Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS

OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DENGAN MODALITAS


INFRA RED (IR) DAN TERAPI LATIHAN
DI RSUD Dr. M. ASHARI PEMALANG

Eli Khomsah Cahyani Putri, Ade Irma Nahdliyyah


Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan
Email : Elikhomsah10@gmail.com; nahdliyyah.ft@gmail.com

ABSTRACT

Background : Knee osteoarthritis is a degenerative disease of the knee joint due to the abrasion of
joint cartilage and the formation of new bone on the joint surface. The problems with
osteoarthritis of the knee are pain in the area around the knee, a decrease in the range of motion of
the joint, a decrease in muscle strength, and a decrease in functional ability activity. Physiotherapy
examination includes examination of pain, anthropometry, joint range of motion, muscle strength
and examination of functional ability activities. In this case the technology chosen is Infra Red and
Exercise Therapy.
Objective: The purpose of this study was to determine the effect of physiotherapy management on
knee osteoarthritis withmodalities Infra Red and Exercise Therapy. This research was conducted
at RSUD Dr. M. Ashari Pemalang with descriptive analysis research design. The subjects of this
study were patients with knee osteoarthritis withmodalities Infra Red and Exercise Therapy. The
method of data collection and data analysis in this study was using the autoanamnesis method, the
research instruments were Visual Descriptive Scale (VDS), palpation, midline, goniometer,
Manual Muscle Testing (MMT), and WOMAC Scale (Western Ontario And Mcmaster
Universities Osteoarthritis Index).
Results: The results of this study were 4 treatments as follows: (1) there was a decrease in pain (2)
there was an increase in the range of motion of the joints (3) there was an increase in muscle
strength (4) there was no increase in the ability of functional activities.
Conclusion: The conclusion of this study is that physiotherapy interventions with modalities Infra
Red and Exercise Therapy can reduce problems that arise in the condition of knee osteoarthritis.
                                                                                                          
Keywords: Knee Osteoarthritis, Infra Red, Exercise Therapy

PENDAHULUAN empat yaitu usia pertengahan (45–59


tahun), lanjut usia (60–74 tahun),
Lanjut usia adalah suatu lanjut usia tua (75–90 tahun) dan usia
proses kehidupan yang ditandai sangat tua (>90 tahun)
dengan penurunan kemampuan (Yuliadarwati, Vanissa and
berbagai organ, fungsi dan sistem Septiyorini, 2019).
tubuh yang bersifat alamiah atau Seiring bertambahnya usia
fisiologis (I.A. Astiti Suadnyana, maka akan semakin banyak
Sutha Nurmawan, 2014). Menurut permasalahan yang akan dihadapi,
WHO (World Health Organization) seperti gangguan pada
lanjut usia diklasifikasikan menjadi muskuloskeletal pada anggota gerak
bawah yang berperan sebagai Gangguan-gangguan yang biasa
penopang berat badan dalam muncul pada penderita Osteoarthritis
aktivitas sehari-hari. Jika sendi lutut antara lain : adanya spasme pada area
mengalami masalah atau gangguan lutut, nyeri yang dirasakan di sekitar
maka aktivitas fungsional akan sendi lutut dan nyeri saat menekuk
menurun. Gangguan degeneratif pada lutut, kelemahan otot-otot penggerak
area knee biasanya menimbulkan sendi lutut, keterbatasan lingkup
nyeri, spasme otot, ketidakstabilan gerak sendi, adanya gangguan saat
sendi dan kelainan bentuk pada kaki. melakukan aktivitas dasar seperti
Kelainan atau gangguan ini biasa bangkit dari duduk/jongkok, berjalan
disebut juga dengan osteoarthritis lama, dan adanya gangguan
knee. keseimbangan yang dapat
Osteoarthritis knee adalah meningkatkan resiko jatuh (Khalaj et
penyakit sendi degeneratif pada al., 2014). Problematika tersebut
kartilago (tulang rawan sendi) yang dapat ditangani dengan intervensi
ditandai dengan perubahan klinis, fisioterapi, seperti Infra Red(IR) dan
histologi dan radiologi. Adapun Terapi Latihan.
prevalensi osteoarthritis knee 12.2%, Infra Red adalah gelombang
perempuan (14.9%) lebih tinggi elektromagnetik dengan panjang
daripada laki-laki (8.7%). Adapun gelombang 750 – 400.000 nm dan
prevalensi Osteoarthritis di frekuensi 4 x 1014 Hz dan 7,5 x
Indonesia, mencapai 5% pada usia 1011 Hz. Infra Red memberikan
<40 tahun, 30 % pada usia 40-60 efek termal pada area yang disinari
tahun, dan 65% pada usia >61 tahun sehingga mengakibatkan
(Marlina, 2015). vasodilatasi yang meningkatkan
Menurut Peraturan Menteri sirkulasi darah dan menyebabkan
Kesehatan Republik Indonesia No. suplai oksigen dan nutrisi pada area
65 tahun 2015 tentang Standar tersebut sehingga membantu
Pelayanan Fisioterapi, fisioterapi mengurangi rasa sakit (Singh, 2012).
adalah bentuk pelayanan kesehatan Sedangkan terapi latihan yang
yang ditunjukan kepada individu akan digunakan adalah hold relax
dan/atau kelompok untuk dan resistance exercise. Menurut
mengembangkan, memelihara dan Carolyn K et.al (1996) menyatakan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh bahwa Hold Relax adalah
sepanjang rentang kehidupan dengan kemampuan penderita melakukan
menggunakan penanganan secara kontraksi isometrik pada otot dan
manual, peningkatan gerak, peralatan jaringan ikat memendek selanjutnya
( fisik, elektroterapeutis dan diikuti dengan penguluran otot secara
mekanis ) pelatihan fungsi dan pasif hingga terjadi penambahan
komunikasi. ROM dan nyeri toleransi penderita
(Hendrik and Awal, 2018). Osteoarthritis Knee Sinistra dengan
Sedangkan Resistance Exercise atau modalitas IR dan Terapi Latihan di
latihan tahanan adalah bentuk latihan RSUD Dr. M. Ashari Pemalang.
dari strengthening exercise yang Variabel diartikan sebagai
bersifat aktif baik berupa dinamis konsep yang mempengaruhi
maupun statis yang mengontraksikan variabilitas. Sedangkan konsep
otot dengan menahan kekuatan yang sendiri secara sederhana dapat
diberikan secara manual ataupun diberikan pengertian sebagai
mekanik (Naibaho, Wibawa and gambaran dari suatu fenomena
Indrayani, 2015). tertentu. Ada 2 macam variabel yaitu
Penelitian ini bertujuan untuk : :
a. Mengetahui pengaruh infra red (1) Variabel dependen (yang
dalam membantu mengurangi dipengaruhi) dalam penelitian
nyeri pada kondisi OA knee. ini adalah nyeri, keterbatasan
b. Mengetahui pengaruh Terapi LGS (Lingkup Gerak Sendi),
Latihan dalam membantu kelemahan otot dan gangguan
meningkatkan lingkup gerak sendi aktivitas fungsional.
pada kondisi OA knee. (2) Variabel independen (variabel
c. Mengetahui pengaruh Terapi yang mempengaruhi) dalam
Latihan dalam membantu penelitian ini adalah IR dan
meningkatkan kekuatan otot pada Terapi Latihan.
kondisi OA knee. Desain penelitian digambarkan
d. Mengetahui pengaruh kombinasi sebagai berikut
IR dan Terapi Latihan dalam
membantu meningkatkan aktivitas Z Z
kemampuan fungsional pada
kondisi OA knee.
Z
METODE PENELITIAN Keterangan :
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif analitik untuk X : Keadaan pasien sebelum
mengetahui assesment dan diberikan program fisioterapi
perubahan yang dapat diketahui
Y : Keadaan pasien setelah
dalam penelitian tersebut.
diberikan program fisioterapi
Kasus penelitian ini diambil
pada tanggal 7 juni sampai 26 Juni Z : Program fisioterapi
2021 di RSUD Dr. M. Ashari
Pemalang.
Subjek penelitian pada kasus ini
adalah pasien dengan kasus
Instrumen Penelitan 7 = Nyeri hampir tak
a. Nyeri tertahankan
Nyeri pada osteoarthritis b. LGS
terjadi karena adanya benturan Lingkup Gerak Sendi adalah
antara tulang dengan tulang luas lingkup gerak yang bisa
sehingga akan mengiritasi ujung dilakukan oleh suatu sendi yang
saraf pada permukaan sendi, hal bisa terjadi karena kontraksi otot
ini akibat dari kerusakan rawan yang di tes (Mardiman et al.,
sendi. Nyeri pada OA juga 1994). Pada penderita OA knee
terjadi karena sel-sel sekitar keterbatasan LGS terjadi karena
knee yang meradang akan adanya nyeri, spasme otot di
melepaskan zat-zat algogen sekitar knee. Untuk mengetahui
(histamin, bradikinin, adanya keterbatasan LGS pada
prostaglandin) sehingga terjadi pasien maka dilakukan
penumpukan zat-zat tersebut. pemeriksaan menggunakan alat
Sementara zat-zat ini adalah Goniometer berbentuk penggaris
jenis zat iritasi yang dapat yang terdapat angka dengan
meningkatkan nociceptor satuan derajat di dalamnya.
sehingga menimbulkan nyeri Kriteria International Of
(Suriani and Lesmana, 2013). Standard Orthopaedic
Pengukuran skala nyeri Measurement (ISOM) normal
menggunakan Verbal dimana LGS sendi knee bidang
Descriptive Scale (VDS). Cara sagital 0°-0°-130°
pengukurannya terapis c. Kelemahan Otot
menanyakan kepada pasien Pemeriksaan kekuatan otot
mengenai derajat nyeri yang dengan MMT (Manual Muscle
dirasakan. Kemudian terapis Testing), MMT adalah suatu
menginterpretasikan ke dalam usaha untuk menentukan atau
kriteria penilaian Verbal mengetahui kemampuan
Descriptive Scale. seseorang dalam
Terdapat 7 skala penilaian mengontraksikan otot atau
Verbal Descriptive Scale dengan kelompok ototnya secara
kriteria sebagai berikut : voluntary (Irfan, 2010).
1 = Tidak nyeri Keterangan :
2 = Nyeri sangat ringan 0 = Tidak ada kontraksi otot
3 = Nyeri ringan 1 = Ada kontraksi otot tapi
4 = Nyeri tidak begitu berat tidak terjadi gerakan
5 = Nyeri cukup berat 2- = Mampu bergerak dengan
6 = Nyeri berat LGS tidak penuh tanpa melawan
gravitasi
2 = Mampu bergerak dengan aktivitasnya (Mardiman et al.,
LGS penuh tanpa melawan 1994) dalam penelitian ini
gravitasi menggunakan indeks WOMAC
2+ = Mampu bergerak sedikit (Western Ontario And Mcmaster
dengan melawan gravitasi atau Universities Osteoarthritis
bergerak dengan LGS penuh Index). Prosedur pengukurannya
dengan tahanan melawan yaitu melalui tanya jawab
gravitasi kepada pasien dengan
3- = Mampu bergerak melawan menggunakan acuan pertanyaan
tahanan dengan LGS lebih besar dari indeks WOMAC, kemudian
dari posisi mide range. memasukkan ke dalam skor
3 = Mampu bergerak penuh untuk mengetahui derajat
dengan LGS penuh melawan keparahannya
gravitasi tahanan minimal
3+ = Mampu bergerak penuh Kriteria penilaian total
melawan gravitasi dan melawan WOMAC :
tahanan minimal (a) 0-24 = Ringan
4- = Mampu bergerak penuh (b) 24-48 = Sedang
dengan LGS penuh melawan (c) 48-72 = Berat
gravitasi dan melawan tahanan (d) 72-96 = Sangat berat
minimal (Syaputri, 2019)
4 = Mampu bergerak penuh
dengan LGS penuh melawan Prosedur Pengambilan Data
gravitasi dan melawan tahanan 1. Data Primer
moderat a. Pemeriksaan fisik
4+ = Mampu bergerak penuh Pemeriksaan fisik bertujuan
dengan LGS penuh melawan mengetahui keadaan fisik
gravitasi dan melawan tahanan pasien. Pemeriksaan ini
sub-maksimal terdiri dari vital sign,
5 = Mampu bergerak penuh inspeksi, palpasi,
dengan LGS penuh melawan pemeriksaan gerak dasar,
gravitasi dan melawan tahanan pemeriksaan pembanding,
maksimal (Trisnowiyanto, 2012) serta pemeriksaan aktivitas
fungsional dan lingkungan
d. Aktivitas fungsional aktivitas.
kemampuan pasien b. Interview
melakukan aktivitas fisik dalam Berguna untuk
hubungannya dengan rutinitas mengumpulan data dengan
kehidupan sehari-hari maupun jalan tanya jawab antara
waktu senggangnya yang pemeriksa dan sumber data.
terintegrasi dengan lingkungan
c. Observasi menjadi T3 = 5 (cukup berat),
Berguna untuk mengamati dan T4 = 5 (cukup berat).
perkembangan pasien
selama diberikan terapi. Pasien atas nama Ny. S pada
2. Data Sekunder kondisi osteoarthritis knee
a. Studi dokumentasi sinistra selama diberikan
b. Data pustaka penyinaran Infra Red mengalami
Data didapatkan dari buku- penurunan nyeri, yakni nyeri
buku, majalah, serta gerak dan nyeri tekan. Hal ini
kumpulan jurnal dan dikarenakan efek fisiologis dari
website yang berkaitan Infra Red yakni memberikan
dengan kasus osteoarthritis efek pemanasan /termal/heating
knee dengan modalitas IR pada daerah superfisial yaitu
dan Terapi latihan. epidermis dan dermis.
Pemanasan ringan pada jaringan
HASIL DAN PEMBAHASAN superfisial dengan radiasi Infra
Red menyebabkan efek sedatif
1. Nyeri pada ujung saraf sensorik,
Grafik 1 Evaluasi nyeri dengan VDS
7 sehingga mengakibatkan
6 vasodilatasi dimana
5
meningkatkan sirkulasi darah
pada area tersebut. Hal ini
4
menyebabkan suplai oksigen dan
3 Nyeri Diam
Nyeri Gerak nutrisi pada area yang disinari
2
Nyeri Tekan meningkat, lancarnya sirkulasi
1 darah mengakibatkan substansi
0 P terbuang dalam aliran
pembuluh darah tersebut. Zat P
merupakan akumulasi sisa hasil
metabolisme yang menumpuk di
jaringan sehingga menyebabkan
Dari grafik di atas dapat
nyeri semakin berkurang.
disimpulkan bahwa setelah
dilakukan tindakan fisioterapi
sebanyak 4 kali terapi
didapatkan hasil adanya
penurunan nyeri pada area lutut :
penurunan nyeri gerak dari T0 =
6 (nyeri berat), T1 = 6 (nyeri
berat), T2 = 6 (nyeri berat),
2. Lingkup Gerak Sendi dilakukan mobilisasi sendi.
Grafik 2 Evaluasi LGS dengan Aplikasi mobilisasi sendi secara
Goniometer
120 pasif pasca kontraksi isometrik
100 dapat melepaskan perlengketan
80 pada kapsul- ligamen sendi
60 sehingga dapat tercapai
40 Ekstensi peningkatan ROM sendi.
20 Fleksi
3. Kekuatan Otot
0 Grafik 3 Evaluasi Kekuatan Otot
dengan MMT
5
3
1
Pemeriksaan LGS
-1
menggunakan goniometer, Fleksor
dimana setelah melakukan terapi -3 Ekstensor

sebanyak 4 kali, terdapat -5


peningkatan LGS pada knee
joint pada gerak aktif bidang
sagital T0 = 20°-0°-30°, T1 =
20°-0°-50°, T2 = 10°-0°-85°, T3
Pengukuran kekuatan otot
= 0°-0°-100°, menjadi T4 = 0°-
menggunakan skala MMT
0°-110°.
dilakukan selama 4 kali terapi
Berdasarkan penjelasan
didapatkan hasil terdapat
grafik didapatkan hasil yang
peningkatan kekuatan otot pada
menunjukkan tindakan yang
knee joint, yakni pada
diberikan menggunakan Terapi
T0(Fleksor dan Ekstensor) = 4-,
Latihan. Penggunaan hold relax
T1(Fleksor dan Ekstensor) = 4-,
digunakan utuk membantu
T2 (Fleksor dan Ekstensor) = 4-,
dalam peningkatan Lingkup
menjadi T3 (Fleksor dan
Gerak Sendi. Pemberian hold
Ekstensor) = 4, danT4 (Fleksor
relax pada jaringan lunak (otot)
dan Ekstensor) = 4.
yang memendek berlangsung
Berdasarkan penjelasan
bergantian dan berkali-kali,
grafik didapatkan hasil yang
maka komponen kontraktil
menunjukkan tindakan yang
serabut otot yang memendek
diberikan menggunakan Terapi
akan terulur sehingga ROM
Latihan. Penggunaan resistance
sendi secara progresif akan
exercise bertujuan untuk
bertambah, ditambah dengan
meningkatkan kekuatan otot.
relaksasi yang tercapai pada otot
Pada pemberian resistance
yang tegang memudahkan untuk
exercise akan mengakibatkan signifikan, hal ini dikarenakan
peningkatan pada ukuran otot. problematikan dari osteoarthritis
Peningkatan massa otot dikenal knee itu sendiri belum teratasi.
dengan hipertrofi. Hipertrofi Selain itu dikarenakan jarak
merupakan meningkatnya antara terapi pertama dan
ukuran serabut otot yang selanjutnya terlalu berdekatan.
disebabkan karena
meningkatnya volume
myofibrillar. Terjadinya SIMPULAN
hipertrofi juga berpengaruh Pada penatalaksanaan fisioterapi
terhadap peningkatan kekuatan pada kasus osteoarthritis knee
otot, power dan endurance. sinistra dengan modalitas infra red
4. Aktivitas Fungsional (ir) dan terapi latihan yang dilakukan
Grafik 5.4 Evaluasi Aktifitas sebanyak 4 kali terapi, didapatkan
Kemampuan Fungsional dengan hasil :
WOMAC 1. Terdapat penurunan nyeri tekan
dan gerak
Skor 2. Terdapat peningkatan lingkup
60 gerak sendi (LGS)
40 Skor 3. Terdapat peningkatan kekuatan
20 otot
0 4. Tidak terdapat peningkatan
Terapi 0 Terapi 4 kemampuan fungsional
Setelah dilakukan 4 kali
terapi selama 2 minggu dengan
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan Infra Red dan
Terapi Latihan hold relax dan Hendrik and Awal, M. (2018)
resistance exercise didapatkan ‘BEDA EFEKTIVITAS
hasil bahwa belum terdapat ANTARA HOLD RELAX
peningkatan kemampuan DAN CONTRACT RELAX
fungsional pada T0 = 52 (Berat) TERHADAP
menjadi T4 = 52 (Berat). PENAMBAHAN RANGE
Beberapa problematika OF MOTION (ROM) SENDI
pasien osteoarthritis knee seperti LUTUT AKIBAT
nyeri, penurunan lingkup gerak OSTEOARTHRITIS DI
sendi, dan penurunan kekuatan RS.BHAYANGKARA’, 2-
otot menyebabkan penurunan TRIK: TUNAS-TUNAS RISET
aktivitas kemampuan fungsional. KESEHATAN, 8, pp. 113–
Pada kondisi ini belum terdapat 119.
perubahan yang terlihat
I.A. Astiti Suadnyana, Sutha
Nurmawan, I. M. M. (2014) ‘Kombinasi Resistance
‘CORE STABILITY Exercise Dan Stretching
EXERCISE Lebih Meningkatkan
MENINGKATKAN Keseimbangan Statis
KESEIMBANGAN Dibandingkan Stretching
DINAMIS LANJUT USIA Pada Lansia Di Desa
DI BANJAR BEBENGAN, Blimbingsari, Kecamatan
DESA TANGEB, Melaya, Kabupaten
KECAMATAN MENGWI, Jembrana, Bali’, Majalah
KABUPATEN BADUNG’, Ilmiah Fisioterapi Indonesia.
Majalah Ilmiah Fisioterapi
Indonesia (MIFI), 000. Syaputri, I. (2019) Kuesioner
WOMAC, SCRIBD. Available
Irfan, M. (2010) Fisioterapi Bagi at:
Insan Stroke. Edisi Pert. https://www.scribd.com/docu
Penerbit Graha Ilmu : ment/414749563/Kuesioner-
Yogyakarta. WOMAC (Accessed: 22
March 2021).
Khalaj, N. et al. (2014) ‘Balance and
Risk of Fall in Individuals Trisnowiyanto, B. (2012) Instrumen
with Bilateral Mild and Pemeriksaan Fisioterapi dan
Moderate Knee Penelitian Kesehatan.
Osteoarthritis’, Plos one, Yogyakarta: Nuha Medika.
9(3). doi:
10.1371/journal.pone.009227 Yuliadarwati, N. M., Vanissa, A. and
0. Septiyorini, S. (2019) ‘Terapi
Latihan Dengan Metode
Mardiman, S. et al. (1994) Feldenkrais Berpengaruh
Dokumentasi Persiapan Terhadap Keseimbangan
Praktek Fisioterapi (DP3FT). Dinamis Pada Lansia’, Jurnal
Akademi Fisioterapi Sport Science, 9(2), p. 120.
Surakarta Depkes RI. doi:
10.17977/um057v9i2p120-
Marlina, T. T. (2015) ‘Efektivitaas 124.
Latihan Lutut Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri
Pasien Osteoarthritis Lutut di
Yogyakarta’, Jurnal
Keperawatan Sriwijaya.

Naibaho, B., Wibawa, A. and


Indrayani, A. W. (2015)

You might also like