Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Pengaruh Pencampuran Tepung Labu Kuning (Cucurbhita Moschata) Terhadap

Karateristik Nugget Ikan Lele (Clarias Catfishes)

The Effect of Mixing Yellow Pumpkin (Cucurbita Moschata) Flour on the


Characteristics of Catfish Nugget (Clarias Catfishes)

Adhin Eki Aryadhanif1, Diana Silvy2, Novelina2

1
Student of Agricultural Product Technology, 2Lecturer of Agricultural Product Technology Faculty of Agricultural
Technology, Andalas University, Kampus Limau Manis-Padang, Indonesia 25163
Email: e.eki30@yahoo.com

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of mixing yellow pumpkin flour on the characteristics of catfish
nugget and to determine the best treatment of mixing yellow pumpkin flour on the chemical analysis,
microbiological analysis and sensory analysis to acceptance of catfish nuggets. This research method used a
Completely Randomized Design (CRD) method with 5 treatments and 3 replications. The treatments in this
research is the mixing of 10%, 15%, 20%, 25%, and 30% yellow pumpkin flour. The research data were
analyzed using ANOVA and if it had a real effect, then continued with Duncan’s New Multiple Range Test
(DNMRT) at the 5% significant level. The observations made were water content, ash content, protein
content, fat content, carbohydrate content, antioxidant activity, total carotenoid content, total plate count and
organoleptic tests (color, aroma, taste, and texture). The best treatment based on organoleptic tests is
treatment C (20 % mixing yellow pumpkin flour). Chemical profile of the best treatment consists of water
content 51.36%, ash content 0.87%, protein content 23.78%, fat content 5.93%, carbohydrate content 12.13%,
total carotenoids 50.40%, antioxidants 24.48 % and a total plate number of 1.4x10 4 cfu/gram and
organoleptics score color 4.25, taste 4.25, aroma 4.25 and texture 4.45.

Keyword – yellow pumpkin flour, catfish, nuggets, characteristics

I. PENDAHULUAN mengurangi ketergantungan pada satu jenis pangan,


Penganekaragaman (diversifikasi) pangan merupakan juga untuk menggali potensi-potensi pangan lain
salah satu indikator dari ketahanan, kemandirian dan (Yanuwardana et al, 2013). Dengan adanya
kedaulatan pangan. Penganekaragaman pangan diversifikasi pangan maka ketahanan pangan serta
(diversifikasi) adalah upaya menyediakan dan kecukupan gizi suatu negara dan individunya bisa
mengkonsumsi pangan dengan menu yang beraneka- dicapai dengan memanfaatkan potensi lokal yang
ragam dan bervariasi. Beraneka-ragam artinya menu terdapat di suatu daerah.
terdiri dari berbagai macam bahan pangan, sehingga Ikan lele (Clarias catfishes) adalah ikan yang sangat
tidak didominasi hanya oleh satu atau sedikit jenis digemari masyarakat Indonesia. Dagingnya yang gurih
bahan pangan saja. Bervariasi artinya macam bahan dan empuk sangat menggugah selera. Lele merupakan
pangan yang disajikan dari waktu - ke waktu tidak kelompok ikan berkumis, lele disebut sebagai Clarias
sama, berganti-ganti tetapi tetap beragam sehingga catfishes. Produksi ikan lele di Indonesia berdasarkan
menghindari “kebosanan”(Hariyadi, 2013). Upaya data Ditjen Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan
diversifikasi pangan penting dilakukan, selain untuk dan Perikanan, produksi ikan lele tahun 2017 mencapai
1.8 juta ton atau melesat 131,7% dari pencapaian tahun cukup tinggi yaitu 180 μg atau sekitar 1000-1300 IU/
sebelummya (Sri Mas sari, 2018). Dengan peningkatan 100 g bahan (Hendrasty, 2013). Menurut Gardjito
hasil produksi yang sangat besar setiap tahunnya dan (2006), kadar betakaroten daging buah labu kuning
kian banyaknya pertenakan ikan lele, namun masih segar adalah 19,9 mg/100 g. Kandungan gizinya yang
kurang termanfaatkan dengan baik sedangkan ikan lele cukup lengkap ini, maka labu kuning dapat menjadi
memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sumber gizi yang sangat potensial dan harganya pun
16,28 gram per 100 gram ikan lele. Ikan lele juga terjangkau sehingga dapat dikembangkan sebagai
memiliki berbagai macam kandungan gizi diantaranya alternatif pangan masyarakat. Penelitian tentang
vitamin D 12,50 mcg, kalsium 14 mg, zat besi 0,30 mg, karakterisasi dan potensi pemanfaatan komoditas
vitamin B1 0,210 mg, vitamin B2 0,072 mg, vitamin pangan minor termasuk labu kuning masih sangat
B3 1,093mg dan vitamin B12 2.23 mcg. Penduduk sedikit dibandingkan komoditas pangan utama, seperti
Indonesia kebanyakan mengolah ikan lele hanya padi dan kedelai (Vanty,2014). Dengan dijakaknnya
digoreng sebagai Pecel lele yang secara umum tepung maka labu kuning dapat digunakan sebagai
merupakan salah satu menu makanan atau jajanan yang bahan tambahan atau bahan baku yang dapat diolah
berkembang di daerah Jawa, seiring waktu terus menjadi berbagai macam olahaan, oleh karena itu
berkembang keseluruh Indonesia Selain itu, kini sudah tepung labu kuning menjadi pilihan dalam penelitian
mulai berkembang diversifikasi ikan lele menjadi abon, ini.
kerupuk, bakso dan makanan olahan lainnya yang Berdasarkan uraian diatas serta prapenelitian yang
sudah mulai dikenal dan digemari masyarakat. Seiring dilakukan oleh peneliti sendiri menunjukan hasil yang
dengan tren konsumsi masyarakat saat ini yang mana didapatkan yaitu perlakuan yang tidak disukai adalah
masyarakat cendrung mengkonsumsi pangan yang perlakuan dengan pencampuran 20 gram tepung terigu,
serba instan, seperti olahan Bakso, Sosis, Nuget dan 80 gram tepung labu kuning dimana nilai rata- rata
olahan lain. 3.60. sedangkan perlakuan yang disukai yaitu
Naget merupakan salah satu produk olahan daging perlakuan dengan pencampuran 60 gram tepung terigu,
beku yang memiliki daya simpan yang cukup lama. 40 gram tepung labu kuning dimana nilai rata- rata
Naget ikan menurut SNI nomor 7758:2013 adalah 4.16. Berdasarakan penjelasan diatas maka dilakukan
produk olahan hasil perikanan dengan menggunakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pencampuran
lumatan daging ikan dan atau surimi, minimum 30 %, tepung labu kuning (Cucurbhita moschata ) terhadap
dicampur tepung dan bahan-bahan lainnya dibaluri karateristik nuget ikan lele (Clarias catfishes) “.
dengan tepung pengikat (predust), dimasukkan dalam II. METODE PENELITIAN
adonan batter mix kemudian dilapisi tepung roti dan 2.1 Waktu dan Tempat
mengalami pemasakan. Karena semakin trennya Penelitian ini akan dilaksanakan di
Laboratorium Teknologi dan Rekayasa Proses Hasil
masyarakat mengkonsumsi makanan instan siap saji
Pertanian, Laboratorium Kimia Biokimia Hasil
maka nugget dijadikan sebuah olahaan yang dapat Pertanian dan Gizi Pangan, Laboratorium Mikrobiologi
dan Laboratorium Instrumen dan Laboratorium Total
diverifikasi guna meningkatkan nilai gizinya.
Quality Control Program Studi Teknologi Hasil
Pangan lokal yang berpotensi untuk dikembangkan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Andalas Padang, pada bulan November sampai
adalah labu kuning yang dapat diolah menjadi tepung ,
Desember 2021.
yang selanjutnya ditambahkan dengan tepung terigu
2.2 Bahan dan Alat
atau sumber pangan lainnya dalam berbagai pembuatan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
produk pangan. Kandungan β-karoten labu kuning yaitu labu kuning sebagai bahan dasar dalam pebuatan
tepung labu kuning yang didapatkan dipasar tradisional pembuatan tepung labu kuning menggunkan prosedur
yang ada di Sumatera Barat. Ikan lele yang digunakan Vanty (2014) yang telah dimodifikasi. Pertama buah
diperoleh dari salah satu pasar yang terdapat di Kota labu kuning dikupas dan pisahkan antara daging, kulit
Padang, Sumatera Barat dan untuk bahan - bahan dan bijinya, setelah dipisahkan daging labu kuning
pelengkap lainya diperoleh dari toko atau pasar yang diparut tipis kemudian pindahkan ke nampan dan
terdapat disekitar Kota Padang, Sumatera Barat. dijemur hingga kering dalam oven. Setelah kering
Adapun bahan kimia yang digunakan dalam tumbuk atau blender labu kuning hingga halus,
penelitian ini yaitu aquadest, H2SO4, asam borat, kemudian ayak tepung labu kuning menggunkaan
NaOH, selenium mix, indikator metil merah/metil biru, ayakan dengan ukuran 60 mesh. Simpan tepung labu
HCl (0,02N), dietil eter atau hexan, phenolphthalein kuning dalam plastik untuk disimpan sebelum
(pp) dan reagen DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil) digunakan.
yang terdapat dan digunakan dilaboratorium Teknologi
Hasil Pertanian. Alat yang digunakan dalam penelitian 2.4.2 Pembuatan Nuget Ikan lele
ini antara lain yaitu pisau, nampan, kompor, alat Proses pembuatan nuget ikan dilakukan dengan
pengukus, cetakan, grinder atau blander, wajan, mengikuti tahapan dari Laila Fitriana Dewi (2018)
timbangan analitik, cawan aluminium, cawan porselen, dengan modifikasi. Penggunaan tepung labu kuning
desikator, oven, gegep, tanur, soxhlet, labu kjedahl, digunakan sebagai bahan utama yang digunakan secara
elemeyer, gelas ukur, tabung reaksi, labu ukur, pipet optimal menggantikan tepung terigu. Dalam proses
tetes, burret, spektofotometer. pengadonan bahan tepung labu kuning dimasukan lalu
digiling bersama dengan bahan - bahan tambahan
2.3 Rancangan Penelitian lainya sampai kalis dan homogen, cetak dengan
3.3 Rancangan Penelitian ketebalan 6 mm. Selanjutnya, adonan tersebut dikukus
Rancangan Penelitian ini adalah rancangan selama 45 menit, didinginkan pada suhu ruang selama
acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali 30 menit. Dinginkan nuget, lalu celupkan nuget
ulangan. Hasil data yang didapat dari penelitian kedalam adonan butter mix kemudian kedalam tepung
dilakukan analisis menggunakan sidik ragam roti. Goreng nuget menggunakan minyak dngan suhu
(ANOVA), apabila data dinyatakan berbeda nyata lebih kurang 170oc selama 4-5 menit atau sampai
maka dilanjutkan dengan analisis menggunakan uji berwarna kuning ke emasan.
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada
taraf nyata 5%. Maka perlakuan yang digunakan dalam 2.5 Pengamatan
penelitian ini yaitu : Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini
A = Tanpa Pencampuran Tepung Labu Kuning yaitu analisis kimia antara lain uji kadar air, kadar abu,
B = Pencampuran Tepung Labu Kuning Sebesar 10% kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, uji beta
C = Pencampuran Tepung Labu Kuning Sebesar 20% karoten dan aktivitas antioksidan. Analisis
D = Pencampuran Tepung Labu Kuning Sebesar 30% mikrobiologi antara lain uji angka lempeng total. Dan
E = Pencampuran Tepung Labu Kuning Sebesar 40% organoleptik yang meliputi warna, aroma, rasa dan
Formulasi pada pembuatan nugget ikan lele yang dapat tekstur pada setiap perlakuan.
dilihat pada Tabel 1. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Formula Pembuatan Mi Kremes Sukun. III.1 Analisis Kimia Nugget Ikan Lele
Bahan A B C D E III.1.1 Kadar Air
20 Air merupakan salah satu senyawa yang banyak
Daging ikan lele (g) 200 200 200 200
0
ditemukan dimuka bumi ini, termasuk dalam hasil
Tepung Terigu (g) 100 90 80 70 60
pertanian. Air merupakan salah satu komponen yang
Tepung Labu
- 10 20 30 40 sangat penting dalam makanan, baik dalam proses
Kuning (g)
maupun dalam hasil produk olahan karena air dapat
Telur (Bh) 2 2 2 2 2
mempengaruhi tekstur, cita rasa maupun penampakan
Garam (g) 10 10 10 10 10 dari hasil olahan makanan. Berdasarkan analisis sidik
Merica (g) 5 5 5 5 5 ragam dengan menggunakan taraf 5 %, hasil yang
Bawang Merah (g) 18 18 18 18 18 didapatkan dari penambahan tepung labu kuning pada
Bawang Putih (g) 6 6 6 6 6 pembuatan nugget ikan lele berpengaruh nyata
terhadap kadar air yang dihasilakan dapat dilihat pada
2.4 Pelaksanaan Penelitian Tabel 3.

2.4.1 Pembuatan tepung labu kuning


Bahan utama yang digunakan yaitu tepung labu
kuning yang didapatkan dengan membuatnya dari labu
kuning yang didapatkan dipasar tradisional. Proses
Tabel 3. Nilai Rata-Rata Kadar Air Nugget Ikan Lele
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Kadar Abu Nugget Ikan Lele
Perlakuan Kadar Air (%)
( Pencampuran Tepung (Rata - Rata ± Standar Perlakuan Kadar Abu (%)
Labu Kuning) Deviasi) ( Pencampuran Tepung (Rata - Rata ± Standar
A (0%) 45,11 ± 0,29 a Labu Kuning) Deviasi)
B (10%) 47,95 ± 0,70 b A (0%) 0,17 ± 0,09 a

C (20%) 51,36 ± 0,45 c B (10%) 0,57 ± 0,79 b


D(30%) 53,15 ± 0,46 d C (20%) 0,87 ± 0,04 b

E (40%) 54,03 ± 0,28 e D(30%) 1,22 ± 1,00 c


KK = 0,9 % E (40%) 1,51 ± 0,05 d
Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf KK = KK = 8,9 %
kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5% Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5%
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT).
Berdasarkan tabel di atas, diketahui
bahwasannya kadar air pada nugget ikan lele dengan Berdasarkan Tabel 4, nilai kadar abu yang
penambahan tepung labu kuning yang dihasilan terkandung dalam nugget ikan lele dengan penambahan
berkisar 45,11 % - 54,03%. Semakin banyak tepung labu kuning bernilai antara 0,17 % - 1,51 %.
penambahan tepung labu kuning maka kadar air Semakin meningkat penambahan tepung labu kuning
semakin tinggi, hal ini dikarenakan labu kuning maka kadar abu dari nugget ikan lele semakin tinggi.
mengandung pektin yang mampu mengikat air lebih Keadaan ini terjadi karena labu kuning memiliki
baik dari pada pati dalam tepung terigu. Meski labu kandungan mineral yang tinggi. Kandungan mineral
kuning sudah dijadikan tepung namun pektin dalam pada tepung labu kuning terdiri dari kalsium, fosfor
labu kuning tidak rusak bahkan dapat mengikat air dan zat besi (Sudartoyudo, 2000). Kandungan mineral
dengan baik (Pratiwi, 2017). Pada labu kuning yang antara lain kalsium, tembaga, zat besi, magnesium,
telah memasuki fase siap panen hanya memiliki mangan, fosfor, selenium, dan seng. Sedangkan dalam
kandungan pektin 0,62 persen, namun dengan labu kuning mengandungan mineral antara lain adalah,
semakin menua dan menjadi matangnya labu kuning, fosfor 64 mg/100 g, kalsium 45 mg/100 g, dan besi 1,4
kandungan pektinnya menurun menjadi 0,29 persen mg/100 g (Hendrasty, 2003). Kadar abu nugget ikan
(Usmiati, 2005). Selain pektin kandungan serat yang lele dengan penambahan tepung labu kuning telah
terdapat pada tepung labu kuning yang cukup tinggi sesuai dengan SNI 7758:2013 tentang nugget ikan
mengakibatkan meningkatnya kadar air pada produk.
Kandungan serat pada tepung labu kuning yaitu III.1.3 Kadar Protein
10,28% (Vanty, 2014). Menurut penelitian Vanty Protein merupakan suatu zat makanan yang
(2014) Kadar air tepung labu kuning sebesar 11,87 %, amat penting bagi tubuh, karena zat ini di samping
oleh karena itu semakin banyak pencampuran tepung
berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
labu kuning maka jumlah tepung terigu semakin
menurun sehingga kadar air meningkat karena berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur.
dipengaruhi oleh kandungan pektin dalam tepung labu Sebagai zat pembangun protein merupakan bahan
kuning.Kadar air pada nugget ikan lele dengan pembentuk jaringan - jaringan baru yang selalu terjadi
penambahan tepung labu kuning telah sesuai dengan dalam tubuh. Semakin tinggi kadar protein pada bahan
SNI 7758:2013 tentang nugget ikan makanan tersebut maka kualitas bahan makanan
tersebut akan semakin bagus nilai gizinya bagi
III.1.2 Kadar Abu
manusia. Hasil kadar protein pada nugget ikan lele
Kadar Abu Berdasarkan analisis ragam yang
dilakukan terhadap kadar abu nugget ikan lele dengan pencampuran tepung labu kuning bisa dilihat pada
penambahan tepung labu kuning, didapatkan bahwa Tabel 5.
perlakuan menunjukan pengaruh yang nyata pada taraf
5 %. Nilai rata-rata kadar abu nugget ikan lele dengan
penambahan tepung labu kuning dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 5. Nilai Rata-Rata Kadar Protein Nugget Ikan Tabel 6. Nilai Rata-Rata Kadar Lemak Nugget Ikan
Lele lele

Perlakuan Kadar Protein (%) Perlakuan Kadar Lemak (%)


( Pencampuran Tepung (Rata - Rata ± Standar ( Pencampuran Tepung Labu (Rata - Rata ± Standar
Labu Kuning) Deviasi) Kuning) Deviasi)
A (0%) 25,94 ± 1,35 c A (0%) 7,33 ± 0,17 a
B (10%) 24,99 ± 1,25 b c B (10%) 6,52 ± 0,29 a
C (20%) 23,78 ± 0,69 a b C (20%) 5,93 ± 0,60 b
D(30%) 22,83 ± 0,95 a D(30%) 5,04 ± 0,17 b
E (40%) 21,97 ± 0,08 a E (40%) 4,92 ± 0,24 c
KK = 4,1 %   KK = 5,6 %
Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf
kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5% kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5%
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT).

Berdasarkan tabel 5, nilai kadar protein yang Berdasarkan tabel 6, nilai Kadar lemak yang
terkandung dalam nugget ikan lele dengan penambahan terkandung dalam nugget ikan lele dengan
tepung labu kuning berkisar antara 21,97 % - 25,94 %. pencampuran tepung labu kuning berkisar antara
Semakin tinggi konsentrasi tepung labu kuning yang 4,92% - 7,33%. Kadar lemak pada tepung labu kuning
ditambahkan, maka kandungan protein semakin lebih rendah yaitu 0,08% dibandingkan dengan tepung
menurun. Penurunan protein disebabkan karena tepung terigu yang 1,3% (Purnamasari, 2014). Mastuti (2008),
labu kuning mengandung protein yang lebih rendah, menyatakan bahwa kandungan air yang tinggi pada
protein pada tepung labu kuningkuning sebesar 3,74% produk akhir biasanya menghasilkan kandungan lemak
(Kamsiati, 2010), sedangkan kandungan protein tepung yang rendah. Didukung pula oleh Winarno (2004),
terigu yaitu kadar proteinnya sebesar 9,61% (USDA, yang menyatakan bahwa dengan adanya air, lemak
2014). Dalam nugget ikan lele kandungan protein dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak,
dipengaruhi sebagian besar dari ikan lele dengan sehingga seiring bertambahnya jumlah tepung labu
kandungan protein sebesar 17,7 % per 100 gram kuning dan berkurangnya jumlah tepung terigu dapat
(Astawan, 2008), selain dari itu terdapat juga menurunkan kadar lemak pada produk. Hal ini
kandungan protein pada pada bahan lain seperti telur menyebabkan produk dengan kandungan lemak yang
sebesar 12,4 % (TKPI, 2017), sehingga protein yang lebih banyak memiliki struktur yang lebih plastis
terdapat pada nugget ikan lele dengan pencampuran (Manley, 2000). Kadar kandungan lemak pada ikan
tepung labu kuning cukup tinggi. Menurut SNI lele sebesar 4,8 % per 100 gram (Astawan, 2008).
7758:2013 tentang nugget ikan. Kadar lemak yang tedapat pada nugget ikan lele
dengan tambahan tepung labu kuning sudah memenuhi
III.1.4 Kadar Lemak
syarat nugget ikan sesuai dengan SNI 7758:2013
Lipid atau lemak adalah sekelompok senyawa
tentang nugget ikan.
organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau
manusia dan memegang peranan penting dalam III.1.5 Kadar Karbohidrat
struktur dan fungsi sel. Lipid atau lemak mempunyai Karbohidrat merupakan zat gizi sumber utama
sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut yang ada dalam susunan menu sebagian besar
organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan masyarakat Indonesia. Karbohidrat juga mempunyai
benzena. Lemak dan minyak merupakan bagian peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu sebagai makanan yaitu misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-
komponen makanan utama bagi organisme hidup lain.. Hasil analisis karbohidrat bisa dilihat pada tabel
(Estien Yazid dan Lisda Nursanti, 2006). Berdasarkan 7.
analisis, hasil yang didapatkan terhadap kadar lemak
pada taraf 5% diketahui bahwa perbandingan
penambahan sari daun kelor berpengaruh nyata. Hasil
kadar lemak nugget iakn lele bisa dilihat pada Tabel 6.
Tabel 7. Nilai Rata-Rata Kadar Karbohidrat Nugget
Ikan Lele
Tabel 8. Nilai Rata-Rata Karotenoid Nugget Ikan Lele
Perlakuan Kadar Karbohidrat (%)
Kandungan karatenoid
( Pencampuran Tepung (Rata - Rata ± Standar Perlakuan
(mg/100g)
Labu Kuning) Deviasi)
( Pencampuran Tepung (Rata - Rata ± Standar
A (0%) 16,52 ± 1,25 b
Labu Kuning) Deviasi)
B (10%) 14,92 ± 1,39 b
A (0%) 20,86 ± 0,65 a
C (20%) 12,13 ± 1,62 a
B (10%) 47,52 ± 0,29 b
D(30%) 11,25 ± 1,71 a
C (20%) 50,40 ± 0,24 c
E (40%) 10,23 ± 0,24 a D(30%) 51,77 ± 0,47 d
KK = 10,4 % E (40%) 52,95 ± 0,29 e
Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf
kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5% KK = 0,9 %
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf
kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5%
Berdasarkan tabel 7, nilai Kadar karbohidrat yang Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT).
terkandung dalam nugget ikan lele dengan
penambahan tepung labu kuning berkisar antara 10,23 Berdasarkan Tabel 8, Kandungan karatenoid total
% - 16,52 %. Karbohidrat dihitung secara by yang terkandung dalam nugget ikan lele dengan
difference, dipengaruhi oleh komponen gizi lain. penambahan tepung labu kuning berkisar antara 20,86-
Fathkurahman et al., (2012) kandungan nutrisi lain 52,95 mg. Kandungan karatenoid pada perlakuan A
seperti air, abu, protein, dan lemak yang semakin sangat rendah karena tidak adanya pencampuran
tinggi maka kadar karbohidratnya akan semakin tepung labu kuning terhadap tepung terigu, namun
rendah, dan sebaliknya. Di dalam proses pengolahan ditunjang dari bahan baku yang lain seperti bawang
nugget ikan lele ini menggunakan proses pemasakan merah, kuning telur yang menjadi bahan baku dalam
yaitu pengukusan. Semakin tinggi suhu, maka pembuatan nugget ikan lele. β-karoten yang merupakan
semakin rendah kadar karbohidrat patinya karena bagian dari kelompok karoten memiliki sifat kimia
menurut Widjanarko (2008), pemanasan akan mudah teroksidasi. Namun pada sisi lain memliki daya
menyebabkan terjadinya gelatinisasi pati dimana antioksidan yang baik dalam mencegah terjadinya
granula pati akan membengkak akibat adanya oksidasi. β-karoten disebut juga salah satu senyawa
penyerapan air. provitamin A yang mampu memberikan elektronya
kepada electron radikal bebas dalam tubuh
Semakin banyak penambahan dari tepung labu (berpasangan) sehingga dengan demikian karoten
kuning maka karbohidrat yang dihasilkan akan mampu meredam atau menetralkan electron radikal
semakin rendah, hal ini dipengaruhi oleh bahan baku bebas yang berpeluang menyebabkan penyakit
yang digunakan, yakni tepung terigu. Tepung terigu (Kusbandari & Susanti, 2017). Kandungan karatenoid
memiliki kadar karbohidrat tinggi sebesar 72,4 gram, pada labu kuning sebagian besar adalah β-karoten
sedangkan pada tepung labu kuning kadar karbohidrat dimana kandungan β-karoten dari labu kuning cukup
sebesar 4,218 gram (Fanny, 2014). tinggi yaitu sebesar 19,9 mg/100g sedangkan dalam
bentuk tepung mengandung kadar beta karoten sebesar
III.1.6 Kandungan karatenoid 13,83 mg/100g.(Usmiati et al. 2004). Kandungan
Karotenoid sendiri adalah kelompok pigmen karatenoid dalam bawang merah yaitu vitamin A
organik yang berwarna kuning, oranye, dan merah sebesar 50 IU (Wibowo, 2008).
jingga yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan III.1.7 Aktivitas Antioksidan
(Britton et al., 2008). Kandungan karotenoid labu Antioksidan merupakan komponen yang dapat
kuning memiliki fungsi sebagai antioksidan yang menunda, memperlambat dan mencegah kerusakan
berfungsi memperlambat, mencegah, dan menunda pada bahan makanan akibat oksidasi. DPPH adalah
oksidasi lipid yang secara khusus mencegah terjadinya radikal bebas pada suhu ruang dan menerima elektron
antioksidasi radikal bebas dan efek negatif lainnya. Hal dan hidrogen radikal untuk menjadi molekul stabil
tersebut membuktikan bahwa dengan semakin tinggi (Subramanian, 2013). Berdasarkan sidik ragam, hasil
kadar β-karoten, maka aktivitas antioksidan juga akan yang didapatkan terhadap aktivitas antioksidan pada
semakin tinggi. Hasil Karatenoid nugget ikan lele bisa taraf 5% diketahui bahwa pencampuran yang diberikan
dilihat pada Tabel 8. berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan
nugget ikan lele yang dihasilkan. Hasil aktivitas mikrobiologi bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan
antioksidan nugget ikan lele bisa dilihat pada Tabel 9. mikroorganisme yang terdapat pada nugget ikan lele
dengan pencampuran tepung labu kuning. Selain itu,
Tabel 9. Nilai Rata-rata Aktivitas Antioksidan nugget analisis mikrobiologi juga merupakan sebuah indikator
ikan lele sanitasi atau keamanan suatu bahan pangan untuk
mengetahui mutu bahan pangan tersebut (Jana, 2018).
Perlakuan Aktivitas Antioksidan (%) Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, perbedaan
( Pencampuran (Rata - Rata ± Standar penambahan tepung labu kuning pada nugget ikan lele
Tepung Labu Kuning) Deviasi) berbeda secara kuantitatif pada angka lempeng total
A (0%) 20,28 ± 0,12 a nugget ikan lele yang dihasilkan.
B (10%) 22,66 ± 0,46 b
Tabel 10. Nilai rata – rata Angka Lempeng Total
C (20%) 24,48 ± 0,31 c
nugget ikan lele
D(30%) 26,16 ± 0,72 d
Perlakuan Angka Lempeng Total
E (40%) 28,74 ± 0,48 e
(CFU/g)
KK = 1,8 %
( Pencampuran (Rata - Rata ± Standar
Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf
kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5% Tepung Labu Kuning) Deviasi)
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT).
*Aktifitas Antioksidan dalam konsentrasi 1000 ppm.
A (0%) 1,15x104
B (10%) 1,2x104
Berdasarkan Tabel 9, nilai aktivitas Antioksidan C (20%) 1,4x104
yang terkandung dalam nugget ikan lele dengan
D(30%) 1,9x104
penambahan tepung labu kuning berkisar antara 20,28
% - 28,74% dalam 1000 ppm . Kandungan antioksidan E (40%) 1,95x104
dalam nugget ikan lele dengan pencampuran tepung
labu kuning menunjukan adanya peningkatan Angka lempeng total yang terkandung dalam
dikarenakan kandungan terbesar dalam tepung labu nugget ikan lele dengan penambahan tepung labu
kuning yaitu β-karoten atau provitamin A, kandungan kuning berkisar antara 1,15x104- 1,95x104CFU/g.
β-karoten dari labu kuning cukup tinggi yaitu sebesar Angka lempeng total pada nugget ikan lele dengan
19,9 mg/100g sedangkan dalam bentuk tepung pencampuran tepung labu kuning dipengaruhi oleh
mengandung kadar beta karoten sebesar 13,83 proses dari pembuatan tepung labu kuning yang mana
mg/100g.(Usmiati et al. 2004). Dalam perlakuan A dibuat dengan penjemuran menggunakan terik
dimana tidak ada pencampuran dengan tepung labu matahari diruang terbuka serta proses penggilingan
kuning, antioksidan terdapat pada bahan – bahan dalam yang dilakukan ditempat penggilingan di pasar
pembuatan nugget ikan lele pencampuran tepung labu tradisional sehingga banyaknya kontaminasi dari luar.
kuning seperti pada bawang merah Hal ini diyakini Menurut Dina (2016).
bahwa bawang merah mengandung komponen kimia Kontaminasi dapat terjadi melalui proses
yang mempunyai efek antiinflamasi, antikanker, pembuatan, penyimpangan dan distribusi, segala
antikolestrol, dan antioksidan seperti kuersetin sesuatu yang dapat berkontak dengan bahan pangan
(Galeone et al., 2006). Telur juga memiliki antioksidan secara langsung atau tidak langsung bisa merupakan
dimana antioksidan pada telur yang sudah diketahui sumber kontaminasi mikrobial. dalam proses
yaitu β-karoten yang memberikan pigmen warna pembuatan nugget ikan lele secara terdapat proses
orange pada kuning telur (Putri, 2011). pemanasan, pengemasan dan penyimpanan yang
dilakukan secara cepat, namun tanpa disadari
III.2 Analisis Mikrobiologi kontaminasi mikroba terjadi secara tidak langsung
III.2.1 Angka Lempeng Total dimana pada proses pemaniran, tepung panir yang
Mikroba yang adapada bahan panganadalah digunakan bisa menjadi salah satu sumber kontaminan.
bakteri, kapang dan khamir yang dapat menyebabkan Salah satu sumber kontaminan lainya adalah proses
kerusakan dalam segi organoleptik dan komposisi penthawingan. Penthawingan nugget ikan lele bisa
bahan kimia. Pertumbuhan mikrobadipengaruhi oleh dilakukan dalam suhu ruang atau didalam lemari
nutrisi, waktu, suhu, pH, kadar air, aw(aktivitas air) pendingin, proses thawing adalah proses pencairan
dan ketersediaan gas (Kusnandar, 2010).Analisis produk makanan. Secara umum, kualitas makanan
beku terkait erat dengan proses pembekuan dan
pencairan. Selama proses pencairan, makanan dapat 3.3 Uji Organoleptik
mengalami kerusakan karena perubahan kimia dan Pengujian organoleptik dengan metode hedonik
fisik serta serangan mikroba (Egi, 2020). Kelompok sangat perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat
mikroba yang terdapat pada nugget biasanya berbentuk penerimaan konsumen. Uji organoleptik ini melibatkan
bakteri karena nugget sebagaian besar memiliki nilai 20 orang panelis. Panelis diminta untuk menilai tingkat
protein yang tinggi. Menurut Abraham (dalam kesukaan terhadap beberapa karakteristik organoleptik
Situmorang, 2014) bakteri proteolitik adalah bakteri Mi Kremes, yaitu warna, aroma, rasa, dan tekstur
yang mampu memproduksi enzim protease cookies. Skala yang digunakan berupa angka dari 1-5
ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang yaitu (1) sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) biasa, (4)
diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar suka, dan (5) sangat suka. Hasil organoleptik dapat
dari sel. dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai Uji Organoleptik nugget ikan lele


Perlakuan Organoleptik ±Standar devisiasi
( Pencampuran Tepung Labu Kuning) Warna Rasa Aroma Tekstur
A (0%) 4,15 ± 0,74 4,20 ± 0,83 4,15 ± 0,81 4,35 ± 0,67
B (10%) 4,15 ± 0,67 3,95 ± 0,88 4,05 ± 0,68 4,15 ± 0,74
C (20%) 4,25 ± 0,78 4,25 ± 0,71 4,25 ± 0,55 4,45 ± 0,68
D(30%) 3,65 ± 0,98 3,65 ± 0,98 3,85 ± 0,87 3,65 ± 0,67
E (40%) 3,35 ± 1,03 2,65 ± 1,13 3,35 ± 1,03 3,10 ± 0,85
Ket: 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = biasa, 4 = suka, 5 = sangat suka

3.4.1 Warna Pada Tabel 11 dapat dilihat nilai rata - rata


Pada Tabel 11 dapat dilihat nilai rata - rata tingkat penerimaan 20 panelis terhadap rasa nugget
tingkat penerimaan 20 panelis terhadap warna nugget
ikan lele dengan pencampuran tepung labu kuning
ikan lele dengan pencampuran tepung labu kuning
berbeda nyata pada taraf 5 % terhadap penilaian warna berbeda nyata pada taraf 5 % terhadap penilaian warna
yang dihasilkan. Nilai terbaik adalah nilai tertinggi yang dihasilkan. Nilai terbaik adalah nilai tertinggi
yang terdapat pada perlakuan C yaitu 4,25 sedangkan
yang terdapat pada perlakuan C yaitu 4,25 sedangkan
warna yang kurangdisukai panelis terdapat pada
perlakuan E yaitu 3,35. Semakin banyak tepung labu warna yang kurangk disukai panelis terdapat pada
kuning yang dicampurkan maka warna yang dihasilkan perlakuan E yaitu 3,35. Aroma merupakan sesuatu
akan semakin berubah kearah kuning muda sampai
yang halus dan rumit yang ditangkap oleh indera yang
keorangean. Hal ini dikarenakan warna dari tepung
labu kuning yaitu berwarna orange pucat, penilaian mempunyai kombinasi bau, rasa dan rangsangan oleh
terhadap warna dilakukan dengan cara melihat warna lidah (Winarno, 2004).Aroma suatu produk sangat
yang terdapat pada bagian dalam nugget ikan lele, hal berperan penting karena akan menentukan daya terima
ini dikarenakan bagian yang paling berpengaruh dari
pencampuran tepung labu kuning yaitu pada bagian konsumen terhadap produk pangan tersebut. Aroma
dalam nugget atau adonan pengisi nugget ikan lele. juga menentukan kelezatan suatu produk pangan, serta
cita rasa yang terdiri dari tiga komponen, yaitu rasa,
Kesukaan terhadap warna merupakan penilaian
yang akan menentukan panelis terhadap suatu produk bau dan rangsangan mulut.
pangan. Bahan pangan yang kurang menarik akan Aroma yang terdapat pada nugget ikan lele
menyebabkan makanan kurang disukai oleh konsumen dengan pencampuran labu kuning, semakin banyak
(Setyaningsih, Apriyantono, dan Sari,2010). pencampuran semakin terasa aroma labu kuning,
begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan labu
3.4.2 Aroma kuning memiliki cirri khas pada aroma baik itu daging
buah segar maupun setelah diolah. Dalam pengujian
aroma panelis diminta untuk mencium aroma nugget kemudahan dikunyah serta kerenyahan suatu makanan.
ikan lele dibagian dalam bukan secara keseluruhan Oleh karena itu cara pemasakan bahan makanan dapat
karena untuk penilaian aroma secara umum jika dinilai mempengaruhi kualitas tekstur yang dihasilkan. Dalam
keseluruhan maka aroma yang diidentifikasi tidak akan proses pengujian panelis diminta hanya untuk menilai
berbeda jauh karena adanya proses penggorengan dan pada bagian dalam nugget, hal ini dilakukan demi
juga dipengaruhi oleh bahan butter mix dan tercapainya keinginan yang diteliti yaitu pengaruh
pembalutnya yaitu tepung panir.Hendrasty (2003) pencampuran tepung labu kuning. Tekstur yang
menyatakan tepung labu kuning memiliki karakteristik dihasilkan, semakin banyak penambahan tepung labu
aroma yang khas, sehingga sangat mempengaruhi kuning maka tekstur semakin padat dan sedikit keras
dalam sebuah produk termasuk nugget ikan lele. tetapi tetap lunak dan kenyal.
3.4.3 Rasa Hal ini sesuai dengan penelitian Komang
Pada Tabel 13 dapat dilihat nilai rata - rata (2018) bahwa semakin tinggi konsentrasi penambahan
tingkat penerimaan 20 panelis terhadap rasa nugget tepung labu kuning menyebabkan kekerasan meningkat
sebagai akibat pengembangan yang kurang baik atau
ikan lele dengan pencampuran tepung labu kuning
menurunkan volume produk sehingga menjadi lebih
berbeda nyata pada taraf 5 % terhadap penilaian padat dan terasa lebih keras, serta lebih sedikit pori
warna yang dihasilkan. Nilai terbaik adalah nilai pada produk yang dihasilkan.
Untuk mengetahuiproduk yang paling disukai
tertinggi yang terdapat pada perlakuan C yaitu 4,25
oleh panelis berdasarkan warna, aroma, rasa dan
sedangkan warna yang kurangk disukai panelis tekstur nugget dapat dilihat pada grafik radar
terdapat pada perlakuan E yaitu 2,65. Penilaian organoleptik yang menggambarkan rata-rata nilai
kesukaan panelis terhadap nugget pada setiap
terhadap rasa sangat bervariasi tergantung dengan
perlakuan pada gambar 1.
daya terima dari panelis tersebut, ada panelis yang
lebih suka dengan cita rasa manis dan ada juga
panelis yang lebih suka terhadap rasa asin.
A;
A;A;Tekstur; 4.35
Rasa; 4.2
Aroma;
warna; 4.15
Rasa yang dihasilkan dari pencampuran tepung
labu kuning ini, semakin banyak penambahan maka
semakin manis rasa yang dihasilkan begitu juga warna
B;Rasa;
B; warna;
Tekstur;
Aroma; 4.15
4.15
4.05
3.95
E;E;E;Aroma;
warna;
E; Rasa;3.35
Tekstur; 3.1
2.65
sebaliknya. Menurut Tridjaja (2003) bahwa labu Rasa
kuning memiliki kandungan karbohidrat yang Aroma
menciptakan rasa manis, selain itu rasa yang Tekstur
ditimbulkan dalan nugget ikan lele dapat disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu penambahan bumbu (merica D;D;Tekstur;
D;
warna;
Rasa; 3.85
Aroma; 3.65
C;C; Aroma;
warna;
Rasa; 4.25
Tekstur;4.25
4.25
4.45
dan garam) dan perbedaan konsentrasibahan pengikat
dan pengisi (tepung labu kuning dan tepung terigu),
sedangkan dalam nugget ikan lele dengan
pencampuran tepung labu kuning rasa sangat
dipengaruhi oleh tepung labu kuning.Rasa secara Gambar 1. Organoleptik nugget ikan lele
umum dapat dibedakan menjadi asam, asin, pahit dan
manis (Winarno, 2008). Berdasarkan grafik radar diatas dapat dilihat
bahwa perlakuan yang paling disukai oleh panelis
3.4.4 Tekstur adalah nugget pada perlakuan C (Tepung Terigu
Pada Tabel 11 dapat dilihat nilai rata - rata (g) :Tepung Labu Kuning (g) = 80 : 20) dengan nilai
tingkat penerimaan 20 panelis terhadap rasa nugget rata-rata kesukaan yaitu warna 4,25, rasa 4,25, aroma
ikan lele dengan pencampuran tepung labu kuning 4,25 dan tekstur 4,45. Perlakuan C dipilih sebagai
berbeda nyata pada taraf 5 % terhadap penilaian warna perlakuan terbaik berdasarkan hasil nilai organoleptik
yang dihasilkan. Nilai terbaik adalah nilai tertinggi namun untuk bisa memaksimalkan nilai gizi tepung
yang terdapat pada perlakuan C yaitu 4,45sedangkan labu kuning maka perlakuan D dapat dijadikan
warna yang kurangk disukai panelis terdapat pada perlakuan batas atas penggunaan tepung labu kuning
perlakuan E yaitu 3,10. Faktor yang mempengaruhi pada pembuatan nugget ikan lele
kualitas tekstur adalah rabaan oleh tangan, keempukan,
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk
Makanan Olahan. Tiga Serangkai. Solo
IV.1 Kesimpulan
1. Pencampuran tepung labu kuning pada produk Astawan, M. 2008. Lele bantu pertumbuhan janin.
nugget ikan lele memberikan pengaruh nyata
terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, http://wilystra2007.multiply.com/journal/item
kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar /62/Lele_Bantu_Pertumbuhan_J anin.
karatenoid total, nilai antioksidan dan angka Dilihat pada 21 Agustus 2021
lempeng total nugget.
2. Produk terbaik dalam penelitian ini adalah Aswar. 2005. Pembuatan Fish Nugget dari Ikan
produk C(Tepung Terigu (g) :Tepung Labu Nila merah (Oreochromis sp.).Skripsi,
Kuning (g) = 80 : 20) dengan rata-rata tingkat Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
kesukaan warna 4,25(suka), rasa 4,25(suka), Fakultas Perikanan.Institut Pertanian Bogor.
aroma 4,25 (suka) dan tekstur 4,45 (suka).
Sedangkan kandungan kimianya adalah kadar Aprianda puji. 2020. 5 Manfaat Ikan Lele untuk
air 51,36 %, kadar abu 0,87%, kadar protein Kesehatan yang Sayang Dilewatkan. Diakses
23,78%, kadar lemak 5,93%, kadar dari https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-
karbohidrat 12,13%, karatenoid total 50,40%, gizi/manfaat-ikan-lele/. dilihat pada
antioksidan 24,48% dan angka lempeng total tanggal 16 Maret 2021 Pukul : 14.05
1,4x104 cfu/gram.
IV.2 Saran Britton, G., Jensens, Liaaeen., P, Fauder. H. 2008.
Carotenoid vol. 4. Natural Function.
1. Menentukan atau membuat bumbu untuk Perlu
Birkhauser Verlag Basel. Boston. ISBN; 3-
adanya penelitian lebih lanjut mengenai umur
76437498-3.PP; 1-370
simpan produk nugget dan menentukan jenis
kemasan nugget.
BSN. 2014. Syarat Mutu Nugget Ayam.
2. Perlunya dilakukan penelitianpengembangan
Departemen Perindustrian dan Pangan.
lanjutandengan perlakuan tambahan untuk
Jakarta.
menurunkan kadar air pada tepung labu kuning.

DAFTAR PUSTAKA Darningsih,Sri,Gusnedi dan Ismanilda. 2013.


Pengembangan Produk Olahan Nugget Ikan
[USDA] United State Departement of Agriculture. Lele Sebagai Alternatif Makanan Jajanan
2018. USDA National Nutrient Database for Anak Sekolah. Laporan Hasil penelitian
Standart Reference. Risbinakes Poltekkes Kemenkes.Padang
www.nal.usda.gov/fnic/foodcomp/search/.
dilihat pada 27 Desember 2021 pukul 14.45 Dewi,Laila Fitriana. 2018. Uji Daya Terima Dan
Kandungan Gizi Nugget Tempe Dan Ikan
[USDA] United State Departement of Agriculture. Lele Dengan Menggunakan Tepung Mocaf.
2014.Publix, Quick Cooking Oats. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
https://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/2876 Sumatera Utara Medan.Medan.
8?
fgcd=&manu=&lfacet=&format=&count=& Dina, K. 2016. Identifikasi pertumbuhan aspergilus
max=50&offset=0&sort=default&order=asc sp pada roti tawar yang dijual dikota padang
&qlookup=quick+cooking+oats&ds=&qt=& berdasarkan suhu dan lama penyimpanan.
qp=&qa=&qn=&q=&ing. dilihat pada 27 Jurnal kesehatan andalas. Padang
Desember 2021 pukul 15.30
Egi Putri D. 2020, Pengaruh Metode Pengemasan
Amalia U., 2012. Pendugaan Umur Simpan Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Mutu
Produk Nugget Ikan Dengan Produk Nugget Udang Di Umkm Mina Karya,
Merk Dagang Fish Nugget “So Lite”. J. Semarang Utara. Skripsi.Universitas katolik
Saintek Perikanan 8(1) h. 27-31. soegijapranata. Semarang.

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia Fanny Intan C.2014. KAJIAN FISIKOKIMIA DAN
(APTINDO). 2013. Laporan APTINDO SENSORI TEPUNG LABU KUNING
Tahun 2013. APTINDO. Jakarta. Curcubita moschata Durch) SEBAGAI
SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU PADA
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of PEMBUATAN EGGROLL. Jurnal Teknosains
Association of Official Analytical Chemist. Pangan Vol 3 No. 2 April 2014.Universitas
AOAC International. Virginia USA. Sebelas Maret, Surakarta.
Fatkurahman R, Windi A, Basito. 2012. Karakteristik Mutu Sirup Dami Nangka.
Karakteristik Sensoris Dan Sifat Fisiko kimia [skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian.
Cookies Dengan Subtitusi Bekatul Beras Universitas Andalas. Padang
Hitam (Oryza Sativa, L.) dan Tepung Jagung
(Zea Mays L.). Jurnal Teknosains Pangan Vol Kamsiati, E. 2010. Labu Kuning untuk Bahan
1 No 1 Oktober 2012. Jurusan Ilmu dan Fortifikasi Vitamin A.
Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret. http://118.98.220.106/senayan/index.php?
50-55 p=fstream&fid=1923. dilihat pada 29
Desember 2021 pukul 11.30

Gardjito.2016. Labu Kuning Sumber Karbohidrat Komang Biandari D.P 2018 Pengaruh Penggunaan
Kaya Vitamin A. Tridatu Visi Komunika. Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata
Yogyakarta. Durch) Terhadap Karakteristik Chiffon Cake
Berbahan Dasar Modified Cassava Flour
Galeone, C., C. Pelucchi., F. Levi., E. Negri., S. (Mocaf ). Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 2, Tahun
Franceschi., R. Talamini., A. Giacosa and C. 2018. Universitas Udayana. Bali
La Vecchia, 2006. Onion and Garlic Use and
Human Cancer. Am J Clin Nutr84:1027– Kusbandari, A & Susanti, H. 2017. Beta carotene
1032. content and free radical scavenging activity
ofcantaloupe (cucumis melo var.
Hariyadi, P, Martianto, D, Arifin, B, Wijaya, B and Cantalupensis l.) Extract against dpph (1,1-
Winamo, FG (2006). Rekonstruksi diphenyl-2-picrylhydrazyl) using uv-visible
Kelembagaan Sosial Penanganan dan spectrophotometry method. Jurnal farmasi
Pencegahan Rawan Pangan dan Gizi Buruk. sains dan komunitas. PP.37-42
Proceedings Lokakarya Nasional II
Penganekaragaman Pangan). Forum Kerja Kusnandar, F., 2010. Mengenal Sifat Lemak dan
Penganekaragaman Pangan dan PT.ISM Minyak. Bogor: Departemen Ilmu dan
Bogasari Flour Mills. Jakarta Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Hariyadi, P. 2013. PENGANEKARAGAMAN
PANGAN: Peranan Industri untuk Penguatan Kementerian Pertanian Nomor
Ketahanan Pangan Mandiri dan Berdaulat. 14/Permentan/OT.140/3/2013 Program
SIMPOSIUM Pangan Nasional Indofood. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan
Jakarta Pangan Masyarakat. Jakarta Tahun 2013

Hassmy, Nursyah Putri, Jemmy Abidjulu dan Luthana, D. 2004. Rekomendasi dalam Penetapan
Adithya Yudistira. 2017. Analisis Aktivitas Standar Mutu Tepung Tapioka. Balai
Antioksidan Pada Teh Hijau Kombucha Pengkajian Teknologi Pertanian. Semarang
berdasarkan Waktu Fermentasi yang
Optimal. Jurnal Ilmiah Farmasi. 6(4). Manley,D. 2000. Technology of biscuits, crackers
dan cookies. Woodhead publishing Ltd.
Hatijah, S., Husain, D.R., & Sartini. 2013. Cambridge.
Bioaktivitas Minyak Atsiri Umbi Lapis
Bawang Merah (Allium cepa L.) Lokal Asal Mastuti, R. 2008. Pengaruh Suhu dan Lama Waktu
Bima terhadap Bakteri Streptococcus mutans Menggoreng Terhadap Kualitas Fisik dan
Penyebab Karies Gigi. Naskah Publikasi Kimia Daging Kambing Restukturisasi. Jurnal
Fakultas Farmasi. Makasar : Universitas Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Vol. 3, No.
Hasanudin. 2, Hal 23-31.

Hendrasty HK. 2003. Tepung Labu Kuning: Mediatani. 2015. Cara Sukses Menanam Lada
Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius; Dengan Mudah. http://mediatani.com/cara-
Yogyakarta. sukses-menanam-lada/. Diakses tanggal 22
Agustus 2021.
_____________,2011. Kandungan Labu Kuning
dan Pemanfaatannya. Kanisius, Yogyakarta. PORIM TestMethods, 1995, Palm Oil Research
Instituteof Malaysia, Journalof Oil Palm
Jana, Rayl. 2018. Pengaruh Perbandingan Sari Ubi Research.2(6):321-325
Jalar Ungu (Ipomoea Batatas var.
Ayamurasaki) Dan Sari Dami Nangka Pratiwi Loelianda. 2017. Substitusi tepung labu
(Artocarpus Heterophyllus) Terhadap kuning (cucurbita moschata durch) dan koro
pedang (canavalia ensiformis l.) Terhadap www.ekonomi.bisnis.com. Diakses pada jam
terigu pada pembuatan cake. Skripsi., 15.05 tanggal 7 maret 202.
Universitas Jember. Jember
Tridjaja (2003). Panduan teknologi pengolahan
Pratiwi R.D., 2014. Aplikasi affective labu kuning sebagai bahan makanan
Microorganisme Untuk Pertumbuhan Ikan alternatif. Direktorat Jenderal Bina
Lele Sangkuriang. Jurusan biologi. Fakultas Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,
sains dan Teknologi.Universitas Islam Negri Jakarta.
Syarif Hidayatullah. Jakarta. Hal : 6-7,22.
Usmiati, S., S. Yuliani, Y.P. Endang, H. Setiyanto
Purnamasari. 2014. Karakteristik Flake Talas dan Y. Setiawati. (2004). Pengembangan
dengan Subtitusi Tepung Labu Kuning. Jurnal Produk Pangan Berbahan Baku Labu Kuning
Pangan dan Agroindustri. Universitas Dalam Peningkatan Daya Saing Pangan
Brawijaya. Tradisional. Prosiding Seminar Nasional
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Putra.W. S. 2015. Kitab Herbal Nusantara Pascapanen Pertanian. Bogor. P 202-208
Kumpulan Resep dan Ramuan Tanaman Obat
Untuk Berbagai Gangguan Kesehatan. Vanty , Iriani Ripi . 2014. Pembuatan Dan
(Andien, Ed.) Yogyakarta: Katahati. Analisis Kandungan Gizi Tepung Labu
Kuning (Cucurbita moschata
Putri, I S. 2011. Pengaruh Penambahan Ekstrak Duch.). Undergraduate thesis, Faculty of
Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Industrial Technology. Pasca Sarjana
Aktivitas Antioksidan, Total fenol, dan UNDIP. Semarang.
Karakteristik Sensoris pada Telur Asin.
[Skripsi]. Universitas Sebelas Maret Wellyalina, F. Azima, dan Aisman. 2013.
Surakarta. Pengaruh Perbandingan Tetelan Merah Tuna
dan Tepung Maizena Terhadap Mutu Nugget.
Rumaniah. 2002. Kajian Proses Pembuatan Fish Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2(1):9-17.
Nugget dari Ikan Mas (Cyprinuscarpio).
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Widjanarko, SB dan Adi Nugroho. 2008.
IPB. Bogor. Pengembangan Prototipe Pangan Darurat
Berenergi Tinggi dan Padat Nutrisi Berbasis
Setyaningsih, D., Apriantono, A., Sari, M.P. 2010. Potensi Bahan Baku Lokal (Ubi Jalar,
Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Jagung, Kedelai, dan Tepung Porang).
Agro. Instittut Pertanian Bogor. Bogor Laporan Project K3PT Litbang Pertanian.

Situmorang, Novaria. (2014). Aktivitas Protease Widodo. J,. 2011. Analisis Usaha alternative
Dan Uji Fisiologi Isolat Bakteri Proteolitik Strategi Pengembangan
Dari Limbah Cair Nanas. Skripsi. Universitas AgribisnisPembenihan Ikan Lele Dumbo di
Lampung. Lampung. Kecamatan Ceper. Skripsi. Fakultas Pertanin.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hal : 11
Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, dan Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Suhardi. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Pertanian. Liberty. Yogyakarta
_______. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia
Sudartoyudo. 2000. Budidaya Waluh. Kanisius. Pustaka Utama. Jakarta
Yogyakarta
_______. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka UTAMA.
SNI 7758:2013 tentang nugget ikan.
Yanuwardana, Basito, dan D.R.A., Muhammad.
SNI 3751-2009. Tepung Terigu Sebagai Bahan 2013. Kajian Karakteristik Fisikokimia
Makanan. Jakarta. Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata
Durch) Termodifikasi dengan Variasi
Sudarto, Y. 2000. Budidaya Waluh. Kanisius. Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam
Yogyakarta. Laktat. Surakarta: 2 April 2013.
Teknosains Pangan UNS: Hal79.
Sri Mas Sari. 2018. Ditjen Perikanan Budidaya : http://www.ilmupangan.fp.uns.ac.id [02
Permintaan tinggi, produksi ikan lele melesat Februari 2017].
2 kali lipat. Jakarta.
Yazid, Estien & Nursanti, Lisda. 2006. Penuntun
Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Yoko, 2012. Labu. Eley Media Komputindo,


Jakarta
.
Zaki. 2009. Budi Daya Ikan Lele ( Clarias
batrachus
).http://wilystra2008.biologi.com/journal/item
/54/Budi_Daya_Ikan_Lele(Claria
sbatrachus).(September 2008).

You might also like