Professional Documents
Culture Documents
Perbandingan Tekanan Intraokular Latihan Benchpress Dan Biceps Mass Routine Pola Progressive Overload
Perbandingan Tekanan Intraokular Latihan Benchpress Dan Biceps Mass Routine Pola Progressive Overload
Abstract
Introduction : Weight training as an isometric exercise can increase intraocular pressure (IOP) during
exercise. Several mechanism theories are proposed in analyzing IOP elevation in weight training.
Increased intra-abdominal pressure increases intracranial pressure thereby increasing IOP. Another
theory is the Valsalva maneuver which results in an increase in intrathoracic venous pressure that is
transmitted to the veins leading to the ocular so that IOP increases. IOP elevations over a period of time
are at risk of causing glaucoma and blindness.Method: This study’s sample consisted of 62 students who
were given biceps mass routine and benchpress training with 5 sets of progressive overload patterns. IOP
values were measured before training, between sets and 30 minutes after rest using a non-contact
tonometry.Result: There was a statistically significant correlation between the increase in IOP values
between before exercise with the fifth set in the right eye lying position exercise (10.323mmHg) and the
left eye (11.419mmHg) to the increase in the IOP value before exercise with the fifth set in the sitting
position of the right eye ( 6,581mmHg) and left eye (7,435mmHg).Conclusion: IOP values increase
during weight training at both positions of the progressive overload pattern. The greater the training
load the greater the IOP value. The lying down position gives the effect of increasing the greater IOP
value.
Keywords: IOP, biceps mass routine, benchpress, progressive overload, valsava maneuver
Abstrak
Pendahuluan : Latihan beban sebagai suatu latihan isometrik dapat meningkatkan tekanan intraokular
(TIO) selama latihan. Beberapa teori mekanisme di ajukan dalam menganalisa peningkatan TIO pada
latihan beban. Peningkatan tekanan intra abdominal meningkatkan tekanan intrakranial sehingga
meningkatkan TIO. Teori lainnya berupa manuver Valsava yang mengakibatkan peningkatan tekanan
vena intratorakal yang ditransmisikan ke vena-vena yang menuju okular sehingga terjadi peningkatan
TIO. Peningkatan TIO dalam jangka waktu tertentu beresiko menyebabkan glaukoma dan kebutaan.
Metode: Subjek penelitian ini terdiri dari 62 mahasiswa yang diberikan latihan beban posisi duduk
(biceps mass routine) dan posisi berbaring (benchpress) dengan pola progressive overload masing-
masing sebanyak 5 set. Nilai TIO diukur sebelum latihan, antar set dan 30 menit setelah istirahat
menggunakan tonometri non kontak.
486
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
Hasil: Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik perbandingan peningkatan nilai TIO antara
sebelum latihan dengan set ke lima pada latihan posisi berbaring mata kanan (10,323mmHg) dan mata
kiri (11,419mmHg) terhadap peningkatan nilai TIO sebelum latihan dengan set ke lima pada posisi
duduk mata kanan (6,581mmHg) dan mata kiri (7,435mmHg). Kesimpulan: Nilai TIO meningkat selama
latihan beban pada kedua posisi pola progressive overload. Semakin besar beban latihan semakin besar
nilai TIO. Posisi latihan berbaring memberikan efek peningkatan nilai TIO yang lebih besar.
Kata Kunci: TIO, biceps mass routine, benchpress, progressive overload, manuver valsava.
487
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
rata nilai TIO pada kondisi beban maksimal menyetujui pemeriksaan yang akan
setara 28.0 + 9.3mmHg, dengan rerata dilakukan.
peningkatan 15.0mmHg. Peningkatan TIO pada 3. Subjek dalam keadaan sehat
latihan beban ini didasarkan pada teori 4. Tidak pernah melakukan latihan beban
peningkatan tekanan intraabdomen dan rutin
intratorakal, manuver Valsava dan usaha 5. Tidak memiliki kelainan segmen
ekspiratori yang dilakukan oleh subjek dalam anterior dan posterior pada kedua mata
mengangkat beban.9 6. Tidak memiliki riwayat peningkatan
TIO atau pernah didiagnosa menderita
Singh et al (2007) melakukan penelitian
glaukoma atau yang mendapat terapi
efek latihan benchpress terhadap TIO kepada
anti glaukoma pada kedua mata
remaja usia 17-26 tahun. Pada penelitian
tersebut ditemukan peningkatan TIO yang cukup
Kriteria eksklusi subjek pada penelitian ini
bermakna 8,29 ± 1.85 mmHg pada kedua mata
berupa :
menggunakan metode beban maksimum
1. Subjek dalam keadaan demam.
sebanyak 4 repetisi. Namun data nilai TIO
2. Memiliki riwayat operasi mata (operasi
setelah latihan tidak diukur dalam penelitian
kornea, operasi katarak, operasi
tersebut.13
glaukoma, operasi retina)
3. TIO terukur pada rentang <10 mmHg
atau > 21mmHg pada kedua mata
METODE PENELITIAN
4. Indeks massa tubuh < 20 kg/m2 atau >
Penelitian ini merupakan studi 25 kg/m2
eksperimental analitik komparatif numerik 5. Memiliki disablitias anggota gerak atas
berpasangan. Populasi penelitian ini adalah dan bawah dan kelainan tulang belakang
mahasiswa laki-laki Pendidikan Dokter Fakultas 6. Mengkonsumsi obat steroid.
Kedokteran Universitas Andalas yang sedang 7. Mengkonsumsi obat antikoagulan.
menjalani kepaniteraan klinik di rumah sakit 8. Tidak bisa menyelesaikan 5 set latihan
Dr.M Djamil Padang dan memenuhi kriteria beban biceps mass routine atau
inklusi penelitian. Semua subjek penelitian akan benchpress pola progressive overload
melakukan latihan beban posisi duduk (biceps
routine) dan berbaring (benchpress). Pemilihan
subyek berdasarkan purposive sampling. Definisi Operasional
Perkiraan besar subjek minimum untuk setiap 1. Tekanan Intraokular :
kelompok ditentukan dengan rumus penelitian a. Definisi : tekanan bola mata yang diukur
analitik komparatif tidak berpasangan dengan menggunakan tonometri non kontak minimal
jumlah 62 subjek. 3 kali pengukuran dan kemudian dicatat nilai
mediannya. Pemeriksaan dilakukan pada
Penelitian dilakukan di Poliklinik Mata kedua mata subjek penelitian
RSUP Dr.M. Djamil Padang yang dilaksanakan b. Cara ukur : Mengukur besarnya tekanan
November 2019 sampai dengan Desember 2019. intraokular pada mata dengan tonometer non
Alat utama yang dibutuhkan berupa set beban kontak
berbagai ukuran dengan bar beban, bench c. Alat ukur : Tonometer non kontak
latihan, alat timbangan badan, pengukur tinggi d. Hasil Ukur : dalam satuan mmHg
badan, slit lamp, funduskopi dan tonometer non e. Skala Ukur : Numerik
kontak. Kriteria inklusi berupa :
1. Subjek penelitian adalah msahasiswa 2. Beban latihan pola Progressive Overload :
laki-laki Fakultas Kedokteran a. Definisi : beban yang dapat diangkat dalam
Universitas Andalas satu lingkup gerak sendi penuh satu kali
2. Subjek penelitian menyatakan bersedia angkat sebanyak 10 kali repetisi (repetisi
ikut serta dalam penelitian untuk maksimum) dengan penambahan beban
menjadi subjek penelitian dan sebanyak 2,5kg untuk setiap set berikutnya
488
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
dengan total penambahan beban pada set ke 5 Subjek akan melakukan latihan beban
adalah 10kg dari beban awal. sebanyak 5 set, dimana setiap set nya 10 kali
b. Cara ukur : mengukur besarnya beban repetisi dan istirahat antar set 1,5 menit. Nilai
yang diberikan dalam kilogram , dimulai TIO diukur segera setelah menyelesaikan setiap
dengan 65% dari IMT (rumus diagram set dan 30 menit setelah selesai set ke 5. Data
Holten), kemudian ditambahkan 2,5 kg pada kemudian dicatat, dipresentasikan dalam bentuk
set berikutnya . tabel dan dianalisa dengan uji Repeated ANOVA
c. Alat ukur : Timbangan dengan post hoc Bonferroni.
d. Hasil Ukur :
• Beban set 1 : 65% x IMT HASIL
• Beban set 2 : beban set 1 + 2,5 kg Subjek penelitian eksperimental ini terdiri
• Beban set 3 : total beban set 2 + 2,5 kg dari 62 orang mahasiwa Fakultas Kedokteran
• Beban set 4 : total beban set 3 + 2,5kg Universitas Andalas yang memenuhi kriteria
• Beban set 5 : total beban set 4 + 2,5kg inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
e. Skala Ukur : Numerik Perlakuan latihan dan pengumpulan data
dilakukan di Poliklinik Mata RSUP Dr M
3. Posisi Duduk : Djamil Padang.
Definisi : Posisi latihan angkat beban pada
keadaan duduk punggung lurus, dengan Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
kedua siku bertumpu pada sandaran bench berdasarkan usia dan koreksi tajam penglihatan
dan tangan memegang bar beban. Karakteristik Frekuensi Persentase
Usia
4. Posisi berbaring 21 1 1,61
Definisi : Posisi latihan angkat beban pada 22 34 54,840
keadaan berbaring di atas bench dengan 23 26 42,936
punggung lurus dan tungkai bawah tega lurus 25 1 1,61
bertumpu pada lantai, dengan kedua lengan Koreksi Tajam
tegak lurus terhada dada dan kedua tangan Penglihatan
memegang bar beban. Tanpa kacamata 55 88,7
Dengan Kacamata 7 11,3
Setiap subjek pertama kali sebelum latihan
akan diukur berat badan, tinggi badan, IMT, dan
TIO kedua mata. Perlakuan latihan pertama
Usia mahasiswa FK Universitas Andalas
semua subjek diberikan latihan beban dengan
yang menjadi subjek pada penelitian ini berkisar
posisi duduk (biceps mass routine) , dan 1
antara 21-25 tahun dengan rerata usia 22,45
minggu setelah itu diberikan latihan beban
tahun dan dominasi usia 22 tahun sebanyak 34
dengan posisi berbarung (benchpress). Untuk
orang (54,840%), usia 23 tahun sebanyak 26
menstandarisasi upaya yang dilakukan tanpa
orang (41,936%) (Tabel 1).
tergantung pada atribut fisik masing-masing
subjek, kami menetapkan sebelumnya beban Semua subjek penelitian memiliki tajam
awal 65% dari indeks massa tubuh subjek, yang penglihatan tanpa koreksi dan dengan koreksi
kemudian penambahan beban untuk set 20/20. Dari total 62 subjek, 55 orang (88,7%)
berikutnya diberikan dengan jumlah yang sama memiliki tajam penglihatan tanpa koreksi 20/20 ,
yaitu 2,5 kg untuk masing-masing subjek sedangkan 7 orang (11,3%) visus 20/20 dicapai
sehingga pengerahan tenaga kira-kira sama dengan koreksi kacamata (Tabel 1)
untuk semua subjek penelitian. Subjek penelitian
juga diberikan rentang istirahat 1 minggu antara Sebelum diberikan perlakuan latihan beban
latihan posisi duduk dengan berbaring untuk posisi duduk (biceps mass routine) dan
meminimalisir efek muscle memory dan stress berbaring (benchpress), subjek dilakukan
otot agar beban yang diberikan tidak pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk
mempengaruhi stimulasi manuver valsava. menentukan indeks massa tubuh (IMT). Rerata
489
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
berat badan subjek penelitian ini 65,419 ± 3,748 Repeated ANOVA dengan analisa post hoc
kg dan rerata tinggi badan subjek 1,695 ± 0,130 Bonferroni
m (Tabel 1) Semua subjek penelitian yang
memiliki rentang indeks massa tubuh (IMT) Tabel 3. Nilai TIO mata kanan selama latihan
normal , rentang 20-25kg/m2. Rerata IMT pada beban terhadap posisi duduk dan berbaring
penelitian ini adalah 23,195 ± 1,007 kg/m2 dengan nilai P <0,001
(Tabel 2). Mean SD* Mean SD*
Posisi Posisi
Nilai IMT menjadi acuan pengukuran beban Duduk Berbar
awal untuk latihan, dimana beban awal adalah ing
65% dari IMT. Beban awal akan ditambahkan Pre 14,258 1,129 14,354 1,009
setiap set nya sebanyak 2,5kg untuk latihan
menyesuaikan dengan pola progressive Set 1 14,919 1,232 16,048 1,165
overload. Rerata beban awal yang diberikan Set 2 16,032 1,366 18,032 1,492
pada subjek penelitian ini adalah 15,008 ± 0,656 Set 3 17,516 1,575 20,225 1,805
kg (Tabel 2) Set 4 19,016 1,937 22,516 2,163
Set 5 20,838 2,233 24,677 2,366
Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian 30 menit 14,790 0,943 15,661 0,957
berdasarkan rerata berat badan , tinggi badan, istirahat
IMT dan beban awal latihan. Keterangan * : Standart deviation atau
Mean SD* simpangan baku
Berat badan (kg) 65,419 3,748
Tabel 3 memperlihatkan hasil uji repeated
Tinggi badan (m) 1,695 0,130 ANOVA rata-rata TIO mata kanan subjek antara
Indeks Massa 23,195 1,007 latihan beban posisi duduk (biceps mass routine)
Tubuh (kg/m2) dengan posisi berbaring (benchpress) pola
Beban awal (kg) 15,008 0,656 latihan progressive overload. Dari tabel terlihat
TIO pada saat latihan dengan posisi duduk
Keterangan * : Standart deviation atau hingga set ke 5 masih berada dalam rentang nilai
simpangan baku normal TIO (rerata 20,838mmHg atau kurang
dari 21 mmHg dengan SD ± 2,233). Berbeda
Penelitian eksperimental untuk menganalisa dengan latihan beban posisi berbaring, tampak
perubahan peningkatan TIO pada latihan beban peningkatan nilai TIO diatas rentang normal
posisi duduk (biceps mass routine) dan (lebih dari 21mmHg) setelah set ke 4 dan ke 5
berbaring (benchpress) pola latihan progressive (rerata TIO 22,516 mmHg dengan SD ± 2,163).
overload pada 62 subjek yang memenuhi Nilai TIO mata kanan setelah 5 set latihan
kriteria inklusi dan ekslusi ini dilaksanakan di tampak kembali mendekati nilai normal setelah
poliklinik Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr.M 30 menit istirahat pada kedua posisi latihan
Djamil Padang. Seluruh subjek diberikan latihan (14,258 mmHg SD ± 1,129 turun menjadi
dengan dua posisi berbeda dengan jarak latihan 14,790 mmHg SD ± 0,943 pada posisi duduk
antara posisi selama 1 minggu. dan 14,354 mmHg SD ± 1,009 menjadi 15,661
mmHg SD ± 0,957 pada posisi berbaring).
Pengukuran TIO dengan tonometri non Penurunan nilai TIO setelah latihan terlihat lebih
kontak dilakukan sebanyak 7 kali selama 1 sesi besar pada posisi berbaring (24,677 mmHg SD
latihan, baik latihan posisi duduk (biceps mass ± 2,366 menjadi 15,661 mmHg SD ± 0,957)
routine) dan berbaring (benchpress). TIO diukur dibandingkan posisi duduk (20,838 mmHg SD ±
saat sebelum latihan, setelah set 1, set 2, set 3 set 2,233 menjadi 14,790 mmHg SD ± 0,943).
4 , set 5 dan 30 menit setelah latihan. Data yang
didapatkan dari penelitian ini berdistribusi Tabel 4. Nilai TIO mata kiri selama latihan
normal dan homogen (lampiran) yang diuji beban terhadap posisi duduk dan berbaring
dengan menggunakan statistik parametrik, yaitu dengan nilai P <0,001
490
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
491
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
492
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
dan memainkan alat musik tiup. Peningkatan optik atau menginduksi perubahan fungsional
TIO selama angkat berat mungkin merupakan yang diukur secara elektrofisiologis.
hasil dari manuver Valsava akibat pernafasan Berdasarkan penelitian pada hewan ini, para ahli
paksa , yang, terkait dengan kontraksi otot perut berspekulasi bahwa peningkatan TIO akut dapat
dan dada sebagai kompensasi untuk menambah memberikan efek terhadap mata yang rentan
kekuatan otot torak dan abdomen dalam atau beresiko mengalami glaukoma. 1,18,19,20
mengangkat beban, menyebabkan peningkatan
ekstra pada tekanan vena intratorakal dan Pada penelitian ini, perbandingan
kompresi sistem vena intratorakal. Peningkatan peningkatan nilai TIO antara sebelum latihan
tekanan vena intratorakal ditransmisikan melalui dengan set ke lima (tabel 5 dan 6) pada latihan
vena jugularis, orbital, dan vorteks ke koroid, posisi berbaring mata kanan (10,323mmHg) dan
menyebabkan pelebaran pembuluh darah, mata kiri (11,419mmHg) lebih besar
peningkatan volume koroid, dan peningkatan dibandingkan peningkatan nilai TIO sebelum
TIO. Mekanisme lain yang mungkin untuk latihan dengan set ke lima pada posisi duduk
peningkatan TIO adalah peningkatan tekanan mata kanan (6,581mmHg) dan mata kiri
vena episkleral, yang meningkat pada tingkat (7,435mmHg).
yang jauh lebih lambat daripada pelebaran
koroid. Semakin besar beban yang diberikan, Hasil ini sesuai dengan yang ditemukan oleh
maka semakin besar terjadi penafasan paksa Vera et al (2017). Pada penelitian tersebut
yang memaksa terjadinya manuver Valsava yang meneliti efek akut latihan beban pada prajurit
lebih besar untuk memberikan kekutan otor angkatan udara dengan indeks massa tubuh
sehingga terjadi peningkatan TIO yang lebih normal dengan usia 46 ± 4.7 tahun. Penelitian
besar. 6,9,16,17 ini membandingkan peningkatan TIO pada
latihan squat jump (latihan dinamik) dengan
Peningkatan tekanan intraokular (TIO) benchpress (latihan isometrik). Pada penelitian
adalah faktor risiko utama untuk terjadinya dan tersebut ditemukan peningkatan TIO yang lebih
perkembangan glaukoma. Oleh karena itu, signifikan pada latihan benchpress, dengan
pengukuran TIO memberikan informasi penting kenaikan rerata 37% dari nilai TIO awal
tentang diagnosis glaukoma, menilai sebelum latihan. Peningkatan TIO yang lebih
kemungkinan perkembangan, dan memantau besar terjadi ketika subjek mengangkat beban
respons klinis terhadap terapi. Nilai TIO bukan yang lebih berat diikuti dengan usaha menahan
nilai tetap tetapi berfluktuasi seiring waktu. nafas (manuver valsava). 6
Meskipun telah ada sejumlah studi tentang
fluktuasi TIO dan perkembangan glaukoma, Singh et al (2007) juga melakukan
apakah fluktuasi akut TIO merupakan faktor penelitian efek latihan benchpress terhadap TIO
risiko independen untuk kerusakan dan kepada remaja usia 17-26 tahun. Pada penelitian
perkembangan glaukoma masih kontroversial. tersebut ditemukan hasil yang sama dengan
1,18,19,20 penelitian ini, terjadi peningkatan TIO yang
cukup bermakna 7,49 mmHg pada mata kanan
Fluktuasi akut TIO dapat didefinisikan dan 7,00 mmHg pada mata kiri menggunakan
sebagai variasi TIO yang terjadi dalam periode metode beban maksimum sebanyak 6 repetisi.13
waktu yang sangat singkat. Tidak ada bukti
langsung bahwa fluktuasi akut dalam jangka Peningkatan TIO yang lebih besar selama
pendek memiliki efek pada perkembangan latihan posisi berbaring pada penelitian ini
glaukoma. Eksperimen hewan pada primata sesuai dengan teori efek hidrostatik, otot utama
telah menunjukkan lonjakan TIO tinggi yang yang terlibat dan manuver Valsava yang terjadi.
singkat selama gerakan sakadik, kedipan, dan Posisi berbaring secara teori memberikan efek
penggosokan mata. Penelitian lain pada model hidrostatik terhadap peningkatan TIO melalui
hewan menunjukkan bahwa peningkatan TIO peningkatan tekanan vena episkleral. Otot yang
akut (walaupun tidak selalu instan) dapat terlibat dalam latihan benchpress juga ikut
menyebabkan deformasi struktural kepala saraf memberikan efek peningkatan TIO yang lebih
493
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
besar. Efek otot utama yang dilatih pada dapat mengatasi tekanan yang disebabkan oleh
benchpress, yaitu otot pektoralis mayor ini juga peningkatan TIO dengan mengurangi gradien
akan memberikan efek langsung terhadap tekanan trans-laminasi. Sangat mungkin bahwa
peningkatan tekanan intratorakal yang lebih ada mekanisme homeostatis lain untuk
besar yang akan mengkompresi sistem vena dan mengimbangi bioritme teratur, seperti yang
berujung peningkatan TIO. 6,9,16,17 terjadi dengan TIO dan tekanan darah.1,18,19,20
Hasil penelitian ini juga sebanding dengan Perubahan TIO diurnal atau nokturnal
hasil yang diteliti oleh Soares et al (2015). Pada dikombinasikan dengan perubahan tekanan
penelitian tersebut dilaporkan TIO pada posisi darah sistemik dan aliran darah okular dapat
berbaring dan posisi duduk tidak mengalami berperan dalam patogenesis glaukoma. Dengan
perbedaan yang signifikan. Namun perubahan demikian, fluktuasi TIO yang dikombinasikan
yang signifikan akan terjadi apabila subjek dengan defisiensi aliran darah okular
melakukan latihan beban. TIO akan lebih tinggi autoregulatori dapat merusak jaringan yang
bila latihan beban dilakukan pada posisi rentan terhadap perubahan tekanan perfusi
berbaring daripada duduk. 10 okular.1,18,19,20
Peningkatan nilai TIO juga dapat terjadi Penurunan nilai TIO yang tersaji pada tabel
pada posisi berbaring atau tidur. Fluktuasi TIO 1 dan 2 , baik pada posisi duduk dan berbaring
akut ini bisa akibat variasi diurnal-nokturnal, pada kedua mata antara set ke 5 dengan setelah
atau fluktuasi nyctohemeral, mengacu pada istirahat pada penelitian ini mengalami
variasi TIO yang terjadi selama satu hari dengan penurunan yang cukup signifikan. Pada latihan
rentang normal 2 -6 mmHg. Perubahan TIO beban dengan posisi duduk, penurunan TIO
diurnal mungkin sebagian dijelaskan oleh antara set ke 5 dengan TIO setelah 30 menit
perubahan postur tubuh yang terkait dengan istirahat mata kanan (6,048mmHg) dan mata kiri
tekanan darah dan perubahan tekanan vena (6,887mmHg) lebih kecil dibandingkan dengan
episkleral, fluktuasi diurnal pada kadar kortisol, penurunan TIO antara set ke 5 dengan TIO
variasi dalam produksi air, siklus lingkungan setelah 30 menit istirahat mata kanan
dan siklus gelap, dan mungkin pengaruh (9,016mmHg) dan mata kiri (10,500mmHg)
musiman. 1,18,19,20 pada latihan beban posisi berbaring.
Pada penelitian ini, puncak perubahan TIO Nilai TIO kedua mata pada latihan beban
latihan beban berada pada set ke 5 (posisi duduk posisi duduk dan berbaring antara sebelum
: mata kanan 6,581mmHg, mata kiri latihan dengan setelah 30 menit istirahat
7,435mmHg; posisi berbaring mata kanan memberikan nilai yang hampir sama. Pada
10,323mmHg, mata kiri 11,419mmHg). Secara latihan beban posisi duduk, TIO sebelum latihan
teori latihan beban posisi duduk masih berada adalah 14,258 mmHg ± 1,129 (mata kanan) dan
dalam ambang batas variasi diurnal, namun 14,225 mmHg ± 1,372 (mata kiri), sedangkan
posisi latihan berbaring sudah melewati rentang TIO setelah 30 menit istirahat adalah
normal variasi diurnal > 6mmHg. 21,22,23,24 14,790mmHg ± 0,943 (mata kanan) dan
14,774mmHg ± 1,136 (mata kiri). Untuk latihan
Meskipun diketahui bahwa nilai TIO beban posisi berbaring, TIO sebelum latihan
tertinggi biasanya terjadi pada malam hari, adalah 14,354mmHg ± 1,009 (mata kanan) dan
mungkin juga ada alasan mengapa perubahan 14,306 ± 1,110 mmHg (mata kiri), sedangkan
TIO nokturnal mungkin tidak mempengaruhi TIO setelah 30 menit istirahat adalah
kesehatan saraf optik. TIO nokturnal yang lebih 15,661mmHg ± 0,957 (mata kanan) dan
tinggi pada manusia sebagian besar disebabkan 15,225mmHg ± 0,998 (mata kiri).
oleh posisi tidur terlentang, dan peningkatan
perfusi pada posisi terlentang dapat mengatasi Hasil penurunan nilai TIO setelah istirahat
peningkatan TIO. Peningkatan tekanan cairan ini sama dengan hasil yang didapatkan oleh
serebrospinal (CSF) pada posisi terlentang juga penelitian Avunduk et al (1999) yang
494
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
495
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
496
e-ISSN:2528-66510;Volume5;No.2(Mei, 2020):486-497 Jurnal Human Care
Lieberman MF, Drake MV. Elsevier. 24. Vajaranant TS, Nayak S, Wilensky JT,
2009: 25-42 Joslin CE. Gender And Glaucoma: What
We Know And What We Don’t Know.
15. Cantor LB, Rapuano JC, Cioffi GA.
Current Opinion in Ophthalmology.
Intraocular Pressure and Aqueous
2010;21:91-99.
Humor Dynamics. American Academy
of Ophthalmology Basic and Clinical 25. Najmanova E, Pluhacek F, Botek M.
Science Course Section 10 Glaucoma. Intraocular Pressure Response to
2014:13-26 Moderate Excercise during 30-min
Recovery. Optometry and Visiion
16. Avunduk AM, Yilmaz B, Sahin B, et al.
Science. 2016;93(3):281-285
The Comparizon of Intraocular Pressure
Reduction after Isometric and Isokinetic 26. Marcus DF, Krupin T, Podos SM, et al.
Excercise in Normal Individuals. The Effect Of Exercise On Intraocular
Ophthalmologica. 1999;213:290-294. Pressure. I. Human Beings. Invest
Ophthalmol Vis Sci. 1970;9:749–752.
17. Singh RS, Madan R, Kaur S, Rani N.
Impact During Bench Press Escercise on 27. Brody S, Erb C, Veit R, et al.
Intraocular Pressure in Young Intraocular pressure changes: the
Individuals. IOSR Journal of Dental and influence of psychological stress and the
Medical Science. 2017;16(10):39-41. Valsalva maneuver. Biol Psychol.
1999;51:43–57.
18. AGIS Investigators. The Advanced
Glaucoma Intervention Study (AGIS): 7.
The Relationship Between Control O
Intraocular Pressure And Visual Field
Deterioration. American Journal
Ophthalmology. 2000;130:429–440.
19. McMonnies CW. Glaucoma History and
Risk Factor. Journal of optometry.
2017;10:71-78
20. Qureshi IA, Xi XR, Wu XD, et al. The
Effect Of Physical Fitness On
Intraocular Pressure In Chinese Medical
Students. Zhonghua Yi Xue Za Zhi
(Taipei). 1996;58:317–322.
21. Le A, Mukesh BN, McCarty CA, Taylor
HR. Risk Factors Associated With The
Incidence Of Open-Angle Glaucoma:
The Visual Impairment Project. Invest
Ophthalmol Vis Sci. 2003;44:3783-3789
22. Fulop T, Larbi A, Witkowski JM, et al.
Aging, Frailty and Age-related Diseases.
Biogerontology. 2010;11:547-563.
23. Rudnicka AR, Mt-Isa S, Owen CG,
Cook DG, Ashby D. Variations In
Primary Open-Angle Glaucoma
Prevalence By Age, Gender, And Race:
A Bayesian Meta-Analysis. Invest
Ophthalmol Vis Sci.2006;47:4254-4261.
497