Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Ada Na Gau: Public Administration

ISSN: 2723-5505
Volume 2 ∣ Issue 1 ∣ Juni 2021

Analisis Fungsi Manajemen Dalam Penerbitan Izin Tenaga Kesehatan


Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Wajo

Andi Kristi Tenriawaru Bakri1*, Syamsiar2, Sitti Aminah2


1Mahasiswa Program Pascasarjana, Program Studi Administrasi Publik, Universitas Puangrimaggalatung
2Program Studi Administrasi Publik, Universitas Puangrimaggalatung

*Corresponding author: email: andikristi39@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to describe the application of management functions in the issuance of health worker
licenses and to identify and analyze supporting and inhibiting factors in the issuance of health worker
licenses in Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo. This type of
research used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. The sampling
technique used is purposive sampling technique, which is a sampling technique for data sources with
certain considerations, for example the person who is considered to know best about what is
expected or may be the ruler so that it will make it easier for researchers to explore the object / social
situation under study. The data source uses primary data and secondary data. Data collection
techniques using observation, interview, and documentation techniques. The informants in this
study amounted to 7 (seven) people, Head of Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Wajo 1 (one) person, the Head of the Section for Non-Business Licensing Services 1
(one) person, the Head of the Section for Human Resources for Health (Tim Technical) 1 (one)
person, and 4 (four) Health Workers. The analysis technique uses data analysis techniques according
to Miles dan Huberman. The validity of the data used is the internal validity test, external validity
test, reliability test, and objectivity test. The results showed that the planning function on the ability
of human resources, was quite well covered, if there were difficulties in the work, there must be and
the usual completion time was long because it was constrained by only one operator and network
problems. The function of organizing in authority and responsibility is in accordance with their duties
and if there is an error in their work, they are responsible properly and the delegation of authority
of the technical team cannot because of its principle, proper consideration of whether or not health
workers get technical recommendations for work. The actuating function on the attitude and
structure of the work relationship between colleagues, employees and the applicant has a good
attitude and relationship. The function of controlling in supervision and evaluation, carrying out the
direction of the superior or not, the work being done is in accordance with its duties, holding
meetings in the form of discussions. In the application of the management function of the issuance of
health worker licenses to Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Wajo can go well.
Key words; management function; health license; technical team; administrative services; DPMPTSP

ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan fungsi manajemen dalam penerbitan izin
tenaga kesehatan dan untuk mengetahui dan menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat
pada penerbitan izin tenaga kesehatan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Wajo. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan ini
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan atau mungkin
sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.
Sumber data menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan
teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun informan pada penelitian ini berjumlah 7
(tujuh) orang, yaitu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

405
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

Wajo 1 (satu) orang, Kepala Seksi Pelayanan Perizinan Non Usaha 1 (satu) orang, Kepala Seksi
Sumber Daya Manusia Kesehatan (Tim Teknis) 1 (satu) orang, dan Tenaga Kesehatan 4 (empat)
orang. Teknik analisis mengunakan teknik analisa data menurut Miles dan Huberman. Keabsahan
data yang digunakan adalah uji validitas internal, uji validitas eksternal, uji realibilitas, dan uji
objektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi planning (perencanaan) pada kemampuan
sumber daya manusianya, cukup tercover dengan baik, jika ada kesulitan dalam pekerjaan pasti ada
dan waktu penyelesaian biasa lama karena terkendala pada tenaga operator yang hanya satu orang
saja dan masalah jaringan. Fungsi organizing (pengorganisasian) pada wewenang dan tanggung
jawab sudah sesuai dengan tugasnya dan jika ada kesalahan dalam pekerjaannya, mereka
bertanggung jawab dengan baik dan pelimpahan wewenang tim teknis tidak bisa karena sifatnya
prinsip, pertimbangan layak atau tidaknya tenaga kesehatan mendapatkan rekomendasi teknis untuk
bekerja. Fungsi actuating (pelaksanaan) pada sikap dan tata hubungan kerja antara rekan kerja,
pegawai dengan pemohon mempunyai sikap dan hubungan yang baik. Fungsi controlling
(pengawasan) pada pengawasan dan evaluasi, melaksanakan arahan atasan atau tidak, pekerjaan
yang dikerjakan apakah sudah sesuai dengan tugasnya, mengadakan pertemuan dalam bentuk
diskusi. Pada penerapan fungsi manajemen penerbitan izin tenaga kesehatan pada Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo dapat berjalan dengan baik.
Kata kunci; fungsi manajemen; izin tenaga kesehatan; tim teknis; pelayanan administrasi; DPMPTSP

1. Pendahuluan
Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang
meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan
merupakan sumber daya kesehatan yang paling utama. Sebab dengan tenaga kesehatan ini semua
sumber daya kesehatan lain seperti fasilitas pelayanan kesehatan, pembekalan kesehatan serta
teknologi dan produk teknologi dapat dikelola secara sinergis dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan yang diharapkan.
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan. Dalam dunia kesehatan, ada yang mengobati (tenaga
kesehatan) dan ada yang diobati (pasien). Upaya kesehatan yang dilakukan tenaga kesehatan
dalam menjalankan tugasnya, wajib memiliki sim sebagai syarat untuk bekerja.
Dalam hal ini, yang dimaksud sim sebagai syarat wajib untuk tenaga kesehatan yang ingin
bekerja adalah Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja
(SIP/SIK). Jika tenaga kesehatan ingin bekerja tetapi tidak mempunyai Surat Tanda Registrasi
(STR) dan izin tenaga kesehatan, mereka tidak bisa bekerja.
STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berlaku selama 5 (lima) tahun sejak
tanggal dikeluarkan dan berakhir pada tanggal lahir Tenaga Kesehatan yang bersangkutan.
Perpanjangan masa berlaku STR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diajukan paling
cepat 6 (enam) bulan dan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tanggal berakhir STR tersebut.
(Permenkes Nomor 83 tahun 2019)
Izin tenaga kesehatan Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja (SIP/SIK) sama halnya
dengan masa berlaku Surat Tanda Registrasi (STR). Karena, setelah ada Surat Tanda Registrasi
(STR), wajib mengurus izin tenaga kesehatan yaitu Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja

406
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

(SIP/SIK). Dengan adanya Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik atau Surat Izin
Kerja (SIP/SIK), tenaga kesehatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan, masih adanya tenaga kesehatan yang
hanya mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) saja, tidak langsung mengurus Surat Izin Praktik
atau Surat Izin Kerja (SIP/SIK). Padahal salah satu sim tenaga kesehatan untuk bekerja selain
Surat Tanda Registrasi (STR), juga memiliki izin tenaga kesehatan, kecuali jurusan Kesehatan
Masyarakat yang tidak dipersyaratkan mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), maka tidak
perlu mempunyai Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja (SIP/SIK).
Adapun Surat Edaran Plt. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor
PS.04.01/VI/2583/2019 tanggal 6 Desember 2019 tentang Penghentian Sementara Penerbitan
Surat Tanda Registrasi (STR) Tenaga Kesehatan Masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan bahwa Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo itu menerbitkan dan mencabut izin berdasarkan
rekomendasi dari dinas yang terkait, salah satunya izin tenaga kesehatan, Surat Izin Praktik atau
Surat Izin Kerja (SIP/SIK). Izin tenaga kesehatan terkait dengan pelayanan administrasinya
termasuk tupoksi dari Seksi Pelayanan Perizinan Non Usaha. Tim teknis izin tenaga kesehatan
dari Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo terkait
dengan mengeluarkan rekomendasi teknis yang telah menyetujui berkas pemohon.
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi
penerapan fungsi manajemen dalam penerbitan Izin Tenaga Kesehatan pada Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo. Kemudian, untuk mengetahui dan
menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat pada penerapan fungsi manajemen
dalam penerbitan Izin Tenaga Kesehatan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupaten Wajo.
2. Tinjauan Pustaka
a. Konsep Administrasi Publik
Administrasi publik terdiri dari dua suku kata yaitu administrasi dan publik. Administrasi
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ad yang artinya intensif dan ministrare
yang artinya adalah melayani (to serve). Dengan demikian, administrasi adalah membantu atau
melayani dengan intensif.
Administrasi mengandung dua pengertian, yaitu dalam arti sempit dan arti luas.
Administrasi dalam arti sempit didefinisikan sebagai kegiatan catat-mencatat, tulis-menulis atau
yang sering disebut dengan kegiatan tata usaha, sedangkan administrasi dalam pengertian luas
adalah proses kerja sama secara rasional yang dilakukan sebelumnya.

407
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

Dalam proses administrasi pada umumnya memerlukan dua orang atau lebih dan
kelompok yang terdiri dari kelompok-kelompok yang berada dalam suatu negara, yang bekerja
di bidang swasta, bidang sipil atau bidang militer yang bekerja sama dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Pengertian administrasi publik yang lebih luas adalah proses kerja sama yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang tergabung dalam organisasi publik secara rasional melakukan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan terhadap orang dan
sasaran prasarana untuk mencapai tujuan publik yaitu memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat.
Denhardt dan Denhardt (2003) mengungkapkan bahwa terdapat tiga perspektif dalam
administrasi publik. Perspektif tersebut adalah old public administration, new public
management, dan new public service. Berdasarkan perspektif yang dikemukakan oleh Denhardt
dan Denhardt sebagai pencetus perspektif baru administrasi publik yakni new public service,
kedua ahli ini menyarankan untuk meninggalkan prinsip administrasi klasik dan new public
management yang termasyhur dengan reinventing governementnya, dan beralih ke prinsip new
public service.
New Public Service (NPS) sebagai paradigma terbaru dari administrasi publik meletakkan
pelayanan publik sebagai kegiatan utama para administratur publik. Pelayanan dalam konteks
ini berbeda dengan pelayanan berbasis pelanggan (konsumen) sebagaimana digagas oleh dalam
paradigma New Public Management (NPM).
b. Pelayanan Publik
Pelayanan (customer service) secara umum adalah setiap kegiatan yang
diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, melalui
pelayanan ini keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 Pelayanan publik (public service) adalah segala kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 Unit penyelenggaraan pelayanan publik adalah unit kerja pada Instansi
Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan publik.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 Penyelenggara pelayanan publik perlu memperhatikan dan
menerapkan prinsip, standar, pola penyelenggaraan, biaya, pelayanan bagi penyandang cacat,
lanjut usia, wanita hamil dan balita, pelayanan khusus, biro jasa pelayanan, tingkat kepuasan

408
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

masyarakat, pengawasan penyelenggaraan, penyelesaian pengaduan dan sengketa, serta evaluasi


kinerja penyelenggaraan pelayanan publik.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 Pelayanan publik pada hakekatnya pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan kewajiban aparatur Negara sebagai abdi masyarakat.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi
pemerintah dan badan hukum.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 Indeks kepuasan masyarakat adalah tingkat kepuasan masyarakat
dalam memperoleh pelayanan yang diperoleh dari penyelenggara atau pemberi pelayanan sesuai
harapan dan kebutuhan masyarakat.
Efisiensi dalam administrasi publik menunjukkan bagaimana mencapainya, yakni
dibanding dengan usaha, biaya atau pengorbanan yang harus dikeluarkan. Adanya efisiensi
diharapkan para administrasi publik, contohnya pelayana publik. Dalam melaksanakan tugas-
tugas pelayanan kepada masyarakat tidak boros. Dalam artian bahwa para pelayan secara
berhati-hati agar memberikan hasil yang sebesar-besarnya kepada publik. Dengan demikian nilai
efisiensi lebih mengarah pada penggunaan sumber daya yang dimiliki secara cepat dan tepat,
tidak boros dan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik.
c. Manajemen
Definisi manajemen secara etimologis dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan
sebuah aktivitas mengatur atau mengelola. Dalam mencapai tujuan tertentu secara efektif dan
efisien yang bersifat masif, kompleks dan bernilai tinggi tentulah sangat dibutuhkan manajemen.
Sumber daya manusia merupakan kekayaan (asset) organisasi yang harus didayagunakan secara
optimal sehingga diperlukannya suatu manajemen untuk mengatur sumber daya manusia
sedemikian rupa guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal.
Manajemen sumber daya merupakan bagian dari manajemen yang mengatur unsur
manusia (Man). Manusia merupakan suatu asset utama dalam suatu organisasi karena dalam
usaha untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, pendayagunaan terhadap manusia
merupakan salah satu yang menjadi tolak ukur berjalannya suatu manajemen dalam organisasi
tersebut. Maka dari itu, manajemen ini unsur manusia sangat diperhatikan.
George R. Terry 1958 dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011:10),
membagi empat dasar fungsi manajemen meliputi Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan), dan Controlling (Pengawasan), yang disingkat
dengan POAC.
1) Fungsi Planning (Perencanaan)

409
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan
penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
2) Fungsi Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan macam-macam
kegiatan yang dipeelukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai), terhadap
kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi keperluan kerja dan
penunjukkan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam
hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.
3) Fungsi Actuating (Pelaksanaan)
Pelaksanaan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar
berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi
dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.
4) Fungsi Controlling (Pengawasan)
Pengawasan adalah sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard, apa
yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilamana perlu melakukan
perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan
standard (ukuran).
d. Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. (UU Nomor
36 tahun 2014)
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 pasal 10 pasal 11 ayat (1), dikelompokkan
ke dalam : (1) Tenaga medis; (2) Tenaga psikologi klinis; (3) Tenaga keperawatan; (4) Tenaga
kebidanan; (5) Tenaga kefarmasian; (6) Tenaga kesehatan masyarakat; (7) Tenaga kesehatan
lingkungan; (8) Tenaga gizi; (9) Tenaga keterapian fisik; (10) Tenaga keteknisian medis; (11)
Tenaga teknik biomedika; (12) Tenaga kesehatan tradisional; dan (13) Tenaga kesehatan lain.
Jenis tenaga kesehatan sangatlah beragam, ada dokter, perawat, bidan, maupun tenaga
kesehatan lainnya. Semua jenis tenaga kesehatan, baik formal maupun non-formal memiliki
kontribusi yang signifikan sesuai dengan bidangnya.
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat berperan penting, terutama di
bidang kesehatan, karena mutu pelayanan terhadap publik sangat ditentukan oleh SDM yang
bekerja di dalamnya. Semua jenis tenaga kesehatan, baik formal maupun non-formal memiliki
kontribusi yang signifikan sesuai dengan bidangnya.

410
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

Sebagai seorang tenaga kesehatan yang professional, seyogianya kita harus selalu
berupaya memberikan layanan kesehatan yang terbaik mutunya kepada semua pengguna tanpa
terkecuali. Layanan kesehatan yang bermutu adalah layanan kesehatan yang selalu berupaya
memenuhi harapan masyarakat sehingga masyarakat akan selalu puas akan pelayanan yang
diberikan oleh seorang tenaga kesehatan.
e. Registrasi Tenaga Kesehatan
Sebelum seorang tenaga kesehatan melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
sesuai dengan standar profesinya, maka diwajibkan untuk melakukan registrasi kesehatan.
Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang kesehatan.
(UU Nomor 36 tahun 2014)
Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi Tenaga
Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
(Permenkes Nomor 83 tahun 2019)
Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik profesi yang
diperoleh lulusan pendidikan profesi. (Permenkes Nomor 83 tahun 2019)
Surat Tanda Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil masing-
masing Tenaga Kesehatan kepada Tenaga Kesehatan yang telah diregistrasi. (Permenkes Nomor
83 tahun 2019)
Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat SIP adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Tenaga Kesehatan sebagai pemberian kewenangan
untuk menjalankan praktik. (UU Nomor 36 tahun 2014)
Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat KTKI adalah lembaga yang
melaksanakan tugas secara independen yang terdiri atas konsil masing-masing tenaga kesehatan.
(Perpres Nomor 90 tahun 2017)
Organisasi Profesi adalah wadah untuk berhimpun tenaga kesehatan yang seprofesi.
(Perpres Nomor 90 tahun 2017)

3. Metode
Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Wajo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu digunakan untuk menghimpun data secara
sistematis, faktual, dan cepat sesuai dengan gambaran saat dilakukan penelitian. Sumber data
yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung berupa wawancara. Data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung berupa sumber bacaan, laporan, dan catatan yang terkait dengan

411
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

topik yang diteliti. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan ini
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan atau mungkin
sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/ situasi sosial yang
diteliti. Adapun informan pada penelitian ini berjumlah 7 (tujuh) orang, yaitu Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo 1 (satu) orang, Kepala
Seksi Pelayanan Perizinan Non Usaha 1 (satu) orang, Kepala Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan (Tim Teknis) 1 (satu) orang, dan Tenaga Kesehatan 4 (empat) orang. Pada penelitian
ini teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah mengunakan teknik analisa data
menurut Miles dan Huberman. Keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji uji
credibility/kredibilitas (validitas internal), uji transferability (validitas eksternal), uji
dependability (realibilitas), dan uji confirmability (objektivitas).

4. Hasil dan Pembahasan


a. Deskripsi Penerapan Fungsi Manajemen dalam Penerbitan Izin Tenaga Kesehatan
pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo
Manajemen merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi atau instansi untuk
mencapai tujuan dari organisasi atau instansi tersebut. Dalam manajemen sendiri bertujuan
untuk mengatur dan mengelola sumber daya yang tersedia dalam organisasi atau instansi.
Dengan manajemen yang baik dan teratur, pekerjaan akan terstruktur dengan baik.
Tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya, mereka harus memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) dan mengurus izin kerja terlebih dahulu. Tetapi, masih adanya tenaga kesehatan
yang bekerja tidak memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik atau Surat Izin
Kerja (SIP/SIK), kecuali jurusan Kesehatan Masyarakat yang tidak dipersyaratkan mempunyai
Surat Tanda Registrasi (STR), maka tidak perlu mempunyai Surat Izin Praktik atau Surat Izin
Kerja (SIP/SIK). Adapun Surat Edaran Plt. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor
PS.04.01/VI/2583/2019 tanggal 6 Desember 2019 tentang Penghentian Sementara Penerbitan
Surat Tanda Registrasi (STR) Tenaga Kesehatan Masyarakat.
1) Fungsi Planning (Perencanaan)
Kemampuan sumber daya manusia pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupaten Wajo dalam hal ini tim penerbitan izin tenaga kesehatan, sudah cukup
tercover dengan baik. Kesulitan dalam pekerjaan pasti ada, hanya saja terkendala pada tenaga
operator yang hanya satu orang saja dan masalah jaringan karena sudah melalui online. Agar
tidak terjadi kesalahan, tim teknis segera menindaklanjuti dengan menghubungi langsung
pemohon.

412
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

Terkait batas waktu yang jelas, dalam proses penerbitan izin tenaga kesehatan ini, paling
lama 3 (tiga) hari untuk diperiksa baik-baik oleh tim teknis agar meminimalkan sehingga tidak
terjadi kesalahan. Tetapi, biasa juga memakan waktu yang cukup lama. Karena, pada saat manual
terkadang ada berkas pemohon yang kurang lengkap. Pada saat melalui online, terkadang
bermasalah pada jaringan yang juga mengakibatkan terbitnya izin tenaga kesehatan cukup lama.
Seperti yang kita ketahui, terkendala juga hanya satu orang saja tenaga operatornya, sedangkan
tenaga kesehatan terdiri dari berbagai macam profesi.
Begitupun dengan tenaga kesehatan selaku informan yang pernah mengurus izin tenaga
kesehatan, pada kemampuan sumber daya manusianya sudah baik. Hanya saja penerbitan
izinnya, cukup lama. Karena, tenaga operatornya hanya satu orang saja dan terkadang terkendala
pada berkas yang kurang lengkap dan masalah jaringan pada aplikasi (online).
2) Fungsi Organizing (Pengorganisasian)
Wewenang dan tanggung jawab tim penerbitan izin tenaga kesehatan di Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo dalam hal ini pegawai yang ada di tim
penerbitan izin tenaga kesehatan, sudah sesuai dengan tugasnya dan jika ada kesalahan dalam
pekerjaannya, mereka bertanggung jawab dengan baik.
Terkait dengan pelimpahan wewenang pada tim teknis, tidak dapat dilimpahkan ke yang lain
karena mempunyai sifat prinsip, terdapat pertimbangan layak atau tidaknya rekomendasi teknis
dikeluarkan untuk tenaga kesehatan yang ingin bekerja. Pada saat pegawai berhalangan hadir,
sementara waktu dapat digantikan oleh rekan kerjanya jika memang perlu, agar pelayanan dapat
berjalan dengan baik dan pelayanan tidak terhambat.
Tenaga kesehatan selaku informan pada penelitian ini yang pernah mengurus berkas izin
tenaga kesehatannya, mereka melihat pegawai pada penerbitan izin tenaga kesehatan bekerja
sudah sesuai dengan tugasnya masing-masing. Karena, setiap individu yang melayani
memberikan penjelasan yang baik kepada pemohon. Begitupun ketika ada kesalahan pada berkas
pemohon, pegawai penerbitan izin tenaga kesehatan membantu pemohon memperbaiki
berkasnya.
3) Fungsi Actuating (Pelaksanaan)
Sikap pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Wajo secara umum baik. Kemudian, pada pelayanan penerbitan izin tenaga kesehatan dalam
melayani pemohon menunjukkan sikap yang baik.
Terkait dengan tata hubungan antar sesama rekan kerja, tata hubungan pegawai dengan
pemohon dalam pelayanan sangat penting menjalin suatu hubungan yang baik. Agar selama
proses pelayanan, pegawai dan pemohon tidak ada kesalahpahaman yang terjadi. Begitupun
dengan para individu yang ada dalam proses penerbitan izin tenaga kesehatan ini, mereka
menjalin hubungan yang baik. Setelah izin kerja pemohon terbit, mereka tetap menjalin

413
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

hubungan yang baik. Jika ada kesalahan, mereka membantu pemohon memperbaiki berkasnya
dengan baik.
Dalam hal ini tenaga kesehatan yang menjadi informan pada penelitian ini yang pernah
mengurus berkas izin tenaga kesehatannya, mulai dari awal sampai terbitnya izin, pegawai di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo dan tim teknis
menunjukkan sikap yang baik, sopan, dan ramah. Hubungan mereka pun terjalin dengan baik
selama proses penerbitan izin kerja tenaga kesehatan ini. Selain itu dalam pelayanan, masyarakat
sangat berperan penting dalam menilai pelayanan yang diberikan.
4) Fungsi Controlling (Pengawasan)
Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupaten Wajo melaksanakan arahan atasan atau tidak, pekerjaan yang dikerjakan
apakah sudah sesuai dengan tugasnya, mengadakan pertemuan dalam bentuk diskusi agar
pekerjaan tetap berjalan dengan baik.
Evaluasi yang dilakukan dalam bentuk pertemuan untuk mendiskusikan pekerjaan-
pekerjaan yang telah terlaksana. Pada tim teknis dibuatkan grup online yang aktif selama 24 jam,
agar jika ada masalah, tim teknis segera menindaklanjuti masalah tersebut. Pengawasan dan
evaluasi yang dilakukan pada penerbitan izin tenaga kesehatan ini, berjalan dengan baik, karena
para individu yang ada didalamnya bekerja dengan baik.
Dari yang dilihat tenaga kesehatan selaku informan pada penelitian ini, perlunya saling
berkomunikasi dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan membuat suatu
penilaian dalam bentuk pengisian kuesioner atau bisa juga kotak saran, agar diketahui prospek
kerja selama penerbitan izin kerja tenaga kesehatan ini.
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat pada Penerapan Fungsi Manajemen dalam
Penerbitan Izin Tenaga Kesehatan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo
Pada suatu pekerjaan pasti ditemukan adanya masalah atau hambatan yang dapat
terkendala jalannya suatu pekerjaan untuk mencapai hasil atau tujuan yang akan dicapai. Tetapi,
dimana ada masalah atau hambatan disitu ada solusi yang mendukung agar pekerjaan tersebut
dapat dilanjutkan untuk mencapai hasil atau tujuan yang ingin dicapai.
Begitupun dalam hal pelayanan, dalam hal ini penerbitan izin tenaga kesehatan, pasti
ditemukan adanya berbagai masalah atau faktor penghambat yang dihadapi yang dapat
menimbulkan kendala selama proses penerbitan izin. Jadi, diperlukan solusi yang mendukung
dalam menyelesaikan masalah atau hambatan yang dihadapi.
Tim teknis dengan pelayanan administrasi penerbitan izin tenaga kesehatan yang beda
tempat kerja, tim teknis (Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan) di Dinas Kesehatan

414
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

Kabupaten Wajo dan pelayanan administrasinya di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo.
Terkait dengan hambatan yang dihadapi, tim teknis dengan pelayanan administrasi
tidak satu gedung atau kantor. Hal ini dapat membuat pekerjaan kurang mengefisienkan waktu
dalam penyelesaian pekerjaannya. Tetapi, disatu sisi, tim teknis juga mempunyai tupoksi yang
harus diselesaikan di kantornya. Adapun jika melalui aplikasi (online), terhambat jika jaringan
sedang bermasalah, jadi proses verifikasi berkas dan lain-lainnya ikut terhambat.
Solusi atau pendukung dalam hal ini, sekarang penerbitan izin tenaga kesehatan sudah
melalui online dengan aplikasi SICANTIK CLOUD, jadi tim teknis dan pelayanan administrasi bisa
dengan baik menjalankan tugasnya meski tidak satu gedung atau kantor. Tetapi, baik manual
maupun aplikasi (online), diharapkan ada jalan keluar yang dapat disepakati bersama guna
memudahkan penyelesaian tugas baik itu dalam komunikasi, koordinasi, dan konsultasi antar
kedua instansi. Hal itu dapat dilakukan dengan manajemen waktu yang baik dan penjadwalan tim
teknis pada waktu yang telah ditentukan demi kelancaran tugas masing-masing.
Selain itu, karena melalui aplikasi (online), jadi SDM sebagai operator sudah sangat
terbantu dengan pemohon tidak perlu lagi mengumpulkan berkas (hardcopy) ke DPMPTSP.
Kemudian, adanya juga dukungan dari semua tim teknis sehingga proses penerbitan izin dapat
diusahakan tidak memakan waktu yang lama.
Kemudian, terkait hambatan dengan kurangnya SDM/tenaga operator pada
penerbitan izin tenaga kesehatan, hanya satu orang saja. Terkadang waktu penyelesaian
terbitnya izin tenaga kesehatan ini cukup lama, sedangkan tenaga kesehatan dari berbagai
macam profesi. Solusi dalam hal ini, tenaga operator pada penerbitan izin tenaga kesehatan
ditingkatkan SDM/tenaga operatornya dan jumlah daripada tenaga operator agar
mengefisienkan waktu dalam penrbitan izin kerja dan tidak memakan waktu yang cukup lama.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan terdahulu, maka
dapat disimpulkan bahwa :
a. Penerapan fungsi manajemen (fungsi planning/perencanaan, fungsi
organizing/pengorganisasian, fungsi actuating/pelaksanaan, fungsi
controlling/pengawasan) penerbitan izin tenaga kesehatan pada Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo dapat berjalan dengan baik.
b. Faktor pendukung pada penerapan fungsi manajemen dalam peneribitan izin tenaga
kesehatan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Wajo, sebagai berikut : Tenaga kesehatan sudah bisa mendaftarkan sendiri izin kerjanya
melalui online dengan aplikasi SICANTIK CLOUD. Selain menghemat waktu juga menghemat
biaya jika jarak rumah pemohon jauh. Dimasa adaptasi kebiasaan baru juga meminimalisir

415
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

kontak langsung pemohon dengan petugas pelayanan demi mencegah penyebaran Covid-19.
Adanya dukungan dari semua tim teknis sehingga dalam proses penerbitan izin diusahakan
tidak memakan waktu yang lama. SDM/tenaga operator ingin ditingkatkan SDMnya dan
jumlah daripada pengelola aplikasi, baik PNS maupun Non PNS. Karena, tenaga kesehatan
terdiri dari berbagai macam profesi. Faktor penghambat pada penerapan fungsi manajemen
dalam peneribitan izin tenaga kesehatan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo, sebagai berikut : Perbedaan tempat kerja antara tim
teknis dengan pelayanan administrasi pada penerbitan izin tenaga kesehatan. Kurangnya
tenaga operator pada penerbitan izin tenaga kesehatan, hanya ada satu orang saja. Jaringan
terkadang bermasalah pada saat melalui aplikasi (online). Terkadang juga berkas pemohon
kurang lengkap.

Referensi
Aditama, Roni Angger. 2020. Pengantar Manajemen: Teori dan Aplikasi. Malang: AE Publishing.

Amin, Y. (2017). Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan.

Anufia, B., & Alhamid, T. (2019). Instrumen Pengumpulan Data.

Handayani, L., & Ma'ruf, N. A. (2010). Peran tenaga kesehatan sebagai pelaksana pelayanan
kesehatan puskesmas. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13(1), 21298.

Hasibuan, S. P. M. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Kawasati dan Iryana. 2019. Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. Ekonomi Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman


Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang


Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Kurniati, A., & Efendi, F. (2012). Kajian Sumber Daya Manusia Kesehatan di Indonesia. Ferry
Efendi.

Mahsyar, A. (2011). Masalah pelayanan publik di Indonesia dalam perspektif administrasi publik.
Otoritas: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 1(2).

Nunung, Ai. 2020. Buku Referensi Administrasi, Organisasi Manajemen.

416
Jurnal homepage: http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/jangpa ISSN: 2723-5505

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 tahun 2019 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 90 tahun 2017 tentang Konsil Tenaga Kesehatan
Indonesia.

Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025. Jakarta, 2011.

Revida, Erika, dkk. 2020. Teori Administrasi Publik. Yayasan Kita Menulis.

Siti Maryam, N. (2017). Mewujudkan good governance melalui pelayanan publik. JIPSI-Jurnal
Ilmu Politik Dan Komunikasi UNIKOM, 6.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sukarna. 2011. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju.

Syamsiar, 2020. Manajemen Organisasi. KMB Indonesia.

Tambalean, H. (2017). SANKSI ADMINISTRASI TERHADAP FASILITAS KESEHATAN YANG


MELAKUKAN PELANGGARAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014
TENTANG TENAGA KESEHATAN. LEX ET SOCIETATIS, 5(9).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

Widyorini, S. R. (2019). KORELASI REGISTRASI TENAGA KESEHATAN TERHADAP


KOMPENTENSI TENAGA KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT.
Jurnal Ilmiah Hukum Dan Dinamika Masyarakat, 16(2).

417

You might also like