Analisis Lingkungan Persaingan Industri (Studi Pada PT. Pura Barutama Divisi Engineering Agricultural

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

ANALISIS LINGKUNGAN PERSAINGAN INDUSTRI

(Studi Pada PT. Pura Barutama Divisi Engineering Agricultural


Machinery)

Rachel Yessica Anju Marpaung


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Dr. Rofiaty, SE., MM.


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

ABSTRACT
This study aims to analyze the internal and external environment of Agricultural
Machinery Engineering Division of PT. Pura Barutama, especially in the environment of
industrial competition, and to identify the company’s competitive advantages. The
analysis of the industrial competition environment is carried out using Michael Porter's
five competitive forces model. This research uses qualitative descriptive method. Of the
five competitive forces, the most influential ones are customer's bargaining power and
rivalry among existing competitors. The company’s customers, who are mostly
governmental agencies, have the power to control prices, specifications, and regulations
pertaining to agricultural machinery. In addition, other companies that are financially
strong and have their own market share make the company difficult to dominate the
whole market of agricultural machinery industry. Newcomer’s threat and supplier’s
bargaining power have a moderate effect. The threat of substitute products does not have
a major impact on the company since there is a governmental policy which mentions that
the procurement of goods and services for governmental institutions must be done
through e-Katalog. The company's competitive advantage is on the biomass technology
embedded in its products and the responsive and long-lasting after-sales service.
Keywords: Agricultural machinery, Porter’s Five Forces, Internal Environment, External
Environment, Competitive Advantage

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal,
khususnya pada lingkungan persaingan industri dan mengidentifikasi keunggulan
bersaing pada PT. Pura Barutama Divisi Engineering Agricultural Machinery. Analisis
lingkungan persaingan industri dilakukan dengan model lima kekuatan persaingan milik
Michael Porter. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Dari kelima
faktor kekuatan persaingan, yang paling berpengaruh adalah daya tawar pelanggan dan
tingkat rivalitas di antara pesaing. Konsumen yang sebagian besar berasal dari instansi
pemerintahan memiliki kuasa dalam mengendalikan harga, spesifikasi dan regulasi yang
berkenaan dengan alat mesin pertanian. Selain itu, terdapat perusahaan-perusahaan yang
secara finansial kuat dan memiliki pangsa pasar tersendiri, sehingga sulit untuk
menguasai industri alat mesin pertanian secara keseluruhan. Di sisi lain, kekuatan
ancaman pendatang baru dan daya tawar pemasok memiliki pengaruh yang sedang.
Ancaman produk substitusi tidak memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan, hal ini
disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa melalui e-
Katalog sehingga mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap produk substitusi.
Keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan adalah teknologi biomass pada
produk dan pelayanan purnajual yang responsif dan berjangka panjang.
Kata kunci: Alat mesin pertanian, Lima Kekuatan Persaingan, Lingkungan Internal,
Lingkungan Eksternal, Keunggulan Bersaing

PENDAHULUAN yang akan merugikan negara. Sarana


dan prasarana pendukung pertanian
Indonesia merupakan negara
yang kurang memadai
agraris, dengan pertanian sebagai
mengakibatkan lemahnya
penyokong utama perekonomian di
penanganan panen dan pasca panen.
negeri ini. Dikatakan demikian
karena pertanian memiliki kontribusi Dengan teknologi yang
penting, baik terhadap perekonomian berkembang saat ini, berbagai pihak
maupun terhadap pemenuhan termasuk pemerintah dan pihak
kebutuhan pokok masyarakat. swasta sebagai kalangan industri
Keberhasilan dalam pemenuhan menyadari pentingnya sarana dan
kebutuhan pangan pokok seperti prasarana pendukung agar tercapai
beras, jagung, dan kedelai berperan peningkatan hasil pertanian. Target
secara strategis dalam menciptakan pemerintah merupakan manifestasi
ketahanan pangan nasional (food dari visi ketujuh yang tertuang dalam
security). program Nawacita yakni
mewujudkan kemandirian ekonomi
Ketahanan pangan tidak lepas
nasional dengan menggerakkan
dari produksi komoditi pangan itu
sektor-sektor strategis ekonomi
sendiri yang bersifat musiman dan
domestik, salah satunya sektor
berfluktuasi karena sangat mudah
pertanian melalui upaya mewujudkan
dipengaruhi oleh cuaca. Hal ini
upaya kedaulatan pangan.
berdampak pada kualitas komoditi
Kedaulatan pangan dimaknai sebagai
pangan menurun sehingga harga
pemenuhan kebutuhan akan bahan
jualnya rendah dikuti dengan
pangan nasional melalui peningkatan
penurunan tingkat permintaan ekspor
produktivitas pertanian dengan Perusahaan dikatakan memiliki
mekanisasi pertanian. Salah satu keunggulan yang berkesinambungan
sarana pendukung sektor ini adalah hanya bila konsumen merasakan
alat dan mesin pertanian (alsintan). adanya perbedaan antara produk
perusahaan dan pesaingnya,
Sebagai salah satu pelaku
perbedaan tersebut muncul karena
pihak perindustrian swasta, PT. Pura
adanya gap kapabilitas dan gap
Barutama melalui Divisi
tersebut dapat dipertahankan. Guna
Engineering, telah merancang
mencapai keunggulan bersaing yang
alsintan pra-panen sampai dengan
berkelanjutan, maka perlu dilakukan
pasca panen dengan merek INARI.
analisis lingkungan persaingan
Alsintan menjawab permasalahan
industri. Perusahaan harus mampu
yang timbul akibat perubahan cuaca
menganalisa industri sebagai suatu
yang ekstrim sehingga untuk panen,
keseluruhan dan dengan ini dapat
membutuhkan waktu lama dan tidak
meramalkan evolusi masa depan
dapat diprediksikan.
industri. Memahami para pesaing
Kebutuhan akan alsintan dan posisinya di pasar, kemudian
berkualitas terus mengalami menerjemahkannya sebagai bentuk
peningkatan meningkat maka evaluasi ke dalam strategi bersaing
persaingan dengan produsen lain dapat dilakukan untuk memenangkan
juga meningkat. Kondisi persaingan persaingan di dalam perubahan
yang semakin ketat dimana muncul lingkungan eksternal dan internal
sejumlah perusahaan pesaing baru yang dinamis.
dan keberadaan perusahaan-
Analisis lingkungan industri
perusahaan pesaing lama yang sudah
bertujuan mencari gambaran tentang
mapan, menuntut PT. Pura Barutama
peluang dan ancaman bisnis yang
untuk mampu mencapai keunggulan
diakibatkan oleh strategi dan perilaku
bersaing. Keunggulan bersaing
bisnis sekelompok perusahaan yang
adalah suatu posisi dimana sebuah
bersaing satu sama lain dalam satu
perusahaan menguasai sebuah ajang
wilayah pemasaran (Amirullah,
persaingan bisnis (Porter, 1998).
2015). Maka dari itu, penelitian pada
PT. Pura Barutama Divisi pengetahuan dalam merumuskan,
Engineering dilakukan dengan mengimplementasikan, serta
menganalisis iklim persaingan mengevaluasi keputusan-keputusan
industri dengan menggunakan lima lintas fungsional yang memampukan
kekuatan Porter, dimana dengan alat sebuah organisasi mecapai
analisis ini, perusahaan dapat tujuannya.
memahami struktur industri dan
Analisis Lingkungan Internal
mengintai posisi yang lebih
menguntungkan serta posisi yang Lingkungan internal adalah

rentan terhadap serangan. lingkungan yang berada di dalam

Berdasarkan latar belakang yang perusahaan dan memiliki dampak

telah dipaparkan, maka penelitian ini langsung dan khusus kepada

berfokus pada lingkungan persaingan perusahaan (David, 2011).

industri PT. Pura Barutama Divisi Lingkungan internal perusahaan

Engineering dengan judul penelitian: menggambarkan kuantitas dan

“Analisis Lingkungan Persaingan kualitas sumberdaya manusia, fisik,

Industri (Studi pada PT. Pura finansial perusahaan dan juga dapat

Barutama Kudus Divisi Engineering memperkirakan kelemahan

Agricultural Machinery)” (weakness) dan kekuatan (strength)


struktur organisasi atau manajemen
LANDASAN TEORI
perusahaan. Menurut David (2011)
Manajemen Strategi bidang fungsional yang dapat
dianalisis di lingkungan internal
Pearce dan Robinson (2008)
adalah manajemen, sumber daya
mendefinisikan manajemen strategi
manusia, operasional/produksi,
sebagai sekumpulan keputusan dan
pemasaran, dan keuangan.
tindakan yang merupakan hasil dari
formula dan implementasi dari Analisis Lingkungan Eksternal
rencana yang telah didisain untuk
Faktor-faktor yang
mencapai tujuan perusahaan. David
mempengaruhi arah dan tindakan
(2011) menyatakan bahwa
perusahaan, yang pada akhirnya akan
manajemen strategi seni dan
mempengaruhi struktur dan proses menawar pemasok (suppliers), serta
internal perusahaan disebut sebagai persaingan di antara pesaing yang
faktor-faktor eksternal atau ada – mencerminkan kenyataan
lingkungan eksternal. (Pearce dan bahwa persaingan dalam suatu
Robinson, 2008). Tujuan analisis industri tidak hanya terbatas pada
lingkungan eksternal adalah untuk para pemain yang ada. Pelanggan,
mengembangkan daftar terbatas pemasok, produk pengganti, serta
peluang yang dapat dimanfaatkan pendatang baru potensial semuanya
perusahaan dan ancaman yang harus merupakan “pesaing” bagi
dihindari. Analisis lingkungan perusahaan-perusahaan dalam
eksternal tidak bertujuan industri dan dapat lebih atau kurang
mengembangkan daftar panjang dan menonjol tergantung pada situasi
lengkap dari setiap faktor tertentu (Porter, 1990)
kemungkinan yang dapat
Keunggulan Bersaing
mempengaruhi bisnis, sebaliknya ia
ditujukan untuk mengenali variabel Keunggulan bersaing, termasuk

kunci yang menawarkan respon yang bagaimana mendapatkan dan

dapat dilakukan. Perusahaan harus mempertahankannya, merupakan

mampu menjawab baik dengan konsep kunci dalam manajemen

menyerang maupun bertahan strategi. Pada dasarnya, manajemen

terhadap faktor-faktor dengan strategi menekankan kegiatan

merumuskan strategi yang perusahaan sebagai upaya mencapai

memanfaatkan peluang eksternal posisi keunggulan kompetitif di atas

atau meminimalkan ancaman para pesaingnya dalam melayani

dampak potensial (David, 2011). pelanggan sasaran perusahaan.


Kuncoro (2006) menyatakan,
Lima Kekuatan Persaingan keunggulan bersaing akan timbul
dengan cara memiliki sesuatu yang
Lima kekuatan persaingan –
tidak dimiliki oleh pesaing lain.
masuknya pendatang baru, ancaman
Konsep nilai keunggulan bersaing
produk pengganti, kekuatan tawar-
dari adanya core competence yang
menawar pembeli, kekuatan tawar-
menekankan pada koordinasi antara Jenis data yang digunakan
production skills dan teknologi dalam penelitian ini adalah data
(Porter, 1998), yang menunjukkan primer penelitian ini diperoleh dari
posisi perusahaan di antara pesaing, wawancara dan observasi dan data
baik ancaman timbulnya pesaing sekunder yang diperoleh dari studi
baru, bentuk substitusi maupun pustaka). Dalam penelitian ini,
kejenuhan dari pelanggan sendiri, peneliti menggunakan 2 (dua) orang
yang dikenal dengan lima kekuatan informan kunci, 1 (satu) orang
persaingan industri. informan utama serta 3 (tiga) orang
informan tambahan.
METODE PENELITIAN
No. Nama Jabatan
Penelitian dalam penyusunan
1. Pudjiharto Plant Manager /
skripsi ini adalah penelitian Bambang Pimpinan Unit
Wijonarko Engineering
deskriptif kualitatif. Penelitian ini
2. Ery Febrian Kepala Bagian
dilaksanakan di kantor PT. Pura Pemasaran
3. Desi Wardani Kepala Bidang
Barutama Divisi Engineering. Kantor
Pengadaan
PT. Pura Barutama Divisi 4. Sujud Wakil Kepala
Engineering bertempat di Jl. Raya Bagian Produksi
5. Nur Achsan Staf Pemasaran
Kudus – Pati KM. 12 Terban, Kudus, 6. M. Wahyudin Staf Pemasaran
Jawa Tengah, Indonesia.

Analisis lingkungan Alat analisis yang digunakan

persaingan industri dilakukan secara dalam penelitian ini diantara lain

mendalam dengan difokuskan pada adalah analisis lingkungan internal,

aspek lima kekuatan pesaingan pada analisis lingkungan eksternal dan

PT. Pura Barutama Divisi analisis lima kekuatan persaingan.

Engineering Agricultural Machinery, Analisis lingkungan internal pada

yaitu diantaranya adalah ancaman umumnya menggunakan pendekatan

pendatang baru, daya tawar fungsional, dimana perusahaan

pelanggan, daya tawar pemasok, dibagi kedalam fungsi-fungsi

ancaman produk substitusi, serta manajemen secara umum. Analisis

rivalitas di antara pesaing yang ada. lingkungan eksternal memberikan


kesempatan bagi perusahaan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengantisipasi peluang dan
Divisi Engineering
membuat rencana untuk melakukan
merupakan salah satu unit dari PT.
tanggapan pilihan terhadap peluang
Pura Barutama yang awalnya
tersebut. Alat analisis yang ketiga
berfungsi sebagai unit pendukung di
adalah analisis lima kekuatan
lingkungan perusahaan. Pura
persaingan untuk mengetahui
Barutama Divisi Engineering pada
intensitas persaingan dalam suatu
mulanya hanya melayani pembuatan
industri.
part–part dan rekondisi mesin-mesin
Dalam penelitian ini, peneliti Printing & Converting untuk unit-
mengadaptasi langkah-langkah unit di Pura Group lainnya. Pada
Model Miles dan Huberman tahun 1999, Divisi Engineering
(Sugiyono, 2007). Analisis data mulai memproduksi mesin-mesin
dalam penelitian ini dilaksanakan pertanian dan mesin es serpih beserta
pada saat pengumpulan data dalam kelengkapannya. Melalui Divisi
periode tertentu. Analysis Interactive Engineering, PT. Pura Barutama
Model dari Miles dan Huberman merancang mesin-mesin pertanian
membagi langkah-langkah dalam mulai dari mesin pra-panen sampai
kegiatan analisis data dengan dengan mesin pasca panen dibawah
beberapa bagian yaitu pengumpulan merek INARI sebagai solusi
data (data collection), reduksi data peningkatan hasil pertanian.
(data reduction), penyajian data
Pesaing PT. Pura Barutama Divisi
(data display), dan penarikan
EngineeringAgricultural Machinery
kesimpulan atau verifikasi
(conclusions). Pengujian keabsahan Industri alat mesin pertanian

data menggunakan empat kriteria memiliki struktur pasar oligopoli,

sebagaimana yang dikemukakan oleh dimana hanya terdapat sedikit

Sugiyono (2007) yaitu: kredibilitas, penjual yang masing-masing dari

transferbilitas, dependenbilitas, dan penjual itu menawarkan produk yang

konfirmabilitas. identik satu sama lain. Pada industri


alat mesin pertanian secara
keseluruhan terdapat 35 perusahaan yang dibawahi oleh PT. Pura
pesaing, namun Bapak Ery selaku Barutama dari 27 unit bisnis yang
Kepala Bidang Pemasaran bergerak di bidang yang berbeda-
menganggap pesaing potensial beda. Bapak Bambang selaku Plant
adalah perusahaan-perusahaan Manager menyatakan upaya
penyedia lain yang terdaftar di sistem pemisahan manajemen ini dilakukan
e-Katalog. Selain dari perusahaan- agar dalam pengerjaannya lebih
perusahaan penyedia tersebut, fokus sehingga target dapat dicapai
pesaing yang berpotensial dalam secara menyeluruh.
merebut pangsa pasar PT. Pura
Berdasarkan wawancara
Barutama adalah perusahaan-
dengan Bapak Ery selaku Kepala
perusahaan lain yang memiliki
Bagian Marketing, beliau
sertifikasi TKDN.
mengungkapkan bahwa Divisi
Bapak Ery menyatakan Engineering berada pada posisi 10
bahwa jumlah pesaing bergantung (sepuluh) dari tingkat profitabilitas
pada jenis produk yang ditawarkan. jika diurutkan dari 27 unit bisnis
PT. Pura Barutama menguasai pasar lainnya di PT. Pura Barutama. Posisi
mesin pengering (dryer), mesin pertama dari segi profitabilitas
pemanen (combine harvester), dan dipegang oleh unit paper mill dalam
rice milling unit. Untuk produk- percetakan uang.
produk unggulan tersebut, pesaing
Sumber Daya Manusia
utamanya terdiri dari PT. Agrindo
Maju Lestari, PT. Corin Mulia Dalam rangka mendukung

Gemilang, PT. Tanikaya Multi perkembangan sumber daya manusia

Sarana dan PT. Rutan. yang dimiliki perusahaan, Divisi


Engineering memiliki seksi training
Analisis Lingkungan Internal
yang berdiri secara mandiri untuk
Manajemen merancang dan melaksanakan
program-program pelatihan. Namun
Divisi Engineering
pada kenyataannya, masih terdapat
merupakan salah satu unit bisnis
sejumlah tenaga kerja departemen
produksi yang kurang disiplin dalam salah satu faktor kunci Divisi
penerapan Kesehatan dan Engineering tetap eksis hingga saat
Keselamatan Kerja (K3). Hal ini ini.
dilihat dari sejumlah tenaga kerja
Produksi
yang tidak mengenakan safety kit
seperti helm, sarung tangan, masker PT. Pura Barutama Divisi

dan kacamata pelindung. Kurangnya Engineering memiliki kemampuan

kedisiplinan karyawan departemen untuk mengolah suku cadang sendiri,

produksi dalam K3 dapat menjadi hal ini didukung oleh mesin-mesin

kelemahan perusahaan. fabrikasi spesial yang dimiliki


perusahaan. Mesin-mesin fabrikasi
Pengembangan kompetensi
ini disebut spesial karena perusahaan
sumber daya manusia terbukti dalam
yang bergerak di industri alat mesin
meningkatkan kualitas produk yang
pertanian pada umumnya tidak
dihasilkan. Salah satu hasil dari
memiliki mesin fabrikasi yang sama
pelatihan tersebut adalah peralihan
dengan PT. Pura Barutama.
penggunaan AutoCAD sebagai
software perancang desain mesin Sistem persediaan produk PT.

utama menjadi penggunaan Pura Barutama Divisi Engineering

Solidworks. Bentuk pelatihan yang menggunakan metode Lot for Lot.

lain adalah dengan mengirimkan Kegiatan produksi pada Divisi

teknisi dari Cina dan Jepang untuk Engineering menggunakan sistem

melatih tenaga kerja bagian produksi. job order. Proses pembuatan mesin
dengan sistem job order dilakukan
Secara keseluruhan, Bapak
berdasarkan pesanan dari konsumen.
Bambang sebagai pimpinan unit
Dengan metode persediaan Lot for
mengutarakan keunggulan PT. Pura
Lot yang diterapkan perusahaan,
Barutama Divisi Engineering terletak
pemenuhan job order membutuhkan
pada sumber daya manusianya.
waktu dan tenaga lebih. Divisi
Dengan karakteristik karyawan yang
Engineering menyiasati keterbatasan
loyal serta produktivitas yang tinggi
ini dengan melakukan pengelolaan
menjadikan sumber daya manusia
agar target dari pihak manajemen
tercapai. Pengelolaan yang dimaksud meliputi Dryer atau mesin pengering,
adalah penggunaan subcontractor baik tipe Vertical maupun tipe Bed,
berupa bengkel ataupun perusahaan Combine Harvester atau mesin
yang bergerak di permesinan sejenis. pemanen, dan Rice Milling Unit.

Sistem pelaporan yang Harga


kurang efektif di PT. Pura Barutama
Penetapan harga produk yang
Divisi Engineering menjadi
dihasilkan oleh Divisi Engineering
hambatan bagi perusahaan untuk
terbagi atas 2 kelompok konsumen,
mengetahui tingkat efektivitas
yaitu pemerintah dan swasta. Bagi
produksi. Bapak Sujud
konsumen pemerintah, harga
mengungkapkan bahwa saat ini
ditentukan oleh Lembaga Kebijakan
terdapat program baru yang
Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
diluncurkan pada awal bulan April
(LKPP) selaku pengelola e-Katalog.
tahun 2017. Program ini
Melalui e-Katalog, harga ditentukan
dimaksudkan untuk mempermudah
oleh pemerintah sehingga antar
sistem pelaporan dengan penggunaan
perusahaan tidak terdapat perbedaan
aplikasi di komputer maupun telepon
yang signifikan. Untuk konsumen
genggam.
swasta, harga ditentukan sesuai
Pemasaran dengan spesifikasi produk yang
diminta oleh konsumen.
Produk
Promosi
Mesin-mesin yang diproduksi
Divisi Engineering memiliki PT. Pura Barutama Divisi
sertifikasi Tingkatan Komponen Engineering menerapkan kegiatan
Dalam Negeri (TKDN). Untuk promosi yang meliputi:
produk-produk yang menjadi
1. Promosi melalui pameran
keunggulan PT. Pura Barutama
2. Promosi melalui gelar teknologi
Divisi Engineering, Bapak Bambang
3. Promosi lewat media periklanan
menyampaikan terdapat 3 (tiga)
4. Personal selling dengan
produk. Produk-produk tersebut
pendekatan door-to-door
Lokasi ini memicu perusahaan untuk mulai
menggunakan pihak ketiga untuk
PT. Pura Barutama Divisi
mendistribusikan produknya ke
Engineering berada pada Kawasan V
konsumen.
di perbatasan kota Kudus dan
kabupaten Pati. Dari sudut pandang Keuangan
marketing, lokasi pabrik sulit
PT. Pura Barutama Divisi
dijangkau oleh konsumen dari luar
Engineering memiliki kekuatan
Pulau Jawa karena mewajibkan
finansial yang sangat besar.
konsumen untuk melewati jalur
Kekuatan finansial ini
transit lewat pesawat. Di sisi lain,
dilatarbelakangi oleh keberadaan
dari sudut pandang produksi, lokasi
Pura Group sebagai perusahaan
pabrik di Kudus sudah sangat umum
induk.
mengingat ketersediaan bahan baku
di kota ini bervariasi namun untuk Analisis Lingkungan Eksternal

ketersediaan generator dan keperluan Politik


industri lainnya masih minim.
Rendahnya bea masuk impor alat
Saluran Distribusi mesin pertanian (alsintan)

Saluran distribusi yang mengakibatkan industri alsintan lokal

digunakan oleh PT. Pura Barutama sulit berkembang. Hingga kini dari

Divisi Engineering adalah saluran keseluruhan kebutuhan nasional akan

distribusi langsung. Namun dengan alat mesin pertanian, hanya 30%

saluran distribusi produk maupun yang diisi oleh produk dalam negeri

bahan baku yang sudah ada, dari dan sisanya 70% masih

sudut pandang Bapak Bambang menggunakan alat mesin pertanian

selaku Pimpinan Unit Engineering, impor (Tunas Bangsa, 2016).

dianggap kurang menguntungkan Ekonomi


karena pabrik terletak pada kota kecil
Kementerian Pertanian telah
yang aksesnya kurang mendukung
menganggarkan Rp 2,9 triliun untuk
untuk distribusi ke konsumen atau
pengadaan alat mesin pertanian pra
pemasok dari luar Pulau Jawa. Hal
panen, panen dan pascapanen. mesin pertanian dimiliki oleh PT.
Jumlah anggaran ini meningkat Pura Barutama Divisi Engineering:
dibanding di 2016 yang sebesar Rp
1. Kebutuhan modal tinggi.
2,7 triliun dalam APBN 2017
2. Pendatang baru dituntut untuk
(Kompas, 2017). Dengan anggaran
memiliki diferensiasi dari segi
untuk alat mesin pertanian yang
produk dan layanan.
meningkat, PT. Pura Barutama Divisi
3. Divisi Engineering memiliki
Engineering memiliki peluang untuk
loyalitas pelanggan yang tinggi,
meraih konsumen dari pemerintah
dilihat dari jumlah pelanggan
sesuai dengan pengadaan yang telah
yang melakukan repeat order.
ditentukan.
4. Membutuhkan jaringan
Sosial Budaya distribusi yang luas.
5. Terdapat banyak kompetitor
Masyarakat Indonesia
yang sudah mapan dengan harga
membutuhkan penyesuaian dari alat
yang tidak berbeda jauh satu
pertanian yang bersifat konvensional
sama lain.
hingga menggunakan alat mesin
6. Kebijakan pemerintah berlaku
pertanian yang canggih. Proses
sama pada setiap produsen,
pembelajaran mesin pertanian
termasuk kebijakan bea impor.
biasanya membutuhkan waktu dalam
7. Proses pengajuan dan regulasi e-
hitungan bulan bagi petani untuk
Katalog tidak praktis.
dapat menggunakan sistem canggih
8. Spesifikasi diseragamkan oleh
seperti touchscreen pada produk PT.
pemerintah, sehingga sulit untuk
Pura Barutama Divisi Engineering.
berinovasi.
Analisis Lingkungan Persaingan 9. Pendatang baru dituntut untuk
Industri mampu meramalkan pola

Ancaman Pendatang Baru pengadaan pemerintah.

Berikut ini adalah penghalang Daya Tawar Pelanggan


(barriers) yang dihadapi pendatang Pelanggan PT. Pura Barutama
baru untuk memasuki industri alat Divisi Engineering terbagi atas 2
(dua) segmen, yaitu pemerintah dan 4. Pelanggan Divisi Engineering
pihak swasta. Konsumen pemerintah didominasi oleh pemerintah
terdiri dari Kementerian Pertanian dengan volume pembelian yang
Republik Indonesia, Dinas Pertanian besar.
Provinsi dan Dinas Pertanian 5. Pemerintah (LKPP) menentukan
Kabupaten seluruh Indonesia. Untuk HPS pada produk yang
pihak swasta, konsumen biasanya dipasarkan e-Katalog dengan
berasal dari Gabungan Kelompok keuntungan 10%-15%.
Petani (Gapoktan), Koperasi Unit 6. Pelanggan baik pemerintah
Desa (KUD), petani-petani maupun swasta memperoleh
independen, dan pengusaha informasi lengkap produk lewat
penggilingan gabah. e-Katalog.
7. Produk terdiversifikasi dari
Berikut ini adalah kondisi
mesin prapanen – pasca panen.
yang dimiliki PT. Pura Barutama
8. Diferensiasi dilakukan lewat
Divisi Engineering dalam
kinerja produk dan pelayanan
menghadapi daya tawar pelanggan
purna jual. Produk-produk laris
yang dimiliki:
tersebut diantara lain seperti
1. Pelanggan Divisi Engineering RMU, Vertical Dryer, Combine
didominasi oleh pemerintah Harvester.
dengan volume pembelian yang 9. Tren alsintan ditentukan oleh
besar. pemerintah dalam pengadaan
2. Pelanggan Divisi Engineering barang dan jasa setiap tahunnya.
didominasi oleh pemerintah
Daya Tawar Pemasok
dengan volume pembelian yang
besar. Berikut ini adalah kondisi
3. Pelanggan Divisi Engineering yang dimiliki PT. Pura Barutama
didominasi oleh pemerintah Divisi Engineering dalam
dengan volume pembelian yang menghadapi daya tawar pemasok
besar. yang dimiliki:
1. Pemasok berasal dari menghadapi ancaman produk
perusahaan, pabrik & UKM substitusi yang ada:
yang tersebar di Pulau Jawa.
1. Harga produk yang ditawarkan
2. Pemasok berasal dari
oleh bengkel lebih rendah
perusahaan, pabrik & UKM
dibandingkan dengan
yang tersebar di Pulau Jawa.
perusahaan.
3. Pemasok tidak melakukan
2. Kualitas produk yang dihasilkan
forward integration, kecuali
perusahaan unggul dibanding
bengkel sebagai subcontractor.
produk yang dirakit oleh
4. Perusahaan memiliki pilihan
bengkel.
pemasok yang beragam untuk
3. Bengkel memiliki lokasi yang
satu jenis bahan baku.
strategis sehingga lebih mudah
5. Dalam memilih pemasok,
dijangkau oleh masyarakat
perusahaan melakukan
petani.
penyaringan yang ketat.
6. Perusahaan memiliki reputasi 4. Ketersediaan alsintan produksi

yang baik di kalangan pemasok. bengkel tinggi mengingat

7. Keringanan pembayaran, permintaan yang tinggi dan

pelayanan & hubungan baik biaya produksi yang rendah.

yang dibina merupakan kekuatan 5. Divisi Engineering Agricultural


pemasok dalam Machinery menawarkan
mempertahankan perusahaan. pelayanan purna jual dan garansi
8. Perusahaan melakukan evaluasi yang terjamin.
berkala dengan menggunakan 6. Lewat bantuan mekanisasi
lembar pemantauan supplier pertanian, pemerintah wajib

Ancaman Produk Substitusi belanja barang/jasa kepada


perusahaan yang terdaftar di e-
Berikut ini adalah kondisi
Katalog sehingga saat ini petani
yang dimiliki PT. Pura Barutama
dapat dengan mudah
Divisi Engineering dalam
mengajukan permintaan produk
kepada pemerintah.
Tingkat Rivalitas diantara Pesaing permintaan konsumen serta
kebutuhan produksi yang tinggi.
Berikut ini adalah kondisi
yang dimiliki PT. Pura Barutama Identifikasi Keunggulan Bersaing
Divisi Engineering dalam
Keunggulan bersaing yang
menghadapi persaingan dalam
dimiliki oleh PT. Pura Barutama
industri alat mesin pertanian:
Divisi Engineering diidentifikasi
1. Pertumbuhan industri alsintan melalui analisis lingkungan internal,
meningkat dipicu oleh kebijakan analisis lingkungan eksternal dan
mekanisasi pertanian oleh analisis lingkungan persaingan
pemerintah. industri yang dihadapi perusahaan.
2. Diferensiasi produk melalui Salah satu produk keunggulan Divisi
proses fabrikasi dengan mesin Engineering, yaitu vertical dryer
spesial, penggunaan motor berhasil memasuki kancah
penggerak asal Jepang pada popularitas mesin pengering dengan
setiap produknya dan teknologi biomass. Teknologi
pengecatan menggunakan biomass adalah pengunaan bahan
border coating. bakar sekam sebagai pengganti
3. Diferensiasi pelayanan melalui bahan bakar diesel sehingga mesin
pelayanan garansi suku cadang ini dipercaya sebagai mesin yang
selama 2 tahun dan pelayanan ramah lingkungan dengan biaya
purnajual selama 10 tahun operasional mesin yang lebih rendah
4. Biaya tetap dan biaya dibandingkan dengan mesin
penyimpanan tinggi, namun berbahan bakar diesel. Untuk
tidak menjadi masalah yang kelangsungan usaha di masa
besar mengingat kekuatan mendatang, Divisi Engineering
finansial divisi Engineering berupaya menerapkan teknologi
yang didukung oleh unit lain. biomass dalam mesin-mesin lain
5. Perusahaan akan melakukan yang diproduksi. Selain dari
ekspansi pabrik untuk memenuhi teknologi biomass, penggunaan
spare part yang berkualitas seperti
motor penggerak dari Jepang turut Produk
Substitusi
berkontribusi dalam kualitas produk Tingkat √
Rivalitas di
yang dihasilkan oleh Divisi antara Pesaing
Sumber: Data diolah, 2017.
Engineering.
Penelitian menunjukkan
Keunggulan bersaing lain
bahwa saat ini daya tawar pelanggan
yang diidentifikasi melalui analisis
dan tingkat rivalitas di antara pesaing
lingkungan internal dan analisis
sangat mempengaruhi kelangsungan
lingkungan eksternal adalah
perusahaan. Konsumen yang
pelayanan purnajual atau after sales
didominasi oleh pemerintah,
service. Divisi Engineering
memiliki wewenang dalam
menawarkan layanan purnajual
mengendalikan harga, spesifikasi
sampai dengan 10 tahun sebagai
produk, dan regulasi terkait bea
bentuk tanggung jawab dan
impor.
komitmen perusahaan terhadap
pelanggan dan kualitas produk. Di sisi lain, pihak konsumen
swasta berkontribusi sedikit pada
Implikasi Penelitian
penjualan Divisi Engineering
Berdasarkan lima faktor yang sehingga perlu digencarkan kembali
mempengaruhi lingkungan promosi dan penawaran pada pihak
persaingan industri pada PT. Pura swasta yang potensial. Banyaknya
Barutama Divisi Engineering jumlah pesaing dengan reputasi yang
Agricultural Machinery, maka dapat baik, dapat mengganggu kestabilan
disimpulkan melalui Tabel 1 berikut: penjualan Divisi Engineering.
Ditambah dengan fakta bahwa setiap
Tabel 1
Rekapitulasi Hasil produk memiliki pasarnya masing-

Model Lima
masing, sehingga pada akhirnya
Kekuatan Tinggi Sedang Rendah
Porter
tidak terdapat kemungkinan untuk
Ancaman √
Pendatang Baru
satu perusahaan menguasai pasaran
Daya Tawar √ secara menyeluruh. Namun
Pelanggan
Daya Tawar √ demikian, dengan produk unggulan
Pemasok
Ancaman √ dan pelayananan yang ada, Divisi
Engineering mampu untuk memahami lingkungan internal dan
menghadapi persaingan. lingkungan eksternal serta menjaga
kestabilan lima kekuatan persaingan.
Ancaman pendatang baru
Divisi Engineering memiliki
memiliki kekuatan yang sedang,
kapabilitas yang cukup baik dalam
mengingat peluang yang terbuka
menghadapi peluang dan ancaman
lebar bagi perusahaan pendatang
dalam industri, namun kapabilitas ini
baru untuk memenuhi permintaan
perlu ditingkatkan jika perusahaan
mekanisasi pertanian. Akan tetapi
bercita-cita untuk menguasai pasar
pendatang baru perlu untuk
alat mesin pertanian secara
mempersiapkan modal yang besar
keseluruhan.
untuk memenuhi permintaan
tersebut. Daya tawar pemasok KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki kekuatan sedang, dilihat
Penelitian ini menghasilkan
dari kemampuan Divisi Engineering
kesimpulan sebagai berikut:
untuk melakukan evaluasi rutin
terhadap para pemasoknya. 1. Dari kelima faktor kekuatan
persaingan, yang paling
Ancaman produk substitusi
berpengaruh adalah daya tawar
belum terlalu memiliki pengaruh
pelanggan dan tingkat rivalitas
terhadap kelangsungan usaha
di antara pesaing.
perusahaan. Hal ini dilihat dari
2. Di sisi lain, kekuatan ancaman
konsumen yang melakukan
pendatang baru dan daya tawar
pemesanan dalam jumlah besar
pemasok memiliki pengaruh
umumnya memesan produk pada
yang sedang.
perusahaan-perusahaan yang
3. Keunggulan bersaing yang
bonafide dan kualitas produk serta
dimiliki oleh Divisi Engineering
layanannya terjamin.
terletak pada diferensiasi produk
Dalam mempertahankan dan baik dari sisi kualitas maupun
meningkatkan keunggulan bersaing pelayanan.
yang dimiliki oleh Divisi
Engineering¸ perusahaan perlu untuk
Saran yang dapat diberikan membutuhkan, seperti pada sales
peneliti kepada pihak manajemen marketing.
PT. Pura Barutama Divisi 5. Divisi Engineering perlu
Engineering Agricultural Machinery
menekankan kembali pentingnya
sebagai bahan pertimbangan adalah
Keselamatan dan Kesehatan
sebagai berikut:
Kerja (K3) dalam lingkungan
1. PT. Pura Barutama Divisi
Engineering perlu mengerahkan perusahaan, terutama pada
tim riset dan operasional untuk departemen produksi.
mengembangkan teknologi
biomass tidak hanya pada DAFTAR PUSTAKA
produk vertical dryer, namun
diaplikasikan pada mesin-mesin Amirullah, 2015. Manajemen Strategi:
Teori-Konsep-Kinerja. Jakarta:
lainnya yang diproduksi oleh Mitra Wacana Media.
David, Fred R., 2011. Manajemen
perusahaan.
Strategis: Konsep-Konsep, Edisi
2. Setiap mesin pertanian yang 12. Jakarta: Salemba Empat.
Kompas, 2017. Anggaran Pengadaan
dihasilkan oleh Divisi Alat Mesin Pertanian Tembuus
Engineering tanpa terkecuali, 2,9 Triliun.
(http://bisniskeuangan.kompas.c
perlu untuk didaftarkan pada om/read/2017/01/07/110000226/
anggaran.pengadaan.alat.mesin.
sertifikasi TKDN. pertanian.tembus.rp.2.9.triliun,
3. Seluruh lapisan karyawan PT. diakses pada 10 Mei 2017).
Kuncoro, Mudrajad, 2006. Strategi:
Pura Barutama khususnya Divisi Bagaimana Meraih Keunggulan
Kompetitif. Jakarta: Erlangga.
Engineering diharapkan untuk Muhaemin, Emin Adhy, 2016.
memanfaatkan sistem pelaporan Kebijakan dalam e-Purchasing
dan e-Katalog. Jakarta:
terbaru yang terkomputerisasi Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang Jasa Pemerintah
dengan optimal.
(LKPP).
4. PT. Pura Barutama Divisi
Pearce II, John A dan Robinson Richard
Engineering perlu untuk B. Jr., 2008. Manajemen
Strategis 10. Jakarta: Salemba
menambah sarana serta Empat.
prasarana dengan merekrut Porter, Michael E., 1998. Strategi
Bersaing. Jakarta: Karisma
personil ke bidang yang Publishing Group.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Tunas Bangsa, 2016. 70% Pangsa Pasar
Alat Mesin Pertanian DN Masih
diisi Barang Impor.
(http://www.tubasmedia.com/70
-pangsa-pasar-alat-mesin-
pertanian-dn-masih-diisi-
barang-impor/#.WUf-
YNwlHIV, diakses pada 29
April 2017).

You might also like