ID Pencegahan Dan Promosi Kesehatan Secara Tradisional Untuk Peningkatan Status Mas

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENCEGAHAN DAN PROMOSI KESEHATAN SECARA TRADISIONAL

UNTUK PENINGKATAN STATUS MASYARAKAT DI SUMENEP MADURA”

Nurwidodo1

ABSTRACT

The health cost increases higher and higher. This occurs in case of the diagnostic and medical
treatments of the health care are too expensive. There should be efforts to compress the increased medical
treatment cost; one is by carrying out as soon as possible the earlier prevention treatments and health
promotions. The prevention treatments and health promotions are lower cost and better than curative. It
can be done by using traditional methods. The fact is that the traditional culture has the enormous conceptions
of them, but still it has no many studies exposed and publicized yet. This research is aimed at discovering:
1) the conceptions of disease preventions and health promotions in the system of building and environment
structures; 2) the conception of disease prevention and health promotion in the traditional ceremonies; 3)
the conception of disease prevention and health promotion in the traditional body treatment and beauty
care; and 4) the rationalization of that traditional culture in accordance with the medical science discipline.
The result of this research shows that the conception of prevention and health promotion in
traditional methods located in Madura area can be categorized into three preventive stages as stated in
medical science such as Primary Prevention—health promotion; Secondary Prevention—earlier diagnostic
and medical treatments; and Tertiary Prevention—healing. Primary prevention is preventive actions taken
before one is getting illness. The actions are: a) the health promotion indicated to improve the individual
immune toward the health problems; b) the typical protection that is specific attempts to prevent the
transmission of certain disease taken place.
In Primary Prevention stage, the prevention is carried out long before a health disruption occurs.
The efforts of this stage are initiated by choosing a certain sacred place by which the people do not allow
to break the traditional regulations of”nombak tobun”, “nombak songai”, and “nombak lorong”. Still, in
this stage, Madurian always maintain their health by consuming traditional medicines and this health
maintenance is frequently performed all over body treatments and other medical cares. The traditional
ceremony in terms of ceremonial meal of either circle of life or exorcism ritual (ruat) of warding off misfortune
(tolak balak) can be categorized as primary prevention as well as secondary prevention. This is a result of
ceremonial meal ritual which can be carried out before and after the health disruption period.

1. PENDAHULUAN diakui peranannya oleh berbagai bangsa dalam


Tingkat kesehatan masyarakat menghadapi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
tantangan yang sangat berat untuk saat ini dan periode Pemanfaatan obat tradisional untuk pengobatan
mendatang. Terlebih lagi jika kita lihat pada sendiri (self care) cenderung meningkat. Pada tahun
masyarakat miskin yang populasinya semakin 1999 baru mencapai 20,5 persen, tapi menurut hasil
meningkat dengan banyaknya perusahaan yang Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) di tahun
bangkrut dan PHK. Hal ini disebabkan oleh tingkat 2001 angkanya menjadi 31,7 persen.
biaya kesehatan yang cenderung semakin meningkat. Oleh karena itu dalam rangka melindungi
Peningkatan biaya kesehatan didorong oleh kepentingan masyarakat pengguna pengobatan
peningkatan harga barang-barang, termasuk tradisional adalah merupakan kewajiban bersama
didalamnya adalah harga obat-obatan dan beaya untuk menggali, meneliti, menguji serta
layanan dokter/rumah sakit. Kondisi ini semakin mengembangkan obat-obat dan cara pengobatan
memperburuk kualitas hidup dan kesehatan tradisional tersebut sedemikian rupa sehingga dapat
masyarakat. mendatangkan manfaat yang setinggi-tingginya bagi
Pengobatan tradisional merupakan bagian dari masyarakat banyak.
sistem budaya masyarakat yang potensi manfaatnya Budaya merupakan bentuk adaptasi manusia
sangat besar dalam pembangunan kesehatan terhadap lingkungan. Adaptasi dalam arti luas meliputi
masyarakat. Pengobatan tradisional merupakan seluruh perilaku dan kebiasaan dan termaktub dalam
manifestasi dari partisipasi aktif masyarakat dalam pikiran, pengetahuan, sikap dan praktek yang
menyelesaikan problematika kesehatan dan telah semuanya ditujukan sebagai bentuk reaksi terhadap
lingkungan (dan perubahannya) baik internal maupun

1
Nurwidodo. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi. Universitas Muhammadiyah Malang

Nurwidod. Pencegahan dan Promosi Kesehatan SecaraTradisonal 96


eksternal. Kesehatan, kesakitan dan penyakit adalah mengalami erosi yang dahsyat, sehingga sebagian
bagian dari lingkungan manusia yang perlu besar dari generasi sekarang sudah tidak mengetahui
mendapatkan tanggapan (respon). Upaya untuk dan tak peduli lagi dengan warisan leluhur tersebut
memperoleh kesehatan adalah bentuk reaksi manusia (Handayani, 2003). Erosi ini dipercepat dengan
terhadap lingkungannya. Reaksi ini dapat bervariasi perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih
bergantung pada persepsi dan pengetahuan orang menyukai segala sesuatu yang serba instan, dan
mengenai sebab dan cara memperoleh kesehatan. bercorak modern. Agar perubahan zaman tidak
Demikian pula respon terhadap sakit dan penyakit menggerus semua kearifan tradisional maka
dapat beranekaragam, satu orang dengan orang diperlukan upaya revitalisasi melalui penelitian.
lainnya dapat berbeda dan dapat pula sama. Konsepsi kesehatan tradisional yang dikenal
Lingkungan budaya tradisional Madura kaya secara luas baru terfokus pada pembuatan obat atau
akan kearifan, termasuk dalam bidang prevensi dan ramuan saja. Sesungguhnya kesehatan tradisional
promosi kesehatan. Belum banyak diungkap memiliki konsepsi mengenai pencegahan dan
bagaimana kearifan ini tumbuh dan terpelihara dalam peningkatan (promosi) kesehatan. Kedua upaya ini
kehidupan masyarakat. Diperlukan upaya penggalian belum banyak dikenal, padahal dalam peningkatan
budaya kesehatan tradisional untuk revitalisasi dan status kesehatan masyarakat, upaya prevensi dan
memperkuat basis masyarakat (community base) promosi memiliki kedudukan strategis, karena lebih
dalam pembangunan kesehatan sebagaimana murah dalam pembiayaan dan mudah dalam
diamanahkan dalam pembangunan nasional. pelaksanaan. Penelitian ini berupaya menggali nilai
Penelitian etnomedis ini akan mengungkap pencegahan dan promosi kesehatan dalam budaya
konsepsi pencegahan dan promosi kesehatan dalam tradisional Madura.
budaya tradisional yang terdapat dalam penentuan tata Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
letak bangunan, upacara selamatan (tolak balak), mengungkap konsepsi pencegahan dan promosi
perawatan tubuh dan kecantikan. Penelitian ini akan kesehatan menurut budaya tradisional Madura.
menganalisis konspsi budaya tersebut berdasarkan Secara khusus bertujuan untuk mengetahui :
disiplin ilmu kesehatan. Dalam Sistem Kesehatan 1. Konsepsi pencegahan penyakit dan promosi
Nasional, budaya dan perilaku bertindak sebagai kesehatan yang terdapat dalam tata letak
komponen input yang terlibat dan sangat menentukan bangunan dan lingkungan.
keberhasilan program kesehatan masyarakat. 2. Konsepsi pencegahan penyakit dan promosi
Penelusuran dan pendokumentasian budaya kesehatan yang terdapat dalam tradisi (upacara)
pencegahan dan promosi kesehatan Madura melalui selamatan.
suatu penelitian ini sangat penting untuk mengungkap 3. Konsepsi pencegahan penyakit dan promosi
lingkungan budaya local dan kearifan local serta kesehatan yang terdapat dalam tradisi
melestarikan sumberdaya masyarakat dibidang perawatan tubuh dan kecantikan.
kesehatan.
Sistem kesehatan tradisional tidak hanya 2. METODE PENELITIAN
mengenal pengobatan saja, ada upaya lain yang
bersifat preventif dan promotif sebelum tindakan Pada dasarnya penelitian ini merupakan
pengobatan diperlukan. Konsepsi prevensi dan penelitian deskriptif, yaitu model penelitian nyang
promosi dalam kesehatan tradisional ini sangat kurang berusaha membuat gambaran/paparan secara cermat
dikenal. Upaya tersebut terkandung dalam budaya terhadap fenomena sosial tertyentu tanpa melakukan
leluhur yang perlu diteliti dan digali untuk intervensi dan penyusunan hipotesis. Pendekatan yang
mengungkapnya dalam rangka menguatkan perananya dianut pada penelitian ini adalah pendekatan emik dan
bagi peningkatan status kesehatan masyarakat. etik. Dengan pendekatan emik, konsekuensinya
Sudah sejak lama kesehatan tradisional menjadi peneliti mencatat apa saja yang dilakukan dan
perisai masyarakat dari berbagai gangguan penyakit. diharapkan oleh masyarakat berkaitan dengan praktek
Berbagai sumber telah mengakui keamanan dan budaya tradisional. Dengan pendekatan etik, peneliti
kemanfaatan sistem tradisional di bidang kesehatan. bermaksud menelaah kebenaran ataupun justifikasi
Akan tetapi sejalan dengan perkembangan waktu dan ilmiah dari praktek budaya tradisional yang terjadi
budaya modern, kekayaan leluhur ini semakin dengan disiplin ilmu kesehatan masyarakat (Baroto,
ditinggalkan dan dilupakan. Budaya tradisional yang 1999). Teknik pengumpulan data menggunakan
disinyalir banyak memiliki kearifan lingkungan telah metode survey, observasi partisipatorik, wawancara

97 HUMANITY, Volume 1, Nomor 2,Maret 2006: 96 -105


mendalam serta kajian kepustakaan. Data yang ekonomi pada keempat posisi yang tidak diharapkan
terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik yaitu mengakibatkan harga tanah yang berada di posisi
analisis kuantitatif dan kualitatif dengan analisis isi nombak tabun, lorong sungai dan nombak soksok
(content analysis). setingkat dengan tanah bukan pekarangan, harga
tanah pekarangan bisa 2x lipat tanah lain (tidak cocok
3. HASIL DAN PEMBAHASAN buat pendirian rumah), apalagi di pinggir jalan raya
Karena pentingnya kesehatan bagi seseorang, bisa 4x lipatnya.
maka masyarakat tradisional Madura memiliki Apabila seseorang membangun rumah yang
mekanisme untuk menjaga kesehatannya. Jauh berada di nombak tabun, lorong, sungai dan soksok,
sebelum melakukan upaya-upaya yang sifatnya maka seluruh penghuninya akan terjangkit penyakit
pengobatan, masyarakat telah memiliki konsepsi aneh karena pengaruh jin/syetan terutama ketika tidur,
pencegahan agar tidak terjadi suatu musibah yang terjangkit penyakit yang sulit obatnya dan akhirnya
disebut sakit maupun penyakit. mati satu persatu (malespes: Madura), ekonominya
seret atau mudah tapi tidak barokah/tidak cukup
3.1. Tata Letak Bangunan untuk makan (tak seral berkat). Akibat lain adalah
Konsepsi pencegahan terhadap penyakit ini mudah diguna-guna/disihir/disantet. Beberapa
pertama-tama dimulai dari lingkungan rumah. responden menyatakan : “bahwa jalan panjang
Komponen rumah yang perlu mendapatkan perhatian tabun, sungai dan soksok yang memanjang
agar dapat menghindarkan dari berbagai ancaman merupakan jalan utama para jin dan syetan
(termasuk penyakit) adalah pemilihan tempat dan sehingga orang yang membangun rumah berada
pengaturan letak bangunan (tata letak) atau yang lurus/nombak dengan salah satu di atas berarti
dikenal sebagai hong sui dalam kebudayaan China. telah memotong jalan syetan/jin atau
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengganggunya, maka mereka tidak akan terima
masyarakat Madura mengenal dua hal yang harus dan sepanjang orang tersebut berada di rumah
dihindari (menjadi pantangan) dalam memilih tempat tersebut terus menerus diganggunya sebagai
untuk perumahan, yaitu : pembalasan jin atas kesewenang-wenangan
a. Tempat (tanah) yang “nombak lorong” : yaitu manusia”.
tempat yang berhadapan lurus dengan jalan Sementara itu ada posisi tempat mendirikan
umum, baik jalan besar ataupun kecil. Tempat rumah yang menjadi idaman orang madura ialah
seperti ini akan memungkinkan pintu rumah atau pancoran emas, yaitu tanah di dataran yang agak
pintu pekarangan rumah akan berada lurus miring ke timur laut. Posisi ini jika didapatkan
dengan arah jalan. Tempat seperti ini menurut menyebabkan penghuninya memperoleh kesehatan,
keyakinan orang madura akan memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan. Umumnya
kegoncangan dalam hidup, termasuk penyakit. masyarakat masih mengetahui konsep Pancaran
b. Tempat (tanah) yang “nombak tobun”. Tobun Emas. Menurut mereka tanah yang masuk kategori
adalah sawah atau ladang. Nombak tobun pancoran emas adalah tanah yang asli atau secara
artinya berhadapan lurus dengan sawah atau geografis memang berposisi miring ke timur laut, bukan
ladang. Menurut kepercayaan, tempat yang rekayasa manusia seperti pancoran (jalan keluar air)
demikian akan menyebabkan penghuninya mudah di atap Ka’bah.
terserang penyakit. Masyarakat masih sangat mematuhinya karena
Masih ada konsep lain yang ditemukan di desa apabila seseorang membangun rumah di tanah
Gadu Barat Ganding Sumenep yaitu konsep pancoran emas semua usaha ekonominya diyakini
“Nombak Songai” dan “Nombak Soksok”. Nombak akan berhasil dan sukses, hartanya dengan mudah
Sungai adalah posisi rumah atau bangunan rumah yang datang tanpa diduga sehingga dengan ia akan “Tekah
berada di pinggir sungai dan lurus dengan sungai yang Hajet” (mudah naik haji). Semua usahanya barokah
memanjang dari arah manapun, walaupun akhirnya (sera’ berkat: Madura) tidak usah banyak, pasti akan
sungai tersebut berbelok di samping pekarangan lebih dari kebutuhan sehari-hari, penghuninya bakal
rumah. Sedangkan “Nombok Soksok” adalah tentram, akur dan sakinah serta terhindar dari segala
selokan panjang dan lurus dengan bangunan rumah. penyakit yang datang dari syetan.
Hasil penelusuran terhadap kepatuhan
Dari aspek tata letak bangunan (arsitektur),
masyarakat terhadap konsepsi tradisional ini
orang Madura mengenal konsep taneyan lanjang.
menunjukkan bahwa masyarakat masih sangat
mematuhi 4 konsep di atas. Terdapat dampak

Nurwidod. Pencegahan dan Promosi Kesehatan SecaraTradisonal 98


Konsep penataan pemukiman secara adat ini menurut tanda-tanda hamil), upacara pelot pertama (bila
Rifai (1994) menyiratkan kearifan lingkungan karena kehamilan mencapai 3 bulan), upacara pelot betteng
tata letak bangunan rumahnya diatur sedemikian rupa atau pelet kandhung (jika kehamilan mencapai usia
sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi udara 7 bulan), upacara kelahiran (menjelang kelahiran),
dengan baik dan menyisakan halaman yang panjang. upacara toron tanah (jika bayi telah lahir berusia 7
Taneyan lanjang ini menyiratkan penataan ruang bulan) dan upacara khitan (usia 10 tahun, bagi anak
yang berwawsan kesehatan lingkungan. Kompleks laki-laki).
pemukiman yang masih mengindahkan warisan leluhur Ada satu lagi ritual masyarakat madura berkaitan
ini mudah kita jumpai di pelosok desa di Sumenep. dengan upaya penolakan terhadap kemungkinan
Sementara itu di daerah perkotaan atau pinggiran jalan terjadinya bala’ (musibah, wabah penyakit). Upacara
sudah jarang ditemukan. adat ini disebut Rokat Tolak Balak. Misalnya di suatu
Disamping konsep taneyan lanjang, orang tempat terjadi berjangkit wabah penyakit muntah dan
madura juga memiliki konsep lain yang terkait dengan berak (muntaber), tentu hal ini sangat merisaukan
pengaturan pekarangan dan sumur serta rumah. masyarakat. Maka kemudian datanglah seorang
“Konsep Pangkalan” dan pengaturan bangunan dalam berilmu (kiyahi) yang menyarankan perlunya
pekarangan dan sumur. Ada kepercayaan lain dalam dilakukan upacara rokat dengan bahan upacara yang
membuat jalan masuk pekarangan rumah dimana sudah ditentukan.
setiap sisi pekarangan harus dibagi 9 dan setiap bagian Bahan upacara yang diperlukan terbuat dari
tersebut memiliki pengaruh atau khasiat tersendiri bagi tumbuh-tumbuhan dan hewan. Bahan dari tumbuhan
penghuninya baik negatif maupun positif, termasuk misalnya bigilan (biji buah nangka = panjilan) yang
aspek kesehatan. ditaruh di leppe’ (piring kecil atau piring untuk cangkir)
Beberapa hal yang relevan untuk dilaporkan untuk upacara nandhai. Jumlah bigilan tergantung
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. umur kehamilan, jika kehamilan usia 1 bulan, maka
Kemiringan tanah menurut masyarakat Madura ditaruh sebuah bigilan, jika usia kehamilan bertambah
memiliki kecenderungan yang bermacam-macam 2 bulan, maka ditaruh 2 buah bigilan, dan seterusnya.
termasuk pancoran emas, tetapi banyak juga lainnya. Bunga rampai yang terdiri dari kembang babur, dua
Macam-macam kemiringan bumi untuk pekarangan buah kelapa gading, jamu tradisional dek ceceng
di antaranya. Bumi dan tanah miring ke timur pertanda (bahannya : temu, jerango, kunyit, daun pepaya),
bagus, kaya harta dan emas. Bumi atau tanah miring jamu bengkes, dan cengkele serta nasi ketan untuk
ke barat pertanda jelek, banyak penyakit dan upacara pellet beteng atau pellet kandhung. Bubur
penghuninya sering bertengkar. Tanah miring ke utara nasi dengan gula merah, bunga telon (kantil, mawar,
pertanda bagus karena kuat, amal banyak dan apabila kenanga) untuk upacara rokat. Bahan dari hewan
diberi takdir kekayaan maka akan turun pada anak terdiri dari ayam, telur dan ayam polos (putih atau
cucunya. Tanah miring ke selatan pertanda jelek hitam) untuk upacara daur hidup dan upacara rokat
karena suka dibenci tetangga.Tanah miring ke barat tolak bala’.
dan ke timur / tinggi di tengah pertanda bagus seumur Semua ritual yang dilakukan menunjukkan
hidup dan banyak harta. bahwa budaya Madura erat kaitannya dengan konsep
Untuk memperoleh dampak kesehatan bagi makrokosmos-mikrokosmos pada pemahaman
penghuninya maka dalam membangun rumah (budaya) Jawa. Keserasian hubungan antara
masyarakat Madura tidak dapat dilepaskan dengan mikrokosmos (alam kecil = alam manusia) dan
tradisi upacara selamatan. Upacara selamatan dalam makrokosmos (alam besar, jagad raya, Tuhan
membangun rumah di Madura banyak macamnya Semesta Alam) mrupakan pangkal tolak terwujudnya
antara desa berbeda-beda. kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.
Sementara itu ketidak harmonisan hubungan antaranya
3.2. Tradisi (Upacara) Selamatan merupakan pangkal dari gangguan kesehatan, wabah
Konsepsi pencegahan terhadap suatu penyakit penyakit dan ketidak tentraman. Akulturasi budaya
yang kedua tampak dari tradisi upacara ritual yang Jawa-Madura ini memang terjadi sejak masa lampau,
berkaitan dengan siklus kehidupan manusia madura. yaitu ketika masa kejayaan kerajaan hindu Singosari,
Terdapat upacara adat yang didalamnya dilakukan Mojopahit dan kerajaan Islam Demak, Pajang di Jawa
permohonan keselamatan, kesehatan dan Tengah dan Mataram di Yogyakarta. Madura
kesejahteraan hidup kepada Tuhan. Upacara tersebut merupakan wilayah teritorial dari kerajan-kerajaan
meliputi upacara nandhai (jika seorang istri ada besar di Jawa.

99 HUMANITY, Volume 1, Nomor 2,Maret 2006: 96 -105


Jenis-jenis upacara selamatan yang ada yang berbau mistis, biasanya diawali dengan
kepentingannya dengan pencegahan penyakit pada pembacaan al-Fatihah pada Nabi, sahabat,
masyarakat Madura dapat diidentifikasikan sebagai thabi’ien, waliyullah, para guru dan sesepuh desa
berikut : yang sudah meninggal, kemudian baca Al-Qur’an
Aburdah (menambah ketenangan /kekuatan sendiri-sendiri setelah selesai baca do’a
batin bagi orang yang sakit) dan Rabu bekasan pangrokat ditambah do’a khatmil Qur’an (do’a
(yang didoakan untuk pengobatan penyakit). yang ada diakhir surat-surat Al-Qur’an ) baru
Rokatan Rokat asal kata barokah, umumnya kemudian makan bersama.
dilakukan di bulan Muharram tgl 1 atau 10 yaitu Rokat petik laut Yaitu selamatan para pelaut
rokat pekarangan, rokat bumi. Dengan tujuan karena banyaknya ikan yang bisa ditangkap
mengharap terhindar dari penyakit dan gangguan berupa sesajen makanan dan kepala hewan yang
kesehatan, nasib buruk dan segala bentuk dibawa ketengah laut dan ditenggelamkan cara
gangguan kejahatan. Rokat pekarangan sejajar yang sebenarnya belum diperoleh informasi yang
tidak ditanam, sedangkan rokat bumi sejajar falid karena letaknya jauh dari jangkauan kami.
ditanam. Rokat sangke Bumih Adalah suatu selamatan
Rokat Prakarya dan Rokat Bumih Dua jenis yang mirip rokat pekarangan ditujukan untuk
rokat ini hampir sulit dibedakan, di suatu daerah memperoleh keselamatan di suatu tempat yang
rokat bumih dianggap rokat prakarya demikian sering terjadi kecelakaan dilakukan pada tanggal
sebaliknya. Akan tetapi di daerah Dasuk dipahami yang disukai. Do’anya sama dan tanpa ada
rokat prakarya dilakukan dengan sesajen ayam peralatan yang ditanam, air ramuan menggunakan
yang disembelih tetapi bagian ayam telah dikubur air kumkuman yang dibuat dari air dicampur
sedangkan. Sedangkan rokat bumih menurut bidan dan bunga-bungaan. Sesajen yang
masyarakat Dasuk bagian ayam dan sesajen diletakkan diambil dari makanan yang dimasak.
lainnya ditanam kebumi. Sedangkan cara Sedangkan ayam yang disembelih berbulu apa
melakukannya relatif tidak ada perbedaan. saja asal didada dan leher bagian bawah hingga
Rokat Beliunih Upacara selamatan ini ekor bawah berbulu orange atau dikenal dengan
dilakukan untuk mengembalikan kebahagiaan ayam sangke bumih.
dan harta yang hilang ketika meninggalnya salah Ajenneng Adalah suati prosesi untuk
satu keluarganya. Beliunih artinya kembali asal mengawinkan suatu bangunan dengan bumi yang
dilakukan pada hari ke-7 dari kematiannya. Cara ditempati kalau dulu tiang kayu dikawinkan
melakukan sama dengan rokat diatas dengan pondasi dilakukan agar penghuni rumah
perbedaannya: ayam tidak usah dipilih yang senang menempati rumah tersebut yang
berbulu tertentu, tidak ada yang ditanam, tidak diwujudkan dengan rajinnya seseorang merawat
ada jarum, telur dan ramuan. Do’a sama yang rumah seperti menyapu tiap hari dan
dilakukan lainsebagainya. Ajennang suatu rumah biasanya
Rokat ngalle Upacara ini dimaksudkan untuk biasanya dilkukan setelah rumah tersebut selesai
mendapatkan suatu keberkatan hidup di suatu dibangun para peserta upacara dalah para tukang
tempat yang baru ditempati dirumah baru. Ngalle bangunan yang telah melakukan pengajian rumah
artinya pindah, menurut Bapak Nasibah desa hingga selesai.
Gadu Barat, cara-caranya sama dengan rokat
pekarangan, tetapi secara jelas belum kami 3.3. Tradisi Perawatan Tubuh Dan Kecantikan
ketahui karena adat ini sudah jarang dilakukan Konsepsi pencegahan terhadap suatu penyakit
Rokat Disah Upacara rokatan ini adalah yang ketiga tampak dari kebiasaan masyarakat untuk
selamatan untuk keamanan desa dan terhindarnya selalu merawat kesehatan dengan berbagai ramuan.
dari serangan penyakit mendadak biasanya Untuk perawatan tubuh (fisik) seseorang terdapat lebih
dilakukan di tengah desa. Belum ditemukan cara- dari 10 macam ramuan. Perawatan yang dilakukan
cara yang sebenarnya karena sudah jarang mulai dari bagian tubuh paling atas (mahkota) yaitu
dilakukan dan dirubah pada cara-cara Islami yaitu rambut, bagian muka, mata, telinga dan hidung hingga
dengan menghatamkan Al-Qur’an di Masjid. perawatan tubuh bagian bawah (kaki). Perawatan
Dilakukan oleh 30 orang, kebagian membaca 1 muka tidak saja berkaitan dengan kesehatan, tetapi
juz do’anya sama dan makanan terserah juga kesegaran dan kecantikan. Keramas dengan air
kesepakatan masyarakat tanpa ada cara-cara abu merang, bedak lulur dengan meniran, gosok gigi,

Nurwidod. Pencegahan dan Promosi Kesehatan SecaraTradisonal 100


pembersihan lubang hidung dan telinga adalah Ramuan perawatan muka belum ditemukan
perawatan mahkota tubuh. ragamnya yang dikenal masyarakat adalah bedak lulur
Bagian tubuh di bawah mahkota yang mendapat berbentuk bundar yang dipakai ketika habis mandi
perhatian adalah bagian dada dan perut. Bagian dada atau sebelum tidur. Bahan yang digunakan adalah
(khususnya wanita) yang memperoleh perhatian cukup beras yang direndam 1 cangkir, kunyit/temu lawak/
adalah payudara. Perawatan payudara ditujukan agar temu kuning sebesar telur itik, beng ramuk (Madura)
bagian ini nampak montok. Perawatan dilakukan secukupnya (sepeti pohon sereh, tapi akarnya harum)
dengan pemijatan dan meminum ramuan. Bagi yang seluruh bahan dihaluskan dan dibuat bundaran kecil
sedang memberikan ASI pada anaknya, perawatan seperti telur cecak (bedak pelkeran : Madura).
dilakukan deengan meminum ramuan kejja atau daun Ramuan khusus untuk payudara belum kami
katu’ dengan tujuan memperlancar ASI. Sebaliknya, temukan. Ramuan yang kami temukan hanya satu
pada bagian perut perawatan justru ditujukan untuk resep kesegaran yang dibuat menjadi satu untuk
merampingkan. Ramuan yang digunakan adalah khasiat yang banyak yaitu, mengencangkan payudara
“galian singset”. dan seluruh kulit (otot). Ramuan untuk mengecilkan
Bagian tubuh lain yang mendapatkan perhatian perut, mengencangkan otot vagina, mengurangi lendir
cukup besar adalah bagian kemaluan. Terutama bagi dan fit setiap hari. Bahan-bahannya : telur itik 3/1 butir
wanita, bagian ini merupakan organ yang sangat pinang muda 1 buah, jahe I jari, sa’ang halus 3/7 biji,
dipentingkan dalam perawatan. Ramuan untuk bawang putih 3 siung, air apu bening (air kapur) 1
perawatan alat reproduksi wanita sering disebut “sari gelas. Bahan-bahan dihaluskan dan diambil airnya
rapet”, “rapet wangi” atau “galian rapet”. Ramuan dicampur semua dan diminum 2x seminggu.
ini sangat popular dan menempati rangking tertinggi Ramuan Untuk penghilang bau badan dan bau
dalam pembuatan maupun penjualan ramuan di vagina, menggunakan sa’ang 21 biji halus, sirih temu
seluruh Madura. Ramuan ini sangat dikenal oleh urat 7/21 lembar. Daun delima putih 1 genggam
wanita remaja dan dewasa. Efek ramuan secara caranya dimasak dengan 2 gelas menjadi 1 gelas,
kesehatan akan menghilangkan keputihan, yaitu diminum tiap mau tidur atau agi hari lakukan tiap 2x
penyakit yang sangat umum dijumpai pada vagina. seminggu
Secara kemesraan hubungan suami istri ramuan ini Ramuan khusus untuk perawatan penis belum
diakui akan meningkatkan rasa kepuasan hubungan ditemukan. Beberapa penjual jamu memang
dan keharmonisan rumah tangga. menyediakan penis oil yang diproduksi dari luar
Perawatan kesehatan yang dilakukan dengan Madura. Minyak ini konon digunakan untuk
menggunakan ramuan dapat diidentifikasi berdasarkan memperbesar ukuran penis.
bagian yang dirawat dan saat (umur) orang yang Orang Madura biasa merawat gigi dan mulut
dirawat. Jadi tidak hanya untuk anggota tubuh, bukan dengan ramuan tetapi dengan menyusur
melainkan juga fase kehidupan seseorang. (apenah) dimana cara atau kebiasaan tersebut
Berdasarkan fase kehidupan ini ditemukan berbagai berhasiat memelihara gigi menjadi kuat dan mulut
perawatan seperti perawatan terhadap balita, terhindar dari luka dan kuman atau bakteri. Bahan-
terhadap anak, terhadap remaja dan terhadap dewasa bahan ramuan lain untuk dikunyah dan ditelan airnya
serta terhadap manula. bahan-bahan sirih, kapur sirih, pinang, gambir, bawang
Ramuan tradisional untuk perawatan rambut putih, ukuran/dosis terserah ramuan kedua sirih,
secara khusus kami tidak menemukan hanya sebatas bawang putih dan gula pasir.
perawatan sederhana yang dilakukan masyarakat Ada perawatan bagi calon pengantin yang
dahulu sebelum munculnya aneka shampo. Mereka dikenal di Madura khususnya di desa. Perawatan bagi
membersihkan rambut hanya dengan menggunakan calon pengantin lebih difokuskan pada laki-laki
air tirisan abu dapur. Yang dibilaskan kerambut ketika karena kejantanan seorang pria dapat menjadi
keramas. Abu yang paling bagus adalah abu dari penentu langgeng tidaknya perkawinan. Seorang pria
tempurung kelapa. Sebagian masyarakat yang tidak jantan (impotent) pada malam pertama
menggunakan paceh (mengkudu merah) dilumatkan akan menjadi aib bagi pihak keluarga pria. Maka ia
dan dibilas ke kepala baru kemudian disisir. Dua cara akan lebih baik pulang kerumah hingga ia yakin dirinya
tadi cukup bagus karena sama berbusa layaknya sembuh. Dengan begitu pengantin wanita hampir tidak
shampo, manfaat/khasiat yang dikenal: rambut hitam, dipersiapkan. Cara yang digunakan sangat beragam,
subur, anti uban dan kemilau. ada yang melalui jalur mistis ada pula yang rasional
(terapi pijat). Cara mistis tetap menjadi cara yang

101 HUMANITY, Volume 1, Nomor 2,Maret 2006: 96 -105


rahasia sehingga sulit diungkap dan sangat banyak tersendiri terhadap pola pikir dan budaya, termasuk
ragamnya, sedangkan cara pijat membutuhkan cara pandang terhadap kesehatan, dan pencegahan
keahlian khusus yang sangat sulit untuk dipelajari penyakit. Dari perspektif inilah munculnya tradisi
sekilas cara yang digunakan adalah sebagai berikut: masyarakat dalam bidang kesehatan yang memiliki
Pertama sang calon diinjak bagian paha belakang nilai kebenaran berdasarkan pengalaman spasial.
hingga lemas, tandanya ketika diinjak kaki tidak terasa Konsepsi kesehatan menurut budaya Madura adalah
dingin atau kesemutan, kemudian dipijat bagian perut salah satu representasi dari tradisi lokal di bidang
yang difokuskan untuk memperbaiki sistem kesehatan yang memiliki keterbatasan dari sisi spasial.
pencernaan dan memijat otot-otot di tulang pinggang Kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia
(olor: Madura) yaitu otot dan urat yang sejalur (WHO) adalah suatu keadaan yang menunjukkan
dengan urat penis. Orang yang impoten olornya akan tidak hanya absennya penyakit saja melainkan juga
lembek, tetapi orang yang mudah ejakulasi dini suatu kondisi yang baik secara sosial, mental, spiritual
olornya terlalu kencang. Teknik demikian dilakukan dan aspek lainnya. Kesehatan dapat diperoleh dari
1 sampai 5 kali tiap 4 hari sekali. Ramuan yang berbagai sebab (input). Masyarakat tradisional
digunakan adalah tekanan yang memulihkan tenaga meyakini bahwa kecuali penyebab yang bersifat
dan urat. Seperti jahe, kunci, laos, akar atau daun lahiriah (fisikal), kesehatan juga dapat disebabkan oleh
sirih dlingo, bawang putih, bubuk kopi, campuran hal-hal yang bersifat non lahiriah dan oleh karenanya
(cuka+gula) dan telur ayam/itik 3/5/7 butir. Bahan- tidak tampak (ghaib). Dalam merespon penyebab
bahan diambil airnya dicampur semua mentah-mentah terjadinya gangguan kesehatan inilah setiap
dan diminum. masyarakat dapat memiliki variasi dalam hal cara
Ramuan untuk perawatan bagi orang yang baru mengatasi, cara mencegah dan juga upaya
melahirkan di Madura sudah banyak dikenal. Ramuan promotifnya. Sangat dimaklumi jika secara tradisional,
jamu sehabis melahirkan disatukan pada jamu ramuan terdapat budaya masyarakat untuk memperoleh hidup
yang dikenal dengan “bu abuh” yaitu berfungsi, sehat, mencegah terjadinya gangguan penyakit melalui
mengecilkan perut vagina, membersihkan rahim, suatu upaya yang berupa konsep pantangan atau
memulihkan tenaga: bahan utama adalah air abu dapur anjuran dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
utamanya abu batok kelapa ½ ember ± 4 liter air dari dalam pendirian rumah tinggal, ritual atau seremonial,
perasan empon-empon bawang putih, bangle, asam dan konsep perawatan tubuh.
dan cuka + gula semua bahan di ambil airnya dimasak Konsep kesehatan menurut pandangan
dengan air abu (landena abu: Madura) kecuali cuka, tradisional adalah merupakan satu kesatuan, dengan
cuka dipakai ketika mau minum. Ramuan ini diminum kata lain, kesehatan itu tidak bisa di pisah pisahkan
2 x sehari, 1x1 gelas untuk menguras kotoran di rahim antara bagian satu dengan lainnya. Hal ini dilatar
yang oleh orang Madura dikenal dengan “aeng belakangi oleh kepercayaaan bangsa bangsa
koneng” caranya dengan meminum air perasan tradisional di dunia bahwa kesehatan bukan hanya
mengkudu + cuka + gula (campuran) maka ia akan berkenaan dengan berfunginya organ- organ yang
terhindar dari penyakit kuning dan lemah syahwat. menyusun tubuh kita. Menurut pandangan kesatuan
Paket perawatan untuk calon pengantin putri realitas bangsa tradisional, kesehatan yang baik itu
belum ditemukan, hanya ada cara menambah elok meliputi kondisi mental, fisik, kejiwaan/ spiritual, dan
seorang perempuan ketika mau dinikahkan oleh para emosional yang stabil dari seseorang, anggota
pengias pengantin yang dikenal dengan istilah keluarga, dan lingkungannya (Wilson, 1971), demikian
“pangaber” semacam ilmu pelet tetapi islami, teknik juga dengan jaminan ekonominya. Dalam latar
ini sulit juga diungkap karena menjadi rahasia mereka. belakang kehidupan bangsa tradisional, akan
Manusia yang hidup merupakan kesatuan dari dipandang tidak wajar bila seseorang yang tidak bisa
jiwa dan raga. Dimensi kehidupan terdiri dari banyak menghidupi dirinya dan keluarganya dari hasil satu
aspek, mulai dari aspek fisik, aspek psikis, aspek musim panen untuk mengatakan pada orang lain
sosial, aspek ruhani, aspek budaya hingga aspek bahwa dia dalam keadaan sehat. Ini disebabkan
emosi. Interaksi manusia dengan lingkungan sosial dan karena eksistensi yang begitu berarti yang satu
budayanya akan mempengaruhi dimensi kognitif, kesatuan bagian dari kesehatan dan pelayanan
mempengaruhi dimensi fisik maupun dimensi kesehatan di masyarakat tradisional. Sofora
kesehatan. Aspek lingkungan lokal yang memberikan (1982:26) menyatakan bahwa kesehatan yang baik
ruang bagi terjadinya interaksi individu, kelompok menurut bangsa tradisional di dunia adalah merupakan
indiviodu maupun masyarakat memberikan corak suatu keharmonisan hubungan antara segala hal yang

Nurwidod. Pencegahan dan Promosi Kesehatan SecaraTradisonal 102


ada di sekitar kita, dengan Tuhan, dengan makhluk Sekalipun tidak bergayut langsung dengan ilmu
yang terlihat dan yang tidak terlihat. kesehatan modern, tetapi unsur-unsur budaya
Ilmu kesehatan barat yang dibangun dengan masyarakat yang dapat dikelompokkan dalam
paradigma ilmu modern memiliki seperangkat metode pencegahan dan promosi kesehatan dapat diterima
yang sangat berbeda dengan ilmu kesehatan secara logika. Dalam aspek tata letak bangunan, nilai
tradisional, sekalipun tujuannya sama yaitu mencapai tradisional yang dikenal sebagai taneyan lancang
hidup sehat. Ilmu kesehatan masyarakat (modern) memperhatikan unsur penataan bangunan yang sehat.
tentu tidak mengenal atau memasukkan unsur-unsur Apalagi kesehatan tidak hanya berkaitan dengan
tradisional dalam menganalisis suatu penyebab aspek fisik semata, melainkan juga aspek sosial dan
terjadinya penyakit (etiologi). Ilmu kesehatan ruhani. Pola hubungan antara manusia dengan
masyarakat (modern) tidak akan sampai pada lingkungan sosial dapat mencapai taraf kesehatan
kesimpulan bahwa dunia gaib yang berupa setan, jin sosial dengan dibina oleh pranata sosialnya. Taneyan
dan mahluk halus berpartisipasi sebagai penyebab lancang merupakan salah satu produk pranata sosial
terjadinya gangguan kesehatan. Sebaliknya ilmu yang memberikan kemungkinan untuk mencapai
kesehatan tradisional menjangkau masalah ini. Tradisi kesehatan sosial. Alasan yang sama dapat
yang merupakan sekumpulan pengetahuan diberlakukan pada aspek kesehatan ruhani.
masyarakat (endegenous knowledge) mengakui Pemahaman masyarakat terhadap alam tidak hanya
keberadan dunia mistis, dunia yang tidak kasat mata terbatas pada alam nyata (dunia) saja, tetapi meliputi
yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan dunia ghaib. Dunia ghaib memiliki kontribusi pada
seseorang. Kenyataan ini hampir dapat ditemukan di terpeliharanya kesehatan yang manifest pada tubuh
semua kelompok masyarakat. sebagai perwujudan alam nyata. Aspek ritual dan
Dalam hal pembangunan rumah, ilmu kesehatan seremonial masyarakat merupakan pengejawantahan
modern hanya berbicara mengenai struktur dari interaksi alam nyata dan alam ghaib yang
bangunannya. Misalnya bangunan rumah hendanya keseimbangnnya berdampak pada terpeliharanya
memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik. Ilmu kesehatan dan terhindarnya dari berbagai gangguan
kesehatan modern tidak berurusan dengan dimana kesehatan.
rumah itu akan dibangun, bagaimana posisinya
maupun kapan saatnya membangun yang sehat. 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Sementara itu ilmu kesehatan tradisional menjangkau a. Upaya kesehatan tradisional Madura memiliki
masalah yang lebih pelik lagi. Tradisi budaya dua komponen utama, yaitu upaya pencegahan
masyarakat memberikan tuntunan dalam membangun (preventive) dan pengobatan (kurativ).
rumah tinggal sampai pada posisi tanah tempat rumah Konsepsi pencegahan tradisional dilakukan jauh
akan didirikan, arah hadap dari rumah maupun waktu hari sebelum terjadinya suatu gangguan
yang baik untuk memulai pembangunan rumah. Semua terhadap kesehatan. Upaya pencegahan ini
pertimbangan tradisional ini adalah terkait erat dan dimulai dengan pemilihan tempat tinggal yang
dalam kerangka kesehatan penghuninya yang dapat tidak boleh melanggar ketentuan tradisi,
dikelompokkan sebagai upaya pencegahan maupun upacara ritual selamatan, dan pemeliharaan
promosi kesehatan. kesehatan dengan selalu meminum ramuan
Satu hal yang relevan dan memiliki alasan yang tradisional dan penjagaan kesehatan lainnya.
masuk akal menurut kesehatan modern adalah b. Konsepsi pencegahan gangguan kesehatan
promosi kesehatan dengan menggunakan perawatan secara tradisional Madura yang tertuang dalam
tubuh dan ramuan tradisional. Pemakaian unsur-unsur konsep mendirikan rumah meliputi larangan
alam berupa mineral, hewan maupun tumbuhan “nombak tobun” dan “nombak lorong” dan
dikenal oleh ilmu kesehatan modern sebagai cara anjuran pancoran emas, dan taneyan lanceng.
untuk memperoleh kesehatan. Bahkan ilmu c. Konsepsi pencegahan yang tampak dari
pengobatan modern sampai saat ini banyak yang upacara ritual selamatan meliputi rokat tolak
mendasarkan pada penggunaan unsur alam sebagai balak, ritual siklus hidup dan ritual lainnya.
cara memperoleh kesehatan. Karena unsur alam d. Konsepsi promosi kesehatan tampak dari
diketahui mengandung senyawa tertentu yang perilaku perawatan tubuh pada bagian kepala
berkhasiat untuk penyembuhan atau peningkatan hingga kaki dengan menggunakan cara dan
derajat kesehatan.. ramuan tertentu sehingga tidak hanya kesehatan

103 HUMANITY, Volume 1, Nomor 2, Maret 2006: 96 -105


semata yang diperoleh, melainkan juga Hermansyah, 1997, Hubungan antara Promosi di
kebugaran dan atau kecantikan. Tempat Kerja dengan Peningkatan Status
e. Konsepsi pencegahan dan promosi kesehatan Kesehatan para Pekerja Industri di
tradisional Madura memiliki unsur-unsur upaya Palembang, Thesis Pascasarjana, UGM
kesehatan yang sebagian tidak sama dengan Yogyakarta.
konsepsi pencegahan dan promosi kesehatan Jefry, 2001, Ritual dan Perubahan Sosial, Jurnal
menurut ilmu kesehatan masyarakat (modern), Humaniora Universitas Taruma Negara,
akan tetapi sebagian yang lain memiliki unsur- Vol. 3 no. 1 Juli 2001 (45-60)
unsur yang sama. Sekalipun demikian tidak Krippendorf, K, 1993, Analisis Isi, Pengantar Teori
bertentangan antara kesduanya, bahkan dan Metodologi, PT. Raja Grafindo Persada,
memiliki tujuan yang sama ialah memperoleh Jakarta.
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Mahfudz, 1996, Dukun Bayi, Jurnal Penelitian
Populasi, no I, tahun XIII September 1996,
(12-30). Pusat Penelitian Kependudukan,
DAFTAR PUSTAKA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Miles, M.B, Huberman, A.M, 1994, Qualitative
Abdurachman, 1999, Sedjarah Madura, Sekilas Data Analysis, second edition, Sage
Pandang, Penerbit Sun, Prenduan Sumenep. Publication, New Delhi.
Achmadi, Umar Fahmi, 1998, Kebijakan Penelitian Moleong, L.J, 1996, Metodologi Penelitian
Bidang Kesehatan, Jurnal Kesehatan Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya,
Kota, Unika Atmajaya, Tahun V no 2, Juli Bandung.
1998 (35-50) Nurwidodo, 2003a, Persepsi Masyarakat Sumenep
Afendi, 2003, Sinergi Etnik dan Modern dalam Terhadap Kesehatan, Laporan Penelitian,
Tataruang Bangunan Rumah, Jurnal Kerjasama Kehati-Jurusan Biologi UMM,
Penelitian Ilmu-Ilmu Teknik, Vol 13 No. 2 Universitas Muhammadiyah Malang.
Tahun 2003 (13-25). Nurwidodo, 2003b, The Respond To The Erosion
Agoes Azwar, 2000, Pengobatan Tradisional di Of Endogenous Knowledge Trough Forest
Indonesia, dalam Antropologi Kesehatan in Madura, Prosiding Seminar Internasional
III, Grafiti Press, Jakarta Antropologi Indonesia “Diversity in Unity”,
Aguskrisno, B, 2003, Perawatan Tubuh dan Tradisi Kerjasama Universitas Indonesia-Ford
yang Menyertai, Jurnal Penelitian dan Foundation-Universitas Udayana, Universitas
Pemikiran Biologi “SYNAP”, no I, tahun IV Indonesia Jakarta.
September 2003, (12-30). Nurwidodo, 2003c, Etnofarmaka Ramuan
Baroto, Eko, 1996, Pendekatan Penelitian Selekarang, Laporan Penelitian P2U,
etnobotani, Prosiding Seminar Etno-Botani, Lembaga Penelitian Universitas
Yayasan Kehati- LIPI, Jakarta Muhammadiyah Malang.
Diponyono, Brotokamsi, 1996, Faktor Sosiobudaya Poerwanti, Endang, dan Nurwidodo, 2003, Peran
dalam Pengobatan Tradisional Orang Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Jawa, dalam Antropologi Kesehatan II, Masyarakat Peralihan (Sub Urban),
Grafiti Press, Jakarta. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian
Everly, JR., and Feldman, R., 1999, Health Dasar, Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan
Promotion, John Willey and Sons, New Nasional, Jakarta.
York. Rifai, Mien A., 1999, Pemutahiran Etnobotani
Effendy, N., 1995, Perawatan Kesehatan dalam Etnosains, Prosiding Seminar Etno-
Masyarakat, Penerbit Buku Kedokteran, Botani, Yayasan Kehati- LIPI, Jakarta
EGC, Jakarta Selo Sumarjan, 1995, Tradisi Meramu dan
Handayani, 2003, Rahasia Ramuan Tradisional Meminum Jamu, Antropologi Kesehatan
Madura dalam Sehat dan Cantik dengan I, Grafiti Press, Jakarta
ramuan tradisional, Agromedia Pustaka, Simons, Bruce., Greene, Walter, 2000, Introduction
Jakarta. to Health Education and Health
Promotion, Waveland Press Incorporation,
Prospect Height, Illionis.

Nurwidod. Pencegahan dan Promosi Kesehatan SecaraTradisonal 104


Singarimbun, M., Efendi, S., 1989, Metode
Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta
Soesilo, Slamet, 1999, Peranan Jamu dan Obat
Tradisional dalam Kesehatan
Masyarakat, dalam Antropologi
Kesehatan III, Grafiti Press, Jakarta.
Shodiq, Kuntoro, 1998, Perilaku Sakit Masyarakat
Pedesaan,: Studi Kasus di desa Plered
Bantul Yogyakarta, Jurnal Penelitian Pasca
Srjana, Program Pascasarjana UGM,
Yogyakarta.
Syafei, Imam, 1996, Merger Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif, Penerbit IKIP Yogyakarta.
Tutoko, 2003, Rumah Hunian dan Agenda 21, Jurnal
Penelitian Ilmu Ilmu Teknik, vol XIII
Nomor 2 (12-25).
Wahyuni, 2002, Lethal Dosage Penggunaan Sari
Rapet, Prosiding Hasil Penelitian, Kerjasama
Yaysan Kehati Jakarta-Jurusan Pendidikan
Biologi, FKIP, Universitas Muhammadiyah
Malang.
Waitzkin, Howard, 1993, Sosiologi Kesehatan,
Penerbit Prima Aksara, Jakarta
Yacob, 1995, Kesehatan Pada Manusia Purba,
dalam Antropologi Kesehatan, Buku I,
Grafiti Press, Jakarta
Yahya, 1996, Peningkatan Kenyamanan Kerja
dengan Ergonomi Manusia-Alat pada
Pembatik di Yogyakarta, Thesis Program
Pascasarjana, Ilmu Kesehatan, UGM
Yogyakarta.

105 HUMANITY, Volume 1 , Nomor 2, Maret 2006: 96 -105

You might also like