangkat konteks

produknya kepada konsumennya. Dapat budaya lokal Indonesia diharapkan target

dikatakan demikian karena dalam cerita, Jin audiens Djarum 76 dapat tertarik. Maka ketika

tersebut muncul di saat majikannya mengalami dengan munculnya rokok Djarum ’76, konsumen

desakan akan kebutuhan, sebagai peluang yang diharapkan dapat meninggalkan sejenak

tepat, Jin tersebut langsung menawari permasalahan-permasalahan yang terjadi

permintaan kepada tuannya, dan spontan saja sehingga cita rasa Djarum 76 ini dapat

orang yang terdesak akan berbagai kebutuhan menghibur si pemakainya (untuk sementara).

pastilah akan mengambil jalan yang lebih Daftar Pusataka

mudah, ditambah lagi konsumen yang dituju

adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan  Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami

yang kurang, mereka hanya menerima Semiotika Media. Yogyakarta : Jalasutra.

permintaan dengan cara instan tanpa memikirkan  Darwan Prinst, S.H. 2002. Pemberantasan

akibatnya dulu. Tindak Pidana Korupsi. Bandung : PT. Citra

Ideologi Kapitalisme Aditya Bakti.

Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham  Denny J.A., Frans Sudiasis. 2006. Partai

yang meyakini bahwa pemilik modal bisa Politikpun Berguguran : PT LKIS Pelangi

melakukan usahanya untuk meraih keuntungan Aksara.

sebesar-besarnya.  Elvinaro Srdianto, Lukiati Komala & Siti

Pemasar mengambil tagline “Yang penting Karlinah. Komunikasi Massa Suatu

hepi!”, mengandung ideologi kapitalisme yang Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama.

dapat menjerat konsumen tersebut ke dalam  Kasali, Rhenald. 2007. Manajemen Periklanan

gaya hidup ekstase (sebuah gaya hidup yang Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta :

bersifat sementara). Karena dari kontennya, Pusataka Utama Grafiti.

iklan ini mengandung sebuah permasalahan

sosial yang biasa terjadi pada masyarakat bawah.

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 20 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

 Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian manusia Indonesia, dan perilaku politik.:

Kualitatif:Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Yayasan Obor Indonesia.

Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja  Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2011.

Rosdakarya. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi

 Pope, Jeremy. 2003. Strategi Memberantas Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta :

Korupsi : Yayasan Obor Indonesia. Mitra Wacana Media.

 Rukmananda, Naratma. 2004. Menjadi

Sutradara Televisi Dengan Single dan Multi

Kamera.: Grasindo.

 Semma, Mansyur. 2008. Negara dan korupsi :

Pemikiran Mochtar Lubis atas negara,

Anggie Adhitya Utama - Representasi Budaya Korupsi dalam Iklan ...


Program Studi Ilmu Komunikasi Page 21 of 21
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id

You might also like