Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Analisis Penerimaan e-Learning Menggunakan

Technology Acceptance Model (TAM)


(Studi Kasus: Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
Flourensia Sapty Rahayu1, Djoko Budiyanto2, David Palyama3
1
Prodi Sistem Informasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari 43 Jogjakarta
sapty@mail.uajy.ac.id
2
Prodi Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari 43 Jogjakarta
djoko@mail.uajy.ac.id
3
Prodi Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari 43 Jogjakarta
davidpalijama@gmail.com

Abstract—One crucial consideration of implementing an terhdap sistem e-learning ini. Penelitian ini dilakukan untuk
information system is the users’ acceptance and the users’ melakukan pengujian terhadap penerimaan pengguna
willingness in using the system. The Information system (mahasiswa) terhadap e-learning dengan menggunakan
implementation may be a failure if users do not accept or are Technology Acceptance Model (TAM). Pengujian dilakukan
unwilling to use the information system. As an educational dengan mengukur pengaruh antar variabel dalam model TAM
institution, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) provided yang meliputi variabel Perceived Ease of Use, Perceived
an e-learning system to support teaching and learning process. Usefulness, Attitude Toward Using, Behavioral Intention dan
The main users of the e-learning system are lecturers and Actual Usage. Metode pengujian statistik yang dilakukan yaitu
students. There has never been any evaluation conducted to uji statistik validitas, reliabilitas, normalitas, dan menguji
evaluate user acceptance since the implementation of the system. pengaruh faktor menggunakan Structural Equation Model
This study was conducted to evaluate the user acceptance of e- (SEM). Data evaluasi diperoleh melalui kuesioner yang
learning by using Technology Acceptance Model (TAM). The dibagikan kepada responden mahasiswa UAJY dari seluruh
evaluation was done by measuring the influence between fakultas. Dari enam hipotesis yang diajukan satu hipotesis
variables in TAM model which includes Perceived Ease of Use, dinyatakan tidak diterima, yaitu hipotesis yang menyatakan
Perceived Usefulness, Attitude Toward Using, Behavioral Perceived Usefulnes berpengaruh terhadap Behavioral
Intention and Actual Usage. Statistical methods that are used in Intention. Kelima hipotesis yang lain yaitu Perceived Ease of Use
this research are validity test, reliability test, normality test, and berpengaruh terhadap Perceived Usefulnes, Perceived Usefulnes
Structural Equation Model (SEM). Data were obtained from berpengaruh terhadap Attitude Toward Using, Perceived Ease of
questionnaire distributed to students of all faculties in UAJY. Use berpengaruh terhadap Attitude Toward Using, Attitude
Among the six hypotheses proposed, the hypothesis that states Toward Using berpengaruh terhadap Behavioral Intention,
“Perceived Usefulnes” influence “Behavioral Intention” is not Behavioral Intention berpengaruh terhadap Actual Usage
accepted. The other five hypotheses which are “Perceived Ease of dinyatakan dapat diterima.
Use” influence “Perceived Usefulness”, “Perceived Usefulnes”
influence “Attitude Toward Using”, “Perceived Ease of Use” Kata Kunci—analisis penerimaan pengguna, e-learning,
influence “Attitude Toward Using”, “Attitude Toward Using” Technology Acceptance Model (TAM)
influence “Behavioral Intention”, “Behavioral Intention”
influence “Actual Usage” otherwise acceptable.
I. PENDAHULUAN
Keywords—user acceptance analysis, e-learning,
Technology Acceptance Model (TAM) Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang
penting yang harus dilakukan oleh setiap institusi
pendidikan. Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan
Intisari—Dalam implementasi sebuah sistem informasi di teknologi perlu dilakukan agar mampu mencapai tujuan
suatu institusi, perlu dipertimbangkan penerimaan pengguna organisasi secara efektif dan efisien [1]. Universitas Atma
terhadap sistem informasi tersebut. Penerapan sistem Jaya Yogyakarta (UAJY) merupakan salah satu universitas
informasi dapat dikatakan gagal jika pengguna ternyata tidak di Yogyakarta, yang telah memanfaatkan e-learning. Dengan
dapat menerima atau tidak bersedia menggunakan sistem e-learning mahasiswa dapat mengakses materi kuliah yang
informasi tersebut. Sebagai sebuah institusi pendidikan, ditempuh, melakukan diskusi pada forum, dan juga
Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)juga
mengirimkan berkas-berkas untuk keperluan perkuliahan.
mengimplementasikan sistem e-learning untuk mendukung
proses belajar mengajar. Pengguna wajib dari e-learning ini Semua layanan akademik tersebut dapat diakses melalui
adalah dosen dan mahasiwa. Sejak sistem diterapkan, belum halaman web dengan alamat http://kuliah.uajy.ac.id. E-
pernah diadakan evaluasi mengenai penerimaan pengguna Learning UAJY sudah mulai diperkenalkan dari tahun 2007,

JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
87
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Flourensia Sapty Rahayu, Djoko Budiyanto, David Palyama

namun sampai dengan saat ini belum pernah dilakukan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi
evaluasi tentang penggunaan e-learning ini. pemakainya.
Tingkat penerimaan sistem informasi oleh pengguna Kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived
dapat menjadi suatu tolak ukur untuk menilai penerimaan ease of use) menggambarkan tingkat kepercayaan seseorang
sebuah teknologi informasi oleh pengguna. Salah satu bahwa penggunaan sistem informasi merupakan hal yang
metode yang dapat digunakan untuk mengukur penerimaan mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya.
dan penggunaan teknologi adalah metode Technology Kemudahan ini akan mengurangi tenaga, pikiran dan waktu
Acceptance Model (TAM). Technology Acceptance Model yang digunakan untuk mempelajari dan menggunakan sistem
(TAM) merupakan suatu model hasil pengembangan dari informasi. Orang yang bekerja dengan sistem informasi,
Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Davis [2] yang bekerja lebih mudah dibandingkan orang yang bekerja secara
mempelajari perilaku penerimaan seorang individu dalam manual tanpa sistem informasi.
menerima suatu sistem informasi. Seiring dengan Sikap terhadap penggunaan (attitude towards use)
perkembangan teori mengenai model penerimaan, TAM merupakan kecenderungan tanggapan awal atas kondisi yang
sendiri saat ini telah mengalami beberapa perubahan TAM2 menyenangkan maupun tidak menyenangkan pada suatu
[3], dan UTAUT [4]. objek tertentu. Secara teoritis, sikap merupakan refleksi
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui perasaan seseorang atas objek dalam kondisi baik atau buruk,
faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerimaan e- menguntungkan atau merugikan. Sikap muncul karena
learning oleh pengguna, khususnya mahasiwa, dan seseorang memiliki nilai yang ditentukan oleh kepercayaan
dampaknya bagi pengguna serta pihak UAJY. Dari hasil atas objek tersebut. Pada kondisi lain, perilaku tertentu juga
penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada dapat mempengaruhi kepercayaan baru seseorang sehingga
pihak berwenang tentang faktor-faktor yang mempengaruhi membawa perubahan pada sikap.
minat dari mahasiswa dalam menggunakan situs kuliah Perilaku (behavior) dilakukan karena individu
sehingga penggunaan e-learning dapat dimaksimalkan. mempunyai niat atau keinginan untuk melakukan atau niat
berperilaku akan menentukan perilakunya. Niat berperilaku
II. KAJIAN PUSTAKA (behavioral intention) adalah suatu keinginan seseorang
TAM yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred D. untuk melakukan suatu perilaku tertentu atau kecenderungan
Davis pada tahun 1986 [5] adalah adaptasi dari TRA (Theory seseorang untuk tetap menggunakan teknologi tertentu.
of Reasoned Action) [6] yang dibuat khusus untuk pemodelan Tingkat penggunaan teknologi seseorang dapat diprediksi
penerimaan penggunaan terhadap sistem informasi. Menurut dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misal
Davis [5], tujuan utama TAM adalah untuk memberikan motivasinya untuk tetap menggunakan maupun memotivasi
dasar untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap penggunaan lain atau menambah perangkat pendukung.
kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna. TAM menganggap Perilaku adalah penggunaan sesungguhnya (actual
bahwa 2 keyakinan individual, yaitu persepsi manfaat usage) teknologi itu sendiri atau kondisi nyata penggunaan
(perceived usefulness, disingkat PU) dan persepsi sistem informasi. Perilaku atau penggunaan sesungguhnya
kemudahan penggunaan (perceived easy of use, disingkat sulit diobservasi dan diukur melalui daftar pertanyaan. Hasil
PEOU), adalah pengaruh utama untuk perilaku penerimaan penelitian TAM, menunjukkan bahwa penggunaan sistem
komputer. Dalam memformulasikan TAM, Davis [5] informasi dapat diprediksi dengan baik dengan
menggunakan TRA sebagai grand theorynya namun tidak menggunakan variabel niat berperilaku (behavioral
mengakomodasi semua komponen teori TRA seperti yang intention) [3].
tergambarkan dalam gambar 1. Davis [5] hanya Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan
memanfaatkan komponen ‘Belief’ dan ‘Attitude’ saja, dengan pengukuran penerimaan pengguna menggunakan
sedangkan Normative Belief dan Subjective Norms tidak TAM terhadap sistem e-learning di antaranya dilakukan oleh
digunakannya. Secara skematik teori TAM tergambar dalam Akour et al. [8], Tselios and Daskalis [9], Al–Adwan et al.
Gambar 1 [7]. [10], Aziz et al. [11], Shahet al. [12], Buche et al. [13], dan
Udzlmd et al. [14].

III. METODOLOGI PENELITIAN


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh user
(pengguna) situs kuliah Universitas Atma Jaya Yogyakarta
yang terbagi dalam 6 fakultas. Berdasarkan data populasi
mahasiswa aktif yang diperoleh dari Kantor Sistem
Informasi (KSI) Universitas Atma Jaya Yogyakarta, terdapat
11.401 mahasiswa yang aktif dalam kegiatan perkuliahan
Gambar 1. Technology Acceptance Model [7] semester genap periode 2015/2016. Pengambilan sampel
populasi menggunakan teknik simple random sampling.
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) Menurut Fauzi [15] simple random sampling yaitu teknik
menggambarkan tingkat kepercayaan seseorang bahwa untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada
penggunaan sistem akan meningkatkan kinerjanya. Orang unit sampling. Penentuan jumlah sampel berdasarkan
menggunakan teknologi informasi karena mempunyai populasi dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin [16]
keyakinan bahwa prestasi dan kinerja akan meningkat. dengan batas kesalahan sebesar 10% dengan tingkat
Konsep ini menggambarkan ukuran di mana penggunaan kepercayaan 90%. Berdasarkan rumus Slovin didapatkan

88 JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Analisis Penerimaan e-Learning Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
(Studi Kasus: Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 99 Y12 = menggunakan terus
responden dengan tingkat kepercayaan penelitian ini sebesar
90%. Y13 = niat menggunakan terus
Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner Y14 = berharap menggunakan
tertutup yang akan diisi oleh mahasiswa pengguna sistem e- Actual Usage
learning. Penetapan skala pengukuran jawaban pada Y15 = frekuensi penggunaan
(AU)
kuesioner menggunakan skala Likert yang merupakan skala Y16 = durasi penggunaan
yang biasa digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
persepsi seseorang [17]. Jawaban setiap item kuesioner
deskriptif. Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara
disusun dari gradasi sangat positif sampai negatif (sangat
kuantitatif sehingga selanjutnya akan dilakukan analisis
setuju, setuju, biasa, tidak setuju, dan sangat tidak setuju).
statistik. Dalam penelitian ini menggunakan alat atau tools
Variabel yang digunakan di dalam penelitian terdiri dari
SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan AMOS
variabel eksogen serta variabel endogen. Variabel Perceived
(Analysis of Moment Structures).
Ease of Use merupakan variabel eksogen penelitian yang
Untuk menguji kevalidan kuesioner dilakukan uji
terdiri atas tiga indikator, yaitu: fleksibilitas, mudah
validitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
dipelajari serta dipahami, dan mudah untuk digunakan.
tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen [18].
Variabel yang termasuk ke dalam variabel endogen dalam
Menurut Ghozali [19] suatu kuesioner dikatakan valid jika
penelitian adalah Perceived Usefullness yang terdiri dari
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
indikator menambah efektivitas dari pekerjaan yang
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
dilakukan, meningkatkan kinerja, serta meningkatkan
signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r
efisiensi. Variabel endogen selanjutnya Behavioral Intention
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2,
yang terdiri dari konstruk penambahan dari e-learning yang
dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Untuk menguji
lain, motivasi untuk terus menggunakan, serta memotivasi
validitas masing-masing indikator, dapat dilihat dalam
pengguna lain. Attitude Towards Using merupakan variabel
tampilan output Cronbach Alpha pada kolom Correlated
endogen yang terdiri dari indikator keuntungan yang
Item-Total Correlation. Jika r hitung lebih besar dari r tabel
diterima, perasaan menolak, serta perasaan ketika
dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator
menggunakan sistem informasi. Actual System Usage terdiri
tersebut dinyatakan valid. Seluruh proses ini menggunakan
dari indikator penggunaan nyata, dan frekuensi penggunaan.
software SPSS for Windows.
Variabel indikator konstruksi dapat dilihat pada Tabel 1.
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen pada
TABEL I. penelitian. Menurut Sugiyono [17], “instrumen yang valid
VARIABEL INDIKATOR KONSTRUKSI umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas
instrumen perlu dilakukan”. Selain itu, Sugiyono juga
Konstruk Variabel Indikator
menyatakan bahwa reliabilitas berkenaan dengan derajat
Perceived X1 = kemudahan dipelajari konsistensi dan stabilitas data atau temuan, sehingga alat
Ease of Use X2 = mudah dipahami/dimengerti pengukur/instrumen seharusnya memiliki kemampuan untuk
(PEU) memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke
X3 = mudah sehingga mahir waktu.
X4 = mudah digunakan Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel terdistribusi normal atau tidak [20].
X5 = mudah dikendalikan Uji normalitas diperlukan untuk melakukan pengujian
X6 = mudah diingat variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka
Perceived Y1 = lebih cepat uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak
Usefulness Y2 = meningkatkan kinerja dapat digunakan.
(PU) Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data
Y3 = meningkatkan produktivitas
dalam penelitian iniadalah uji normalitas dengan metode
Y4 = meningkatkan efektivitas Skewness Kurtosis. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan
dengan nilai kritisnya. Pengujian normalitas secara
Y5 = lebih mudah
univariate ini adalah dengan mengamati nilai skewness data
Y6 = bermanfaat yang digunakan, apabila nilai CR pada skewness data berada
Y7 = rasa senang di antara rentang antara +/- 2,58 pada tingkat signifikansi
Attitude
0,05, maka data penelitian yang digunakan dapat dikatakan
Toward Using Y8 = menikmati normal. Jenis distribusi data terbagi dalam tiga bagian, yaitu:
(ATU)
Y9 = rasa bosan 1) Normal bila skewness <2 dan kurtosis <7.
2) Moderately non-normal, besarnya data yang tidak normal
Y10= tidak suka moderat (sedang). Nilai skewness antara 2 sampai 3 dan
Behavioral Y10 = menggunakan kapan saja kurtosis antara 7 sampai 21.
Intention (BI) Y11 = menggunakan kondisi apapun

JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


89
ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Flourensia Sapty Rahayu, Djoko Budiyanto, David Palyama

3) Extremely non-normal, yaitu distribusi data sangat tidak


normal. Nilai skewness di atas 3 dan nilai kurtosis di atas
21
Tahap selanjutnya adalah mencari outliers. Outliers
merupakan data yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul
dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk konstruk tunggal
maupun konstruk kombinasi [21]. Deteksi terhadap
multivariate outliers dilakukan dengan berdasarkan nilai Gambar 2. Model Penelitian
Mahalanobis Distance, berdasarkan dari nilai P1 atau P2.
Jika salah satu nilai P1 dan P2 terdapat nilai kurang dari 0.05 Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah
maka observation number tersebut mengandung outlier. sebagai berikut:
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling H1: Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease
(SEM). SEM merupakan persamaan yang digunakan untuk of Use) berpengaruh positif terhadap Persepsi Kegunaan
menggabungkan model pengukuran serta model struktural (Perceived Usefullness) pada penggunaan e-learning di
secara simultan. Untuk melakukan pengujian SEM maka UAJY.
terlebih dahulu dilakukan Test of Model Fit yang bertujuan H2: Persepsi Kegunaan (Perceived Usefullness)
untuk menguji kesesuaian model dengan data yang berpengaruh positif terhadap Sikap terhadap Perilaku
digunakan di dalam penelitian, yang terdiri atas: (Attitude Towards Using) penggunaan e-learning di UAJY.
 Pengujian Chi-Square, dilakukan dengan tujuan untuk
membandingkan antara hasil pengujian yang didapat dari H3: Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease
observasi dengan hasil yang diharapkan secara teoritis of Use) berpengaruh terhadap Sikap terhadap Perilaku
[22]. Di dalam pengujian Chi-square model dianggap (Attitude Towards Using) pada penggunaan e-learning di
sesuai apabila memiliki nilai yang rendah. Semakin kecil UAJY.
nilai Chi-square, maka model tersebut pun semakin baik.
H4: Sikap terhadap Perilaku (Attitude Towards Using)
 Goodness of Fit Index, mengukur tingkat keakurasian berpengaruh positif terhadap NiatPerilaku (Behavioral
dari suatu model apabila digunakan untuk mengobservasi Intention) pada penggunaan e-learning di UAJY.
matrik kovarian, dengan cara mengukur rasio dari varian H5: Persepsi Kegunaan (Perceived Usefullness)
general yang dijelaskan terhadap jumlah keseluruhan dari berpengaruh positif terhadap Niat Perilaku (Behavioral
varian general. Suatu model dianggap memiliki nilai Intention) penggunaan e-learning di UAJY.
yang baik jika berada di antara 0 dan 1.
H6: Niat Perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh
 CMIN/DF. The minimum sample discrepancy function terhadap Penggunaan Nyata Sistem (Actual System Usage)
(CMIN) dibagi dengan degrees of freedom akan e-learning di UAJY.
menghasilkan indeks CMIN/DF [23]. Indeks ini
merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
fit-nya sebuah model dan jumlah-jumlah koefisien
estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat Kuesioner yang terkumpul sejumlah 202 buah. Dari 202
kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk terdapat 2 (0,9%) data yang tidak lengkap, jadi total data
menerima adalah CMIN/DF < 3,0. yang diperoleh dan layak dianalisis adalah 200 (99,1%) data.
Responden terdiri dari mahasiswa Fakultas Teknologi
 Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), Industri (25,2%), Fakultas Ekonomi (19,8%), Fakultas Ilmu
yaitu ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan Sosial dan Ilmu Politik (13,8%), Fakultas Teknik (20,2%),
statistik Chi-squares menolak model dengan jumlah Fakultas Teknobiologi (10,8%), dan Fakultas Hukum
sampel yang besar [23]. Apabila suatu model memiliki (9,9%).
nilai kurang dari 0,05 maka model tersebut sesuai.
Analisis metode SEM dilakukan dengan menggunakan A. Analisis Data
software AMOS 21. AMOS 21 memungkinkan Uji validitas data dilakukan untuk melihat ada atau
pengolahan data menggunakan data mentah hasil dari tidaknya korelasi antara variabel atau konstruk satu dengan
skoring kuisioner yang kemudian secara otomatis diubah konstruk. Uji validitas juga menguji kebenaran data yang
menjadi matrik kovarian yang nantinya akan digunakan akan disebarkan kepada responden. Pengujian ini dilakukan
untuk menguji hipotesis. menggunakan SPSS dengan memakai Sig Pearson
Corellation dan beberapa pengukur untuk menguji setiap
Model Penelitian yang akan diuji digambarkan pada variabel indikator yang akan diuji. Suatu kuesioner dikatakan
Gambar 2: valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas
adalah:

90 JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Analisis Penerimaan e-Learning Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
(Studi Kasus: Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

1. Jika nilai rhitung > rtabel, maka item pertanyaan atau yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa data yang
pertanyaan dalam kuesioner berkorelasi signifikan terhadap digunakan merupakan data yang terdistribusi normal.
skor total (valid). Pengujian normalitas secara univariate ini adalah dengan
2. Jika nilai rhitung < rtabel, maka item pertanyaan atau mengamati nilai skewness dan kurtosis data yang digunakan,
pertanyaan dalam kuesioner tidak berkorelasi signifikan apabila nilai CR pada skewness data berada di antara rentang
terhadap skor total (tidak valid). antara -2,58 sampai 2,58 dan nilai kurtosis < 7, maka data
Pada penelitian ini akan dilakukan uji validitas masing- penelitian yang digunakan dapat dikatakan normal. Evaluasi
masing variabel indikator dan dibandingkan dengan skor R normalitas diidentifikasi baik secara univariate maupun
Tabel untuk signifikansi 0,05 (5%) dengan jumlah responden multivariate. Secara univariate untuk nilai-nilai dalam C.R
N=200 adalah 0,138. Hasil uji untuk semua konstruk Skewness memiliki nilai di antara ±2,58 yang berarti secara
dinyatakan valid, karena mendapatkan skor r lebih besar dari univariate sebaran data dianggap normal, sehingga dapat
0,138, sehingga kuesioner dinyatakan valid. digunkan untuk estimasi pada analisis selanjutnya. Data
Menurut Ghozali [18] reliabilitas adalah alat untuk dalam penelitian ini terdistribusi secara moderat atau
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari normalitas sedang secara multivariate dengan nilai C.R
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel kurtosis -,332 < 7. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan Tabel 2.
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu TABEL II
konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan HASIL UJI NORMALITAS DENGAN AMOS
nilai Cronbach Alpha > 0.70. Pada penelitian ini dilakukan
k
uji reliabilitas Alpha Cronbach’s dengan SPSS 23. Setiap Varia m m s c
urto
c
bel in ax kew .r. .r.
indikator akan dihitung nilai Alpha Cronbach’s tiap sis
indicator, lalu dibandingkan dengan nilai alpha pada populasi 5 -
A 2 - - -
,00 ,41
202 responden yaitu 0,138. Hasil uji menunjukkan semua U3 ,000 2,360 ,543 1,555
0 2
indikator dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach Alpha > 4 - -
A 2 - -
,00 ,37 1,06
0,70. U2 ,000
0 9
2,170
5
3,051
5 -
A 2 - - -
,00 ,02
U1 ,000 ,165 ,335 ,959
B. Analisis Structural Equation Model (SEM) 0 9
5 -
1) Uji Asumsi Kecukupan Sampel B 2 - - -
,00 ,16
I5 ,000 ,926 ,700 2,006
Jumlah data dari penelitian sebanyak 5 kali dari jumlah 0 2
indicator [23]. Mengacu pada hal tersebut maka jumlah 5 -
B 2 - , ,
,00 ,44
indikator dalam penelitian minimal 24 x 5 = 120 orang. I4 ,000 2,574 194 556
0 9
Berdasarkan penelitian tersebut sampel yang dibutuhkan B 2
5
, , - -
,00
dalam penelitian ini minimal 120 orang, yaitu mahasiswa I3 ,000
0
031 176 ,322 ,922
Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Ekonomi, Fakultas 4 -
B 2 , , -
Teknik, Fakultas ISIP, Fakultas Teknobiologi, dan Fakultas ,00 1,04
I2 ,000 007 043 3,007
0 9
Hukum yang menggunakan fasilitas e-learning. Jumlah data 5 -
B 2 - , ,
yang terkumpul adalah 202 sampel data. I1 ,000
,00 ,28
1,609 036 103
0 1
5 - -
2) Evaluasi Outlier Model A 3 - -
,00 ,34 1,56
TU4 ,000 1,977 4,479
Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki 0 5 3
karakteristik unik atau data yang terlihat menyimpang terlalu 5
A 3 , 1 - -
,00
jauh dari data yang lainnnya dalam sebuah rangkaian data. TU3 ,000 218 ,252 ,866 2,481
0
Dalam penelitian ini outliers dievaluasi dengan nilai A 2
5 -
- - -
,00 ,04
mahalanobis dengan nilai degree of freedom sejumlah TU2 ,000
0 3
,246 ,138 ,396
variabel pada tingkat p <0.05. Jika salah satu nilai P1 dan P2 5
A 2 , , - -
terdapat nilai kurang dari 0,05 maka observation number ,00
TU1 ,000 098 559 ,424 1,215
0
tersebut data yang mengandung outlier. Berdasarkan hasil 5 -
P 2 - - -
perhitungan terdapat beberapa observation number memiliki EU6 ,000
,00 ,16
,938 ,006 ,016
nilai P1 dan P2 di bawah 0,05, sehingga dapat dipastikan 0 4
5 -
bahwa data tersebut mengandung outlier. Berdasarkan hasil P 2 - , 1
,00 ,40
EU5 ,000 2,345 534 ,529
di atas terdapat beberapa outlier yaitu observation number 0 9
78, 70, dan 42 di mana data tersebut memiliki nilai P1 dan 5 -
P 2 - , ,
,00 ,25
P2 di bawah 0,05. Untuk menangani data outlier tersebut EU4 ,000 1,465 154 442
0 6
maka data tersebut dihapus karena akan mempengaruhi P 3
5
, , , 1
,00
distribusi data selanjutnya. EU3 ,000
0
108 619 544 ,559
5 -
P 2 - , ,
3) Uji Normalitas ,00 ,42
EU2 ,000 2,405 013 037
0 0
Sebelum melakukan pengujian terhadap indikator
variabel yang diobservasi di dalam penelitian, hal pertama

JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


91
ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Flourensia Sapty Rahayu, Djoko Budiyanto, David Palyama

k
Varia m m s c c
urto
bel in ax kew .r. .r. Penggunaan variabel composite dikarenakan sudah
sis
P 2
5 -
- , 1
melewati uji common method bias dan sudah termasuk latent
,00 ,38 factor di dalam masing-masing variabelnya. Atau dengan
EU1 ,000 2,199 398 ,139
0 4
5 - kata lain, model komposit menggabungkan variabel manifest
P 2 - - -
U6 ,000
,00 ,13
s758 ,230 ,658
ke dalam satu variabel laten sehingga menyebabkan model
0 2
dengan variabel composite akan menjadi lebih sederhana dan
5 -
P 2 - - - akurat. Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan goodnes of fit
,00 ,29
U5 ,000 1,683 ,194 ,556
0 4 dengan model SEM komposit.
5 -
P 2 - - -
,00 ,15 TABEL IV
U4 ,000 ,875 ,162 ,465
0 3 GOODNES OF FIT INDEX MODEL KOMPOSIT
5
P 2 , , - -
,00 Goodness Kriteria Cut of Keterangan
U3 ,000 019 108 ,242 ,694
0
5 -
of Fit Index Value
P 2 - - -
U2 ,000
,00 ,13
,751 ,168 ,481
Chi- <Chi- 20,173 Baik
0 1 square Square
5 -
P 2 - - - DF
,00 ,35
U1 ,000 2,037 ,305 ,873
0 5 (124.342)
Multi -
varia 1,67
- Prob >0.05 .000 Tidak Baik
,332
te 0 RMSEA ≤0.08 .046 Baik
GFI ≥0.80 .875 Fit
AGFI ≥0.80 .848 Baik
4) Analisa Kesesuaian Model (Goodnes-of-Fit)
CMIN/DF ≤2.00 1.411 Baik
Pengujian kesesuaian model digunakan untuk menguji
sebarapa baik tingkat goodnes of fit dari model penelitian.
5) Analisis Koefision Jalur Path Analysis Structural
Jika tingkat goodnes of fit baik, maka model penelitian akan
Equation Modeling (SEM)
digunakan dalam tahap Structural Equation Modelling.
Pengujian model dalam Structural Equation Model
Tahap pertama adalah menguji goodnes of fit pada model
dilakukan dengan dua pengujian, yaitu uji kesesuaian model
penelitian. Tabel 3 menunjukkan hasil uji dengan
dan uji signifikansi kausalitas melalui uji koefisien regresi.
menggunakan AMOS.
Hasil pengolahan data untuk analisis SEM terlihat pada tabel.
Pada dasarnya hasil uji analisis SEM dalam penelitian
TABEL III merupakan hasil yang telah lulus uji modification indicies.
GOODNESS OF FIT INDEX Uji modification indicies dilakukan jika hasil Goodnes of Fit
tidak memenuhi syarat dan perlu dilakukan perbaikan model
Goodness of Kriteria
Fit Cut of Keterangan sehingga menghasilkan kriteria Goodnes of Fit yang dapat
Index Value diterima.
Chi-square < Chi-Square 347,2 Kurang Pada hasil Tabel 4, nilai probability belum memenuhi
DF (124.342) Baik persyaratan karena masih kurang dari 0,05, maka akan
RMSEA ≤0.08 .046 Baik dilakukan modifikasi model dengan menelusuri kovarians
GFI ≥0.80 .875 Fit pada output Modification Indicies. Setelah mendapatkan
AGFI ≥0.80 .848 Baik hasil dari modification indicies maka dilakukan modifikasi
CMIN/DF ≤2.00 1.411 Baik untuk mendapatkan probabilitas yang baik dan mendapatkan
model yang sesuai dengan penelitian. Model hasil
Berdasarkan Tabel 3, hasil pengujian Goodnes of Fit modification indicies ditunjukkan pada Gambar 4.
index diketahui kriteria yang ada di antaranya yang berada
pada kondisi baik atau fit. Namun ada beberapa hasil yang
masih belum memenuhi kriteria seperti chi-square. Maka
dari itu, dilakukan uji goodnes of fit dengan menggunakan
variabel komposit (Gambar 3).

Gambar 4. Model Komposit setelah modifikasi


Gambar 3. Composite Path Diagram Technology Acceptance Model

92 JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Analisis Penerimaan e-Learning Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
(Studi Kasus: Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Pada model Gambar 4 diberikan alternatif perubahan Behavioral


yaitu e4 dengan e1. Pada model hasil modifikasi tersebut, Intention
jika e4 dikorelasikan dengan e1, maka nilai Chi-Square akan Perceived
menurun sebesar 14,872. Adapun hasil modifikasi yang Usefulnes
dilakukan berdasarkan rekomendasi program AMOS  ,081 ,046 1,757 079
menghasilkan kriteria goodnes of fit seperti pada Tabel 5. Behavioral
Intention
Behavioral
Intention
,094 ,035 2,695 007
 Actual
Usage
TABEL V Ket: *** = signifikan < 0,001
GOODNES OF FIT MODEL MODIFIKASI

Goodness Kriteria Cut of Keterangan Hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan


of Fit Index Value menganalisis nilai Critical Ratio (CR) dan nilai Probability
Chi- <Chi- 3,670 Baik (P) hasil olah data, dibandingkan dengan batasan statistik
square Square yang disyaratkan, yaitu di atas 1,96 untuk nilai CR dan di
DF bawah 0,05 untuk nilai P (probabilitas). Apabila hasil olah
(124.342) data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut,
Prob >0.05 .299 Baik maka hipotesis yang diajukan pada penelitan yang diajukan
RMSEA ≤0.08 .034 Baik dapat diterima.
GFI ≥0.80 .993 Fit H1 – Persepsi Kemudahan (perceived ease of use)
AGFI ≥0.80 .964 Baik memiliki pengaruh terhadap Persepsi Manfaat (perceived
CMIN/DF ≤2.00 1.233 Baik usefulness)
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui nilai CR
Berdasarkan Tabel 5, dapat disimpulkan bahwa pada tabel di atas adalah sebesar 3,394 dan nilai P sebesar
keseluruhan model dinyatakan sudah fit dan sesuai. Model 0,000. Hasil dari kedua nilai ini memberikan informasi
yang diajukan penelitian ini didukung oleh fakta di lapangan. bahwa terdapat pengaruh Persepsi kemudahan terhadap
Hal ini merupakan indikasi bahwa dugaan matriks varians- persepsi manfaat, karena memenuhi syarat CR di atas 1,96
kovarians populasi sama dengan matriks varians-kovarians dan P di bawah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan
sampel atau data observasi. Maka selanjutnya akan dilihat bahwa hasil hipotesis 1 penelitian ini diterima. Hasil
hasil pengujian hipotesis melalui tabel Regression Weight kontribusi yang diberikan persepsi kemudahan memberikan
Analisis. Hasil tabel Regression Weight adalah sebagai dampak peningkatan terhadap persepsi manfaat sebesar
berikut (Tabel 6): 0,300 setiap satu satuannya.

TABEL VI H2 – Persepsi manfaat (perceived usefulness)


REGRESSION WEIGHTS ANALISIS SEM
memiliki pengaruh terhadap sikap penggunaan (attitude
Hubungan Pro- toward using)
Square Critical Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui nilai CR
Variabel Estimate babili
Error Ratio pada tabel di atas adalah sebesar 5,862 dan nilai P sebesar
ty
Perceived 0,000. Hasil dari kedua nilai ini memberikan informasi
Ease of bahwa terdapat pengaruh Persepsi manfaat terhadap sikap
Use  ,300 ,089 3,394 *** penggunaan, karena memenuhi syarat CR di atas 1,96 dan P
Perceived di bawah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Usefulnes hasil hipotesis 2 penelitian ini diterima. Hasil kontribusi
Perceived yang diberikan persepsi manfaat memberikan dampak
Usefulnes peningkatan terhadap sikap penggunaan sebesar 0,180 setiap
 satu satuannya.
,180 ,031 5,862 ***
Attitude
Toward H3 – Persepsi kemudahan (percevied ease of use)
Using memiliki pengaruh terhadap sikap penggunaan (attitude
Perceived toward using)
Ease of Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui nilai CR
Use  pada tabel di atas adalah sebesar 2,484 dan nilai P sebesar
,101 ,041 2,484 013 0,013. Hasil dari kedua nilai ini memberikan informasi
Attitude
Toward bahwa terdapat pengaruh Persepsi kemudahan terhadap sikap
Using penggunaan, karena memenuhi syarat CR di atas 1,96 dan P
Attitude di bawah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Toward ,436 ,098 4,460 *** hasil hipotesis 3 penelitian ini diterima. Hasil kontribusi
Using  yang diberikan persepsi kemudahan memberikan dampak

JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


93
ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Flourensia Sapty Rahayu, Djoko Budiyanto, David Palyama

peningkatan terhadap sikap penggunaan sebesar 0,101 setiap Hubungan Variabel Keterangan
satu satuannya. H4 - Attitude Toward Using Diterma
berpengaruh terhadap Behavioral
H4 – Sikap penggunaan (attitude toward using) Intention
memiliki pengaruh terhadap minat berperilaku H5 - Perceived Usefulnes berpengaruh Ditolak
(behavioral intention) terhadap Behavioral Intention
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui nilai CR H6 - Behavioral Intention berpengaruh Diterima
pada tabel di atas adalah sebesar 4,460 dan nilai P sebesar terhadap Actual Usage
0,000. Hasil dari kedua nilai ini memberikan informasi
bahwa terdapat pengaruh sikap penggunaan terhadap minat
berperilaku, karena memenuhi syarat CR di atas 1,96 dan P Pada hipotesis pertama (H1) diketahui terdapat pengaruh
di bawah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi kemudahan terhadap persepsi manfaat. Hal ini
hasil hipotesis 4 penelitian ini diterima karena memenuhi dikarenakan kemudahan dalam mengoperasikan sebuah
syarat. Hasil kontribusi yang diberikan sikap penggunaan sistem informasi juga mempengaruhi hasil yang diperoleh
memberikan dampak peningkatan terhadap minat dari penggunaan tersebut. Kemudahan dalam
berperilaku sebesar 0,436 setiap satu satuannya. mengoperasikan e-learning mempengaruhi pekerjaan
mahasiswa sehingga proses belajar mengajar menggunakan
H5 – Persepsi manfaat (perceived usefulness) e-learning menjadi lebih efektif, lebih cepat, dan
memiliki pengaruh terhadap minat berperilaku meminimalkan tingkat kesalahan dalam penggunaan e-
(behavioral intention) learning tersebut.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui nilai CR Pada hipotesis kedua (H2) terbukti bahwa terdapat
pada tabel di atas adalah sebesar 1,757 dan nilai P sebesar pengaruh dari persepsi manfaat terhadap sikap terhadap
0,079. Hasil dari kedua nilai ini memberikan informasi penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika
bahwa tidak terdapat pengaruh persepsi manfaat terhadap pengguna e-learning merasa bahwa pemanfaatan sistem
minat berperilaku, karena tidak memenuhi syarat CR di atas informasi tersebut meningkatkan efektivitas serta efisiensi
1,96 dan P di bawah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan dari penyelesaian urusan akademik seperti mendapatkan
bahwa hasil hipotesis 5 penelitian ini ditolak karena tidak materi kuliah, mengumpulkan tugas, berdiskusi mengenai
memenuhi syarat. Hasil kontribusi yang diberikan persepsi materi kuliah maupun informasi perkuliahan maka mereka
manfaat memberikan dampak peningkatan terhadap minat akan memiliki sikap menerima terhadap penggunaan e-
berperilaku sebesar 0,081 setiap satu satuannya. learning perkuliahan tersebut. Hal ini dikarenakan manfaat
yang didapatkan dalam penggunaan e-learning
H6 – Minat berperilaku (behavioral intention) mempengaruhi sikap mahasiswa dalam penggunaan sistem
memiliki pengaruh terhadap penggunaan nyata (actual informasi tersebut. Banyak mahasiswa UAJY yang merasa
usage) nyaman dan senang menggunakan situs kuliah karena
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui nilai CR memberikan manfaat sesuai dengan yang diinginkan, dan
pada tabel di atas adalah sebesar 2,695 dan nilai P sebesar menyediakan fitur-fitur yang dibutuhkan mahasiswa. Namun
0,007. Hasil dari kedua nilai ini memberikan informasi sebaliknya juga jika persepsi mahasiswa terhadap manfaat e-
bahwa terdapat pengaruh minat berperilaku terhadap learning tersebut cenderung negatif atau tidak memiliki
penggunaan nyata, karena memenuhi syarat CR di atas 1,96 manfaat, maka pengguna cenderung tidak suka atau bosan
dan P di bawah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan menggunakan sistem informasi tersebut karena sistem
bahwa hasil hipotesis 6 penelitian ini diterima dengan informasi tersebut tidak memberikan manfaat yang
pengaruh positif. Hasil kontribusi yang diberikan minat diinginkan oleh pengguna.
berperilaku memberikan dampak peningkatan terhadap Selanjutnya pada hipotesis ketiga (H3) terbukti bahwa
penggunaan nyata sebesar 0,094 setiap satu satuannya. persepsi kemudahan terdapat pengaruh terhadap sikap
penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan ketika pengguna
Tabel 6 menunjukkan rangkuman hasil pembuktian e-learning UAJY merasa bahwa pemanfaatan sistem
hipotesis. informasi tersebut akan meningkatkan efektivitas serta
efisiensi dari penyelesaian urusan akademik mereka seperti
TABEL VII
RANGKUMAN HASIL PEMBUKTIAN HIPOTESIS
misalnya mengumpulkan tugas, mencari materi kuliah,
maupun informasi perkuliahan maka mereka akan memiliki
Hubungan Variabel Keterangan sikap menerima terhadap penggunaan e-learning tersebut.
H1 - Perceived Ease of Use Diterima Ketika mahasiswa merasa bahwa pemanfaatan e-learning
berpengaruh terhadap Perceived membawa manfaat baginya maka mereka akan merasa
Usefulnes nyaman serta tidak menolak penggunaan e-learning tersebut.
H2 - Perceived Usefulnes berpengaruh Diterima Pada hipotesis keempat (H4) hasilnya diterima. Hal ini
terhadap Attitude Toward Using dikarenakan sikap dalam penggunaan sistem informasi
H3 - Perceived Ease of Use Diterima tersebut, baik positif maupun negatif, menentukan perilaku
berpengaruh terhadap Attitude Toward pengguna dalam waktu mendatang. Jika pengguna merasa
Using nyaman dan senang, maka pengguna cenderung akan terus
menggunakan sistem informasi tersebut untuk mengerjakan
hal-hal lainnya. Selain itu, pengguna akan terus memotivasi

94 JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Analisis Penerimaan e-Learning Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
(Studi Kasus: Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

pengguna lainnya untuk menggunakan sistem informasi learning tersebut. Mahasiswa akan cenderung memiliki
tersebut. Demikian juga jika sikap pengguna terhadap suatu intensi untuk terus memanfaatkan sistem jika e-learning
sistem informasi cenderung negatif, maka pengguna juga tersebut memenuhi kebutuhan mereka secara efisien. Sikap
tentu tidak akan menggunakan sistem informasi tersebut perilaku sendiri berpengaruh positif terhadap Niat
dalam waktu mendatang dan mencari alternatif lain untuk berperilaku. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan
menggantikan sistem informasi yang telah disediakan. bahwa niat berperilaku berpengaruh positif terhadap
Pada hipotesis kelima (H5) hasilnya ditolak. Yaitu penggunaan nyata. Pemanfaatan e-learning berbasis web
dimana persepsi manfaat mempengaruhi minat berperilaku. merupakan suatu keharusan bagi mahasiswa UAJY sehingga
Hal ini dikarenakan kurangnya minat dari pengguna atau hal tersebut mempengaruhi penggunaan nyata dari sistem
mahasiswa dalam menggunakan situs kuliah tersebut. Dalam tersebut yang ditunjukan dengan frekuensi pengaksesan web
hasil penelitian di atas sebagian besar mahasiswa merasakan situs kuliah UAJY.
manfaat yang nyata dalam penggunaan situs kuliah. Namun
tidak mempengaruhi mahasiswa tersebut akan terus berniat
menggunakan sistem informasi tersebut atau tidak. Minat DAFTAR PUSTAKA
pengguna terhadap sistem informasi lebih dipengaruhi oleh
sikapnya, yaitu pengguna merasakan nyaman dan senang [1] Muhson, A., "Peningkatan Minat Belajar dan
dalam penggunaannya, terlepas dari sistem informasi Pemahaman Mahasiswa melalui Penerapan Problem
tersebut bermanfaat baginya atau tidak. Meskipun Based Learning", JurnalKependidikan, vol. 39, no. 2,
mahasiswa memandang bahwa pemanfaatan sistem pp. 171-182, November, 2009.
informasi UAJY ini akan membantu mereka menyelesaikan
tugas dan kewajiban perkuliahan secara lebih efektif namun [2] Davis, F. D., “Perceived Usefullness, Perceived Ease of
hal tersebut hanya sebatas pemenuhan kebutuhan yang Use, and User Acceptance of Information Technology”,
bersifat sebagai mahasiswa aktif UAJY. Persepsi manfaat MIS Quarterly, vol. 13, no.3, 1989.
tersebut tidak berpengaruh terhadap niat mahasiswa untuk
[3] Venkatesh, V. and Davis, F.D. “A Theoretical
meningkatkan performa e-learning maupun tendensi untuk Extension of the Technology Acceptance Model: Four
tetap menggunakannya. Longitudinal Field Studies,” Management
Hipotesis terakhir (H6), minat berperilaku memiliki
Science, vol.46, no.2, pp. 186-204, 2000.
pengaruh positif terhadap penggunaan nyata, diterima. Hal
ini disebabkan perilaku pengguna sangat mempengaruhi [4] Venkatesh, V., et al. ,“User acceptance of information
penggunaan nyata yang dapat dilihat dari frekuensi technology: Toward a unified view”, MIS Quarterly,
penggunaan suatu sistem informasi. Dari hasil penelitian vol. 27, no.3, pp 425-478, 2003.
tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila pengguna atau
[5] Davis, F. D. ,“A Technology Acceptance Model For
mahasiswa cenderung memiliki keinginan untuk terus
Empirically Testing New End-User Information
menggunakan sistem informasi dan terus menggunakannya
Systems: Theory And Results”, Doctoral dissertation,
dalam berbagai pekerjaan, maka frekuensi penggunaan akan
Sloan School of Management, Massachusetts Institute
cenderung meningkat dalam waktu mendatang. Sebaliknya
of Technology, 1986.
apabila pengguna yang memiliki minat yang kurang terhadap
sistem informasi tersebut akan cenderung memiliki frekuensi [6] Ajzen, I. and M. Fishbein,Understanding Attitudes and
penggunaan yang lebih sedikit atau jarang menggunakan Predicting Social Behavior, New Jersey: Prentice-Hall,
sistem informasi tersebut. 1980.
[7] Davis, F.D., Bagozzi, R.P., and Warshaw, P.R. “User
Acceptance of Computer Technology: A Comparison
V. KESIMPULAN
of Two Theoretical Models”, Management
Dari keenam hipotesis yang diajukan, lima hipotesis Science, vol.35, no.8, 1989.
dinyatakan diterima (H1, H2, H3, H4, H6) dan satu hipotesis
(H5) dinyatakan ditolak. Meskipun pengguna telah [8] Akour, A. I. and Dwairi, M. A.,“Testing Technology
memahami dan merasakan manfaat dari e-learning namun Acceptance Model in Developing Countries: The Case
hal itu tidak mempengaruhi minat untuk menggunakan of Jordan”, International Journal of Business and
sistem. Hal ini dapat terjadi karena meskipun seorang Social Science, vol. 2, no. 14, pp. 278 – 284,2011.
pengguna merasa bahwa penggunaan e-learning ini akan [9] Tselios, N., et al., “Assessing the Acceptance of a
membantunya dalam menyelesaikan urusan akademik, Blended Learning University Course”, Educational
namun karena pemanfaatan e-learning tersebut bersifat Technology & Society, vol. 14, no. 2, pp. 224-235,
mandatori menyebabkan mereka tidak memiliki minat untuk 2011.
tetap menggunakannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemudahan [10] Al-Adwan, et al., “Exploring Students Acceptance of e-
penggunaan berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat, Learning using Technology Acceptance Model in
dan sikap penggunaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Jordanian Universities”, International Journal of
apabila pengguna e-learning merasa bahwa sistem tersebut Education and Development using Information and
mudah digunakan maka akan memberikan manfaat bagi Communication Technology,vol 9, no. 2, pp. 4-18,
mahasiswa dan mempengaruhi penerimaan terhadap e- 2013.

JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


95
ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Flourensia Sapty Rahayu, Djoko Budiyanto, David Palyama

[11] Aziz, A.L., et al.,“Pengaruh Kemudahan Penggunaan


Terhadap Kemanfaatan Pada Sikap Pengguna E-
Learning”, Jurnal Administrasi Bisnis, vol. 6, no. 2,
2013.
[12] Shah, Ghias Ud Din., et al.,“Implementation of
Technology Acceptance Model in e-Learning
Environment in Rural and Urban Areas of Pakistan”,
World Applied Science Journal, vol. 27, no.11, pp. 1495
– 1507, 2013.
[13] Buche, M. W., et al., “Does Technology Acceptance
Affect E-Learning in a Non-Technology Intensive
Course?”, Journal of Information Systems Education,
vol.23, no.1, pp. 41 – 50, 2012.
[14] Udzlmd, D., et al., “Acceptance in the Deployment of
Blended Learning as Learning Resource in Information
Technology and Computer Science Program,
Brawijaya University”, in Asia-Pacific Conference on
Computer Aided System Engineering (APCASE), 2014,
pp. 131–135.
[15] Fauzi, Muchammad, Metode Penelitian Kuantitatif,
Semarang : Walisongo, 2009.
[16] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung:Alfabeta,
2015.
[17] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.
[18] Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.
[19] Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivriate dengan
Progam SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2011.
[20] Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivarite dengan
SPSS, cetakan keempat, Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2006.
[21] Hair, et al, Multivariate Data Analysis, 5 th ed., The
Prentice Hall, 2006.
[22] Supangat, Andi, Statistika dalam Kajian Deskriftif,
Inferensi dan Nonparametrik, edisi pertama, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007.
[23] Ghozali, I and Fuad, Structural Equation Modeling:
Teori, Konsep, dan Aplikasi, Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2005.

Lampiran. Pertanyaan Kuesioner

96 JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Analisis Penerimaan e-Learning Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
(Studi Kasus: Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


97
ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20
Flourensia Sapty Rahayu, Djoko Budiyanto, David Palyama

98 JUTEI Edisi Volume.1 No.2 Oktober 2017


ISSN 2579-3675, e-ISSN 2579-5538
DOI 10.21460/jutei.2017.12.20

You might also like