Santri Care System at Pesantren Darul Muttaqin Parung Bogor

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

SISTEM PENGASUHAN SANTRI

PADA PESANTREN DARUL MUTTAQIN PARUNG BOGOR

SANTRI CARE SYSTEM


AT PESANTREN DARUL MUTTAQIN PARUNG BOGOR

ACHMAD DUDIN DAN MUNAWIROH

Achmad Dudin1 dan Abstract


Munawiroh2 This paper is the result of the author’s research in 2019. The background of
this study is the actual issue of the strategic patterns of parenting of students
1
Puslitbang Pendidikan to be considered. The purpose of this study is to determine the pattern of
Agama dan Keagamaan Badan parenting of students in the Darul Muttaqin boarding school in Bogor. Data
Litbang dan Diklat and information obtained through this qualitative research are the result
Jl. MH Thamrin No. 6 Jakarta of the thoughts of caregivers, religious teachers, managers, experts and
Pusat related officials as well as an analysis of parenting patterns of students in
Email: achmad.dudin@gmail. Darul Muttaqin Islamic boarding school in Bogor. From the results of this
com study several things are suggested, namely: Islamic boarding schools need
to optimize the implementation of the guidance and supervision of students
2
Puslitbang Pendidikan continuously so as to create a child-friendly boarding school; pesantren
Agama dan Keagamaan Badan need to create awareness of students to obey, obey the rules and discipline
Litbang dan Diklat that apply; boarding schools need to intensively establish cooperation
Jl. MH Thamrin No. 6 Jakarta between teachers, parents and related parties in overseeing the development
Pusat of student learning and the existence in boarding schools; and people who
Email: mun.asrori@gmail. entrust their children’s education in pesantren should be able to trust and be
com more confident in the pesantren’s parenting patterns.
Naskah diterima: Keywords: Care Pattern, Santri, Pesantren Darul Muttaqin Parung Bogor
5 Februari 2020
Revisi: 17 April-30 Juli 2020
Disetujui: 1 Agustus 2020 Abstrak
Tulisan ini merupakan hasil penelitian penulis tahun 2019. Latar belakang
penelitian ini adalah adanya persoalan aktual tentang pola pengasuhan
santri yang strategis untuk diperhatikan. Tujuan dari studi ini adalah
untuk mengetahui pola pengasuhan santri pada Pesantren Darul Muttaqin
Bogor. Data dan informasi yang diperoleh melalui penelitian kualitatif ini,
merupakan hasil pikiran para pengasuh, ustaz, pengelola, pakar dan pejabat
terkait serta analisis terhadap pola pengasuhan santri di Pesantren Darul
Muttaqin Bogor. Dari hasil penelitian ini disarankan beberapa hal, yaitu:
Pesantren perlu optimalisasi penerapan pembimbingan dan pengawasan
santri secara terus menerus sehingga tercipta pesantren yang ramah anak;
pesantren perlu menciptakan kesadaran santri untuk patuh, menaati aturan
dan disiplin yang berlaku; pesantren perlu intensif menjalin kerjasama antara
guru, orangtua dan pihak-pihak terkait dalam mengawal perkembangan
belajar santri dan keberadaan di asrama pesantren; dan masyarakat
yang menitipkan pendidikan anaknya di pesantren hendaknya bisa lebih
mempercayai dan yakin terhadap pola pengasuhan pesantren.

Kata Kunci : Pola Pengasuhan, Santri, Pesantren Darul Muttaqin Parung


Bogor

153 153
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

PENDAHULUAN pengasuhan santri oleh para pengasuhnya.


Pola pengasuhan santri merupakan sebuah
Pondok pesantren merupakan sebuah
bagian yang berada di bawah naungan
lembaga pendidikan Islam tradisional untuk
pimpinan pesantren. Tugas utama
mempelajari, memahami, menghayati, dan
Pengasuhan santri ini adalah membantu
mengamalkan ajaran agama Islam dengan
Pimpinan Pesantren dalam mengatur pola
menekankan pentingnya moral keagamaan
pikir dan aktifitas kehidupan santri di luar
sebagai pedoman perilaku sehari-hari
jam sekolah santri, mulai dari bangun tidur
(Mastuhu, 1994).
sampai tidur kembali, yaitu untuk mengikuti
Dalam pesantren sekurang-kurangnya serangkaian kegiatan pondok pesantren dan
ada unsur-unsur: Kyai yang mengajar dan menaati peraturan yang berlaku.
mendidik serta jadi panutan, santri yang
Setiap pola pengasuhan yang diterapkan
belajar kepada kyai, masjid sebagai tempat
pesantren mempunyai pengaruh bagi santri.
penyelenggaraan pendidikan dan sholat
Pengaruh tersebut timbul karena pesantren
jamaah, dan asrama tempat tinggal santri.
merupakan model pembinaan bagi santri.
Menurut Zamakhsyari Dhofier bahwa unsur-
Perlakuan dari pengasuh pesantren kepada
unsur dasar yang membentuk lembaga
santri menjadi pengalaman dan melekat
pondok pesantren adalah kyai, pondok,
pada santri dalam perkembangannya
masjid, pengajian kitab-kitab klasik, dan
menjadi dewasa. Setiap pola pengasuhan
santri (Dhofier, 2011).
mempunyai kekurangan dan kelebihan yang
Kyai sebagai pemimpin pesantren harus diketahui serta dipahami stakeholders.
meletakkan dasar-dasar kepribadian santri Pengasuh pesantren harus memilih strategi
melalui sikap prilaku dan kebiasaannya. pengasuhan santri yang dapat memberikan
Santri belajar menyesuaikan diri dengan pengaruh positif bagi santri. Strategi untuk
system kebiasaan yang diperoleh dari mencapai tujuan pengasuhan santri antara
kyai dan pada akhirnya akan membentuk lain melalui empat aspek pengasuhan, yaitu
kepriban tertentu. Peran kyai dalam pengawasan, komunikasi, kedisiplinan,
membentuk santri menyesuaikan diri hukuman, dan penghargaan.
dengan lingkungan tercermin dalam pola
Pengawasan merupakan salah satu
pengasuhan. Pesantren terutama kyai
bentuk penjaminan mutu pesantren yang
sebagai instansi pendidikan mempunyai
dilakukan secara internal dan eksternal.
tugas mengembangkan kepribadian santri
Pengawasan internal dilakukan oleh pihak
dan mempersiapkan mereka menjadi
pengasuh pesantren, dan pengawasan
anggota masyarakat yang baik. Pengasuhan
eksternal oleh pemerintah terutama
dalam Pesantren akan sangat berpengaruh
pengawas Kementerian Agama. Pengawasan
terhadap perkembangan kognisi, emosi,
internal oleh pengasuh pesantren
sikap bahkan perkembangan keagamaannya.
merupakan usaha pengasuh pesantren untuk
Pengasuhan santri di pesantren mengawasi dan mempengaruhi kegiatan
dipandang perlu untuk menciptakan santri. Pengawasan eksternal oleh pengawas
suasana pendidikan yang kondusif di Kementerian Agama, merujuk pada
lingkungan pesantren. Kondusifitas seperti pengawasan manajerial dan pengawasan
yang diharapkan itu mengacu pada pola akademik. Hasil penelitian Nikmah Sofia

154
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

Afiati menunjukkan bahwa santri asrama di beberapa aspek; disiplin, sopan santun,
Pesantren rentan dengan keadaan rendah kebersihan, beribadah, menghafal, bahasa,
pengawasan karena jumlah ustaz dan ustazah berasrama, berpakaian, berolahraga, dan
yang terbatas. Pihak pesantren sendiri tidak berbahasa. Semuanya mutlak harus ditaati
mampu untukmelakukan pengawasan dan sejak pertama santri resmi menjadi bagian
kontrol secara maksimal terhadap santrinya dari pondok pesantren. Disiplin merupakan
sehingga seringterjadi pelanggaran (Afiati, elemen terpenting dalam proses pengasuhan
2018). di pesantren. Oleh karena itu, disiplin harus
ditegakkan oleh semua orang yang terlibat
Jejen Musfah, mengungkapkan sebuah
di pesantren, baik santri, guru, maupun
kasus lemahnya pengawasan pemerintah
pengasuh pesantren itu sendiri. Hasil
terhadap pendirian pesantren membuat
penelitian Nikmah Sofia Afiati menunjukkan
banyak institusi pendidikan Islam itu tidak
bahwa penerapan peraturan di pesantren
memiliki akreditasi yang mumpuni. Hal
ternyata tidak menjadi jaminan bahwa
tersebut berdampak pula pada mudahnya
disiplin dapat terwujud dengan baik. Pada
paham keagamaan yang menyimpang masuk
kenyataannya masih banyak pelanggaran
dalam kurikulum para santri. Alhasil, banyak
yag dilakukan siswa baik ketika jam sekolah
pesantren yang memiliki ajaran paham yang
maupun ketika mengikuti kegiatan di asrama
tidak sesuai dengan NKRI. "Itu terlihat dari
(Afiati, 2018).
perkembangan radikalisme, cara pandang
umat Islam tidak moderat di tengah Untuk pemberian hadiah dan hukuman
keragaman agama, dan pola pikir kelompok merupakan bagian dari proses pendidikan.
agama yang tidak sesuai dengan pancasila Pemberian hukuman bertujuan untuk
dan NKRI," ucap pengamat pendidikan memberikan efek jera dan mencegah
Islam dari UIN Syarif Hidayatullah, Jejen berlanjutnya perilaku, sedangkan pemberian
Musfah (Republika, 2018). hadiah adalah sesuatu yang diberikan
kepada orang lain sebagai penghargaan.
Untuk komunikasi dalam pengasuhan
Pemberian hadiah berguna untuk penguatan
santri merupakan proses pengiriman
atas perilaku positif. Menurut Sardiman,
informasi dari pengasuh kepada santri untuk
bahwa salah satu pendekatan yang dapat
tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan
meningkatkan perhatian dan membuat
efektif apabila komunikasi yang terjadi
peserta didiklebih aktif adalah dengan
menimbulkan arus informasi dua arah,
memberikan hadiah berupa penghargaan
yaitu pengasuh pesantren dan santri. Hasil
serta pujian dan hukuman. Pujian
penelitian Bayu Rohmat Nurkholid Pranata,
merupakan dorongan bagi seseorang untuk
menyatakan masih terdapat rendahnya
belajar lebih giat, pujian selalu berhubungan
kepercayaan masyarakat terhadap pondok
dengan prestasi yang baik” (Sardiman, 2011).
pesantren, dan kurangnya keterlibatan
orang tua santri dan masyarakat terhadap Keempat aspek tersebut merupakan
kegiatan dakwah pesantren (Pranata, 2018). substansi yang penting diperhatikan dalam
pola pengasuhan santri di pesantren.
Disiplin adalah kepatuhan terhadap
Oleh karena itu, penelitian tentang
peraturan atau tunduk pada pengawasan
pola pengasuhan santri di pesantren
atau pengendalian. Disiplin itu menyangkut
adalah strategis dengan mengkaji

155
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

aspek pembimbingan dan pengawasan, Dalam konteks pola pengasuhan santri


komunikasi, kedisiplinan, hukuman, dan di pondok pesantren, maka pengasuhan
penghargaan. Berdasarkan latar belakang pondok pesantren merupakan pembinaan
di atas, penelitian ini merumuskan dan pengembangan kepribadian serta
permasalahan sebagai fokus studi, yaitu: penguasaan ilmu yang dilakukan melalui
bagaimana pola pengasuhan santri dilihat pengalaman sehari-hari dan dipengaruhi
dari aspek pembimbingan dan pengawasan, sumber belajar yang ada di pondok pesantren,
komunikasi, kedisiplinan, hukuman terutama dari pengasuh. Menurut Moh.
dan penghargaan pada Pesantren Darul Shohcib bahwa konsep pengasuhan adalah
Muttaqin Bogor. upaya yang digunakan untuk memahami,
menginterprestasi dan menemukan
makna-makna yang terkandung dalam
Kerangka Konsep
mengembangkan dasar-dasar nilai anak/
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, santri. Pengupayaan dilakukan melalui
pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, pelatihan, pembiasaan dan penyadaran
bentuk (struktur) yang tetap (Tim Redaksi kepada anak/santri (Shochib,1998:36).
Pusat Bahasa, 2013). Asuh yang berarti Djamarah menyatakan bahwa konsep
mengasuh, menjaga, merawat, memelihara, pengasuhan adalah membangun
mendidik (Tim Redaksi Pusat Bahasa, komunikasi yang harmonis dan menerapkan
2013). Pola asuh orang tua maksudnya fungsi pendidikan untuk menumbuhkan
sikap orang tua dalam berhubungan dengan potensi santri/anak sebagai wahana untuk
anak-anaknya, sikap ini dapat dilihat dari mentrasfer nilai-nilai dan agen tranformasi
berbagai segi, antara lain dari cara orang kebudayaan (Djamaroh, 2005).
tua memberikan perlakuan kepada anak,
Dari beberapa pendapat yang
cara memberikan hadiah dan hukuman,
disampaikan di atas penulis menarik
cara orang tua memberikan perhatian atau
kesimpulan bahwa pola pengasuhan santri
tanggapan kepada anak (Gunawan dan
di pesantren adalah belajar mengenai pola-
Yulianingsih, 2013).
pola perilaku, sosialisasi dan interaksi
Menurut Sri Lestari pola asuh untuk mentransfer nilai-nilai dan agen
merupakan serangkaian sikap yang transformasi kebudayaan di pondok
ditunjukkan oleh orang tua kepada anak pesantren. Untuk aspek-aspek pola asuh,
untuk menciptakan iklim emosi yang menurut Baumrind bahwa ada empat
melingkupi interaksi antara orang tua dan aspek yang muncul dalam pengasuhan
anak (Sri Lestari, 2012). Selanjutnya, Khon anak dari informan di antaranya: kontrol
sebagaimana dikutip Zizousari dan Chan, (pengawasan), tuntutan kedewasaan,
menyatakan bahwa pola asuh merupakan komunikasi, dan kasih saying (Baumrind,
cara orang tua berinteraksi dengan anak 2002). Adapun Sely (2019) mengungkapkan
yang meliputi pemberian aturan, hadiah, bahwa aspek pola asuh atau pengasuhan
hukuman, pemberian perhatian, serta mencakup aspek: 1) Komunikasi, 2)
tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku pemberian hukuman dan hadiah, 3) Kontrol
anak (Zizousari dan Yuna Chan, 2016). orang tua dan 4) kedisiplinan (Sely, 2019).
Dalam penelitian ini aspek pola pengasuhan

156
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

santri di pesantren yang akan digali dibatasi guru dalam meningkatkan kualitas proses
pada aspek aspek: 1) Pengawasan; 2) pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil
Komunikasi; 3) Disiplin; dan 4) Pemberian belajar siswa (Sudrajat, 2008).
hadiah dan hukuman.
Kedua, Komunikasi. Komunikasi dalam
Pertama, Pengawasan (control), pengasuhan santri merupakan proses
merupakan salah satu bentuk penjaminan pengiriman informasi dari pengasuh kepada
mutu pesantren yang dilakukan secara santri untuk tujuan tertentu. Komunikasi
internal dan eksternal. Pengawasan internal dikatakan efektif apabila komunikasi yang
dilakukan oleh pihak pengasuh pesantren, terjadi menimbulkan arus informasi dua
dan pengawasan eksternal oleh pengawas arah, yaitu pengasuh pesantren dan santri.
Kementerian Agama. Pengawasan oleh Ketiga, disiplin. Disiplin adalah kepatuhan
pengasuh pesantren merupakan usaha terhadap peraturan atau tunduk pada
pengasuh pesantren untuk mengawasi dan pengawasan atau pengendalian. Disiplin itu
mempengaruhi kegiatan santri. Pengawasan menyangkut beberapa aspek: disiplin sopan
eksternal oleh pengawas Kementerian santun, kebersihan, beribadah, menghafal,
Agama, mengacu pada SK Menpan Nomor bahasa, berasrama, berpakaian, berolahraga,
118 Tahun 1996 tentang jabatan fungsional dan berbahasa. Semuanya mutlak harus
pengawas dan angka kreditnya, Keputusan ditaati sejak pertama santri resmi menjadi
bersama Mendikbud Nomor 03420/O/1996 bagian dari pondok pesantren. Disiplin
dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian merupakan elemen terpenting dalam proses
Negara Nomor 38 Tahun 1996 tentang pengasuhan di pesantren. Oleh karena itu,
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional disiplin harus ditegakkan oleh semua orang
Pengawas serta Keputusan Mendikbud yang terlibat di pesantren, baik santri, guru,
Nomor 020/U/1998 tentang Petunjuk maupun pengasuh pesantren itu sendiri.
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Keempat, pemberian hadiah dan
Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya,
hukuman. Pemberian hadiah dan hukuman
dapat dikemukakan tentang tugas pokok
merupakan bagian dari proses pendidikan.
dan tanggung jawab pengawas, yaitu yang
Pemberian hukuman bertujuan untuk
pertama merujuk pada supervisi atau
memberikan efek jera dan mencegah
pengawasan manajerial sedangkan tugas
berlanjutnya perilaku Pemberian hadiah
pokok yang kedua merujuk pada supervisi
adalah sesuatu yang diberikan kepada orang
atau pengawasan akademik. Pengawasan
lain sebagai penghargaan atau kenang-
manajerial pada dasarnya memberikan
kenangan/cenderamata (Djamaroh, 2010).
pembinaan, penilaian dan bantuan/
Hadiah adalah ganjaran yang bentuknya
bimbingan mulai dari rencana program,
pemberian yang berupa barang seperti
proses, sampai dengan hasil. Bimbingan
pena, pensil, buku tulis, bolpoint, pengaris,
dan bantuan diberikan kepada kepala
buku bacaan, atau disebut juga ganjaran
sekolah dan seluruh staf sekolah dalam
materi (Djamaroh, 2010). Pemberian hadiah
pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan
berguna untuk penguatan atas perilaku
pendidikan di sekolah untuk meningkatkan
positif. Untuk devinisi hukuman adalah suatu
kinerja sekolah. Pengawasan akademik
perbuatan yang tidak menyenangkan dari
berkaitan dengan membina dan membantu
orang yang lebih tinggi kedudukannya untuk

157
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

pelanggaran dan kejahatan, bermaksud berjalan intensif, tidak sekadar hubungan


memperbaiki kesalahan anak (Roestiyah, formal ustaz dan santri di dalam kelas.
2005). Hukuman merupakan salah satu Dengan demikian, kegiatan pendidikan
alat dari sekian banyak alat lainnya yang berlangsung sepanjang hari, dari pagi hingga
digunakan untuk meningkatkan perilaku malam hari (Subhan, 2012:36).
yang diinginkan dan mengurangi perilaku
Pesantren sebagai lembaga pendidikan
yang tidak diinginkan (Gaza, 2012). Hal
merupakan sistem yang memiliki beberapa
ini dimaksudkan agar santri berusaha
subsistem, setiap subsistem memiliki
menghindari hukuman yang dijanjikan
beberapa sub-subsistem dan seterusnya,
pengasuh dengan berusaha giat belajar.
setiap subsistem dengan subsistem yang
Pondok pesantren merupakan sistem lain saling mempengaruhi dan tidak dapat
pendidikan produk Indonesia, atau dipisahkan. Subsistem dari sistem pendidikan
dengan istilah indigenous (pendidikan asli pesantren antara lain: (1) Aktor atau pelaku:
Indonesia). Menurut Ihwanudin, pesantren kyai, ustaz, santri dan pengurusb; (2) Sarana
merupakan sebuah komunitas peradaban perangkat keras: Masjid, rumah kyai, rumah
yang memiliki ciri khas tersendiri. ustaz dan asrama, pondok dan asrama
Pesantren menjadi tempat untuk pembinaan santri, gedung sekolah atau madrasah,
moral-spiritual kesalehan seseorang dan tanah untuk pertanian dan lain-lain; dan (3)
pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam yang Sarana perangkat lunak: Tujuan, kurikulum,
menjadi ciri khas dan tata nilai yang di kitab, penilaian, tata tertib, perpustakaan,
ajarkan di pesantren adalah jiwa keikhlasan, pusat penerangan, keterampilan, pusat
jiwa kesederhanaan, jiwa persaudaraan, pengembangan masyarakat, dan lain-lain
jiwa kemandirian dan jiwa kebebasan atau (Syahid, 2002). Dari pemahaman literatur
kemerdekaan. Lima hal tersebut dinamakan pesantren tersebut di atas, maka yang
sebagai panca jiwa pondok pesantren disebut pondok pesantren adalah lembaga
(Naquib, 2002). pendidikan yang mengajarkan kesalehan
seseorang dan pembelajaran ilmu-ilmu
Steenbrink mengemukakan bahwa
agama Islam (tafaquh fiddīn) yang menjadi
pesantren berbeda dengan lembaga
ciri khas dan tata nilai yang diajarkan di
pendidikan kaum Muslimin seperti
pesantren.
madrasah, sekolah dalam berbagai jenis
dan jenjang yang ada (Ikhwanudin, 2011). Pola pengasuhan santri merupakan
Sekurang-kurangnya ciri khas pesantren belajar mengenai pola-pola perilaku,
adalah terdapatnya pondok atau asrama sosialisasi dan interaksi untuk mentransfer
untuk para santri, yang tidak terdapat pada nilai-nilai dan agen tranformasi kebudayaan
madrasah atau sekolah pada umumnya. di pondok pesantren. Pondok pesantren
Selanjutnya Subhan mengemukakan bahwa sendiri merupakan lembaga pendidikan
pondok pesantren adalah sistem pendidikan yang mengajarkan kesalehan seseorang
yang melakukan kegiatan sepanjang hari. dan pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam
Santri tinggal di asrama dalam satu kawasan (tafaquh fiddīn) yang menjadi ciri khas dan
bersama guru, kyai, dan senior mereka. Oleh tata nilai yang di ajarkan di pesantren.
karena itu, hubungan yang terjalin antara Jadi pola pengasuhan santri di pesantren
santri, guru, kyai dalam proses pendidikan merupakan pembinaan dan pengembangan

158
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

kepribadian serta penguasaan ilmu para Pengamatan dilakukan pada setiap


santri yang dilakukan melalui pengalaman kegiatan yang terkait dengan penelitian.
sehari-hari dan dipengaruhi sumber belajar wawancara kepada pengasuh, para pengurus
yang ada di pondok pesantren, terutama pesantren, para santri, dan pihak-pihak lain
dari pengasuh pesantren. Pola pengasuhan yang terkait dengan pesantren dimaksudkan
santri mencakup 4 (empat) aspek, yaitu: untuk mendengar keterangan dari mereka
1) Pengawasan (kontrol), yaitu usaha tentang fakta-fakta, kejadian yang mereka
pengasuh pesantren untuk mengawasi alami dan mereka ketahui. Penyebaran
dan mempengaruhi kegiatan santri; 2) angket kepada santri untuk untuk melihat
Komunikasi pengasuh pesantren dan prilaku santri dalam pola pengasuhan
santri; 3) Disiplin yang diterapkan denagan di pesantren. Studi kepustakaan dengan
fungsi sebagai pedoman dalam melakukan mengkaji berbagai literatur, dokumen dan
penilaian terhadap tingkah laku santri; dan karya-karya lain yang berkaitan dengan
4) Hukuman dan hadiah. permasalahan penelitian ini.
Analisis data dilakukan selama
METODE PENELITIAN pengumpulan data di lapangan dan setelah
data terkumpul. Analisis data berlangsung
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
secara simultan yang dilakukan bersamaan
Oktober hingga Desember 2019, berlokasi di
dengan proses pengumpulan data dengan tiga
Pondok Pesantren Darul Muttaqin Parung
proses analisis yaitu reduksi data, penyajian
Bogor. Penelitian ini bersifat kualitatif
data, penggambaran dan pembuktian data.
karena dalam pemberian makna dan mencari
esensi yang diperolehnya sendiri dari pola
pengasuhan di pesantren. Guna melakukan HASIL PENELITIAN DAN
cross analisis, maka dalam penelitian ini PEMBAHASAN
digunakan juga pendekatan kuantitatif Profil Pesantren
untuk melihat perilaku santri dalam pola
Pondok Pesantren Darul Muttaqin Parung
pengasuhan santri di pesantren. Penelitian
Bogor adalah salah satu pondok pesantren
ini juga merupakan penelitian lapangan
modern, seperti halnya Pondok Modern
(field research), yaitu peneliti terjun
Gontor, Darunnajah Jakarta, Darul Qolam
langsung menggali data di lapangan dengan
Tangerang, La Tansa, dan lain-lain. Terletak
cara pengamatan, wawancara, menyebar
di wilayah desa Jabon Mekar Kecamatan
angket, studi kepustakaan, serta melakukan
Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat.
deskripsi di lapangan untuk mempelajari
Tempatnya sangat rindang, sejuk, bersih
masalah-masalah dalam pondok pesantren
dan sedikit berbukit. Resmi berdiri sebagai
tentang perubahan nilai atau pandangan,
lembaga pesantren pada tahun 1988 M,
perilaku dan pengaruh-pengaruh dari suatu
tepatnya tanggal 18 Juli 1988. Sejarah
fenomena. Arah penelitian secara garis
berdirinya Darul Muttaqin terkait erat
besar bermuara mempertemukan atau
dengan dengan pemberian tanah wakaf
mendialogkan antara sistem asuhan yang
seluas 1,8 ha oleh pemiliknya H. Mohamad
diterapkan di pesantren dengan pengaruh
Nahar (alm.), seorang mantan wartawan
terhadap pembentukan kepribadian santri.

159
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

senior Kantor Berita Antara kepada KH. ketua yayasan yang baru menggantikan
Sholeh Iskandar (alm) ketua BKSPPI (Badan ketua lama terhitung sejak tanggal 27
Kerjasama Pondok Pesantren se Indonesia) Oktober 2002 sampai sekarang.
pada tahun 1987. Sampai sekarang luas
Sejak berdirinya, dari tahun ke tahun
lahan Pesantren Darul Muttaqin ± 13,5 ha.
Pondok Pesantren Darul Muttaqin telah
Niat pemberian tanah wakaf sebagaimana mengalami kemajuan yang cukup signifikan
pernah disampaikan Alm. H. Mohamad baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Nahar agar didirikan lembaga pendidikan Hingga saat ini kegiatan pendidikan yang
Islam (pondok pesantren) yang standar, baik diselenggarakan Pesantren Darul Muttaqin
dari segi kualitas pendidikannya, pelayanan meliputi: TK Islam, SD Islam Terpadu,
maupun manajemen pengelolaannya. Niat Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah,
ini muncul sebagai rasa keprihatinan dan SMP Islam Terpadu, Pesantren Salafiyah,
keterpanggilan melihat kenyataan lulusan TPA serta madrasah Diniyah. Semoga
pesantren belum memiliki kualitas yang harapan wakif menjadi kenyataan, bahwa
standar, masih jauh dari harapan. Darul Muttaqin menjadi lembaga pesantren
yang berkhidmat kepada ummat dengan
Banyak tokoh dan para ulama yang
mendidik generasi bangsa.
terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung menjadi founding father lahirnya Pondok Pesantren Darul Muttaqin
Darul Muttaqin, di antaranya adalah KH. berkembang cukup mengagumkan, baik
Sholeh Iskandar (Ketua BKSPPI), KH. dari kualitas maupun kuantitas. Lokasinya
Rosyad Nurdin (MUI Jawa Barat), KH. TB. yang sangat strategis, berada di samping
Hasan Basri (BKSPPI Bogor), dan KH. Abdul Jl. Raya Jakarta-Bogor, sebuah kawasan
Manaf Mukhayyar (Pesantren Darunnajah yang kini sedang tumbuh menjadi kawasan
Jakarta). Sebab dari tahun 1980, H. pendidikan dan jauh dari budaya tawuran
Mohamad Nahar telah melakukan berbagai serta penyalahgunaan obat-obatan terlarang,
konsultasi dengan tokoh-tokoh di atas yang membuat orang tua yakin dan tenang dalam
pada akhirnya tahun 1988 berdirilah Pondok menyekolahkan anak-anaknya. Mereka juga
Pesantren Darul Muttaqin dengan KH. Mad dapat memantau perkembangan putra-
Rodja Sukarta diberi amanah untuk menjadi putrinya setiap saat, tidak hanya melalui
pimpinan. sarana telekomunikasi, tetapi juga dengan
dukungan sarana transportasi yang sangat
Dari rangkaian sejarah berdirinya, maka
lancar.
awalnya Darul Muttaqin berafiliasi pada
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Areal kampus Pondok Pesantren Darul
Namun berdasarkan pertimbangan dan Muttaqin yang luasnya mencapai kurang
kepentingan yang lebih luas, terkait dengan lebih ± 13,5 ha dengan tertata rapi dan
kemandirian dan efektifitas organisasi, apik, dilengkapi dengan berbagai sarana
maka didirikanlah Yayasan Darul Muttaqin pendukung, benar-benar menyediakan
pada tanggal 29 Januari 1992, dengan H. ruang gerak (life space) yang sangat
Mohamad Nahar sebagai ketua. Terkait memadai bagi timbulnya potensi anak didik
dengan pengunduran diri H. Mohamad secara sempurna (Alwi, 2019: http://m-alwi.
Nahar, maka berdasarkan rapat anggota com/pondok-pesantren-darul-muttaqien-
yayasan M. Lutfi Nahar, SE resmi menjadi parung-bogor.html).

160
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

Visi: Dalam rangka menyiapkan generasi kekeluargaan dengan cara membangun


Muslim yang berkualitas, Pondok Pesantren iklim yang mendorong terciptanya suasana
Darul Muttaqin menerapkan Pendidikan kekeluargaan; (6) Menerapkan learning
Islam Terpadu dengan pendekatan “learning process, yaitu menciptakan suasana yang
process” serta berkomunikasi berbahasa memicu terjadinya learning process; dan
Arab dan Inggris melalui manajemen terpadu (7) Mengembangkan potensi yang dapat
dan peningkatan hubungan kemitraan. digunakan sebagai sumber pendanaan, yaitu
Adapun misinya adalah: Untuk mencapai meningkatkan potensi penggalian dana baik
Visi tersebut, maka Pondok Pesantren internal maupun eksternal.
Darul Muttaqin mengambil langkah-
Pesantren Darul Muttaqin sebagaimana
langkah: Menerapkan Manajemen terpadu,
telah tertuang dalam AD/ART Yayasan
Menerapkan Pendidikan Islam Terpadu,
Darul Muttaqin, menjadi care kegiatan
Menggunakan Bahasa Arab dan Inggris
penyelenggaraan pelayanan sosial
dalam berkomunikasi, Mengembangkan
kemasyarakatan dengan bentuk pengelolaan
dan meningkatkan jaringan kerjasama,
lembaga pendidikan. Keseluruhan kegiatan
Meningkatkan hubungan kekeluargaan,
diarahkan untuk menunjang visi pendidikan
Menerapkan “learning process” yang
Darul Muttaqin baik melalui kegiatan harian,
mendorong kreatifitas dan kemandirian,
mingguan, bulanan maupun tahunan.
dan Mengembangkan potensi-potensi yang
Spirit dasar yang dijadikan ruh untuk
dapat digunakan sebagai sumber dana.
melaksanakan tugas-tugas kependidikan
Program utama Pesantren Darul di pesantren adalah nilai-nilai ajaran Islam
Muttaqin adalah: (1) Menerapkan secara umum. Adapun secara khusus
manajemen terpadu, yaitu meningkatkan tertuang dalam formulasi panca jiwa pondok:
kualitas sumber daya manusia, keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian,
menyempurnakan struktur organisasi, ukhuwah Islamiyah dan kebebasan.
meningkatkan produktifitas kerja, membuat
Karenanya untuk mencapai tujuan
dan menerapkan sistem kerja yang
pendidikan yang tertuang dalam visi misi,
mendorong pada terpenuhinya kepuasan
maka Darul Muttaqin bersikap independen:
pengguna, dan menata dan melengkapi
berdiri di atas dan untuk semua golongan
sarana dan prasarana; (2) Menerapkan
dengan motto bersatu dalam akidah,
pendidikan Islam terpadu, yaitu menerapkan
toleransi dalam khilafiyah dan berjamaah
kurikulum terpadu, dan menciptakan
dalam ibadah. Dari sistem pengelolaan siswa
suasana islami yang dapat mengembangkan
24 jam inilah diharapkan Darul Muttaqin
keharmonisan aspek, intelektual, emosional
mampu menciptakan generasi-generasi
dan keterampilan; (3) Menggunakan bahasa
unggul baik intelektualitas, ketrampilan,
Arab dan Inggris dalam komunikasi, yaitu
maupun spiritualitasnya. Dengan kata lain,
meningkatkan kemampuan berbahasa
Pesantren Darul Muttaqin berkeinginan
Arab dan Inggris, dan menciptakan situasi
mencetak siswa yang bertakwa, berakhlak,
yang mendorong penggunaan bahasa
berpengetahuan luas, beriman, terampil dan
Arab dan Inggris; (4) Mengembangkan
berkhidmat kepada masyarakat. Sehingga
dan meningkatkan hubungan kerjasama
ketika harus hidup di masyarakat, mereka
(networking); (5) Meningkatkan hubungan
mampu mendedikasikan diri untuk kebaikan

161
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

masyarakat dan agamanya dengan bekal (putra-putri), Asrama putra dan asrama
ilmu yang telah didapatkan selama belajar. putri, Ruang Belajar yang representatif
(ber-AC) dengan kapasitas 30 siswa/
Penetapan amanah struktural
kelas, Lab. Fisika, Kimia dan Biologi, Lab.
didasarkan oleh surat keputusan pimpinan
Komputer dengan kapasitas 15 siswa/siswi
Pesantren Amanah. Struktur terdiri dari:
(1 siswa 1 komputer), Lab. Bahasa, Ruang
Pimpinan Pesantren, Sekretaris pesantren,
perpustakaan + Wifi/Hotspot, Gedung
Bendahara pesantren, Kepala Divisi, Kepala
serbaguna (Auditorium), Poliklinik, Kantin/
Bagian, Kepala Sekolah, Kepala Pengasuhan,
koperasi, Sarana olahraga (sepak bola,
Kepala PSB, Pemangku Amanah Struktural
basket, voli, badminton), dan Unit Simpan
Pesantren.
Pinjam (USP/BMT). Penyediaan berbagai
Pelayanan pendidikan merupakan salah macam fasilitas olah raga dan keterampilan
satu tujuan didirikannya Pesantren Darul agar para santri dapat menyalurkan dan
Muttaqin, demikian juga pelayanan sosial. mengembangkan bakat yang mereka miliki.
Tujuan pokok di Pesantren Darul Muttaqin
dirancang untuk membentuk kader-
kader yang bertakwa, berakhlak karimah, Sistem Pengasuhan Santri di
Pesantren
berpengetahuan luas, berketrampilan dan
berkhidmat pada agama, masyarakat dan Gambaran Umum
bangsa. Setiap pesantren memiliki pola pengasuhan
Hingga saat ini, kegiatan pendidikan tersendiri sesuai dengan ekspektasi
yang diselenggarakan Pesantren Darul dan tujuan pengasuhan di pesantren.
Muttaqin meliputi: Raudhatul Athfal A, Berdasarkan klasifikasi pesantren, maka
Sekolah Dasar Islam Terpadu (full day Pesantren Darul Muttaqin yang berlokasi di
school), Madrasah Tsanawiyah (berasrama), Parung Bogor merupakan pesantren modern.
Madrasah Aliyah (berasrama), SMP Islam Pesantren ini memiliki pola pengasuhan
Terpadu (full day school), Pesantren yang mencirikan pesantren modern.
Salafiyah (berasrama), TPA, Madrasah Pengasuhan Pesantren Darul Muttaqin
Diniyah, dan Tarbiyatul Muallimin Wal parung bogor, berpusat dari pimpinan
Muallimat al-Islami (TMI). pesantren (kyai) diturunkan ke pimpinan-
Pendidikan ektrakurikuler yang pimpinan lini dan diteruskan ke pengasuh,
diselenggarakan Pesantren Darul Muttaqin dan organisasi pelajar dan kemudian ke
adalah: Tahfiz Al-Qur’an, pengajian kitab mudabbir yang langsung kepada santri.
kuning, ziarah, musyawarah ma’hadiyah, Dalam pengasuhan tersebut terdapat
bahṡul ma’sail, diskusi ilmiah, hadrah/ pengasuh putra dan pengasuh putri.
rebana, pengembangan berbagai olahraga, Pengasuhan santri putra dan putri terdapat
keterampilan wirausaha, drumb band, ketua pengasuh santri putra dan ketua
pengembangan jurnalistik dan publish, pengasuh santri putri. Pada masing-masing
kaligrafi, beladiri, latihan berpidato, dan pengasuhan putra dan putri terdapat 4 wakil
diskusi dan penelitian. pengasuh, yaitu wakil pengasuh bidang
keorganisasian, wakil ketua pengasuh bidang
Fasilitas penunjang yang dimuliki
organisasi, wakil pengasuh bidang ubudiyah
Pesantren Darul Muttaqin adalah; Masjid

162
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

dan wakil pengasuh bidang kesiplinan. Untuk santriwati yang lebih banyak
Pengasuhan tingkat mudabbir merupakan mengurus aktivitas mereka sehari-hari
pengasuhan kelompok kecil santri yang adalah pengasuh putri (ustaz, ustazah).
melakukan pengasuhan secara intensif. Sementara untuk santri putra yang banyak
Adapun sistem pengawasan/pembimbingan mengurus aktivitas mereka sehari-hari
seluruhnya bertanggung jawab dari atas adalah pengasuh santri putra. Para santri
sampai kepada santri adalah organisasi sering melakukan komunikasi dengan
Pesantren Darul Muttaqin (OPDM). pengasuh (kyai, ustaz, dan ustazah) pada
waktu-waktu formal dan tidak formal,
Untuk aspek yang dilihat dalam pola
seperti mereka berkomunikasi di masjid,
pengasuhan santri adalah: Pertama,
sekolah, atau ketika berpapasan di jalan.
pengawasan dan bimbingan pesantren.
Pada prinsipnya kehidupan di pesantren
Sistem pendidikan pesantren dilakukan
sangat dinamis, bisa dilihat pada saat
dengan kegiatan pembelajaran, baik yang
berinteraksi antara kyai, ustaz/h, dan
bersifat intra maupun ekstra. Sistem
santri/i yang mampu memposisikan sesuai
pendidikan pesantren sebagaimana lazim
dengan porsi dan fungsinya masing-masing.
diketahui adalah sistem pendidikan 24 jam.
Sebagai seorang santri selalu tunduk dan
artinya para siswa (santri) diasramakan
patuh terhadap apa yang dikatakan oleh
sehingga seluruh kegiatan santri selama 24
pengasuh.
jam adalah aktifitas terprogram dan terpadu
dalam pengawasan dan bimbingan para guru Keempat, hukuman dan penghargaan.
pengasuh, baik aktifitas formal akademik di Dalam pendidikan pesantren terdapat
sekolah maupun aktifitas non akademis di hukuman dan penghargaan atau hadiah.
asrama. Bimbingan kepada santri diberikan Pesantren memberikan penghargaan atas
dengan memberikan nasihat, arahan- prestasi yang dicapai, dan memberikan
arahan, kepada santri, dan membantu dalam hukuman atas pelanggaran santri yang
menyelesaikan masalah-masalah yang telah dilakukan. Penegakan aturan bagi
dihadapi oleh santri. santri yang melanggar akan dikenakan
sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kedua, kedisiplinan persantren. Disiplin
Pelanggaran yang berat dan berulang
yang dibangun oleh pondok pesantren
akan diakumulasi, dan sebagai langkah
tergolong ketat. hal ini dimaksudkan agar
terakhir adalah memanggil orang tua santri
mereka dapat belajar disiplin sejak dini, dan
bersangkutan, untuk meminta saran terlebih
membiasakan diri untuk memikul tanggung
dahulu dari pihak orang tua atau wali santri
jawab. Model disiplin yang diterapkan oleh
yang bersangkutan apakah anaknya akan
pesantren adalah pembiasaan mengikuti
tetap tinggal di pesantren atau dikeluarkan.
aturan pesantren dan prilaku akhlakul
Adapun secara lebih terperinci dapat
karimah serta pergaulan dengan anak-anak
disebutkan di bawah ini.
di luar pesantren yang dapat menjauhkan
tradisi pesantren.
Ketiga, komunikasi. Pondok Pesantren Pengawasan
Darul Muttaqin Parung menampung santri Menurut ketua pengasuhan santri putra
dan santriwati yang diatur secara terpisah. Pondok Pesantren Darul Muttaqin Parung,

163
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

Ustaz Imron Wachidi, bahwa system dalam RAKER Organisasi (OPO19). Hal
pengawasan/pembimbingan yang dilakukan ini sebagaimana dijelaskan pula oleh Ustaz
di Pesantren Darul Muttaqin Parung adalah Badrut Tamam bahwa yang membuat
pengawasan dan pembimbingan oleh peraturan adalah dari guru-guru dan
Pimpinan Pesantren dan Para Pengurus santri dilibatkan di rapat kerja (RAKER)
melalui Program-program yang telah di Organisasi. Ustaz Gipin Gustopa juga
rancang dalam struktur kegiaatan program menerangkan bahwa peraturan-peraturan di
Pesantren. Sejalan dengan pemahaman pesantren di buat oleh pimpinan dan kepala
ini Wakil Ketua pengasuhan santri putra di setiap lini, pengasuh, OPDM.
bagian kedisiplinan Pondok Pesantren Darul
Beberapa peraturan yang tidak tertulis
Muttaqin Parung, Ustaz Badrut Tamam,
yang berlaku di pesantren menurut Ustaz
menhyatakan bahwa system pengawasan
Imron Wachidi, adalah: (1) tata tertib santri
berpusat dari Pimpinan Pesantren (kyai)
secara umum; (2) tata tertib wali santri atau
diturunkan ke Pimpinan-pimpinan lini dan
tamu; dan (3) tata tertib guru. Menurut Ustaz
diteruskan ke Pengasuh, dan Organisasi
Eko Prasetyo, di antara peraturan-peraturan
Pelajar dan kemudian ke mudabbir yang
yang tidak tertulis yang berlaku di pesantren
langsung kepada Santri. Adapun Wakil
adalah tidak meludah sembarangan,
Ketua pengasuhan santri putra bagian
menghormati guru, dan tidak makan dan
Ubudiyah Pondok Pesantren Darul Muttaqin
minum sambil berdiri. Ustaz Badrut Tamam
Parung, Ustaz Gipin Gustopa menjelaskan
menambahkan bahwa peraturan-peraturan
bahwa sistem pengawasan/pembimbingan
yang tidak tertulis yang berlaku di pesantren
seluruhnya bertanggung jawab dari atas
antara lain sopan santun terhadap guru dan
sampai kepada santri adalah organisasi
kakak kelas, menjaga kebersihan lingkungan,
Pesantren Darul Muttaqin (OPDM).
dan sopan santun ketika makan dan minum.
Beberapa peraturan yang ada di
Beberapa bentuk pengawasan yang
Pesantren Darul Muttaqin Parung, menurut
dilakukan kyai, ustaz, dan santri senior
Ustaz Imron Wachidi, adalah: (1) peraturan
Pesantren Darul Muttaqin Parung, menurut
guru yang dibuat oleh pimpinan dan
Ustaz Imron Wachidi, adalah melalui
pengurus pesantren; (2) tata tertib santri
kontrol rutin, absen dan pengarahan rutin,
yang dibuat oleh pengurus pesantren dan
melalui sidak, melalui laporan-laporan
pengasuhan; dan (3) tata tertib kegiatan
perkembangan, dan pengawasan belajar.
pesantren yang dibuat oleh guru pengasuhan
Ustaz Badrut Tamam juga menyebutkan
dan pengurus santri. Ustaz Badrut Tamam
bahwa bentuk-bentuk pengawasan
menambahkan bahwa peraturan-peraturan
yang dilakukan kyai, ustaz, dan santri
yang ada di pesantren antara lain Peraturan
Senior adalah pengawasan dalam bentuk
cara berpakaian, izin keluar Pesantren, izin
pengabsenan ketika belajar, waktu salat
tak ikut pelajaran, waktu-waktu tadarus Al-
berjamaah, sebelum tidur, dan pada waktu
Qur’an, kebersihan dan ketertiban Asrama.
kegiatan-kegiatan. Ustaz Gipin Gustopa
Menurut Wakil Pengasuhan bidang juga menjelaskan bahwa pengawasan dalam
organisasi, Ustaz Eko Prasetyo, bahwa yang bentuk pengabsenan ketika belajar, ketika
membuat peraturan-peraturan di pesantren salat jamaah, sebelum tidur, dan pada waktu
adalah Asatidz, dan Santri dilibatkan kegiatan-kegiatan.

164
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

Untuk rujukan utama dalam system pesantren kepadanya adalah sebagaimana


pengawasan di pesaantren, menurut Ustaz tabel berikut:
Imron Wachidi, adalah mencakup aturan dan Tabel 1. Pengawasan dan Pembimbingan Santri
tata tertib, pimpinan pesantren, pengurus No Pernyataan SL SR KD TP
Pengawasan
pondok/kepala bagian dan musyawarah. 1 belajar kelompok
15 13 2
0 (0%)
(50%) (43,3%) (6,66%)
santri
Ustaz Badrut Tamam menyatakan bahwa
Kontrol saat 15 12
yang menjadi rujukan utama dalam 2
mengaji santri (50%) (40%)
3 (10%) 0 (0%)

system pengawasan di pesaantren adalah 3


Memeriksa hasil 16 13 1
0 (0%)
belajar santri (53,3%) (43,3%) (3,33%)
Kiyai dan disiplin Pesantren. Ustaz Eko Mengingatkan
Prasetyo, menguatkan bahwa yang menjadi 4
santri untuk 24
0 (0%) 0 (0%) 6 (20%)
tidak bermain (80%)
rujukan utama dalam system pengawasan HP saat mengaji
Mengingatkan
di pesaantren adalah rujukan Pimpinan santri tidak
22 1 7
5 menonton TV 0 (0%)
Pesantren, tata tertib, dan sunnah Pondok. ketika jadwal
(73,3%) (3,33%) (23,3%)
mengaji
Beberapa model pengawasan/ Memerintah
27
pembimbingan langsung Pesantren 6 santri mengaji
secara teratur
(90%)
3 (10%) 0 (0%) 0 (0%)

Darul Muttaqin Parung, sebagaimanha Menunjukkan


langkah-langkah 14 16
dituturkan Ustaz Imron Wachidi, adalah 7
yang tepat dalam (46,6%) (53,3%)
0 (0%) 0 (0%)
belajar
mengawasi belajar malam/muwajah
Membimbing
malam, membimbing makan santri, 8 santri mengatasi
11 19
0 (0%) 0 (0%)
(36,6%) (63,3%)
kesulitan belajar
membimbing pembersihan kamar/asrama,
Memberikan
dan membimbing sholat berjama’ah fardu pengayaan
16 12 2
9 materi 0 (0%)
(53,3%) (40%) (6,66%)
dan sunnah. Adapun beberapa model yang belum
dimengerti
pengawasan/pembimbingan tidak langsung
Memberikan
adalah laporan dari pengurus asrama, dan 10
bimbingan
9 (30%)
13 8
0 (0%)
mudah kuasai (43,3%) (26,6%)
laporan perkembangan pembinaan santri. kitab

Menurut Ustaz Badrut Tamam, model


Tabel 1. di atas menunjukkan bahwa
pengawasan/pembimbingan yang sifatnya
pengawasan dan bimbingan yang diberikan
langsung adalah pengarahan kepada santri
pesantren kepada santri sudah cukup
sebelum kegiatan dan setelah kegiatan.
memadai, namun masih ada beberapa
Adapun model pengawasan/pembimbingan
aspek pengawasan dan bimbingan yang
yang sifatnya tidak langsung adalah
masih kurang memadai, yaitu 23,3%
pengawasan pimpinan pesantren yang
santri menyatakan pengasuh tidak pernah
diwakili oleh para pengasuh.
mengingatkan santri untuk tidak menonton
Dalam kenyataan pengawasan dan TV ketika jadwal mengaji, 26,6% santri
bimbingan di pesantren adalah sebagaimana menyatakan pengasuh kadang-kadang
yang diterima santri. Berdasarkan informasi memberikan bimbingan mudah kuasai kitab,
yang digali melalui kuesioner terhadap 30 6,6% santri menyatakan pengasuh kadang-
santri sebagai responsden maka terdapat kadang melakukan pengawasan belajar
pengakuan santri tentang pengawasan dan kelompok santri, 6,6% santri menyatakan
bimbingan yang dirasakan di pesantren. Para pengasuh kadang-kadang memberikan
santri Pesantren Darul Muttaqin merasakan pengayaan materi yang belum dimengerti,
pengawasan dan bimbingan yang diberikan

165
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

3,3% santri menyatakan pengasuh kadang- sebelum tidur, serta pengarahan sebelum
kadang memeriksa hasil belajar santri. dan sesudah kegiatan.
Aspek-aspek pengawasan dan bimbingan
Di antara bentuk-bentuk komunikasi
tersebut menunjukkan keadaannya yang
antara musrif dengan santri sebagaimana
masih penting diperhatikan pesantren
disampaikan Ustaz Imron Wachidi, adalah
kepada santri.
melalui kumpul rutin dan evaluasi musrif
dengan anggotanya, serta pemanggilan
Komunikasi santri oleh musrif berkaitan dengan hal
tertentu. Menurut Ustaz Badrut Tamam
Bentuk-bentuk komunikasi yang dibangun
bentuk-bentuk komunikasi antara Musrif
antara pengasuh dengan orantua santri,
dengan santri adalah bentuk komunikasi
menurut Ustaz Imron Wachidi, antara
berupa peneguran dan pengarahan langsung
lain melalui laporan perkembangan santri
di kamar, dan konsultasi masalah yang
secara umum, laporan permasalahan dan
sudah dihadapi oleh santri kepada musyrif.
pelanggaran santri, informasi kegiatan santri,
informasi dan persetujuan santri mengikuti Menurut Ustaz Imron Wachidi, bentuk-
kegiatan tertentu, informasi pembiayaan, bentuk komunikasi antara santri senior
pusat informasi dan sms center, informasi dengan santri adalah pengarahan ketua
kegiatan-kegiatan pondok, ucapan- kamar dengan anggota kamar, kelompok
ucapan selamat atau berita-berita lain, dan belajar antara kakak kelas dengan anggota
undangan mengikuti kegiatan di pondok. adik kelas, dan club dalam kegiatan oleh
Ustaz Badrut Tamam menambahkan bahwa pengurus santri dengan anggota. Ustaz
komunikasi yang dibangun antara pengasuh Badrut Tamam menambahkan bahwa
dengan orantua santri, adalah dalam bentuk bentuk-bentuk komunikasi antara Santri
komunikasi langsung dan tidak langsung senior dengan santri adalah bentuk
(telpon) tentang perkembangan belajar komunikasi berupa pengarahan sebelum
dan prilaku santri di Pesantren. Ustaz kegiatan keorganisasian berlangsung,
Gipin Gustopa juga menerangkan bahwa pengarahan piket asrama, dan kepanitiaan.
komunikasi yang dibangun antara pengasuh Ustaz Gipin Gustopa juga menerangkan
dengan orantua santri adalah menyangkut bahwa bentuk–bentuk komunikasi antara
aspek perkembangan santri dalam menuntut santri senior dengan santri ketika kumpul
ilmu, dan keberadaan santri di asrama. sebelum doa malam atau setelah Salat wajib.

Beberapa bentuk komunikasi antara Bentuk intensitas komunikasi antara


pengasuh dengan santri, sebagaimana kyai, ustaz, dan santri, menurut Ustaz Imron
penuturan Ustaz Imron Wachidi, adalah Wachidi, adalah melalui pertemuan rutin,
bimbingan dan konseling terhadap santri pertemuan harian, pertemuan mingguan,
yang berprestasi dan yang bermasalah, pertemuan bulanan, dan pertemuan
serta kumpul rutin wali kamar, wali asrama insidentil. Intensitas komunikasi antara
dengan santri. Menurut Ustaz Badrut kyai, ustaz, dan santri boleh dibilang dalam
Tamam bentuk-bentuk komunikasi antara kategori sering. Dalam realitas komunikasi
pengasuh dengan santri adalah bentuk yang dibangun di pesantren adalah
komunikasi berupa tausiyah. pengarahan sebagaimana yang dialami santri. Hal ini

166
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

dapat dilihat dari pengakuan santri tentang 56,6% santri menyatakan pengasuh kadang-
komunikasi yang dibangun di pesantren. kadang berusaha memenuhi aspirasi santri,
Menurut pengakuan para santri Pesantren 30% santri menyatakan pengasuh kadang-
Darul Muttaqin, bahwa komunikasi yang kadang bersedia mendengarkan penjelasan
dibangun di pesantren adalah sebagaimana kesalahan santri, 16,6% santri menyatakan
tabel berikut: pengasuh kadang-kadang membantu
Tabel 2. Komunikasi merundingkan masalah santri, 13,3% santri
No Pernyataan SL SR KD TP menyatakan pengasuh kadang-kadang
Kyai/ustaz
bersedia
memberikan kesempatan bertanya kepada
mendengarkan 10 10 1
1
penjelasan (33,3%) (33,3%)
9 (30%)
(3,33%)
santri, 6,66% santri menyatakan pengasuh
kesalahan
santri
kadang-kadang mengkomunikasikan
Kyai/ustaz kegiatan belajar santri, dan 3,33% santri
mengkomuni-
2 kasikan
22
6 (20%)
2
0 (0%) menyatakan pengasuh kadang-kadang
(73,3%) (6,66%)
kegiatan belajar
santri
saling menerima perbedaan pendapat
Kyai/ustaz santri. Aspek-aspek komunikasi tersebut
memberikan
3 kesempatan
17
9 (30%)
4
0 (0%) menunjukkan keadaannya yang masih
(56,6%) (13,3%)
bertanya
kepada santri kurang memadai dan perlu ditingkatkan
Kyai/ustaz hingga mencapai sangat memadai.
menjelaskan 18
4 9 (30%) 3 (10%) 0 (0%)
larangan santri (60%)
berbuat sesuatu
Kyai/ustaz Kedisiplinan
mengkomuni-
kasikan
5 peraturan
18 12
0 0%) 0 (0%) Menurut Ustaz Imron Wachidi, bentuk-
(60%) (40%)
yang harus
dilakukan bentuk Pembinaan ibadah santri di Pesantren
santri
Darul Muttaqin Parung adalah melalui
Kyai/ustaz
6
mempertim- 19
9 (30%)
2
0 (0%)
pendampingan dan pengawasan salat fardllu
bangkan (63,3%) (6,66%)
pendapat santri wajib berjama’ah di masjid, pengabsenan
Kyai/ustaz setiap selesai salat fardu, dan sahur bersama
berusaha 2 11 17
7 0 (0%)
memenuhi (6,66%) (36,6%) (56,6%) dan buku puasa sunah bersama. Ustaz
aspirasi santri
Santri
Badrut Tamam menyebutkan bahwa bentuk-
8
memperhati- 22 8
0 (0%) 0 (0%) bentuk pembinaan santri di pesantren
kan nasihat (73,3%) (26,6%)
kyai/ustaz berupa pembinaan dan pengawasan sholat
Saling
menerima 11 18 1
5 waktu, sholat dhuha, puasa senin, melatih
9 0 (0%)
perbedaan
pendapat santri
(36,6%) (60%) (3,33%) jadi imam, dan melatih jadi khatib. Lebih
Kyai/ustaz detil Ustaz Eko Prasetyo, menguraikan
membantu 13 5
10
merundingkan
12 (40%)
(43,3%) (16,6%)
0 (0%) bahwa bentuk-bentuk Pembinaan santri
masalah santri
di pesantren meliputi Salat 5 waktu wajib
di masjid, salat Duha di masjid, tahlil, dan
Berdasarkan Tabel 2. di atas
Yasin ba’da Maghrib (Kamis), mahalul
menunjukkan bahwa aspek komunikasi
qiyam (shalawat) ba’da Isya (Kamis), kajian
yang dilakukan pesantren kepada santri
kitab (Rabu), dan pembinaan qira’ati (Senin
sudah cukup memadai, namun masih
hingga Rabu).
ada beberapa aspek komunikasi yang
keadaannya masih kurang memadai, yaitu

167
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

Beberapa bentuk pembinaan sebagaiman dijelaskan Ustaz Imron Wachidi,


pembelajaran santri di Pesantren Darul adalah melalui kegiatan halaqah, kelompok
Muttaqin Parung, sebagaimana disampaikan belajar, club ekstrakurikuler, out bound
Ustaz Imron Wachidi, adalah melalui bersama, bakti sosial. Menurut Ustaz Badrut
kegiatan belajar mengajar rutin di kelas, Tamam bentuk-bentuk penanaman nilai-nilai
muwajjuh dengan wali kelas, halaqah baca ukhuwah, kebersamaan, dan kekeluargaan,
qur’an, tasjiul lughah, kelompok belajar, dan lainnya. Yang dibangun di pesantren
dan ekskul dan klub kegiatan. Menurut antara lain dilakukan out bound, fieldtrip,
Ustaz Badrut Tamam bahwa bentuk-bentuk piket kelas, piket astama, kepanitiaan
pembinaan pembelajaran santri di pesantren acara, pentas seni, dan kepramukaan.
berupa pembinaan di kelas (akademik), Ustaz Eko Prasetyo, menambahkan bahwa
kepramukaan, ekskul, kepanitiaan, kegiatan bentuk-bentuk penanaman nilai-nilai
pentas, danh penugasan keluar pesantren. ukhuwah, kebersamaan, dan kekeluargaan.
Lebih lanjut Ustaz Eko Prasetyo, menjelaskan di pesantren adalah halaqah, kelompok
bahwa bentuk-bentuk pembinaan belajar, club ekstrakurikuler, dan bersih-
pembelajaran santri di pesantren meliputi bersih pondok.
kegiatan piket asrama (setiap hari), piket
Ustaz Imron Wachidi menjelaskan
masjid (setiap hari), piket malam (setiap
bahwa di antara bentuk-bentuk Konseling
hari), piket parkir (setiap hari), dan piket
kyai/ustaz terhadap problem santri di
sekolah (Sabtu hingga Kamis).
Pesantren Darul Muttaqin Parung adalah
Bentuk-bentuk pembiasaan melalui pemanggilan santri-santri yang
kemandirian santri di pesantren Muttaqin butuh perhatian khusus, pemanggilan
Parung, menurut penuturan Ustaz Imron orang tua santri yang terkait membicarakan
Wachidi, adalah melalui kegiatan piket, perkembangan santri, dan pendampingan
kamar, asrama, dan kelas, pembersihan pengayoman santri yang punya sikap khusus
umum lingkungan pesantren, kamar mandi, oleh guru yang ditunjuk. Menurut Ustaz
dll, serta praktik pengabdian masyarakat. Badrut Tamam bentuk-bentuk Konseling
Menurut Ustaz Badrut Tamam di antara kyai/ustaz terhadap problem santri di
bentuk-bentuk pembiasaan kemaandirian pesantren antara lain pengarahan untuk
santri di pesantren adalah mengatur lebih menjaga barang, pemanggilan santri
keuangan sendiri, menjaga barang-barang yang melanggar kedisiplinan, pemanggilan
milik pribadi, mengatur jadwal/waktu orang tua untuk santri yang banyak
sendiri, dan menyelesaikan masalah pribadi. melanggar, dan surat pernyataan.
Ustaz Eko Prasetyo, menambahkan bahwa
Untuk kedisiplinan yang diterapkan
Sebutkan bentuk-bentuk pembiasaan
di pesantren adalah sebagaimana yang
kemaandirian santri di pesantren adalah
dipahami dan dirasakan santri. Hal ini
belajar malam terbimbing wali kelas,
dapat dilihat dari pengakuan santri tentang
pramuka, ekskul, dan mengajar untuk kelas
kedisiplinan yang diterapkan di pesantren.
6 di pelajaran sore.
Kedisiplinan yang diterapkan di pesantren
Bentuk-bentuk penanaman nilai-nilai seperti, yang dikemukakan para santri,
ukhuwah, kebersamaan, kekeluargaan, disajikan pada Tabel 3. Aspek kedisipilan
dll. di Pesantren Darul Muttaqin Parung, yang terapkan pesantren kepada santri sudah

168
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

cukup memadai, namun masih ada beberapa Mengaji tidak


15
9 sambil ngobrol 12 (40%) 3 (10%) 0 (0%)
aspek kedisiplinan yang keadaannya masih sesama santri
(50%)

kurang memadai, yaitu 46.6% santri Mengerjakan


14 16
10 tugas belajar di 0 (0%) 0 (0%)
(46,6%) (53,3%)
menyatakan kadang-kadang tidak mengaji pesantren

tanpa sepengetahuan pengasuh pesantren,


36,6% santri menyatakan kadang-kadang Hukuman dan Hadiah
pulang mengaji saat pengajian masih
Menurut Ustaz Badrut Tamam bahwa
berlangsung, 36,6% santri menyatakan
bentuk-bentuk hukuman yang dialami santri
kadang-kadang mencoret-coret dinding,
di pesantren berupa sanksi ringan, sanksi
meja, dan bangku, 20% santri menyatakan
sedang, dan sanksi berat. Ustaz Imron
kadang-kadang merokok di pesantren
Wachidi menjelaskan bahwa di antara
maupun di luar pesantren, 13,3% santri
bentuk-bentuk hukuman yang dialami santri
menyatakan kadang-kadang tidak mengaji
(ringan, sedang, berat) di Pesantren Darul
tanpa sepengetahuan pengasuh pesantren,
Muttaqin Parung adalah melalui hukuman
dan 6,66% santri menyatakan kadang-
membersihkan tempat tertentu dan area
kadang tiba di tempat mengaji tepat waktu
sekitar, pemanggilan orang tua, surat
mengaji. Aspek-aspek kediplinsn tersebut
peringatan, skorsing, dan dimutasikan.
menunjukkan keadaannya yang masih
Untuk hukuman ringan, Ustaz Eko Prasetyo,
kurang memadai dan perlu ditingkatkan
menambahkan bahwa bentuk-bentuk
hingga mencapai sangat memadai.
hukuman yang dialami santri di pesantren
Tabel 3. Kedisiplinan
yaitu santri disuruh menulis surat Al-Qur’an,
No Pernyataan SL SR KD TP
Bertengkar menghafal, bersih-bersih pondok.
dengan 15
1 0 (0%) 0 (0%) 15 (50%)
santri hingga (50%) Model hukuman yang dilakukan ustaz,
memukulnya
Berbicara
musrif kepada santri yang melakukan
2
sesama
santri tanpa
10 15 4 1 pelanggaran di Pesantren Darul Muttaqin
(33,3%) (50%) (13,3%) (3,33%)
mengucap Parung, menurut Ustaz Imron Wachidi,
kata-kata kotor
Tidak adalah: (1) Model bakti social, yaitu
mengaji tanpa
3 sepengetahuan 0 (0%)
2 14 14 dengan cara santri mengambil sampah,
(6,66%) (46,6%) (46,6%)
pengasuh
pesantren
membersihkan tempat tertentu; (2) Olah
Tiba di tempat raga, yaitu dengan cara santri disuruh lari,
16 2
4 mengaji tepat 12 (40%) 0 (0%)
waktu
(53,3%) (6,66%) push up; (3) Pendidikan, yaitu dengan cara
Merokok di santri disuruh menghafal, menulis; dan (4)
pesantren 2 22
5
maupun di luar
0 (0%)
(6,66%)
6 (20%)
(73,3%) Data, yaitu dengan cara mermberikan surat
pesantren
pemanggilan, dan surat pernyataan. Ustaz
Mencoret-coret
1 11 18
6 dinding, meja, 0 (0%)
(3,33%) (36,6%) (60%) Badrut Tamam menambahkan bahwa model
dan bangku
Membuang
hukuman yang dilakukan ustaz, musrif di
27
7 sampah pada
tempatnya
(90%)
3 (10%) 0 (0%) 0 (0%) pesantren yang terpenting adalah model
Pulang mengaji hukuman yang mendidik.
saat pengajian 1 11 18
8 0 (0%)
masih (3,33%) (36,6%) (60%) Bentuk-bentuk Kekerasan/bully
berlangsung
yang dilakukan santri di Pesantren Darul
Muttaqin Parung, menurut Ustaz Imron

169
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

Wachidi, adalah meledek, dan berkata kasar. santri adalah pemberitahuan ke wali santri,
Ustaz Badrut Tamam menambahkan bahwa pemanggilan wali santri, skorsing 1 minggu,
di antara bentuk-bentuk kekerasan/bully skorsing 1 bulan, terakhir dikeluarkan.
yang dilakukan santri di pesantren adalah
Menurut Ustaz Badrut Tamam bahwa
mengejek teman, menyembunyikan barang
dampak hukuman yang dibuat pesantren
milik teman, dan menjaili teman.
selama ini adalah efektif. Ustaz Imron
Menurut Ustaz Badrut Tamam, jika Wachidi menjelaskan bahwa dampak/
terjadi tindak kekerasan santri oleh ustaz efektifitas hukuman yang dibuat Pesantren
atau santri di pesantren, maka akan ditindak Darul Muttaqin Parung adalah santri
tegas dengan tahapan peraturan yang memahami tahapan-tahapan hukuman
ada di Pesantren. Ustaz Imron Wachidi dan jenis-jenis pelanggaran sehingga santri
menguraikan bahwa jika terjadi tindak waspada terhadap aturan dan hukuman.
kekerasan santri oleh ustaz atau santri di Tabel 4. Hukuman dan Penghargaan
pesantren, maka cara penanganannya adalah No Pernyataan SL SR KD TP
Kyai/ustaz
dengan diberi peringatan surat pernyataan memarahi santri 17 7
1 6 (20%) 0 (0%)
ketika melakukan (56,6%) (23,3%)
berat, pemanggilan orang tua, atau terpaksa kesalahan
dikeluarkan. Kyai/ustaz
memberikan
Bentuk-bentuk pelanggaran yang 2
hukuman ketika
santri tidak
14
(46,6%)
11
(36,6%)
5
(16,6%)
0 (0%)

dilakukan santri di Pesantren Darul Muttaqin menjalankan


tugas belajar
Parung, menurut Ustaz Imron Wachidi, Kyai/ustaz
menghukum 2 17 11
adalah keluar pondok tanpa izin, tidak 3
santri dengan
0 (0%)
(6,66%) (56,6%) (36,6%)
sholat berjama’ah, tidak mengikuti kegiatan cara memukul
Kyai/ustaz
pondok, dan tidak berbahasa resmi. Ustaz memberikan
11 12 7
4 pujian atas 0 (0%)
Badrut Tamam menambahkan bahwa untuk prestasi baik
(36,6%) (40%) (23,3%)
santri
bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan
Kyai/ustaz
santri di pesantren berupa pelanggaran memberi
semangat 19 2
membuang sampah sembarangan, merokok, 5
santri untuk (63,3%)
9 (30%)
(6,66%)
0 (0%)
mempertahankan
dan berkata kasar. prestasi belajar
Kyai/ustaz tidak
Model/Cara penanganan pelanggaran peduli terhadap 1 1 22
6 6 (20%)
prestasi jelek (3,33%) (3,33%) (73,3%)
santri sebagaimana disampaikan Wakil santri
Ketua kedisiplinan, Ustaz Badrut Tamam, Kyai/ustaz
memberikan
adalah pemanggilan santri dan peneguran, 7 hadiah kepada
8
6 (20%)
11 5
(26,6%) (36,6%) (16,6%)
`santri
pemanggialan wali santri, skorsing, mutasi, berprestasi
dan dikembalikan ke orang tua. Ustaz Imron Kyai/ustaz
menegur
Wachidi juga menjelaskan bahwa model/ kesalahan
11 2
8 santri dengan 15 (50%) 3 (10%)
cara penanganan pelanggaran santri adalah memberikan
(36,6%) (6,66%)
suritauladan yang
dengan cara pemanggilan, di interogasi, baik
tabayyun dengan pihak lain jika terlibat, dan Kyai/ustaz
membiarkan 4 7 16
9 3 (10%)
di beri sangsi sesuai tingkatan pelanggaran. santri melakukan (13,3%) (23,3%) (53,3%)
kesalahan
Ustaz Eko Prasetyo, menambahkan bahwa
model/cara penanganan pelanggaran

170
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

Kyai/ustaz Hambatan dan Kendala


mengajarkan
11 4
10 taubatan nashuha 15 (50%) 0 (0%)
atas dosa yang
(36,6%) (13,3%) Kehidupan santri di pondok pesantren
dilakukan santri adalah dalam bimbingan ustaz, ustazah, dan
pengawasan pengasuh pondok pesantren.
Untuk hukuman dan penghargaan yang
Setiap santri memiliki permasalahan yang
diberikan kepada santri di pesantren adalah
dihadapi, yang mengharuskan adanya
sebagaimana yang alami santri. Hal ini
pengasuhan santri di pesantren. Beberapa
dapat dilihat dari pengakuan santri tentang
pengamatan tentang permasalahan yang
hukuman dan penghargaan yang diberikan
dihadapi santri dapat dipetakan: (1)
kepada santri di pesantren. Hukuman dan
permasalahan adaptasi meliputi masalah
penghargaan yang dilakukan di pesantren
fasilitas, rindu dengan orangtua, perbedaan
disajikan pada Tabel 4. Aspek hukuman
cuaca; (2) permasalahan pertemanan
dan penghargaan yang diberlakukan
yaitu komunikasi, kerjasama, perbedaan
pesantren kepada santri sudah cukup
karakter, perbedaan budaya, dan senioritas;
memadai, namun masih ada beberapa
(3) permasalahan ketaatan terhadap
aspek hukuman dan penghargaan yang
aturan yaitu permasalahan mengantri,
keadaannya masih kurang memadai, yaitu
kehilangan barang, pelanggaran aturan;
13,36% santri menyatakan sering bahwa
(4) permasalahan kegiatan antara lain
kyai/ustaz membiarkan santri melakukan
pengelolaan waktu, materi pelajaran,
kesalahan, 10% santri menyatakan kadang-
kegiatan ekstrakurikuler, suasana ramai
kadang kyai/ustaz menegur kesalahan santri
saat jam pelajaran. Permasalahan yang
dengan memberikan suritauladan yang baik,
dihadapi santri tersebut menjadi suatu yang
13,3% santri menyatakan sering kyai/ustaz
harus dikelola dengan baik, dan tidak jarang
membiarkan santri melakukan kesalahan,
menjadi hambatan dan kendala dalam
56,6% santri menyatakan kadang-kadang
pengasuhan santri di pesantren. Hambatan
kyai/ustaz menghukum santri dengan cara
dan kendala dalam pengasuhan santri di
memukul, 16,6% santri menyatakan kadang-
pesantren sangat terkait dengan situasi dan
kadang kyai/ustaz memberikan hukuman
kondisi santri itu sendiri.
ketika santri tidak menjalankan tugas
belajar, 23,3% santri menyatakan kadang- Kendala-kendala dalam pengasuhan
kadang kyai/ustaz memberikan pujian atas santri di Pesantren Darul Muttaqin Parung,
prestasi baik santri, 16,6% santri menyatakan menurut Ustaz Imron Wachidi, adalah
tidak pernah kyai/ustaz memberikan tingkat emosi dan psikologi santri yang
hadiah kepada santri berprestasi, dan masih labil, santri berangkat dari karakter
36,6% santri menyatakan kadang-kadang yang berbeda-beda, skill dan kemampuan
kyai/ustaz memberikan hadiah kepada santri yang berbeda harus dipetakan. Ustaz
santri berprestasi. Aspek-aspek hukuman Badrut Tamam menjelaskan bahwa untuk
dan penghargaan tersebut menunjukkan kendala-kendala dalam pengasuhan santri
keadaannya yang masih kurang memadai di pesantren adalah Intervensi terlalu
dan perlu ditingkatkan hingga mencapai dalam oleh wali santri terhadap peraturan
sangat memadai. kedisiplinan Pesantren. Ustaz Gipin Gustopa
menambahkan bahwa kendala-kendala
dalam pengasuhan santri di pesantren

171
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

adalah menyangkut kendala pengasuhan perkembangan santri dalam menuntut ilmu,


komunikasi pengasuhan dengan wali santri, dan keberadaan santri di asrama. Pada
dan mengatur kunjungan santri. prinsipnya kehidupan di pesantren sangat
dinamis, bisa dilihat pada saat berinteraksi
Menurut Ustaz Imron Wachidi, bahwa
antara kyai, ustaz/h, dan santri/i yang
kendala pola pengasuhan yang dialami
mampu memposisikan sesuai dengan porsi
oleh kyai/ustaz adalah ada sebagian dari
dan fungsinya masing-masing.
wali santri yang belum memahami tentang
pesantren sehingga belum melepas dan Penanaman kedisiplinan santri di
mempercayakan sepenuhnya kepada pesantren telah dilakukan dengan baik
pesantren, dan pengurus tidak semuanya/ melalui upaya pembiasaan mengikuti aturan
ada sebagian yang belum melaksanakan pesantren dan prilaku akhlakul karimah.
SOP dengan baik. Ustaz Badrut Tamam Di samping itu, melalui berbagai kegiatan
menerangkan bahwa yang menjadi kendala pembinaan ibadah santri, pembinaan
pola pengasuhan yang dialami oleh kyai/ pembelajaran santri, pembiasaan
ustaz adalah selalu terdapat permasalahan kemandirian santri, penanaman nilai-nilai
baru yang belum pernah dijumpai, maka ukhuwah, kebersamaan, dan kekeluargaan
pola asuhan harus selalu berkembang. Ustaz di pesantren. Pesantren memberikan
Gipin Gustopa juga menerangkan bahwa penghargaan kepada santri atas prestasi
untuk menepis kendala pola pengasuhan yang dicapai, dan memberikan hukuman
yang dialami oleh kyai/ustaz adalah dengan atas pelanggaran santri yang telah dilakukan.
cara kita harus selalu kompak, samakan Penegakan aturan bagi santri yang melanggar
niat, luruskan tujuan hanya mengharap Rida dengan dikenakan sanksi sesuai dengan
Allah SWT. aturan yang berlaku. Pesantren menggugah
kesadaran santri untuk patuh, menaati
aturan dan disiplin yang berlaku.
PENUTUP
Berdasarkan kesimpulan tersebut
Berdasarkan hasil penelitian dan
di atas direkomendasikan beberapa hal:
pembahasan yang diuraikan di atas,
Pertama, pesantren perlu optimalisasi
penelitian ini menyimpulkan, bahwa
penerapan pembimbingan dan pengawasan
pesantren telah melakukan pengasuhan
santri secara terus menerus sehingga
santri dengan baik melalui upaya
tercipta pesantren yang ramah anak. Kedua,
pembimbingan dan pengawasan santri
pesantren perlu menciptakan kesadaran
secara terus menerus agar santri dapat
santri untuk patuh, menaati aturan dan
mengikuti kebijakan dan peraturan
disiplin yang berlaku. Ketiga, pesantren
pesantren. Bentuk komunikasi yang
perlu intensif menjalin kerjasama antara
dibangun dengan baik di pesantren adalah
guru, orangtua dan pihak-pihak terkait
komunikasi antara pengasuh dengan
dalam mengawal perkembangan belajar
orangtua santri, pengasuh dengan santri,
santri dan keberadaan di asrama pesantren.
musrif dengan santri, santri senior dengan
Keempat, pesantren perlu peningkatan
santri. Komunikasi dan kerjasama antara
aspek penghargaan kepada santri atas
guru, orangtua dan pihak-pihak terkait
prestasi yang dicapai, dan perlu peningkatan
telah dilakukan terutama dalam mengawal
penerapan hukuman santri yang intensif.

172
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)

UCAPAN TERIMA KASIH sedang aktual diperbincangkan dan segera


disusun regulasinya oleh Kementerian
Peneliti mengucapkan sangat terima
Agama RI. Selain itu, peneliti mengucapkan
kasih kepada Kepala Pusat Penelitian dan
terima kasih kepada para pengasuh dan
Pengembangan Pendidikan Agama dan
santri Pesantren Darul Muttaqin Parung
Keagamaan yang telah memberikan peluang
Bogor yang telah memberikan data dan
dalam kesempatan penelitian isu-isu aktual
informasi terkait penelitian, serta kepada
pendidikan agama dan keagamaan kepada
semua pihak yang telah berkontribusi
peneliti untuk melakukan penelitian tentang
terhadap penelitian ini.
‘pola pengasuhan santri di pesantren’ yang

DAFTAR PUSTAKA
Afiati, Nikmah Sofia. (2018). “Kualitas Kehidupan Sekolah dan Disiplin pada Santri Asrama
Pondok Pesantren”, Sumber: File:///C:/Users/Dasirp~1/Appdata/Local/ Temp/630-
1587-1-Pb.Pdf., diunduh 3 Januari 2020.
Alwi. (2019). “Pondok Pesantren Darul Muttaqin Parung Bogor”. Sumber: http://m-alwi.
com/pondok-pesantren-darul-muttaqien-parung-bogor.html, diunduh 19 Nopember
2019.
Baumrin, D. (2002). “Prototypical Descriptions of 3 Parenting Styles”. Sumber: http://www.
decpsy.org/teaching/parent/bumrind/parenting/styles.pdf. , diunduh 11 Januari 2020.
Dhofier, Zamakhsyari. (2011). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa depan Indonesia. Jakarta: LP3ES, Cet. VIII.
Djamarah, Bahri Syaiful. (2005). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga.
Jakarta: PT. Reneka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri, & Aswan Zain. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Gunawan, Mahmud Heri, & Yuyun Yulianingsih. (2013). Pendidikan Agama Islam dalam
Keluarga. Jakarta: Akademi Pertmata.
Gaza, Mamiq. (2012). Bijak Menghukum Siswa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ihwanudin, Khoirul. (2011). Peran Pesantren terhadap Perubahan Sosial Masyarakat.
Ngawi: Pon-Pes Al-Hidayah.
Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group.
Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
M. Naquib Al-Attas dalam Yasmadi. (2002). Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholish
Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional). Jakarta: Ciputat Prees.

173
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174

Pranata, Bayu Rohmat Nurkholid. (2018). “Model Komunikasi Pengasuh Pondok Pesantren
dalam Membentuk Akhlak Santri Ditinjau dari Perspektif Dakwah (Studi Di Pondok
Pesantren Al Munir Sukoharjo)”. Sumber: Error! Hyperlink reference not valid..,
diunduh 5 Jnuari 2020.
Republika. (Kamis 01 Mar 2018 03:35 WIB). Pendirian Pesantren Secara Bebas Lemahkan
Akreditasi, Sumber: https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/18/03/01/p4vnqh414-pendirian-pesantren-secara-bebas-lemahkan-
akreditasi.
Sardiman. (2011). Intraksi dan Motivasi Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Shochib, Moh. (1998). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak. Mengembangkan
Disiplin Diri. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Steenbrink, Karel, A. (1984). Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19.
Jakarta: Bulan Bintang.
Subhan, Arief. (2012). Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-20: Pergumulan
antara Modernisasi dan Identitas. Jakarta: Kencana.
Sudrajat, Akhmad. (2008). “Tugas Pokok Pengawas Sekolah”. Sumber: Error! Hyperlink
reference not valid. /2008/04/08/ tugas-pokok-fungsi-hak-dan-wewenang-pengawas-
sekolahsatuan-pendidikan/, diunduh 15 Januari 2020.
Syahid, Ahmad (edt). (2002), Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat. Depag dan
INCIS.
Tim Redaksi Pusat Bahasa. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Wahyuningrum, Sely. (2019). “Pengaruh Sistem Bina Keluarga Balita (BKB) terhadap
Pengembangan Pola Asuh Orangtua: Studi Deskriptif di Desa Margaasih Kecamatan
Cicalengka”. Diploma Thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Sumber: http://
digilib.uinsgd.ac.id/27181/, diakses 7 Desember 2019.
Y. Roestiyah N.K. (2005). Didaktik Metodik. Jakarta: Bumi Aksara.
Zizousari, & Yuna Chan. (2016). Working Mom is Super Mom, Bagaimana Membagi antara
Keluarga dan Karier. Yogyakarta: Trans Idea Publishing.

174

You might also like