Analisis Pengaruh Public Relations Dan Pencitraan Terhadap Minat Kuliah Di Perguruan Tinggi Swasta

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

ANALISIS PENGARUH PUBLIC RELATIONS

DAN PENCITRAAN TERHADAP MINAT KULIAH


DI PERGURUAN TINGGI SWASTA
Oleh :
Ari Susanti, S.Pt, M.M.

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta


Gedung Sentra Kramat Jl. Kramat Raya No.7-9 Jakarta Pusat 10450 Indonesia
Telp. 021-31904598 Fax. 021-31904599

Email : santihesa@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to find the correlation between Public Relation and the
impression as independent variables to the attentiveness in studying in private universities.
The data for the study is taken from questionnaire given to 206 samples from total 406
students. The data from the questionnaire is analyzed by using the software SPSS version
17.0 in order to get the validity and reliability scores, normality, correlation and multi
regression, anova, and T-test to analyze the hypothesis. The study approves that there is
significant correlation between public relations to the students interest to study in
university, correlation between the impression of the university to the students interest to
study in university, and lastly the correlation between public relations and the impression
mutually to the students interest to study in university. The determination coefficient score
(R2) is 0.504 or 50.4%. This means that 50.4% of the students interest to study in university
is able to be explained the variable of public relation and the impression as the
independent variables. Meanwhile, the other variables are explained by other variables
outside of the model of research.

The function which is taken from the study is Y = 42.411 + 0.183 X1 + 0.464 X2 +

Key Words : Public Relations, Impression, Students Interest to study

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
Public Relations dan Pencitraan dengan variabel dependen Minat Kuliah di Perguruan
Tinggi Swasta, dengan memberikan kuisioner kepada mahasiswa Tingkat I dengan jumlah
populasi 406 mahasiswa dan sampel yang diambil sejumlah 206 mahasiswa. Dalam
pembuktian ini menggunakan metode penelitian dengan kuisioner yang dibagikan kepada
responden (mahasiswa) sebagai cara untuk mengumpulkan informasi mengenai pengaruh
antara public relations, pencitraan dan minat kuliah. Metode analisis statistik
menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 17.0, untuk menentukan validitas dan
reliabilitas, normalitas dan multikolinearitas data, uji correlation dan regresi ganda, anova
dan uji T guna menguji hipotesis yang diperlukan. Hasil penelitian ini terbukti terdapat
pengaruh antara public relations dengan minat kuliah, terdapat pengaruh pencitraan dengan
minat kuliah dan terdapat pengaruh antara public relations dan pencitraan secara bersama-
sama terhadap minat kuliah di perguruan tinggi swasta. Nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.504 atau sebesar 50,4%. Artinya bahwa 50,4% variasi variabel dependen yaitu
1
Minat Kuliah dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Public Relations dan
Pencitraan sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.

Persamaan yang diperoleh adalah Y = 42.411 + 0.183 X1 + 0.464 X2 +

Kata Kunci : Public Relations, Pencitraan dan Minat Kuliah.

PENDAHULUAN maka perguruan tinggi dituntut untuk


memiliki corporate image yang positif.
LATAR BELAKANG Perguruan Tinggi yang tidak mempunyai
citra positif, akan mengalami kesulitan
Persaingan sektor jasa pendidikan dalam mempertahankan mahasiswa,
merupakan fenomena yang terjadi saat karena konsumen akan sangat puas, loyal
ini, salah satunya daya tampung dan senang menjadi mahasiswa dari suatu
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang perguruan tinggi yang sehat atau
sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan memiliki image positif. Corporate image
banyak calon mahasiswa yang tidak yang dimiliki suatu perguruan tinggi juga
tertampung di PTN yang diinginkan. merupakan faktor kunci yang
Disinilah kesempatan Perguruan Tinggi menentukan keberhasilan suatu
Swasta (PTS) dalam menampung perguruan tinggi untuk menarik calon
mahasiswa baru. Perguruan Tinggi mahasiswa baru. Peran corporate image
Swasta yang berkembang di Indonesia sangat mempengaruhi keberhasilan
khususnya di Kopertis Wilayah III sangat kegiatan suatu lembaga. Rosadi Ruslan
banyak, yang mengakibatkan ketatnya (2008:39) mengemukakan bahwa “Citra
persaingan yang terjadi antara PTS-PTS perusahaan yang baik akan
yang satu dengan yang lainnya. Dalam menghasilkan dampak positif yang
menghadapi persaingan tersebut, maka berkesinambungan bagi seluruh produk
PTS berupaya untuk memenuhi dan jasa yang dihasilkan”. Hal-hal
kebutuhan membangun tatakelola dan yang harus dilaksanakan untuk
nilai kualitas lulusan yang baik, sehingga membangun image adalah dengan
terciptanya citra atau image perguruan menciptakan situasi yang logis, selain
tinggi swasta dimata masyarakat. itu menciptakan diferensiasi dalam
Konsumen yang disebut mahasiswa di pikiran individu diantara serangkaian
Perguruan Tinggi memiliki sejumlah pesaing yang memiliki visi dan misi yang
persepsi atau citra yang bertahan lama hampir sama. Kondisi semacam ini
dan sangat relevan untuk studi perilaku merupakan sebuah tantangan bagi
konsumen. Hasil yang diharapkan dalam perguruan tinggi swasta yang secara
menciptakan citra yang baik adalah skalatis masih relatif kecil dan terbatas.
produk (kualitas lulusan) yang dihasilkan Citra merupakan tujuan pokok sebuah
menjadi andalan para konsumen (calon perusahaan. Terciptanya suatu citra
mahasiswa) dalam melakukan pilihan perusahaan (corporate image) yang baik
produk. Public relations melalui fungsi dimata khalayak atau publiknya akan
dan karyanya merupakan satu jawaban banyak menguntungkan. Misalkan, akan
untuk kebutuhan ini. Perguruan tinggi mempengaruhi citra yang serupa kepada
dituntut agar dapat meningkatkan citra semua produk barang dan jasa yang
dari perguruan tinggi yang berpengaruh dihasilkan, termasuk para pekerjanya
pada intake di perguruan tinggi tersebut. (employee relations) akan menjadi suatu
Untuk mempertahankan dan kebanggaan tersendiri, dan akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat, menimbulkan sense of belonging

2
terhadap perusahaan tempat mereka informasi kepada calon mahasiswa,
bekerja. sehingga calon mahasiswa tersebut
Menurut “Kotler (1997:208)”, citra tertarik dan memilih PTS tersebut sebagai
adalah seperangkat keyakinan, ide dan tempat untuk melanjutkan studi.
kesan yang dimiliki oleh seseorang Walaupun Public Relations sering
terhadap suatu obyek. Keyakinan dihubungkan dengan pencitraan, tetapi
terhadap suatu obyek ini dapat dimiliki kenyataannya Public Relations
oleh seseorang apabila ada transfer pesan mempunyai arti yang luas. Pelaksanaan
yang tepat. Dengan kata lain, cara perencanaan mencapai tujuan citra
mengkomunikasikan suatu pesan tentang posisif perusahaan, diperlukan adanya
suatu obyek akan menghasilkan efek teknik komunikasi yang tepat agar
yang positif dan menimbulkan citra yang efektif dalam menyampaikan pesan
positif dan menimbulkan citra yang kepada publik. Komunikasi yang pada
positif dibenak calon konsumen apabila prinsipnya adalah penyampaian pesan
penyampaian pesan itu menggunakan untuk dapat menimbulkan dampak atau
kemasan yang tepat. “Lina efek tertentu pada publik sasaran
Sinatra (2008)”, Citra merk yang positif (komunikan) sehingga penggunaan
berkaitan dengan kesetiaan konsumen, teknik komunikasi harus memperhatikan
kepercayaan konsumen mengenai nilai publik sasaran agar dapat
merk positif, dan kesediaan untuk merekayasa jiwa publiknya
mencari merk tersebut. Citra merk yang (komunikan) sehubungan dengan
positif juga membantu meningkatkan perubahan sikap, pandangan dan
minat konsumen pada promosi merk di perilaku tertentu sesuai dengan
masa yang akan datang, dan memperkuat keinginan perusahaan. Menurut
posisi dalam menghadapi berbagai penelitian “Barwise (2004:6)”, untuk
pemasaran pesaing “Schiffman mengoptimalkan hubungan
(2004:158)”. Selain itu pencitraan PTS masyarakat (public relations),
dapat melalui peningkatan standar mutu perusahaan memadukan aktifitas
yang baik serta menerapkan strategi hubungan masyarakat dengan bidang
pemasaran mahasiswa baru yang tepat. pemasaran sehingga muncul konsep
Kemampuan perolehan mahasiswa yang public relations. Public relations
banyak tergantung kepada PTS dalam dilakukan bertujuan untuk membentuk
penyampaian informasi melalui kegiatan simpati public (masyarakat) terhadap
Public Relation yang diterapkan oleh perusahaan sehingga perusahaan disukai,
perguruan tinggi tersebut. Kegiatan dengan menimbulkan persepsi dan
Public Relations yang dilakukan PTS kredibilitas yang baik dalam pandangan
sebagai kegiatan yang aktif dan gencar masyarakat.
untuk menyampaikan informasi-

TUJUAN kuliah mahasiswa di Perguruan Tinggi


Swasta secara berkesinambungan penulis
Dalam penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
mengetahui pengaruh dari Public public relation, Pencitraan terhadap
relations dan Pencitraan terhadap minat minat kuliah di Perguruan Tinggi Swasta.

3
TINJAUAN PUSTAKA/KERANGKA pertandingan olahraga dan acara
TEORITIS budaya dan tujuan-tujuan yang
sangat dihargai.
Menurut “Kotler (2005: 306)” Hubungan 4. Berita : Salah satu tugas profesional
Masyarakat (public relations) meliputi Humas adalah menemukan atau
berbagai program yang dirancang untuk menciptakan berita yang
mempromosikan atau melindungi citra menguntungkan tentang perusahaan
perusahaan atau masing-masing tersebut, produknya, dan orang-
produknya. Menurut definisi yang orangnya, dan mengupayakan agar
dikeluarkan oleh Institute of Public media menerima siaran pers dan
Relations (IPR) dalam jurnal Aplikasi menghadiri konferensi pers.
Manajemen “Mardhiah, (2008)” bahwa 5. Ceramah : Makin banyak eksekutif
Public Relations adalah keseluruhan perusahaan harus menjawab dengan
upaya yang dilangsungkan secara tangkas pertanyaan-pertanyaan dari
terencana dan berkesinambungan dalam media atau memberi ceramah dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat perhimpunan-perhimpunan
baik dan saling pengertian antara suatu perdagangan atau rapat-rapat
organisasi dengan segenap khalayaknya. penjualan, penampilan ini dapat
Sehingga pengertian Public Relations membangun citra perusahaan
disini sebagai suatu rangkaian kegiatan tersebut.
yang diorganisasi sedemikian rupa 6. Kegiatan Layanan Masyarakat :
sebagai upaya kampanye yang Perusahaan-perusahaan dapat
berlangsung secara berkesinambungan membangun kehendak baik dengan
dan teratur. menyumbangkan uang dan waktu
Menurut “Kotler (2005:308)” Alat-alat untuk tujuan-tujuan yang baik.
utama dalam hubungan masyarakat 7. Media identitas : Perusahaan-
pemasaran adalah sebagai berikut : perusahaan membutuhkan identitas
1. Terbitan : Perusahaan-perusahaan visual yang langsung dikenal
sangat mengandalkan bahan-bahan masyarakat. Identitas visual tersebut
yang diterbitkan untuk menjangkau terdapat logo perusahaan alat tulis,
dan mempengaruhi pasar sasarannya. brosur, tanda, formulir bisnis, kartu
Bahan-bahan ini mencakup laporan nama, bangunan, seragam dan aturan
tahunan, brosur, artikel, berita berpakaian.
berkala, dan majalah perusahaan dan Menurut “Charles Fombrun dalam
bahan-bahan audiovisual. Jurnal Ilmiah Scriptura Vol. 2
2. Acara-acara : Perusahaan- (2007:2)”,
perusahaan dapat menarik perhatian menyatakan Reputation as the sum of
pada produk-produk baru atau the images the various constituencies
kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya have of an organization, dari sini
dengan menyelenggarakan acara- dapat dilihat bahwa reputasi terbentuk
acara khusus seperti konferensi dari sejumlah
berita, seminar, tamasya, pameran citra yang diberikan kepada organisasi
dagang, pemajangan produk, kontes oleh publiknya. Sementara citra
dan kompetisi, dan ulang tahun yang memiliki pengertian sebagai refleksi
akan menjangkau masyarakat sasaran dari realitas suatu organisasi,
3. Pemberian dana sponsor : sebuah realitas yang
Perusahaan-perusahaan dapat dilihat dari sudut pandang publik
mempromosikan mereka dan nama organisasi. Beragam citra
perusahaannya dengan mensponsori sebuah organisasi akan terbentuk

4
tergantung pada siapa publik yang organisasi atau korporasi (corporate
terlibat. identity).
Citra dibentuk dari identitas

Proses pembentukan citra dalam dalam penelitiannya tentang tingkah


struktur kognitif yang sesuai dengan laku konsumen, dalam “Soleh
pengertian system komunikasi Soemirat (2004:114)”, sebagai berikut
dijelaskan oleh John S. Nimpoeno :

Kognisi

Stimulus Rangsangan Persepsi Sikap Respon Perilaku

Motivasi
Gambar1.1
Model Pembentukan Citra Pengalaman Mengenai Stimulus

Public Relations digambarkan sebagai pengamatan terhadap unsur


input-output, proses intern dalam model ini lingkungan yang dikaitkan dengan
adalah pembentukan citra, sedangkan input suatu proses pemakaian atau dengan
yang diberikan dan output adalah kata lain individu akan memberikan
tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu makna terhadap rangsang berdasarkan
sendiri digambarkan melalui persepsi pengalaman mengenai rangsang.
kognisi-motivasi-sikap. Model 2. Kognisi yaitu suatu kenyakinan diri
pembentukan citra ini menunjukkan dari individu terhadap stimulus.
bagaimana stimulus yang berasal dari luar Kenyakinan ini akan timbul apabila
diorganisasikan dan mempengaruhi individu telah mengerti rangsang
respons. Stimulus rangsangan yang tersebut, sehingga individu harus
diberikan pada individu dapat diterima diberikan informasi-informasi yang
atau ditolak. Jika rangsang ditolak proses cukup yang dapat mempengaruhi
selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini kognisinya.
menunjukkan bahwa rangsang tersebut 3. Motif adalah keadaan dalam pribadi
tidak efektif dalam mempengaruhi seseorang yang mendorong keinginan
individu karena tidak ada perhatian dari individu untuk melakukan kegiatan-
individu, berarti terdapat komunikasi dan kegiatan tertentu guna mencapai
terdapat perhatian dari organisme, dengan tujuan.
demikian proses selanjutnya dapat 4. Sikap adalah kecenderungan
berjalan. Empat komponen persepsi- bertindak, berpresepsi, berpikir dan
kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai merasa dalam menghadapi objek, ide,
citra individu terhadap rangsang. Ini situasi atau nilai. Sikap bukan
disebut sebagai “picture in our hand” yaitu perilaku, tetapi merupakan
: kecenderungan untuk berprilaku
1. Persepsi diartikan sebagai hasil dengan cara-cara tertentu.

5
Menurut “William V.Haney dalam Soleh dengan publik
Soemirat (2004: 117)” pentingnya 3. Memelihara hubungan yang ada.
penelitian tentang citra mencakup: Berikut ini adalah bagan dari orientasi
1. Memprediksi tingkah laku publik public relations yakni Image building
sebagai reaksi terhadap tindakan (membangun citra) dapat dilihat sebagai
lembaga/organisasi perusahaan. model komunikasi dalam Public Relations
2. Mempermudah usaha kerjasama :

Sumber Komunikator Pesan Komunikan Efek

Perusahaan Bidang/Divi Citra Publik


si Kegiatan Public- Terhadap
Lembaga Public - Public Perusahaan/
Organisasi Relations Kegiatan PR Lembaga/
(PR) organisasi

Sumber : Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, 2004: 118

Gambar 1.2
Model Komunikasi dalam Public Relations

Menurut “Jose M. Pina (2004:8)”, M.Pina, 2004:9), “Fit is probability of


corporate image dibentuk oleh lima using together the extention and
komponen, yaitu: present service.” Dengan kata lain,
1. Reputation fit adalah peluang untuk menggunakan
Reputasi merujuk pada semua pendapat secara bersama-sama pelayanan yang
orang lain tentang prestasi, mencakup telah ada dengan pelayanan setelah
pencitraan dan pengenalan konsepnya. perusahaan melakukan perluasan.
2. Credibility
Merupakan keyakinan bahwa operasi Menurut “Boyd, Harper W (2000:123)”
dari penyedia jasa dapat dipercaya dan terdapat beberapa tahapan dalam proses
memberikan nilai atau imbalan yang pengambilan keputusan yang dilakukan
sepadan dengan biaya yang dikeluarkan pelanggan, yaitu :
(Fandy Tjiptono, 2006:261).
3. Service quality
Menurut Parasuraman (Fandy
Tjiptono, 2006:262), adalah penilaian
sikap global
berkenaan dengan superioritas suatu
jasa.
4. Extention quality
Menurut Aeker dan Keller (Jose
M.Pina, 2004:8),“Extention quality is
perceived quality of extention.”
Atau dengan kata lain Extention
quality merupakan kualitas yang
diterima oleh konsumen setelah
perusahaan melakukan perluasan.
5. Fit
Menurut Aeker dan Keller (Jose

6
Identifikasi Masalah
(Pengenalan kebutuhan)

Pencairan Informasi

Pembelian Rutin atau


Evaluasi alternatif
Kebiasaan (minat
pembelian)
Keputusan membeli

Perilaku pasca
membeli
Gambar 1.3
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dengan Keterlibatan Tinggi

Model Lima Tahap Pengambilan heightened attention, konsumen yang


Keputusan termasuk dalam level ini cenderung
1. Identifikasi Masalah (Pengenalan mau menerima informasi apa saja
Kebutuhan) yang terkait dengan produk yang ingin
Proses pengambilan keputusan dibeli. Yang kedua, active information
konsumen dipicu oleh keinginan dan search, konsumen akan secara aktif
kebutuhan yang tidak terpenuhi. mencari semua informasi yang terkait
Individu merasakan perbedaan antara dengan produk yang ingin dibeli.
kondisi ideal dengan aktual pada Sedangkan “Boy Haper W
beberapa dimensi fisik dan sosio- (2000:125)”, menyatakan bahwa
psikologis. Hal ini memotivasi untuk Faktor-faktor yang biasa
mencari barang dan jasa agar kondisi meningkatkan pencarian pra
aktual mereka semakin mendekati pembelian adalah :
kondisi ideal yang diinginkan. a. Faktor Produk
Menurut “Kotler (1996)”, Pengenalan Waktu antar pembelian yang
Kebutuhan merupakan proses panjang (produk berumur panjang
pembelian dimulai ketika seseorang atau jarang digunakan). Gaya
menyadari kebutuhannya. Orang produk yang sering berubah,
tersebut mulai menyadari perbedaan perubahan harga yang sering
keadaannya sekarang dengan keadaan terjadi, volume pembelian unit
yang diinginkan. Kebutuhan dapat dalam jumlah besar), harga mahal,
ditimbulkan oleh rangsangan yang banyak alternatif, banyak variasi
berasal dari dalam maupun luar ciri.
individu. b. Faktor-faktor Situasional
2. Pencarian Informasi Berdasarkan pengalaman yaitu
Menurut “Kotler (1996)”, Ketika pembelian pertama, ketiadaan
seseorang telah sadar akan pengalaman karena produk masih
kebutuhannya, maka akan berusaha baru, pengalaman yang tidak
untuk mencari informasi tentang mencukupi pada kategori produk.
bagaimana memenuhi kebutuhannya. Dan penerimaan sosial merupakan
Dalam ini konsumen dapat dibedakan pembelian untuk hadiah, produk
menjadi dua level. Yang pertama, yang dapat dilihat secara sosial

7
sedangkan pertimbangan- produk yang dapat memberikan
pertimbangan yang berkaitan keuntungan yang akan dicari atau
dengan nilai yaitu pembelian lebih diharapkan konsumen.
disebabkan karena banyaknya 4. Keputusan Pembelian
pilihan dan bukannya karena Dalam memutuskan untuk membeli
diperlukan semua pilihan atau tidak membeli, akan ada dua
mempunyai konsekuensi yang faktor yang mempengaruhi. Pertama,
diharapkan dan tidak diharapkan. attitudes of other, yaitu perilaku
c. Faktor-faktor Pribadi seseorang terhadap suatu merek yang
Karakteristik demografis konsumen mempengaruhi pertimbangan
: pendidikan tinggi, penghasilan konsumen dalam memilih suatu
tinggi, jabatan, dan dibawah usia 35 merek. Kedua, unanticipated
tahun. Dan dipengaruhi oleh situational factors, yaitu meliputi
Kepribadian yaitu dogmatis rendah kelengkapan suatu produk atau jasa di
(pemikiran terbuka), penerima dalam pasar.
resiko rendah (cenderung pada 5. Perilaku Pasca Pembelian
kategori umum), keterlibatan Setelah melakukan pembelian suatu
produk yang tinggi dan produk, konsumen akan dapat
kenyamanan berbelanja dan merasakan apakah produk yang akan
mencari. dibeli itu memuaskan atau tidak. Maka
3. Evaluasi Alternatif dari situlah konsumen akan
Dalam melakukan keputusan mempertimbangkan apakah akan
pembelian, setiap konsumen cukup sampai disitu saja dia
normalnya pasti akan berusaha berhubungan dengan mereka yang
mencari kepuasan. Sehingga dalam telah dibeli (bila tidak puas) atau
mengevaluasi alternative yang didapat apakah akan melakukan pembelian
dari hasil pencarian informasi, ulang ketika dia membutuhkan produk
konsumen akan lebih memperhatikan atau jasa yang sama.

METODOLOGI responden yang terlibat adalah


PENELITIAN/RISET Mahasiswa Tingkat I dengan sampel 206
mahasiswa dari jumlah populasi 406
Metode penelitian merupakan suatu mahasiswa. Metode analisis yang
sistem atau cara bekerja dibidang atau digunakan adalah kausal asosiatif yaitu
cara bekerja dibidang yang bersifat penelitian untuk mengetahui pengaruh
sistematis yang bertujuan mendapatkan satu atau lebih variabel terhadap variabel
hasil yang memadai dalam penelitian tertentu yang berakibat sebab akibat.
yang bersifat ilmiah. Penelitian ini Penelitian ini menggunakan data primer
menggunakan metode deskriptif dan melalui kuisioner dengan mengisi
verifikatip, penelitian deskriptif terbatas kuisioner yang diberikan secara langsung
pada usaha mengungkapkan suatu kepada responden yang bersangkutan.
masalah dan keadaan sebagaimana
adanya. Selanjutnya penelitian deskriptif Untuk mengetahui kebenaran hipotesis
adalah suatu upaya untuk digunakan kriteria bila t hitung > t tabel
menggambarkan keadaan yang sedang maka menolak Ho dan menerima H1
berlangsung pada saat itu yang didasari artinya ada pengaruh antara variabel
oleh fakta yang diperoleh, dalam hal ini dependen terhadap variabel independen
adalah data yang diperoleh dari dengan derajat keyakinan yang digunakan
responden langsung. Oleh sebab itu adalah α= 5%. Jika F hitung > dengan F

8
tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima signifikan terhadap variabel dependen
artinya semua variabel independen secara begitu pula sebaliknya.
bersama-sama merupakan penjelas yang

Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai R


Interval koefisien Tingkat hubungan
0,80 – 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Sumber : Sambas Ali Muhidin (2009)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Correlations
Minat P.Relations
Minat 1.000 .509
Pearson Correlation
P.Relations .509 1.000
Minat . .000
Sig. (1-tailed) P.Relations .000 .
Minat 206 206
N
P.Relations 206 206
UJI REABILITAS DAN UJI VALIDITAS

a. Uji Reabilitas
Dilihat dari Nilai Cronbrach :

No Variabel Cronbrach’s Alpha


1. Public Relations (X1) 0.918

2. Pencitraan (X2) 0.934

3. Minat (Y) 0.921

b. Uji Validitas Product Moment dengan Alpha 0.05


Dilakukan terhadap 30 Responden. diperoleh angka 0.361. Uji Validitas
Dibandingkan dengan nilai Korelasi dilakukan dengan melihat.

Correted Item Total Correlation


No Butir Pertanyaan Correted Item Total Correlation Nilai Keterangan

1. X1_1 0.242 0.361 Tidak Valid


2. X1_29 0.296 0.361 Tidak Valid
3. X1_30 0.359 0.361 Tidak Valid
4. Y_1 0.332 0.361 Tidak Valid

9
c. Hasil Penelitian Artinya apabila kegiatan Public
Korelasi Pearson adalah sebesar 0.509 Relations banyak maka Minat Kuliah di
merupakan r hitung. Angka ini Perguruan Tinggi Swasta semakin
menunjukkan banyak. Dan nilai signifikansi adalah
adanya pengaruh cukup kuat antara 0.000< 0.05 maka H1 diterima (H0
Public Relations dengan Minat Kuliah. ditolak)
Tabel 1.1
Korelasi Determinasi antara Public Relations (X1) dengan Minat Kuliah (Y) Model

Summaryb
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate R Square
F Change df1 df2 Sig. F Change
Change

1 .509a .259 .256 8.468 .259 71.443 1 204 .000

a. Predictors: (Constant),
P.Relations
b. Dependent Variable:
Minat

Nilai Koefisien Korelasi antara variabel terhadap minat kuliah sedangkan 74.1%
Public Relations dengan minat kuliah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
adalah 0.509, berarti hubungan antara diteliti. Adjusted R Square= 0.256
Public Relations dengan Minat Kuliah merupakan koreksi nilai R² sehingga
adalah sebesar 50.9%. R Square (R²) = gambarannya lebih mendekati mutu
Koefisien Determinasi adalah 0.259 penjajakan model populasi.
artinya 25,9% pengaruh Public Relations

Tabel 1.2
Regresi Antara Public Relations (X1) terhadap Minat Kuliah (Y)

Coefficientsa
95%
Unstandardized Standardized Collinearity
Confidence Correlations
Coefficients Coefficients Statistics
Model T Sig. Interval for B
Lower Upper Zero-
B Std. Error Beta Partial Part Tolerance VIF
Bound Bound order
17. 69.40
(Constant) 78.005 4.364 .000 86.609
874 0
1
8.4
P.Relations .380 .045 .509 .000 .291 .468 .509 .509 .509 1.000 1.000
52

a. Dependent
Variable:
Minat

10
Koefisien Konstanta : 78.005 jika Nilai di Perguruan Tinggi Swasta meningkat
Public Relations konstan atau tidak ada sebesar 0.380 satuan. Uji t : t hitung =
perubahan maka Minat Kuliah yang 8.452, t tabel (½ 0.05;204) = 1.971, t
tercipta sebesar 78.005 satuan. Nilai hitung > t tabel maka variabel X1
Public Relations : 0.380 jika nilai Public mempunyai pengaruh terhadap Y
Relations ditingkatkan maka minat kuliah

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5122.377 1 5122.377 71.443 .000a
Residual 14626.535 204 71.699
Total 19748.913 205
a. Predictors: (Constant), P. Relations
b. Dependent Variable: Minat

Uji F digunakan untuk menentukan F hitung > F tabel = 71.443 > 3.84 maka
model yang digunakan tepat atau tidak. terbukti variabel X1 mempunyai
Taraf Signifikansi = 0.05, F hitung = kemampuan utk menjelaskan variabel Y.
71.443, F tabel = F(1,204) = 3.84. Maka

Tabel 1.3
Korelasi antara Pencitraan (X2) dengan Minat Kuliah (Y)

Correlations
Minat Pencitraan
Pearson Correlation Minat 1.000 .679
Pencitraan .679 1.000
Sig. (1-tailed) Minat . .000
Pencitraan .000 .
N Minat 206 206
Pencitraan 206 206

Korelasi Pearson adalah sebesar 0.679 Kuliah. Artinya Pencitraan positif maka
merupakan r hitung. Angka ini Minat Kuliah di Perguruan Tinggi Swasta
menunjukkan adanya pengaruh cukup semakin banyak. Nilai signifikansi adalah
kuat antara Pencitraan dengan Minat 0.000 < 0.05 maka H2 diterima.

11
Tabel 1.4
Koefisien Determinasi antara Pencitraan (X2) dengan Minat Kuliah (Y)

Model Summaryb
Std. Error Change Statistics
R Adjusted R of the R Square Sig. F
Model R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 Change
1 .679a .461 .459 7.221 .461 174.769 1 204 .000
a. Predictors:
(Constant),Pencitraan
b. Dependent Variable:
Minat

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada (Y) yang didapat sebesar 0,679. Uji
perhitungan (Tabel 4), koefisien korelasi hipotesis statistik R dilakukan dengan
(R) antara variabel independen Pencitraan menguji H20 dan H21 bila P-value lebih
(X2) dan variabel dependen Minat Kuliah kecil dari α0.05 maka H10 ditolak.

Tabel 1.5
Regresi antara Pencitraan (X2) terhadap Minat Kuliah (Y)

Coefficientsa
Standard
95%
Unstandardized ized Collinearity
Confidence Correlations
Coefficients Coefficie Statistics
Model t Sig. Interval for B
nts
Std. Lower Upper Zero- Toler
B Beta Partial Part VIF
Error Bound Bound order ance

(Constant) 48.995 4.984 9.829 .000 39.167 58.822


1
Pencitraan .559 .042 .679 13.220 .000 .475 .642 .679 .679 .679 1.000 1.000

a.Dependent
Variable: Minat

Uji t dilakukan untuk mengetahui (Y). Nilai t tabel pada α0.05 yang
pengaruh variabel independen Pencitraan digunakan adalah t(α/2,n-2), yaitu t(0.025,204),
(X2) terhadap variabel dependen Minat sebesar 1.971. Berdasarkan hasil yang
Kuliah (Y) atau menguji signifikan didapat dari perhitungan nilai t hitung
korelasi antara variabel independen variabel independen Pencitraan (X2) pada
Pencitraan (X2) terhadap variabel tabel 5 adalah t=13.220. Maka hal ini
dependen Minat Kuliah (Y). Uji ini menunjukkan bahwa t tabel (t hitung > t
dilakukan dengan menghitung nilai t, tabel), dimana 13.220 > 1.971, sehingga
apabila t hitung > t tabel maka dapat terbukti bahwa variabel independen
dinyatakan bahwa variabel independen Pencitraan (X2) mempunyai pengaruh
Pencitraan (X2) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Minat Kuliah
terhadap variabel dependen Minat Kuliah (Y).

12
Tabel 1.6
ANOVA antara Pencitraan (X2) terhadap Minat Kuliah (Y)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression 9112.419 1 9112.419 174.769 .000a
1 Residual 10636.494 204 52.140
Total 19748.913 205
a. Predictors: (Constant), Pencitraan
b. Dependent Variable: Minat

Uji signifikasi persamaan regresi linier menjelaskan variabel dependen Minat


antara variabel independen Pencitraan Kuliah (Y). Berdasarkan perhitungan
(X2) terhadap variabel dependen Minat yang didapat pada Tabel 6 nilai Fhitung
Kuliah (Y) dilakukan degan menghitung sebesar 174.769 sedangkan nilai Ftabel
nilai F. Hal ini dilakukan untuk yang digunakan adalah F(1,n-2), yaitu
mengetahui kemampuan variabel F(1,204) pada α0.05 adalah sebesar 3,84. Hal
independen Pencitraan (X2) dalam ini jelas terlihat bahwa Fhitung > Ftabel
menjelaskan perubahan yang terjadi pada (174.769 > 3,84), maka terbukti bahwa
variabel dependen Minat Kuliah (Y). Jika variabel independen Pencitraan (X2)
F hitung > F tabel maka dapat dinyatakan mempunyai kemampuan untuk
bahwa variabel independen Pencitraan menjelaskan variabel dependen Minat
(X2) mempunyai kemampuan untuk Kuliah (Y).

Tabel 1.7
Korelasi Antara Public Relations (X1) dan Pencitraan (X2) dengan Minat Kuliah (Y) Di Perguruan Tinggi Swasta

Correlations
Minat P.Relations Pencitraan
Pearson Correlation Minat 1.000 .509 .679
P.Relations .509 1.000 .466
Pencitraan .679 .466 1.000
Sig. (1-tailed) Minat . .000 .000
P.Relations .000 . .000
Pencitraan .000 .000 .
N Minat 206 206 206
P.Relations 206 206 206
Pencitraan 206 206 206

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada menguji H30 dan H31, bila P-value lebih
perhitungan (Tabel 7), koefisien korelasi kecil dari α0.05 maka H30 ditolak.
(R) antara variabel independen antara Berdasarkan sajian pada tabel 7, dapat
Public Relations (X1) dan Pencitraan (X2) dilihat bahwa P-value nilainya adalah
dengan variabel dependen Minat Kuliah 0.000. Dengan demikian P-value lebih
(Y) yang didapat sebesar 0,713. Uji kecil dari α (P-value< α) atau
hipotesis statistik R dilakukan dengan (0.000<0.05), maka H30 ditolak.

13
Tabel 1.8
Koefisien determinasi Public Relations (X1) dan Pencitraan (X2) dengan Minat Kuliah(Y)

Model Summaryb
Change Statistics
R Adjusted R Std. Error of
Model R
Square Square the Estimate R Square F
df1 df2
Sig. F
Change Change Change
1 .713a .509 .504 6.913 .509 105.130 2 203 .000
a. Predictors: (Constant), Pencitraan,
P.Relations
b. Dependent Variable: Minat

Koefisien determinasi (Adjusted R variabel Minat Kuliah (Y) dapat


Square) variabel Public Relations (X1) dijelaskan oleh perubahan dalam variabel
dan Pencitraan (X2) dengan Minat Kuliah Public Relations (X1) dan Pencitraan
(Y) sebesar 0.504 atau sebesar 50.4% (X2). Hal ini menunjukkan bahwa sisanya
(Tabel 8). Menurut Sambas Ali Muhidin 49.6% merupakan pengaruh-pengaruh
(2009) nilai interprestasi nilai R terletak yang berasal dari luar model. Dengan
pada 0,40 – 0,599 maka dapat demikian, Hipotesis 3 (H3) tidak dapat
disimpulkan bahwa Public Relations (X1) ditolak yaitu terdapat pengaruh antara
dan Pencitraan (X2) mempunyai pengaruh Public Relations (X1) dan Pencitraan (X2)
sedang/cukup dengan variabel Minat dengan Minat Kuliah (Y).
Kuliah (Y). Dan sebesar 50.4% dari

Tabel 1.9
Regresi Public Relations (X1) dan Pencitraan (X2) dengan Minat

Unstandardized Standardized 95% Confidence Collinearity


Correlations
Coefficients Coefficients Interval for B Statistics
Model t Sig.
Std. Lower Upper Zero-
B Beta Partial Part Tolerance VIF
Error Bound Bound order
.00
(Constant) 42.411 4.999 8.485 32.555 52.267
0

1 .00
P.Relations .183 .041 .246 4.425 .102 .265 .509 .297 .218 .783 1.278
0
.00
Pencitraan .464 .046 .565 10.152 .374 .554 .679 .580 .499 .783 1.278
0

a. Dependent
Variable:
Minat

14
Persamaan garis regresi linier sederhana Uji t dilakukan untuk mengetahui
antara variabel independen Public pengaruh variabel independen Public
Relations (X1) dan Pencitraan (X2) Relations (X1) dan Pencitraan (X2)
dengan Minat Kuliah (Y) dengan terhadap variabel dependen Minat Kuliah
persamaan sebagai berikut : (Y) atau menguji signifikansi korelasi
antara variabel independen Public
Y = 0+ + + Relations (X1) dan Pencitraan (X2)
Y = 42.411 + 0.183 X1 + 0.464 X2 + terhadap variabel dependen Minat Kuliah
(Y). Uji ini dilakukan dengan
Dari persamaan diatas, dapat dijelaskan menghitung nilai t, apabila thitung > t
bahwa bila variabel Public Relations (X1) tabel maka dapat dinyatakan bahwa
dan Pencitraan (X2) konstan atau tidak variabel independen Pencitraan (X2)
ada perubahan, maka Minat Kuliah (Y) mempunyai pengaruh terhadap variabel
yang tercipta adalah sebesar 42.411 dependen Minat Kuliah (Y). Nilai t tabel
satuan. Sedangkan bila variabel Public pada α0.05 yang digunakan adalah t(α/2,n-2),
Relations (X1) konstan atau tidak ada yaitu t(0.025,204), sebesar 1.971.
perubahan, maka setiap penambahan satu Berdasarkan hasil yang didapat dari
unit variabel Pencitraan (X2) akan perhitungan nilai t hitung variabel
menaikkan Minat Kuliah (Y) sebanyak independen Public Relations (X1) dan
0.464 satuan , dan bila variabel Pencitraan (X2) pada tabel 9 adalah
Pencitraan (X2) konstan atau tidak ada masing-masing t1=3.621 dan t2=10.216.
perubahan, maka setiap penambahan satu Maka hal ini menunjukkan bahwa t tabel
unit variabel Public Relations (X1) akan (t hitung > t tabel), dimana (t1=4.425 >
menaikkan Minat Kuliah (Y) sebanyak 1.971) dan (t2 =10.152> 1.971) sehingga
0.183 satuan. terbukti bahwa variabel independen
Public Relations (X1) dan Pencitraan (X2)
mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen Minat Kuliah (Y).

Tabel 1.10
ANOVA antara Public Relations (X1) dan Pencitraan (X2) terhadap Minat Kuliah (Y)

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 10047.941 2 5023.971 105.130 .000a
1 Residual 9700.971 203 47.788
Total 19748.913 205
a. Predictors: (Constant), Pencitraan, P.Relations
b. Dependent Variable: Minat

15
Selanjutnya Uji signifikasi persamaan kemampuan untuk menjelaskan variabel
regresi linier antara variabel independen dependen Minat Kuliah (Y).
Public Relations (X1) dan Pencitraan (X2)
terhadap variabel dependen Minat Kuliah Minat Kuliah di Perguruan Tinggi Swasta
(Y) dilakukan dengan menghitung nilai merupakan hal yang timbul karena
F. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dipengaruhi oleh kegiatan Public
kemampuan variabel independen Public Relations yang diadakan dan Pencitraan
Relations (X1) dan Pencitraan (X2) dalam yang dilakukan untuk mempengaruhi
menjelaskan perubahan yang terjadi pada calon mahasiswa dalam mengambil
variabel dependen Minat Kuliah (Y). keputusan yang penting. Berdasarkan
Jika F hitung > F tabel maka dapat perhitungan diatas, dapat dikatakan
dinyatakan bahwa variabel independen bahwa hipotesis pertama (H1) tidak
Public Relations (X1) dan Pencitraan (X2) ditolak, yaitu terdapat hubungan atau
mempunyai kemampuan untuk korelasi antara Public Relations dengan
menjelaskan variabel dependen Minat Minat Kuliah di Perguruan Tinggi
Kuliah (Y). Berdasarkan perhitungan Swasta. Hipotesis Kedua (H2) tidak
yang didapat pada Tabel 10 nilai Fhitung ditolak, yaitu terdapat hubungan atau
sebesar 105.130, sedangkan nilai Ftabel korelasi antara Pencitraan dengan Minat
yang digunakan adalah F(1,n-2), yaitu Kuliah di Perguruan Tinggi Swasta.
F(1,204) pada α0.05 adalah sebesar 3,84. Hal Hipotesis Ketiga (H3) tidak ditolak, yaitu
ini jelas terlihat bahwa Fhitung > Ftabel terdapat hubungan atau korelasi antara
(105.130 > 3,84), maka terbukti bahwa Public Relations dan Pencitraan dengan
variabel independen Public Relations Minat Kuliah di Perguruan Tinggi
(X1) dan Pencitraan (X2) mempunyai Swasta.

KESIMPULAN DAN SARAN Tinggi Swasta sehingga Hipotesis


Kedua (H2) diterima.
KESIMPULAN 3. Terdapat pengaruh Public Relations
dan Pencitraan terhadap minat kuliah
Dari hasil pengujian yang dilakukan di Perguruan Tinggi Swasta sehingga
sebelumnya, maka kesimpulan yang Hipotesis Ketiga (H3) diterima.
dapat diambil berdasarkan hasil 4. Nilai koefisien determinasi (R2)
penelitian ini adalah : sebesar 0.504 atau sebesar 50.4%.
1. Terdapat pengaruh Public Relations Artinya bahwa 50,4 % variasi
terhadap minat kuliah di Perguruan variabel dependen yaitu Minat
Tinggi Swasta sehingga Hipotesis Kuliah dapat dijelaskan oleh variabel
Pertama (H1) diterima. independen yaitu Public Relations
2. Terdapat pengaruh Pencitraan dan Pencitraan sedangkan sisanya
terhadap minat kuliah di Perguruan dijelaskan oleh variabel-variabel lain
diluar model.

16
SARAN 4. Minat kuliah mahasiswa akan
meningkat apabila public relations
Dari hasil penelitian yang telah dan pencitraan yang telah ada
dilakukan, maka peneliti dapat diterapkan dan dijalankan dengan
memberikan saran, dengan harapan bagi baik.
penelitian yang lebih lanjut dan bagi 5. Selain Public relations dan
peneliti lainnya yang ingin melakukan pencitraan banyak variabel lainnya
jenis penelitian yang sama adalah sebagai yang dapat mempengaruhi minat
berikut : kuliah di Perguruan Tinggi Swasta,
1. Penelitian yang dilakukan pada karena hasil penelitian menunjukkan
kesempatan ini hanya menganalisis masih terdapat variabel lainnya yang
pengaruh public relations dan dapat mempengaruhi minat kuliah di
pencitraan terhadap minat kuliah di Perguruan Tinggi Swasta seperti
perguruan tinggi swasta. Peneliti Pelayanan, Fasilitas, Kualitas
mengharapkan agar adanya Lulusan, Biaya pendidikan/investasi
penelitian lebih lanjut tentang pendidikan, dan loyalitas mahasiswa.
variabel lain yang mempengaruhi
minat kuliah selain variabel tersebut DAFTAR PUSTAKA
diatas.
2. Agar minat kuliah di Perguruan Ali Sambas, Muhidin dan Maman
Tinggi Swasta dapat meningkatkan Abdurahman, (2009), Analisis
jumlah mahasiswa maka perlu Korelasi, Regresi dan Jalur
menyelenggarakan kegiatan public Penelitian. Bandung, CV.
relations yang benar-benar tepat dan Pustaka Setia
efektif serta dapat memberikan
informasi yang jelas kepada calon Boyd, Harper W, (2000), Manajemen
mahasiswa terutama pada program Pemasaran: Suatu Pendekatan
pemagangan dan penempatan kerja Strategis dengfan Orientasi
sehingga dapat meningkatkan minat Global. Jilid 1 dan 2, Edisi ke-2,
untuk melanjutkan studi lanjut di Jakarta, PT. Erlangga
Perguruan Tinggi Swasta. Selain itu
dapat terus menjaga nama baik dan Charles Fombrun. (2007). Public
konsistensi terhadap program yang Relation and Corporate Image.
diselenggarakan agar pencitraan Jurnal Ilmiah Scriptura Vol. 2
institusi tetap baik dimata
stakeholders sehingga mahasiswa
dan calon mahasiswa semakin Kotler,Philip, (1997), Marketing
percaya dengan Perguruan Tinggi Management : Analysis, Planning,
Swasta. Implementation, and Control.
3. Untuk meningkatkan minat kuliah di Edisi ke-9. Prentice Hall
Perguruan Tinggi Swasta di
masyarakat, diharapkan dapat Lamb, Charles W; Hair, Joseph F., dan
memberikan atau melakukan McDaniel, Carl (2001).
program pendukung, seperti analisis Pemasaran Jilid 1 dan 2. Edisi
kualitas proses belajar mengajar, Pertama, Jakarta. PT Salemba
kualitas kurikulum, kualitas Empat.
pengajar, kualitas lulusan dan
program pemagangan dan Pina, Jose. M. (2004). Modelling The
penempatan kerja yang dilakukan. Impact of Service Brand

17
Extentions on Corporate Image.
Journal of Marketing. Vol. 16

Rambat Lupiyoadi & Hamdani A.


(2008). Manajemen
Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat

Rhenald Kasali. (1994). Manajemen


Public Relations : Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia.
Cetakan Pertama, Jakarta, PT
Pustaka Utama Grafiti

Soleh, Soemirat, dan Elvinaro Ardianto,


(2004), Dasar-Dasar Public Relations.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset
– Bandung

18

You might also like