Full Text

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 99

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI TERHADAP

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI MTs. MUHAMMADIYAH


MARADEKAYA KAB. TAKALAR

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana pendidikan islam (S.Pd.I) pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

BAKRI
105 1901456 11

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1436 H/ 2015 M
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran penulis atau peneliti yang bertandatangan

dibawah ini benar-benar adalah hasil karya penulisan atau penelitian

sendiri, Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, plagiat,

dibuat atau dibantu secara langsung oleh orang lain secara keseluruhan,

maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 03 November 2015

Penulis

BAKRI
NIM: 105190145611

iii
PRAKATA

Alhamdulilah segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala

karunianya sehingga skripsi ini dapat di susun sesuai dengan waktu yang

telah di rencanakan. Salam dan salawat semoga tetap tercurah kepada

junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW, para keluarganya, dan para

sahabat serta orang orang yang tetap istiqomah dijalan Nya.

Skripsi yang wujudnya sederhana ini diajukan memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam Fakultas

Agama Islam universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,

olehnya itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan. Akhirnya penulis mungucapkan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan skripsi ini kepada :

1. Kedua orang tua penulis yaitu ayahanda Amir dan Ibunda Hamidah
yang telah membimbing dan memberikan dukungan baik moril
maupun materil sejak kecil sampai sekarang sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa mengasihi dan
melindungi mereka sebagaimana mereka mengasihi penulis sejak
masih dalam kandungan hingga sekarang ini.
2. Bapak DR. Irwan Akib, M.Pd, sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah menyediakan fasilitas kampus
yang memadai seperti: ruang kuliah, perpustakaan, laboratorium,

vi
ruang mikro teaching dan sebagainya, meskipun masih
membutuhkan perbaikan untuk pengembangan pendidikan.
3. Bapak Drs H. Mawardi pewangi, M.Pd.I, sebagai Dekan Fakultas
Agama Islam berserta seluruh staf yang telah mengembangkan
Fakultas dan memberikan bantuan dalam pengembangan
kemampuan dan keterampilan kepemimpinan kepada penulis.
4. Ibu Amirah Mawardi S.Ag., M.Si sebagai Ketua Jurusan dan ibu Dra.
Hj Maryam,M.Th.I sebagai sekretaris jurusan Pendidikan Agama
Islam yang senantiasa membantu penulis dalam persoalan Akademik.
5. Ibu Amirah Mawardi S. Ag.,M.Si dan Dr. Baharuddin, M.Pd selaku
pembimbing yang senantiasa sabar dalam mendampingi dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu para dosen yang telah melakukan tranformasi ilmu dan nilai
kepada penulis yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal
jariahnya selalu mengalir.
7. Teman-teman pengurus lembaga Pikom IMM FAI, BEM FAI, HMJ PAI,
HMJ Ekonomi dan HMJ Bahasa Arab yang sangat kreatif dalam
pengembangan individu dan kolektif.
8. Kepada seluruh teman-teman di jurusan Pendidikan Agama Islam dan
terkhusus temen-teman kelas angkatan 2011 yang senantiasa
menemani dan menghibur penulis dengan canda dan tawa serta
memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Dan yang terakhir ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada teman-teman mahasiswa yang namanya tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu tetapi telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.

Mengucapkan.“ Jazaqumullah Khairan Katsir’a”.

Harapan yang sangat besar semoga Skripsi ini dapat bermanfaat


bagi semua pihak terutama bagi diri penulis. Semoga semua pihak yang

vii
telah membantu mendapat pahala yang sesuai dengan amal ibadahnya.
Amin. Karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mempersembahkan skripsi ini kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca
utamanya rekan-rekan calon guru.
Makassar, 20 Muharram 1436 H
03 November 2015 M
Penulis

Bakri
NIM: 105190145611

viii
ABSTRAK

BAKRI 105190145611 Pengaruh Kompetensi Sosial Guru PAI


Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran di MTs. Muhammadiyah
Maradekay Kab. Takalar. (Dibimbing oleh Amirah Mawardi dan Baharuddin)
Jenis penelitian ini bersipat kuantitatif dengan metode analisis
deskritif yang bertujuan memberikan gambaran tentang Pengaruh
Kompetensi Sosial Guru PAI Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran di
Mts. Muhammadiyah Maradekaya. Lokasi dan Obyek Penelitian Mts.
Muhammadiyah Maradekaya terletak di Kel. Patte’ne Kec Polongbangkeng
Selatan Kab. Takalar yang menjadi objek penelitian penulis, Dari judul
penelitian ini yang penulis teliti terdapat dua variabel yaitu:1.bebas
independent variable) adalah kompetensi sosial guru PAI 2. Peningkatan
Mutu Pembelajaran di Mts. Muhammadiyah Maradekaya Sebagai variable
terikat (dependent variable). Populasi penilitian adalah guru mata pelajaran
Aqidah Akhlak dan sampel siswa sebanyak 23 orang,instrumen yang
digunakan pada penilitian ini pedoman wawancara, teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu observasi,wawancara dan dokumentasi.teknik
analisis yang dipergunakan dalam memecahkan masalah pokok adalah
teknik analisis deskriptif kuantitatif
Berdasarkan hasil penilitian menunjukkan bahwa Tingkat
kemampuan sosial guru PAI di MTs. Muhammadiyah Maradekaya
responden memberikan kategori jawaban “sangat tinggi” mendapat
tanggapan sebesar 12 orang atau 52,17%. Sedangkan, peningkatan mutu
pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar
menunjukkan bahwa tanggapan pada kategori jawaban “sangat tinggi”
mendapat tanggapan sebesar 15 orang atau 65,22%. Kemudian pengaruh
Kompetensi Sosial Guru PAI Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran
dalam melaksanakan perannya termasuk dalam kategori jawaban “sangat
berpengaruh” sebesar 12 orang atau 52,17%.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............................................. . iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................. iv

BERITA ACARA MUNAQASYAH ..................................................... v

PRAKATA ........................................................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

B. Rumusan Masalah........................................................ 5

C. Hipotesis ....................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian .......................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ........................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kompetensi ............................................... 8

B. Macam- macam Kompetensi Guru ............................... 12

1. Kompetensi Pedagogik ........................................... 12

2. Kompetensi Kepribadian ......................................... 14

3. Kompetensi Profesional ......................................... 15

x
4. Kompetensi Sosial .................................................. 17

C. Kompetensi Sosial Guru PAI ........................................ 18

1. Pengertian Guru PAI ............................................... 20

2. Kompetensi Sosial Guru PAI ................................... 22

D. Konsep Peningkatan Mutu Pembelajaran .................... 26

1. Pengertian Mutu Pembelajaran ............................... 26

2. Faktor-faktor Dominan dalam Peningkatan Mutu

Pembelajaran .......................................................... 31

3. Unsur-unsur yang terlibat dalam Peningkatan Mutu

Pembelajaran .......................................................... 32

4. Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah 33

E. Pengaruh Kompetensi sosial Guru PAI Terhadap

peningkatan Mutu Pembelajaran ................................... 34

F. Ayat dan Hadits Menyangkut Kompetensi sosial .......... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................ 40

B. Lokasi dan Objek Penelitian ......................................... 40

C. Variabel Penelitian........................................................ 40

D. Definisi Operasional Variabel ....................................... 41

E. Populasi dan Sampel.................................................... 42

F. Instrumen Penelitian ..................................................... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 48

xi
H. Teknik Analisis Data ..................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Obyektif MTS. Muhammadiyah Maradekaya Kab.

Takalar ......................................................................... 51

B. Tingkat Kompetensi Sosial Guru PAI di MTs.

Muhammadiyah Maradekaya ....................................... 59

C. Peningkatan Mutu Pembelajaran di MTs. Muhammadiyah

Maradekaya .................................................................. 63

D. Pengaruh Kompetensi sosial Guru PAI Terhadap

Peningkatan Mutu Pembelajaran di Mts. Muhammadiyah

Maradekaya .................................................................. 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 68

B. Saran ............................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel I Keadaan Populasi ............................................................................. 45

Tabel II Sampel Penelitian ............................................................................. 46

Tabel III Keadaan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan MTs.

Muhammadiyah Maradekaya ........................................................... 57

Tabel IV Keadaan Siswa MTs. Muhammadiyah Maradekaya ........................ 59

Tabel V Keadaan Sarana Dan Prasarana MTs. Muhammadiyah Maradekaya 60

Tabel VI Daftar Tanggapan Siswa MTs. Muhammadiyah Maradekaya Guru

PAI Mampu Mengkomunikasikan Materi Pelajaran Menggunakan

Gaya Bahasa yang Mudah Dipahami Siswa……………………….. .. 62

Tabel VII Daftar Guru PAI memiliki kemampuan menegur siswa yang tidak fokus

saat pelajaran berlangsung dan menasehati siswa dengan baik ... 63

Tabel VIII Daftar Tingkat Kemampuan Sosial Guru PAI di MTs. Muhammadiyah

Maradekaya .................................................................................. 64

Tabel IX Daftar Guru PAI Mampu Menguasai Materi Pelajaran dan Terarah dalam

Menjelaskan Sehingga Siswa Termotivasi Mengikuti Pelajaran ....... 65

Tabel X Daftar Guru PAI Selalu Mengajarkan Tentang Aturan-aturan dalam

Kehidupan Sehari-hari di Sekolah untuk Membiasakan Kedisiplinan... 66

Tabel XI Daftar Peningkatan Mutu Pembelajaran di MTs. Muhammadiyah

Maradekaya ...................................................................................... 66

Tabel XII Daftar Kompetensi Sosial Guru PAI Berpengaruh Terhadap Peningkatan

Mutu Pembelajaran ........................................................................... 68

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan

yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan

bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Manusia yang

berkualitas dapat ditunjukkan melalui kemampuannya dalam memperoleh

ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan yang diperolehnya inilah

manusia diperhitungkan untuk mampu memberikan manfaat kepada

orang lain sebagai pengembangan dan penanaman ilmu pengetahuan.

Kemudian dalam rangka penanaman inilah manusia berperan sebagai

guru yang mendidik, membimbing, mengarahkan, mengawasi,

memfasilitasi dan sebagainya.

Kemampuan guru dalam mendidik tidak hanya mampu untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya, namun juga

mampu menerapkan dan menyampaikan bagaimana ia mengajarkan

ilmunya tersebut sehingga dapat dipraktekkan oleh penimbah ilmu.

Kompetensi bagi guru untuk tujuan pendidikan secara umum berkaitan

dengan empat aspek yang juga dikemukakan dalam UU No. 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10, yaitu kompetensi: 1. Pedagogik,

2. Profesional, 3. Kepribadian, dan 4. Sosial.

1
2

Kompetensi sosial merupakan salah satu kompetensi yang harus

dimiliki oleh guru. Dalam hal ini guru memiliki posisi yang

strategis dalam pembelajaran dimana bersentuhan langsung dengan

siswa. Guru merupakan komponen yang utama dalam meningkatkan

mutu pembelajaran. Guru mempunyai tanggung jawab yang utama,

karena langsung berinteraksi dengan peserta didik dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar. Tugas guru adalah mentransfer ilmu

pengetahuan dan ketrampilan, juga mengantarkan anak didiknya menjadi

manusia yang mandiri, cerdas dan berilmu pengetahuan yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah SWT, sesuai dengan bakat dan

kemampuannya.

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang

perlu di- contoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupanya sehari-

hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam

rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Kemampuan

sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama,

bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.

Mengingat tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik pada

hakikatnya merupakan pelimpahan tanggung jawab dari orang tua.

Tanggung jawab dan amanah pendidikan sesungguhnya diamanahkan

Allah swt kepada setiap orang tua. Firman Allah swt dalam Q.S. An Nisaa

4/58 sebagai berikut:


3

                

           

Terjemahnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan


amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha Melihat.
Dalam menentukan keberhasilan peserta didik, seorang pendidik

dituntut untuk memenuhi standar kompetensi agar dapat mencapai tujuan

pendidikan secara optimal, efektif, dan efisien. Dalam UU Republik

Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan pasal 28 (1) dijelaskan bahwa:

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai


agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Peraturan Menteri Agama No.16/2010 Tentang Pengelolaan

Pendidikan agama Pada Sekolah Pasal 16 kompetensi sosial guru

pendidikan agama yaitu sebagai berikut:

Kompetensi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:


a.Sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
b.Sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas.
c.Sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan
warga masyarakat.

Kompetensi sosial guru PAI di MTs. Muhammadiyah maradekaya

kab. Takalar yaitu selalu menjalin hubungan baik dengan kepala sekolah,
4

guru-guru, peserta didik dan masyarakat. Guru harus mengetahui

keadaan peserta didiknya, seperti mengetahui nama-nama peserta didik,

karakter, intelektual motivasi untuk belajar, pergaulan dan keadaan

keluarga peserta didik. Semua itu dilakukan sebagai modal guru dalam

mengawasi peserta didik baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Maradekaya mengalami

kemajuan yang pasang surut. Madrasah ini mengalami kejayaan terjadi

pada periode awal berdirinya sampai pada beberapa tahun sesudahnya.

Akibat dari perkembangan pendidikan disekitar Madrasah yang ditunjang

oleh sarana dan prasarana yang lengkap berdampak pada menurunnya

jumlah siswa. Keadaan ini berlangsung sampai pada tahun 2007.

Namun hal yang menggembirakan pada tahun 2008 sampai

sekarang terjadi peningkatan jumlah siswa baru. Jika penenrimaan siswa

baru yang akan datang masih seperti ini, maka dipandang perlu untuk

menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai.

Guru PAI di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar

memilki kompetensi termasuk kompetensi sosial dalam meningkatkan

mutu pembelajaran siswa. Karena seorang guru yang memiliki

kompetensi sosial harus mampu meningkatkan minat belajar siswa

sehingga terjadi peningkatan mutu pembelajaran siswa. Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh

kompetensi sosial guru PAI terhadap mutu pembelajaran di MTs.

Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, bahwa dalam usaha meningkatkan proses pembelajaran, itu

tidak terlepas dari kompetensi pendidik. Salah satu kompetensi tersebut

adalah kompetensi sosial yang baik sebagai figur paling menentukan

keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu,

penelitian akan difokuskan pada permasalahan tentang “Pengaruh

Kompetensi Sosial Guru PAI Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran di

MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar”.

Adapun yang menjadi pokok permasalahan yang diamati penulis

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kompetensi sosial guru PAI di MTs.

Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar?

2. Bagaimana peningkatan mutu pembelajaran di MTs.

Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar?

3. Adakah pengaruh kompetensi sosial guru PAI terhadap

peningkatan Mutu pembelajaran di MTs. Muhammadiyah

Maradekaya Kab. Takalar?

C. Hipotesis

Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah:

Ada pengaruh positif antara kompetensi sosial guru PAI (variabel x)

terhadap peningkatan mutu pembelajaran (variabel y) di MTs.

Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar.


6

D. Tujuan Penelitian

Mengarahkan pelaksanaan penelitian ini dan untuk menjawab

permasalahan yang dikemukakan pada pembahasan sebelumnya dalam

latar belakang masalah, maka dari itu perlu dikemukakan tujuan dari

penelitian ini, yang diantaranya:

1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi sosial guru di MTs.

Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar.

2. Untuk mengetahui peningkatkan mutu pembelajaran di MTs.

Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi sosial guru

terhadap peningkatan mutu pembelajaran di MTs. Muhammadiyah

Maradekaya Kab. Takalar.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

kompetensi sosial guru PAI, baik guru atau tenaga pendidik yang ada di ,

maupun tenaga pendidik lainya di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab.

Takalar dalam menghadapi peserta didiknya dapat meningkatkan proses

pembelajaran Agama Islam guna memicu motivasi belajar siswa dengan

kompetensi sosial yang mantap dan berwibawa sebagai tenaga pendidik

dan pengajar.
7

2. Manfaat Praktis

Bahwa dengan tulisan ini diharapkan menjadi tambahan

pengetahuan dan bahan pertimbangan bagi kalangan pendidik,

khususnya guru-guru di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar

mengenai kompetensi sosial guru PAI dalam meningkatkan mutu

pembelajaran siswanya.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Kompetensi

merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan

sesuai dengan kondisi yang diharapkan . kompetensi berasal dari Bahasa

inggris competence yang sama dengan being competent dan competent

sama dengan having ability, power, authority, skill, knowledge, attitude,

etc.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan WJS

Purwadarminto (1999:405), pengertian kompetensi.

“Kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau


memutuskan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi adalah
kemampuan atau kecakapan.”
Menurut Akmad Sudrajat (2007),
“Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang
seyogyanya dapat dilakukan seorang guru dalam melaksanakan
pekerjaanya, baik yang berupa kegiatan dalam berperilaku maupun
hasil yang ditujukan”

Kompetensi itu pada dasarnya menunjukkan kepada kecakapan

atau kemampuan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Kompetensi

merupakan gambaran hakekat kualitatif dan perilaku guru yang tampak

sangat berarti. Kompetensi menjadi tuntutan mutlak pada tugas dan

tanggung jawab yang menjadi pemilikan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Dengan menyimak

8
9

makna kompetensi maka dapat dimaklumi jika kompetensi itu dipandang

sebagai pilarnya atau teras kinerja dari suatu profesi.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

menegaskan bahwa guru dan dosen wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi

kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat

bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Undang-Undang ini dianggap bisa menjadi payung hukum untuk

guru dan dosen tanpa adanya perlakuan yang berbeda antara guru negeri

dan swasta. Pembahasan terkait prinsip profesionalitas bahwasanya

profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

 Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme,

 Memiliki komitmen, kualifikasi akademik, kompetensi, tanggung

jawab,

 Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja,

 Memiliki jaminan perlindungan hukum,

 Memiliki organisasi profesi yang berkaitan dengan tugas

keprofesionalan guru.

Masalah guru dan dosen dibahas dengan cakupan hampir sama meliputi

kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi; hak dan kewajiban; wajib kerja dan

ikatan dinas; pengangkatan, penempatan, dan pemberhentian; pembinaan


10

dan pengembangan; penghargaan; pelindungan; cuti; dan organisasi

profesi dan kode etik. Adapun Kompetensi yang harus dimiliki mencakup:

1. Pedagogik: Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

2. Kepribadian: Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia.

3. Profesional: Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas

dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi.

4. Sosial: Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar.

Kemendiknas Nomor045/U/2002 menyebutkan bahwa kompetensi

“sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.” Jadi,

kompetensi guru dapat dipahami sebagai tindakan kebulatan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan


11

penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan agenperubahan.

Menurut Suryasubroto (1997) mengemukakan bahwa:

Kompetensi guru merupakan kesanggupan atau kecakapan para


pendidik dalam menciptakan suasana komunikatif yang edukatif,
antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan
perencanaan sampai datang tahap evaluasi dan tindak lanjut agar
tercapainya tujuan pengajaran.
Kompetensi merupakan prilaku yang rasional untuk mencapai

tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Sedangkan kompetensi guru (teacher competency) merupakan

kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban secara

bertanggung jawab dan layak.

Ada sepuluh kompetensi dasar guru yang telah dikembangkan

melalui kurikulum LPTK. Kesepuluh kompete

Kompetensi ini bukan nsi itu kemudian dijabarkan melalui berbagai

pengalaman belajar, yaitu:

1). Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan.

2). Kemampuan mengelola program belajar-mengajar.

3). Kemampuan mengelola kelas.

4). Kemampuan menggunakan media/sumber belajar.

5). Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan.

6). Kemampuan mengelola interaksi belajar-mengajar.

7). Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran.


12

8). Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan

dan penyuluhan.

9). Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi

sekolah.

10). Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-

hasil penelitian guna keperluan pengajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa kompetensi merupakan seperangkat penguasaan kemampuan,

ketrampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

guru yang bersumber dari pendidikan, pelatihan, dan pengalamannya

sehingga dapat menjalankan tugas mengajarnya secara professional.

B. Macam-macam Kompetensi Guru

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogic adalah kemampuan guru yang berkaitan

dengan pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanakan

pembelajaran evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Secara rinci, setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator

esensial sebagai berikut.

a. Subkompetensi memahami peserta didik secara mendalam,

memiliki indikatoe esensial: memahami peserta didik dengan

memanfaatkan prisip-prinsip perkembangan kognitif; memahami


13

peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian;

mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan

pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini

memilki indikator esensial: memahami landasan kependidikan;

menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan

srategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik;

kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar; menyusun

rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

c. Subkompetensi melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi

ini memilki indicator esensial: menata latar (setting)

pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

Pembelajaran harus dikondisikan dengan sebaik mungkin,

mengingat bahwa tujuan yang harus dicapai adalah

penguasaan akan seluruh standar kompetensi yakni 85% harus

terpenuhi. Penguasaan 85% dari standar kompetensi

merupakan ketentuan dari pembelajaran tuntas (mastery

learning).

d. Subkompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran memilki indikator esensial: merancang dan

melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan dengan berbagai metode;

menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk


14

menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning);

memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan

kualitas program pembelajaran secara umum.

e. Subkompetensi mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensinya, memilki indikator

esensial: memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

berbagai potensi non akademik.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah serangkaian dari kompetensi

yang berkaitan dengan pribadi guru itu sendiri. Pada kompetensi

kepribadian, guru harus mampu mengarahkan dirinya menjadi

pribadi yang mantap dan patut diteladani

Kompetensi kepribadian ini, hal yang haris dimiliki guru

minimal atau sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang

mantap dan stabil; dewasa, arif, dan berwibawa; menjadi teladan

bagi peserta didik dan masyarakat, berakhlak mulia (beriman,

bertakwa, jujur dan ikhlas) dan bijaksana; demokratis; sportif;

secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri; mengembangkan diri

secara mandiri dan berkelanjutan.

Secara rinci, subkompetensi-subkompetensi tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut

a. Subkompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memilki

indikator yang esensial: bertindak sesuai norma hukum;


15

bertindak sesuai norma sosial; bangga sebagai guru; memiliki

konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

b. Subkompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator

esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagi

guru dan memiliki etos kerja sebagai guru.

c. Subkompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator

esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada

pemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta

menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.

d. Subkompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki indikator

esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap

peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

e. Subkompetensi akhlak mulia dan dapat menjadi teladan

memiliki indicator esensial: bertindak sesuai dengan norma

religius (iman, takwa, jujur, ikhlas, dan suka menolong) dan

memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

f. Subkompetensi evaluasi dan pengembangan diri memiliki

indikator esensial: memiliki kemampuan untuk berinstokpeksi

dan mampu mengembangkan potensi diri secara optimal.

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi professional adalah serangkaian kemampuan guru

dalam menguasai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan

budaya. Kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi:penguasaan


16

materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai denga nisi standar

program satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata

pelajaran yang diampu; konsep dan metode disiplin keilmuan atau

penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya; teknologi

satu jenis yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau

koheren dengan program satuan pendidikan; mata pelajaran atau

kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Kompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut.

a. Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait

dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami

materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami

struktur, konsep dan metode keilmuan menaungi atau koheren

dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata

pelajaran terkait; menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan

memiliki indikator esensial: menguasai langkah-langkah

penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan

atau materi bidang studi secar profesional dalam konteks

global.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi

dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan bawahan atau atasan,
17

rekan kerja, orangtua, dan masyarakat sekitar yang sekurang-kurangnya

meliputi kompetensi untuk: berkomunikasi baik lisan, tulis, dan isyarat

secara santun; mampu menggunakan teknologi komunikasi dan informasi

secara fungsional; bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame

pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orangtua

atau awali peserta didik; bergaul secara santun dengan masyarakat

sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku dan

menerapkan system prinsip persaudaraan sejati dan semangat

kebersamaan.

Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial

sebagi berikut.

a. Guru mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:

berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

b. Guru mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

sesame pendidik dan tenaga kependidikan. Sebagai tenaga

pendidik guru tidak hanya harus pandai berkomunikasi saja,

tetapi guru juga harus lincah dalam bergaul dengan para

sesame kolega.

c. Guru mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

orangtua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Kepandaian guru berkomunikasi dengan para orangtua atau

wali peserta didik menjadi hal yang wajar. Komunikasi guru


18

dengan mereka bias digunakan guru untuk membicarakn

mengenai perkembangan peserta didik dikelas. Ditempat

terpisah, orangtua juga harus tahu dan mau mendengar segala

betuk laporan dari guru terkait prestasi dan kenakalan anak-

anak mereka ketika disekolah. Segala informasi berkaitan

dengan peserta didik harus dilaporkan dan disampaikan oleh

guru kepada para orangtua.

Kepandaian guru dalam berkomunikasi tidak hanya ditujukan

dengan para orangtua dan wali saja, tetapi kemahiran guru dalam

berkomunikasi dengan masyarakat juga perlu dilaksanakan. Masyarakat

merupakan bagian dari sekolah sehingga harus diikutsertakan

partisipasinya.

C. Kompetensi Sosial Guru PAI

Sebelum kita masuk lebih dalam lagi mengenai apa makna dari

kompetensi sosial ada baiknya kita pahami terlebih dahulu makna

kompetensi sosial dari segi susunan katanya, kompetensi sosial tersusun

dari 2 kata yaitu kompetensi dan sosial, kompetensi dapat diartikan

sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar

yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dari seorang

tenaga profesional. Kompetensi dapat juga dipahami sebagai spesifikasi

dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta

penerapanya dalam pekerjaan, sesuai dengan setandar kerja yang

dibutuhkan oleh masyarakat atau dunia kerja.


19

Sedangkan, kata sosial berasal dari kata socio yang artinya

menjadikan teman dan secara terminologis sosial dapat dimengerti

sebagai sesuatu yang dihubungkan, diakitkan dengan teman, atau

masyarakat.

Kompetensi sosial sendiri dapat dimengerti sebagai kemampuan


guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan dalam RPP tentang guru,
bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian
dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.


2. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial ini terdapat sub kompetensi, diantaranya adalah:

seorang guru harus mampu bergaul secara efektif dengan peserta didik,

mampu begaul secara efektif dengan pendidik dan tenaga kependidikan

yang lain, dan yang terakhir adalah mampu berkomunikasi secara efektif

dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitanya. Menurut

Adam (dalam Martani & Adiyanti, 1991) kompetensi sosial mempunyai

hubungan yang erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas interaksi

antar pribadi.

Kompetensi sosial jelaslah seorang guru dituntut untuk dapat

berkomunikasi dengan baik tidak hanya sebatas pada peserta didik yang
20

menjadi bagian dari proses pembelajaran didalam kelas dan sesama

pendidik yang merupakan teman sejawat dalam dunia pendidikan namun

juga seorang guru harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan tenaga

kependidikan, orang tua dan masyarakat sekitar yang juga bagian dari

lembaga pendidikan yang seharusnya saling bekerja sama untuk dapat

menciptakan suasana kondusif dalam proses belajar dan mengajar, serta

dapat terjalinya kantinuitas antara apa yang diajarkan dalam kelas dapat

diterapkan dan dipelajari kembali dalam lingkup keluarga dan masyarakat

demi tercapainya tujuan pendidikan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kompetensi Sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk: berkomunikasi lisan dan tulisan, menggunakan

teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua/wali peserta didik, dan bergaul secara santun dengan

masyarakat sekitar.

1. Pengertian Guru PAI

Memudahkan suatu konsep yang dapat dijadikan suatu pengertian

guru, maka perlu ditinjau dari beberapa pendapat para ahli pendidikan.

Meskipun mereka berbeda pendapat, tetapi mempunyai maksud yang

sama.

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Dalam masyarakat

Jawa, guru dilacak melalui akronim gu dan ru. “Gu” diartikan dapat
21

digugu (dianut) dan “ru” bisa diartikan ditiru (dijadikan teladan). Hal

senada juga diungkapkan oleh al-Ghazali sebagaimana dikutip

oleh Zainuddin dkk. Bahwa guru adalah “pendidik dalam artian umum

yang bertugas serta bertanggung jawab atas pendidikan dan pengajaran”.

Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa guru adalah semua orang yang berusaha mempengaruhi,

membiasakan, melatih, mengajar serta memberi suri tauladan dalam

membentuk pribadi anak didik dalam bidang ibadah, jasmani,

rohani, intelektual dan ketrampilan yang akan dipertanggungjawabkan

pada orang tua murid, masyarakat serta kepada Allah.

Sedangkan pengertian guru Pendidikan Agama Islam dalam Kapita

Selekta Pendidikan Agama Islam adalah yang menggunakan rujukan hasil

Konferensi Internasional tentang pengertian guru Pendidikan Agama

Islam adalah sebagai murabbi, muallim dan muaddib.Pengertian murabbi

adalah guru agama harus orang yang memiliki sifat rabbani, yaitu

bijaksana, terpelajar dalam bidang pengetahuan tentang rabb.Pengertian

muallim adalah seorang guru agama harus alimun (ilmuwan), yakni

menguasai ilmu teoritik, memiliki kreativitas, komitmen yang sangat tinggi

dalam mengembangkan ilmu serta sikap hidup yang selalu menjunjung

tinggi nilai di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengertian ta’dib

adalah itegrasi antara ilmu dan amal.


22

Pengertian guru PAI adalah guru yang mengajar bidang studi PAI

yang mempunyai kemampuan sebagai pendidik serta bertanggung jawab

terhadap peserta didik.

2. Kompetensi Sosial Guru PAI

Guru yang efektif khususnya guru PAI (Pendidikan agama Islam)

adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai

tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan

interaksi dalam proses komunikasi.

Menurut undang-undang guru dan dosen dijelaskan bahwa:


Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Kompetensi sosial yang dimiliki dan diharapkan guru PAI mampu

untuk mengatasi masalah yang dialami siswa yaitu kurangnya

pembentukan karakter yang baik bagi siswa, dengan melihat idikator-

indikator kompetensi sosial guru, yaitu:

a. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya

suri tauladan bagi anak didiknya.

b. Di dalam melaksanakan tugas harus dijiwai dengan kasih

sayang, adil serta menumbuhkannya dengan penuh tanggung

jawab.

c. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri setiap murid.

d. Guru seyogyanya tidak memberi pelajaran tambahan kepada

muridnya sendiri dengan memungut bayaran


23

Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang diperlukan oleh

seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain.Dalam

kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan

melaksanakan tanggung jawab sosial. Merujuk pada asian institute for

teacher educatioan, dijelaskan bahwa kompetensi sosial guru adalah

salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk

mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di

masa yang akan datang.

Menjelaskan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki

kompetensi meliputi:

1. Aspek normative kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik

tidak cukup digantungkan kepada bakat kecerdasan, dan

kecakapan saja, tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini

bertautan dengan norma yang dijadikan landasan dalam

melaksanakan tugas.

2. Pertimbangan sebelum menjadi guru

3. Mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan

mayarakat dan kemajuan pendidikan.

Peraturan Menteri Agama No.16/2010 Tentang Pengelolaan

Pendidikan agama Pada Sekolah Pasal 16 “kompetensi sosial guru

pendidikan agama yaitu sebagai berikut:

Kompetensi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:


a.Sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
b.Sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas.
c.Sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan
24

warga masyarakat.

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai

makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk

sosial guru berprilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi

dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati

terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan

tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat

sekolah dan dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak

berkepentingan dengan sekolah. Menurut Arikunto mengemukakan

kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi

sosial yang baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah,

pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru PAI tercermin

melalui indikator:

1. Interaksi guru dengan siswa

2. Interaksi guru dengan kepala sekolah

3. Interaksi guru dengan rekan kerja

4. Interaksi guru dengan orang tua siswa

5. Interaksi guru dengan masyarakat

Tujuan pendidikan dapat tercapai jika semua personil di dalam

sekolah bekerjasama, saling mendukung tugas dan menjalankan


25

peranannya masing-masing. Seperti kerjasama antara kepala sekolah,

tenaga administrasi dan guru maupun kerjasama antara guru dan siswa,

terjalin dengan baik dan kompak. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al

Maa’idah/5:2 sebagai berikut:

                

 

Terjemahnya: “….. dan tolong-menolonglah kamu dalam


(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Selain itu, ada juga indikator yang diungkapkan oleh Mappanganro

mengenai kompetensi sosial seorang guru, yaitu:


1. Berkomunikasi lisan, tulisan, dan isyarat
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali
peserta didik, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
dengan mengindahkan norma serta sisitem nilai yang berlaku.
4. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan.

Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai

anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi kemampuan

untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk

meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan untuk mengenal dan

memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan, dan

kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun

secara kelompok.
26

Masalah kompetensi guru PAI merupakan hal urgen yang harus

dimiliki oleh setiap guru khususnya guru PAI dalam jenjang pendidikan

apapun. Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi

yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat.

Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini

dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan

kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan program pendidikan, sistem

penyampaian, evaluasi dan sebaginya, hendaknya direncanakan

sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara

umum.

Diharapkan guru PAI tersebut mampu menjalankan tugas dan

tanggung-jawabnya sebaik mungkin. Perlu diketahui bersama bahwa

kompetensi sosial guru PAI sangat diperlukan dalam proses pembelajaran

karena inti dari pendidikan adalah terletak pada kegiatan ini. Keberhasilan

siswa dalam belajar ditentukan oleh kegiatan proses pembelajaran,

sedangkan keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan oleh prestasi

belajar.

D. Konsep Peningkatan Mutu Pembelajaran

1. Pengertian Mutu Pembelajaran

Mutu berasal dari bahasa Latin, qualis, yang artinya what

kind of(Usman, 2006: 407).

Mutu menurut Sallis (2006: 33)

“Mutu adalah sebuah filsosofis dan metodologis yang membantu


institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda
dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan”.
27

Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran

yang dihasilkan. Fokus mutu didasari upaya positif yang dilakukan

individu. Dalam sekolah mutu, standar mutu ditetapkan untuk setiap

rangkaian kerja di dalam keseluruhan proses kerja. Bila pekerja mencapai

standar mutu untuk masing-masing rangkaian kerja, hasil akhirnya adalah

sebuah produk bermutu.

Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction”, yang

banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini

banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-holistik, yang

menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini

juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat

mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai media.

Hal inilah yang mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam

mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar

menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Dalam istilah

“pembelajaran” siswa diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang

peranan yang utama, sehingga dalam proses belajar mengajar siswa

dituntut beraktivitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari

bahan pelajaran. Guru lebih banyak berpera sebagai fasilitator, me-

manage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa. Sedangkan

kalau dalam istilah mengajar “pengajaran” menenmpatkan guru sebagai

pemeran utama memberikan informasi. Pembelajaran adalah

operasionalisasi dari kurikulum.


28

Pembelajaran di sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara

siswa dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Kaitannya dengan kompetensi sosial guru, peserta

didik sebagai makhluk sosial dan makhluk etis maka dalam pembelajaran

peserta didik diperlakukan secara wajar dan bertujuan agar tercapai

optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik, memahami

dan menerapkan prinsip belajar humanistic yang beranggapan bahwa

keberhasilan belajar ditentukan oleh kemapuan yang ada pada diri

peserta didik. Pengaturan lingkungan pembelajaran merupakan faktor

penting bagi guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran di

sekolah. Pengaturan lingkungan yang baik menyebabkan kegiatan

mengajar guru efektif yang dapat membawa siswa belajar yang efektif

pula. Dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal

sebagai berikut:

a. Pembelajran harus lebih menekankan pada praktik, baik


laboratorium maupun masyarakat dan dunia kerja (dunia usaha).
b. Pembelajaran harus dapat menjalin hubungan sekolah dengan
masyarakat.
c. Perlu dikembangkan iklim pembelajaran yang demokratis dan
terbuka melalui pembelajaran terpadu, partisipatif, dan sejenisnya.
d. Pembelajaran perlu lebih ditekankan pada masalah-masalah aktual
yang secara langsung berkaitan dengan kehidupan nyata yang ada
di masyarakat.
e. Perlu dikembangkan suatu model pembelajaran “moving class”
untuk setiap bidang studi dan kelas merupakan laboratorium untuk
masing-masing bidang studi.
Melaksanakan pembelajaran efektif, guru menciptakan suasana

belajar yang aktif, guru mempergunakan banyak metode mengajar, guru

memotivasi siswa untuk belajar, guru menerapkan kurikulum yang baik


29

dan seimbang, guru mempertimbangkan perbedaan individual, guru

membuat perencanaan pembelajaran, guru memberikan sugesti kepada

siswa, guru memiliki keberanian menghadapi para siswanya, guru mampu

menciptakan suasana yang demokratis, guru memberikan masalah yang

merangsang siswa untuk berpikir, pembelajran yang integritas,

menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan yang nyata di

masyarakat, guru banyak memberi kebebaasan pada siswa, guru

memberikan pengajaran remedial. Dalam rangka mewujudkan proses

pembelajaran yang berkualitas, pemerintah mengeluarkan Peraturan

Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional, yang di dalamnya memuat tentang standar proses.

Dalam Bab I Ketentuan Umum SNP, yang dimaksud dengan standar

proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai

standar kompetensi lulusan. Bab IV Pasal 19 Ayat 1 SNP lebih jelas

menerangkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemampuan sesuai

bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.


30

Mutu pembelajaran merupakan hal pokok yang harus dibenahi

dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Dalam hal ini guru menjadi

titik fokusnya.

Menurut Suhardan (2010:67) tentang pembelajaran yaitu:


‘’pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan akademik
yang berupa interaksi komunikasi anatara pendidik dan peserta
didik proses ini merupakan sebuah tindakan professional yang
bertumpu padakaidah-kaidah ilmiah.’’
Aktivitas ini merupakan kegiatan guru dalam mengaktifkan

proses belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode

belajar. (Suhardan 2010:67)

Peran guru terutama pada jenjang pendidikan dasar, tidak mungkin

dapat digantikan oleh perangkat yang lain, sebab siswa adalah organisme

yang sedang berkembang dengan memerlukan bimbingan dan bantuan

orang dewasa. Peran guru dalam proses pembelajaran, bukan hanya

sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai

pengelola pembelajaran (Manager of Learning).

Mutu pembelajaran merupakan target yang harus dicapai guru

dalam melaksanakan proses pembelajaran. Mutu pembelajaran

tersebut hanya akan dicapai apabila guru dapat memberikan

pelayanan yang baik dan memuaskan terhadap anak didik, karena

dengan pelayanan yang baik dan dapat memuaskan anak didik maka

proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sekolah dianggap bermutu bila berhasil mengubah sikap, perilaku dan


31

keterampilan peserta didik dikaitkan dengan tujuan pendidikannya. Mutu

pendidikan sebagai sistem selanjutnya tergantung pada mutu

komponen yang membentuk sistem, serta proses pembelajaran yang

berlangsung hingga membuahkan hasil.

2. Faktor-Faktor Dominan dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran

di Sekolah

Meningkatkan mutu pembelajaran sekolah seperti yang disarankan

oleh Sudarwan Danim (2007:56), yaitu dengan melibatkan lima faktor

yang dominan:

a. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan


memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras,
mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam
bekerja, memberikanlayananyang optimal, dan disiplin kerja yang
kuat.
b. Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai
pusat “sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali
sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada
siswa .
c. Guru; pelibatan guru secara maksimal, dengan meningkatkan
kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP,
lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut
diterapkan disekolah.
d. Kurikulum; sdanya kurikulum yang tetap tetapi dinamis , dapat
memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan
sehingga goals (tujuan) dapat dicapai secara maksimal;
e. Jaringan Kerjasama; jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada
lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan
masyarakat) tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan/
instansi sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia
kerja

Berdasarkan pendapat diatas, perubahan paradigma harus

dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan dan karyawan sehingga


32

mereka mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu menciptakan

mutu dilingkungan kerja khususnya lingkungan kerja pendidikan. Pimpinan

dan karyawan harus menjadi satu tim yang utuh (teamwork) yangn saling

membutuhkan dan saling mengisi kekurangan yang ada sehingga target

(goals) akan tercipta dengan baik.

3. Unsur-unsur yang terlibat dalam Peningkatan Mutu


Pembelajaran di sekolah

Unsur yang terlibat dalam peningkatan mutu pembelajaran dapat

lihat dari sudut pandang makro dan mikro pendidikan, seperti yang

dijabarkan di bawah ini :

a. Pendekatan Mikro Pendidikan :

Yaitu suatu pendekatan terhadap pendidikan dengan indicator

kajiannya dilihat dari hubungan antara elemen peserta didik, pendidik, dan

interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Secara lengkap elemen

mikro sebagai berikut :

 Kualitas manajemen
 Pemberdayaan satuan pendidikan
 Profesionalisme dan ketenagaan
 Relevansi dan kebutuhan.

Berdasarkan tinjauan mikro elemen guru dan siswa yang

merupakan bagian dari pemberdayaan satuan pendidikan merupakan

elemen sentral. Pendidikan untuk kepentingan peserta didik mempunyai

tujuan, dan untuk mencapai tujuan ini ada berbagai sumber dan kendala,

dengan memperhatikan sumber dan kendala ditetapkan bahan


33

pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk mencapai

tujuan. Proses ini menampilkan hasil belajar. hasil belajar perlu dinilai dan

dari hasil penilaian dapat merupakan umpan balik sebagai bahan

masukan dan pijakan.

b. Pendekatan Makro Pendidikan

Yaitu kajian pendidikan dengan elemen yang lebih luas dengan

elemen sebagai berikut:

 Standarisasi pengembangan kurikulum

 Pemerataan dan persamaan, serta keadilan

 Standar mutu

 Kemampuan bersaing.

Tinjauan makro pendidikan menyangkut berbagai hal yang

digambarkan dalam dua bagan (P.H Coombs, 1968) dalam Etty Rochaety,

dkk (2005:8) bahwa pendekatan makro pendidikan melalui jalur pertama.

Input sumber pendidikan akan mempengaruhi dalam kegiatan

proses pendidikan , dimana proses pendidikan didasari oleh berbagai

unsur sehingga semakin siap suatu lembaga dan semakin lengkap

komponen pendidikan yang dimiliki maka akan menciptakan hasil

pendidikan yang berkualitas.


34

4. Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah

Secara umum untuk meningkatkan mutu pembelajaran harus

diawali dengan strategi peningkatan pemerataan pendidikan, dimana

unsure makro dan mikro pendidikan ikut terlibat, untuk menciptakan

(Equality dan Equity) , mengutip pendapat Indra Djati Sidi (2001:73)

bahwa pemerataan pendidikan harus mengambil langkah sebagai berikut :

a. Pemerintah menanggung biaya minimum pendidikan yang


diperlukan anak usia sekolah baik negeri maupun swasta yang
diberikan secara individual kepada siswa.
b. Optimalisasi sumber daya pendidikan yang sudah tersedia, antara
lain melalui double shift (contoh pemberdayaan SMP terbuka dan
kelas Jauh)
c. Memberdayakan sekolah-sekolah swasta melalui bantuan dan
subsidi dalam rangka peningkatan mutu embelajaran siswa dan
optimalisasi daya tampung yang tersedia.
d. Melanjutkan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) dan Ruang
Kelas Baru (RKB) bagi daerah-daerah yang membutuhkan dengan
memperhatikan peta pendidiakn di tiap –tiap daerah sehingga tidak
mengggangu keberadaan sekolah swasta.
e. Memberikan perhatian khusus bagi anak usia sekolah dari keluarga
miskin, masyarakat terpencil, masyarakat terisolasi, dan daerah
kumuh.
f. Meningkatkan partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah
daerah untuk ikut serta mengangani penuntansan wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun.

E. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru PAI Terhadap Peningkatan

Mutu Pembelajaran

Guru mempunyai kemampuan, kemampuan itu dipengaruhi dari

individu, atau pembawaan dari lahir dan faktor lingkungan. Oleh karena itu

kemampuan guru diperlukan dalam tugasnya sebagai pengajar untuk

mengantarkan peserta didik melaksanakan proses pembelajaran secara

aktif.
35

Guru PAI memengang peranan penting dalam membangun

lingkungan yang pluralis dan toleran. Langkah-langkah yang dapat

ditempuh antara lain; pertama, untuk membangun rasa saling pengertian

sejak dini antara siswa-siwa yang memiliki tingkah laku atau watak yang

berbeda-beda maka kreatifitas sosial guru PAI di sekolah harus brperan

aktif dalam mengatasi hal tersebut; Kedua, hal yang aling penting dalam

penerapan multikultural yaiktu kurikulum dan buku-buku yang dipakai dan

diterapkan di sekolah.

Interaksi dalam peningkatan mutu pembelajaran merupakan kata

kunci menuju keberhasilan suatu proses pembelajaran. Ada dua bentuk

komunikasi agar tercipta interaksi antara guru dan siswa dalam proses

pembelajaran yaitu: 1. komunikasi verbal, dan 2. komunikasi non verbal.

Timbulnya interaksi dalam proses pembelajaran ditentukan oleh faktor:

guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi/isi pelajaran, metode penyajian,

media yang digunakan, dan situasi dan kondisi kelas serta sistem

evaluasi.

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal yang dilakukan oleh guru kepada siswa dalam

hal ini komunikasi berarti bahasa atau sebagai perangkat simbol, dengan

aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan

dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk

menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal

menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas

individu kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita

yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek

atau konsep yang diwakili kata-kata itu.


36

b. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.

Komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali

rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh

individu dan penggunaan lingkungan oleh individu. Komunikasi non verbal

mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima, yang

disengaja juga tidak disengaja sebagai dari bagian peristiwa komunikasi

secara keseluruhan. Kita mengirim banyak pesan non verbal tanpa

menyadari bahwa pesan-pesan tersebuit bermakna bagi orang lain.

Tampaknya setiap orang tertarik pada pesan yang dikomunikasikan

oleh gerakan tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh,

penggunaan jarak (ruang), kecepatan dan volume bicara, bahkan juga

keheningan. Sayangnya, komunikasi non verbal begitu kompleks

sehingga tidak mudah untuk memahaminya. Apalagi, jika tidak

mempunyai cukup pengetahuan yang memungkinkan untuk membaca

pikiran seseorang dari gerak-gerik, sosok tubuh, atau ekspresi wajah.

Kesimpulan dalam pembahasan bab ini, bahwa seorang guru

dituntut untuk memahami dan mengaktualisasikan kompetensi sebagai

pendidik, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Dalam pembahasan

skripsi ini peneliti memaparkan lebih gamblang dan mencoba mengkaji

lebih jauh tentang pengaruh kompetensi sosial guru PAI terhadap

peningkatan mutu pembelajaran. Secara teoritis penulis dapat

menyimpulkan bahwa kompetensi sosial guru PAI berupa bentuk

komunikasi seorang guru yakni komunikasi verbal dan komunikasi non

verbal memiliki pengaruh yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran.


37

F. Ayat dan Hadits menyangkut Kompetensi Sosial

1. Ayat Al-Quran yang menyangkut kompetensi sosial

a. Surah Ali Imron ayat 103 (3:103)

َ َّ‫علَ ْي ُك ْم ٍإ ْذ ُك ْنت ُ ْم أَعْـ َدا ًء فَأَل‬


َ‫ف َبيْن‬ َ ‫قوا َوا ْذ كـ ُ ُرو نِ ْع َمتَ هللا‬ َّ َ‫ْتص ُمواْ ِب َح ْب ِل هللا َج ِم ْيعًا َوالَ تَف‬
ُ ‫ـر‬ ِ ‫واَع‬

‫لى شَفا َ ُخـ ْف َرةٍ ِمنَ النَّاِر فَأ َ ْنقـ َ َد ُك ْم ِم ْن َها َك َذالِكَ يُبَبِ ُن‬
َ ‫ع‬ ْ َ ‫قُلـُو ِب ُك ْم فَأ‬
َ ‫صبَحْ ت ُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانا ً َو ُك ْنت ُ ْم‬

َ‫هللاُ لَ ُك ْم اَيَاتِ ِه لَ َعلـ َّ ُك ْم ت َ ْهـتَدُون‬

Terjemahnya : “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah


dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat
Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia
(Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu maka kamu menjadi
bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka
Allah mendamaikan antara hati kamu. Demikianlah Allah
menjelaskan ayat ayatnya agar kamu mendapat petunjuk” (Q.S. Ali
Imron ayat 103)

b. Surah Al-Maidah ayat 2 (5:2)

              

   

Terjemahnya: “….. dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)


kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

c. Surah An-Nahl ayat 78 (16:78)

‫ار َواأل ْفئِ َدة َ لَعَلَّ ُك ْم‬


َ ‫ص‬َ ‫س ْم َع َواأل ْب‬ َ َ‫ون أ ُ َّم َهاتِ ُك ْم ال ت َ ْعلَ ُمون‬
َّ ‫ش ْيئًا َو َجعَ َل لَ ُك ُم ال‬ ِ ‫ط‬ُ ُ‫ّللاُ أ َ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن ب‬
َّ ‫َو‬
َ‫ت َ ْش ُك ُرون‬
38

Terjemahnya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu, dalam


keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." –
(QS.16:78)
d. Surah An-Nahl ayat 43 (16:43)

ِ ُ‫س ْلنَا ِم ْن قَ ْبلِكَ إِال ِر َجاال ن‬


َ‫وحي ِإلَ ْي ِه ْم فَاسْأَلُوا أ َ ْه َل ال ِذ ْك ِر ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ال ت َ ْعلَ ُمون‬ َ ‫َو َما أ َ ْر‬

Terjemahnya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-


orang lelaki (para nabi), yang Kami beri wahyu kepada mereka;
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan,
jika kamu tidak mengetahui," (QS.16:43)

e. Surah Al-Furqan ayat 57 (25:57)

َ ‫علَ ْي ِه ِم ْن أَجْ ٍر إِال َم ْن شَا َء أ َ ْن َيت َّ ِخذَ ِإلَى َر ِب ِه‬


‫سبِيال‬ َ ‫قُ ْل َما أَسْأَلُ ُك ْم‬
Terjemahnya: Katakanlah: 'Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada
kamu, dalam menyampaikan risalah itu'; melainkan (mengharapkan
kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Rabb-
nya." – (QS.25:57)

2. Hadits yang menyangkut Kompetensi Sosial

َ ‫سلَّ َم يَتَخ ََّولُنَا بِ ْال َم ْو ِع‬


a. َ‫ظ ِة فِي ْاألَي َِّام َك َرا َهة‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ ُّ ِ‫ع ْن اب ِْن َم ْسعُو ٍد قَا َل َكانَ النَّب‬
َ ‫ي‬ َ
‫علَ ْينَا‬
َ ‫سآ َم ِة‬
َّ ‫ال‬
(‫)رواه البخارى‬

Terjemahnya : Dari Ibnu Mas'ud, Nabi SAW. selalu menyelingi hari-hari


belajar untuk kami untuk menghindari kebosanan kami. (HR.
Bukhari)

b. َ‫ص ْر أ َ َخاك‬
ُ ‫سلَّ َم ا ْن‬ َ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ع ْنه قَا َل قَا َل َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ِ ‫ع ْن أَن ٍَس َر‬
َ ‫ضي هللا‬ َ

‫ظا ِل ًما قَا َل ت َأ ْ ُخذُفَ ْوقَ يَ َد ْي ِه (أخرجه‬


َ ُ‫ص ُره‬
ُ ‫س ْو َل هللاِ َه َذا نَ ْن‬
ُ ‫ار‬ ْ ‫ظا ِل ًماأ َ ْو َم‬
َ َ‫ظلُ ْو ًما قَالُوا ي‬ َ

‫البخاري في كتاب الظالم والغضب‬


39

Terjemahnya: Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Rasulullah telah


bersabda: tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang
didhalimi. Mereka bertanya: wahai Rasulullah, bagaimana
menolong orang dzalim?, Rasulullah menjawab tahanlah (hentikan)
dia dan kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu
merupakan pertolongan kepadanya.(HR. Abu Abdillah Muhammad
bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)

c. ‫سلَّ َم قَا َل َي ِس ُروا َوالَ ت ُ َع ِس ُروا‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ٍٍ ‫ع ْن أَن َِس ب ِْن َما ِل ِك‬
َ ِ ‫ع ِن النَّبِي‬ َ
‫واوالَتُن َِف ُروا (اخرجه البخاري في كتاب العلم‬ َ ‫َوبَ ِس ُر‬

Terjemahnya: Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW ”mudahkanlah dan
jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan jangan kamu membuat
lari”. (HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)

d. ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ت َكانَ َكالَ ُم َر‬
َ ِ‫س ْو ِل هللا‬ ْ َ‫شةٍََ َر ِح َمهاَهللاُ قَال‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ
‫س ِمعَهُ (اخرجه ابوداود في كتاب االدب‬ َ ‫صالَيَ ْف َه ُمهُ ُك ُّل َم ْن‬
ْ َ‫َكالَماًٍَ ف‬
Terjemahnya: Dari Aisyah rahimahallah berkata: ”Sesungguhnya
perkataan Rasulullah SAW adalah perkataan yang jelas
memahamkan setiap orang yang mendengarnya. (HR. Abu Daud
Sulaiman ibn al-Asy’as al-Sjastani al-Azdi)

e. : ‫بي صلى هللا عليه وسلم‬ َّ ‫ قَا َل‬: ‫ع ْب ِد هللاِ ب ِْن َم ْسعُ ْو ٍد رضي هللا عنه قَا َل‬
ُ ٍِ ‫الن‬ َ ‫ع ْن‬ َ
‫لى َهلَ ِكت ِه في ِ الَحق ِ َو‬
َ ‫ع‬َ ‫ط‬ َ ‫ َر ُج ٌل أَت َاهُ هللاُ َما الً فَ ِسٍُ ل‬: ‫س َد ِإالَ فِي اثْنَتَي ِْن‬ َ ‫الَ َح‬
)‫ضى ِب َها َويُ َع ِل ُم َها (رواه البجاري‬ ِ ‫َر ُج ٌل أَت َاهُ هللاُ ْال ِح ْكمةَ فَ ُه َو يَ ْق‬

Terjemahnya: Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah


bersabda :”Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua
orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan
ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah
al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan
mengajarkannya kepada orang lain (HR Bukhari).
40

Berdasarkan ayat dan hadits diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, manusia harus memiliki

kompetensi untuk bersosialisasi dengan manusia lain demi untuk

menguatkan silahturahim antar sesama ummat.


41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang

bersifat deskriptif yaitu peneliti akan langsung terjun ke lapangan untuk

melaksanakan penelitian guna mendapatkan data yang jelas dan akurat di

MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu bertempat di MTs. Muhammadiyah

Maradekaya Kab. Takalar yang terletak di Lingkungan Bontocinde Kel.

Pattene Kec. Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar. Objek penelitian ini

adalah guru dan siswa. Guru yang mempunyai kompetensi sosial dalam

mendidik dan mengubah watak atau perilaku siswanya menjadi lebih baik

khususnya peningkatan mutu pembelajaran dalam proses belajar

mengajar.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.

41
1
42

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah

kompetensi sosial (variabel x) dan mutu pembelajaran (variabel y).

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel didefinisikan sebagai konsep yang diberi lebih dari satu

nilai, atau sebagai ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang

nilainya berubah-ubah sehingga memungkinkan untuk dilakukan

pengukuran, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif (Nana

Sudjana dan Ibrahim, 1989:23).

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kompetensi Sosial Guru PAI

Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran di MTs. Muhammadiyah

Maradekaya Kab. Takalar”. Untuk mendapatkan suatu pengertian yang

jelas tentang judul skripsi ini, maka penulis terlebih dahulu memberikan

pengertian atau definisi variabel yang dianggap penting.

Definisi operasional variabel yang dimaksudkan adalah sebagai

berikut:

1. Kompetensi sosial (variabel x), merupakan kemampuan pendidik

sebagai bagian dari masyarakat untuk: berkomunikasi lisan dan

tulisan, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.


43

2. Mutu pembelajaran (variabel x), merupakan target yang harus

dicapai guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Mutu

pembelajaran tersebut hanya akan dicapai apabila guru dapat

memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan terhadap anak

didik, karena dengan pelayanan yang baik dan dapat memuaskan

anak didik maka proses pembelajaran dapat mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

E. Populasi dan Sampel

Kegiatan penelitian ini, penentuan objek penelitian sangatlah

penting. Objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan

mengumpulkan datanya namun dalam kegiatan penelitian untuk

menjangkau keseluruhan dari objek tersebut tidak mungkin dilakukan,

untuk mengatasinya digunakan sampel untuk mendapatkan dan

mengumpulkan karakteristik yang berbeda pada populasi.

Lebih jelasnya, penulis akan menguraikan pengertian populasi dan

sampel yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

1. Populasi

Menurut Ine Amirman Yousda populasi adalah “keseluruhan objek

yang diteliti baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang

terjadi.”

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim mengemukakan bahwa:


Populasi maknanya berkaitan dengan elemen yakni tempat
memperolehnya informasi, elemen tersebut berupa keluarga,
44

individu, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas organisasi,


dan lain-lain.
Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa populasi adalah

“keseluruhan objek penelitian yakni sekumpulan dari sejumlah elemen

pengamatan atau obyek yang menjadi perhatian kita.” Populasi

menggambarkan suatu yang sifatnya ideal atau teoritis. Populasi

dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu populasi orang dan populasi data.

Populasi orang adalah individu yang menjadi atas keseluruhan

karakteristik yang menjadi obyek perhatian kita.

Berdasarkan defenisi di atas yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah semua

elemen atau unsur yang ada dalam wilayah penelitian baik berupa orang,

benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi sebagai sarana untuk

mendapatkan dan mengumpulkan data.

Penelitian ini, yang menjadi populasi adalah guru yang mengajar di

MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar. Jumlah tenaga

kependidikan di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar

berjumlah 30 orang, namun yang hanya diambil sebagai populasi adalah

guru yang aktif mengajar di kelas dalam proses pembelajaran.

Sedangkan untuk siswa mulai dari kelas VII A-C, VIII A-B dan IX,

Jadi, secara keseluruhan terdapat 156 orang siswa yang terbagi ke dalam

6 kelas. Namun yang diambil sebagai populasi adalah siswa-siswi di MTs.

Muhammadiyah Maradekaya yang masih aktif, dengan rincian

berdasarkan tabel berikut :


45

Tabel I

Populasi Penelitian

No. Objek Penelitian Jumlah Populasi

1. Guru 28

2. Siswa kelas VII-IX 156

Sumber data :dari kantor tata usaha MTs. Muhammadiyah Maradekaya

2014/2015

1. Sampel

Sebagaimana lazimnya dalam suatu penelitian ini, tidak semua

populasi dapat diteliti, tetapi dapat dilakukan sebagian saja dari populasi

tersebut. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti

mengalami keterbatasan waktu, biaya dan tenaga serta kemampuan

sehingga penelitian yang dilakukan ini bukan terhadap populasi akan

tetapi dilakukan berdasarkan sampel.

Memperjelas pengertian sampel, akan di kemukakan beberapa

pengertian sebagai berikut ;

a. Menurut Sutrisno Hadi (1986),

“sampel adalah sebagian dari populasi atau kurang dari sejumlah

populasi”.

b. Menurut Nana Sudjana (1984),

”sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi, itulah disebut

sampel”.
46

Berdasarkan populasi tersebut, sampel dapat diartikan dengan

sebagian dari populasi yang diteliti yang dapat mewakili populasi. Oleh

karena itu dalam penarikan sampel, mengacu pada buku Suharsimi

Arikunto, mendefenisikan bahwa populasi adalah keseluruhan objek

penelitian, artinya populasi lebih besar dari pada sampel. Dengan

demikian, yang menjadi sampel siswa dalam hal ini adalah 10% dari

jumlah populasi kelas kelas VII-IX sebanyak 150 orang.

Tabel II

Sampel Penelitian

No. Objek Penelitian Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1. Guru 28 7 Orang guru PAI

2. Siswa kelas VII-IX 156 23 Orang

Sumber data :dari kantor tata usaha MTs. Muhammadiyah Maradekaya

2014/2015

Rumusnya adalah :
15
= 156 × 100

= 156 × 0.15

= 23 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Jumlah sampel dari siswa sebanyak 23 orang.


47

F. Instrumen Penelitian

Upaya mengakuratkan data penelitian, penulis menggunakan

instrument penelitian. Instrumen penelitian ini berfungsi sebagai alat atau

sarana untuk memperoleh data dan informasi yang dapat di pertanggung

jawabkan kebenarannya.

Instrument penelitian yang penulis maksud adalah alat untuk

menyatakan kebenaran dan persentase dalam bentuk data, kuantitatif.

Dengan instrumen tersebut, semua data keterangan yang menyangkut

objek penelitian dapat diperoleh sekaligus dengan pengukurannya. Dalam

mengadakan penelitian di MTs. Muhammadiyah Maradekaya penulis

menggunakan instrument dalam bentuk catatan observasi, daftar angket,

pedoman wawancara dan daftar dokumentasi. Untuk mengetahui lebih

jelas mengenai ke empat instrument tersebut penulis akan menguraikan

secara sederhana.

1. Catatan Observasi

Catatan observasi yaitu penulis mengamati dan mencatat secara

langsung dan sistematis yang berkaitan dengan korelasi kemampuan guru

mengelola kelas terhadap kedisiplinan belajar siswa, pengamatan

dilakukan dengan melihat cara-cara guru dalam mengajar, bagaimana

guru menciptakan situasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan

mengelola kelas yang ia miliki sehingga dapat menumbuhkan kedisiplinan

belajar peserta didik agar para siswa lebih mudah menerima pelajaran

dengan baik terutama di lingkungan sekolah.


48

Kegiatan observasi ini pengamatan yang dilakukan bukan sekedar

mengamati sesuatu, seperti mengamati pemandangan yang indah.

Namun, pengamatan dalam penelitian harus berada dalam lingkup

kegiatan ilmiah. Jadi, pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan

langsung untuk mendapatkan data mengenai bagaimana kompetensi

sosial guru PAI terhadap peningkatan mutu pembelajaran di MTs.

Muhammadiyah Maradekaya.

2. Angket

Daftar angket adalah alat atau sarana yang digunakan untuk

memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab secara langsung

dengan responden.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah alat atau sarana yang digunakan

untuk memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab secara langsung

dengan responden.

4. Daftar Dokumentasi

Daftar dokumentasi yaitu alat atau sarana yang digunakan untuk

memperoleh data melalui arsip-arsip yang ada hubungannya dengan

masalah yang akan dibahas. Jadi daftar dalam penelitian ini adalah

pengumpulan data yang bersumber dari arsip-arsip atau dokument

sekolah yang dianggap penting


49

G. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian dalam hal ini, teknik pengumpulan data

merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti.

Penggunaan teknik pengumpulan data ini sifatnya lebih disesuaikan pada

analisis kebutuhan dan kemampuan penulis itu sendiri. Oleh sebab itu,

dapat dipilih sesuai dengan keperluan. Pengumpulan data yang penulis

gunakan ada dua cara yakni :

1. Library reseach ( penelitian pustaka)

Library reseach yaitu penulis mengumpulkan data melalui buku-

buku yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Cara ini

dilakukan dalam rangka memperoleh kerangka berfikir sebagai tolak ukur

dalam suatu pembahasan yang berhubungan dengan materi dalam skripsi

ini.

Pada reseach kepustakaan ini, penulis menggunakan kutipan

langsung, yaitu mengutik karangan tanpa merubah redaksi aslinya, serta

kutipan tidak langsung yakni penulis mengutip pendapat para ahli atau

mengambil suatu pendapat serta ide-ide yang akan dituangkan ke dalam

reaksi penulis sendiri dengan mengubah sebagian reaksinya, baik isi

maupun tanda baca akan tetapi maksud dan tujuan tetap sama dengan

sumber aslinya.
50

2. Field research (penelitian lapangan)

Field research yaitu suatu metode pengumpulan data dengan jalan

mengadakan penelitian lapangan di MTs. Muhammadiyah Maradekaya

melalui observasi, angket, wawancara, angket, dan dokumentasi.

H. Teknik Analisis Data

Seluruh data yang dihimpun, selanjutnya akan dianalisis secara

kuantitatif. Langkah-langkah analisis data dilakukan melalui cara

menganalisis data. Menganalisis data adalah suatu langkah yang sangat

penting karena peneliti harus memastikan pola analisis yang digunakan

sesuai dengan data yang diperoleh. Adapun teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode deduktif yaitu menganalisis data yang bersifat khusus

kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat umum.

2. Metode induktif yaitu menganalisis data dari yang bersifat umum

kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat khusus.

3. Metode komparatif yaitu menganalisis data dengan membandingkan

antara satu pendapat dengan pendapat lainnya kemudian di

interpretasikan untuk mendapatkan kesimpulan.

Berdasarkan ketiga metode yang digunakan di atas untuk

menganalisis data, maka formulasi atau rumus yang digunakan adalah :

𝑭
𝑷= × 𝟏𝟎𝟎
𝑵
51

Keterangan :

P : Nilai

F : Frekuensi

N : Banyaknya Subjek yang Memiliki Nilai


52

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Objektif MTs Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar

1. Sejarah berdirinya

Penulis sebelum melangkah dan membahas lebih jauh tentang

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar, maka

selayaknya penulis mengulas terlebih dahulu asal-usul berdirinya, sebab

dengan mengetahui asal-usul berdirinya akan memudahkan untuk

mengetahui apa dan bagaimana Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah

tersebut.

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Maradekaya atau sering

disingkat MTs. Muhammadiyah Maradekaya merupakan suatu Madrasah

yang satu atap dengan Madrasah Diniyah Awaliyah Bontocinde yang

dirintis oleh H. Samatang Dg Lurang yang bekerja sama dengan seluruh

masyarakat Bontocinde. Madrasah ini berdiri pada tahun 1965 di atas

lahan H. Muh. Arif Dg Tawang. Lahan ini terletak di Lingkungan

Bontocinde, Kelurahan Patte’ne Kecamatan Polombangkeng Selatan

Kabupaten Takalar.

Madrasah ini berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Maradekaya, lembaga ini bernama Pendidikan Guru

Agama (PGA) 4 Tahun Mallaka yang setingkat dengan MTs.

Muhammadiyah Maradekaya.

52
53

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Maradekaya mengalami

kemajuan yang pasang surut. Madrasah ini mengalami kejayaan terjadi

pada periode awal berdirinya sampai pada beberapa tahun sesudahnya.

Akibat dari perkembangan pendidikan disekitar Madrasah yang ditunjang

oleh sarana dan prasarana yang lengkap berdampak pada menurunnya

jumlah siswa. Keadaan ini berlangsung sampai pada tahun 2007.

Namun hal yang menggembirakan pada tahun 2008 sampai

sekarang terjadi peningkatan jumlah siswa baru. Jika penenrimaan siswa

baru yang akan datang masih seperti ini, maka dipandang perlu untuk

menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai.

VISI
Terwujudnya madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Maradekaya yang
unggul dalam kualitas, keteladanan dan prestasi.

MISI
1. Membina siswa-siswi yang beriman dan bertakwa serta berakhlak
mulia.
2. Meningkatkan prestasi belajar.
3. Meningkatkan kemampuan bahasa inggris dan bahasa arab
4. Meningkatkan kajian-kajian al-Quran
5. Meningkatkan baca tulis Al-Quran

Tujuan:

1. Terwujudnya lembaga pendidikan yang agamis, serta menjadi


pusat pengembangan nilai-nilai moral dan akhlakul karimah.
54

2. Terwujudnya keunggulan-keunggulan kecerdasan yang


memadukan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum (IMTAK
dan IPTEK).
3. Terciptanya insan-insan yang bersifat logis dan kritis serta memiliki
kepribadian yang lebih kreatif, cerdas, mandiri, produktif dan
inovatif.
4. Menjalankan pola hidup bersih, sehat, sederhana, menyenangi dan
menghargai seni.
5. Menjalankan kehidupan dengan penuh semangat sebagai cermin
rasa cinta dan bangga terhadap agama, bangsa dan tanah air.
2. Stuktur Organisasi, Denah, dan Grafik Siswa MTs.
Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar

a. Struktur organisasi MTs. Muhammadiyah Maradekaya

Ketua Komite Kep. Madrasah


Drs. H Abd. Karim Darmawati, S.Ag

Wk. Madrasah
Rosmiati, S. Ag

Guru Tata Usaha

Siswa
55

b. Denah Mts. Muhammadiyah Maradekaya

Keterangan:

Ruang kepala madrasah

Ruang wakil kepala madrasah dan guru

Ruang tata usaha

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Wc siswa

Wc guru

kantin

Lapangan
56

c. Grafik siswa MTs. Muhammadiyah Maradekaya

Grafik Jumlah Siswa Mts. Muhammadiyah Maradekaya Periode


2012-2015
160 156

140
128
120
94 96
100

80

60

40

20

0
2012
2013
2014
2015

1. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs


Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar

Proses belajar mengajar seorang guru mempunyai tugas

memberi motivasi membimbing dan memberi fasilitas belajar kepada anak

didik untuk mencapai tujuan pembelajaran karena itu guru bukan semata-

mata sebagai pengajar tetapi sebagai pendidik yang mampu memberikan

pengarahan dan tuntunan kepada anak didik oleh karena itu. Guru

diharapkan memiliki kreativitas yang dapat meningkatkan keberhasilan

pembelajaran anak didik siswa.

Tenaga edukatif, MTs. Muhammadiyah Maradekaya memiliki 28

orang tenaga pendidik yang sebagian telah mempunyai sertifikasi S1.

Adapun nama-nama tenaga pengajar dapat dilihat pada tabel berikut :


57

TABEL I
Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan mts. Muhammadiyah
maradekaya
Tahun pelajaran 2015/2016

Pangkat/Gol. Mata
No Nama/Nip Ket.
Ruang Pelajaran
Darmawati, S. Ag.
Penata Aqidah Kepala
1 19710605 200604 2
TK.I/III.d Akhlak Madrasah
040
Rosmiati, S. Ag.
IPS
2 19710606 199503 2 Pembina/IV.a Wakamad
Terpadu
001
Quran
Sumarni, S. Pd. I. Hadits
Penata Muda
3 19770909 200710 2 Pend. Guru Tetap
TK.I/III.b
003 Alquran
SKI
Hasnah, S. Ag.
Penata Muda Bahasa
4 19770914 200710 2 Guru Tetap
TK.I/III.b arab
001
Bhs.
5 Ahmad Yasin, S. Pd. I. - Indonesia GTT
PKN
6 Harimin, S. Pd. - Penjas GTT
IPS
Terpadu
7 Hadarah, S. E. GTT
PKN

Aqidah
Akhlak
8 Ratna, S. Pd. I. - Fiqih GTT
Pend.
Alquran
9 Fatmawati, S. S. - Bhs. Inggris GTT
Bhs. Inggris
10 St. Jumriyati, S. Pd. - GTT
Tikom
11 Karwati, S. Pd. - Matematika GTT
12 Normawati, S. Pd. - Matematika GTT
13 Suriati, S. Pd. - IPA GTT
Tikom
14 Kusuma ahmad, S. E. - GTT
IPS
Seni
15 Warsidah, S. Pd. I. - Budaya GTT
Qurhas
16 Mirnawati, S.Pd. I. - Fiqih GTT
58

Bhs.
Daerah
Bhs. Inggris
17 Hijrah, S. Pd. - Bhs. GTT
Indonesia
Nina Wahyuni A., S.Pd.
18 - IPA GTT
M. Pd.
Fiqih
SKI
19 Alwi Asmin, S. Pd. I. - GTT
Bhs.
Daerah
Bhs.
St. Mariani, S. Pd. I.
20 - Indonesia GTT
SKI
Yulianti Bhs.
21 - GTT
Indonesia
Seni
Budaya
Pend.
22 Sakinah, S. Pd. I. - Alquran GTT
SKI
Bhs.
Daerah
23 Harlinah, S. Pd. - IPA GTT
Pend.
24 Kamariah, S. Pd. I. - Alquran GTT
Fiqih
Bhs.
25 Jumasiah, S. Pd. - GTT
Indonesia
Bhs.
26 Mardiati, S. Pd. I. - Daerah GTT
Fiqih
Bhs.
Daerah
Andi Isma arief, S. Pd.
27 - Pend. GTT
I.
Alquran

Hamdana Husain, S.
28 - Matemaika GTT
Pd.
Sumber: Kantor Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Maradekaya

1. . Kedaan Siswa MTs Muhammadiyah Maradekaya


59

Jumlah peserta didik (siswa) di MTs Muhammadiyah Maradekaya

kelurahan Patte’ne Kec. Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar pada

tahun ajaran 2015/2016 mulai Kelas VII,1.2.3. sebanyak 52 orang siswa,

yang terdiri dari kelas VIII,1.2. 69 orang siswa, kelas IX 39 orang siswa

atau sebanyak 156, Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II
Keadaan Siswa dan Guru MTs Muhammadiyah Maradekaya

No. Objek Penelitian Jumlah Populasi Jumlah Sampel

2. Siswa kelas VII-IX 156 23 Orang

Sumber: Kantor Tata Usaha MTs Muhammadiyah Maradekaya

3. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Maradekaya

Sarana dan Prasarana belajar merupakan salah satu faktor

pendukung dalam mewujudkan suasana belajar yang nyaman dan

menyenangkan. Menurut Abdul Majid (2008: 167-168) bahwa lingkungan

fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil

pembelajaran. lingkungan fisik yang dimaksud adalah:

1. Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus

memungkinkan semua siswa bergerak dengan leluasa, tidak

berdesak-desakan dan tidak saling mengganggu antara siswa pada

saat melakukan aktifitas belajar.


60

2. Pengaturan tempat duduk. Pengaturan tempat duduk yang penting

adalah memungkinkan terjadinya tatap muka sehingga guru dapat

mengontrol tingkah laku siswa.

3. Ventilasi dan pengaturan cahaya. Hal ini penting untuk terciptanya

suasana belajar yang nyaman.

4. Pengaturan penyimpanan barang-barang. Barang-barang atau

sarana belajar hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga

tidak mengganggu gerak kegiatan siswa. Adapun keadaan sarana

dan prasarana di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kel Patte’ne

Kec. Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar sebagai berikut:

Tabel III
Keadaan Sarana Dan Prasarana MTs. Muhammadiyah Maradekaya
Keterangan
No. Jenis Ruangan Jumlah
Baik Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah 1 - 1
2 Ruang Belajar 7 - 7
3 Ruang TU - - -
4 Ruang Wakasek - - -
5 Ruang Koperasi - - -
6 Ruang Dapur 1 - 1
7 Gudang 1 - 1
8 Ruang Lab. Komputer - - -
9 Ruang Osis - - -
10 Ruang Lab. IPA - - -
11 Ruang BK/ UKS - - -
12 Mushalla - - -
13 Ruang Perpustakaan 1 - 1
14 Ruang Guru - - -
15 WC Guru 1 - 1
16 WC Siswa 1 - 1
17 Lapangan Upacara 1 - 1
61

18 Lapangan Takraw 1 - 1
19 Lapangan Volly 1 - 1
20 Lapangan Lompat Jauh - - -
21 Ruang alat OR/Pramuka - - -
22 Kantin - - -
23 Tenis Meja 1 - 1
Sumber: Kantor Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Maradekaya

B. Tingkat kompetensi sosial guru PAI di MTs. Muhammadiyah


Maradekaya Kab. Takalar
Kompetensi merupakan prilaku yang rasional untuk mencapai

tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Sedangkan kompetensi guru (teacher competency) merupakan

kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban secara

bertanggung jawab dan layak.

Sesuai PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasioanal

Pendidikan pasal 28 (3) menyatakan bahwa kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru sebagai agen pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola


pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.
3) Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan.
4) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
62

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang


tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Masalah kompetensi guru PAI merupakan hal urgen yang harus

dimiliki oleh setiap guru khususnya guru PAI dalam jenjang pendidikan

apapun. Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi

yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat.

Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini

dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan

kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan program pendidikan, sistem

penyampaian, evaluasi dan sebaginya, hendaknya direncanakan

sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara

umum.

Guru PAI tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung-

jawabnya sebaik mungkin. Perlu diketahui bersama bahwa kompetensi

sosial guru PAI sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena inti

dari pendidikan adalah terletak pada kegiatan ini. Keberhasilan siswa

dalam belajar ditentukan oleh kegiatan proses pembelajaran, sedangkan

keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan oleh prestasi belajar. Kita

dapat melihat tanggapan siswa tentang Tingkat kompetensi sosial guru

PAI di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar pada tabel sebagai

berikut:
TABEL IV
Pernyataan Siswa MTs. Muhammadiyah Maradekaya Tentang
Kemampuan Guru PAI Mengkomunikasikan Materi Pelajaran
Menggunakan Gaya Bahasa yang Mudah Dipahami Siswa
No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
63

1 Sangat Mampu 6 Orang 26.09 %


2 Mampu 17 Orang 73.91 %
3 Kurang Mampu - -
4 Tidak Mampu - -
Jumlah 23 100 %
Sumber data: angket No.1

Data pada tabel di atas dapat kita pahami bahwa mayoritas siswa

memberikan tanggapan bahwa MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab.

Takalar pada umumnya guru PAI mampu mengkomunikasikan

menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami siswa, hal ini terbukti

dengan tanggapan responden sebanyak 17 0rang atau 73,91% pada

kategori jawaban “Mampu”, dan 6 orang atau 26,09% memberikan

pernyataan “Sangat Mampu”, pada kategori jawaban lainnya “Kurang

Mampu” sebanyak 0% begitupu dengan responden mengatakan “tidak

disiplin” sebanyak 0%. Jadi ini berarti bahwa pernyataan siswa Mts.

Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar tentang guru PAI mampu

mengkomunikasikan menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami

siswa dalam kategori “Mampu” sesuai dengan hasil angket di atas.

Tabel V
Tanggapan Siswa Tentang Kemampuan Guru PAI Menegur Siswa yang
Tidak Fokus Saat Pelajaran Berlangsung dan Menasehati Siswa dengan
Baik
No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tinggi 3 Orang 13.04 %
2 Tinggi 18 Orang 78.26 %
3 Rendah 2 Orang 8.70%
4 Sangat Rendah - -
Jumlah 23 100 %
Sumber data: angket No.2

Data pada tabel di atas dapat kita pahami bahwa mayoritas siswa

memberikan tanggapan bahwa guru PAI umumnya mampu menegur


64

siswa yang tidak fokus pada saat proses pembelajaran, hal ini terbukti

dengan tanggapan responden sebesar 18 0rang atau 78,26% pada

kategori jawaban “tinggi”, dan 3 orang atau 13,04% memberikan

pernyataan “sangat tinggi”, sedangkan kategori jawaban “rendah” sebesar

2 orang atau 8,70% dan 0% pada kategori jawaban “sangat rendah”.

Tabel VI
Tanggapan Siswa Tentang Tingkat Kompetensi Sosial Guru PAI di
MTs. Muhammadiyah Maradekaya
No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tinggi 12 Orang 52.17 %
2 Tinggi 10 Orang 43.48 %
3 Rendah 1 Orang 4.35 %
4 Sangat Rendah - -
Jumlah 23 100 %
Sumber data: angket No.3

Hasil angket pada tabel di atas, tentang tingkat kemampuan sosial

guru PAI di MTs. Muhammadiyah Maradekaya responden memberikan

kategori jawaban “tinggi” sebesar 10 orang atau 43,48%, adapun kategori

jawaban “sangat tinggi” mendapat tanggapan sebesar 12 orang atau

52,17%, sedangkan kategori “rendah” hanya mendapat sebesar 1 orang

atau 4,35 % dari jumlah responden yang memberikan jawaban, kemudian

siswa yang memberikan kategori jawaban “sangat rendah” mendapat

jawaban responden sebesar 0 atau 0%.

Berdasarkan dari hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa

rata-rata guru PAI di MTs. Muhammadiyah Maradekaya memilki tingkat

kemampoan sosial yang sangat tinggi sesuai hasil penelitian dengan

jumlah 23 responden.
65

C. Peningkatan Mutu Pembelajaran di MTs. Muhammadiyah


Maradekaya Kab. Takalar
Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran

yang dihasilkan. Fokus mutu didasari upaya positif yang dilakukan

individu. Dalam sekolah mutu, standar mutu ditetapkan untuk setiap

rangkaian kerja di dalam keseluruhan proses kerja. Bila pekerja mencapai

standar mutu untuk masing-masing rangkaian kerja, hasil akhirnya adalah

sebuah produk bermutu.

Istilah “pembelajaran” siswa diposisikan sebagai subjek belajar yang

memegang peranan yang utama, sehingga dalam proses belajar

mengajar siswa dituntut beraktivitas secara penuh bahkan secara

individual mempelajari bahan pelajaran. Guru lebih banyak berperan

sebagai fasilitator, me-manage berbagai sumber dan fasilitas untuk

dipelajari siswa. Sedangkan kalau dalam istilah mengajar “pengajaran”

menenmpatkan guru sebagai pemeran utama memberikan informasi.

Untuk mengetahui lebih detail tentang peningkatan mutu pembelajaran di

MTs. Muhammadiyah Maradekaya, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel VII
Tanggapan Siswa Tentang
Guru PAI Mampu Menguasai Materi Pelajaran dan Terarah Dalam
Menjelaskan Sehingga Siswa Termotivasi Mengikuti Pelajaran
No
Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
Sangat Mampu 8 Orang 34.78 %
2
Mampu 15 Orang 65.22 %
3
Kurang Mampu - -
4
Tidak Mampu - -
Jumlah 23 100 %
Sumber data: angket No.4
66

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa tanggapan guru PAI mampu

menguasai materi pelajajaran dan terarah dalam menjelaskan sehingga

siswa termotivasi mengikuti pelajaran. Pada kategori jawaban yang

menyatakan “mampu” mendapat respon jawaban sebesar 15 orang atau

65,22%, sedangkan kategori jawaban “sangat mampu” sebesar 8 orang

atau 34,78% sedangkan kategori jawaba “kurang mampu” dan “tidak

mampu” sama sekali tidak mendapat jawaban dari responden.

Tabel VIII
Tanggapan Siswa Tentang guru PAI Selalu Mengajarkan Tentang
Aturan-aturan Dalam Kehidupan Sehari-hari di Sekolah Untuk
Membiasakan Kedisiplinan
No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tinggi 16 Orang 69.56 %
2 Tinggi 6 Orang 26.09 %
3 Rendah - -
4 Sangat Rendah 1 Orang 4.35 %
Jumlah 23 100 %
Sumber data: angket No.5

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 23 responden dengan

persentase sebanyak 6 orang dengan nilai persentase 26,09% memilih

alternatif jawaban “tinggi” yang menandakan bahwa guru PAI selalu

mengajarkan tentang aturan-aturan dalam kehidupan sehari-hari di

sekolah untuk membiasakan kedisiplinan. Selanjutnya, sebanyak 16

responden dengan nilai persentase 69,56% memilih alternatif jawaban

“Sangat tinggi” sedangkan dalam kategori jawaban “rendah” tidak

mendapat respon atau 0% Dan 1 orang atau 4,35% responden yang

mengatakan “sangat rendah”.


67

Tabel IX
Tanggapan Siswa Tentang Peningkatan Mutu Pembelajaran di MTs.
Muhammadiyah Maradekaya
No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tinggi 15 Orang 65.22 %
2 Tinggi 8 Orang 34.78 %
3 Rendah - -
4 Sangat Rendah - -
Jumlah 23 100 %
Sumber data: angket No.6

Tabel di atas menunjukkan bahwa tanggapan peningkatan mutu

pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Maradekaya kategori jawaban

“tinggi” dengan persentase jawaban sebesar 8 orang atau 34,78%, dan

pada kategori jawaban “sangat tinggi” mendapat tanggapan sebesar 15

orang atau 65,22%. Adapun kategori jawaban “rendah” memperoleh

jawaban sebesar 0%,begitupun halnya dengan ketegori jawaban “sangat

rendah" yang tidak mendapat jawaban.

Analisis diatas mengindikasikan bahwa peningkatan mutu

pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Maradekaya dalam kategori sangat

tinggi.

D. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru PAI Terhadap Peningkatan

Mutu Pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab Takalar

Data diatas selanjutnya akan di analisis dengan mengunakan teknilk

analisis kuantitatif yang bersifat deskriptif, peneliti akan menganalisis data

yang didapatkan dilapangan guna untuk mendapatkan mendapatkan data

yang jelas dan akurat dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan

memberikan gambaran tentang bagaimana pengaruh kompetensi sosial

guru PAI terhadap peningkatan mutu pembelajaran di MTs.


68

Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar dengan memanfaatkan rumus,

bahwa kompetensi sosial sangat mempengaruhi mutu pembelajaran

khususnya yang menyangkut pelajaran pendidikan agama islam.

Sehingga dapat dilihat sejauh mana tanggapan siswa tentang

pengaruh kompetensi sosial guru PAI terhadap peningkatan mutu

pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel X
Tanggapan Siswa Tentang Pengaruh Kompetensi Sosial Guru PAI
Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran
No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Berpengaruh 12 Orang 52.17%
2 Berpengaruh 11 Orang 47.83 %
3 Kurang Berpengaruh - -
4 Tidak Berpengaruh - -
Jumlah 23 100 %
Sumber data: angket No.7

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa tanggapan siswa tentang

pengaruh kompetensi sosial guru PAI terhadap peningkatan mutu

pembelajaran. Pada kategori jawaban yang menyatakan “berpengaruh

mendapat respon jawaban sebesar 11 orang atau 47,83%, sedangkan

kategori jawaban “sangat berpengaruh ”sebesar 12 orang atau 52,17%

sedangkan kategori jawaban “kurang berpengaruh” dan “tidak

berpengaruh ” masing-masing tidak mendapat jawaban dari responden.


69

Berdasarkan penjelasan pengaruh kompetensi sosial di atas, penulis

dapat menyimpulkan bahwa kompetensi sosial guru PAI sangat

mempengaruhi kualitas pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Maradekaya.

Hal ini senada berdasarkan hasil wawancara dengan Rosmiati,S. Ag

sebagai wakil kepala Madrasah yang mengatakan bahwa:

“Kemampuan sosial guru PAI itu sangat mempengaruhi kualitas


pembelajaran selain dari itu kemampuan social guru PAI dapat
lebih mendekatkan atau mempermudah berinteraksi dengan
peserta didik sehingga pendidik dapat mengetahui psikologi
peserta didik dan ini sudah diterapkan di Mts. Muhamadiyah
Maradekaya Kab. Takalar”.( 05 Agustus 2015).
70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dilakukan pada penelitian yang

berjudul “Pengaruh Kompetensi Sosial Guru PAI Terhadap Peningkatan

Mutu Pembelajaran Di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar”.

Dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan sosial guru PAI di MTs. Muhammadiyah

Maradekaya responden memberikan kategori jawaban “tinggi”

sebesar 10 orang atau 43,48%, adapun kategori jawaban

“sangat tinggi” mendapat tanggapan sebesar 12 orang atau

52,17%, sedangkan kategori “rendah” hanya mendapat sebesar

1 orang atau 4,35 % dari jumlah responden yang memberikan

jawaban, kemudian siswa yang memberikan kategori jawaban

“sansat rendah” mendapat jawaban responden sebesar 0 atau

0%. Dari hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata

guru PAI di MTs. Muhammadiyah Maradekaya memilki tingkat

kemampoan social yang sangat tinggi sesuai hasil penelitian

dengan jumlah 23 responden.

2. Peningkatan mutu pembelajaran di MTs. Muhammadiyah

Maradekaya Kab. Takalar menunjukkan bahwa tanggapan pada

kategori jawaban “tinggi” dengan persentase jawaban sebesar 8

70
70
41
41
1
41
11
41
41
1
141
41
1

1
41
1
71

orang atau 34,78%, dan pada kategori jawaban “sangat tinggi”

mendapat tanggapan sebesar 15 orang atau 65,22%. Adapun

kategori jawaban “rendah” memperoleh jawaban sebesar

0%,begitupun halnya dengan ketegori jawaban “sangat rendah"

yang tidak mendapat jawaban.

3. Pengaruh kompetensi sosial guru PAI terhadap peningkatan

Mutu pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Maradekaya Kab.

Takalar yaitu menunjukkan bahwa pada kategori jawaban yang

menyatakan “berpengaruh mendapat respon jawaban sebesar

11 orang atau 47,83%, sedangkan kategori jawaban “sangat

berpengaruh ”sebesar 12 orang atau 52,17% sedangkan

kategori jawaban “kurang berpengaruh” dan “tidak berpengaruh

” sama sekali tidak mendapat jawaban dari responden.

B. Saran

Berdasarkan dengan realita yang ada dalam Pengaruh Kompetensi

sosial Guru PAI Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran kami

mengharapkan kepada para guru tetap mempertahankan kompetensi

sosialnya terkhusus pada guru pendidikan agama islam agar proses

pembelajaran akan menjadi lebih baik lagi dan siswa dapat belajar dengan

kepribadian yang baik sesuai dengan ajaran agama islam, dan menyadari

bahwa sosial adalah sesuatu hal yang amat penting dalam kehidupan

untuk beradaptasi dengan lingkungan setempat, dan jangan pernah putus

asa dalam membina, mendidik dan membimbing anak-anaknya.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an danTerjemahan
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Cet. XI; Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998.

_______. Prosedur Penelitian. Cet. VIII; Bandung: Sinar Baru, 2001.

_______. Manajemen Penelitian. Cet. IX; Jakarta: Rineka Cipta,


2007.
_______. Manajemen Pengajaran secara manusiawi. Cet. III;
Jakarta: Rineka Cipta,1993.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Cet. V; Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2003.

Darajat, Zakiah. Kepribadian Guru. Cet. IV; Jakarta: PT Bulan


Bintang, 2005.

Eti Rochaety,dkk. Sistem Informamsi Manajemen Pendidikan.


Jakarta : bumi Aksara, 2005.

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan


Kompetensi. Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Indra Djati Sidi. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta : Logos, 2003.

Jhonson, Charles E, Et All. Yang dikutip oleh Hamzah B Uno, dalam


bukunya, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi
Kependidikan di Indonesia. Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Mappanganro, Pemilikan Kompetensi Guru. Cet. I; Makassar:


Alauddin Press, 2010.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Cet. III;


Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

_______. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran


Kreatif dan Menyenangkan. Cet. VIII; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.

Moh. User Usman, Menjadi Guru Professional Cet. XXIII; Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2002.

Mustakim. Psikologi Pendidikan. Cet. I; Semarang: Pustaka Belajar,


2001.
Pusat Bahasa Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. III;
Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Republik Indonesia. “Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005


tentang Guru dan Dosen”. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian. Supervisi Pendidikan:


Dalam Rangka Program Inservice Education. Cet. I; Jakarta: Rineka
Cipta, 1990.

Sanjana, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik


Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Cet.
I; Jakarta: Kencana, 2008.

_______. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Cet. I;


Jakarta: Kencana, 2008.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cet. V;


Jakarta: PT Rineka Cipta, 199

Surya subroto. Proses Belajar Mengajar. Cet. I; Jakarta: Rineka


Cipta, 1997.

Sudarwan Danim. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi


Aksara, 2007.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.


Cet. I; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1989.

Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran. Cet. III;


Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995.

Ahmad Sudrajat. Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah.


2007. http//www.google.com//

Purwadarminto WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. III;


Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan: Problematika, Solusi, dan


Reformasi Pendidikan di Indonesia. Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
LAMPIRAN 1

Gambar tampak depan Mts. Muhammadiyah Maradekaya Kab.


Takalar.
Gambar proses pembagian angket penelitian di MTs.
Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar.
ANGKET PENELITIAN UNTUK SISWA

“PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI TERHADAP PENINGKATAN


MUTU PEMBELAJARAN DI MTS. MUHAMMADIYAH MARADEKAYA KAB.
TAKALAR”

I. KETERANGAN ANGKET
Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari siswa dalam
penyusunan skripsi. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu
kami dalam penyelesaian studi.
II.PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih
dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (x)
pada jawaban yang dianggap paling tepat.
3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal
dapat dijawab. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih atas segala bantuannya.
III.IDENTITAS SISWA

Nama : ………………………………………..
Umur : ………………………………………..
Jenis Kelamin : ………………………………………..
Hari/Tgl : ………………………………………..

IV. DAFTAR PERTANYAAN


1. Apakah guru PAI anda mampu mengkomunikasikan materi pelajaran
menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami siswa ?
a. Sangat Mampu c. Kurang Mampu
b. Mampu d. Tidak Mampu
2. Apakah guru PAI anda memiliki kemampuan menegur siswa yang tidak
fokus saat pelajaran berlangsung dan menasehati siswa dengan baik ?
a. Sangat Tinggi b. Tinggi
c. Rendah d. Sangat Rendah
3. Bagaimana tingkat kemampuan sosial guru PAI di MTs.
Muhammadiyah Maradekaya?
a. Sangat Tinggi c. Rendah
b. Tinggi d. Sangat Rendah
4. Apakah guru PAI anda mampu menguasai materi pelajaran dan terarah
dalam menjelaskan sehingga anda termotivasi mengikuti pelajaran ?
a. Sangat Mampu c. Kurang Mampu
b. Mampu d. Tidak Mampu
5. Apaka guru PAI anda selalu mengajarkan tentang aturan-aturan dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah untuk membiasakan kedisiplinan ?

a. Sangat Tinggi c. Rendah


b. Tinggi d. Sangat Rendah

6. Bagaimana peningkatan mutu pembelajaran di MTs. Muhammadiyah


Maradekaya?
a. Sangat Tinggi c. Rendah
b. Tinggi d. Sangat Rendah

7. Apakah kompetensi sosial guru PAI berpengaruh terhadap peningkatan


mutu pembelajaran?
e. Sangat Berpengaruh g. Kurang Berpengaruh
f. Berpengaruh h. Tidak Berpengaruh
PEDOMAN WAWANCARA GURU
PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI TERHADAP PENINGKATAN
MUTU PEMBELAJARAN DI MTS. MUHAMMADIYAH MARADEKAYA
Nama Guru :
Mata Pelajaran :

Jawaban Penerapan
No Pertanyaan
Ya Tdk

Bagaimana cara bapak/ibu


menjelaskan materi pelajaran
agar mudah dipahami oleh siswa
1 ?

Bagaimana cara bapak/ibu


menyikapi siswa yang berhasil
dan yang tidak berhasil
2 menjawab pertanyaan anda
dengan benar ?

Dalam proses pembelajaran,


apakah pernah ada siswa yang
3 bermasalah, misalnya?

Jika pernah, tindakan apa yang


bapak/ibu lakukan terhadap
4 siswa yang bermasalah tersebut
?

Persiapan apa saja yang


bapak/ibu persiapkan sebelum
5 memulai proses pembelajaran
dalam kelas ?
Apakah bapak/ibu menerapkan
persiapan ersebut dan
bagaimana pengaruhnya
6
terhadap mutu pembelajaran ?

Media apa yang bapak/ibu


pergunakan, dan Metode apa
yang bapak/ibu terapkan dalam
7 mutu pembelajaran ?

Bagaimana tanggapan bapak/ibu


tentang peningkatan mutu
pembelajaran di MTs.
8 Muhammadiyah Maradekaya ?

Menurut Bapak/Ibu bagaimana


pengaruh kompetensi sosial guru
pai terhadap peningkatan mutu
pembelajaran di MTs.
9
Muhammadiyah Maradekaya?

Wawancara tanggal :

Nama Guru
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR'

tffiJ.[ffiJ)W.,1j-j4

KIiP(IT'(ISAN
SL]RA\'
NOMOR: 01935/TAHUI{ 1436 H / 2014 M
TEN'I'ANG
P EN G A NGKATAN D O SITN P E MBIMBI NG ^SJKR/PS/
TAHUN AKADEMIK Z0L4/ 20L5

Dekan Fakultas Agarna Islam Universitas Muhammadiyah Makassar setelah :

Menimbang $tudi Strata Satu (Sl) Mahasiswa


: Bahwa dalam rangka penyelesaian
Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar maka perlu mengangkat dosen Pembimbing
Proposal/ Skripsi.

Mengingat : 01. Pedoman Perguruan Tinggi Muhammadiyah


02, Statuta Unismuh Makassar
03. UU. No, 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional.
04, PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Memperhatikan : Usul dari Ketua Prodi/ Prodi Pendidikan Agama Islam.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Pertamar Mengangkat BaPak/ lbu:
01. Amirah Mawardi, S. Ag.' M. Si.
02. Baharuddino S. Pd.I.' M. Pd.I.
Sebagai Pembimbing SkriPsi:
Nama :Bakri
Nim : 105 1901456 11
Judul Skripsi :"Pengaruh Kompetensi Sosial Guru PAI Terhadap
Peningkatan ivlutu Pembelajaran di MTs.
Muhammadiyah Maradekaya Kab. Takalar."

Kedua : Segala sesuatu yang berkaitan dengan Surat Keputusan ini diatur oleh
Pimpinan Fakultas Agama lslam Universitas Muhammadiyah Makassar
Ketiga : Surat Kepufixan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan berakhir
setelah Ujian Skripsi dan atau di adakan perubahan SK.
Keempat ; Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya,

Ditetapkan di : Makassar
05 Shafar 1436 H.

0
I

TINIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS AGAMA TSLAM

Namn Bakri
Nim 105 19 01456 il
Dosen Pembimbing I Amirah Mawardi, S. Ag., M. Si.
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Judul Skripsi Pengaruh Kompetensi Sosial Guru _ PAI Terhadap
Peningkatan Mutu Fembelajaran di MTs. Muhammadiyah
Marndekaya Kab. Takalar

Uraian Perbaikan

r)r4?tc"_ kfu_{r/€vr'tr
d.] €,';W'tn-
2 I
11zlu T"'4-h L{wt*"
/6 -W8 P-M-q>

3
MWW
M ?"-;,'*'r
wltl*u fil**.,pnhrr-^-
3\

se/w/** AG.l"< . VDYUL f*6""'t^


r "S//
dl /ent' 4.. B-< ww^t WL&Au
Makassar, 21 September 2015

MENGETAHUI,

KTAM. 774 234

o
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ffiffiJW$4A
Nomor : 03068/ FAI / 051A.6-ll lVl I 36 I 15
Lamp
Hal : Penqantar Penelitian

Kepada Yang Terhormat,


Ketua LP3M Unismuh Makassar
Di-
Makassar.

+iti;.t rlrt {;.*i isiir ixl.t


Dekan Fakultas Agama lslam Universitas Muhammadiyah Makassar
menerangkan bahwa Mahasiswa yang tersebut namanya di bawah ini :

Nama : Bakri
Nim : 105 19 01456 11
Fakultas/ Prodi : Agama lslaml Pendidikan Agama lslam

Benar adalah yang bersangkutan akan mengadakan penelitian dari Tgl.


10-06-2015 sld 08-09-2015 dalam rangka penyelesaian skripsi dengan
judul:

"PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI TERHADAP


PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI MTS MUHAMMADIYAH
MARADEKAYA KAB. TAKALAR."
Atas kesediaan dan kerjasamanya kami haturkan Jazaakumullahu
Khaeran Katsiran.

riri;.1rlrr Lr;j $r lx;.t.l

21 Sya'ban 1436 H

ffi
0
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LEMNAGA PENALITIAN PNNGEMBANGAN DAN PENGABDIAI\ KEPADA MASYARAKAT
JL Sultan Alarddin No. 259 Te1p.86692 Fr (0411)865588 Makassu 90221 Dmail :lp3munismrh@plasecom

Nomor : 5I7 3 llzn-}.5/C.4-VItlA/ V 3 6 /20 I 5 24 Sya'ban 1436 H


Lamp : 1 (satu) rangkap ProPosal ll Juni 2015M
Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth,
Bapak / lbu Kepala Sekolah
MTs. Muhammadiyah Maradekay*''-'
di- ,, ,"
Takalar
ae;--pe6-3*pe-s r:

Berdasarkan surat Dekan Fakultas Agama Islam "'Universitas, Muhammadiyah


Makassaro nomor':030681FAV05/A.6-IIA/V36/I5 tanggal 08'Juni 2015, menerangkan
bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini :

Nama BAKRI
No. Stambuk 105 19 01456 rl
Fakultas r Agama Islam
Jurusan l
Pendidikan Agama Islam
Alamat Jl.
Pekerjaan Mahasiswa

Bermaksud melaksanakan penelitian/pengumpulan data dalam rangka ppnulisan Skripsi


denganjudul :

"Pengaruh Kompetensi Sosial Guru PAI Terhadap Peningkatan Mutu


Pembelajaran di Mis" Muhammad,iyah Maradekayai'Kab. Talslar."

Yang akan dilaksanakan'daii tanggal 13 Juni'rs/d 13 Agustus 2fi5

Sehubungan dengan maksud di atas, kiranya Mahasiswa tersebut diberikan izin untuk
melakukan penelitian sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan Jazakumullahu khaeran katzfuaa.

X6Fi6ffiF,z:--S
Ketua,
Ub. Sekretaris LP3M,

bubakar Id
tOr 7716
6-15

o
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ffiffiJW$4A
Nomor : 03068/ FAI / 051A.6-ll lVl I 36 I 15
Lamp
Hal : Penqantar Penelitian

Kepada Yang Terhormat,


Ketua LP3M Unismuh Makassar
Di-
Makassar.

+iti;.t rlrt {;.*i isiir ixl.t


Dekan Fakultas Agama lslam Universitas Muhammadiyah Makassar
menerangkan bahwa Mahasiswa yang tersebut namanya di bawah ini :

Nama : Bakri
Nim : 105 19 01456 11
Fakultas/ Prodi : Agama lslaml Pendidikan Agama lslam

Benar adalah yang bersangkutan akan mengadakan penelitian dari Tgl.


10-06-2015 sld 08-09-2015 dalam rangka penyelesaian skripsi dengan
judul:

"PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI TERHADAP


PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI MTS MUHAMMADIYAH
MARADEKAYA KAB. TAKALAR."
Atas kesediaan dan kerjasamanya kami haturkan Jazaakumullahu
Khaeran Katsiran.

riri;.1rlrr Lr;j $r lx;.t.l

21 Sya'ban 1436 H

ffi
0
RIWAYAT HIDUP

Bakri Lahir 16 Juni 1992, Anak ketiga dari tiga bersaudara,

pasangan dari Amir dengan Ibunda Hamidah. Penulis tamat sekolah

dasar pada tahun 2004 di SD Negeri 11 Bontosanra Kecamatan

Pattallassang Kabupaten Takalar, sedangkan tamat Sekolah

Menengah Pertama(SMP) pada tahun 2007 Di SMP Negeri II

Takalar Kec. Pattallassang Kab. Takalar. Tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada

tahun 2010 Di SMA Negeri I Polongbangkeng Selatan Kec. Polongbangkeng Selatan

Kab. Takalar, Penulis melanjutkan pendidikan di universitas muhammadiyah makassar

pada tahun 2011 dengan program strata satu fakultas agama islam jururusan pendidikan

agama islam dan tamat pada tahun 2015.

You might also like