Professional Documents
Culture Documents
Penelitian Hadis Air Zam Zam
Penelitian Hadis Air Zam Zam
Penelitian Hadis Air Zam Zam
Mu’jam ausot
“Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar; telah menceritakan kepada
kami Al Walid bin Muslim berkata; Abdullah bin Mu`ammal berkata; bahwa ia mendengar
Abu Az Zubair berkata; Aku mendengar Jabir bin Abdullah radliallahu ‘anhu, ia berkata; Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Air Zam-zam (berkhasiat)
sesuai dengan niat (tujuan) diminum (oleh penggunanya)’.”
B. Makna Mufrodat
C. Takhrij Hadis
No.
Sumber Kitab Bab Hadis
Sisa Musnad Musnad Jabir bin
Musnad sahabat yang banyak Abdullah Radliyallahu 14320
Ahmad meriwayatkan hadits ta’ala ‘anhu dan 14466
Kemudian juga dikuatkan dengan hadis no. 2772 dalam Sunan al-Daruquthni, Kitab al-
Hajj, Bab al-Mawaqit dengan redaksi sebagai berikut:
ش ِام ْب ِن َعلِ ٍّىَ س ِن ْب ِن َعلِ ٍّى َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ْبنُ ِه َ َح َّدثَنَا ُع َم ُر ْبنُ ا ْل َح
س ْفيَانُ ْبنُ ُعيَ ْينَ ةَ َع ِنُ ى َح َّدثَنَا ٍ ى َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ْبنُ َحبِي
ُّ ب ا ْل َج ا ُرو ِد ُّ ا ْل َم ْر َو ِز
ص لى هللا- ِ س و ُل هَّللا ُ س قَ ا َل قَ ا َل َر ٍ يح عَنْ ُم َجا ِه ٍد َع ِن ا ْب ِن َعبَّا ٍ ا ْب ِن َأبِى نَ ِج
ُ ش فَاكَ هَّللا
َ َش فِى بِ ِهْ ست َ ْب لَهُ ِإن
ْ َش ِر ْبتَهُ ت ُ « َما ُء َز ْم َز َم لِ َما-عليه وسلم
َ ش ِر
َ ش ِر ْبتَهُ لِقَ ْط ِع
ظ َمِئكَ قَطَ َع هُ َو ِه َى ْ ش بَ ِعكَ َأ
َ ْش بَ َعكَ هَّللا ُ بِ ِه وَِإن ِ ِش ِر ْبتَهُ ل
َ ْوَِإن
.]4[» اعي َل
ِ س َم ُ َه ْز َمةُ ِج ْب ِري َل َو
ْ س ْقيَا هَّللا ِ ِإ
Artinya: “Air zam-zam, (orang dapat memohon sesuatu) untuk setiap air yang
diminumnya, jika kamu meminumnya untuk (maksud) berobat dengannya, maka Allah akan
menyembuhkanmu; jika kamu meminumnya untuk (maksud) membuat kenyang kamu, maka
Allah akan mengenyangkanmu dengannya; jika kamu meminumnya untuk (maksud)
menghilangkan rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkannya, dan ia (air zam-zam)
adalah (berasal dari) pukulan kuat jibril dan sumber air (minum) Allah untuk Isma’il.”
Keshahihan hadis yang diriwayatkan Ibn Majah ini dipersoalkan oleh sebagian ulama
karena sanadnya dinilai dha’if(lemah). Sebagai konsekuensinya hadisnya juga dha’if. Letak
ke-dha’if-annya ada pada ‘Abdullah bin al-Mu’ammal yang dinilai oleh beberapa kritikus
rijal al-hadis (periwayat hadis) lemah. Sementara beberapa ulama lainnya menilainya tsiqah.
Dengan melihat adanya perbedaan penilaian dari ulama kritikus periwayatan hadis, kita
dapat menentukan salah satu kaidah dalam al–jarh wa al–ta’dil yang sesuai. Dalam kaidah
disebutkan bahwa Idza ta’aradha al–jarih wa al–mu’addilfa al–
hukmu lim mu’addil illa idza tsubita al–jarh (apabila terjadi pertentangan anatara kritikus
yang menilai jelek dan kritikus yang menilai baik, maka yang diambil adalah yang menilai
baik, kecuali kejelekannya tersebut disertai bukti). Oleh sebab itu, riwayat ‘Abdullah bin al-
Mu’ammal dapat diterima, meskipun hadisnya lemah, karena kelemahannya tidak mencapai
tingkat parah. Bahkan hadis tentang air zam-zam ini didukung oleh riwayat lain yang lebih
kuat, yakni riwayat Imam al-Daruquthni melalui jalur sahabat Ibn ‘Abbas dengan redaksi
kalimat seperti di atas.
Dengan demikian hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dapat meningkat derajatnya
dari dha’if menjadi hasan lighairih, karena hadis ini didukung oleh hadis riwayat Imam al-
Daruquthni melalui jalur sahabat Ibn ‘Abbas. Hal ini berarti hadis Ibn Majah dapat digunakan
untuk sumber ajaran Islam sebagai dalil (hujjah) dan dapat diamalkan (ma’mul bih) dalam
kehidupan keseharian.[5]
Ulasan Hadis
Sumur zam-zam merupakan sumur yang dieksploitasi malaikat Jibril atas perintah
Allah SWT sejak tahun 1910 SM atau 2572 tahun sebelum kelahiran Nabi SAW. sejarah
munculnya diawali dengan kisah Nabi Ismail as yang masih balita dan ibunya, Hajar diajak
oleh Nabi Ibrahim as ke sebuah lembah tandus, kering, dan gersang di sekitar Baitullah.
Ketika Hajar gelisah dan terperanjat dengan keadaan yang sangat menyedihkan dengan
ketiadaan air, tumbuhan dan penduduk, ia bertanya kepada suaminya: “Kepada siapakan,
kami ditinggalkan di tempat seperti ini? “Kepada Allah swt,” jawab Nabi Ibrahim. “Kami
rela dan pasrah dengan Allah”, sahut Hajar. Kemudian Nabi Ibrahim meyakinkan istrinya
bahwa apa yang dilakukannya adalah atas peritah Allah swt. Akhirnya, keduanya
ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim dan melakukan perjalanan ke dekat Baitullah. Sesampainya
di Baitullah, ia berdoa kepada Allah untuk keselamatan, kecukupan rezeki, dan perlindungan
terhadap keduannya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan
shalat, maka jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah
mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”.[6]
Setelah beberapa lama ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim, Hajar merasakan anaknya,
Isma’il mengalami kehausan yang demikian parah, lalu keduanya lari mondar-mandir antara
Shafa dan Marwa mencari sumber air, sampai pada akhirnya muncul keajaiban sumur zam-
zam dalam sejarah dari hasil tendangan atau injakan kaki Nabi Isma’il yang pada saat itu
masih dalam keadaan bayi. Injakan inilah yang menghantarkan adanya kekuatan bantuan
Jibril atas perintah Allah, sehingga mengalir air dari sumur yang kemudian dikenal dengan
sumur zam-zam.[7]
Munculnya sumur ini di tengah bebatuan padang pasir yang senantiasa berubah-ubah
dan tidak stabil, dengan kepadatan batu yang sudah sangat mengkristal, tidak bercelah dan
berlubang sama sekali, bahkan umumnya tidak tertembus dan terembesi air merupakan suatu
hal yang sangat menakjubkan dan membetot pandangan. Lebih menakjubkan dan
mencengangkan lagi, ternyata sumur itu terus memancarkan fresh pure water (al-ma’ al-
zulal)dalam jangka 4000 tahun[8], kendati telah tertimbun tanah dan digali berkali-kali
sepanjang masa ini. Rata-rata pencaran sumur sam-sam setiap hari mencapai 11 sampai 18,5
liter perdetik.
Sumur itu benar-benar sumur yang berkah. Sumbernya muncul dengan penuh
kemukjizatan sebagai anugerah bagi Nabi Ibrahim AS, istrinya, dan anaknya Nabi Ismail AS.
Sumber air zam-zam yang memancar ke sumur zam-zam baru diketahui setelah penggalian
terowongan di sekitar Mekah al-Mukarramah. Para pekerja memperhatikan pencaran air yang
begitu deras di dalam terowongan tersebut dari belahan-belahan kapiler sangat kecil yang
membentang sampai jarak yang sangat luar biasa jauhnya dari Mekah al-Mukarramah, dan
seluruh kawasan di sekitarnya.
Hal ini mempertegas sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa sumur zam-zam
muncul dari galian dahsyat yang dideskripsikan Rasulullah SAW sebagai Hazmah Jibril AS
dan suqyah Allah SWT untuk Ismail AS.
Sebab hazmah menurut arti bahasa berarti galian yang dahsyat.
Bertolak dari kemuliaan tempat dan kedalaman keimanan orang-orang yang dimuliakan
di dalamnya, muncullah kekeramatan dan khasiat ampuh air zam-zam yang dideskripsikan
Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya: Air zam-zam tergantung maksud diminumnya.
Dalam sabda lain, beliau juga menyatakan: Sebaik-baik air yang terdapat di muka bumi
adalah air zam-zam yang di dalamnya terdapat makanan yang lezat dan obat penyembuh
untuk berbagai macam penyakit.
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah RA. bahwasanya ia selalu membawa air
zam-zam setiap kali berziarah ke Mekah al-Mukarramah. Rasulllah SAW sendiri juga suka
membawanya untuk diminumkan pada orang-orang yang sakit dan dibasuhkan pada bagian-
bagian tubuh yang sakit, sehingga mereka sembuh dari sakit dan bagian tubuh mereka pun
pulih kembali dengan izin dan kehendak Allah SWT.
Hingga zaman kita sekarang ini, sudah banyak tercatat mukjizat kesembuhan sejumlah
besar orang dari berbagai macam penyakit yang sulit disembuhkan dengan membiasakan diri
mengonsumsi air zam-zam.[9]
Berbagai penelitian ilmiah yang dilakukan untuk menguji air zam-zam membuktikan
air zam-zam memiliki keunikan dalam sifat alaminya dan kimiawinya. Air zam-zam adalah
air karbonasi yang tajam dan kaya akan unsur-unsur dan komposisi kimia bermanfaat yang
mencapai sekitar 2.000 miligram per liternya. Bandingkan dengan presentase garam air
sumur bor Mekah al-Mukarramah dan oase-oase di sekitarnya yang hanya mencapai 260
miligram per liternya. Hal ini mengisyaratkan jauhnya sumber mata air zam-zam dari
sumber-sumber air lain yang berada di sekitar Mekah al-Mukarramah. Di samping
mengisyaratkan keunikannya dibanding air zam-zam lain dari segi kandungan zat kimia dan
sifat alaminya.[10]
Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam air zam-zam dapat dibagi menjadi ion-ion
(bagian terkecil yang berisi muatan listrik) positif yang terdiri atas ion sodium (sekitar 250
miligram per liternya), ion kalsium (sekitar 200 miligram per liternya), potasium (unsur kimia
halus dan berwarna putih – sekitar 120 miligram per liternya), dan magnesium (logam
berwarna perak yang bercahaya kalau dibakar – sekitar 50 miligram per liternya). Selain itu
juga terdapat ion-ion negatif yang terdiri atas ion sulfat (garam asam belerang – sekitar 372
miligram per liternya), bikarbonat (sekitar 366 miligram per liternya), netrat (garam asam
sendawa – sekitar 273 miligram per liternya), fosfat (sekitar 25,0 miligram per liternya) dan
ammonia (sekitar 6 miligram per liternya).
Setiap komposisi dari sekian banyak komposisi kimia ini masing-masing mempunyai
peran yang sangat penting dalam meningkatkan vitalitas sel-sel tubuh manusia dan mengganti
kekurangan komposisi kimia di dalam sel-sel tersebut. Dan sudah terbukti bahwa ada
keterkaitan yang erat antara kekurangan komposisi kimia tubuh manusia dengan berbagai
macam penyakit.
Sudah diketahui pula bahwa air mineral yang layak maupun tidak layak diminum telah
digunakan untuk terapi pengobatan dari berbagai macam penyakit sejak berabad-abad yang
lalu. Air mineral yang layak diminum telah membuktikan perannya dalam penyembuhan
sejumlah penyakit, misalnya keasaman perut, kesulitan percernaan dan berbagai penyakit
pembuluh darah koroner (angina pectoris – nyeri dada yang mencekam dan pembekuan atau
penggumpalan pada pembuluh darah), dan lain-lain. Sedangkan air mineral yang tidak layak
diminum tetap bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, reumatik,
radang otot dan urat, dan lain-lain. Secara umum, peran air mineral tersebut adalah untuk
meningkatkan kelancaran peredaran darah atau berperan sebagai pengganti kerusakan
berbagai unsur di dalam tubuh pasien pengidap penyakit.[12]
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan demikian, air zam-zam yang secara sains mengandung unsur/zat yang sangat
bermanfaat memiliki kaitan yang sangat erat dengan penyembuhan penyakit. Oleh karena itu,
pengertian dari kalimat lima syuriba lah dalam hadis tersebut lebih tepat dimaknai dengan
ikhtiar medis, baik sebagai tindakan preventif maupun terapis.
Jadi, hadis tentang air zam-zam tidak bertentangan dengan sains, justru memiliki kaitan
yang sangat erat dengan sains. Hadis tersebut menginformasikan kelebihan air zam-zam yang
dapat dikonsumsi untuk kepentingan kesehatan, karena kadar kandungan zat dalam air
tersebut melebihi air mineral yang paling bagus sekalipun, di samping untuk tujuan
peningkatan keimanan dengan merasakan, menyelami, dan menghayati tanda kebesaran
ciptaan Allah swt, sehingga memiliki kesadaran spiritual dalam setiap langkah dalam
kehidupan di dunia. [13]
[1] Software Maktabah Syamilah, (Sunan Ibnu Majah, Kitab Manasik, Bab Meminum
Air Zam-zam, No. 3053)
[5] H. Nizar Ali, Hadis Versus Sains: Memahami Hadis-hadis Musykil, hlm. 38-39.
[7] H. Nizar Ali, Hadis Versus Sains: Memahami Hadis-hadis Musykil, hlm. 39-40.
[8] H. Nizar Ali, Hadis Versus Sains: Memahami Hadis-hadis Musykil, hlm. 41.
[11] H. Nizar Ali, Hadis Versus Sains: Memahami Hadis-hadis Musykil, hlm. 42.
[13] H. Nizar Ali, Hadis Versus Sains: Memahami Hadis-hadis Musykil, hlm. 43-44.