Professional Documents
Culture Documents
The Effect of Mixing Yellow Pumpkin (Cucurbita Moschata) Flour On The Characteristics of Catfish Nugget (Clarias Catfishes)
The Effect of Mixing Yellow Pumpkin (Cucurbita Moschata) Flour On The Characteristics of Catfish Nugget (Clarias Catfishes)
1
Student of Agricultural Product Technology, 2Lecturer of Agricultural Product Technology Faculty of Agricultural
Technology, Andalas University, Kampus Limau Manis-Padang, Indonesia 25163
Email: e.eki30@yahoo.com
ABSTRACT
This research aimed to determine the effect of mixing yellow pumpkin flour on the characteristics of catfish
nugget and to determine the best treatment of mixing yellow pumpkin flour on the chemical analysis,
microbiological analysis and sensory analysis to acceptance of catfish nuggets. This research method used a
Completely Randomized Design (CRD) method with 5 treatments and 3 replications. The treatments in this
research is the mixing of 10%, 15%, 20%, 25%, and 30% yellow pumpkin flour. The research data were
analyzed using ANOVA and if it had a real effect, then continued with Duncan’s New Multiple Range Test
(DNMRT) at the 5% significant level. The observations made were water content, ash content, protein
content, fat content, carbohydrate content, antioxidant activity, total carotenoid content, total plate count and
organoleptic tests (color, aroma, taste, and texture). The best treatment based on organoleptic tests is
treatment C (20 % mixing yellow pumpkin flour). Chemical profile of the best treatment consists of water
content 51.36%, ash content 0.87%, protein content 23.78%, fat content 5.93%, carbohydrate content 12.13%,
total carotenoids 50.40%, antioxidants 24.48 % and a total plate number of 1.4x10 4 cfu/gram and
organoleptics score color 4.25, taste 4.25, aroma 4.25 and texture 4.45.
Berdasarkan tabel 5, nilai kadar protein yang Berdasarkan tabel 6, nilai Kadar lemak yang
terkandung dalam nugget ikan lele dengan penambahan terkandung dalam nugget ikan lele dengan
tepung labu kuning berkisar antara 21,97 % - 25,94 %. pencampuran tepung labu kuning berkisar antara
Semakin tinggi konsentrasi tepung labu kuning yang 4,92% - 7,33%. Kadar lemak pada tepung labu kuning
ditambahkan, maka kandungan protein semakin lebih rendah yaitu 0,08% dibandingkan dengan tepung
menurun. Penurunan protein disebabkan karena tepung terigu yang 1,3% (Purnamasari, 2014). Mastuti (2008),
labu kuning mengandung protein yang lebih rendah, menyatakan bahwa kandungan air yang tinggi pada
protein pada tepung labu kuningkuning sebesar 3,74% produk akhir biasanya menghasilkan kandungan lemak
(Kamsiati, 2010), sedangkan kandungan protein tepung yang rendah. Didukung pula oleh Winarno (2004),
terigu yaitu kadar proteinnya sebesar 9,61% (USDA, yang menyatakan bahwa dengan adanya air, lemak
2014). Dalam nugget ikan lele kandungan protein dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak,
dipengaruhi sebagian besar dari ikan lele dengan sehingga seiring bertambahnya jumlah tepung labu
kandungan protein sebesar 17,7 % per 100 gram kuning dan berkurangnya jumlah tepung terigu dapat
(Astawan, 2008), selain dari itu terdapat juga menurunkan kadar lemak pada produk. Hal ini
kandungan protein pada pada bahan lain seperti telur menyebabkan produk dengan kandungan lemak yang
sebesar 12,4 % (TKPI, 2017), sehingga protein yang lebih banyak memiliki struktur yang lebih plastis
terdapat pada nugget ikan lele dengan pencampuran (Manley, 2000). Kadar kandungan lemak pada ikan
tepung labu kuning cukup tinggi. Menurut SNI lele sebesar 4,8 % per 100 gram (Astawan, 2008).
7758:2013 tentang nugget ikan. Kadar lemak yang tedapat pada nugget ikan lele
dengan tambahan tepung labu kuning sudah memenuhi
III.1.4 Kadar Lemak
syarat nugget ikan sesuai dengan SNI 7758:2013
Lipid atau lemak adalah sekelompok senyawa
tentang nugget ikan.
organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau
manusia dan memegang peranan penting dalam III.1.5 Kadar Karbohidrat
struktur dan fungsi sel. Lipid atau lemak mempunyai Karbohidrat merupakan zat gizi sumber utama
sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut yang ada dalam susunan menu sebagian besar
organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan masyarakat Indonesia. Karbohidrat juga mempunyai
benzena. Lemak dan minyak merupakan bagian peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu sebagai makanan yaitu misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-
komponen makanan utama bagi organisme hidup lain.. Hasil analisis karbohidrat bisa dilihat pada tabel
(Estien Yazid dan Lisda Nursanti, 2006). Berdasarkan 7.
analisis, hasil yang didapatkan terhadap kadar lemak
pada taraf 5% diketahui bahwa perbandingan
penambahan sari daun kelor berpengaruh nyata. Hasil
kadar lemak nugget iakn lele bisa dilihat pada Tabel 6.
Tabel 7. Nilai Rata-Rata Kadar Karbohidrat Nugget
Ikan Lele
Tabel 8. Nilai Rata-Rata Karotenoid Nugget Ikan Lele
Perlakuan Kadar Karbohidrat (%)
Kandungan karatenoid
( Pencampuran Tepung (Rata - Rata ± Standar Perlakuan
(mg/100g)
Labu Kuning) Deviasi)
( Pencampuran Tepung (Rata - Rata ± Standar
A (0%) 16,52 ± 1,25 b
Labu Kuning) Deviasi)
B (10%) 14,92 ± 1,39 b
A (0%) 20,86 ± 0,65 a
C (20%) 12,13 ± 1,62 a
B (10%) 47,52 ± 0,29 b
D(30%) 11,25 ± 1,71 a
C (20%) 50,40 ± 0,24 c
E (40%) 10,23 ± 0,24 a D(30%) 51,77 ± 0,47 d
KK = 10,4 % E (40%) 52,95 ± 0,29 e
Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf
kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5% KK = 0,9 %
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf
kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5%
Berdasarkan tabel 7, nilai Kadar karbohidrat yang Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT).
terkandung dalam nugget ikan lele dengan
penambahan tepung labu kuning berkisar antara 10,23 Berdasarkan Tabel 8, Kandungan karatenoid total
% - 16,52 %. Karbohidrat dihitung secara by yang terkandung dalam nugget ikan lele dengan
difference, dipengaruhi oleh komponen gizi lain. penambahan tepung labu kuning berkisar antara 20,86-
Fathkurahman et al., (2012) kandungan nutrisi lain 52,95 mg. Kandungan karatenoid pada perlakuan A
seperti air, abu, protein, dan lemak yang semakin sangat rendah karena tidak adanya pencampuran
tinggi maka kadar karbohidratnya akan semakin tepung labu kuning terhadap tepung terigu, namun
rendah, dan sebaliknya. Di dalam proses pengolahan ditunjang dari bahan baku yang lain seperti bawang
nugget ikan lele ini menggunakan proses pemasakan merah, kuning telur yang menjadi bahan baku dalam
yaitu pengukusan. Semakin tinggi suhu, maka pembuatan nugget ikan lele. β-karoten yang merupakan
semakin rendah kadar karbohidrat patinya karena bagian dari kelompok karoten memiliki sifat kimia
menurut Widjanarko (2008), pemanasan akan mudah teroksidasi. Namun pada sisi lain memliki daya
menyebabkan terjadinya gelatinisasi pati dimana antioksidan yang baik dalam mencegah terjadinya
granula pati akan membengkak akibat adanya oksidasi. β-karoten disebut juga salah satu senyawa
penyerapan air. provitamin A yang mampu memberikan elektronya
kepada electron radikal bebas dalam tubuh
Semakin banyak penambahan dari tepung labu (berpasangan) sehingga dengan demikian karoten
kuning maka karbohidrat yang dihasilkan akan mampu meredam atau menetralkan electron radikal
semakin rendah, hal ini dipengaruhi oleh bahan baku bebas yang berpeluang menyebabkan penyakit
yang digunakan, yakni tepung terigu. Tepung terigu (Kusbandari & Susanti, 2017). Kandungan karatenoid
memiliki kadar karbohidrat tinggi sebesar 72,4 gram, pada labu kuning sebagian besar adalah β-karoten
sedangkan pada tepung labu kuning kadar karbohidrat dimana kandungan β-karoten dari labu kuning cukup
sebesar 4,218 gram (Fanny, 2014). tinggi yaitu sebesar 19,9 mg/100g sedangkan dalam
bentuk tepung mengandung kadar beta karoten sebesar
III.1.6 Kandungan karatenoid 13,83 mg/100g.(Usmiati et al. 2004). Kandungan
Karotenoid sendiri adalah kelompok pigmen karatenoid dalam bawang merah yaitu vitamin A
organik yang berwarna kuning, oranye, dan merah sebesar 50 IU (Wibowo, 2008).
jingga yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan III.1.7 Aktivitas Antioksidan
(Britton et al., 2008). Kandungan karotenoid labu Antioksidan merupakan komponen yang dapat
kuning memiliki fungsi sebagai antioksidan yang menunda, memperlambat dan mencegah kerusakan
berfungsi memperlambat, mencegah, dan menunda pada bahan makanan akibat oksidasi. DPPH adalah
oksidasi lipid yang secara khusus mencegah terjadinya radikal bebas pada suhu ruang dan menerima elektron
antioksidasi radikal bebas dan efek negatif lainnya. Hal dan hidrogen radikal untuk menjadi molekul stabil
tersebut membuktikan bahwa dengan semakin tinggi (Subramanian, 2013). Berdasarkan sidik ragam, hasil
kadar β-karoten, maka aktivitas antioksidan juga akan yang didapatkan terhadap aktivitas antioksidan pada
semakin tinggi. Hasil Karatenoid nugget ikan lele bisa taraf 5% diketahui bahwa pencampuran yang diberikan
dilihat pada Tabel 8. berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan
nugget ikan lele yang dihasilkan. Hasil aktivitas mikrobiologi bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan
antioksidan nugget ikan lele bisa dilihat pada Tabel 9. mikroorganisme yang terdapat pada nugget ikan lele
dengan pencampuran tepung labu kuning. Selain itu,
Tabel 9. Nilai Rata-rata Aktivitas Antioksidan nugget analisis mikrobiologi juga merupakan sebuah indikator
ikan lele sanitasi atau keamanan suatu bahan pangan untuk
mengetahui mutu bahan pangan tersebut (Jana, 2018).
Perlakuan Aktivitas Antioksidan (%) Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, perbedaan
( Pencampuran (Rata - Rata ± Standar penambahan tepung labu kuning pada nugget ikan lele
Tepung Labu Kuning) Deviasi) berbeda secara kuantitatif pada angka lempeng total
A (0%) 20,28 ± 0,12 a nugget ikan lele yang dihasilkan.
B (10%) 22,66 ± 0,46 b
Tabel 10. Nilai rata – rata Angka Lempeng Total
C (20%) 24,48 ± 0,31 c
nugget ikan lele
D(30%) 26,16 ± 0,72 d
Perlakuan Angka Lempeng Total
E (40%) 28,74 ± 0,48 e
(CFU/g)
KK = 1,8 %
( Pencampuran (Rata - Rata ± Standar
Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti oleh huruf
kecil yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf 5% Tepung Labu Kuning) Deviasi)
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT).
*Aktifitas Antioksidan dalam konsentrasi 1000 ppm.
A (0%) 1,15x104
B (10%) 1,2x104
Berdasarkan Tabel 9, nilai aktivitas Antioksidan C (20%) 1,4x104
yang terkandung dalam nugget ikan lele dengan
D(30%) 1,9x104
penambahan tepung labu kuning berkisar antara 20,28
% - 28,74% dalam 1000 ppm . Kandungan antioksidan E (40%) 1,95x104
dalam nugget ikan lele dengan pencampuran tepung
labu kuning menunjukan adanya peningkatan Angka lempeng total yang terkandung dalam
dikarenakan kandungan terbesar dalam tepung labu nugget ikan lele dengan penambahan tepung labu
kuning yaitu β-karoten atau provitamin A, kandungan kuning berkisar antara 1,15x104- 1,95x104CFU/g.
β-karoten dari labu kuning cukup tinggi yaitu sebesar Angka lempeng total pada nugget ikan lele dengan
19,9 mg/100g sedangkan dalam bentuk tepung pencampuran tepung labu kuning dipengaruhi oleh
mengandung kadar beta karoten sebesar 13,83 proses dari pembuatan tepung labu kuning yang mana
mg/100g.(Usmiati et al. 2004). Dalam perlakuan A dibuat dengan penjemuran menggunakan terik
dimana tidak ada pencampuran dengan tepung labu matahari diruang terbuka serta proses penggilingan
kuning, antioksidan terdapat pada bahan – bahan dalam yang dilakukan ditempat penggilingan di pasar
pembuatan nugget ikan lele pencampuran tepung labu tradisional sehingga banyaknya kontaminasi dari luar.
kuning seperti pada bawang merah Hal ini diyakini Menurut Dina (2016).
bahwa bawang merah mengandung komponen kimia Kontaminasi dapat terjadi melalui proses
yang mempunyai efek antiinflamasi, antikanker, pembuatan, penyimpangan dan distribusi, segala
antikolestrol, dan antioksidan seperti kuersetin sesuatu yang dapat berkontak dengan bahan pangan
(Galeone et al., 2006). Telur juga memiliki antioksidan secara langsung atau tidak langsung bisa merupakan
dimana antioksidan pada telur yang sudah diketahui sumber kontaminasi mikrobial. dalam proses
yaitu β-karoten yang memberikan pigmen warna pembuatan nugget ikan lele secara terdapat proses
orange pada kuning telur (Putri, 2011). pemanasan, pengemasan dan penyimpanan yang
dilakukan secara cepat, namun tanpa disadari
III.2 Analisis Mikrobiologi kontaminasi mikroba terjadi secara tidak langsung
III.2.1 Angka Lempeng Total dimana pada proses pemaniran, tepung panir yang
Mikroba yang adapada bahan panganadalah digunakan bisa menjadi salah satu sumber kontaminan.
bakteri, kapang dan khamir yang dapat menyebabkan Salah satu sumber kontaminan lainya adalah proses
kerusakan dalam segi organoleptik dan komposisi penthawingan. Penthawingan nugget ikan lele bisa
bahan kimia. Pertumbuhan mikrobadipengaruhi oleh dilakukan dalam suhu ruang atau didalam lemari
nutrisi, waktu, suhu, pH, kadar air, aw(aktivitas air) pendingin, proses thawing adalah proses pencairan
dan ketersediaan gas (Kusnandar, 2010).Analisis produk makanan. Secara umum, kualitas makanan
beku terkait erat dengan proses pembekuan dan
pencairan. Selama proses pencairan, makanan dapat 3.3 Uji Organoleptik
mengalami kerusakan karena perubahan kimia dan Pengujian organoleptik dengan metode hedonik
fisik serta serangan mikroba (Egi, 2020). Kelompok sangat perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat
mikroba yang terdapat pada nugget biasanya berbentuk penerimaan konsumen. Uji organoleptik ini melibatkan
bakteri karena nugget sebagaian besar memiliki nilai 20 orang panelis. Panelis diminta untuk menilai tingkat
protein yang tinggi. Menurut Abraham (dalam kesukaan terhadap beberapa karakteristik organoleptik
Situmorang, 2014) bakteri proteolitik adalah bakteri Mi Kremes, yaitu warna, aroma, rasa, dan tekstur
yang mampu memproduksi enzim protease cookies. Skala yang digunakan berupa angka dari 1-5
ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang yaitu (1) sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) biasa, (4)
diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar suka, dan (5) sangat suka. Hasil organoleptik dapat
dari sel. dilihat pada Tabel 11.
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia Fanny Intan C.2014. KAJIAN FISIKOKIMIA DAN
(APTINDO). 2013. Laporan APTINDO SENSORI TEPUNG LABU KUNING
Tahun 2013. APTINDO. Jakarta. Curcubita moschata Durch) SEBAGAI
SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU PADA
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of PEMBUATAN EGGROLL. Jurnal Teknosains
Association of Official Analytical Chemist. Pangan Vol 3 No. 2 April 2014.Universitas
AOAC International. Virginia USA. Sebelas Maret, Surakarta.
Fatkurahman R, Windi A, Basito. 2012. Karakteristik Mutu Sirup Dami Nangka.
Karakteristik Sensoris Dan Sifat Fisiko kimia [skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian.
Cookies Dengan Subtitusi Bekatul Beras Universitas Andalas. Padang
Hitam (Oryza Sativa, L.) dan Tepung Jagung
(Zea Mays L.). Jurnal Teknosains Pangan Vol Kamsiati, E. 2010. Labu Kuning untuk Bahan
1 No 1 Oktober 2012. Jurusan Ilmu dan Fortifikasi Vitamin A.
Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret. http://118.98.220.106/senayan/index.php?
50-55 p=fstream&fid=1923. dilihat pada 29
Desember 2021 pukul 11.30
Gardjito.2016. Labu Kuning Sumber Karbohidrat Komang Biandari D.P 2018 Pengaruh Penggunaan
Kaya Vitamin A. Tridatu Visi Komunika. Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata
Yogyakarta. Durch) Terhadap Karakteristik Chiffon Cake
Berbahan Dasar Modified Cassava Flour
Galeone, C., C. Pelucchi., F. Levi., E. Negri., S. (Mocaf ). Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 2, Tahun
Franceschi., R. Talamini., A. Giacosa and C. 2018. Universitas Udayana. Bali
La Vecchia, 2006. Onion and Garlic Use and
Human Cancer. Am J Clin Nutr84:1027– Kusbandari, A & Susanti, H. 2017. Beta carotene
1032. content and free radical scavenging activity
ofcantaloupe (cucumis melo var.
Hariyadi, P, Martianto, D, Arifin, B, Wijaya, B and Cantalupensis l.) Extract against dpph (1,1-
Winamo, FG (2006). Rekonstruksi diphenyl-2-picrylhydrazyl) using uv-visible
Kelembagaan Sosial Penanganan dan spectrophotometry method. Jurnal farmasi
Pencegahan Rawan Pangan dan Gizi Buruk. sains dan komunitas. PP.37-42
Proceedings Lokakarya Nasional II
Penganekaragaman Pangan). Forum Kerja Kusnandar, F., 2010. Mengenal Sifat Lemak dan
Penganekaragaman Pangan dan PT.ISM Minyak. Bogor: Departemen Ilmu dan
Bogasari Flour Mills. Jakarta Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Hariyadi, P. 2013. PENGANEKARAGAMAN
PANGAN: Peranan Industri untuk Penguatan Kementerian Pertanian Nomor
Ketahanan Pangan Mandiri dan Berdaulat. 14/Permentan/OT.140/3/2013 Program
SIMPOSIUM Pangan Nasional Indofood. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan
Jakarta Pangan Masyarakat. Jakarta Tahun 2013
Hassmy, Nursyah Putri, Jemmy Abidjulu dan Luthana, D. 2004. Rekomendasi dalam Penetapan
Adithya Yudistira. 2017. Analisis Aktivitas Standar Mutu Tepung Tapioka. Balai
Antioksidan Pada Teh Hijau Kombucha Pengkajian Teknologi Pertanian. Semarang
berdasarkan Waktu Fermentasi yang
Optimal. Jurnal Ilmiah Farmasi. 6(4). Manley,D. 2000. Technology of biscuits, crackers
dan cookies. Woodhead publishing Ltd.
Hatijah, S., Husain, D.R., & Sartini. 2013. Cambridge.
Bioaktivitas Minyak Atsiri Umbi Lapis
Bawang Merah (Allium cepa L.) Lokal Asal Mastuti, R. 2008. Pengaruh Suhu dan Lama Waktu
Bima terhadap Bakteri Streptococcus mutans Menggoreng Terhadap Kualitas Fisik dan
Penyebab Karies Gigi. Naskah Publikasi Kimia Daging Kambing Restukturisasi. Jurnal
Fakultas Farmasi. Makasar : Universitas Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Vol. 3, No.
Hasanudin. 2, Hal 23-31.
Hendrasty HK. 2003. Tepung Labu Kuning: Mediatani. 2015. Cara Sukses Menanam Lada
Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius; Dengan Mudah. http://mediatani.com/cara-
Yogyakarta. sukses-menanam-lada/. Diakses tanggal 22
Agustus 2021.
_____________,2011. Kandungan Labu Kuning
dan Pemanfaatannya. Kanisius, Yogyakarta. PORIM TestMethods, 1995, Palm Oil Research
Instituteof Malaysia, Journalof Oil Palm
Jana, Rayl. 2018. Pengaruh Perbandingan Sari Ubi Research.2(6):321-325
Jalar Ungu (Ipomoea Batatas var.
Ayamurasaki) Dan Sari Dami Nangka Pratiwi Loelianda. 2017. Substitusi tepung labu
(Artocarpus Heterophyllus) Terhadap kuning (cucurbita moschata durch) dan koro
pedang (canavalia ensiformis l.) Terhadap www.ekonomi.bisnis.com. Diakses pada jam
terigu pada pembuatan cake. Skripsi., 15.05 tanggal 7 maret 202.
Universitas Jember. Jember
Tridjaja (2003). Panduan teknologi pengolahan
Pratiwi R.D., 2014. Aplikasi affective labu kuning sebagai bahan makanan
Microorganisme Untuk Pertumbuhan Ikan alternatif. Direktorat Jenderal Bina
Lele Sangkuriang. Jurusan biologi. Fakultas Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,
sains dan Teknologi.Universitas Islam Negri Jakarta.
Syarif Hidayatullah. Jakarta. Hal : 6-7,22.
Usmiati, S., S. Yuliani, Y.P. Endang, H. Setiyanto
Purnamasari. 2014. Karakteristik Flake Talas dan Y. Setiawati. (2004). Pengembangan
dengan Subtitusi Tepung Labu Kuning. Jurnal Produk Pangan Berbahan Baku Labu Kuning
Pangan dan Agroindustri. Universitas Dalam Peningkatan Daya Saing Pangan
Brawijaya. Tradisional. Prosiding Seminar Nasional
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Putra.W. S. 2015. Kitab Herbal Nusantara Pascapanen Pertanian. Bogor. P 202-208
Kumpulan Resep dan Ramuan Tanaman Obat
Untuk Berbagai Gangguan Kesehatan. Vanty , Iriani Ripi . 2014. Pembuatan Dan
(Andien, Ed.) Yogyakarta: Katahati. Analisis Kandungan Gizi Tepung Labu
Kuning (Cucurbita moschata
Putri, I S. 2011. Pengaruh Penambahan Ekstrak Duch.). Undergraduate thesis, Faculty of
Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Industrial Technology. Pasca Sarjana
Aktivitas Antioksidan, Total fenol, dan UNDIP. Semarang.
Karakteristik Sensoris pada Telur Asin.
[Skripsi]. Universitas Sebelas Maret Wellyalina, F. Azima, dan Aisman. 2013.
Surakarta. Pengaruh Perbandingan Tetelan Merah Tuna
dan Tepung Maizena Terhadap Mutu Nugget.
Rumaniah. 2002. Kajian Proses Pembuatan Fish Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2(1):9-17.
Nugget dari Ikan Mas (Cyprinuscarpio).
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Widjanarko, SB dan Adi Nugroho. 2008.
IPB. Bogor. Pengembangan Prototipe Pangan Darurat
Berenergi Tinggi dan Padat Nutrisi Berbasis
Setyaningsih, D., Apriantono, A., Sari, M.P. 2010. Potensi Bahan Baku Lokal (Ubi Jalar,
Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Jagung, Kedelai, dan Tepung Porang).
Agro. Instittut Pertanian Bogor. Bogor Laporan Project K3PT Litbang Pertanian.
Situmorang, Novaria. (2014). Aktivitas Protease Widodo. J,. 2011. Analisis Usaha alternative
Dan Uji Fisiologi Isolat Bakteri Proteolitik Strategi Pengembangan
Dari Limbah Cair Nanas. Skripsi. Universitas AgribisnisPembenihan Ikan Lele Dumbo di
Lampung. Lampung. Kecamatan Ceper. Skripsi. Fakultas Pertanin.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hal : 11
Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, dan Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Suhardi. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Pertanian. Liberty. Yogyakarta
_______. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia
Sudartoyudo. 2000. Budidaya Waluh. Kanisius. Pustaka Utama. Jakarta
Yogyakarta
_______. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka UTAMA.
SNI 7758:2013 tentang nugget ikan.
Yanuwardana, Basito, dan D.R.A., Muhammad.
SNI 3751-2009. Tepung Terigu Sebagai Bahan 2013. Kajian Karakteristik Fisikokimia
Makanan. Jakarta. Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata
Durch) Termodifikasi dengan Variasi
Sudarto, Y. 2000. Budidaya Waluh. Kanisius. Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam
Yogyakarta. Laktat. Surakarta: 2 April 2013.
Teknosains Pangan UNS: Hal79.
Sri Mas Sari. 2018. Ditjen Perikanan Budidaya : http://www.ilmupangan.fp.uns.ac.id [02
Permintaan tinggi, produksi ikan lele melesat Februari 2017].
2 kali lipat. Jakarta.
Yazid, Estien & Nursanti, Lisda. 2006. Penuntun
Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.