Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Portal Jurnal Politeknik Negeri Kupang (PNK)

JUPAR - JURNAL PARIWISATA


Vol. 2 No. 02, Halaman: 72 - 82
November 2019

STRATEGI PENGEMBANGAN AIR TERJUN OEHALA SEBAGAI


DAYA TARIK EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI
KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN, NUSA TENGGARA
TIMUR

Syul Rosli Sanam


Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Kupang
Jl. Adisucipto Kampus Penfui-Kupang NTT
*
E-mail: unnyesanam@mail.com

Abstrak
Oehala Waterfall is one of the tourism potentials which has been decided as one of the natural tourist
attraction at Timor Tengah Selatan regency. The development is not able to meet the expectation which is only to
supply the tourism facilities at Oehala Waterfall location. In the ecotourism context, the development should be
oriented to strengthen then the local community role and involvement. However, in the development of Oehala
tourist attraction, the local community has not been involved actively because of the weakness of the human
resources in tourism aspect. The objective of this research are: 1) Analizing the internal environment condition
and Oehala tourist attraction external; and 2) Formulating the community based tourism ecotourism development
program at Oehala Waterfall tourist attraction.
The result of the research shows that in successing the community based ecotourism development at
Oehala tourist attraction, so the strategy and program which should be developed are the product development
and the natural tourist attraction and ecotourism culture based, the development of tourism facility, the
development of human resources and organization establishment, the development of promotion and marketing,
and also the ecotourism development which is eco-friendly.

Key Words : The Development Strategy, Ecotourism, Tourist Attraction.

PENDAHULUAN pertimbangan bahwa daerah-daerah tersebut


telah memenuhi kriteria sebagai destinasi
Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian pariwisata unggulan sesuai dengan ketentuan.
terhadap pariwisata sudah sangat meluas, Program pengembangan destinasi
mengingat bahwa pariwisata mendatangkan pariwisata membuka peluang bagi tempat-
manfaat dan keuntungan bagi negara yang tempat yang memiliki keindahan alam namun
menerima kedatangan wisatawan, sehingga belum berkembang. Peluang lainnya adalah
dapat menimbulkan perspektif dari semua trend atau keinginan wisatawan sekarang yang
negara di dunia termasuk Indonesia, yang lebih menginginkan kegiatan alami. Penetapan
menganggap pariwisata sebagai aspek penting ini bertujuan menjadikan Provinsi NTT sebagai
dalam pengembangan suatu negara. Bagi pintu gerbang Asia-Pasifik berbasis pariwisata,
Indonesia, industri pariwisata merupakan salah seni dan budaya yang spesifik. Hal tersebut
satu bentuk usaha yang sangat potensial untuk didukung dengan potensi alam dan keunikan
dikembangkan, karena Indonesia kaya akan budaya masyarakatnya, seperti Taman
potensi kepariwisataan, baik itu potensi Nasional Komodo, Danau Tiga Warna/
alamiah maupun potensi budaya. Kelimutu, Tradisi Pasola dan lainnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kekayaan potensi pariwisata tidak hanya
Kebudayaan dan Pariwisata No.PM37/UM.001 dimiliki daerah-daerah tertentu melainkan salah
/MKP/07 tentang Kriteria dan Penetapan satu kabupaten yang letaknya di sebelah
Destinasi Pariwisata Unggulan Tahun 2007, selatan Provinsi NTT, yakni Kabupaten Timor
ditetapkan lima daerah pengembangan Tengah Selatan (TTS) juga memiliki potensi
destinasi wisata unggulan, yakni Provinsi dan daya tarik wisata yang unik dan menarik.
Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Kabupaten TTS sebagai bagian yang integral
Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa dari negara kesatuan Republik Indonesia yang
Tenggara Timur sebagai destinasi pariwisata sementara menyelenggarakan otonomi daerah
unggulan untuk tahap pertama dengan dalam nuansa reformasi dalam menggali dan

ISSN 2622-2876

73 Jurnal Ilmiah JUPAR, Vol.2 No.02 November 2019

mengembangkan berbagai potensi pariwisata Kabupaten TTS, 2015).


karena memiliki keunggulan, seperti: (1) Sejauh ini, pengembangan produk wisata
Berada pada ketinggian 800-1000 meter di atas Air Terjun Oehala belum terealisasikan dengan
permukaan laut dan memiliki udara yang sejuk. baik. Hal ini terjadi karena kurang adanya
(2) Memiliki beranekaragam potensi dan daya perhatian dari pihak pemerintah dalam
tarik wisata, berupa pegunungan, alam pantai mengembangkan produk wisata tersebut dan
dan adanya potensi dan daya tarik wisata tidak adanya pelibatan masyarakat dalam
budaya. (3) Letaknya yang strategis, berada pengembangan DTW Air Terjun Oehala serta
pada posisi tengah diantara kabupaten- lemahnya sumber daya manusia masyarakat
kabupaten sedaratan Timor, yakni merupakan lokal. Pengembangan yang dilakukan oleh
daerah transit yang menghubungkan ibukota pemerintah saat ini hanya bertumpu pada
Provinsi NTT (Kota Kupang) dengan dua pengadaan beberapa fasilitas penunjang
ibukota kabupaten lain di Pulau Timor, yakni wisata yang terdapat di lokasi sekitar Air Terjun
Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Oehala, seperti: lopo-lopo (rumah payung), kios
Kabupaten Belu, hingga ke Negara Demokrat untuk para pedagang, tempat duduk permanen,
Timor Leste yang merupakan pintu gerbang tempat sampah, toilet (MCK) dan tempat parkir.
bagi wisatawan mancanegara. (Renstra Dinas Fasilitas yang dibangun telah mengalami
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten TTS, kerusakan, namun hingga saat ini belum
2014). adanya upaya untuk memperbaiki fasilitas
Dalam konteks pengembangan wisata bahkan menambah fasilitas lainnya
kepariwisataan di Kabupaten TTS dikatakan yang menunjang pengembangan pariwisata Air
masih sangat minim, yakni pengembangan Terjun Oehala. Dalam pengembangan dan
pariwisata yang dilakukan oleh pihak pengelola pengelolaan DTW Air Terjun Oehala juga
belum optimal dibandingkan dengan belum melibatkan masyarakat lokal agar turut
pengembangan kepariwisataan di daerah lain. berpartisipasi secara aktif serta masih
Hal ini terjadi karena dalam pengembangan lemahnya SDM pariwisata. Hal ini yang menjadi
destinasi pariwisata Kabupaten TTS, faktor penghambat sehingga pengembangan
menunjukkan belum melibatkan semua pihak DTW Air Terjun Oehala tidak bisa terlanjutkan
stakeholder secara aktif. Apabila dalam dengan baik.
pengembangan dan pengelolaan pariwisata Dari permasalahan tersebut, menunjukkan
TTS turut melibatkan masyarakat lokal maka bahwa pengembangan DTW Air Terjun Oehala
dapat membuka peluang besar dalam belum optimal dan belum mampu
menjadikan Kabupaten TTS sebagai suatu mensejahterakan masyarakat, meningkatkan
destinasi wisata unggulan. kemajuan daerah, mendukung pelestarian
Berdasarkan penyusunan Perda yang alam, kemajuan budaya masyarakat dan
tercantum dalam SK Bupati 114/1992, sumber daya lainnya. Oleh karena itu, pada
pemerintah Kabupaten TTS menetapkan 27 penelitian ini berupaya menyusun strategi dan
Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW). Salah program pengembangan DTW Air Terjun
satunya adalah Air Terjun Oehala yang Oehala sebagai daya tarik ekowisata yang
letaknya sekitar 11 Km dari ibukota Kabupaten berbasis masyarakat. Strategi dan program
TTS yakni Kota SoE, dengan jarak waktu pegembangan yang dirancangkan
tempuh ±20 menit. Lokasi Air terjun Oehala berlandaskan pada prinsip-prinsip ekowisata
berada tepat di Desa Oel’ekam, Kecamatan dengan melibatkan masyarakat lokal agar turut
Mollo Tengah, Kabupaten TTS. Air Terjun berpartisipasi dalam pengembangan DTW Air
Oehala memiliki potensi wisata alam yang Terjun Oehala sehingga pengembangan
indah dan menarik, meliputi keindahan tersebut dapat terlanjutkan dengan baik dan
alamnya berupa kondisi air terjun dengan riam menjadikan Kabupaten TTS sebagai salah satu
yang bertingkat-tingkat dan derasnya aliran air daerah tujuan wisata yang lebih diminati dan
yang mengalir serta keadaan lokasi yang sejuk kompetitif.
karena ditumbuhi pepohonan yang rindang dan
sangat cocok untuk kegiatan rekreasi. Di KONSEP, TEORI DAN METODE
samping itu, wisatawan juga bisa melakukan
beberapa aktivitas, seperti memancing, mandi, Untuk mengembangkan DTW Air Terjun
dan hiking dari lokasi air terjun. Adapula potensi Oehala sebagai salah satu daya tarik ekowisata
wisata budaya yang mendukung keberadaan berbasis masyarakat, partisipasi masyarakat
potensi wisata alam Air Terjun Oehala yakni, sebagai modal pengembangan pariwisata Air
sejarah asal-usul Oehala, kesenian tradisional Terjun Oehala. Dalam hal ini, pengembangan
berupa tari-tarian, kerajinan tangan, adat- pariwisata tidak bisa bertumbuh tanpa adanya
istiadat, dan lain-lain. (Sumber: Yan A. Banoet, kerjasama yang baik antar pihak stakeholder,
Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata sehingga perlu pelibatan dan partisipasi
STRATEGI PENGEMBANGAN AIR TERJUN OEHALA 74
Syul Rosli Sanam

masyarakat lokal secara aktif dalam menyediakan kerangka perencanaan yang
pengembangan dan pengelolaan lokasi wisata umum dan menekankan pada konsep
tersebut. Hal ini didukung dengan salah satu perencanaan menjadi berkesinambungan,
prinsip pengembangan pariwisata yang berorientasi sistem, menyeluruh, terintegrasi
dikemukakan Suwantoro (2002:88-89), dan ramah lingkungan serta fokus pada
menekankan bahwa salah satu prinsip keberhasilan pengembangan yang dapat
pengembangan pariwisata adalah pada mendukung keterlibatan masyarakat.
pelibatan dan partisipasi masyarakat mulai dari Sementara, menurut Paturusi (2008:27),
tahap perencanaan, pengembangan, hingga menjelaskan bahwa perencanaan pariwisata
tahap pengelolaan. adalah suatu proses pembuatan keputusan
Beberapa peneliti memberikan konsep yang berkaitan dengan masa depan suatu
tentang ekowisata, yakni: Fandeli (2000:5) destinasi atau atraksi wisata. Ini merupakan
memberikan batasan ekowisata, yaitu suatu suatu proses dinamis dalam penentuan tujuan,
bentuk wisata yang bertanggung jawab yang secara bersistem mempertimbangkan
terhadap kelestarian area yang masih alami, berbagai alternatif tindakan untuk mencapai
memberi manfaat secara ekonomis dan tujuan serta implementasinya terhadap
mempertahankan keutuhan budaya bagi alternatif terpilih dan evaluasinya.
masyarakat setempat. Sementara, Eplerwood Dalam mendukung keterlibatan masyarakat
(1999:23), mengungkapkan bahwa ekowisata lokal agar turut berpartisipasi dalam
adalah bentuk baku dari perjalanan pengembangan dan pengelolaan DTW Air
bertanggungjawab di daerah alami dan Terjun Oehala, maka digunakan teori
berpetualangan yang dapat menciptakan pariwisata berbasis masyarakat (Community
industri pariwisata. Terdapat lima faktor pokok Based Tourism), dimana teori ini menekankan
yang mendasar dalam menentukan batasan kepada partisipasi masyarakat dalam proses
prinsip utama ekowisata, yaitu: Pertama, pembangunan pariwisata mulai dari
lingkungan dimana ekowisata harus bertumpu perencanaan, pengembangan, pengelolaan,
pada lingkungan alam dan budaya yang relatif dan penguatan kelembagaan untuk menjamin
belum tercemar dan terganggu; Kedua, keberlangsungan hidup masyarakat. Suansri
masyarakat yakni ekowisata harus dapat dalam Kusuma Dewi (2013:35), mendifinisikan
memberikan manfaat ekologi, sosial dan CBT sebagai pariwisata yang
ekonomi langsung kepada masyarakat tuan memperhitungkan aspek keberlanjutan
rumah; Ketiga, pendidikan dan pengalaman lingkungan, sosial, dan budaya. Sementara,
dimana ekowisata harus dapat meningkatkan Pitana (1999:76) melihat pembangunan
pembangunan akan lingkungan alam dan pariwisata kerakyatan berbeda dengan
budaya terkait sambil memperoleh pengalaman pariwisata konvensional. Pembangunan ini
yang mengesankan; Keempat, keberlanjutan lebih dikenal dengan model bottom up,
yakni ekowisata harus dapat memberikan pembangunan sebagai social learning yang
sumbangan positif bagi keberlanjutan ekologi menuntut adanya partisipasi masyarakat lokal
dari lingkungan tempat kegiatan, dan; Kelima, dalam pembangunan dan pengelolaannya.
manajemen yakni ekowisata harus dapat Lebih lanjut, Pitana (2002:55) menjelaskan
dikelola dengan cara yang dapat menjamin bahwa pariwisata yang berbasis budaya harus
daya hidup jangka panjang bagi lingkungan memperhatikan keterlibatan masyarakat lokal
alam dan budaya yang terkait di daerah tempat yang merupakan syarat mutlak untuk
kegiatan ekowisata (Choy, 1998:180) tercapainya pembangunan pariwisata
Secara teoritis, pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pengelolaan tersebut harus
Air Terjun Oehala akan melewati siklus hidup dilakukan oleh masyarakat yang hidup dan
destinasi pariwisata. Untuk memahami evolusi kehidupannya dipengaruhi oleh pembangunan
dan tahapan pengembangan pariwisata Air tersebut, sehingga akan mengarah pada sistem
Terjun Oehala dengan menggunakan salah pengelolaan yang berbasis masyarakat
satu teori siklus hidup destinasi pariwisata yang sebagai pelaku utama dalam pariwisata.
dikemukakan oleh Butler (1980) dalam Pitana Beberapa metode dan teknik pengumpulan
(2009:132),, yakni model siklus hidup destinasi data yang digunakan dalam artikel ini, berupa
(destination life cycle model), mulai dari pengumpulan data secara observasi,
tahapan awal exploration (eksplorasi atau wawancara mendalam, Focus Group
penemuan), tahapan pengembangan Discussion, dokumentasi dan studi
(development), hingga pada tahap decline/ kepustakaan. Secara umum, teknik analisis
rejuvenation. data menggunakan teknik analisis deskriptif
Adapula teori strategi perencanaan yang kualitatif, yaitu analisis data yang dilakukan
dikemukakan Inskeep (1991) dalam Ridwan dengan memaparkan dan menguraikan
(2012:4), yakni perencanaan dasar dengan keterangan-keterangan atau data-data yang
75 Jurnal Ilmiah JUPAR, Vol.2 No.02 November 2019

dikumpulkan selama melakukan penelitian. derasnya aliran air yang mengalir serta
Selanjutnya, perlu melakukan analisis antara keadaan lokasi wisata yang sejuk dan sangat
faktor lingkungan internal dan eksternal lokasi cocok untuk kegiatan rekreasi dan ada
wisata Air Terjun Oehala, kemudian dianalisis beberapa aktivitas wisata yang bisa dilakukan
dengan menggunakan analisi matrik SWOT. para pengunjung di lokasi wisata ini, yakni
Matrik SWOT menghasilkan beberapa strategi mandi, berfoto, memancing dan hiking dari
dan program yang relevan untuk lokasi wisata Air Terjun Oehala.
pengembangan ekowisata berbasis
Foto 1
masyarakat yang dilihat dari kekuatan dan
Kondisi Air Terjun Oehala dengan
peluang pengembangannya. Menurut Rangkuti
riam bertingkat
(2013:19), kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT untuk
membandingkan antara faktor-faktor internal
yang merupakan kekuatan (Strengths) dan
kelemahan (Weaknesses), dengan faktor
eksternal yang merupakan peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats).

KONDISI LINGKUNGAN INTERNAL DAN


EKSTERNAL DTW AIR TERJUN
OEHALA

Untuk merumuskan strategi pengembangan


Air Terjun Oehala sebagai daya tarik ekowisata
berbasis masyarakat, terlebih dahulu dilakukan
analisis lingkungan internal dan eksternal DTW
Air Terjun Oehala agar pengembangan
ekowisata berbasis masyarakat disesuaikan
dengan kondisi lingkungan internal dan
eksternal yang dimiliki, sehingga potensi-
potensi yang ada dapat dilestarikan serta
memberikan dampak positif bagi masyarakat
lokal.
3.1 Kondisi Lingkungan Internal
Faktor internal berupa kekuatan (Strengths) Sumber: Dokumentasi Peneliti (2016)
dan kelemahan (Weaknesses) yang dimiliki, Kedua, terdapat banyak pepohonan besar
sebagai salah satu dasar dalam menyusun yang rindang sehingga terkesan lokasi wisata
rencana maupun strategi pengembangan ini masih sangat alami dan lingkungannya
ekowisata berbasis masyarakat di DTW Air belum tercemar. Hal ini sangat cocok apabila
Terjun Oehala. Pengkajian faktor lingkungan dipertahankan potensi alamiahnya sehingga
internal dapat memberikan informasi tentang menjadikan Air Terjun Oehala sebagai daya
kemampuan atau modal secara internal untuk tarik wisata yang berbasis ekowisata dan
memanfaatkan dan atau mengatasi faktor- ramah lingkungan.
faktor eksternal dalam pencapaian tujuan Foto 2
pengembangan. Pepohonan yang rindang di Air Terjun
Berdasarkan hasil pengumpulan data, Oehala
didapatkan beberapa faktor lingkungan
internal, yakni faktor kekuatan (Strengths)
maupun kelemahan (Weaknesses) DTW Air
Terjun Oehala dapat diuraikan, sebagai berikut:
3.1.1 Faktor Kekuatan
Faktor-faktor kekuatan (Strengths) yang
dimiliki DTW Air Terjun Oehala, adalah sebagai
berikut:
Pertama, Air Terjun Oehala memiliki potensi
wisata dengan kekayaan alam, berupa
pemandangan alam yang indah dengan kondisi
air terjun yang riam bertingkat-tingkat dan
STRATEGI PENGEMBANGAN AIR TERJUN OEHALA 76
Syul Rosli Sanam

Foto 4
Atraksi Budaya (Upacara Natoni dan
Kerajinan Tenun Ikat)

Sumber: Dokumentasi Peneliti (2016)

Ketiga, adapula potensi wisata budaya yang


berasal dari kehidupan sosial budaya
masyarakat. Keunikan sosial budaya
masyarakat ini dijadikan sebagai pendukung
potensi wisata utama Air Terjun Oehala, yakni
kehidupan sehari-hari masyarakat lokal dengan
menyuguhkan sirih-pinang kepada para tamu
sebagai tanda penyambutan para tamu.
Adanya kesenian tradisional berupa tari-tarian,
terutama tarian penyambutan tamu “Tari
Giring-Giring” dan “Natoni” sebagai pantun
penyambutan para tamu istimewa, serta
adanya kerajinan tradisional dari masyarakat
setempat berupa tenunan ikat selendang,
sarung dan selimut yang masih melekat hingga
Sumber : Dokumentasi Peneliti (2016)
saat ini.
Foto 3 Keempat, antusiasme dari masyarakat lokal
Atraksi Budaya (Suguhan Sirih-Pinang dan dalam menyambut positif pengembangan
Tari Giring-Giring) lokasi wisata Air Terjun Oehala, yakni
masyarakat lokal berniat dan berinisiatif
menyediakan dan mengadakan berbagai
fasilitas lokal bagi wisatawan dengan
menggunakan bahan-bahan lokal, seperti
menyediakan tempat penginapan, berupa
homestay atau pondok wisata, kolam pancing
ikan, dan menyediakan makanan tradisional
sehingga wisatawan bisa menikmati kekhasan
yang dimiliki masyarakat lokal.
Foto 5
Rumah Bulat dan Makanan Khas TTS

Sumber: Dokumentasi Peneliti (2016)


77 Jurnal Ilmiah JUPAR, Vol.2 No.02 November 2019

maupun atraksi wisata budaya sebagai


pendukung. Hal ini terjadi karena masih
rendahnya inovasi pihak pengelola dan
masyarakat lokal dalam mengemas berbagai
atraksi wisata yang berdampak pada
terbatasnya sumber daya manusia dan sumber
daya finansialnya.
Kedua, kurang dan terbatasnya sarana dan
prasarana pariwisata yang menunjang
pengembangan DTW Air Terjun Oehala.
Fasilitas wisata akomodasi atau penginapan
dan restoran belum tersedia sehingga
wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata ini
tidak bisa menginap. Seluruh akomodasi hanya
tersedia di pusat Kota SoE.
Ketiga, kurangnya kesadaran masyarakat
atau pengunjung dalam menjaga keasrian,
kebersihan serta kerapian lokasi wisata Air
Sumber: Dokumentasi Peneliti (2016) Terjun Oehala. Melihat keadaan dan
keberadaan lokasi wisata Air Terjun Oehala
Kelima, Kabupaten TTS memiliki iklim yang yang masih sangat asri dan belum tercemar,
sejuk dibanding dengan iklim di kabupaten lain sebagai masyarakat lokal perlu menjaga dan
yang ada di daratan Timor. Kabupaten ini melestarikan kondisi lingkungan sekitar agar
merupakan daerah perbukitan dan tetap terlihat alami.
pegunungan dengan ketinggian rata-rata 900 Keempat, rendahnya perhatian pemerintah
meter di atas permukaan laut. Dengan keadaan daerah dalam mengelola berbagai potensi dan
dan kondisi iklim yang dingin dan sejuk, tentu daya tarik wisata yang ada di Kabupaten TTS.
sangat kontras dengan iklim yang ada di Dengan kurangnya bentuk kepedulian
daerah lain di NTT sehingga para wisatawan pemerintah, tentu dapat mempengaruhi
termotivasi untuk berekreasi di daerah ini. pembangunan kepariwisataan di Kabupaten
Keenam, kondisi akses jalan raya menuju TTS. Pembangunan kepariwisataan tidak dapat
lokasi wisata Air Terjun Oehala sudah beraspal berjalan apabila daya dukung dari pemerintah
yang cukup bagus dan letak aksesibilitasnya daerah kurang diinisiasikan.
sangat strategis. Kabupaten ini berada tepat di Kelima, lemahnya SDM khususnya bidang
tengah-tengah sedaratan Pulau Timor, yakni pariwisata, sehingga pengembangan daya tarik
dari Kota Kupang menuju Kabupaten TTU dan wisata Air Terjun Oehala belum bisa optimal.
Kabupaten Belu hingga ke Negara Republik Sehubungan dengan hal ini, masyarakat
Timor Leste. Selain itu, Air Terjun Oehala juga setempat mengakui bahwa mereka selama ini
memiliki letak yang strategis dekat dengan tidak memahami pentingnya pengembangan
daya tarik wisata lainnya, seperti: Taman pariwisata. Selama ini masyarakat memiliki
Wisata Kota, Taman Bu’at, Bola Palelo, antusias dalam menyediakan berbagai produk
Agrowisata Oelbubuk dan jalan menuju daerah wisata untuk mendukung pengembangan
pegunungan, yakni ke Gunung Mutis yang lokasi wisata Air Terjun Oehala, akan tetapi
merupakan salah satu daya tarik wisata mereka merasa kewalahan dan menyangka
unggulan bagi masyarakat dari dalam maupun bahwa pengembangan pariwisata sangat sulit.
luar daerah dan merupakan puncak tertinggi Keenam, belum adanya kerjasama antar
dengan dikuasai berbagai lahan hijau dari pihak stakeholder dalam pengembangan dan
masyarakat lokal dan keunikan budaya pengelolaan lokasi wisata Air Terjun Oehala.
masyarakat lokal dengan rumah berarsitektur Dalam hal ini, tidak adanya pelibatan dan
adat Timor. partisipasi masyarakat lokal secara aktif dalam
3.1.2 Faktor Kelemahan pengembangan lokasi wisata Air Terjun
Adapun faktor-faktor kelemahan Oehala.
(Weaknesses) yang terdapat di DTW Air Terjun Ketujuh, kurangnya kegiatan promosi lokasi
Oehala yang bisa mengurangi nilai kekuatan wisata Air Terjun Oehala karena tidak ada
potensi wisata Air Terjun Oehala, meliputi: lembaga pengelola khusus kawasan dan belum
Pertama, terbatasnya atraksi wisata yang disediakannya paket wisata yang memudahkan
bisa dilakukan di Air Terjun Oehala. wisatawan mengunjungi daya tarik wisata Air
Sesungguhnya potensi wisata Air Terjun Terjun Oehala dan daya tarik wisata lainnya
Oehala berpeluang menyediakan berbagai yang searah dan dekat dengan lokasi wisata
jenis atraksi wisata baik atraksi wisata alam, ini.
STRATEGI PENGEMBANGAN AIR TERJUN OEHALA 78
Syul Rosli Sanam

Pertama, tingkat persaingan antar daerah
3.2 Kondisi Lingkungan Eksternal
dalam penawaran produk wisata yang tinggi,
Lingkungan eksternal merupakan
yakni semakin ketat dan meningkatnya
lingkungan luar kawasan yang berpengaruh
persaingan dengan daya tarik wisata air terjun
dalam pengembangan lokasi wisata Air Terjun
lainnya yang ada di Provinsi NTT, seperti Air
Oehala, baik yang bersifat positif yakni
Terjun Oenesu yang sudah dikenal oleh
mendorong, maupun yang bersifat negatif yang
masyarakat luas.
mengancam pengembangannya. Lingkungan
Kedua, adanya eksploitasi Sumber Daya
eksternal lokasi wisata Air Terjun Oehala terdiri
Alam (SDA) yang merusak lingkungan.
dari faktor peluang (Opportunities) yang
Kabupaten TTS dikenal dengan daerah
bersifat positif dan faktor ancaman (Threats)
pegunungan dan masih sangat alami karena
yang bersifat negatif.
ditumbuhi banyak pemohonon besar. Sebagian
3.2.1 Faktor Peluang besar masyarakat lokal melakukan
Faktor-faktor peluang (Opportunities) DTW penebangan pohon secara sembarangan demi
Air Terjun Oehala, meliputi: pemenuhan kebutuhannya. Apabila
Pertama, Nusa Tenggara Timur termasuk penebangan pohon dilakukan secara tidak
dalam wilayah implementasi Master Plan terkontrol, tentu akan merusak lingkungan alam
Percepatan dan Perluasan Pembangunan sekitar. Berkaitan dengan kegiatan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor V. kepariwisataan, hal ini tentu dapat mengurangi
Kedua, semakin pesatnya kemajuan citra sumber daya alam yang ada sehingga
teknologi transportasi dan informasi yang daerah ini akan terlihat gersang, menimbulkan
memberikan kemudahan bagi wisatawan erosi, dan terjadinya pemanasan global.
dalam mencapai berbagai destinasi wisata dan Ketiga, derasnya arus informasi melalui
ke berbagai daya tarik wisata lainnya yang ada media tentang berbagai budaya asing yang
di TTS dan sekitarnya, serta memberikan berpengaruh terhadap karakter dan budaya
kemudahan bagi masyarakat TTS untuk masyarakat lokal. Dengan kemajuan teknologi
mempromosikan lokasi wisata Air Terjun dan informasi tentu sangat mempengaruhi
Oehala dan daya tarik wisata lainnya yang ada seseorang untuk melakukan perjalanan,
di TTS. dimana sebagian besar seseorang
Ketiga, kecenderungan trend perubahan memanfaatkan masa liburnya dengan dunia
minat kunjungan wisata yang berorientasi pada perfilman dibanding harus bepergian
wisata minat khusus atau pariwisata alternatif melakukan perjalanan wisata ke suatu
yang lebih peduli terhadap lingkungan, seperti destinasi wisata.
wisata pedesaan, ekowisata dan agrowisata. Keempat, adanya krisis ekonomi global
Keenam, adanya kerjasama segitiga yang berkepanjangan sehingga dapat
(triangle relationship) antara Kota Kupang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
(NTT) dengan Kota Dilli (Timor Leste) dan melakukan perjalanan wisata. Tidak dapat
Darwin (Australia). Dengan adanya kerjasama dipungkiri karena semakin mahal dan
ini, tentu akan memberikan peluang bagi meningkatnya taraf hidup masyarakat yang
wisatawan asing khususnya Timor Leste dan tentu dapat mempengaruhi keadaan ekonomi
Australia untuk berkunjung ke Provinsi NTT, seseorang yang pada akhirnya dapat
dan memiliki letak yang strategis dekat dengan mempersulit seseorang untuk melakukan
Pulau Bali, berbatasan dengan Timor Leste dan kegiatan wisata.
Australia. Kelima, masih rendahnya minat generasi
Ketujuh, adanya dukungan dari pihak muda dalam pengembangan pariwisata, seni
stakeholder pariwisata dan kebudayaan dan budaya daerah. Mengingat bahwa dunia
khususnya provinsi dan nasional yang kuat semakin canggih dan modern, dapat
dalam pengembangan kebudayaan dan mempengaruhi generasi muda untuk
pariwisata daerah, sehingga pergeseran menghabiskan waktunya dengan
kebijakan dan pembangunan nasional yang mengembangkan bakat jati diri mereka
menempatkan sektor kebudayaan dan dibanding harus memperhatikan sumber daya
pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas. alam di bidang pariwisata.
Keenam, instabilitas sosial ekonomi
3.2.2 Ancaman
nasional dan daerah yang berakibat pada
Selain faktor peluang yang mendukung
situasi atau kondisi ketertiban dan keamanan
pengembangan lokasi wisata Air Terjun
yang belum kondusif. Instabilitas sosial
Oehala, adapula beberapa faktor yang menjadi ekonomi dipengaruhi oleh berbagai faktor
tantangan atau ancaman dalam keamanan, seperti terror bom di daerah
pengembangan lokasi wisata Air Terjun
destinasi pariwisata, sehingga mengakibatkan
Oehala, diantaranya:
keengganan wisatawan untuk melakukan
79 Jurnal Ilmiah JUPAR, Vol.2 No.02 November 2019

kegiatan perjalanan wisata. STRATEGI DAN PROGRAM


Ketujuh, penularan wabah penyakit, seperti PENGEMBANGAN
Virus SARS, Flu Burung, Ebola, dan lain-lain.
Virus-virus ini seringkali menjadi bahan Strategi pengembangan ekowisata berbasis
perbincangan di media sosial, dimana virus- masyarakat merupakan salah satu upaya yang
virus ini merupakan penyakit yang bersifat bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
zoonosis. Hal ini tentu menjadi suatu ancaman masyarakat lokal melalui kegiatan pariwisata
besar bagi masyarakat tuan rumah, sehingga yang berkelanjutan dan diharapkan dapat
membuat masyarakat tuan rumah merasa meningkatkan kualitas kepariwisataan di
kwatir dengan adanya kedatangan orang asing Kabupaten TTS. Dengan adanya kegiatan
atau wisatawan tentu bisa memularkan sakit- wisata yang dikembangkan, seluruh potensi
penyakit yang membahayakan masyarakat dan daya tarik wisata yang ada diharapkan
tuan rumah. akan lebih diberdayakan sehingga dapat
berkembang dan memberikan manfaat bagi
masyarakat lokal.

Gambar 1
Matrik Analisis SWOT Strategi Pengembangan Air Terjun Oehala
Kekuatan(Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
1) Adanya potensi aktivitas 1) Terbatasnya atraksi wisata.
IFAS wisata alam 2) Kurangnya sarana dan prasarana
2) Banyak pepohonan rindang pariwisata.
E dan lingkungan belum 3) Belum ada kesadaran menjaga
tercemar kebersihan dan keasrian lokasi
F 3) Adanya potensi dan atraksi wisata.
A wisata budaya. 4) Lemahnya SDM pariwisata.
S 4) Antusiasme masyarakat 5) Belum ada kerjasama pihak
lokal. stakeholder.
5) Iklim yang kondusif, kontas 6) Rendahnya perhatian pemerintah
dengan iklim di daerah lain. dalam pembangunan pariwisata
6) Aksesibilitas cukup bagus 7) Kurangnya kegiatan promosi dan
dan letak yang strategis. penyediaan paket wisata.
Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO
1) NTT termasuk wilayah Strategi yang menggunakan Strategi yang meminimalkan kelemahan
implementasi MP3EI. kekuatan untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan peluang
2) Kemajuan teknologi peluang
transportasi dan informasi.
3) Kecenderungan trend Strategi pengembangan sarana dan
berorientasi pada pariwisata Strategi pengembangan produk prasarana pokok maupun penunjang
alternatif. ekowisata ekowisata
4) Kerjasama segitiga NTT, (S 1,2,3,4,5,6,; O 1,2,3,4,5) (W 1,2,3,4,5,6,7,; O 1,2,3,4,5)
Timor Leste dan Australia. Strategi pemasaran atau promosi
5) Dukungan stakeholder ekowisata
pariwisata dalam (W 2,4,5,6,7; O 1,2,3,4,5)
pengembangan pariwisata.
Tantangan (Threats) Strategi ST Strategi WT
1) Meningkat persaingan Strategi yang menggunakan Strategi yang meminimalkan kelemahan
dalam penawaran produk kekuatan untuk mengatasi dan menghindari ancaman
wisata. ancaman
2) Adanya eksploitasi SDA.
3) Derasnya arus informasi Strategi pengembangan kelembagaan
tentang budaya asing. Strategi peningkatan keamanan dan Sumber Daya Manusia (SDM)
4) Adanya krisis ekonomi dan kenyamanan dalam pariwisata terhadap pengembangan
global. pengembangan ekowisata ekowisata berbasis masyarakat
5) Rendahnya minat generasi berbasis masyarakat (W 1,2,3,4,5,6,7; T 1,2,3,4,5)
muda dalam (S 1,2,3,4,5,6; T 1,2,3,4,5)
pengembangan pariwisata.
6) Instabilitas sosial politik
nasional dan daerah.
7) Penyebaran wabah
penyakit.

Sumber : Hasil Analisis Data (2016)


STRATEGI PENGEMBANGAN AIR TERJUN OEHALA 80
Syul Rosli Sanam

Merujuk pada empat kelompok strategi dengan menggunakan dan memanfaatkan
pengembangan yang telah dihasilkan dalam produk lokal, dan; Ketiga, fasilitas penunjang
analisis SWOT, maka program yang ditetapkan dan pelayanan pariwisata, seperti: pasar seni
dalam pengembangan DTW Air Terjun Oehala yang menjual hasil kerajinan masyarakat lokal,
dapat diuraikan, sebagai berikut: klinik kesehatan, sarana transportasi,
penyediaan air bersih dan instalasi listrik di
a) Program Pengembangan Produk dan
area sekitar lokasi wisata.
Atraksi Wisata
Pengembangan produk wisata hendaknya c) Program Pengembangan Sumber Daya
selalu berpedoman pada prinsip yang Manusia dan Pembentukan
berkelanjutan dan berbasis ekowisata, Kelembagaan
sehingga tidak menimbulkan kerusakan Keberhasilan pengembangan ekowisata
terhadap sumber daya pariwisata tersebut. adalah terwujudnya kawasan yang lestari,
Berdasarkan karakteristik daya tarik wisata berkelanjutan, yang diikuti dengan kemandirian
yang menjadi kekuatan lokasi wisata ini, maka lembaga-lembaga lokal serta sumber daya
alternatif produk wisata yang dapat manusia yang profesional. Program
dikembangkan di lokasi wisata Air Terjun pengembangan sumber daya manusia yang
Oehala, dapat dijabarkan sebagai berikut: dapat diinisiasikan untuk mendukung
Pertama, mengembangkan aktivitas wisata pengembangan lokasi wisata Air Terjun
alternatif, yakni aktivitas wisata dengan Oehala, meliputi: Program pendidikan dan
menjaga kondisi lingkungan agar tetap alami, pelatihan dalam bidang pariwisata, bertujuan
wisata memancing, wisata hiking, lintas alam, untuk meningkatkan pemahaman dan
pengadaan satwa liar dan aktivitas wisata kesadaran masyarakat setempat bahwa
olahraga air (water sport), seperti berenang. kegiatan pariwisata sangat mengutamakan
Kedua, Wisata budaya yang dapat pentingnya jasa pelayanan dan
dikembangkan untuk mendukung keramahtamahan yang diterapkan oleh
pengembangan lokasi wisata Air Terjun Oehala masyarakat tuan rumah kepada wisatawan.
dengan mengadakan atraksi-atraksi wisata Berdasarkan data yang diperoleh, secara
budaya, yakni tari-tarian yang dipentaskan agar faktual menunjukkan bahwa tingkat pendidikan,
disaksikan oleh para wisatawan dikala pengetahuan, pemahaman dan pengalaman
berkunjung ke lokasi wisata Air Terjun Oehala masyarakat lokal di bidang pariwisata masih
dan adanya kerajinan tradisional dari sangat minim. Oleh karena itu, pendidikan dan
masyarakat lokal dalam menunjang kehidupan pelatihan keterampilan serta penyuluhan sadar
sosial ekonomi masyarakat lokal, menyediakan wisata dan sapta pesona sangat penting
makanan khas daerah atau makanan diinisiasikan, tidak sekedar diprogramkan tetapi
tradisional, serta pembangunan rumah diwujudnyatakan sehingga pengembangan
percontohan yang bercirikan arsitektur tradisi pariwisata terjadi secara seimbang.
masyarakat lokal.
d) Program Pengembangan Promosi dan
b) Program Pengembangan Fasilitas Pemasaran
Pariwisata Untuk mensukseskan pengembangan DTW
Dalam rangka mensukseskan Air Terjun Oehala sebagai suatu daya tarik
pembangunan pariwisata yang berkelanjutan di ekowisata berbasis masyarakat, maka salah
DTW Air Terjun Oehala, diharapkan dapat satu upaya yang perlu dilakukan agar potensi
memanfaatkan berbagai sumber daya wisata yang dimiliki dikenal dan dapat
pariwisata yang tentunya dapat ditawarkan dan memukau masyarakat luas untuk melakukan
menyediakan segala bentuk permintaan perjalanan wisata ke DTW Air Terjun Oehala
sebagai wujud pemenuhan kebutuhan dan baik dari kalangan lokal, regional, nasional
keinginan para wisatawan dikala melakukan hingga ke kalangan internasional adalah
kunjungan wisata ke daerah ini. dengan melakukan program promosi yang
Beberapa program pengembangan fasilitas gencar. Promosi yang dilakukan dengan
pariwisata yang perlu disediakan untuk pemanfaatan teknologi informasi dan
mendukung kesuksesan pengembangan komunikasi melalui media internet dengan
ekowisata berbasis masyarakat di DTW Air pembuatan website khusus Air Terjun Oehala,
Terjun Oehala terdiri dari: Pertama, fasilitas bekerjasama dengan biro perjalanan wisata
pengelolaan seperti: pembangunan pusat dalam pemasaran produk wisata khusus dalam
pengelolaan dan informasi pariwisata, dan pembuatan paket wisata, akomodasi, dan
disediakan pos pengelolaan di DTW Air Terjun usaha jasa wisata lainnya, serta pembangunan
Oehala; Kedua, fasilitas wisata, yakni Pusat Informasi Pariwisata (Tourism
penyediaan akomodasi, seperti: homestay dan Information Centre) di Kabupaten TTS.
restoran atau rumah makan yang dibangun Selain melakukan program promosi melalui
81 Jurnal Ilmiah JUPAR, Vol.2 No.02 November 2019

media teknologi dan komunikasi, perlu wisata yang lebih memberdayakan masyarakat
melakukan promosi melalui brosur, lokal, yakni dengan memanfaatkan produk
leaflet,booklet, CD Interaktif dan pemasangan lokal, sehingga mampu mendorong ekonomi
balihoo di tempat-tempat umum dengan masyarakat menuju peningkatan
mengeksplorasi gambar atau foto potensi kesejahteraan masyarakat lokal, dan perlu
wisata yang dimiliki Air Terjun Oehala. Dengan meningkatkan kualitas SDM di bidang
dilakukannya program promosi seperti ini, pariwisata agar masyarakat memiliki
dapat menarik minat wisatawan untuk pengetahuan, kemampuan dan lebih terampil
berkunjung ke DTW Air Terjun Oehala. dalam mengemas berbagai produk wisata, agar
terwujudnya pengembangan ekowisata yang
e) Program Pengembangan Ekowisata
mengarah pada pelibatan dan partisipasi
yang Ramah Lingkungan
masyarakat lokal. Kedua, masyarakat
Air Terjun Oehala memiliki kekayaan alam
diharapkan turut menjaga kebersihan, dan
yang potensial, untuk itu perlu menjaga
keasrian lokasi wisata dengan tidak menebang
konservasi lingkungan dan menjaga keasrian
pohon sembarang dan bekerjasama
alam Air Terjun Oehala dengan melakukan
membersihkan sumber mata air dan arus aliran
kegiatan-kegiatan yang bersifat alami, seperti
air yang mengalir ke Air Terjun Oehala. Ketiga,
kegiatan penanaman pohon dan melindungi
meningkatkan strategi promosi dan pemasaran
pepohonan yang tumbuh di sekitar lokasi
yang lebih intensif dengan pemanfaatan
wisata sehingga lingkungan alam Air Terjun
teknologi, informasi dan komunikasi dan
Oehala tetap dilestarikan. Untuk melindungi
bekerjasama dengan masyarakat lokal dan
dan menjaga keasrian lokasi wisata Air Terjun
pelaku swasta dalam penyediaan paket wisata
Oehala, perlu memasang papan peringatan
dan membuat peraturan-peraturan bagi ke berbagai daya tarik wisata yang ada di TTS.
wisatawan agar turut menjaga keasrian air
terjun dengan tidak mengotori lingkungan DAFTAR PUSTAKA
sekitar.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Timor Tengah
SIMPULAN Selatan. 2016. Timor Tengah Selatan
dalam Angka 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
strategi dan program yang perlu dikembangkan Choy, D L. 1998. Makalah Ecotourism
untuk mensukseskan pengembangan Air Planning. Lokakarya Perencanaan
Terjun Oehala sebagai daya tarik ekowisata Pariwisata Berkelanjutan. Bandung: ITB.
berbasis masyarakat diantaranya, adalah
program pengembangan produk dan atraksi Eplerwood, M. 1999. The Ecotourism Society.
wisata alam dan budaya berbasis ekowisata, Seminar Reuni Fakultas Kehutanan
pengembangan fasilitas pariwisata, UGM Yogyakarta. Yogyakarta: Pustaka
pengembangan SDM dan pembentukan Pelajar.
kelembagaan, pengembangan promosi dan
pemasaran, serta pengembangan ekowisata Fandeli, C. 2000. Pengusahaan Ekowisata.
yang ramah lingkungan. Kunci utama Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
mensukseskan pengembangan daya tarik
wisata Air Terjun Oehala sebagai daya tarik Inskeep, E. 1991. Tourism Planning an
ekowisata berbasis masyarakat, maka sangat Integtated and Sustainable Development
perlu adanya pelibatan dan partisipasi Approach. New York: Van Nostrand
masyarakat lokal, sehingga tercapai suatu Reinhold.
pembangunan berkelanjutan yang diharapkan
dapat mendorong pembangunan ekonomi Kusuma Dewi, L G L. 2013. “Usaha
menuju peningkatan kesejahteraan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
masyarakat lokal. Masyarakat Desa Beraban dalam
Pengelolaan Tanah Lot secara
Berkelanjutan”. Jurnal Analisis
SARAN
Pariwisata, Vol. 13 No. 1, 23-44.
Beberapa pemikiran yang disarankan terkait
Paturusi, Syamsul Alam. 2008. Perencanaan
pengembangan Air Terjun Oehala sebagai
Kawasan Pariwisata. Denpasar:
daya tarik ekowisata berbasis masyarakat,
Udayana University Press.
adalah: Pertama, pemerintah kabupaten perlu
memperbaiki, menyediakan dan
Pitana, I G. 1999. Pelangi Pariwisata Bali.
mengembangkan fasilitas pariwisata di lokasi
Denpasar: Bali Post.
STRATEGI PENGEMBANGAN AIR TERJUN OEHALA 82
Syul Rosli Sanam

Pitana, I G. 2002. Apresiasi Kritis Terhadap
Kepariwisataan Bali. Denpasar: PT. The Rencana Strategi (RENSTRA) Dinas
Works. Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Timor Tengah Selatan. Periode 2014-
Pitana, I G dan Diarta, S. 2009. Pengantar Ilmu 2019.
Pariwisata. Jakarta: Andi.
Ridwan, M. 2012. Perencanaan &
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Pengembangan Pariwisata. Medan: PT.
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. SOFMEDIA.
Gramedia Pustaka Utama.
Suwantoro, G. 2002. Dasar-Dasar Pariwisata.
Rangkuti, F. 2013. Analisis SWOT. Jakarta: PT Yogyakarta: Andi.
Gramedia Pustaka Utama.

You might also like