Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

UPAYA MASYARAKAT DALAM MENGATASI TAWURAN REMAJA

KAMPUNG TUIK DI NAGARI TUIK IV KOTO MUDIEK


KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL

REZANI HERIANTI
NPM: 12070004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
1

Community Efforts in Overcoming Teen brawl Village Tuik in Nagari Tuik IV Koto Mudiek,
District of Batang Kapas Regency Pesisir Selatan, Department of Educational Sociology STKIP
PGRI West Sumatera, Padang, 2016.

Oleh:

Rezani Herianti1, Aziwarti2, Sri Rahmadani3

ABSTRACT

This research was motivated by fights or brawls conducted teens village Tuik in Nagari Tuik
IV Koto mudiek with other villages teen. The teenage brawl that do violate the rules of values and
norms that exist in society, as it can harm others, disturb public tranquility and self-destructive. Thus
the community cope with the brawl that was not disturbing residents since the brawl occurred in
communities both during the day and night that could harm others or damaging homes and injuring
another person because of the brawl teens who had used stone. The purpose of this study to describe
efforts to restore calm community in addressing the teenage brawl village Tuik in Nagari Tuik IV Koto
Mudiek district of Batang Kapas regency Pesisir Selatan.This study used a qualitative approach and
descriptive. Selection of informants by purposive sampling, that the withdrawal of informants selected
deliberately. Data analysis was performed with data collection, data reduction, data presentation and
conclusion. The research location is on village Tuik in Nagari Tuik IV Koto Mudiek district of Batang
Kapas regency Pesisir Selatan. The results of the research conducted can be concluded that the efforts
of people village Tuik restore calm in Nagari Tuik IV Koto Mudiek in addressing the teenage brawl
that is; 1. Preventive efforts, such as prevention before it occurs discussion, cooperation among the
community, socialization and supervision. 2. Repressive measure, return the situation becomes
conducive back like advice, sanctions and scorn or ridicule.

Key Words: Effort, Community, and Teen brawl

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
3
Pembimbing II, staf pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2

ABSTRAK

Rezani Herianti (12070004), Upaya Masyarakat dalam Mengatasi Tawuran Remaja Kampung
Tuik di Nagari Tuik IV Koto Mudiek Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan,
Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh perkelahian atau tawuran yang dilakukan remaja Kampung
Tuik di Nagari Tuik IV Koto mudiek dengan remaja kampung lainnya. Tawuran yang dilakukan
remaja tersebut melanggar aturan nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat, karena dapat
merugikan orang lain, mengganggu ketentraman umum dan merusak diri sendiri. Maka dari itu
masyarakat mengatasi tawuran tersebut agar tidak meresahkan warga masyarakat karena tawuran
tersebut terjadi di lingkungan masyarakat baik siang hari maupun malam hari yang bisa merugikan
orang lain atau merusak rumah warga maupun melukai orang lain karena remaja yang melakukan
tawuran tersebut menggunakan batu. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan upaya masyarakat
mengembalikan ketentraman dalam mengatasi tawuran remaja Kampung Tuik di Nagari Tuik IV Koto
Mudiek Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan tipe deskriptif. Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu
penarikan informan yang dipilih secara sengaja. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Lokasi penelitian ini pada Kampung Tuik di Nagari Tuik
IV Koto Mudiek Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil dari penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa upaya masyarakat Kampung Tuik mengembalikan ketentraman di
Nagari Tuik IV Koto Mudiek dalam mengatasi tawuran remaja yaitu; 1. Upaya preventif, pencegahan
sebelum terjadi seperti musyawarah, kerjasama antar masyarakat, sosialisasi dan pengawasan. 2.
Upaya represif, mengembalikan situasi menjadi kondusif kembali seperti nasihat, sanksi, dan cemooh
atau ejekan.

Kata Kunci: Upaya, Masyarakat, dan Tawuran Remaja

PENDAHULUAN banyak variasi tingkah laku dan sifat sangat


heterogen, sebab bisa dilakukan oleh pria,
Masa remaja termasuk masa yang sangat wanita, anak-anak, tua, remaja maupun usia
menentukan karena pada masa ini anak-anak sangat muda (Kartono, 2011: 11).
banyak mengalami perubahan pada psikis dan Suatu perbuatan itu disebut delinkuen
fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan apabila perbuatan-perbuatan tersebut
menimbulkan kebinggungan dikalangan remaja. bertentangan dengan norma-norma yang ada
Karena mereka mengalami penuh gejolak emosi pada masyarakat di mana ia hidup, suatu
dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang perbuatan anti sosial di mana di dalamnya
dari aturan dan norma-norma yang berlaku terkandung unsur-unsur anti normatif. Juvenile
dikalangan masyarakat (Zulkifli, 2009: 63). delinquency (kenakalan remaja) bukan hanya
Deviasi atau penyimpangan diartikan merupakan anak yang melawan hukum semata
sebagai tingkah laku yang menyimpang dari akan tetapi juga termasuk di dalamnya perbuatan
tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata- yang melanggar norma masyarakat. Misalnya
rata dari rakyat kebanyakan/populasi. Sedangkan pencurian, penipuan, penggelapan dan
diferensiasi diartikan sebagai tingkah laku yang gelandangan serta perbuatan-perbuatan lain
berbeda dari tingkah laku umum. Misalnya, yang dilakukan oleh anak remaja yang
kejahatan adalah semua bentuk tingkah laku meresahkan masyarakat (Sudarsono, 2012: 114).
yang berbeda dan menyimpang dari ciri-ciri Kenakalan remaja bukanlah hal baru,
karakteristik umum, serta bertentangan dengan masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang
hukum atau melawan peraturan yang legal. lampau. Kenakalan remaja ialah tindakan
Sedangkan kejahatan itu sendiri mencakup perbuatan sebagian remaja yang bertentangan
3

dengan hukum, agama dan norma-norma diakibatkan pasangannya dekat dengan orang
masyarakat sehingga akibatnya dapat merugikan lain.
orang lain, mengganggu ketentraman umum dan Pada tahun 2015, tawuran ini terjadi lagi
juga merusak dirinya sendiri. Misalnya tawuran sebanyak tiga kali yang dilakukan oleh remaja
antar sekolah, antar kampung sering terjadi di Kampung Tuik dengan remaja Kampung Teratak
mana-mana (Willis, 2010: 90). Tempatih. Pertama kali tawuran ini terjadi pada
Anak-anak remaja yang ikut-ikutan tanggal 1 Juni 2015 antar remaja dari Kampung
mengambil bagian dalam aksi-aksi perkelahian Teratak Tempatih yang mengeroyok satu orang
beramai-ramai antar gang dan antar sekolah, remaja dari Kampung Tuik dan ditolong teman-
yang acapkali secara tidak sadar melakukan temannya namun mereka kalah banyak dari
tindakan kriminal dan anti sosial itu pada Kampung Teratak Tempatih. Sehari kemudian
umumnya adalah anak-anak normal yang berasal pada tanggal 2 Juni 2015 remaja dari Kampung
dari keluarga baik-baik. Hanya oleh satu bentuk Tuik melakukan hal yang sama dengan
pengabaian psikis tertentu mereka kemudian dilakukan remaja Teratak Tempatih, yakni
melakukan mekanisme kompensatoris guna mengeroyok satu orang kelompoknya di tengah
menuntut perhatian lebih, atau dorongan untuk perjalanan yang sama lalu dihajar bersama-sama.
mendapatkan pengakuan lebih yang sangat kuat, Namun kasus ini diulang kembali pada tanggal 6
guna meminta perhatian yang lebih banyak dari Juni 2015 bertepatan pada malam minggu
dunia luar (Kartono, 2014: 104). dengan perang batu dan masyarakat
Perkelahian atau tawuran yang menyebutnya dengan hujan batu.
dilakukan remaja tersebut melanggar aturan nilai Baru-baru ini pada tanggal 06 Februari
dan norma yang ada di dalam masyarakat, 2016 bertepatan pada malam minggu tawuran itu
karena dapat merugikan orang lain, mengganggu terulang kembali gara-gara acara pesta (orgen) di
ketentraman umum dan merusak diri sendiri. Nagari Tuik IV Koto Mudiek, Kecamatan
Tawuran tersebut sudah masuk kepada masalah Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.
sosial atau suatu kondisi yang tidak diinginkan Remaja dari Kampung Tuik dengan remaja
oleh masyarakat karena tidak sesuai dengan nilai Kampung Teratak Tempatih, penyebabnya yaitu
dan norma yang berlaku di dalam masyarakat, bersenggolan, saling dorong di saat bergoyang
dapat menimbulkan berbagai penderitaan dan dan membuat satu orang remaja terluka dari
kerugian fisik maupun nonfisik. Maka tawuran Kampung Tuik. Kasus tawuran ini terjadi lagi di
tersebut harus di atasi agar tidak diulang lagi Nagari Tuik IV Koto Mudiek, antar remaja
oleh remaja lainnya. Tawuran yang terjadi di Kampung Tuik dengan Kampung Teratak
Nagari Tuik IV Koto Mudiek, Kecamatan Tempatih. Tawuran ini terjadi pada tanggal 8
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Pada April 2016, penyebab tawuran ini berawal dari
tahun 2014 antar Kampung Tuik dengan masalah perempuan dan adanya rasa
Kampung Teratak Tempatih, dilakukan oleh kecemburuan terhadap orang yang menggangu
remaja Kampung Tuik di Nagari Tuik IV Koto pasangannya yang dilihatnya langsung. Merasa
Mudiek ini bukan hanya dengan Kampung pasangannya diganggu oleh orang lain laki-laki
Teratak Tempatih saja, tetapi juga dengan tersebut berkelahi dengan remaja laki-laki yang
kampung yang lain seperti Kampung Tuik menggangu pasangannya. Karena adanya rasa
dengan Kampung Sungai Nyalo, Kampung Tuik kesetiakawanan remaja Kampung Tuik ini
dengan Kampung Koto Gunung, Kampung Tuik menolong temannya yang berkelahi dan
dengan Kampung Lubuk Nyiur, dan Kampung terjadilah tawuran tersebut.
Tuik dengan Kampung Koto Baru. Tawuran ini Perkelahian atau tawuran yang
terjadi hanya karena hal kecil yaitu saling ejek dilakukan remaja Kampung Tuik, terjadi tiap
kampung, ikut-ikutan teman atau rasa kesetia tahunnya. Perkelahian atau tawuran merupakan
kawan, jika temannya berkelahi dengan salah satu tindakan remaja yang sering terjadi di
kampung lain maka teman yang lainnya juga Nagari Tuik IV Koto Mudiek, yang dilakukan
ikut dalam perkelahian itu, dan bahkan masalah remaja dan bentuk tawuran ini pengeroyokan
perempuan. Masalah perempuan di sini yaitu ataupun massal. Remaja yang melakukan
adanya rasa kecemburuan yang timbul tawuran ini didominasi oleh remaja yang masih
4

berumur dari 15-18 tahun. Berdasarkan pernah tawuran, 4). Orang tua dari remaja yang
wawancara dengan Bapak Handre L.A, SH pernah tawuran, dan 5). Aparat kepolisian.
Bripka Kanit Reskrim Kapolsek Batang Kapas Analisis data dilakukan dengan
pada tanggal 23 April 2016 remaja yang pernah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
tawuran antar kampung rata-tata remaja laki-laki dan kesimpulan. Penelitian ini dilakukan pada
yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kampung Tuik di Nagari Tuik IV Koto Mudiek
Atas atau SMA. Ada 14 remaja yang pernah Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir
mengikuti tawuran pada tanggal 8 April 2016 di Selatan. Alasan peneliti mengambil daerah ini
Nagari Tuik IV Koto Mudiek, Kecamatan untuk mengetahui upaya masyarakat
Batang, Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Maka mengembalikan ketentraman dalam mengatasi
dari itu masyarakat mengatasi tawuran tersebut tawuran remaja Kampung Tuik di Nagari Tuik
agar tidak meresahkan warga masyarakat karena IV Koto Mudiek. Karena remaja Kampung Tuik
tawuran tersebut terjadi di lingkungan melakukan tawuran antar kampung dan bukan
masyarakat baik siang hari maupun malam hari hanya dengan satu kampung saja, tetapi juga
yang bisa merugikan orang lain atau merusak dengan kampung yang lain seperti yang
rumah warga maupun melukai orang lain karena dipaparkan sebelumnya.
remaja yang melakukan tawuran tersebut
menggunakan batu. Tujuan penelitian ini untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mendeskripsikan upaya masyarakat
mengembalikan ketentraman dalam mengatasi Tawuran merupakan perkelahian secara
tawuran remaja Kampung Tuik di Nagari Tuik beramai-ramai atau perkelahian massal, dan
IV Koto Mudiek Kecamatan Batang Kapas tawuran berbeda dengan perkelahian satu lawan
Kabupaten Pesisir Selatan. satu. Di Nagari Tuik IV Koto Mudiek
Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir
METODE PENELITIAN Selatan, tawuran ini sudah lama terjadi di
lingkugan masyarakat antar remaja Kampung
Pendekatan dalam penelitian ini adalah Tuik dengan Kampung yang lainya. Tawuran ini
pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti diawali dengan adanya perkelahian dua orang
memilih pendekatan penelitian kualitatif ini, remaja yang berlainan kampung, karena adanya
karena peneliti bisa melihat dan mengamati rasa kesetia kawanan dari anggota remaja ini
secara langsung perilaku dari informan.Tipe maka teman yang lainnya juga ikut dalam
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkelahian tersebut, dan terjadi tawuran atau
deskriptif. Penelitian kualitatif antara lain perkelahian massal. Tawuran ini juga terjadi
bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan hanya karena hal kecil yaitu saling ejek
adalah berupa kata-kata, gambaran, dan bukan kampung, ikut-ikutan teman, masalah
angka-angka (Moleong, 2013: 11). perempuan, dan bahkan acara orgen malam
Pemilihan informan dilakukan dengan maupun rasa dendam lama yang menyebabkan
cara purposive sampling yaitu penarikan tawuran itu terulang kembali.
informan yang dipilih secara sengaja, sebelum Tawuran ini menjadi masalah serius
melakukan penelitian para peneliti menetapkan karena para pelaku tawuran cenderung
kriteria tertentu oleh orang yang dijadikan mengabaikan norma dan nilai yang ada di dalam
sumber informasi. Berdasarkan kriteria yang masyarakat, membabi buta melibatkan remaja
telah ditetapkan, peneliti telah mengetahui lain yang tidak bersalah, merugikan diri sendiri
identitas orang-orang yang dijadikan informan dan orang lain. Tawuran di Nagari Tuik IV Koto
penelitiannya sebelum penelitian dilakukan Mudiek Kecamatan Batang Kapas Kabupaten
(Afrizal, 2014: 140). Kriteria informan dalam Pesisir Selatan, hampir terjadi tiap tahunnya
penelitian ini adalah; 1). Tokoh masyarakat (wali yang dilakukan remaja, sehingga masyarakat
nagari, kepala kampung, ketua pemuda, ninik berupaya mengatasi tawuran tersebut agar tidak
mamak), 2). Warga masyarakat yang pernah diulangi lagi oleh remaja lain dan untuk
terlibat mengatasi tawuran, 3). Remaja yang mengembalikan ketentraman di lingkungan
masyarakat. Maka dari itu upaya masyarakat
5

Kampung Tuik mengembalikan ketentraman di diperaturan sekolah. Apabila terjadi di luar


Nagari Tuik IV Koto Mudiek dalam mengatasi sekolah atau lingkungan masyarakat maka yang
tawuran remaja yaitu; bersangkutan akan berhadapan dengan pihak
yang berwajib dengan mendapat sanksi
1. Upaya Preventif administrasi. Jika terjadi di lingkungan sekolah
yang bersangkutan atau yang melakukan
Upaya preventif merupakan pencegahan tawuran tersebut akan di keluarkan atau di
atas perilaku menyimpang (deviation) agar pindahkan dari sekolah. Selain itu tokoh
dalam kehidupat sosial tetap kondusif masyarakat juga memanggil orang tua dari anak
(konformis). Adapun keadaan konformitas dari atau remaja yang melakukan tawuran tersebut
kehidupan sosial hanya akan tercapai jika untuk diselesaikan bersama-sama secara
perilaku dalam keadaan terkendali. Dengan bermusyawarah di kantor wali Nagari Tuik IV
demikian, tindakan pencegahan adalah Koto Mudiek, dan dicari jalan yang terbaik
kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap dalam penyelesaiannya serta disaksikan oleh
norma yang berlaku (Setiadi & Kolip, 2011: aparat kepolisian.
256). Oleh sebab itu masyarakat harus bisa
menjaga lingkungan tempat tinggalnya. Agar b. Melalui Kerjasama Antar Masyarakat
lingkungan masyarakat hidup damai dan tentram
terhindar dari perilaku menyimpang atau Masyarakat memiliki peran dalam
tawuran yang dilakukan anak remaja saat ini menjaga lingkungannya agar tetap damai dan
yang dapat dilakukan masyarakat, sebelum tentram. Agar lingkungan masyarakat tetap
terjadinya tawuran terhadap remaja yaitu: damai dan tentram untuk menjaga lingkungan
masyarakat dari tawuran yang dilakukan remaja
a. Melalui Musyawarah Kampung Tuik di Nagari Tuik IV Koto Mudiek,
dan hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
Masyarakat Nagari Tuik IV Koto Karena tawuran yang dilakukan remaja
Mudiek, memusyawarakan aturan terkait remaja Kampung Tuik sering terjadi di Nagari Tuik IV
tawuran berdasarkan kesepakatan bersama yang Koto Mudiek, dan mengganggu ketertiban
disepakati oleh tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat, baik menganggu aktivitas jalan raya
masyarakat adalah para pemimpin masyarakat maupun membuat masyarakat resah, serta
baik formal maupun informal. Mereka merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka
ditokohkan karena memiliki pengaruh, wibawa masyarakat Nagari Tuik IV Koto Mudiek perlu
atau karisma dihadapan masyarakat dan mengambil tindakan dalam mengatasi tawuran
dipercayai oleh masyarakat. Tokoh masyarakat tersebut. Tindakan atau upaya yang diambil
di Nagari Tuik IV Koto Mudiek, yaitu wali masyarakat terhadap remaja yang malakukan
nagari, kepala kampung, ketua pemuda, ninik tawuran tersebut dengan cara melibatkan semua
mamak. Di dalam masyarakat terdapat aturan- anggota masyarakat Nagari Tuik IV Koto
aturan untuk mengatur perilaku masyarakat yang Mudiek.
ada di dalam lingkungan tersebut. Aturan-aturan Supaya lingkungan masyarakat terhindar
tersebut meliputi segala perbuatan yang dilarang, dari kasus tawuran atau perilaku menyimpang,
diperbolehkan, atau diperintahkan. Seperangkat maka masyarakat di Nagari Tuik IV Koto
aturan tersebut biasanya didasarkan pada sesuatu Mudiek sama-sama menjaga dengan cara
yang dianggap baik layak, patut, pantas bagi melakukan perbuatan dengan batasan-batasan
kehidupan masyarakat setempat. tertentu perbuatan yang boleh dilakukan dan
Berdasarkan kesepakatan atau perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan.
musyawarah yang dibuat masyarakat Nagari Seperti melakukan silaturahmi dengan
Tuik IV Koto Mudiek, apabila terjadi tawuran, masyarakat lain atau menjalin komunikasi secara
baik di sekolah maupun di luar sekolah akan baik sesama remaja, saling menghargai satu
mendapatkan sanksi yang sesuai dengan sama lain dan tidak melakukan perbuatan yang
kesepakatan unsur yang ada di nagari atau tokoh bertentangan dengan norma yang ada di dalam
masyarakat dan tertuang secara tertulis masyarakat. Apabila ada yang melakukan
6

kesalahan maka masyarakat secara langsung anaknya agar tidak melakukan penyimpangan.
mengingatkan kalau perilaku yang dilakukan itu Di mana orang tua mengawasi anaknya ketika
salah dan bertentangan dengan norma yang ada tidak berada di rumah dengan cara menelepon
di masyarakat. dan menanyai keberadaanya. Remaja yang
melakukan tawuran tidak terlepas dari
c. Melalui Sosialisasi pengawasan masyarakat maupun orang tua.
Namun, adanya pengaruh dari luar dan
Upaya yang dilakukan masyarakat kurangnya pengawasan dari lingkungan
sebelum terjadinya tawuran atau perilaku masyarakat maupun orang tua, sehingga remaja
menyimpang terhadap nilai dan norma yang ada tersebut melakukan tawuran.
di dalam masyarakat, dan bertujuan untuk
mengarahkan warga masyarakat agar berperilaku 2. Upaya Represif
sesuai dengan norma masyarakat. Oleh sebab itu,
semua warga masyarakat saling mengingatkan Upaya represif bertujuan untuk
dan saling mengajarkan atau mensosialisasikan mengembalikan kekacauan sosial atau
agar mematuhi peraturan yang ada di dalam mengembalikan situasi deviasi menjadi keadaan
masyarakat. Di mana masyarakat mengajarkan kondusif kembali (konformis). Dengan demikian
atau mendidik sebelum terjadinya pelanggaran upaya represif dilakukan apabila penyimpangan
yang sama seperti tawuran remaja Kampung sosial sudah terjadi kemudian dikembalikan lagi
Tuik yang terjadi di Nagari Tuik IV Koto agar situasi sosial menjadi kembali normal, yaitu
Mudiek. Sosialisasi merupakan proses belajar situasi di mana masyarakat mematuhi norma
seseorang untuk memahami dalam mempelajari sosial kembali (Setiadi & Kolip, 2011: 256).
nilai dan norma sesuai dengan pola perilaku Upaya yang dilakukan masyarakat untuk
masyarakat. Sosialisasi juga sebagai suatu proses mengembalikan ketentraman di Nagari Tuik IV
di mana seseorang mulai menerima dan Koto Mudiek, apabila tawuran ini telah terjadi
menyesuaikan diri terhadap masyarakat. maka yang dilakukan adalah:

d. Melalui Pengawasan a. Melalui Nasihat

Pengawasan merupakan suatu cara yang Di nagari Tuik IV Koto Mudiek, apabila
dilakukan masyarakat agar anggota masyarakat tawuran tersebut telah terjadi maka masyarakat
tidak melakukan penyimpangan. Pengawasan menasihati atau menegur remaja tersebut.
yang dilakukan masyarakat kepada remaja Nasihat atau teguran diberikan kepada orang
bertujuan agar tidak terjadi perkelahian atau yang melakukan penyimpangan agar menyadari
tawuran. Pengawasan dari masyarakat secara kesalahannya. Di mana masyarakat Kampung
bersama-sama sebelum terjadinya tawuran Tuik ketika melihat remaja melakukan tawuran
sangat penting. Oleh karena itu, masyarakat di Nagari Tuik IV Koto Mudiek, masyarakat
mempunyai kewajiban untuk mengawasi tempat kejadian langsung memberikan nasihat.
lingkungan tempat tinggal mereka agar tetap Kalau nasihat yang diberikan tidak didengarkan,
tentram. maka diancam akan dilaporkan kepolisi.
Di Nagari Tuik IV Koto Mudiek,
masyarakat mengintensifkan pengawasan- b. Melalui Sanksi
pengawasan terhadap remaja atau pengawasan
yang dilakukan masyarakat dengan cara Sanksi merupakan bentuk penderitaan,
mendatangi tempat-tempat yang sering terjadi kerugian, beban berat yang sengaja diciptakan
tawuran. Tempat tepih jalan atau pinggir oleh lembaga sosial untuk memaksa anggota
jembatan, pos ronda, dan tempat acara pesta masyarakat agar taat pada norma yang ada
orgen malam. Di mana tempat tersebut remaja (Setiadi & Kolip, 2011: 257). Sanksi yang
sering berkumpul bersama-sama dengan diberikan masyarakat tujuannya untuk mencegah
temannya terutama pada malam minggu. Selain agar tidak terulang lagi kesalahan yang telah
itu orang tua juga berperan untuk mengawasi dilakukan anggota masyarakat. Seperti kasus
7

tawuran yang dilakukan remaja Kampung Tuik KESIMPULAN DAN SARAN


yang terjadi di Nagari Tuik IV Koto Mudiek.
Masyarakat memberikan sanksi uang ganti rugi Kesimpulan
atau disebut dengan uang perdamaian, membuat
surat perjanjian dan diancam akan dimasukan ke Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penjara. Uang ini untuk pengobatan yang terluka peneliti lakukan maka dapat ditarik kesimpulan,
dan untuk mengganti fasilitas atau rumah warga Upaya masyarakat Kampung Tuik
yang rusak serta memanggil orang tuanya mengembalikan ketentraman di Nagari Tuik IV
masing-masing agar remaja yang lain tidak Koto Mudiek dalam mengatasi tawuran remaja
melakukan hal yang sama, dengan adanya sanksi yaitu;
akan membuat para pelaku jera. Selain itu 1) Upaya preventif, cara yang dapat dilakukan
Masing-masing dari remaja yang ikut dalam masyarakat sebelum terjadinya tawuran
tawuran ini akan diberi sanksi yang sesuai remaja di Nagari Tuik IV Koto Mudiek
dengan kesalahannya. Masyarakat memberi Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir
ancaman kepada para remaja yang tawuran kalau Selatan. Di mana cara yang dapat dilakukan
sampai tawuran ini diulang lagi baik di dalam yaitu melalui musyawarah, melalui
lingkungan masyarakat maupun di lingkungan kerjasama antar masyarakat maupun aparat
sekolah maka di proses secara hukum dan kepoliasian, melalui sosialisasi dan melalui
diserahkan kepihak yang berwajib dengan pengawasan.
mendapatkan sanksi administrasi. 2) Upaya represif, upaya yang dilakukan
masyarakat untuk mengembalikan
c. Melalui Cemooh atau Ejekan ketentraman di Nagari Tuik IV Koto Mudiek
Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Sanksi yang diberikan masyarakat selain Selatan. Apabila tawuran ini telah terjadi
pembayaran uang pengobatan dan uang ganti maka cara yang dapat dilakukan yaitu
rugi yang dibayar langsung oleh remaja yang melalui nasihati atau menegur, melalui sanksi
tawuran untuk fasilitas warga yang rusak dan atau hukuman, dan melalui cemooh atau
surat perjanjian, ada juga cemooh atau ejekan ejekan kepada remaja yang melakukan
dari warga masyarakat. Masyarakat tawuran tersebut.
mencemoohkan atau mengejek orang yang
melakukan penyimpangan atau tawuran tersebut. Saran
Kadang-kadang cemooh justru merupakan
hukuman yang sangat berat bagi perilaku Berdasarkan hasil penelitian yang
menyimpang bahkan lebih menyakitkan peneliti lakukakan di Nagari Tuik IV Koto
dibandingan hukuman fisik. Akibat yang Mudiek, masyarakat harus lebih memperhatikan
ditimbulkan dapat dirasakan oleh keluarga atau perilaku remaja zaman sekarang agar terhidar
kerabat maupun anggota kelompoknya. Seperti dari perbuatan yang menyimpang seperti
yang dilakukan warga masyarakat dengan tawuran. Selain itu adanya aturan yang kuat
menggunakan kata-kata sindiran, ejekan, hinaan, untuk membuat anggota masyarakat agar tidak
hujatan yang dilakukan tetangga atau orang yang melakukan penyimpangan seperti:
ada di sekitar lingkungan tersebut. Mengatakan 1) Wali nagari beserta aparat kepolisian
anak atau remaja tersebut sebagai anak atau hendaknya membuat aturan yang kuat secara
remaja yang tidak berpendidikan, anak yang tertulis dan sanksi yang jelas bagi remaja
nakal atau kurang ajar. Selain itu masyarakat yang melakukan tawuran.
atau orang tua melarang anak mereka berteman 2) Masyarakat harus lebih memperhatikan
dengan anak yang pernah melakukan tawuran. lingkungan sekitarnya dan orang tua harus
memperhatiankan perilaku anak, sehingga
anak tidak terjerumus ke dalam tawuran
remaja.
8

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kartono, Kartini. 2011. Patologi Sosial 1.
Jakarta: Rajawali Pers.
. 2014. Patologi Sosial 2: Kenakalan
Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Setiadi, Elly M & Kolip, Usman. 2011.
Pengantar Sosiologi Pemahaman
Fakta dan Gejala Permasalahan
Sosial: Teori, Aplikasi, dan
Pemecahannya. Jakarta: Kencana
Media Group.
Sudarsono. 2012. Kenakalan Remaja: Prevensi,
Rehabilitasi, dan Resosialisasi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Willis, Sofyan S. 2010. Remaja & Masalahnya.
Bandung: CV. Alfabeta.
Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

You might also like