Professional Documents
Culture Documents
Risapanti12345, Amalia 97-106 PDF
Risapanti12345, Amalia 97-106 PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan terkait perkembangan (1) jenis motif kain tenun Bima
sejak dahulu hingga sekarang, dan (2) fungsi dari kain tenun Bima di Desa Ntonggu, Kecamatan
Palibelo, Kabupaten Bima. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data
tersebut diperoleh dengan cara observasi dan wawancara yang didukung oleh dokumentasi. Instrumen
penelitian ini adalah peneliti dan dibantu dengan instrumen pendukung berupa lembar observasi dan
lembar wawancara. Sumber informan sebanyak 11 orang termasuk informan kunci. Dalam proses
analisis data digunakan analisis deskriptif kualititatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis motif
kain tenun Bima sejak dahulu hingga sekarang di Desa Ntonggu, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima
sudah mengalami perkembangan. Perkembangannya dimulai sejak zaman sebelum Kesultanan, yaitu
pada zaman Kerajaan Bima (pada abad ke 15 Masehi). Motif yang ada saat itu ialah motif Bali Mpida
dan Bali Lomba. Setelah Kerajaan Bima digantikan menjadi Kesultanan Bima, motif yang terdapat pada
kain tenun Bima mengalami perubahan, diantaranya terdapat motif Wunta Satako, Wunta Samobo,
Wunta Aruna, Kakando, Gari, Pado Tolu, Nggusu Upa, Pato Waji, Nggusu Waru, Uma Lengge, Zig-Zag,
Mada Sahe, Coma Kapi, dan Galomba Moti To’i. (2) fungsi dari kain tenun Bima di Desa Ntonggu,
Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima pun sudah mengalami perkembangan sehingga tidak tertinggal
oleh kemajuan zaman, serta tanpa meninggalkan fungsi awal yang telah ada. Perkembangannya
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal, diantaranya aspek adat istiadat, aspek
sosial, aspek estetika, dan aspek ekonomi.
Kata kunci: Kain tenun Bima, jenis motif, fungsi kain tenun Bima.
ABSTRACT
This study aims to describe the development of (1) the type of Bima woven fabric motif from the past
until now, and (2) the function of the Bima woven fabric in Ntonggu village, Palibelo sub-district, Bima
Regency. This study uses a qualitative descriptive research method. The data was obtainde by means
of observation and interviews supported by documentation. The research instrument is the researcher
and assisted by supporting instruments in the from of observation sheets. There were 11 informants,
including key informant. In the process of data analysis used descriptive qualitative analysis. The results
of the study indicate that (1) The type motif of Bima woven cloth from the past until now in Ntonggu
village, Palibelo District, Bima Regency has experienced development. Its development began in the
pre-sultanate era, namely during the time of the Bima kingdom. After the Bima kingdom (in the 15th
century AD). The motifs that existed at that time were the Bali Mpida and Bali Lomba motifs. After the
Bima Kingdom was replaced into the Bima Sultanate, the motifs contained in the Bima woven cloth
underwent changes,including the motifs of Wunta Satako, Wunta Samobo, Wunta Aruna, Kakando,
Gari, Pado Tolu, Nggusu Upa, Pato Waji, Nggusu Waru, Uma Lengge, Zig-Zag, Mada Sahe, Coma
Kapi, and Galomba Moti To’i. (2) the function of Bima woven fabric in Ntonggu village, Palibelo sub-
district, Bima Regency has experienced so that it is not left behind by the progress of the times but
without leaving the existinginitial function. Its development is influenced by 2 factors, namely internal
and external factors, is a including aspects, social aspects, aesthetic aspects, and economic aspects.
Key words: Bima woven fabric, type of motif, function of Bima woven fabric.
doi: 10.23887/jppkk.v12i3.37282 97
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga p-ISSN: 2599-1434
Volume 12, Nomor 3, November 2021 e-ISSN: 2599-1442
doi: 10.23887/jppkk.v12i3.37282 98
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga p-ISSN: 2599-1434
Volume 12, Nomor 3, November 2021 e-ISSN: 2599-1442
tersebut ialah menunjukkan bahwa membuat tenun. Karena baik dari segi
masyarakat Bima yang memiliki sikap modal untuk membeli alat ataupun bahan,
sosial, jujur, tegas, sopan/santun, beriman desa ini sudah memiliki modal sendiri, tanpa
dan bertaqwa terhadap Allah serta harus menunggu modal dari pembeli. Tidak
pemimpinnya (dikaitkan pula denganwatak seperti desa lainnya yang ada di Bima, yang
atau karakter masyarakat Bima). masih terpaku pada modal dari pembeli.
Saat ini kain tenun Bima sudah Desa ini membuat tenun setiap harinya. Dari
menjadi identitas Provinsi Nusa Tenggara ujung ke ujung, di mulai dari pukul 9 pagi
Barat, khususnya Bima. Tidak hanya itu, hingga pukul 5 sore akan terdengar suara
kain tenun Bima (Muna Mbojo) ini telah alat tenun yangberiringan. Kain tenun Bima
menjadi gambaran manusia yang selalu ini memilikibeberapa jenis seperti Songket
ingin harmoni dengan alam dan budaya. dan Tembe Nggoli (sarung), serta fungsi
Setiap corak dan desain yang hadir disetiap dari kain tenun ini ialah dapat dibuat menjadi
helai kain Muna Mbojo adalah kecintaan beberapa produk oleh-oleh khas seperti
terhadap alam dan budaya yang ada di Sambolo (Destar), dompet, tas, sepatu, dan
Bima. lainnya.
Salah satu desa yang masih Berdasarkan uraian diatas, penulis
mengembangkan pembuatan kain tenun tertarik untuk mengangkat tenunan Bima,
Bima ialah desa Ntonggu. Ntonggu adalah khususnya yang ada di desa Ntonggu ini
salah satu desa yang teletak di Kecamatan yaitu terkait perkembangan jenis motif dan
Palibelo, Kabupaten Bima, Provinsi NTB fungsi kain tenun Bima untuk menjadi
dan merupakan desa terbesar serta objek penelitian. Oleh karena itu, penulis
memiliki penduduk dengan jumlah akan membahas tentang perkembangan
terbanyak di Kecamatan Palibelo. jenis motif dari kain tenun Bima sejak
Mayoritas masyarakat di desa Ntonggu dahulu hingga sekarang, serta
adalah petani, namun untuk membuka perkembangan fungsi kain tenun Bima
peluang usaha bagi masyarakat di desa hingga sekarang di Desa Ntonggu,
Ntonggu, pemerintah mengusung ide Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima.
dengan memberikan sosialisasi mengenai
pentingnya menjaga kelestarian budaya, 2. METODE PENELITIAN.
maupun adat istiadat yang ada di Bima-
Dompu seperti membuat tenun Bima agar Jenis penelitian ini termasuk dalam
tidak punah, untuk menarik wisatawan penelitian deskriptif yaitu suatu cara
datang ke desa mereka, sertamendapatkan analisis atau pengolahan data dengan
uang dari hasil menenun. DiKota Bima dan jalan menyusun secara sistematis dalam
sekitarnya sudah mengetahui bahwa desa bentuk kalimat, kategori mengenai suatu
ini adalah salah satu tempat wisata yang objek (benda, gejala, variabel tertentu).
patut dilirik oleh masyarakat luas karena Analisis ini digunakan untuk mendapatkan
terkenal akan dalam pembuatan tenun informasi dan data terkait perkembangan
Bima yang masih kental. motif, dan fungsi kain tenun Bima yang
Desa Ntonggu menjadi salah satu berada di Desa Ntonggu, Kecamatan
desa yang masih melestarikan pembuatan Palibelo, Kabupaten Bima. Data yangtelah
kain tenun Bima. Pekerjaan tenun ini terkumpul kemudian di analisis agar
dilakukan oleh perempuan baik itu remaja mendapatkan hasil dari analisis tersebut.
maupun ibu-ibu dan hampir setiap rumah Penelitian ini dilakukan dengan 2 metode.
memiliki peralatan tenun sendiri. Tidak Adapun metode yang digunakan dalam
semua desa yang ada di Bima-Dompu pengumpulan data ini adalah: 1). Metode
melestarikan pembuatan tenun ini. Saat Observasi (meliputi kegiatan pemusatan
ini, salah satu desa yang masih perhatian terhadap suatu objek dengan
melestarikan motif zaman dulu danbahkan menggunakan seluruh alat indera. Metode
sudah mulai menginovasikan atau ini digunakan untuk melengkapi dan
mengembangkan motif-motif tenun Bima memperjelas data yangditemukan). Metode
ini adalah desa Ntonggu. observasi digunakan untuk mengamati
Selain itu, Ntonggu adalah desa yang perkembangan motif, dan fungsi kain tenun
dapat dikatakan desa yang mandiri dalam Bima yang berada di desa Ntonggu,
doi: 10.23887/jppkk.v12i3.37282 99
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga p-ISSN: 2599-1434
Volume 12, Nomor 3, November 2021 e-ISSN: 2599-1442
bangsawan atau orang-orang yang tinggal berasal dari luar)yang didalamnya terdapat
diistana saja, namun sekarang sudah dapat berbagai aspek pendukung diantaranya
digunakan oleh masyarakat awam (aspek ialah: aspek adat istiadat, aspek sosial,
sosial), memiliki nilai estetika dan sudah aspek estetika, dan aspek ekonomi. Kain
dapat diperjual belikan karena bernilai jual tenun bima dibuatmenjadi berbagai produk,
tinggi (aspek ekonomi). seperti Tembe (Sarung), Sambolo (Destar),
Dengan adanya hal ini membuat para dan Rimpu(Penutup Kepala/Kerudung Khas
konsumen dapat memilih barang apa saja Bima). Selain itu, kain ini ialah dibuat
yang ingin dibeli, tidak hanya dalam menjadi Baju Mbojo (BajuBima), kotak tisu,
bentuk kain lembaran, namun dengan syal, sepatu, dompet, tas, songkok, dan
berbagai pilihan yang telah diinovasikan sajadah.
oleh para pengrajin tenun baik itu pada
UKM (Usaha Kecil Menengah) ataupun
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). SARAN
Malik, T., dkk. (2003). Corak dan Ragam Poespo, G. (2005). Pemilihan Bahan Tekstil.
Tenun Melayu Riau. Yogyakarta: Yogyakarta: Kanisius.
Balai Kajian dan Perkembangan
Budaya Melayu. Sabarudin I. W. (2014). Kerajinan Tenun
Songket Bima di Lingkungan
Malingi, A. (2011). Mengenal Alat Tenun Nggaro Kumbe Kelurahan Raba
Tradisional Bima-Dompu. Tersedia Dompu Timur Kecamatan Raba
pada Kota Bima Provinsi NTB. Ejournal
https://alanmalingi.wordpress.com/ Pendidikan Seni Rupa Undiksha, 4
2011/04/27/mengenal-alat-tenun- (2014), 4. www.undiksha.ac.id.
tradisional-bima-dompu/. Diakses
pada tanggal 20 Januari 2020. Suhersono, H. (2015). Desain Bordir Motif
Geometris. Jakarta: PT. Gramedia
Mardiyanti. (2016). Kain Tenun Tradisional Pustaka Utama.
Dusun Sade Rembitan, Pujut,
Lombok Tengah, Nusa Tenggara Sholihah, M. (2016). Kerajinan Tenun
Barat. [Skripsi]. Fakultas Bahasa Tembe Nggoli di Desa Ranggo,
dan Seni, Universitas Negeri Kecamatan Pajo, Kabupaten
Yogyakarta. Dompu, Nusa Tenggara Barat.
[Skripsi]. Fakultas Bahasa dan Seni,
Mardiyah, S. (2014). Kerajinan Tenun Universitas Negeri Yogyakarta.
Songket di Perusahaan UD. Bima
Wikipedia. (2020). Tenun. Tersedia pada
Bersinar Penaraga Kota Bima, Nusa
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tenun.
Tenggara Barat. [Skripsi] Fakultas
Diakses pada tanggal 20
Bahasa dan Seni, Universitas
Maret 2020.
Negeri Yogyakarta.