Bab 2 Burner

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 14
bani VINDAU AN BUST AKA 24 Powel Tordabate AY pai pata Qo : Ne vatana (UIT motakukan ckaporimen pembakaran ali bekas Wat pelea 0 We peletsirae ali Boratatan yang digunakan tangkt bahan bakat ‘ sve = 8 WON, Afower, alat bakar (Aurner) tipe G2) Vaporeing, Haha yang digunakan see orwuble berdiameter dalam 6 inci (15 Ses CANNY AoANAT LZ pound (34 -ky) aluminium cain Hasil seen mronaaukkan ayala apl yang dihasitkan durner sepanjang 2 feet Wo \ Fertontuk asap yang sedikit, warn yale api berwana kuning Kepatteparihan: (vet sf wiie) Sektap aluminium dapat mencair dan sitwang dala cotakan berbontuk balok seberat S$ pound (2,3kg) Sosawan MAK O12), Pembakarin minyak resid. menggunakan vuprrezony Ay dengan 4 varasi tekanan udara (2,3, 4 dan 5 bar) TeXanat utara dhalirkan dan Kompresor, Komposisi bahan bakar 100% emoyak residu dan tekanan bahan bakar dijaga Konstan S$ bar. Dalam uji pembakaran, panjang api diamati seca visual dan diukur secara manual Evaluasi penggunaan energi minyak resid sebagai bahan bakar peleburan aluminium diamati dalam hal temperatur dalam tungku, konsumsi bahan bakar dan lama waktw alumunium meneair. Hasil penelitian menunjukkan hahwa semakin tinggi tekanan udara akan menambah massa jenis udara yang akan menaikkan nilai air-fuel-raio actual (AFR) act, Dengan semakin meningkatnya tekanan udam, —panjang —nyala api semakin meningkat. Profil nyala api yang paling baik terjadi pada tekanan 4 bar dengan panjang 0,70 meter, dengan nyala api yang stabil dan_ tidak menghasilkan banyak asap. Temperatur optimum mencapai 1345 °C di daerah pangkal tungku (daerah A) pada tekanan udara 4 bar 2.2 Ati punto prabavwa (2010) diawali- de Proses peleburan logam — umumnya ‘mbuatan cetak WM berskala ky krusibel sebagai AWN tahapaAN pe ‘an dan peleburan logam. Dalam peleburan log Cell” sering kali mengeunakan_jenis tungku Mengubah panas digunakan pembakaran bahan ee alat untuk logam padat menjadi cairan, nyala api yang merupakan hasil bakar minyak mudah diperoleh dan berharga mu alternatif’ s Dahulu saat_minyak tanah masih ah, jenis BBM ini menjadi pilihan nin solar, Akan tetapi saat ini, jenis bahan bakar minyak ini sudah menjadi baran, 8 yang mahal schingga tidak ekonomis apabila logam — didalam tungku krusibel, dibutuhkan sebuah lat _pembakar (burner) sebagai Penghasil nyala api. Pembakar berbahan bakar LPG dirancang untuk menggantikan peran dari pembakar berbahan bakar minyak tanah / solar, Landasan Teori Pembakaran bahan bakar cair diperlukan suatu proses penguapan atau proses atomisasi, Hal ini diperlukan untuk mendapatkan campuran dengan udara pembakaran yang baik pada saat pembakaran berlangsung, Salah satu alat yang dapat digunakan untuk melakukan proses pembakaran bahan bakar cair adalah alat bakar (burner). ‘Adapun jenis-jenis burner yang sering digunakan pada industri yaitu : 1. Vaporizing burner Burner jenis ini menggunakan panas dari api untuk menguapkan bahan bakar secara terus menerus. Cara kerja dari burner jenis ini adalah dengan memanaskan minyak bakar yang dialirkan ke koi pemanas. Panas diperoleh dari radi: koil. Uap bahan bakar yang terbenti 2 kanan yang sama nose] dengan te uap bahan bakar akan bercampur dengan (torch). Burner jenis ini pada iasi_lidah api yang diselubungi oleh tuk kemudian disemprotkan oleh dengan tekanan minyak cair. Setelah keluar dari nosel, udara dan terbakar membentuk lidah api lumumnya dibuat dengan ky haben baler 6) Pasitas 30-40 liter/jam, dengan tekanan SS hyve? Fuel we Awe Gambar 2.1 Vaporis ing Burner (Curtis. A, 2001) 5 Burner pengabutan semprotan napludara (steamyair atomizing B Hee ge pengabutan urner” jenis ini dibedakan berdasarkan tekanan i yaitu. burner dengan atomisasi tekanan tinggi (Gambar 2.2a ) dan burner dengan atomisasi tekanan rendah (Gambar 2.2b), Pada jenis pertama, proses atomisasi_ menggunakan wap atau udara bertekanan tinggi dari injector atau venture, Tekanan uap atau udara yang digunakan sebesar 3- 12 kg/em®, Sedangkan pada jenis yang kedua, proses atomisasi menggunakan udara bertekanan rendah, yaitu antara 0,01-0,5 kg/em2 dengan tekanan bahan bakar 0,5-1,5 kg/m’, Namun cara kerja dari keduanya sama. Secara sederhana cara kerja dari burner jenis ini adalah minyak bakar lewat lubang saluran di tengab-tengah_pembakar, yang jumlah pengalirannya _diatur oleh klep jarum. Udara atau uap dialirkan melalui pipa yang konsentris dengan lubang saluran minyak bakar yang terletak pada mulut pembakar. Pada ujung pipa ini terdapat lubang-lubang semprot. Minyak bakar yang baru saja_keluar dari fubang salurannya, dipecah-pecah menjadi butiran-butiran kabut minyak bakar, tepat di depan mulut pembakar (burner). Lubang-lubang untuk dara atau wap arahnya dibuat dipercepat terhadap berkas keluar dari lubang salurannya. keluarnya wu minyak bakar yang 7 b) Gambar 2.2 Alat bakar tipe Air Atomizing Burner (Curtis. A, 2001) 3. Pengabutan tekan (mechanical/oil pressure atomizing burner) Pengabutan tekan dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada minyak bakar melalui lubang-lubang pengabut yang sangat kecil. Tekanan yang diberikan pada minyak bakar antara 20-25 kg/cm’ Tekanan ini berasal dari pompa bertekanan tinggi. Minyak bakar yang keluar dari mulut pembakar berupa kerucut kabut minyak bakar yang berpusar. Burner jenis ini dapat digunakan untuk semua jenis bahan bakar cair. Gambar 2.3 Pressure Atomizing Burner (Curtis. A, 2001) 4, Burner dengan pengabutan putar . ee insi urner ini adalah dengan mencar Prinsip kerja dari dahulu bahan bakar dengan udara didalam burner sebelum keluar fahulu i kabut. Minyak bakar dialirkan masuk kesuatu rvang. Di owen "t sput terdapat ujung poros yang berlubang, dan pada ym Tuang tersel den ta _ . rang lain terdapat mangkokan pengabutan (spray cup). ujung poros 23 Poros berlubang dan mangkokan dipuize sekitar 3450 rpm, kadany-hadany mencepai akan diputar oleh mangkol untuk dike abut minyak bakar akan disemprotien ies penghembus kennyainn tng ihe teleae Gambar 2.4 Rotary-Cup Atomtzing Burner (Cuntis. A, 2001) Udara Sebagai Salab Satu Faktor Utama Pembakaran Pembakaran yang baik diperlukan beberapa sy 1. Pencampuran reaktan secara murni Suplai udara yang cukup ea Suhu yang cukup untuk memulai pembakaran Waktu yang cukup untuk kelangsungan pembekeren wen Kerapatan yang cukup untuk merambatkan ny Hal ini tidak dapat dicapai pada pembekeren yen (aktual) karena itu perlu dicapai pada pembekaran yene sehenss (excess air). Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan - CO, dan SO; Pada pembakaran yang tidak sempurna disern pembakaran diatas, pada gas asap akan terdapat sisa behan baker CO, hidrosil (OH), aldehid (R-CHO) dan nitrogen, sere senvawe-sen oksida nitrat dan oksida nitrogen. Semua produk pembekeran diztes ersifat polusi kecu ali H2O dan Nz. Reaksi pembelaran bahen beker merupakan reaksi kimia yang berdasarkan pada hukum kekekelen massa yaitu bahwa jumlah massa setiap clemen adaleh sama seleme reaksi kimia. Tujuan dari posisi_penyemburan api yang ditempatkan di posisi samping dan bawah supaya api yang disemburkan bisa berputar dalam ‘anur dengan arah menuju ke bagian atas tanur, sehingga panas semburan api tersebut bisa merata di sekeliling dinding tanur. Apabila api yang disemburkan tersebut menabrak pot yang ada didalam maka semburan api akan terpecah dan panas yang dihasilkan dalam ruangan tanur tidak merata, dan pot yang tertabrak angin secara terus menerus akan terkikis dan bocor sehingea umur pot jadi lebih sinekat. Dalam proses peleburan tanur ini terdapat tiga jenis pengapian yang, bisa dihasitkan yaitu pengapian oksidasi, pengapian netral, pengapian reduksi 1. Pengapian Oksidasi Pengapian ini terjadi apabila perbandingan antara bahan bakar dan udara yang dihembuskan tidak sesuai, dimana presentasi udara yang dihembuskan lebih besar dibandingkan dengan bahan bakar yang diberikan. Kondisi ini dapat dilihat dari wama asap api semburan yang keluar dari mulut tanur bagian atas dengan warna putih Kondisi tersebut dapat ditanggulangi dengan cara menambahkan Kekurangan bahan bakar atau mengurangi tekanan udara yang disemburkan. Dalam proses peleburannya pengapian ini merupakan alternatif —pilihan, — karena pengapian reduksi pengapian ini lebih baik daripada Gambar 2.5 Nyala Api Oksidasi Sumber(Curtis. A, 2001) 2. Pengapian Netral P ga Foses: Pengapian netral merupakan proses pengapian yang paling efsien, dimana Perbandingan bahan bakar yang diberikan dan udara yang. disemburkan seimbang dengan perbandingan 1:1 Fengapian netral menghastkan Panas yang tinggi karenabahan bakar yang diberikan dapat dibakar dengan batuan O2 dati udara Seimbang, Dengan perbandingan yang, seimang antara bahan bakat dan dara tersebut maka dalam proses peleburannya tidak terlalu banyak menghasilkan asap, sehingga polusi yang dihasilkan sedikit Proses peleburan untuk menghasilkan Pengapian netral sangat sulit untuk dicapai, hal tersebut_disebabkan peralatan yang digunakan untuk pengaturan besar tekanan udara yang diberikan tidak presisi Sehingga sangat sulit untuk mengatur besar tekanan yang dibutuhkan, Sebagai pilihan pengapian yang bisa dilakuken dengan memilih Pengapian netral yang cenderung oksidasi, dimana pemberian udara pada proses peleburan lebih banyak dibanding dengan bahan bakar yang diberikan. Gambar 2.6 Nyala Netral Sumber:(Curtis. A, 2001) 3. Pengapian Reduksi Pengapian reduksi merupakan pengapian yang paling buruk, karena apabila terjadi pengapian seperti ini, proses peleburan bisa berlangsung sangat lama karena panas api yang dihasilkan rendah. 2. & il Pengapian reduksi terjadi apabila dalam proses peleburan tersebut Perbandingan presentase pemberian bahan bakar lebih besar dibandingkan prosentase udara. Pengapian reduksi dapat dilihat dari asap api yang disemburkan yang berwarna hitam. Pengapian reduksi merupakan pengapian yang paling buruk, dimana dari pengapian ini menghasilkan panas yang rendah dan bahan bakar yang diperlukan jadi lebih banyak Gambar 2.7 Nyala Api Reduksi Sumber:(Curtis. A, 2001) Perpindahan Panas Aluminium (Diagram Fase Aluminium) Paduan Al-6061 termasuk dalam kelompok paduan aluminium magnesium silicon (Al-Mg-Si) yang memiliki kekuatan dan mampu lasan baik serta ketahanan korosi cukup baik . Padwan Al Mg Si dapat digolongkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama, yaiu meliputi paduan logam dengan jumlah yang seimbang antara unsur Si dengan Mg antara 0,8 % dan 1,2 % berat, Kelompok ini dapat dickstrusi. Kelompok kedua mengandung Mg dan Si lebih dari 1,4 % Paduan ini dapat didiginkan cepat (quenching) untuk meningkatkan kekuatan setelah proses ckstrusi, Kelompok ketiga erupekan kelompok yang popular di Amerika Utara dan mempunyai Komposisi Si lebih banyak dengan tujuan untuk meningkatkan kekerasan, ISSN 0852-4777 pemeriksaan mikrostruktur, komposisi dan 25 12 kek i rasan hasil pengelasan Paduan Al-6061. Mastukan dkk (2009) jurnal ISSN 0852-4777 Dalam diagram fasa biner seperti ter tel ° lihat pada Gambar 2.8, ‘elarutan maksimum Mg si berada pada ke ‘omposisi 1,85 % berat , dan Setclah melampaui batas Kelarutan akan membentuk fasa beta (Mg,Si) . Apabila di dalam Paduan Al Mg Si tidak terdapat unsur Mn lau Cr tetapi terdapat unsur Fe maka akan terbentuk fasa-fasa Fe,SiAl,,, Fe,Si,Al,, atau campuran magnesium, silikon dan besi "2" Unsur Mn dan Cr mMenstabilkan fasa (Fe, Mn, Cr),SiAl,, apabila itambahkan Kedalam paduan tersebut seperti Al 6063. Paduan Al Mg Si seri 6061 biasanya mempunyai kelebihan Mg,Si pada temperatur kelarutannya dan bila didinginkan lambat_membentuk struktur Widmanstatten, “Tamperntte °C Mg: Gambar 2.8 Diagram fase al-mg-si Sumber: ( Masrukan ) Perpindahan Kalor ( Heat Transfers ) Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi Karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Pada termodinamika telah kita ketahui bahwa energy yang pindah itu dinamakan kalor (heat). Ilmu perpindahan kalor tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana cnergi Kalor itu berpindah dari suatu benda ke bende lain, tetapi juga dapat meramatkan laju perpindahan yang terjadi pada kondisi- Kondisi tertentu, Perpindahan kalor dapat didefinisikan sebagai suatu Proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah Tain akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu konduksi, konveksi, dan tadiasi Aluminium dipilih sebagai contoh logam yang akan dilebur Karena aluminium memiliki volume jenis besar dengan massa jenis ceil dan titik lebur 660°C, tetapi dalam proses pencairan (tiik lebur) suhu dinaikkan hingga 750 OC, dengan tujuan saat proses penuangan diharapkan aluminium tidakmembeku sebelum mengisi Tongga-rongga cetakan, Jumish panas/kalor yang diperlukan dalam peleburan aluminium dapat diasumsikan sebagai berikut Suhu ¢ ¢) 750 Kalor yang diberikan (Joule) Gambar 2.9. Asumsi Tahapan Peleburan Aluminium Magea Raman, Qlebur= QI + Q2+Q3-+mCpATI+mH+mCp AT? ‘Dimana : 1g (2010) QU kalor untuk menaikkan suhu kamar menjadi suhu cair aluminium Q=kalor untuk mencairkan aluminium Q3=kalor untuk menaikkan suhu dari 660 0C sampai 750 0C M=massa benda (Kg) Cp=kalor jenis bahan (aluminium 900 J/Kg.°C) 2.6 ATI = perub, - ahan subu dari TH kg 72, AT2 = perubahan suhu dari T2 ke TUS suhu aval (K), 72 = sup akhir (K) Kebutuhan Panas yan; juga tergantung Pada pros ai S Pemanasan/pembakaran (jenis tungku yang igunakan dalam Pemanasan/pembakaran) 8 diperlukan dalam meleburkan aluminium Perpindahan Kalor Konveksi Bila sebuah fluida lewat di fatas sebuah permukaan padat panas, maka Snevsl dipindshkan kepada fluida dari dinding oleh bantaran Panas. Energi ini kemudian diangkut atau dikonveksikan (convected), kehilir oleh fluida, dan didifusikan melalui fluida oleh hantaran di dalam fluida tersebut, Jenis proses perpindahan energi ini dinamakan. Perpindahan panas konveksi (convection heat transfer). Jika proses aliran fluida tersebut diinduksikan olch sebuah pompa atau sistem pengedar (circulating system) yang lain, maka digunakan istilah konveksi yang dipaksakan (forced convection) Bertentangan dengan itu, jike aliran fluida timbul karena gaya apung fluida yang disebabkan oleh pemanasan, maka proses tersebut dinamakan konveksi bebas (free) atau konveksi alami (natural). Persamaan dasar untuk menghitung laju perpindahan panas konveksi yaitu: q=-hA Tw-Too Dimana q= laju perpindahan panas kj/det atau W h=koefisien perpindahan panas konveksi ( W/m? .°C) A= luas bidang permukaan perpindahan panas ft” m? Tw = temperature didinding °CK Too= temperature sekeliling °C ,K Banyak parameter yang mempengaruhi_ perpindahan kalor konveksi di dalam sebuah geometri khusus. Parataetet-parameer ini konduktivitas termal fluida (k), termasuk las permukaan (A), a 6 Hii beveraln Nude CP), Kerwin, viskesis , panas jenis 1) anh hasan badany V4 Jukior Juin yung berhubungen dengan HE SHAS ClemperauE dinding verupan ‘lau lemperatur Hine Hei obih) Nuke Kuler dunt permukaan paibat alan Horwantine jn joule eanperatuye permulann (Vs) dan vemperatur Hunde CN), betps Hiavanyn dlunywup baby (A1 ~ Ys — 9S) yume Peni Akon lelapi, jikw ofutsiat Hulda berubuh dengan nyata pay Misti penbonvelss temvertion region), wake vemporaur- Henpertin ulyabile Vy dan VV dapat jugs mesupakan Sakior-fakior pening Hilibin bavelish Jelusluh bahya dengan sed emikian banyak vable-variubel pening, maka kovelusi spesifike akan sulit dipali, dav echiyn Konkueninys muke Korlasi-korelssi biasanya disajikan ila penyelompokkon ——penyclompakkan tale berdimensi (danenoiinless jrenngs) yan, mengizinkan representasi-sepresentasi yun jwuh behih sederhuna. Juge faktorfaktor dengan penparuh yang Huon penting, seperti vuvinsh sift fluids dan distribusi temperatur Aiding, veringkall disbaikan untuk menyederhanakan korelasi-korclasi veel, Holman) Dilin Istana Budi (2016), jurmal ISSN: 2354- “iis Muteriad Yung Digunakan Untuk Pembuatan Burner Julian yermbustan burner diperlukan material — dalam jembustanny, 4 Sesh Stes) adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunavan untuk kehidupan manusia schati-hari, Dalam tabel rindi, best mempunyai sinbol Fe dan nomor atom 26, Besi juga mempunysi nits) ekonomis yang tinggi, Hesi telah ditemukan sejak oman dabuly dan tidak diketahui siapa penemu sebenamya dari unsur ini. Wesk dan unsur keempat banyak dibumi dan merupakan Jagan yang terpeoting dalam industri, Resi muri bersifat apak Junak dan kenyal. Oleh Karena itu, dalam industri, besi_ selalu dipadukan dengan baja, Hal ini di sebabkan karena a, b. antara lain : Jumlahnya cukup banyak dan mudah didapat Mempunyai sifat mekanik (mis. Kekuatan keuletan dan lain- lain) c. Mudah dikerjakan iz d. Harganya relatif murah » Dan lain-lain 2 Adapun besi yang saya gunakan adalah besi poros . Besi poros Besi_ merupakan material dengan bahan dasar dalam pembuatan Burner, Kegunaan Besi banyak digunakan untuk katup coran,rangka mesin perontok padi.gear pada mesin milling, alat tap, Pipa, dan lain-lain. Digunakan untuk pipa mengalir bahan bakar ke kepala burner untuk peleburan. jenis-jenis besi di pasaran av 5 Gambar 2.10 Besi poros Sumber:(Curtis. A, 2001) ay 2.8 Bahan Bakar Vang Digunakan 1. Gas LPG (Liquid Petroleum Gas) Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIDI, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang, BBM) dan Kilang gas, yang komponen utamanya adalah gas Propana (C3118) dan butana (C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana (CSELI2) yang, dicairkan, BLPUL lebih berat dari udara dengan berat jenis sekitar 2.01 (dibandingkan dengan udara), tekanan uap Elpiji cair dalam tabung sekitar 5.0 ~ 6.2 Kg/om2. Perbandingan komposisi, Propana (C3H8) : butana (C4H10) = 30 : 70 Nilai kalori: + 21.000 BTU/Ib. Zat mereaptan biasanya ditambahkan kepada LPG untuk memberikan bau yang khas, sehingga kebocoran gas dapat dideteksi dengan cepat. ELPIUL PERTAMINA dipasarkan dalam kemasan tabung (3 kg, 6 kg, 12 kg, 50 kg). Gambar 2.11 Tabung Gas Sumber:(Curtis. A, 2001)

You might also like