Pengelolaan Museum Arma Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi Budaya Di Desa Ubud Kabupaten Gianyar, Bali

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Analisis Pariwisata Vol. 19 No.

1, 2019 ISSN : 1410 – 3729

PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA EDUKASI BUDAYA


DI DESA UBUD KABUPATEN GIANYAR, BALI

Dian Pramita Sugiarti1 I Gede Anom Sastrawan2

1Program Studi Sarjana Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana


dian_pramita@unud.ac.id 1 anom_sastrawan@unud.ac.id 2

ABSTRACT

Arma Museum is a museum located in the village of Ubud. When viewed from the type collection
Arma Museum categorized as museum of art. Arma Museum as a cultural tourist attraction, hopes to
become a cultural center is a place for preserving art and culture, therefore the manager is expected to
preserve the art of Balinese culture by means of training, education and organizing events related to art and
culture of Bali. That assumption is underlying me to choose this topic for research. The topic is “Management
of Arma Museum as Cultural Education Tourist Attraction in the village of Ubud, Gianyar Regency, Bali”.
The method used in this research is a research method with qualitative descriptive analysis
technique to analyze management of Arma Museum. Sources of data derived from primary data and
secondary data. Data collecting technique using in-depth interviews, observation and study of literature.
Determination of informants from Arma Museum in this study using purposive sampling technique. This
study is limited by using the concept of management, the concept of the museum, tourist attraction concept
and the concept of cultural tourism. Five museums in the Ubud area has different types of categories the
same collection are paintings, but in its management Arma Museum combines the museum as an institution
which is a non-profit that is supported by the business unit such as a café, a coffee shop, Restaurant, and the
cottages are located in the area Arma museum. Arma Museum is able to become a cultural tourist attraction
because apart from being institutions that preserve works of art, but the museum arma also able to preserve
some kind of art such as dance, sculpture and traditional music.

Keyword : Arma Museum, Education Tourism, Cultural Tourism

I. PENDAHULUAN Ubud merupakan salah satu kecamatan di


Kabupaten Gianyar yang memiliki beberapa
Bali merupakan sebuah pulau di pilihan daya tarik wisata budaya, terdapat
Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri beberapa daya tarik wisata budaya yang
bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan tersebar di kecamatan Ubud. Sebagai kawasan
mancanegara. Keunikan tradisi dan adatistiadat yang memiliki daya tarik wisata budaya maka
Masyarakat Bali membuat wisatawan seakan terdapat beberapa museum yang berada di
tidak pernah merasa bosan berkunjung ke Bali. kawasan Ubud, yakni Museum Puri Lukisan,
Bali menjadi primadona dengan memiliki Museum Arma, Museum Antonio Blanco,
beberapa julukan, diantaranya Pulau Dewata, Museum Neka, dan Museum Rudana.
Pulau Seribu Pura hingga pulau yang eksotik. Berdasarkan lima museum yang tersebar di
Dengan memanfaatkan potensi keindahan alam kawasan Ubud, penelitian ini dilakukan di
serta kekayaan budaya yang dimiliki membuat Museum Arma, hal ini dikarenakan museum
Pulau Bali terkenal sebagai destinasi pariwisata Arma memiliki keunikan dalam bidang
yang memiliki berbagai jenis daya tarik wisata. pengelolaan sebuah museum, yang dalam
Dilihat berdasarkan potensi kepariwisataan pengelolaan.ya Museum arma mencoba
maka jenis pariwisata yang sesuai untuk menyuguhkan seni secara utuh, mengedukasi
dikembangkan di Bali adalah pariwisata budaya.

12
Jurnal Analisis Pariwisata Vol. 19 No. 1, 2019 ISSN : 1410 – 3729

wisatawan dan mengklaim diri sebagai “living pengurusan. Banyak orang yang mengartikan
Museum”. manajemen sebagai pengaturan, dan
pengelolaan, yang dapat diartikan dengan
Konsep living museum yang diterapkan di manajemen, yang juga berarti pengaturan atau
Arma, menurut keyakinan Agung Rai pengurusan. Dalam pengelolaan suatu daya tarik
merupakan “sebagai acuan pendirian dan wisata tidak lepas dari unsur – unsur
pengelolaan Museum di masa depan, dimana manajemen yang terdiri dari perencanaan,
lingkungan sekitar berikut kehidupan pengorganisasian, penggerakan, serta
sosialkultural sehari-harinya, menjadi bagian pengawasan. Batasan pengertian museum
yang tak terpisahkan dari keberadaan museum menurut Direktorat Jendral Kebudayaan
ini”. Couteau (2013 : 166). Berdasarkan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
konsep living museum yang diterapkan di bukunya yang berjudul “Pengelolaan Koleksi
Museum Arma, pengemasan unsur budaya seni Museum”, museum adalah suatu lembaga yang
lukis, “seni kehidupan”, seni pertunjukan, dan bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,
seni makanan sebagai suatu produk yang melayani masyarakat dan perkembangannya
dijadikan sebagai daya tarik wisata edukasi terbuka untuk umum yang
budaya di Museum Arma. Tentunya hal ini memperoleh,merawat,menghubungkan, dan
merupakan sesuatu yang menarik bagi memamerkan untuk tujuan-tujuan studi,
perkembangan museum di Indonesia dan Bali pendidikan dan kesenangan, barang-barang
pada khususnya. Berkaitan dengan latar pembuktian manusia dan lingkungannya.
belakang yang telah dipaparkan di atas, Direktorat Cagar Budaya dan Museum (2007 :
penelitian ini meneliti mengenai Museum Arma 2). Konsep wisata budaya oleh Pendit (1994 :
sebagai daya tarik wisata edukasi budaya di 41), wisata budaya adalah suatu perjalanan yang
Desa Ubud Kabupaten Gianyar, Bali. dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang
II. TINJAUAN PUSTAKA dengan melakukan perjalanan ke suatu daya
Tinjauan penelitian lain yang digunakan tarik wisata yang memiliki keunikan berupa
dalam penelitian ini yaitu penelitian oleh Deta kebiasaan dan adat istiadat serta seni budaya
(2012) yang berjudul “Upaya Pengelolaan yang dimiliki.
Museum Bali untuk Meningkatkan Jumlah
III. METODE PENELITIAN
Kunjungan Wisatawan dalam Mendukung
program Gerakan Nasional Cinta Museum tahun 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi
2010-2014”. Dalam penelitian ini memiliki
kesamaan pada fokus penelitian yaitu mengenai Penelitian yang dilakukan berada di
pengelolaan di sebuah Museum, namun kawasan Museum Seni Agung Rai “ARMA” yang
penelitian yang di lakukan Museum Arma lebih terletak di jalan pengosekan, Kecamatan Ubud,
menekankan terhadap upaya pengelolaan Kabupaten Gianyar. Kawasan Museum Arma
Museum Arma sebagai daya tarik wisata edukasi berada di tempat yang sangat strategis karena
budaya dalam pelestarian seni budaya. berada diantara persilangan wilayah antara,
Desa Ubud (ujung selatan), Desa Mas (ujung
Penelitian oleh Mardika (2001) dengan barat), dan Desa Peliatan (wilayah barat daya)
judul Manajemen Sumber Daya Budaya (Studi yang ketiga tempat tersebut dikenal sebagai
Kasus di Museum Arma). Dalam penelitian ini pusat perkempungan seniman di wilayah Ubud.
memiliki kesamaan pada fokus dan lokus
penelitian. Yang sama-sama meneliti mengenai 3.2 Jenis dan Sumber Data
pengelolaan di Museum Arma, namun penelitian Jenis dan sumber data yang digunakan
ini lebih terfokus kepada peran Museum Arma
dalam penelitian ini adalah : Data kualitatif
dalam pelestarian kesenian tradisional. Dan
adalah data yang berbentuk uraian dan bukan
lokusnya sama-sama melakukan penelitian di numerik atau angka, seperti kalimat-
Museum Arma yang berada di Desa Ubud. Dalam
kalimat/catatan, foto, rekaman suara dan
penelitian ini menggunakan beberapa landasan
gambar. Kusmayadi (2000 : 80). Data kualitatif
konsep, antara lain konsep pengelolaan oleh
dalam penelitian ini antara lain : sejarah
Arikunto (2010 : 31), dapat diartikan dengan pendirian Museum Arma dan upaya pengelolaan
manajemen, yang berarti pula pengaturan atau
Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya.

13
Jurnal Analisis Pariwisata Vol. 19 No. 1, 2019 ISSN : 1410 – 3729

Data primer menurut Wardiyanta (2006 : 28), dalam menganalisis data yaitu reduksi data,
data yang diperoleh atau dikumpulkan secara penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
langsung di lapangan yang berupa informasi
dari informan yaitu pihak pengelola Museum
Arma melalui wawancara mendalam, dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.
observasi. Data primer meliputi, gambaran
umum Museum Arma, upaya pengelolaan 4.1 Gambaran Umum Museum Arma
Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya.
Museum Arma (Agung Rai Museum of
3.3 Teknik Pengumpulan Data Arts) merupakan salah satu museum yang ada di
Desa Ubud, yang berlokasi di jalan Pengosekan,
Dalam penelitian ini menggunakan dua kecamatan Ubud. Total jumlah koleksi lukisan
metode teknik pengumpulan data antara lain : 1. yang ada di Museum Arma mencapai 880 buah
Observasi menurut Kusmayadi (2000 : 84) yaitu lukisan, yang terdiri dari 280 lukisan yang
teknik pengumpulan data yang dilakukan dipajang di dua bangunan pameran, dan 600
dengan cara mengadakan suatu pengamatan lukisan tersimpan di gudang penyimpanan.
langsung secara teliti serta pencatatan secara Museum Arma dikatagorikan sebagai museum
sistematis, meneliti atau mengukur kejadian seni lukis berdasarkan dari koleksi yang berada
yang sedang berlangsung, guna memperoleh di Museum Arma. Total dari 280 koleksi lukisan
memperoleh data berupa gambaran umum tersebut dibagi ke dalam dua buah gedung yaitu
Museum Arma dan upaya pengelolaan Museum Bale Dauh dan Bale Daje.
Arma sebagai daya tarik wisata budaya. 2.
Wawancara mendalam menurut Kusmayadi Lukisan yang dipajang berlandaskan pada
(2000 : 83) yaitu teknik pengumpulan data yang periodisasi perkembangan lukisan, sehingga
dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pada saat wisatawan melihat lukisan-lukisan
pertanyaan secara lisan atau langsung. tersebut akan merasakan perkembangan lukisan
Pengumpulan data melalui wawancara dengan dari waktu ke waktu. Koleksi lukisan di Museum
pihak pengelola dan staf Museum Arma yang Arma berasal dari pelukis klasik Kamasan, karya
berpedoman pada sebuah pertanyaan yang seniman Batuan, karya pelukis Bali seperti I
berkaitan dengan upaya pengelolaan Museum Gusti Nyoman Lempad, Ida Bagus Made, Anak
Arma sebagai daya tarik wisata budaya. Agung Gde Sobrat, dan I Gusti Made Deblog,
termasuk juga pelukis yang hidup dan bekerja di
3.4 Teknik Penentuan Informan Bali, yaitu Willem Gerard Hofker, Rudolf Bonnet,
Teknik Penentuan informan dalam Walter Spies, Adrien Jean Le Mayuer De Merpres
penelitian ini dilakukan dengan teknik dan Willem Dooijeward. (Sumber : Museum
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2014 : Arma, 2015)
85), purposive sampling adalah teknik 4.2 Pengelolaan Museum Arma sebagai Daya
pengambilan sampel atau informan sebagai Tarik Wisata Budaya di Ubud.
sumber data dengan pertimbangan
tertentu,karena orang tersebut dianggap paling Museum Arma merupakan museum
tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga swasta yang dalam pengelolaaanya berada di
akan memudahkan peneliti menjelajahi objek bawah Yayasan Arma. Museum ini merupakan
atau situasi sosial yang diteliti. Informan dalam museum yang menyatukan unsur lingkungan
penelitian ini antara lain : Agung Rai selaku sekitar berikut kehidupan sosial-kultural
founder dan ketua Museum Arma, Anak Agung menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
Gde Asrama selaku penasehat dan kurator di keberadaan Museum Arma. Konsep living
Museum Arma, dan Made Pande Artha selaku museum yang diterapkan di Museum Arma
kordinator Museum Arma. selain bertujuan untuk menampilkan kehidupan
masyarakat Bali, juga bertujuan untuk membuat
3.5 Teknik Analisis Data Museum Arma menjadi pusat seni budaya.
Teknik analisi data dalam penelitian ini Adapun tahapan pengelolaan yang dilakukan
menggunakan teknik analisis data menurut sebagai berikut:
Miles dan Huberman (1992 : 16). Aktivitas 4.2.1 Perencanaan,

14
Jurnal Analisis Pariwisata Vol. 19 No. 1, 2019 ISSN : 1410 – 3729

Perencanaan meliputi: 1) Upaya menjaga kerusakan terhadap koleksi lukisan


pelestarian benda-benda koleksi budaya di yaitu dengan, perawatan yang bersifat
Museum Arma. Pelestarian bendabenda koleksi pencegahan sebelum terjadi kerusakan pada
budaya di Museum Arma merupakan sebuah koleksi seni lukis dengan melakukan
kegiatan yang bertujuan untuk menjaga agar pembersihan rutin kepada lukisan baik lukisan
koleksi seni lukis yang ada di Museum Arma yang dipajang ataupun lukisan yang berada di
dapat bertahan ataupun tidak mengalami gudang penyimpanan. 2. Dalam melestarikan
kerusakan. 2) Upaya pelestarian seni budaya. seni budaya, pihak museum melakukan
Museum Arma selain sebagai tempat untuk beberapa kegiatan yang bertujuan untuk
menampilkan koleksi-koleksi yang berupa menjaga keseniankesenian yang ada di Ubud,
lukisan, Museum Arma juga memiliki misi dalam antara lain melalui pembentukan sanggar tari,
melestarikan seni budaya yang ada. 3) seni lukis, dan pahat, serta melalui culture
Pengembangan unit usaha yang berada di workshop yang diadakan oleh pihak pengelola.
kawasan Museum Arma dalam mendukung 3. Pada kawasan Museum Arma terdapat
keberadaan Museum Arma sebagai unsur non beberapa unit usaha yang mendukung
provit. Museum Arma yang dalam keberadaan dari Museum Arma, usaha tersebut
pengelolaannya merupakan museum swasta, antara lain : warung kopi, kafe, restaurant,
tentunya diharapkan mampu mengupayakan penginapan, dan sebuah toko buku. Selain dari
sendiri sumber-sumber dana untuk membiayai keberadaan unit usaha tersebut, pihak pengelola
operasional di Museum Arma. kini sudah mengembangkan potensi yang ada di
kawasan Museum Arma untuk mendukung
4.2.2 Pengorganisasian keberadaan dari Museum Arma dengan
Agar semua proses pengelolaan di menggunakan kawasan museum sebagai tempat
Museum Arma dapat berjalan dengan baik seminar ataupun sosial gathering, festival-
sesuai dengan apa yang telah direncanakan festival, serta wedding party.
maka dilakukanlah pembagian tugas yang sesuai 4.2.4 Pengawasan
dengan fungsi-fungsinya dari masing-masing
pengurus, antara lain dalam bidang pelestarian Dalam mendukung proses pengelolaan
benda-benda koleksi di Museum Arma diberikan di Museum Arma dapat berjalan dengan baik
kepada kurator / guide supervisor serta guide dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
sesuai dengan fungsi pokok jabatan yaitu maka Ketua Yayasan Arma yaitu Anak Agung
menjamin bahwa tiap koleksi mendapatkan Gde Rai selaku pimpinan tertinggi di Museum
perawatan, pengawetan dan pemeliharaan. Arma yang bertugas mengawasi dan
Dalam bidang pelestarian seni budaya di memonitoring semua proses pengelolaan yang
Museum Arma diberikan tanggung jawab dilakukan di Museum Arma, serta melakukan
kepada ketua sanggar, sesuai dengan fungsi evaluasi hasil kerja secara keseluruhan
pokok jabatan dari ketua sanggar di Museum berdasarkan hasil laporan tiap-tiap sub bagian
Arma adalah mengadakan pelatihan kepada yang ada di Museum Arma.
generasi muda khususnya yang ingin belajar
mengenai seni lukis, tari, maupun tabuh. Dalam 4.2.5 Wisata Edukasi Budaya
bidang pengembangan unit usaha di Museum Museum Arma merupakan museum
Arma di pimpin oleh seorang Direktur Arma seni tertua di Ubud Bali. Misinya adalah untuk
Museum dan Resort yang mengelola museum melestarikan, mengembangkan, dan
serta unitunit usaha yaitu resort, restaurant, mendokumetasikan seni tradisional Bali
warung kopi, dan café. modern. Museum ini merupakan rumah bagi
4.2.3 Pelaksanaan koleksi terbaik lukisan tradisional Bali modern
dan ukiran kayu dipulau ini, mulai sejak tahun
Berikut adalah proses kerja atau upaya 1930-1945 hingga pasca perang. Koleksinya
yang dilakukan oleh pihak pengelola Museum mencakup contoh-contoh penting dari semua
Arma dalam mengelola Museum Arma sesuai gaya artistik di Bali termasuk seniman muda
dengan apa yang telah direncanakan. 1. Dalam Sanur, Batuan, Ubud dan sekolah seniman Keliki.
pelestarian benda-benda koleksi budaya yaitu
lukisan, maka upaya yang dilakukan untuk

15
Jurnal Analisis Pariwisata Vol. 19 No. 1, 2019 ISSN : 1410 – 3729

Adapun aktivitas wisata edukasi budaya yang didapat dalam workshop ini memberikan
yang ditawarkan dalam bentuk Art&Cultural edukasi yang dibutuhkan bagi wisatawan anak
Workshops yaitu, yang berkunjung. Wisata edukasi ini akan
menciptakan suatu kreativitas nantinya ketika
1. Gamelan (lokakarya pengantar wisatawan kembali ke negaranya.
instrumen gamelan dan teknik bermain
yang berdurasi 1 jam). Traditional
Painting (lokakarya satu hari yang
membimbing Anda melalui langkah- V. SIMPULAN
langkah mulai dari membuat sketsa
hingga karya seni tradisional yang 5.1 Simpulan
lengkap berdurasi 7 jam).
Dalam pengelolaan Museum Arma
2. Flute Playing (dalam lokakarya ini Anda
sebagai daya tarik wisata budaya yang
akan belajar memainkan seruling
menampilkan keindahan kekayaan seni serta
bambu tradisional Bali yang berdurasi 1 budaya, dan program-program serta kegiatan
jam). yang ada di Museum Arma tidak hanya
3. Clasiccal Painting (dalam workshop ini bertujuan untuk konservasi namun juga
Anda akan belajar tentang dan bertujuan untuk pengembangan seni budaya,
membuat lukisan gaya kamasan klasik maka dari itu dalam pengelolaannya Museum
yang menggambarkan karakter dari
Arma mengedepankan program-program yang
cerita Ramayana dan Mahabrata yang
berhubungan dengan upaya-upaya pelestarian
terkenal yang berdurasi 7 jam).
4. Mask Painting (memahami makna dan seni budaya khas Bali, antara lain seni lukis, seni
bentuk topeng Bali yang berbeda sambil musik, seni pahat serta seni tari.
membuat milik Anda sendiri yang
Wisata edukais yang ditawarkan di
berdurasi 3 jam)
Museum Arma akan memberikan pengetahuan
5. Shadow Puppet (mengukir dan melukis
wayang kulit dari kulit sambil belajar baru dalam segi budaya bagi wisatawan yang
tentang dari dan fungsi boneka yang berkunjung, mengusung konsep living museum
paling penting yang berdurasi 7 jam) menambahkan daya tarik wisata Museum Arma.
6. Basketry (menenun keranjang
tradisional Bali menggunakan bahan-
bahan alami seperti daun palem dan 5.2 Saran
bamboo yang berdurasi 3 jam)
7. Offering Making (pelajari seni ritual Bali Untuk pihak pengelola Museum Arma
harian yang berurasi 3 jam) diharapkan dapat memiliki sebuah laboratorium
8. Batik Class (belajar tentang salah satu seni lukis yang bertujuan sebagai tempat untuk
seni tradisional Indonesia yang paling memperbaiki lukisan-lukisan yang mengalami
terkenal, menjadi akrab dengan teknik kerusakan.
tekstil kuno ini sambil membuat desain
sendiri yang berdurasi 7 jam) Pengelola museum diharapkan dapat
9. Woodcarving (jadilah pemandu melalui meningkatkan kerja sama dengan seniman-
penciptaan ukiran kayu Anda sendiri seniman Bali melalui pameranpameran seni
seperti yang digunakan untuk yang bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas
mendekorasi pura Bali yang berdurasi 7
seniman lokal.
jam)
10. Balinese Dance (pelajari langkah- Untuk pihak pengelola Museum Arma
langkah dasar yang digunakan dalam seharusnya mengelola karyawannya dengan
banyak tarian Bali yang berdurasi 1 lebih baik, khusunya bagi pemandu (guide) agar
jam).
selalu berada di area museum yang bertujuan
Berdasarkan penjelasan di atas, agar wisatawan yang berkunjung ke museum
aktivitas widata edukasi yang ditawarkan sangat untuk pertama kali tidak merasa bingung ketika
menarik minat wisatawan anak. Aktivitas berada di kawasan museum.
Pariwisata yang berhubungan dengan budaya
dan sosial masyarakat akan menjadi daya tarik
tersendiri. Pengalaman dan pembelajaran baru DAFTAR PUSTAKA

16
Jurnal Analisis Pariwisata Vol. 19 No. 1, 2019 ISSN : 1410 – 3729

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata :


Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Paramita.
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Couteau, Jean & Warih Wisatsana. 2013. Gung
Rai : Kisah Sebuah Museum. Jakarta. Kualitatif dan R&D. Bandung :
KPG (Kepustakaan Populer Penerbit Alfabeta. Wardiyanta. 2006. Metode
Gramedia).
Penelitian Pariwisata. Yogjakarta : Andi.
Deta, Jeny Umbu. 2012. Upaya Pengelolaan

Museum Bali untuk Meningkatkan

Jumlah Kunjungan Wisatawan dalam

Mendukung program Gerakan

Nasional Cinta Museum tahun 2010-

2014. (Sebuah Laporan Akhir).

Denpasar. Fakultas Pariwisata

Program Studi D4 Pariwisata.

Universitas Udayana.

Direktorat Cagar Budaya dan Museum. 2007.

Pengelolaan Koleksi Museum. Jakarta


:

Direktorat Museum Direktorat

Jenderal Sejarah dan Purbakala

Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata.

Kusmayadi & Endar Sugiarto. 2000. Metodelogi

Penelitian Dalam Bidang

Kepariwisataan. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Mardika, I Made. 2001. Manajemen Sumber


Daya Budaya (Studi Kasus di Museum

Arma). (Sebuah Tesis). Denpasar.

Program PascaSarjana. Universitas

Udayana.

Miles, Mathew B. & A. Michael Huberman. 1992.

Analisis Data Kualitatif. Jakarta.

Universitas Indonesia (UIPress)

17

You might also like