PENGADUKAN DAN

MIXING FLUIDA
AGITATION AND
MIXING OF FLUIDS
1
 PERAN MIXING FLUIDA DALAM
PROSES INDUSTRI
RECYCLE OF UNREACTED MATERIAL BY PRODUCTS

WASTES

RAW FEED PRODUCT PRODUCT

MATERIAL PREPARATION REACTION
SEPARATION PURIFICATION
STORAGE

STAGE 1 STAGE 2 STAGE 3 STAGE 4 STAGE 5

PRODUCT
STORAGE

STAGE 6

SALES

2
 POKOK BAHASAN

 PERSPEKTIF AGITATING & MIXING (FLUIDS)

 GEOMETRI STANDAR AGITATED TANK
 KARAKTERISTIK IMPELLER
 KARAKTERISTIK ALIRAN
 SCALE UP/SCALE DOWN
 MIXING TIME
 FLOW NUMBER
 SPECIAL MIXING SYSTEM

3
 PERSPEKTIF MIXING

• What is agitation ? Generally refers to forcing a

fluid by mechanical means to flow in a circulatory or
other pattern inside a vessel.

• What is mixing? We define mixing as the reduction

of inhomogeneity in order to achieve a desired process
result. The inhomogeneity can be one of concentration,
phase, or temperature. Secondary effects, such as mass
transfer, reaction, and product properties are usually
the critical objectives.
4
 APA YANG MERUPAKAN
MIXING PROBLEM?

• Tujuan proses adalah sangat penting untuk pembuatan

suatu produk yang berhasil
• Bila mixing scale-up gagal untuk menghasilkan produk
dengan yield, kualitas, karakteristik fisik yang
diperlukan, maka:
• biaya pembuatan mungkin meningkat sangat signifikan
• yang lebih penting adalah pemasaran produk tertunda
atau bahkan di berhentikan dengan alasan biaya dan
waktu yang diperlukan untuk memperbaiki masalah
pencampuran
5
 HOW MUCH MIXING IS ENOUGH

• Overmixing bisa merusak terhadap hasil atau kualitas

• Masalah serius tersebut tergantung pada proses dan
sensitivitas selektivitas, karakteristik fisik, pemisahan,
dan /atau stabilitas produk terhadap mixing intensity
dan mixing time.
• Non-idealnya efek distribusi waktu tinggal yang
dikombinasikan dengan masalah2 pencampuran lokal
dapat memiliki efek mendalam pada proses kontinyu

6
SCOPE OF MIXING OPERATIONS
Mixing plays a key role in a wide range of industries:
• Fine chemicals & pharmaceuticals
• Agrichemicals & petrochemicals
• Biotechnology
• Polymer processing
• Paints and automotive finishes
• Cosmetics and consumer products
• Food
• Drinking water and wastewater treatment
• Pulp and paper
• Mineral processing

7
PURPOSE FOR AGITATING FLUID

• Blending of two miscible/immiscible liquids

• Dissolving solids in liquids
• Dispersing a gas in a liquid as fine bubbles
• Suspending of fine solid particles in a liquid
• Agitation of the fluid to increase heat
transfer

8
EQUIPMENT for AGITATING FLUIDS

Conventional stirred tank with top-entering agitator 9

EQUIPMENT for AGITATING FLUIDS
Gearbox
Motor

Shaft
Wall
Baffles

Impeller

Conventional stirred tank with top-entering agitator 10

EQUIPMENT for AGITATING FLUIDS

Shaft

Motor Gearbox

Conventional stirred tank with bottom-entering agitator 11

EQUIPMENT for AGITATING FLUIDS

Side-entering agitator for large tank

12
EQUIPMENT for AGITATING FLUIDS

Angular top-entering mixer for small tanks with portable mixers 13

 IMPELLER

• Desain impeller sangat berpengaruh thd

karakteristik pengadukan & energi yg
dibutuhkan
• Tipe impeller tergantung pd sifat fluida :
• Fluida viscous or non-viscous
• Fluida newtonian/non-newtonian
• Single or multiphase
• Tipe impeller berdasarkan aliran fluida yang
dihasilkan :
• Impeller aliran turbulen
• Impeller aliran laminer 14
 JENIS IMPELLER
• Impeller aliran turbulen (N>>):
• Diameter impeller < diameter tangki  for
transport momentum
• Radial impeller : disc turbine, fan turbine, paddle
• Axial impeller : propeller, inclined fan turbine,
hydrofoil
• Tangki dengan baffle
• Impeller aliran laminer (N<<):
• Karena laminar flow tdk mentransfer
momentumdiameter impeller ≈ diameter tangki
supaya dpt mempengaruhi seluruh volume
• Tipe impeller : helical ribbon, anchor, screw
• Tangki tanpa baffle 15
RADIAL IMPELLER

16
 RADIAL IMPELLER

Disk turbine or
Rushton turbine

Curved blade open turbine

17
AXIAL IMPELLER

18
 AXIAL IMPELLER

Propeller Pitched blade fan turbine

Hydrofoil
Inclined fan turbine 19
IMPELLER ALIRAN LAMINER

Helical ribbon
20
IMPELLER ALIRAN LAMINER

Anchor
21
SELEKSI IMPELLER & VISKOSITAS

• Viskositas fluida adalah salah satu faktor penting

dalam seleksi jenis impeller yang digunakan
• Propeller : untuk viskositas < 3 Pa.s (3.103 cP)
• Turbine : untuk viskositas < 100 Pa.s (105 cP)
• Anchor : untuk viskositas > 50-500 Pa.s
• Helical ribbon : untuk viskositas 103 – 2,5.104 Pa.s
• Untuk viskositas fluida > 2,5 Pa.s tidak diperlukan
baffle

22
FLOW PATTERN AXIAL IMPELLER

23
FLOW PATTERN AXIAL IMPELLER

24
FLOW PATTERN RADIAL IMPELLER

25
FLOW PATTERN RADIAL IMPELLER

26
 SIMULASI FLOW PATTERN RADIAL IMPELLER
2.50e+00

2.29e+00

2.08e+00

1.87e+00

1.66e+00

1.46e+00

1.25e+00

1.04e+00

8.35e-01

6.27e-01

4.19e-01
Y
2.12e-01
Z X
4.17e-03 27
 TRAILING VORTEX

Visualisasi Simulasi
28
CENTER VORTEX

29
TYPICAL STANDARD DESIGN TURBINE
Da
0,2   0,5 Turbulen
Dt
D
0,7  a  1,0 Laminer
Dt
W 1 Dd 2
 
Da 5 Da 3
L 1 J 1
 
Da 4 Dt 12
H C 1
1 
Dt Dt 3

30
 DESIGN VARIABLES
• Design variables : power, torsi dan impeller tip
velocity
• Faktor2 yang berpengaruh : geometri & ukuran, sifat2
fisik fluida (viscosity 𝝁, density 𝝆, surface tension 𝝈,
thermal conductivity 𝒌, heat capacity 𝒄𝒑 ), impeller
rotational speed 𝑵  untuk kalkulasi power 𝑷, torsi
𝑻𝒒 dan impeller tip velocity 𝑼𝒕𝒊𝒑
• Power adalah biaya terbesar dalam operasi tangki
berpengaduk: 𝑃 ≅ 𝜌𝑁 3 𝐷𝑎5 (turbulen mixing);
𝑃 ≅ 𝜌𝑁 2 𝐷𝑎3 (laminer mixing)

31
 DESIGN VARIABLES

• Torsi (Tq= P/2πN)

• Torsi menentukan desain shaft impeller dan
gear drive
• Impeller tip velocity : Utip=πND

32
DIMENSIONLESS NUMBERS IN AGITATION

P Mempunyai korelasi dengan NRe pd baffled

Power NP 
N 3 Da
5 system dan konstan bila NRe>104

NDa
2 Rasio inertial force/visous force; aliran laminer
Reynolds N Re  bila NRe≤10, aliran turbulen bila NRe≥104

Q
Pumping NQ  3
Berhubungan dengan pumping capacities
NDa

Berhubungan dengan homogenitas mixing atau

Blending N b  N blending

N 2 Da
3
Berhubungan dengan karakteristik permukaan
Weber NWe  liquid untuk sistem dua fasa


33
DIMENSIONLESS NUMBERS IN AGITATION

N 2 Da
Froude N Fr  Mempunyai korelasi dengan NRe dan NP pd
g unbaffled system dan bila ada partikel padat

hT Berhubungan dengan heat transfer dalam tangki

Nusselt N Nu  berpengaduk
k
C p
Prandtl N Pr  Berhubungan dengan fluid properties untuk
k korelasi heat transfer

Schmidt N Sc  Berhubungan dengan luid properties untuk
DL korelasi mass transfer

k LT Berhubungan dengan mass transfer antara

Sherwood N Sh  solute dan solvent dalam pengadukan
DL

34
 POWER CONSUMPTIONS

• Faktor penting desain agitated tank adl konsumsi daya

utk menggerakkan fluida
• Konsumsi daya P tdk dapat diprediksi secara teoritis 
diprediksi secara empiris
• P adalah fungsi kecepatan impeller (Bilangan Reynolds
impeller=NRe) untuk liquid dan sistem geometri yang
sama.
• Kecep. impeller menentukan jenis aliran dalam tangki :
• NRe < 10  aliran laminer seluruh tanki
• NRe > 104  aliran turbulen seluruh tanki
• 10 < NRe < 104  aliran turbulen sekitar impeller
dan sisanya aliran laminer 35
 POWER CORRELATIONS
(Bates, Fondy & Corpstein: I&EC Proc Des & Dev., vol. 2, no. 4, Oct. 1963)

36
EFEK GEOMETRI TERHADAP POWER NUMBER

• 𝑵𝑷 adalah fungsi kecepatan impeller (𝑵𝑹𝒆 ) untuk

liquid dan sistim geometri “standard design” yang
sama
• 𝑁𝑃 dipengaruhi desain sistim geometri (rasio
geometris) pada turbulent mixing

37
GEOMETRIC RATIOS & POWER NUMBER
(Winardi, S.: Disertation, 1991)

Winardi (1991)

38
 MIXING TIME
FLOW NUMBER
MIXING TIME
FLOW NUMBER
39
 MIXING TIME

• Mixing time (pencampuran dua miscible liquid)

adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu
derajat homogenitas campuran yang spesifik
• Eksperimen dilakukan dengan mengukur waktu sejak
penambahan ‘tracer material’ kedalam tangki berisi
liquida sampai konsentrasi ‘tracer material’ dalam
liquida mencapai derajat homogenitas tertentu

40
MIXING TIME

41
 MIXING TIME CORRELATION

• Mixing time tergantung pada variabel proses dan operasi,

yaitu : densitas, viskositas, kecepatan impeller, gaya
gravitasi dan parameter geometris :
𝑡𝑇 = 𝑓 𝜇, 𝜌, 𝑁, 𝑔, 𝐷𝑎 , 𝐷𝑡 , 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

• Dengan analisa dimensi, mixing time tak berdimensi

didefinisikan :
𝜌𝑁𝐷2 𝑁 2 𝐷 𝐷𝑡
𝑁𝑡𝑇 = 𝑓 , , , 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
𝜇 𝑔 𝐷𝑎
𝑁𝑡𝑇 = 𝑓 𝑁𝑅𝑒 , 𝑁𝐹𝑟 , 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

42
 MIXING TIME CORRELATION
• Untuk sistim geometri yang sama, dengan mengabaikan
bilangan Froude 𝑁𝐹𝑟 diperoleh :

• Untuk impeller disk turbine, flat blade turbine dan pitched

blade turbine diperoleh korelasi :

• dimana 𝑡𝑇 = mixing time; 𝑓𝑇 = mixing factor

• Untuk 𝑁𝑅𝑒 > 1000, karena 𝑓𝑇 konstan maka 𝑡𝑇 𝑁 2/3
konstan
• Untuk impeler yang lain, 𝑡𝑇 𝑁 2/3 diperkirakan konstan
43
MIXING TIME CORRELATION FOR TURBINES

44
 SCALE-UP & MIXING TIME
• Untuk scale-up geometri yang sama dan P/V konstan
pada pencampuran turbulen sistim geometris sama,
diperoleh hubungan :
11 18
tT 1  Da 2 
  
tT 2  Da1 

• Bila mixing time dipertahankan konstan, maka kebutuhan

power per volume :

P2 V2   Da 2 
11 4

  
P1 V1   Da1 
45
 MIXING TIME VISCOUS FLUID
• Mixing time untuk helical-ribbon agitator untuk NRe < 20:

NtT  1,26 agitator pitch/tank diameter = 1,0

NtT  90 agitator pitch/tank diameter = 0,5

• Untuk liquid sangat viskus helical-ribbon memberikan

mixing time lebih kecil dibandingkan turbine pada P/V
sama
• Untuk korelasi mixing time dalam tangki berbaffle dengan
propeller dpt dilihat di Biggs (1963) dan tangki tak
berbaffle di Fox dan Gex (1956)

46
 FLOW NUMBER

• Impeller dalam tangki berpengaduk bekerja

seperti impeller dalam pompa sentrifugal tetapi
tanpa ‘casing’ dan dapat menghasilkan aliran pada
tekanan tertentu
• Laju sirkulasi Q dari sisi ujung impeller adalah laju
aliran yang tegak lurus terhadap sisi ujung
impeller.
• Kecepatan fluida diukur dan digunakan untuk
menghitung laju sirkulasi

47
 FLOW NUMBER

• Untuk tangki berbaffle dikorelasikan dengan bilangan

tak berdimensi ‘flow number’ :

Q
NQ 
NDa3

NQ  0,5 propeller (pitch=diameter)

NQ  0,75 6-blades DT & PBT (W/Da=1/5)

NQ  0,5 6-blades DT (W/Da=1/8)

48
OWARI DESU

49