6811 16925 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

ANALISIS KUNJUNGAN LANSIA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS PINTU LANGIT PADANGSIDIMPUAN

Betti Agustina Nasution1, Namora Lumongga Lubis2, Tengku Moriza3


1,3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Email : ty.elsecret@gmail.com1, namoralubis041072@gmail.com2,
tengkumoriza55@gmail.com3

ABSTRACT

Overcoming a variety of health problems for the elderly, the government has made
various health care policies for elderly people, one of them is the Posyandu for the elderly.
The purpose of this study was to analyze qualitatively the affect of elderly visitations in
Posyandu activities. This type of research is qualitative research. Research method was
conducted. Research informants were 10 people. Qualitative data analysis with stages of data
reduction, data display, and conclusion or verification. The results showed that members of
the elderly Posyandu in the last 2-3 years, but all were not routine or were not active. The
reason is not routine because they where lazy, while working in a garden / field,
unremembered the schedule of the elderly Posyandu. Many elderly people do not know about
the elderly Posyandu related to the benefits and objectives. The attitude of ordinary elderly
people has an impact on enthusiasm or interest in the Posyandu is low. The distance between
the house and the elderly Posyandu is not too far away but there are also those who need
transportation equipment to reach it. Some elderly people get support from their families
(children / grandchildren) by telling the elderly Posyandu schedules, delivering them to the
elderly Posyandu, but there are also those who do not get support.

Keywords: Analysis, Elderly, Visitations, Posyandu, Primary Health Care

PENDAHULUAN semua masyarakat harus mendapatkan


Undang-undang Nomor 36 tahun pelayanan kesehatan termasuk lansia
2009 tentang Kesehatan menyebutkan (Kemenkes RI, 2009). Menurut Undang-
bahwa upaya untuk meningkatkan dan Undang Republik Indonesia Nomor 13
memelihara kesehatan masyarakat tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
termasuk lanjut usia dilaksanakan Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia
berdasarkan prinsip non diskriminatif, (lansia) adalah seseorang yang telah
partisipatif dan berkelanjutan. Setiap upaya mencapai usia 60 tahun ke atas
untuk meningkatkan derajat kesehatan (Pemerintah RI, 1998).
masyarakat merupakan investasi bagi Secara global populasi lansia
pembangunan negara. Prinsip non diprediksi terus mengalami peningkatan.
diskriminatif mengandung makna bahwa Menurut badan kesehatan dunia World

Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 111


Health Organization (WHO), proyeksi lebih lama 3,4 tahun, dibandingkan
pertambahan persentase penduduk lansia sepuluh tahun lalu tahun 2006 (Kemenkes
(>60 tahun) di dunia dari tahun 2013-2050 RI, 2017). Tahun 2017, angka harapan
sebesar 13,4%, sedangkan pada tahun 2100 hidup di Indonesia yaitu 71,1 tahun
diperkirakan pertambahan penduduk dunia (Novianty, 2018). Angka harapan hidup
sebesar 35,1% (Kemenkes RI, 2014). tertinggi di provinsi Daerah Istimewa
World Health Statistics menunjukkan Yogyakarta yaitu 74,71 tahun. Sementara
bahwa angka Usia Harapan Hidup (UHH) angka harapan hidup terendah ada di
yang kontras di 12 negara maju (Eropa, Provinsi Sulawesi Barat yaitu 64,31 tahun
Amerika) yang memiliki usia harapan (Sulaiman, 2018).
hidup hingga 82 tahun atau lebih, Data Dinas Kesehatan Provinsi
dibandingkan dengan orang-orang di 22 Sumatera Utara tahun 2016 menunjukkan
negara berkembang yang meninggal bahwa jumlah penduduk seluruhnya
sebelum mereka mencapai usia 60 tahun. 13.215.401 jiwa sedangkan jumlah
Swiss, Islandia, Australia, Swedia, dan penduduk lansia (usia 45 tahun ke atas)
Israel adalah lima negara dengan harapan sebanyak 1.839.670 jiwa (6,2%). Jumlah
hidup tertinggi pada kelahiran, sementara lansia yang dibina sebesar 24.659 atau
Chad, Pantai Gading, Republik Afrika 13,9% dari seluruh populasi lansia. Begitu
Tengah, Angola, dan Sierra Leone masuk juga dengan kegiatan pelayanan kesehatan
peringkat terendah (WHO, 2013). lansia di puskesmas yang mencakup
Berdasarkan data proyeksi penduduk, pengobatan, pemeriksaan kesehatan,
diperkirakan pada tahun 2017, terdapat penyuluhan konseling, arisan atau
23,66 juta jiwa penduduk lansia di pengajian dan kunjungan rumah atau home
Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah care hanya sebesar 19,5% (80 dari 409
penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), puskesmas) dan 400 Posyandu lansia yang
tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 sudah terbentuk atau sekitar 23,2%
juta), dan tahun 2035 (48,19 juta). Usia sementara target yang harus dicapai
Harapan Hidup (UHH) seorang pria sebesar 2120 Posyandu lansia (Dinkes
Indonesia yang lahir di tahun 2016 Provsu, 2016).
memiliki kesempatan untuk hidup hingga Data Dinas Kesehatan Kota
ia berusia 69,8 tahun, lebih lama 2,4 tahun Padangsidimpuan tahun 2016
dibandingkan pada satu dekade lalu. menunjukkan bahwa jumlah lansia di Kota
Sedangkan seorang wanita memiliki usia Padangsidimpuan pada tahun 2016
harapan hidup 73,6 tahun, yang berarti sebanyak 109.061 orang terdiri dari laki-
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 112
laki sebanyak 51.602 orang dan 57.549 terpantau secara optimal. Lansia yang tidak
orang. Lansia yang mendapatkan aktif berkunjung ke Posyandu lansia, maka
pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan kondisi kesehatan mereka tidak dapat
sebanyak 63.384 orang (58,12%) (Dinkes terpantau dengan baik sehingga apabila
Kota Padangsidimpuan, 2017). mereka mengalami suatu risiko penyakit
Berdasarkan data BPS Provinsi Sumatera akibat penurunan kondisi tubuh dan proses
Utara tahun 2017, dapat diketahui bahwa penuaan dikhawatirkan dapat berakibat
angka harapan hidup di Kota fatal dan mengancam jiwa mereka. Untuk
Padangsidimpuan yaitu 68,41 tahun (BPS itu setiap lansia harus memanfaatkan
Provsu, 2018). Posyandu lansia sebagai sarana untuk
Mengatasi berbagai masalah meningkatkan derajat kesehatan lansia
kesehatan pada lansia, pemerintah telah (Kemenkes RI, 2013a).
merumuskan berbagai kebijakan pelayanan Kecamatan Padangsidimpuan
kesehatan usia lanjut ditujukan untuk Angkola Julu merupakan salah satu
meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai kecamatan yang ada di Kota
wujud nyata pelayanan sosial dan Padangsidimpuan, memiliki satu
kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, puskesmas induk yaitu Puskesmas Pintu
pemerintah telah mencanangkan pelayanan Langit. Jumlah penduduk lansia yang ada
pada lansia melalui beberapa jenjang. di wilayah kerja puskesmas Pintu Langit
Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat tahun 2017 sebanyak 474 jiwa terdiri dari
adalah Posyandu lansia (Notoatmodjo, perempuan sebanyak 275 jiwa lebih
2015). banyak dibandingkan dengan jumlah laki-
Kegiatan Posyandu lansia yang laki sebanyak 199 orang. Jumlah lansia
berjalan baik akan memberikan lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan
kemudahan pelayanan kesehatan dasar, sebanyak 259 orang (54,6%) (BPS
sehingga kualitas hidup masyarakat usia Padangsidimpuan, 2017).
lanjut tetap terjaga dengan baik dan Jumlah desa yang ada di wilayah
optimal. Berbagai kegiatan dan program kerja Puskesmas Pintu Langit sebanyak 8
Posyandu tersebut sangat baik dan banyak desa yaitu Desa Simatohir, Rimba Soping,
memberikan manfaat bagi orang tua di Mompang, Batu Layan, Joring Lombang,
wilayahnya. Seharusnya para lansia Joring Natobang, Simasom, dan Desa Pintu
berupaya memanfaatkan adanya Posyandu Langit Jae. Pada tahun 2010 terbentuk 8
lansia tersebut sebaik mungkin, agar Posyandu tetapi yang aktif 5 Posyandu dan
kesehatan para lansia dapat terpelihara dan 3 Posyandu tidak aktif. Berdasarkan data
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 113
Posyandu lansia bahwa jumlah lansia yang badan pegal-pegal, tetapi tidak ada
terdaftar di Posyandu lansia seluruhnya pembagian makanan tambahan atau
sebanyak 387 lansia sedangkan rutin pemberian obat-obat seperti susu kalsium.
berkunjung dan aktif mengikuti kegiatan Hasil pemeriksaan terhadap lansia, bahwa
Posyandu lansia sebanyak 184 lansia penyakit yang paling sering diderita oleh
(47,5%).Data bulan Januari 2018 – Maret lansia yaitu hipertensi, penyakit tulang
2018 jumlah lansia yang mengikuti (reumatik), dan diabetes melitus. Menurut
Posyandu lansia mengalami penurunan petugas Puskesmas Pintu Langit bahwa,
dengan rata-rata kunjungan per bulan kegiatan rutin yang dilakukan pada
sebanyak 65 setiap bulan (Puskesmas Pintu kegiatan Posyandu lansia yaitu
Langit, 2018). Hal ini membuktikan bahwa pemeriksaan kolesterol, pemeriksaan asam
pemanfaatan pelayanan kesehatan di urat, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan
Posyandu lansia masih sangat jauh dari tekanan darah, penimbangan berat badan,
target yang diharapkan Kementerian dan senam lansia.
Kesehatan RI yaitu 70% (Kemenkes RI, Survei awal yang penulis lakukan
2013b). dengan mewawancarai 10 orang lansia
Posyandu lansia di wilayah kerja yang telah terdaftar sebagai anggota
Puskesmas Pintu Langit terbentuk pada Posyandu lansia di wilayah kerja
tahun 2010 dengan jadwal kegiatan sekali Puskesmas Pintu Langit Kecamatan
dalam sebulan, dengan jumlah kader di Padangsidimpuan Angkola Julu Kota
masing-masing Posyandu sebanyak 2 Padangsidimpuan dengan menanyakan
orang. Posyandu lansia yang tidak aktif keaktifan mereka melakukan kunjungan
saat ini adalah Posyandu lansia yang pemeriksaan kesehatan ke Posyandu lansia
berada di Desa Batu Layan dan Desa dalam satu tahun terakhir. Sebanyak 4
Joring Lombang. Menurut tenaga orang mengatakan aktif mengikuti kegiatan
kesehatan di Puskesmas Pintu Langit lansia dengan melakukan kunjungan
bahwa lansia sulit untuk dikoordinasikan, minimal 8 kali dalam satu tahun,
Posyandu lansia hanya aktif selama 6 sedangkan 6 orang mengatakan tidak aktif
bulan saja dan bulan-bulan selanjutnya melakukan pemeriksaan kesehatan ke
tidak ada lagi lansia yang datang ke Posyandu lansia.
Posyandu dengan alasan tidak ada yang Ketika peneliti menanyakan
antar ke Posyandu lansia, bosan dengan pengetahuan mereka tentang tujuan dan
pemeriksaan tekanan darah, pengobatan manfaat Posyandu lansia, sebanyak 7
hanya sederhana seperti kepala pusing, orang tidak dapat menjawab dengan benar.
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 114
Sebanyak 9 orang lansia memiliki sikap interview yang direkam menggunakan alat
yang negatif tentang kegiatan Posyandu perekam dimana dalam pelaksanaannya
lansia karena menurutnya kegiatan lebih bebas dibandingkan dengan
Posyandu lansia tidak sesuai dengan apa wawancara terstruktur (Sugiyono, 2014).
yang mereka inginkan (seperti tidak Penelitian ini dilakukan di wilayah
adanya pemberian makanan tambahan dan kerja Puskesmas Pintu Langit Kecamatan
susu). Motivasi mereka juga untuk Padangsidimpuan Angkola Julu Kota
melakukan kunjungan pemeriksaan Padangsidmpuan dan penelitian ini
kesehatan ke Posyandu lansia juga rendah dilakukan pada bulan Januari 2019 sampai
sehingga belum mampu membuat lansia dengan bulan Nopember 2019.
untuk berkunjung melakukan pemeriksaan Pengambilan data dilakukan bulan April
kesehatan di Posyandu lansia. 2019.
Berdasarkan latar belakang diatas, Informan dalam penelitian ini yang
maka rumusan masalah penelitian ini memiliki kriteria antara lain : seluruh
adalah bagaimana Analisis Kualitatif yang lansia yang ada di wilayah Puskesmas
Memengaruhi Kunjungan Lansia dalam Pintu Langit Kota Padangsidimpuan dan
kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja bersedia menjadi informan, serta pihak-
Puskesmas Pintu Langit Kecamatan pihak yang berkaitan dengan penelitian ini
Padangsidimpuan Angkola Julu Kota sebanyak 10 orang. Informan penelitian ini
Padangsidimpuan Tahun 2019. Tujuan yaitu partisipan utama sebanyak 3 orang
penelitian ini yaitu untuk menganalisis lansia. Informan triangulasi adalah 7 orang
kunjungan lansia dalam kegiatan Posyandu yaitu 3 orang anggota keluarga, 1 orang
di wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit kader Posyandu lansia, 1 orang pemegang
Kecamatan Padangsidimpuan Angkola program lansia, dan 1 orang Kepala
Julu Kota Padangsidimpuan tahun 2019. Puskesmas Pintu Langit Kota
METODE PENELITIAN Padangsidimpuan, dan 1 orang tokoh
Jenis penelitian ini adalah penelitian masyarakat (Kepala Desa).
deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian Analisis data yang digunakan dalam
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk penelitian ini adalah dengan deskriptif
membuat gambaran atau deskripsi tentang kualitatif. Analisis data kualitatif menurut
suatu keadaan secara objektif (Bungin, Bogdan dan Bilken dalam Moleong
2014). Dengan metode wawancara semi merupakan upaya yang dilakukan dengan
terstruktur yaitu jenis wawancara yang jalan bekerja dengan data, memilah-
sudah termasuk dalam kategori in-depth milahnya menjadi satuan yang dapat
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 115
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan tentang Posyandu lansia dan manfaatnya
menentukan pola, menemukan apa yang untuk kesehatan hanya sekedar tahu saja
penting dan apa yang dipelajari, dan yang mengindikasikan bahwa pengetahuan
memutuskan apa yang dapat diceritakan lansia di wilayah kerja Puskesmas Pintu
kepada orang lain (Moleong, 2015). Pada Langit Kecamatan Padangsidimpuan
penelitian ini data yang diperoleh di Angkola Julu masih kurang. Pengetahuan
lapangan dianalisis menggunakan model yang kurang akan menyebabkan
Miles dan Huberman. Pada model analisis pemahaman tentang pentingnya melakukan
data ini meliputi pengolahan data dengan pemeriksaan kesehatan dengan melakukan
tahapan data reduction, data display, dan kunjungan secara rutin ke Posyandu lansia
conclusion or verification (Moleong, juga kurang.
2015). Berdasarkan hasil penelitian
HASIL menunjukkan bahwa sikap lansia terhadap
Berdasarkan hasil penelitian kegiatan Posyandu lansia lebih banyak
menunjukkan bahwa seluruh lansia yang yang menyatakan biasa saja. Hal tersebut
diwawancarai mengatakan tidak rutin atau mencerminkan bahwa pelaksanaan
jarang melakukan kunjungan setiap ada Posyandu lansia di wilayah kerja
kegiatan lansia di Posyandu lansia yang Puskesmas Pintu Langit Kecamatan
ada di wilayah kerja Puskesmas Pintu Padangsidimpuan Angkola Julu belum
Langit Kecamatan Padangsidimpuan dapat memuaskan lansia. Sikap tersebut
Angkola Julu. Tidak datangnya lansia ke muncul diduga karena memang pelayanan
Posyandu lansia pada setiap kegiatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di
Posyandu lansia setiap bulannya rata-rata Puskesmas Pintu Langit Kecamatan
disebabkan karena malas datang. Padangsidimpuan Angkola Julu belum
Berdasarkan hasil penelitian ini maksimal kepada lansia, sehingga
menunjukkan bahwa banyak yang membuat lansia kurang termotivasi untuk
menjawab bahwa Posyandu lansia itu melakukan kunjungan ke Posyandu lansia.
adalah tempat pemeriksaan tekanan darah, Pelayanan yang paling sering dilakukan
tempat mendapatkan pengobatan, bahkan hanya berkaitan dengan pemeriksaan
ada lansia yang menjawab salah bahwa tekanan darah, atau pemberian obat,
menurutnya Posyandu lansia itu adalah sedangkan pemeriksaan kadar gula darah
tempat menimbang anak-anak dan dan pemeriksaan asam urat juga jarang
memberikan imunisasi. Hal tersebut dilakukan. Demikian juga pemberian
menunjukkan bahwa pemahaman mereka makanan tambahan juga tidak setiap bulan
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 116
ada pemberian makanan tambahan tersebut sedikit yaitu 108 orang (29,7%)
sehingga menimbulkan sikap yang negatif (Aryantiningsih, 2014).
dan membuat mereka malas untuk Menurut Lawrence Green, peran
melakukan kunjungan ke Posyandu lansia. petugas kesehatan seperti peran kader
Berdasarkan hasil penelitian merupakan penguat (reinforcing) yang
menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa mendorong atau memperkuat terjadinya
pemeriksaan kesehatan setiap bulan ke perilaku. Menurut teori Green mengatakan
Posyandu lansia di wilayah kerja peran kader merupakan salah satu faktor
Puskesmas Pintu Langit Kecamatan pendukung yang berperan dalam perilaku
Padangsidimpuan Angkola Julu bukan kesehatan karena merupakan faktor
merupakan kebutuhan bagi lansia. Ada penyerta perilaku yang memberi ganjaran
lansia yang datang ke puskesmas jika sakit, dan berperan bagi penetapan perilaku
karena mungkin pada saat ia sakit tidak ada (Notoatmodjo, 2014).
kegiatan Posyandu lansia. Ada juga lansia Berdasarkan jawaban informan
yang mengatakan bahwa Posyandu lansia (kader Posyandu lansia dan pemegang
hanya dilakukan pemeriksaan tekanan program lansia di Puskesmas Pintu Langit
darah sehingga tidak menjadi kebutuhan Kecamatan Padangsidimpuan Angkola
baginya untuk datang ke Posyandu lansia. Julu) bahwa peran mereka mengajak lansia
Lansia merasa bahwa jika tidak sakit maka untuk datang ke Posyandu dengan
tidak perlu datang ke Posyandu lansia. memberitahukan jadwal kegiatan lansia
Tetapi ada satu orang lansia yang melalui mesjid atau melalui kepala desa di
mengatakan bahwa walaupun tidak sedang setiap desa yang ada di wilayah kerja
sakit ia juga datang ke Posyandu lansia Puskesmas Pintu Langit Kecamatan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Padangsidimpuan Angkola Julu. Saat
PEMBAHASAN kegiatan Posyandu lansia diadakan, kader
Penelitian yang dilakukan oleh membantu tenaga kesehatan untuk
Aryantiningsih di wilayah kerja Puskesmas menyiapkan peralatan yang digunakan
di Kota Pekanbaru tahun 2014 pada kegiatan Posyandu lansia.
mendapatkan hasil bahwa proporsi lansia Program lansia di wilayah kerja
yang tidak memanfaatkan Posyandu Lansia Puskesmas Pintu Langit Kecamatan
lebih banyak yaitu 256 orang (70,3%), Padangsidimpuan Angkola Julu seperti
sedangkan lansia yang memanfaatkan melakukan pemeriksaan tekanan darah,
Posyandu lansia lebih rendah atau lebih pemeriksaan kadar gula darah, pemberian
makanan tambahan, senam lansia. Sedikit
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 117
berbeda dengan pelayanan lansia Kecamatan Padangsidimpuan Angkola
berdasarkan data dari badan pusat statistik Julu dikhawatirkan akan berdampak
Provinsi Sumatera Utara bahwa kegiatan terhadap status kesehatan lansia itu sendiri,
pelayanan kesehatan lansia di puskesmas dimana lansia tidak menyadari sedang
mencakup pengobatan, pemeriksaan mengalami penyakit tertentu jika tidak
kesehatan, penyuluhan konseling, arisan dilakukan pemeriksaan kesehatan seperti
atau pengajian dan kunjungan rumah atau pemeriksaan tekanan darah yang dapat
home care (BPS Provsu, 2018). mencegah secara dini terjadinya hipertensi
Berbagai alasan yang dikemukakan jika dilakukan pemeriksaan darah dan
lansia dan juga keluarga lansia mengapa segera dapat dilakukan upaya
mereka tidak datang ke Posyandu lansia. pencegahannya.
Berdasarkan jawaban dari lansia yang Penelitian yang dilakukan oleh
diwawancarai menunjukkan bahwa alasan Maryati di Posyandu Dahlia 2 Dusun
mereka tidak rutin datang ke Posyandu Ngabar Desa Sumberteguh Kecamatan
lansia di wilayah kerja Puskesmas Pintu Kudu Kabupaten Jombang Tahun 2013
Langit Kecamatan Padangsidimpuan diketahui bahwa sebagian besar (56,60%)
Angkola Julu disebabkan oleh karena pengetahuan lansia tentang Posyandu
malas, ada juga yang sedang bekerja di lansia memiliki pengetahuan kurang
ladang (kebun) mereka, selain itu ada juga (Maryati, Fatoni, & Hexawan, 2013).
yang tidak tahu jadwal kegiatan Posyandu Penelitian yang dilakukan Arfan di
sehingga mereka tidak datang pada saat Posyandu Lansia di Kecamatan Pontianak
ada kegiatan Posyandu. Hal tersebut Timur pada bulan November sampai
diperkuat oleh jawaban dari anggota bulan Desember tahun 2016 mendapatkan
keluarga lansia yang mengatakan bahwa hasil bahwa salah satu faktor yang
lansia tidak ingat jadwal Posyandu lansia berhubungan dengan frekuensi
walaupun menurut kader dan pemegang (keteraturan) kunjungan lansia ke
program lansia Puskesmas Pintu Langit Posyandu lansia adalah pengetahuan
Kecamatan Padangsidimpuan Angkola (Arfan & Sunarti, 2018).
Julu bahwa mereka telah mengumumkan Pengetahuan merupakan faktor yang
kegiatan tersebut melalui mesjid ataupun penting untuk terbentuknya tindakan
dari kepala desa setempat. seseorang. Suatu perilaku yang didasari
Kunjungan atau pemanfaatan oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap
Posyandu lansia yang rendah oleh lansia positif, maka perilaku tersebut akan
di wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 118
bila perilaku tersebut tidak didasari oleh Penelitian yang dilakukan oleh
pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku Lestari di Desa Tamantirto Kecamatan
tersebut bersifat sementara atau tidak akan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta
berlangsung lama. sebagian besar tahun 2011 menunjukkan bahwa salah satu
pengetahuan manusia diperoleh melalui faktor yang berpengaruh terhadap
proses pengalaman dan proses belajar keaktifan kunjungan lansia ke Posyandu
dalam pendidikan baik yang bersifat adalah sikap yang baik (OR:3) (Lestari,
formal dan informal (Notoatmodjo, 2015). Hadisaputro, & Pranarka, 2011). Penelitian
Pengetahuan lansia di wilayah kerja Gama pada tahun 2015 di Banjar Pipitan
Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Bali mendapatkan hasil bahwa faktor
Padangsidimpuan Angkola Julu masih dominan penyebab rendahnya keaktifan
perlu ditingkatkan. Peningkatan Posyandu lansia berdasarkan penelitian ini
pengetahuan lansia dapat dilakukan dengan adalah faktor predisposisi salah satunya
memberikan penyuluhan atau pendidikan yaitu sikap lansia (Gama,I Ketut, Ni Putu
kesehatan tentang kesehatan lansia, Nuadi Adnyani, 2014).
Posyandu lansia, pentingnya melakukan Sikap lansia juga disebabkan oleh
kunjungan setiap bulan. Tetapi pada adanya sikap masyarakat yang memandang
faktanya, menurut kader dan pemegang para lanjut usia sebagai orang-orang yang
program kesehatan bahwa mereka telah lemah, kurang produktif, kurang menarik,
memberikan penyuluhan kepada lansia, kurang energik, mudah lupa, mudah sakit
tetapi di lapangan karena banyak lansia dibandingkan dengan mereka yang masih
yang tidak hadir sehingga tidak semua dalam usia muda. Salah satu upaya
lansia mendapatkan informasi dan pemerintah dalam menyediakan fasilitas
pengetahuan tentang Posyandu lansia. kesehatan bagi penduduk yang berusia
Selain itu, faktor umur juga dapat lanjut antara lain adalah dengan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan mengadakan Posyandu lansia. Adapun
pemahaman lansia, karena semakin tujuan dari pembentukan Posyandu lansia
bertambah umur, maka lansia akan yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan
menjadi mudah lupa walaupun telah mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di
mendapatkan informasi dari kader dan masyarakat, untuk mencapai masa tua yang
tenaga kesehatan dari Puskesmas Pintu bahagia dan berdaya guna bagi keluarga,
Langit Kecamatan Padangsidimpuan dan meningkatkan peran serta masyarakat
Angkola Julu. dalam pelayanan kesehatan dan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 119
Penilaian pribadi atau sikap yang karena biasanya lansia tersebut tinggal
baik terhadap petugas merupakan dasar dengan anak mereka atau cucunya.
atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk Jarak Posyandu yang dekat akan
mengikuti kegiatan Posyandu. Dengan membuat lansia mudah menjangkau
sikap yang baik tersebut, lansia cenderung Posyandu. Kemudahan dalam menjangkau
untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan lokasi Posyandu ini berhubungan dengan
yang diadakan di Posyandu lansia. Hal ini faktor keamanan atau keselamatan bagi
dapat dipahami karena sikap seseorang lansia. Jika lansia merasa aman atau
adalah suatu cermin kesiapan untuk merasa mudah untuk menjangkau lokasi
bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan Posyandu tanpa harus menimbulkan
merupakan kecenderungan potensial untuk kelelahan atau masalah yang lebih serius,
bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila maka hal ini dapat mendorong minat atau
individu dihadapkan pada stimulus yang motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan
menghendaki adanya suatu respons Posyandu.
(Rosidawati, 2013). Jarak tempat tinggal dengan
Berdasarkan hasil penelitian Posyandu lansia di wilayah kerja
menunjukkan bahwa sebagian besar lansia Puskesmas Pintu Langit Kecamatan
yang diteliti di Puskesmas Pintu Langit Padangsidimpuan Angkola Julu memang
Kecamatan Padangsidimpuan Angkola ada yang dekat dan ada yang jauh, hal ini
Julu menyatakan bahwa jarak antara rumah juga disebabkan jarak antara rumah
dengan kegiatan Posyandu lansia tidak penduduk di desa-desa yang ada di
terlalu jauh, sekitar antara 10 rumah Puskesmas Pintu Langit Kecamatan
sampai 20 rumah. Tetapi ada seorang Padangsidimpuan Angkola Julu juga
informan yang mengatakan bahwa jarak berjauhan, tidak seperti tempat tinggal di
rumah dengan kegiatan Posyandu lansia perkotaan. Kondisi daerah yang perbukitan
lumayan jauh. Kondisi desa yang dan perladangan membuat lansia malas
perbukitan sehingga membuat lansia untuk datang ke Posyandu lansia apalagi
enggan untuk datang ke Posyandu lansia jika mereka sudah berada di kebun/ladang,
karena akan membuat mereka lelah. Cara mereka malas pulang ke rumah untuk
lansia mencapai Posyandu lansia yaitu melakukan pemeriksaan kesehatan dan
dengan berjalan kaki, naik sepeda motor, adanya persepsi bahwa kondisi mereka
maupun naik angkutan umum. Jika diantar tidak sakit atau dalam kondisi sehat. Pihak
naik sepeda motor, biasanya mereka Puskesmas Pintu Langit Kecamatan
didampingi oleh anak atau cucu mereka Padangsidimpuan Angkola Julu sendiri
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 120
juga sudah berusaha untuk membuat terbentuknya motivasi untuk menghadiri
Posyandu lansia di tempat-tempat yang Posyandu lansia (Rosidawati, 2013).
ramai penduduknya, namun demikian Berdasarkan hasil penelitian ini
seringkali pendidikan lansia yang rumah menunjukkan bahwa ada lansia yang
jauh tidak dapat hadir pada saat kegiatan mengatakan bahwa ia mendapatkan
Posyandu lansia. dukungan dari keluarga baik dari anaknya
Hasil penelitian Maryati di Posyandu maupun cucu yang biasanya tinggal dalam
Dahlia 2 Dusun Ngabar Desa Sumberteguh satu rumah. Tetapi ada juga yang
Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang mengatakan bahwa mereka kurang
Tahun 2013 diketahui bahwa sebagian mendapatkan dukungan dari keluarga
besar (52,84%) jarak lansia dengan lokasi (anak) karena kadang anak mereka sendiri
Posyandu lansia dekat (Maryati et al., juga tidak tahu tentang pentingnya lansia
2013). Berbeda dengan penelitian mengikuti kegiatan Posyandu lansia.
Aryantiningsih di Kota Pekanbaru bahwa Bahkan ada anggota keluarga yang
variabel yang tidak berhubungan dengan mengatakan bahwa mereka tidak
pemanfaatan Posyandu Lansia yaitu jarak memberikan dukungan pada lansia karena
tempat tinggal lansia (Aryantiningsih, dilihatnya orang tuanya tersebut juga
2014). jarang datang ke Posyandu, yang berarti
Jarak Posyandu yang dekat akan bahwa mereka akan memberikan dukungan
membuat lansia mudah menjangkau jika lansia tersebut meminta bantuan atau
Posyandu tanpa harus mengalami dukungan pada keluarganya tersebut.
kelelahan atau kecelakaan fisik karena Menurut keluarga lansia yang
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik diwawancarai bahwa kendala atau
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau hambatan dalam memberikan dukungan
lokasi Posyandu ini berhubungan dengan untuk melakukan kunjungan ke Posyandu
faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia kadang mereka sedang bekerja di
lansia. Jika lansia merasa aman atau ladang sehingga tidak mau datang ke
merasa mudah untuk menjangkau lokasi Posyandu lansia. Ada juga yang
Posyandu tanpa harus menimbulkan mengatakan bahwa lansia menganggap
kelelahan atau masalah yang lebih serius, bahwa ke Posyandu lansia tidak terlalu
maka hal ini dapat mendorong minat atau perlu sehingga kadang diajak pun ke
motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia tetapi lansia tersebut tidak
Posyandu. Dengan demikian, keamanan ini mau berangkat dan keluarga tidak mau
merupakan faktor eksternal dari memaksa lansia untuk datang karena akan
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 121
terjadi perselisihan. Mereka lebih memilih lansia bukan merupakan suatu kebutuhan,
untuk tidak melawan orang tuanya, karena ada anggapan masyarakat bahwa
walaupun tujuannya baik. Hambatan jika tidak sedang mengalami sakit tidak
lainnya yang dirasakan oleh keluarga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan
dalam memberikan dukungan berkaitan karena dianggap buang-buang waktu.
dengan kunjungan lansia ke Posyandu Kebutuhan dirasakan jika apa yang
yaitu jarak Posyandu lansia yang jauh dari dirasakan oleh tubuh membutuhkan
rumah, kadang juga tidak memiliki sarana pengobatan atau perawatan dari tenaga
transportasi seperti sepeda atau sepeda kesehatan, sehingga jika tidak ada keluhan
motor karena tidak semua keluarga di yang dirasakan biasanya lansia tidak mau
wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit datang berkunjung ke Posyandu lansia.
Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Penelitian yang dilakukan oleh
Julu memiliki sepeda atau sepeda motor. Melita dkk. di Wilayah Kerja Puskesmas
Salah satu faktor faktor yang Kelurahan Bintara Kota Bekasi Tahun
mempengaruhi rendahnya kunjungan 2017 menunjukkan bahwa faktor
lansia ke Posyandu lansia yaitu kurangnya kebutuhan berhubungan bermakna dengan
dukungan dari keluarga. Hal tersebut kunjungan lansia ke posbindu lansia.
dapat dilihat dari hasil penelitian terdahulu Informan yang berkunjung ke posbindu
oleh Juniardi di Puskesmas Batang Beruh lansia membutuhkan posbindu lansia untuk
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi mendapatkan pelayanan kesehatan dan
bahwa salah satu faktor yang dapat bersosialisasi dengan sesama lansia.
mempengaruhi rendahnya kunjungan Dari informan lansia diketahui bahwa
lansia ke Posyandu lansia kurangnya mengalami perubahan lebih baik mengenai
dukungan keluarga (Juniardi, 2012). kesehatannya dengan mengikuti kegiatan
Demikian juga penelitian yang dilakukan yang dilaksanakan di posbindu sehingga
oleh Lestari di Desa Tamantirto rutin mengunjungi posbindu lansia (Melita
Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul & Nadjib, 2018).
Yogyakarta tahun 2011 menunjukkan Faktor kebutuhan lebih
bahwa salah satu faktor yang berpengaruh menitikberatkan pada masalah apakah
terhadap keaktifan kunjungan lansia ke individu beserta keluarganya merasakan
Posyandu adalah peran keluarga yang baik adanya penyakit, atau kemungkinan untuk
(OR:3,2) (Lestari et al., 2011). terjadinya sakit. Kebutuhan diukur dengan
Anggapan lansia bahwa melakukan “perceived need” dan “evaluated need”
pemeriksaan dan kunjungan ke Posyandu melalui: jumlah hari individu tidak bisa
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 122
bekerja, gejala yang dialaminya, penilaian mengantar ke Posyandu lansia, tetapi ada
individu tentang status kesehatannya juga yang tidak mendapatkan dukungan.
(Notoatmodjo, 2015). Lansia menganggap bahwa kunjungan ke
Kebutuhan yang dirasakan dalam Posyandu lansia bukan kebutuhan kalau
memanfaatkan Posyandu lansia dengan tidak sakit.
kunjungan lansia ke Posyandu lansia SARAN
adalah memperoleh informasi mengenai Disarankan kepada tenaga kesehatan
kondisi kesehatan, dapat bersilaturahmi meningkatkan kegiatan program lansia
dengan sesama lansia, dapat memperoleh dengan memberikan penyuluhan untuk
pelayanan kesehatan dengan mudah, dapat meningkatkan pengetahuan, merubah sikap
meningkatkan pengetahuan melalui yang negatif, merubah persepsi tentang
penyuluhan yang diberikan, mengetahui kebutuhan. Penyuluhan juga kepada
ancaman penyakit yang dapat diderita oleh keluarga lansia.
lansia secara dini dan untuk menjaga DAFTAR PUSTAKA
kesehatan (Melita & Nadjib, 2018). Arfan, I., & Sunarti. (2018). Faktor
KESIMPULAN Frekuensi Kunjungan Lansia ke
Posyandu Lansia di Kecamatan
Kesimpulan dalam penelitian ini
Pontianak Timur. Jurnal Vokasi
menunjukkan bahwa lansia menjadi Kesehatan (JVK), 3(2), 92.
anggota Posyandu lansia 2-3 tahun https://doi.org/10.30602/jvk.v3i2.108

terakhir, tetapi seluruhnya tidak rutin atau Aryantiningsih, S. D. (2014). Faktor-


Faktor yang Berhubungan dengan
tidak aktif. Alasan tidak rutin karena
Pemanfaatan Posyandu Lansia di
malas, sedang bekerja di kebun/ladang, Kota Pekanbaru. An-Nadaa, 1(2), 42–
tidak ingat jadwal Posyandu lansia. Lansia 47.
banyak yang tidak mengetahui tentang BPS Padangsidimpuan. (2017). Kecamatan
Posyandu lansia berkaitan dengan manfaat Padangsidimpuan Angkola Julu
dalam Angka Tahun 2017.
dan tujuannya. Sikap lansia biasa saja yang
Padangsidimpuan.
berdampak terhadap antusias atau minat ke
BPS Provsu. (2018). Komponen Indeks
Posyandu rendah. Jarak rumah dengan Pembangunan Manusia (IPM)
Posyandu lansia tidak terlalu jauh tetapi menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Sumatera Utara, 2017.
ada juga yang membutuhkan alat
transportasi untuk mencapainya. Sebagian Bungin, B. (2014). Penelitian Kualitatif
(Cetakan II). Jakarta: Kencana
lansia mendapatkan dukungan dari Prenada Media Group.
keluarganya (anak/cucu) dengan
Dinkes Kota Padangsidimpuan. (2017).
memberitahu jadwal Posyandu lansia,
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 123
Data Lansia di Kota Lestari, P., Hadisaputro, S., & Pranarka, K.
Padangsidimpuan. Padangsidimpuan: (2011). Beberapa Faktor yang
Dinas Kesehatan Kota Berperan Terhadap Keaktifan
Padangsidimpuan. Kunjungan Lansia ke Posyandu Studi
Kasus di Desa Tamantirto Kecamatan
Dinkes Provsu. (2016). Data Lansia di
Kasihan Kabupaten Bantul Propinsi
Provinsi Sumatera Utara. Medan:
DIY. Media Medika Indonesiana,
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
45(2), 74–82.
Utara.
https://doi.org/10.1249/01.mss.00001
Gama,I Ketut, Ni Putu Nuadi Adnyani, I. 71618.22263.58
G. W. (2014). Faktor-faktor Penyebab
Maryati, H., Fatoni, A., & Hexawan.
Rendahnya Keaktifan Posyandu
(2013). Gambaran Faktor-Faktor
Lansia. Poltekkes Denpasar, 1(1), 1–
Yang Mempengaruhi Lansia Tidak
7.
Mengikuti Posyandu Lansia di
Juniardi, F. (2012). Faktor-Faktor Yang Posyandu Dahlia 2 Dusun Ngabar
Mempengaruhi Rendahnya Desa SUmberteguh Kecamatan Kudu
Kunjungan Lansia Ke Posyandu Kabupaten Jombang Tahun 2013.
Lansia di Puskesmas Batang Beruh STIKes Pemkab Jombang.
Kecamatan Sidikalang Kabupaten
Melita, & Nadjib, M. (2018). Faktor-faktor
Dairi. Universitas Sumatera Utara.
yang berhubungan dengan kunjungan
Kemenkes RI. (2009). Undang-undang lansia ke posbindu lansia di wilayah
Kesehatan Republik Indonesia nomor kerja puskesmas kelurahan bintara
36 tahun 2009 tentang Kesehatan. kota bekasi tahun 2017. Jurnal
Jakarta: Kementerian Kesehatan Kebijakan Kesehatan Indonesia
Republik Indonesia. (JKKI), 07(04), 158–167.
Kemenkes RI. (2013a). Pedoman Moleong, L. (2015). Metodologi Penelitian
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Kualitatif (Edisi 4). Bandung: Remaja
Puskesmas. Jakarta: Kementerian Rosdakarya.
Kesehatan Republik Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku
Kemenkes RI. (2013b). Pedoman Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia
Notoatmodjo, S. (2015). Promosi
Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta:
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik
(Cetakan V). Jakarta: Rineka Cipta.
Indonesia.
Novianty, D. (2018). Usia Harapan Hidup
Kemenkes RI. (2014). Situasi dan Analisis
Masyarakat Indonesia Meningkat Jadi
Lanjut Usia. Pusat Data dan
71,7 Tahun.
Informasi. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Pemerintah RI. (1998). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 tahun
Kemenkes RI. (2017). Analisa lansia
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Indonesia. Jakarta: Kementerian
Usia. Jakarta: Sekretaris Negara.
Kesehatan Republik Indonesia.
Puskesmas Pintu Langit. (2018). Jumlah
Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 124
Lansia dan Kunjungan Posyandu
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Pintu Langit. Pintu Langit.
Rosidawati. (2013). Mengenal Usia Lanjut
dan Perawatanya. Jakarta: Salemba
Medika.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sulaiman, M. R. (2018). Angka Harapan
Hidup Indonesia Terus Naik, Apa
Artinya?
WHO. (2013). Situasi dan Kondisi
Kependudukan Dunia. Geneva: World
Health Organization.

Jurnal JUMANTIK Vol.5 No.2. Juni – Nopember 2020 125

You might also like