Professional Documents
Culture Documents
Peranan Sanggar Watu Bo Dalam Produksi Tenun Ikat Tradisional Desa Kajowair
Peranan Sanggar Watu Bo Dalam Produksi Tenun Ikat Tradisional Desa Kajowair
Peranan Sanggar Watu Bo Dalam Produksi Tenun Ikat Tradisional Desa Kajowair
Abstract
Watu Bo institut server as container of eduction and preserves by reproducing
traditional woven cloth passed down from the ancestor using natural substance and
dyes as well traditional loom loms, not machines (ATMB). The problem formula in
this research covers (1) how was the traditional binding processin the Watu Bo
Workshop?, (2) what is the Watu Bo’s strategic role in the existence of traditional
Weaving?. As for the purpose of this study is (1) to know the traditional weaving
works in the Watu Bo cage. (2) to identify Watu Bo’s strategic role against
traditional weaving.The theory used in the study, the theory of production and the
theory of role, because weavers in Watu Bo industries play a part in this
traditional weaving work. But among the concepts that are used: roles, Watu Bo
cage, and the production of zip looms. In this study the method in use is qualitative
descriptive, with primary and secondary data sources, with data collection
techniques through observation, interviews, and library studies.Results found in
studies suggest that a Watu Bo clinic produces traditional weaving, using natural
materials and dyes and using loom equipment instead of maschines to produce
colth. Production products are sold booth local and foregin communities. Watu
Bo’s cage plays strategic role in the traditional weaving of weaving; help to boots
the family economy, preserving cultural heritage, passing on the rising generation,
absorbing the peach of work, tourism, and helping to preserve the environment.
Abstrak
Sanggar Watu Bo mempunyai peranan sebagai wadah edukasi serta melestarikan
dengn memproduksi kembali kain tenun ikat tradisional yang diwariskan oleh
nenek moyang dengan menggunakan bahan-bahan dan pewarna alami serta
peralatan menenun secara tradisional yaitu alat tenun bukan mesin (ATBM).
Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi (1) bagaimana proses pembuatan
kain tenun ikat tradisional di sanggar Watu Bo? (2) bagaimana peranan strategis
sanggar Watu Bo terhadap keberadaan tenun ikat tradisional?. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan tenun ikat
tradisional di sanggar Watu Bo, (2) untuk mengidentifikasikn peranan strategis
sanggar Watu Bo terhadap keberadaan tenun ikat tradisional. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini, yakni teori produksi dan teori peranan karena penenun di
sanggar Watu Bo mempunyai peranan dalam produksi tenun ikat trdisional ini.
Sedangkan konsep yang digunakan antara lain: peranan, sanggar Watu Bo, dan
produksi tenun ikat. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif, dengan sumber data yaitu data primer dan data sekunder
314
Info Article
Received : 14th September 2019
Accepted : 22nd August 2020
Publised : 31st August 2020
Peranan Sanggar Watu Bo Dalam Produksi Tenun Ikat Tradisional Desa Kajowair | 315
memproduksi tenun ikat dari bahan dan Pembuatan kain tenun ikat dengan bahan
pewarna alami. Memberi pelatihan pewarna alami tidaklah mudah untuk
kepada anggotanya yang berjumlah 22 dikerjakan apalagi oleh kaum muda di
orang, tentang cara membuat tenun ikat jaman yang sudah maju seperti saat ini,
dari bahan-bahan dan pewarna alami karena setiap prosesnya sangat
hingga menjadi selembar kain sarung. dibutuhkan ketekunan, keuletan,
Kain sarung pada awal mulanya di keterampilan dan juga kesabaran yang
jadikan sebagai bahan penutup badan dan tinggi. Sanggar Watu Bo juga
juga sebagai pemberian belis (mas mengadakan pelatihan pewarnaan alami
kawin). Seiring berjalannya waktu kain (marlami) dengan beberapa Sanggar
sarung ini di kenal oleh masyarakat luas yang ada di Maumere antara lain :
bahkan sampai mancanegara dan banyak (Sanggar Bliran Sina, Sanggar Lepo
orang tertarik dengan kain sarung yang Lorun dan Sanggar Dokar Tawa Tana).
di buat dari bahan dan pewarna alami ini Berjalannya waktu para anggota
sehingga kain ini juga di perjual-belikan perlahan mulai memahami setiap gagasan
guna memenuhi kebutuhan ekonomi yang ada, mulai terampil dan tekun
masyarakat setempat serta dalam mengerjakan tenun ikat dengan
mengembangkan budaya yang ada di pewarna alami. Hal ini di dukung dengan
tengah masyarakat luas. Gagasan beliau hasil tenunan yang menarik perhatian
adalah membuat kain tenun dengan masyarakat dan sangat diminati oleh
motif-motif yang mengangkat nilai luhur pembeli serta permintaan konsumen yang
masyarakat Desa Kajowair dan motif- semakin meningkat, membuat semangat
motif kontemporer menggunakan bahan para anggota pengrajin tenun ikat mulai
dan pewarna alami. Penggunaan motif bangkit untuk menekuni pekerjaan ini.
dan pewarna alami ini bertujuan untuk Hal ini juga mempermudah kegiatan
melestarikan budaya dan menumbuhkan pemasaran karena setiap kain yang
kecintaan masyarakat Watublapi terhadap selesai di tenun terjual dalam kurun
tenun ikat. waktu yang cepat.
Secara etimologi, sanggar Watu Bo Kain hasil tenun ikat di sanggar
mempunyai makna yaitu ”watu= batu” Watu Bo selain di perjual belikan di
dan “Bo= bernafas,” yang berarti “batu sanggar ada juga di promosikan lewat
bernyawa” dari makna tersebut sang media sosial, bekerjasama dengan
pendiri berharap semua anggota yang pemerintah Desa Kajowair, Flores
terlibat dalam sanggar mampu Komodo Tour, dan Dinas Pariwisata dan
bekerjasama mengembangkan usaha Kebudayaan Kabupaten Sikka. Sanggar
tenun ikat mereka. Maka dari itu, setiap Watu Bo juga beberapa kali mengikuti
anggota sanggar diwajibkan untuk kegiatan pameran yang bertujuan
memenuhi peraturan yang ada. Selain itu mempromosikan budaya tenun ikat
para anggota sanggar maupun mereka tradisional serta menjual kain tenun ikat.
yang ingin bergabung diharapkan agar Pameran ini juga menjadi peluang
memiliki kemauan untuk bekerja keras bagi sanggar Watu Bo untuk
dalam pembuatan kain pewarna alami. mempromosikan sanggarnya beserta
Kendala yang di hadapi sanggar semua hasil tenun ikat dan keterampilan
Watu Bo, salah satu kendalanya adalah lainya seperti gelang dari bahan alami,
cara membimbing anggota yang belum tas sarung, dompet, anting, secara
memahami cara mengerjakan tenun ikat langsung kepada masyarakat luas.
dari bahan pewarna alami, hal ini Mempermudahkan konsumen untuk
membutuhkan waktu yang cukup lama. bertemu langsung dengan para penenun
Peranan Sanggar Watu Bo Dalam Produksi Tenun Ikat Tradisional Desa Kajowair | 317
tanpa harus mendatangi lokasi sanggar. dan sumber data, baik manusia maupun
Selain mempromosikan melalui media benda (Koentjaranigrat, 2014: 99).
sosial dan kegiatan pameran, sanggar Jenis data yang digunakan adalah
Watu Bo telah menjalin hubungan data kualitatif dimana hasil dari
kerjasama dengan beberapa orang serta penelitian ini berupa data deskriptif yang
lembaga yang ada di luar Provinsi, salah menjelaskannya secara terperinci
satunya NOESA yang bertempat di mengenai topik yang diangkat. Sumber
Jakarta. Dengan adanya kerjasama data yang digunakan dalam peneltian ini
tersebut sanggar Watu Bo di promosikan terbagi menjadi dua jenis yaitu data
langsung oleh NOESA di Jakarta primer dan data sekunder. Adapun teknik
(Sumber : ketua sanggar Watu Bo). pengumpulan yang digunakan adalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, sebagai berikut: 1) Teknik penentuan
penulis tertarik untuk melakukan informan; 2) Teknik observasi partisipan;
penelitian mengenai “ peranan sanggar 3) Teknik Wawancara; 4) Studi
Watu Bo dalam produksi tenun ikat Kepustakaan. Selain dari pada itu dalam
tradisional di Desa Kajowair, NTT” penelitian ini terdapat tiga tahapan yang
Berdasarkan latar belakang diatas, harus dikerjakan dalam menganalisis data
dapat dirumuskan permasalahnya sebagai penenlitian khualitatif, yaitu (1) reduksi
berikut: Bagaimana proses pembuatan data (data reduction); (2) penyajian data
kain tenun ikat tradisional di sanggar (data display); (3) penarikan serta
Watu Bo, Desa Kajowair, Kecamatan penguji kesimpulan (drawing and
Hewokloang, Kabuaten Sikka, Provinsi verifying conclusion).
Nusa Tenggara Timur?, Bagaimana
peranan strategis Sanggar Watu Bo HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap keberadaan tenun ikat
tradisional di Desa Kajowair, Kecamatan Proses Pembuatan Tenun Ikat
Hewokloang, Kabupaten Sikka, Provinsi Tradisional di Sanggar Watu Bo
Nusa Tenggara Timur. Adapun tujuan Tenun ikat tradisional yang ada di
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) sanggar Watu Bo merupakan tenun ikat
Untuk mengidentifikasikan proses yang proses pembuatannya dikerjakan
pembuatan tenun ikat tradisional dan secara tradisional dan diwariskan para
bagaimana peranan strategis sanggar leluhur secara turun¬-temurun, mulai dari
Watu Bo terhadap keberadaan tenun ikat pengumpulan bahan hingga proses
tradisional pada masyarakat Desa menenun dan menghasilkan selembar
Kajowair. 2) Untuk mengetahui proses kain. Terdapat 4 proses yang dikerjakan
pembuatan tenun ikat tradisional dan oleh pengrajin tenun ikat disanggar Watu
bagaimana peranan strategis sanggar Bo, yakni proses mengerjakan benang,
Watu Bo terhadap keberadaan tenun ikat proses mengikat motif, proses
tradisional pada masyarakat Desa mewarnakan benang dan proses
Kajowair memasang lungsin & bertenun