Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
ABSTRACT
rangi biaya kontrak antara perusahaan salah satu implikasinya adalah pada full
dengan stakeholdernya. Alasan pertama disclosure yang berguna dalam mengatasi
yaitu perspektif oportunistik disebut ex- information asymmetry yaitu kondisi bila satu
post yaitu pemilihan metode akuntansi pihak di pasar modal memiliki informasi yang
dilakukan setelah diketahui faktanya. lebih banyak dari pihak lainnya. Dengan
Alasan kedua yaitu perspektif efisiensi pengungkapan informasi yang lebih banyak,
disebut ex-ante karena pemilihan metode diharapkan masalah adverse selection dan
akuntansi dilakukan sebelum faktanya moral hazard dapat dihilangkan sehingga
diketahui. Penelitian dibidang ini meng- operasi pasar modal akan menjadi lebih baik.
gunakan agency theory yang membahas Dalam hipotesis pasar efisien terdapat tiga
tentang paradigma kontrol. bentuk efisiensi, yaitu lemah, semi kuat, dan
Selain dua tahap itu penelitian akuntansi juga kuat. Pada umumnya bentuk semi kuat
ditujukan pada pembuatan dan penggunaan digunakan untuk menjelaskan hubungan infor-
informasi pada tingkat individual yang disebut masi akuntansi dengan pasar modal seperti
penelitian akuntansi keperilakuan (Behavioral yang didefinisikan berikut ini (Scott,1997:68-
Accounting Research). Teori akuntansi 69).
keperilakuan ini menggunakan ilmu perilaku Pasar modal efisien adalah pasar modal di
yang arahnya pada observasi manusia individu mana harga surat berharga yang diper-
atau sekelompok dalam bidang akuntansi. dagangkan setiap waktu secara wajar
Penelitian yang mengkaitkan akuntansi dengan merefleksikan semua informasi yang dike-
sumberdaya manusia dan akuntansi sosial juga tahui publik berkaitan dengan surat ber-
berkembang bersamaan dengan teori akuntansi harga itu.
positif. Dibidang lainnya, teori akuntansi juga Definisi di atas dapat menunjukkan tiga hal
dikembangkan untuk mengevaluasi konse- penting yaitu:
kuensi ekonomi dari diterbitkannya standar
akuntansi keuangan. 1. Harga pasar itu efisien dalam hubungannya
dengan informasi yang diketahui publik,
Sumbangan besar dalam perkembangan sehingga tidak tertutup kemungkinan
teori akuntansi positif terjadi dengan terbitnya adanya informasi dalam perusahaan yang
buku Positive Accounting Theory (PAT) tidak diketahui oleh pasar.
karangan Watts dan Zimmerman (1986).
Berbagai tulisan mengenai teori akuntansi 2. Efisiensi pasar merupakan konsep relatif,
positif juga diterbitkan misalnya oleh Demski yaitu pasar adalah efisien relatif terkait
(1988) yang mengevaluasi PAT, Boland dan dengan sekumpulan informasi yang terse-
Gordon (1992) yang mengkritik PAT, serta dia bagi publik. Dengan demikian, pasar
penulis-penulis lain yang menguji hipotesis tidak selalu sempurna dan selalu menun-
oportunistik dalam PAT. Contoh penulis yang jukkan nilai perusahaan dengan benar.
menguji hipotesis PAT adalah Healy (1985), Harga pasar dapat saja keliru karena
Christie dan Zimmerman (1994), Holthausen adanya informasi dalam perusahaan. Bila
et al (1995), Sweeney (1994) dan masih dipandang dari sudut lain, definisi di atas
banyak penulis lainnya. menunjukkan bahwa setiap timbul infor-
masi publik, pasar akan segera menyesuai-
kan dengan informasi baru itu.
HIPOTESIS PASAR EFISIEN
3. Dalam pasar efisien, informasi merupakan
Perkembangan hipotesis pasar efisien permainan yang wajar, yaitu dalam jangka
mempunyai pengaruh besar terhadap akuntansi panjang harga pasar akan naik atau turun
keuangan. Scott (1997:67) menyatakan bahwa secara random. Dalam kaitannya dengan
490 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober
hal ini pasar akan menyesuaikan harga 1. Harga saham tergantung pada ekspektasi
terhadap ekspektasi kejadian di perusa- investor terhadap tingkat kembalian.
haan secara tidak bias. Perubahan harga 2. Dengan mengembalikannya ke kondisi
pasar akan terjadi karena adanya informasi awal, formula CAPM dapat diubah men-
yang tidak diharapkan sebelumnya. jadi formula model pasar yaitu dengan
Kondisi pasar efisien terjadi karena dua faktor cara memisahkan kembalian saham direa-
(Foster, 1986:301-302) yaitu: lisasi ke dalam komponen diharapkan dan
tidak diharapkan.
1. Adanya kegiatan bersaing di antara pelaku
pasar, masing-masing pelaku akan men- 3. Model pasar menyediakan cara mudah
cari informasi terkait dengan surat untuk mengestimasi beta saham yang
berharga itu. merupakan ukuran penting terhadap risiko
bagi investor.
2. Law of large number, yaitu pelaku pasar
itu jumlahnya banyak, sehingga bila Dalam penelitian mengenai pasar efisien,
masing-masing melakukan kegiatan maka selain model pasar, digunakan juga model
akan terjadi banyak kegiatan. Dalam levels untuk mengukur dampak informasi
keadaan ini, kesalahan satu pihak akan akuntansi dan informasi lainnya terhadap
diimbangi oleh kesalahan pihak lainnya. harga saham. Dalam model levels variabel
independen yang digunakan adalah harga
Dalam bentuk formalnya hubungan antara saham pada saat tertentu. Dua model itu
harga pasar efisien dengan surat berharga, mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
risikonya, dan harapan tingkat pengembalian Literatur akuntansi dan keuangan telah banyak
surat berharga dapat dipelajari melalui CAPM membahas kelebihan dan kekurangan dua
yang ditunjukkan dengan: model itu.
E(Rjt) = Rf (1-j) + jE(RMt) Dari uraian hipotesis pasar efisien dapat
ditarik implikasinya pada pelaporan keuangan.
dimana:
Implikasi pertama adalah perubahan metode
E(Rjt) = Harapan kembalian saham j pada akuntansi tidak akan mempengaruhi pasar
periode t modal selama perubahan metode itu tidak
Rf = Kembalian investasi bebas risiko menimbulkan perubahan arus kas perusahaan.
j = Beta saham j Implikasi kedua adalah full disclosure akan
RMt = Kembalian portofolio pasar pada meningkatkan operasi pasar modal karena
periode t investor akan lebih meningkat keyakinannya
kepada pasar modal. Implikasi ketiga terkait
Formula CAPM di atas dapat disusun kembali
dengan kemampuan investor untuk memahami
menjadi model pasar sebagai berikut:
laporan keuangan. Walaupun terdapat investor
Rjt = j + jRMt + jt yang tidak mampu memahami laporan
keuangan, ia dapat menggunakan jasa para
dimana: ahli, sehingga laporan keuangan tidak perlu
j = Rf (1-j) disusun dalam bentuk yang sangat sederhana.
jt = Kembalian tidak diharapkan atau Implikasi keempat menunjukkan bahwa
abnormal informasi akuntansi bersaing dengan informasi
dari sumber lain, sehingga akuntansi harus
Dua formula di atas berguna untuk menun- dapat menghasilkan informasi yang lebih
jukkan (Scott,1997:73): bernilai dibanding informasi dari sumber lain
(Scott, 1997:75-75).
2000 Zaki Baridwan 491
Penelitian dibidang disclosure dan infor- keagenan dapat mempunyai implikasi terhadap
mation asymmetry telah banyak dilakukan. akuntansi.
Sebagai contoh Harris dan Ohlson (1987) Tulisan Holmstorm (1979) dalam Scott
meneliti mengenai hubungan pengungkapan (1997:251) memandang bahwa usaha agen
akuntansi dengan penilaian asset perusahaan. (sebagai salah satu pihak dalam kontrak) tidak
Hughes (1986) meneliti dampak pengungkap- dapat diketahui oleh principalnya, tetapi
an langsung dalam kondisi adanya asymmetry. hasilnya yang dapat diketahui bersama oleh
Newman and Sansing (1993) meneliti kebi- dua pihak. Agar hasil itu dapat digunakan
jakan pengungkapan untuk berbagai pemakai sebagai dasar kontrak, maka harus dipahami
yang berbeda dan Verrecchia (1983) meneliti oleh kedua pihak. Implikasinya dalam akun-
tentang pengungkapan discretionary dan tansi adalah apakah angka laba bersih
masih banyak lainnya. diketahui oleh kedua pihak itu. Apabila tidak,
Penelitian yang didasarkan pada teori pasar maka hasil lainnya (seperti harga saham) akan
efisien banyak dilakukan untuk membuktikan digunakan sebagai dasar kontrak.
pengaruh informasi akuntansi (information Manajer mempunyai wewenang mengatur
content) terhadap penentuan harga saham di sistem dan standar akuntansi yang digunakan
bursa efek. Banyak peneliti telah melakukan dalam perhitungan laba, sehingga manajer
studi di bidang ini, diawali oleh Ball & Brown lebih memahami angka laba bersih. Dalam
(1968) dan Beaver (1968), dan dilanjutkan keadaan seperti ini, mungkin sekali pemilik
oleh banyak peneliti lainnya seperti Ou dan perusahaan sebagai principal tidak bersedia
Penman (1989), Ou (1990), Livnat dan menggunakan angka laba bersih sebagai dasar
Zarowin (1990) dan masih banyak lainnya. kontrak bonus dengan manajer. Oleh karena
Penelitian tentang information content itu diperlukan kegiatan lain yang dapat
dikembangkan lagi ke dalam bidang earnings meningkatkan pengetahuan pemilik terhadap
response coefficient (ERC) oleh Kormendi dan informasi laba bersih. Dalam akuntansi,
Lipe (1987), Collins dan Kothari (1989), auditing oleh auditor independen diandang
Easton dan Zmijewski (1989), Dhaliwal et al mampu meningkatkan pengetahuan pemilik
(1991), Lev dan Thiagarajan (1993) dan para atas laba akuntansi. Dengan demikian,
peneliti lainnya. Dari banyaknya penelitian kegiatan auditing tidak dapat ditiadakan.
yang didasarkan pada teori pasar efisien dapat
disebutkan bahwa teori pasar efisien Pengukuran akuntansi juga mempengaruhi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap diterimanya angka laba bersih untuk dasar
penelitian-penelitian akuntansi keuangan. kontrak. Principal akan lebih suka melihat
metode pengukuran yang terkait dengan usaha
manajer. Bila digunakan dasar harga perolehan
TEORI KEAGENAN maka angka laba bersih menunjukkan hasil
Teori keagenan dapat dipandang sebagai usaha manajemen. Penggunaan harga pasar
satu versi dari Game Theory yang membuat dalam pengukuran akuntansi, sebaliknya, tidak
model proses kontrak antara dua atau lebih terkait dengan usaha manajemen karena peru-
orang. Scott (1997:233) menyatakan bahwa bahan harga pasar terjadi diluar kemampuan
perusahaan memiliki banyak kontrak, misalnya manajemen. Dengan demikian, dasar kos
kontrak kerja antara perusahaan dengan para historis menurut Teori Keagenan akan lebih
manajernya dan kontrak pinjaman antara disukai dibanding harga pasar untuk digunakan
perusahaan dengan krediturnya. Kedua jenis sebagai dasar kontrak.
kontrak ini sering kali dibuat berdasarkan Selain dasar pengukuran, penggunaan
angka laba bersih. Oleh karena itu, teori informasi lain diluar laba bersih dapat juga
492 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober
dikaitkan dengan usaha manajer, misalnya Selain bidang psikologi, penelitian akun-
harga saham. Kombinasi antara angka laba tansi keperilakuan juga didasarkan pada teori
bersih dan harga saham dapat meningkatkan keputusan statistik yang dikenal dengan
keterkaitannya dengan usaha manajer, sehing- probabilistic judgment atau subjective
ga akan lebih diterima sebagai dasar kontrak. expected utility (SEU). Kedua model di atas
Bila digunakan kombinasi informasi seperti ini termasuk dalam pemodelan keputusan yang
maka tampak bahwa informasi akuntansi menekankan pada hubungan antara keputusan
bersaing dengan informasi lainnya dalam intuitif dan keputusan yang dihasilkan dari
memotivasi manajer. model-model formal (Godfrey et al,
Penelitian dibidang teori keagenan sudah 1997:307).
dilakukan sejak lama. Dalam kaitannya dengan Penelitian dibidang akuntansi keperilakuan
akuntansi, Beberapa peneliti seperti Felthham misalnya oleh Brownell dan Hirst (1986),
and Xie (1994) meneliti kesesuaian ukuran Hopwood (1972), Otley (1978) dan lainnya.
performance dengan hubungan prinsipal dan Pada umumnya, sebagian penelitian perilaku
agen. Jensen dan Meckling (1976) meneliti ini dikaitkan dengan penggunaan anggaran
tentang Theory of the Firm, dan Pourciau untuk penilaian kinerja, kepuasan kerja, kegu-
(1993) meneliti tentang hubungan antara naan sistem informasi dan lainnya.
manajemen laba dengan pergantian eksekutif
perusahaan.
AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA
(SDM)
TEORI KEPERILAKUAN AKUNTANSI
Sejak tahun 1960-an akuntan berusaha
Selain hubungannya dengan pasar modal mengukur nilai sumber daya manusia. Usaha
dan hubungan kontrak, penelitian akuntansi ini ternyata pada tahun 1970-an banyak
juga dilakukan di bidang keperilakuan untuk dipandang tidak menarik lagi sehingga sampai
memahami tindakan pihak-pihak yang terkait saat ini tidak ada perkembangan yang berarti
dengan penyiapan dan penggunaan informasi dalam akuntansi SDM. Pada tahun 1973,
akuntansi. Godfrey et al (1997:305) menya- Committee on Human Resource Accounting
takan definisi penelitian keperilakuan dalam yang dibentuk oleh American Accounting
akuntansi yang disampaikan oleh Hofstedt dan Association (AAA) mendefinisikan akuntansi
Kinard sebagai: “Studi perilaku akuntan atau SDM sebagai:
perilaku non-akuntan yang dipengaruhi oleh “proses mengidentifikasi dan mengukur
fungsi dan laporan akuntansi.” data tentang SDM dan mengkomunikasikan
Penelitian akuntansi keperilakuan didasar- informasi itu pada pihak-pihak yang
kan pada observasi fenomena akuntansi secara berkepentingan.”
sistematik dengan menggunakan variabel un- Definisi lainnya disampaikan oleh Work
tuk pengukuran yang didasarkan pada perta- Institute of America (WIA) pada tahun 1978
nyaan penelitian atau teori. Tekanan dalam (Mathews dan Perera,1996:251) sebagai:
penelitian akuntansi keperilakuan ini adalah
pada orang, individu atau sekelompok. Peneli- “Akuntansi SDM adalah pengembangan
tian dalam bidang akuntansi keperilakuan perspektif teoretis untuk menjelaskan sifat
didasarkan pada teori psikologi, walaupun dan penentu nilai manusia ke dalam
terdapat juga sumbangan dari berbagai bidang organisasi formal; pengembangan metode
ilmu lainnya. Dua orang peneliti yaitu Ashton yang valid dan dapat dipercaya untuk
(1974) dan Libby (1975) menggunakan model mengukur kos dan nilai orang pada
lens yang dikembangkan oleh Brunswik. organisasi; dan merancang sistem
2000 Zaki Baridwan 493
Pourciau, S., “Earnings Management and Wolk, Harry I. And M.G. Tearney. Accounting
Nonroutine Executive Changes,” Journal Theory. A Conceptual and Institutional
of Accounting and Economics (Jan/Apr/ Approach. 4th ed. Cincinnatti, Ohio: South-
July 1993), pp.317-336. Western College Publishing, 1997.
Scott, William R. Financial Accounting Zeff, Stephen A. “The Rise of Economic
Theory. New Jersey: Prentice-Hall,Inc., Consequences.” The Journal of Accoun-
1997. tancy (December 1978), pp.56-63.
Verrecchia, R.E., “Discretionary Disclosure,”
Journal of Accounting and Economics
(December 1983). Pp. 179-194.