Professional Documents
Culture Documents
Santri Care System at Pesantren Darul Muttaqin Parung Bogor
Santri Care System at Pesantren Darul Muttaqin Parung Bogor
Santri Care System at Pesantren Darul Muttaqin Parung Bogor
153 153
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
154
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
Afiati menunjukkan bahwa santri asrama di beberapa aspek; disiplin, sopan santun,
Pesantren rentan dengan keadaan rendah kebersihan, beribadah, menghafal, bahasa,
pengawasan karena jumlah ustaz dan ustazah berasrama, berpakaian, berolahraga, dan
yang terbatas. Pihak pesantren sendiri tidak berbahasa. Semuanya mutlak harus ditaati
mampu untukmelakukan pengawasan dan sejak pertama santri resmi menjadi bagian
kontrol secara maksimal terhadap santrinya dari pondok pesantren. Disiplin merupakan
sehingga seringterjadi pelanggaran (Afiati, elemen terpenting dalam proses pengasuhan
2018). di pesantren. Oleh karena itu, disiplin harus
ditegakkan oleh semua orang yang terlibat
Jejen Musfah, mengungkapkan sebuah
di pesantren, baik santri, guru, maupun
kasus lemahnya pengawasan pemerintah
pengasuh pesantren itu sendiri. Hasil
terhadap pendirian pesantren membuat
penelitian Nikmah Sofia Afiati menunjukkan
banyak institusi pendidikan Islam itu tidak
bahwa penerapan peraturan di pesantren
memiliki akreditasi yang mumpuni. Hal
ternyata tidak menjadi jaminan bahwa
tersebut berdampak pula pada mudahnya
disiplin dapat terwujud dengan baik. Pada
paham keagamaan yang menyimpang masuk
kenyataannya masih banyak pelanggaran
dalam kurikulum para santri. Alhasil, banyak
yag dilakukan siswa baik ketika jam sekolah
pesantren yang memiliki ajaran paham yang
maupun ketika mengikuti kegiatan di asrama
tidak sesuai dengan NKRI. "Itu terlihat dari
(Afiati, 2018).
perkembangan radikalisme, cara pandang
umat Islam tidak moderat di tengah Untuk pemberian hadiah dan hukuman
keragaman agama, dan pola pikir kelompok merupakan bagian dari proses pendidikan.
agama yang tidak sesuai dengan pancasila Pemberian hukuman bertujuan untuk
dan NKRI," ucap pengamat pendidikan memberikan efek jera dan mencegah
Islam dari UIN Syarif Hidayatullah, Jejen berlanjutnya perilaku, sedangkan pemberian
Musfah (Republika, 2018). hadiah adalah sesuatu yang diberikan
kepada orang lain sebagai penghargaan.
Untuk komunikasi dalam pengasuhan
Pemberian hadiah berguna untuk penguatan
santri merupakan proses pengiriman
atas perilaku positif. Menurut Sardiman,
informasi dari pengasuh kepada santri untuk
bahwa salah satu pendekatan yang dapat
tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan
meningkatkan perhatian dan membuat
efektif apabila komunikasi yang terjadi
peserta didiklebih aktif adalah dengan
menimbulkan arus informasi dua arah,
memberikan hadiah berupa penghargaan
yaitu pengasuh pesantren dan santri. Hasil
serta pujian dan hukuman. Pujian
penelitian Bayu Rohmat Nurkholid Pranata,
merupakan dorongan bagi seseorang untuk
menyatakan masih terdapat rendahnya
belajar lebih giat, pujian selalu berhubungan
kepercayaan masyarakat terhadap pondok
dengan prestasi yang baik” (Sardiman, 2011).
pesantren, dan kurangnya keterlibatan
orang tua santri dan masyarakat terhadap Keempat aspek tersebut merupakan
kegiatan dakwah pesantren (Pranata, 2018). substansi yang penting diperhatikan dalam
pola pengasuhan santri di pesantren.
Disiplin adalah kepatuhan terhadap
Oleh karena itu, penelitian tentang
peraturan atau tunduk pada pengawasan
pola pengasuhan santri di pesantren
atau pengendalian. Disiplin itu menyangkut
adalah strategis dengan mengkaji
155
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
156
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
santri di pesantren yang akan digali dibatasi guru dalam meningkatkan kualitas proses
pada aspek aspek: 1) Pengawasan; 2) pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil
Komunikasi; 3) Disiplin; dan 4) Pemberian belajar siswa (Sudrajat, 2008).
hadiah dan hukuman.
Kedua, Komunikasi. Komunikasi dalam
Pertama, Pengawasan (control), pengasuhan santri merupakan proses
merupakan salah satu bentuk penjaminan pengiriman informasi dari pengasuh kepada
mutu pesantren yang dilakukan secara santri untuk tujuan tertentu. Komunikasi
internal dan eksternal. Pengawasan internal dikatakan efektif apabila komunikasi yang
dilakukan oleh pihak pengasuh pesantren, terjadi menimbulkan arus informasi dua
dan pengawasan eksternal oleh pengawas arah, yaitu pengasuh pesantren dan santri.
Kementerian Agama. Pengawasan oleh Ketiga, disiplin. Disiplin adalah kepatuhan
pengasuh pesantren merupakan usaha terhadap peraturan atau tunduk pada
pengasuh pesantren untuk mengawasi dan pengawasan atau pengendalian. Disiplin itu
mempengaruhi kegiatan santri. Pengawasan menyangkut beberapa aspek: disiplin sopan
eksternal oleh pengawas Kementerian santun, kebersihan, beribadah, menghafal,
Agama, mengacu pada SK Menpan Nomor bahasa, berasrama, berpakaian, berolahraga,
118 Tahun 1996 tentang jabatan fungsional dan berbahasa. Semuanya mutlak harus
pengawas dan angka kreditnya, Keputusan ditaati sejak pertama santri resmi menjadi
bersama Mendikbud Nomor 03420/O/1996 bagian dari pondok pesantren. Disiplin
dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian merupakan elemen terpenting dalam proses
Negara Nomor 38 Tahun 1996 tentang pengasuhan di pesantren. Oleh karena itu,
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional disiplin harus ditegakkan oleh semua orang
Pengawas serta Keputusan Mendikbud yang terlibat di pesantren, baik santri, guru,
Nomor 020/U/1998 tentang Petunjuk maupun pengasuh pesantren itu sendiri.
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Keempat, pemberian hadiah dan
Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya,
hukuman. Pemberian hadiah dan hukuman
dapat dikemukakan tentang tugas pokok
merupakan bagian dari proses pendidikan.
dan tanggung jawab pengawas, yaitu yang
Pemberian hukuman bertujuan untuk
pertama merujuk pada supervisi atau
memberikan efek jera dan mencegah
pengawasan manajerial sedangkan tugas
berlanjutnya perilaku Pemberian hadiah
pokok yang kedua merujuk pada supervisi
adalah sesuatu yang diberikan kepada orang
atau pengawasan akademik. Pengawasan
lain sebagai penghargaan atau kenang-
manajerial pada dasarnya memberikan
kenangan/cenderamata (Djamaroh, 2010).
pembinaan, penilaian dan bantuan/
Hadiah adalah ganjaran yang bentuknya
bimbingan mulai dari rencana program,
pemberian yang berupa barang seperti
proses, sampai dengan hasil. Bimbingan
pena, pensil, buku tulis, bolpoint, pengaris,
dan bantuan diberikan kepada kepala
buku bacaan, atau disebut juga ganjaran
sekolah dan seluruh staf sekolah dalam
materi (Djamaroh, 2010). Pemberian hadiah
pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan
berguna untuk penguatan atas perilaku
pendidikan di sekolah untuk meningkatkan
positif. Untuk devinisi hukuman adalah suatu
kinerja sekolah. Pengawasan akademik
perbuatan yang tidak menyenangkan dari
berkaitan dengan membina dan membantu
orang yang lebih tinggi kedudukannya untuk
157
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
158
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
159
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
senior Kantor Berita Antara kepada KH. ketua yayasan yang baru menggantikan
Sholeh Iskandar (alm) ketua BKSPPI (Badan ketua lama terhitung sejak tanggal 27
Kerjasama Pondok Pesantren se Indonesia) Oktober 2002 sampai sekarang.
pada tahun 1987. Sampai sekarang luas
Sejak berdirinya, dari tahun ke tahun
lahan Pesantren Darul Muttaqin ± 13,5 ha.
Pondok Pesantren Darul Muttaqin telah
Niat pemberian tanah wakaf sebagaimana mengalami kemajuan yang cukup signifikan
pernah disampaikan Alm. H. Mohamad baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Nahar agar didirikan lembaga pendidikan Hingga saat ini kegiatan pendidikan yang
Islam (pondok pesantren) yang standar, baik diselenggarakan Pesantren Darul Muttaqin
dari segi kualitas pendidikannya, pelayanan meliputi: TK Islam, SD Islam Terpadu,
maupun manajemen pengelolaannya. Niat Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah,
ini muncul sebagai rasa keprihatinan dan SMP Islam Terpadu, Pesantren Salafiyah,
keterpanggilan melihat kenyataan lulusan TPA serta madrasah Diniyah. Semoga
pesantren belum memiliki kualitas yang harapan wakif menjadi kenyataan, bahwa
standar, masih jauh dari harapan. Darul Muttaqin menjadi lembaga pesantren
yang berkhidmat kepada ummat dengan
Banyak tokoh dan para ulama yang
mendidik generasi bangsa.
terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung menjadi founding father lahirnya Pondok Pesantren Darul Muttaqin
Darul Muttaqin, di antaranya adalah KH. berkembang cukup mengagumkan, baik
Sholeh Iskandar (Ketua BKSPPI), KH. dari kualitas maupun kuantitas. Lokasinya
Rosyad Nurdin (MUI Jawa Barat), KH. TB. yang sangat strategis, berada di samping
Hasan Basri (BKSPPI Bogor), dan KH. Abdul Jl. Raya Jakarta-Bogor, sebuah kawasan
Manaf Mukhayyar (Pesantren Darunnajah yang kini sedang tumbuh menjadi kawasan
Jakarta). Sebab dari tahun 1980, H. pendidikan dan jauh dari budaya tawuran
Mohamad Nahar telah melakukan berbagai serta penyalahgunaan obat-obatan terlarang,
konsultasi dengan tokoh-tokoh di atas yang membuat orang tua yakin dan tenang dalam
pada akhirnya tahun 1988 berdirilah Pondok menyekolahkan anak-anaknya. Mereka juga
Pesantren Darul Muttaqin dengan KH. Mad dapat memantau perkembangan putra-
Rodja Sukarta diberi amanah untuk menjadi putrinya setiap saat, tidak hanya melalui
pimpinan. sarana telekomunikasi, tetapi juga dengan
dukungan sarana transportasi yang sangat
Dari rangkaian sejarah berdirinya, maka
lancar.
awalnya Darul Muttaqin berafiliasi pada
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Areal kampus Pondok Pesantren Darul
Namun berdasarkan pertimbangan dan Muttaqin yang luasnya mencapai kurang
kepentingan yang lebih luas, terkait dengan lebih ± 13,5 ha dengan tertata rapi dan
kemandirian dan efektifitas organisasi, apik, dilengkapi dengan berbagai sarana
maka didirikanlah Yayasan Darul Muttaqin pendukung, benar-benar menyediakan
pada tanggal 29 Januari 1992, dengan H. ruang gerak (life space) yang sangat
Mohamad Nahar sebagai ketua. Terkait memadai bagi timbulnya potensi anak didik
dengan pengunduran diri H. Mohamad secara sempurna (Alwi, 2019: http://m-alwi.
Nahar, maka berdasarkan rapat anggota com/pondok-pesantren-darul-muttaqien-
yayasan M. Lutfi Nahar, SE resmi menjadi parung-bogor.html).
160
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
161
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
masyarakat dan agamanya dengan bekal (putra-putri), Asrama putra dan asrama
ilmu yang telah didapatkan selama belajar. putri, Ruang Belajar yang representatif
(ber-AC) dengan kapasitas 30 siswa/
Penetapan amanah struktural
kelas, Lab. Fisika, Kimia dan Biologi, Lab.
didasarkan oleh surat keputusan pimpinan
Komputer dengan kapasitas 15 siswa/siswi
Pesantren Amanah. Struktur terdiri dari:
(1 siswa 1 komputer), Lab. Bahasa, Ruang
Pimpinan Pesantren, Sekretaris pesantren,
perpustakaan + Wifi/Hotspot, Gedung
Bendahara pesantren, Kepala Divisi, Kepala
serbaguna (Auditorium), Poliklinik, Kantin/
Bagian, Kepala Sekolah, Kepala Pengasuhan,
koperasi, Sarana olahraga (sepak bola,
Kepala PSB, Pemangku Amanah Struktural
basket, voli, badminton), dan Unit Simpan
Pesantren.
Pinjam (USP/BMT). Penyediaan berbagai
Pelayanan pendidikan merupakan salah macam fasilitas olah raga dan keterampilan
satu tujuan didirikannya Pesantren Darul agar para santri dapat menyalurkan dan
Muttaqin, demikian juga pelayanan sosial. mengembangkan bakat yang mereka miliki.
Tujuan pokok di Pesantren Darul Muttaqin
dirancang untuk membentuk kader-
kader yang bertakwa, berakhlak karimah, Sistem Pengasuhan Santri di
Pesantren
berpengetahuan luas, berketrampilan dan
berkhidmat pada agama, masyarakat dan Gambaran Umum
bangsa. Setiap pesantren memiliki pola pengasuhan
Hingga saat ini, kegiatan pendidikan tersendiri sesuai dengan ekspektasi
yang diselenggarakan Pesantren Darul dan tujuan pengasuhan di pesantren.
Muttaqin meliputi: Raudhatul Athfal A, Berdasarkan klasifikasi pesantren, maka
Sekolah Dasar Islam Terpadu (full day Pesantren Darul Muttaqin yang berlokasi di
school), Madrasah Tsanawiyah (berasrama), Parung Bogor merupakan pesantren modern.
Madrasah Aliyah (berasrama), SMP Islam Pesantren ini memiliki pola pengasuhan
Terpadu (full day school), Pesantren yang mencirikan pesantren modern.
Salafiyah (berasrama), TPA, Madrasah Pengasuhan Pesantren Darul Muttaqin
Diniyah, dan Tarbiyatul Muallimin Wal parung bogor, berpusat dari pimpinan
Muallimat al-Islami (TMI). pesantren (kyai) diturunkan ke pimpinan-
Pendidikan ektrakurikuler yang pimpinan lini dan diteruskan ke pengasuh,
diselenggarakan Pesantren Darul Muttaqin dan organisasi pelajar dan kemudian ke
adalah: Tahfiz Al-Qur’an, pengajian kitab mudabbir yang langsung kepada santri.
kuning, ziarah, musyawarah ma’hadiyah, Dalam pengasuhan tersebut terdapat
bahṡul ma’sail, diskusi ilmiah, hadrah/ pengasuh putra dan pengasuh putri.
rebana, pengembangan berbagai olahraga, Pengasuhan santri putra dan putri terdapat
keterampilan wirausaha, drumb band, ketua pengasuh santri putra dan ketua
pengembangan jurnalistik dan publish, pengasuh santri putri. Pada masing-masing
kaligrafi, beladiri, latihan berpidato, dan pengasuhan putra dan putri terdapat 4 wakil
diskusi dan penelitian. pengasuh, yaitu wakil pengasuh bidang
keorganisasian, wakil ketua pengasuh bidang
Fasilitas penunjang yang dimuliki
organisasi, wakil pengasuh bidang ubudiyah
Pesantren Darul Muttaqin adalah; Masjid
162
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
dan wakil pengasuh bidang kesiplinan. Untuk santriwati yang lebih banyak
Pengasuhan tingkat mudabbir merupakan mengurus aktivitas mereka sehari-hari
pengasuhan kelompok kecil santri yang adalah pengasuh putri (ustaz, ustazah).
melakukan pengasuhan secara intensif. Sementara untuk santri putra yang banyak
Adapun sistem pengawasan/pembimbingan mengurus aktivitas mereka sehari-hari
seluruhnya bertanggung jawab dari atas adalah pengasuh santri putra. Para santri
sampai kepada santri adalah organisasi sering melakukan komunikasi dengan
Pesantren Darul Muttaqin (OPDM). pengasuh (kyai, ustaz, dan ustazah) pada
waktu-waktu formal dan tidak formal,
Untuk aspek yang dilihat dalam pola
seperti mereka berkomunikasi di masjid,
pengasuhan santri adalah: Pertama,
sekolah, atau ketika berpapasan di jalan.
pengawasan dan bimbingan pesantren.
Pada prinsipnya kehidupan di pesantren
Sistem pendidikan pesantren dilakukan
sangat dinamis, bisa dilihat pada saat
dengan kegiatan pembelajaran, baik yang
berinteraksi antara kyai, ustaz/h, dan
bersifat intra maupun ekstra. Sistem
santri/i yang mampu memposisikan sesuai
pendidikan pesantren sebagaimana lazim
dengan porsi dan fungsinya masing-masing.
diketahui adalah sistem pendidikan 24 jam.
Sebagai seorang santri selalu tunduk dan
artinya para siswa (santri) diasramakan
patuh terhadap apa yang dikatakan oleh
sehingga seluruh kegiatan santri selama 24
pengasuh.
jam adalah aktifitas terprogram dan terpadu
dalam pengawasan dan bimbingan para guru Keempat, hukuman dan penghargaan.
pengasuh, baik aktifitas formal akademik di Dalam pendidikan pesantren terdapat
sekolah maupun aktifitas non akademis di hukuman dan penghargaan atau hadiah.
asrama. Bimbingan kepada santri diberikan Pesantren memberikan penghargaan atas
dengan memberikan nasihat, arahan- prestasi yang dicapai, dan memberikan
arahan, kepada santri, dan membantu dalam hukuman atas pelanggaran santri yang
menyelesaikan masalah-masalah yang telah dilakukan. Penegakan aturan bagi
dihadapi oleh santri. santri yang melanggar akan dikenakan
sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kedua, kedisiplinan persantren. Disiplin
Pelanggaran yang berat dan berulang
yang dibangun oleh pondok pesantren
akan diakumulasi, dan sebagai langkah
tergolong ketat. hal ini dimaksudkan agar
terakhir adalah memanggil orang tua santri
mereka dapat belajar disiplin sejak dini, dan
bersangkutan, untuk meminta saran terlebih
membiasakan diri untuk memikul tanggung
dahulu dari pihak orang tua atau wali santri
jawab. Model disiplin yang diterapkan oleh
yang bersangkutan apakah anaknya akan
pesantren adalah pembiasaan mengikuti
tetap tinggal di pesantren atau dikeluarkan.
aturan pesantren dan prilaku akhlakul
Adapun secara lebih terperinci dapat
karimah serta pergaulan dengan anak-anak
disebutkan di bawah ini.
di luar pesantren yang dapat menjauhkan
tradisi pesantren.
Ketiga, komunikasi. Pondok Pesantren Pengawasan
Darul Muttaqin Parung menampung santri Menurut ketua pengasuhan santri putra
dan santriwati yang diatur secara terpisah. Pondok Pesantren Darul Muttaqin Parung,
163
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
Ustaz Imron Wachidi, bahwa system dalam RAKER Organisasi (OPO19). Hal
pengawasan/pembimbingan yang dilakukan ini sebagaimana dijelaskan pula oleh Ustaz
di Pesantren Darul Muttaqin Parung adalah Badrut Tamam bahwa yang membuat
pengawasan dan pembimbingan oleh peraturan adalah dari guru-guru dan
Pimpinan Pesantren dan Para Pengurus santri dilibatkan di rapat kerja (RAKER)
melalui Program-program yang telah di Organisasi. Ustaz Gipin Gustopa juga
rancang dalam struktur kegiaatan program menerangkan bahwa peraturan-peraturan di
Pesantren. Sejalan dengan pemahaman pesantren di buat oleh pimpinan dan kepala
ini Wakil Ketua pengasuhan santri putra di setiap lini, pengasuh, OPDM.
bagian kedisiplinan Pondok Pesantren Darul
Beberapa peraturan yang tidak tertulis
Muttaqin Parung, Ustaz Badrut Tamam,
yang berlaku di pesantren menurut Ustaz
menhyatakan bahwa system pengawasan
Imron Wachidi, adalah: (1) tata tertib santri
berpusat dari Pimpinan Pesantren (kyai)
secara umum; (2) tata tertib wali santri atau
diturunkan ke Pimpinan-pimpinan lini dan
tamu; dan (3) tata tertib guru. Menurut Ustaz
diteruskan ke Pengasuh, dan Organisasi
Eko Prasetyo, di antara peraturan-peraturan
Pelajar dan kemudian ke mudabbir yang
yang tidak tertulis yang berlaku di pesantren
langsung kepada Santri. Adapun Wakil
adalah tidak meludah sembarangan,
Ketua pengasuhan santri putra bagian
menghormati guru, dan tidak makan dan
Ubudiyah Pondok Pesantren Darul Muttaqin
minum sambil berdiri. Ustaz Badrut Tamam
Parung, Ustaz Gipin Gustopa menjelaskan
menambahkan bahwa peraturan-peraturan
bahwa sistem pengawasan/pembimbingan
yang tidak tertulis yang berlaku di pesantren
seluruhnya bertanggung jawab dari atas
antara lain sopan santun terhadap guru dan
sampai kepada santri adalah organisasi
kakak kelas, menjaga kebersihan lingkungan,
Pesantren Darul Muttaqin (OPDM).
dan sopan santun ketika makan dan minum.
Beberapa peraturan yang ada di
Beberapa bentuk pengawasan yang
Pesantren Darul Muttaqin Parung, menurut
dilakukan kyai, ustaz, dan santri senior
Ustaz Imron Wachidi, adalah: (1) peraturan
Pesantren Darul Muttaqin Parung, menurut
guru yang dibuat oleh pimpinan dan
Ustaz Imron Wachidi, adalah melalui
pengurus pesantren; (2) tata tertib santri
kontrol rutin, absen dan pengarahan rutin,
yang dibuat oleh pengurus pesantren dan
melalui sidak, melalui laporan-laporan
pengasuhan; dan (3) tata tertib kegiatan
perkembangan, dan pengawasan belajar.
pesantren yang dibuat oleh guru pengasuhan
Ustaz Badrut Tamam juga menyebutkan
dan pengurus santri. Ustaz Badrut Tamam
bahwa bentuk-bentuk pengawasan
menambahkan bahwa peraturan-peraturan
yang dilakukan kyai, ustaz, dan santri
yang ada di pesantren antara lain Peraturan
Senior adalah pengawasan dalam bentuk
cara berpakaian, izin keluar Pesantren, izin
pengabsenan ketika belajar, waktu salat
tak ikut pelajaran, waktu-waktu tadarus Al-
berjamaah, sebelum tidur, dan pada waktu
Qur’an, kebersihan dan ketertiban Asrama.
kegiatan-kegiatan. Ustaz Gipin Gustopa
Menurut Wakil Pengasuhan bidang juga menjelaskan bahwa pengawasan dalam
organisasi, Ustaz Eko Prasetyo, bahwa yang bentuk pengabsenan ketika belajar, ketika
membuat peraturan-peraturan di pesantren salat jamaah, sebelum tidur, dan pada waktu
adalah Asatidz, dan Santri dilibatkan kegiatan-kegiatan.
164
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
165
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
3,3% santri menyatakan pengasuh kadang- sebelum tidur, serta pengarahan sebelum
kadang memeriksa hasil belajar santri. dan sesudah kegiatan.
Aspek-aspek pengawasan dan bimbingan
Di antara bentuk-bentuk komunikasi
tersebut menunjukkan keadaannya yang
antara musrif dengan santri sebagaimana
masih penting diperhatikan pesantren
disampaikan Ustaz Imron Wachidi, adalah
kepada santri.
melalui kumpul rutin dan evaluasi musrif
dengan anggotanya, serta pemanggilan
Komunikasi santri oleh musrif berkaitan dengan hal
tertentu. Menurut Ustaz Badrut Tamam
Bentuk-bentuk komunikasi yang dibangun
bentuk-bentuk komunikasi antara Musrif
antara pengasuh dengan orantua santri,
dengan santri adalah bentuk komunikasi
menurut Ustaz Imron Wachidi, antara
berupa peneguran dan pengarahan langsung
lain melalui laporan perkembangan santri
di kamar, dan konsultasi masalah yang
secara umum, laporan permasalahan dan
sudah dihadapi oleh santri kepada musyrif.
pelanggaran santri, informasi kegiatan santri,
informasi dan persetujuan santri mengikuti Menurut Ustaz Imron Wachidi, bentuk-
kegiatan tertentu, informasi pembiayaan, bentuk komunikasi antara santri senior
pusat informasi dan sms center, informasi dengan santri adalah pengarahan ketua
kegiatan-kegiatan pondok, ucapan- kamar dengan anggota kamar, kelompok
ucapan selamat atau berita-berita lain, dan belajar antara kakak kelas dengan anggota
undangan mengikuti kegiatan di pondok. adik kelas, dan club dalam kegiatan oleh
Ustaz Badrut Tamam menambahkan bahwa pengurus santri dengan anggota. Ustaz
komunikasi yang dibangun antara pengasuh Badrut Tamam menambahkan bahwa
dengan orantua santri, adalah dalam bentuk bentuk-bentuk komunikasi antara Santri
komunikasi langsung dan tidak langsung senior dengan santri adalah bentuk
(telpon) tentang perkembangan belajar komunikasi berupa pengarahan sebelum
dan prilaku santri di Pesantren. Ustaz kegiatan keorganisasian berlangsung,
Gipin Gustopa juga menerangkan bahwa pengarahan piket asrama, dan kepanitiaan.
komunikasi yang dibangun antara pengasuh Ustaz Gipin Gustopa juga menerangkan
dengan orantua santri adalah menyangkut bahwa bentuk–bentuk komunikasi antara
aspek perkembangan santri dalam menuntut santri senior dengan santri ketika kumpul
ilmu, dan keberadaan santri di asrama. sebelum doa malam atau setelah Salat wajib.
166
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
dapat dilihat dari pengakuan santri tentang 56,6% santri menyatakan pengasuh kadang-
komunikasi yang dibangun di pesantren. kadang berusaha memenuhi aspirasi santri,
Menurut pengakuan para santri Pesantren 30% santri menyatakan pengasuh kadang-
Darul Muttaqin, bahwa komunikasi yang kadang bersedia mendengarkan penjelasan
dibangun di pesantren adalah sebagaimana kesalahan santri, 16,6% santri menyatakan
tabel berikut: pengasuh kadang-kadang membantu
Tabel 2. Komunikasi merundingkan masalah santri, 13,3% santri
No Pernyataan SL SR KD TP menyatakan pengasuh kadang-kadang
Kyai/ustaz
bersedia
memberikan kesempatan bertanya kepada
mendengarkan 10 10 1
1
penjelasan (33,3%) (33,3%)
9 (30%)
(3,33%)
santri, 6,66% santri menyatakan pengasuh
kesalahan
santri
kadang-kadang mengkomunikasikan
Kyai/ustaz kegiatan belajar santri, dan 3,33% santri
mengkomuni-
2 kasikan
22
6 (20%)
2
0 (0%) menyatakan pengasuh kadang-kadang
(73,3%) (6,66%)
kegiatan belajar
santri
saling menerima perbedaan pendapat
Kyai/ustaz santri. Aspek-aspek komunikasi tersebut
memberikan
3 kesempatan
17
9 (30%)
4
0 (0%) menunjukkan keadaannya yang masih
(56,6%) (13,3%)
bertanya
kepada santri kurang memadai dan perlu ditingkatkan
Kyai/ustaz hingga mencapai sangat memadai.
menjelaskan 18
4 9 (30%) 3 (10%) 0 (0%)
larangan santri (60%)
berbuat sesuatu
Kyai/ustaz Kedisiplinan
mengkomuni-
kasikan
5 peraturan
18 12
0 0%) 0 (0%) Menurut Ustaz Imron Wachidi, bentuk-
(60%) (40%)
yang harus
dilakukan bentuk Pembinaan ibadah santri di Pesantren
santri
Darul Muttaqin Parung adalah melalui
Kyai/ustaz
6
mempertim- 19
9 (30%)
2
0 (0%)
pendampingan dan pengawasan salat fardllu
bangkan (63,3%) (6,66%)
pendapat santri wajib berjama’ah di masjid, pengabsenan
Kyai/ustaz setiap selesai salat fardu, dan sahur bersama
berusaha 2 11 17
7 0 (0%)
memenuhi (6,66%) (36,6%) (56,6%) dan buku puasa sunah bersama. Ustaz
aspirasi santri
Santri
Badrut Tamam menyebutkan bahwa bentuk-
8
memperhati- 22 8
0 (0%) 0 (0%) bentuk pembinaan santri di pesantren
kan nasihat (73,3%) (26,6%)
kyai/ustaz berupa pembinaan dan pengawasan sholat
Saling
menerima 11 18 1
5 waktu, sholat dhuha, puasa senin, melatih
9 0 (0%)
perbedaan
pendapat santri
(36,6%) (60%) (3,33%) jadi imam, dan melatih jadi khatib. Lebih
Kyai/ustaz detil Ustaz Eko Prasetyo, menguraikan
membantu 13 5
10
merundingkan
12 (40%)
(43,3%) (16,6%)
0 (0%) bahwa bentuk-bentuk Pembinaan santri
masalah santri
di pesantren meliputi Salat 5 waktu wajib
di masjid, salat Duha di masjid, tahlil, dan
Berdasarkan Tabel 2. di atas
Yasin ba’da Maghrib (Kamis), mahalul
menunjukkan bahwa aspek komunikasi
qiyam (shalawat) ba’da Isya (Kamis), kajian
yang dilakukan pesantren kepada santri
kitab (Rabu), dan pembinaan qira’ati (Senin
sudah cukup memadai, namun masih
hingga Rabu).
ada beberapa aspek komunikasi yang
keadaannya masih kurang memadai, yaitu
167
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
168
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
169
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
Wachidi, adalah meledek, dan berkata kasar. santri adalah pemberitahuan ke wali santri,
Ustaz Badrut Tamam menambahkan bahwa pemanggilan wali santri, skorsing 1 minggu,
di antara bentuk-bentuk kekerasan/bully skorsing 1 bulan, terakhir dikeluarkan.
yang dilakukan santri di pesantren adalah
Menurut Ustaz Badrut Tamam bahwa
mengejek teman, menyembunyikan barang
dampak hukuman yang dibuat pesantren
milik teman, dan menjaili teman.
selama ini adalah efektif. Ustaz Imron
Menurut Ustaz Badrut Tamam, jika Wachidi menjelaskan bahwa dampak/
terjadi tindak kekerasan santri oleh ustaz efektifitas hukuman yang dibuat Pesantren
atau santri di pesantren, maka akan ditindak Darul Muttaqin Parung adalah santri
tegas dengan tahapan peraturan yang memahami tahapan-tahapan hukuman
ada di Pesantren. Ustaz Imron Wachidi dan jenis-jenis pelanggaran sehingga santri
menguraikan bahwa jika terjadi tindak waspada terhadap aturan dan hukuman.
kekerasan santri oleh ustaz atau santri di Tabel 4. Hukuman dan Penghargaan
pesantren, maka cara penanganannya adalah No Pernyataan SL SR KD TP
Kyai/ustaz
dengan diberi peringatan surat pernyataan memarahi santri 17 7
1 6 (20%) 0 (0%)
ketika melakukan (56,6%) (23,3%)
berat, pemanggilan orang tua, atau terpaksa kesalahan
dikeluarkan. Kyai/ustaz
memberikan
Bentuk-bentuk pelanggaran yang 2
hukuman ketika
santri tidak
14
(46,6%)
11
(36,6%)
5
(16,6%)
0 (0%)
170
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
171
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
172
Sistem Pengasuhan Santri pada Pesantren ... (Achmad Dudin dan Munawiroh)
DAFTAR PUSTAKA
Afiati, Nikmah Sofia. (2018). “Kualitas Kehidupan Sekolah dan Disiplin pada Santri Asrama
Pondok Pesantren”, Sumber: File:///C:/Users/Dasirp~1/Appdata/Local/ Temp/630-
1587-1-Pb.Pdf., diunduh 3 Januari 2020.
Alwi. (2019). “Pondok Pesantren Darul Muttaqin Parung Bogor”. Sumber: http://m-alwi.
com/pondok-pesantren-darul-muttaqien-parung-bogor.html, diunduh 19 Nopember
2019.
Baumrin, D. (2002). “Prototypical Descriptions of 3 Parenting Styles”. Sumber: http://www.
decpsy.org/teaching/parent/bumrind/parenting/styles.pdf. , diunduh 11 Januari 2020.
Dhofier, Zamakhsyari. (2011). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa depan Indonesia. Jakarta: LP3ES, Cet. VIII.
Djamarah, Bahri Syaiful. (2005). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga.
Jakarta: PT. Reneka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri, & Aswan Zain. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Gunawan, Mahmud Heri, & Yuyun Yulianingsih. (2013). Pendidikan Agama Islam dalam
Keluarga. Jakarta: Akademi Pertmata.
Gaza, Mamiq. (2012). Bijak Menghukum Siswa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ihwanudin, Khoirul. (2011). Peran Pesantren terhadap Perubahan Sosial Masyarakat.
Ngawi: Pon-Pes Al-Hidayah.
Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group.
Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
M. Naquib Al-Attas dalam Yasmadi. (2002). Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholish
Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional). Jakarta: Ciputat Prees.
173
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020, Halaman 153 - 174
Pranata, Bayu Rohmat Nurkholid. (2018). “Model Komunikasi Pengasuh Pondok Pesantren
dalam Membentuk Akhlak Santri Ditinjau dari Perspektif Dakwah (Studi Di Pondok
Pesantren Al Munir Sukoharjo)”. Sumber: Error! Hyperlink reference not valid..,
diunduh 5 Jnuari 2020.
Republika. (Kamis 01 Mar 2018 03:35 WIB). Pendirian Pesantren Secara Bebas Lemahkan
Akreditasi, Sumber: https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/18/03/01/p4vnqh414-pendirian-pesantren-secara-bebas-lemahkan-
akreditasi.
Sardiman. (2011). Intraksi dan Motivasi Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Shochib, Moh. (1998). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak. Mengembangkan
Disiplin Diri. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Steenbrink, Karel, A. (1984). Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19.
Jakarta: Bulan Bintang.
Subhan, Arief. (2012). Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-20: Pergumulan
antara Modernisasi dan Identitas. Jakarta: Kencana.
Sudrajat, Akhmad. (2008). “Tugas Pokok Pengawas Sekolah”. Sumber: Error! Hyperlink
reference not valid. /2008/04/08/ tugas-pokok-fungsi-hak-dan-wewenang-pengawas-
sekolahsatuan-pendidikan/, diunduh 15 Januari 2020.
Syahid, Ahmad (edt). (2002), Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat. Depag dan
INCIS.
Tim Redaksi Pusat Bahasa. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Wahyuningrum, Sely. (2019). “Pengaruh Sistem Bina Keluarga Balita (BKB) terhadap
Pengembangan Pola Asuh Orangtua: Studi Deskriptif di Desa Margaasih Kecamatan
Cicalengka”. Diploma Thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Sumber: http://
digilib.uinsgd.ac.id/27181/, diakses 7 Desember 2019.
Y. Roestiyah N.K. (2005). Didaktik Metodik. Jakarta: Bumi Aksara.
Zizousari, & Yuna Chan. (2016). Working Mom is Super Mom, Bagaimana Membagi antara
Keluarga dan Karier. Yogyakarta: Trans Idea Publishing.
174