Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 10
PEMERINTAH DESA ROGODADI KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN, PROVINS! JAWA TENGAH NOMOR 2.4 ‘TAHUN 2020 TENTANG PEMANFAATAN ASET DESA ROGODADI (GAN RAHIMAT TUHAN YANG MAHA KEPALA DESA ROGODADI, Menimbang —: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat 3 Peraturan Bupati Kebumen tentang Pengelolaan Aset Desa, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa Rogoda Mengingat —: 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa ‘Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42); 2. Untiang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 6 ‘Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 ® Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) scbagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015’ tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyclenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005, Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 7, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah —————— Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang, tur Pelaksanann Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8717); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53}; 9, Peraturan Bupati Kebumen Nomor 90 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa. Dengan Kesepakatan Bersama BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ROGODADI dan KEPALA DESA ROGODADI MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PEMANFAATAN ASET DESA ROGODADI BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan : 1, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan_ pemerintahan dan kkepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia 3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa scbagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 4. Kepala Desa adalah Pimpinan Pemerintah Desa. 5. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. 7. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli milik Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah. 8, Pengelolaan Aset Desa merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, —pemanfaatan, —pengamanan, — pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan, _penilaian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian aset Desa. 9, Pemanfaatan adalah pendayagunaan asct Desa secara tidak langsung dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan Desa dan tidak mengubah status kepemilikan. 10. Sewa adalah pemanfaatan asct Desa oleh tertentu dan_menerima imbalan uang tunai, 11. Pinjam pakai adalah pemanfaatan aset Desa antara Pemerintah Desa dengan Pemerintah Desa lain seria Lembaga Kemasyarakatan Desa di Desa setempat dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan, 12. Kerjasama pemanfnatan adalah pemanfaatan aset Desa oleh pihak lain dala ihak lain dalam jangka waktu a ee jangka waktu tertentu dalam rangka meningkatkan pendapatan Desa. 13. Rangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Darang Milik Desa berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnyasetelah berakhimya jangka waktu, 14. Rangun Serah Guna adalah Pemanfaatan Barang Milik Desa berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana_berikut fasilitasnva, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada Pemerintahan Desa untuk didayagunakan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati 15, Penghapusan adalah kegiatan menghapus/meniadakan aset Desa dari buku data inventaris Desa dengan keputusan kepala Desa untuk membebaskan Pengelolaan Barang, Pengguna Barang, dan/ atau kuasa pengguna barang da tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam pengguasaannya, 16. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan aset Desa. 17. Tukar menukar adalah pemindahtanganan kepemilikan aset Desa yang ilakukan antara pemerintah Desa dengan pihak lain dengan penggantiannya dalam bentuk barang, 18. Penjualan adalah pemindahtanganan aset Desa kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang, 19, Penyertaan Modal Pemerintah Desa adalah pemindahtanganan aset Desa yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang isahkan untuk diperhitungkan sebagai modal Desa dalam Badan Usaha Milik Desa. 20. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang di lakukan — meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan aset Desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku, 21. Pelaporan adalah penyajian keterangan berupa informasi terkait dengan keadaan objektif aset Desa 22. Penilaian adalah suatu proses kegiatan pengukuran yang didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nila aset Desa 23. Tanah Desa adalah tanah yang dikuasai dan atau dimiliki olch Pemerintah Desa sebagai salah satu sumber pendapatan asli Desa dan/atau untuk kepentingan sosial Pasal 2 (2) Tanah Desa yang berasal dari hak asal usul merupakan tanah milik Desa, (2) Pemanfantan ‘Tanah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditetapkan melalui Peraturan Desa. Pasal 3 ‘Tanah Desa dimanfaatkan untuk : a. Tanah kas desa atau tanah kemakmuran; b, Bengkok; dan c. Fasilitas umum. DAB LESTAK DAN LUASAN TANAH DESA Pasal 4 (1) Tanah Desa welunn 140.452 mn? Data kel tanah desa inform: 4 tanah Desa Rogodadt dan pln an Camscane —————l (2) Tanah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: fa, tanah Kas Desa atau tanah kemakmuran seluas 13.221 m? b. tanah Bengkok seluas 110.391 m? c. tanah untuk fasititas unum seluas 16.840 m? Pasal (1) Pemanfaatan Tanah Desa untuk Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, adalah sebagai sumber Pendapatan Desa untuk menunjang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. (2) Rincian letak, luasan persil dan nomor sertifikat Tanah Kas Desa scbagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini. Pasal 6 (1) Pemanfaatan Tanah Desa untuk Bengkok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b, adalah Tanah Desa yang digunakan untuk memberikan Penghasilan tambahan bagi Kepala Desa, Perangkat Desa dan Staf Desa. 2) Rincian letak, luasan persil dan nomor sertifikat Bengkok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Desa i Pasal 7 (1) Pemanfaatan Tanah Desa untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf d, adalah Tanah Kas Desa yang digunakan untuk Fasilitas Umum dan fasilitas Sosial. 2) Rincian letak, luasan persil dan nomor sertifikat tanah desa unutk kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV yang, merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini. BAB IIL ‘TATA CARA PEMANFAATAN TANAH DESA DAN ASET DESA LAINNYA Pasal 8 Pemanfaatan Tanah Desa dapat dilakukan dengan cara: a) digarap sendiri oleh Pemerintah Desa untuk : 1, pertanian; atau 2. non pertanian. b) disewakan; ©) kerjasama pemanfaatan; d) bangun guna serah atau bangun serah guna. Pasal 9 (1) Setiap pemanfaatan Tanah Kas Desa harus memperoleh ijin dari Kepala Desa yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (2) lin pemanfaatan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan Persetujuan BPD yang ditetapkan dengan Keputusan BPD. (3) Dalam hal penggunaan Tanah Kas Desa digarap sendiri untuk pertanian maka tidak perlu mengajukan permohonan jjin sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 10 (1) Gin pemanfaatan untuk Kerjasama pemanfantan, bangun guna serah dan bangun serah guna, demikian pula apabila dalam pemanfantan tersebut menycbabkan terjadinya alih fungsi tanah desa, Pemerintah Desa. mengajukan surat permohonan ijin kepada Bupati dengan tembusan kepada Dinas. 2) Surat permot ) aac Honan tvs pengnaan tana Desa sebagai dimaksud pada oleh Pomerintah Desi diajukan sesiat dengan Peraturan Bupati tentary PALL led Peverata esa ajukan seal dengan Peratamn Bupa entans Pasal 11 (1) Besaran sewa Tanah Kas Desa bendasarkan hasil penilaian dari Penilai atau Penilai Publik, kecuati Tanah Kas Desi y akan untuk kepentingan Pemerintahan, sosiat dan/atan biava penilaian lebih besar dari biaya sewa Q) Sewn Tanah Kas Desa yang digunakan untuk kepentingan pemerintahan, sos dan/atnu biaya penilaian lebih besar dati biaya sewa sebagaimana dimaksud ada ayat (1) dapat diberikan keringanan, (3) Keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) besarannya diatur lebih Janjut dengan Pemturan Desa mengenai besanan keringanan sewa Tanah Kas Desa Pasal 12 sangkan dalam perjanjian sewa yang ditandatangani (1) Sewa Tanah Kas Desa di oleh Kepala Desa dan pen 2) Perjanjian sewn sebagaimana dimaksud pada berisi a, identitas para pihak; 1b, tugs dan letak tanah kas de cc. hak dan tanggung jawab para pihak; 4, besaran sewa; fe, jangka waktu sewa; fata cara pembayaran sews; dan &. penyelesaian jika terjadi sengketa, fat (1), sekurang-kurangnya Pasal 13 (1) Pembayaran besaran sewa Tanah Kas Desa dilakukan setiap tahun sampai berakhirnya jangka wakta sewa, (2) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan ke rekening kas desa pada tanggal yang ditentukan dalam perjanjian sewa. (3) Penyewa harus menycrahkan bukti setoran scbagaimana dimaksud pada ayat 2) kepada Bendahara Desa paling lambat 7 hani setelah pembayaran. Pasal 14 (1) Jangka waktu sewn Tanah Kas Desa paling lama selama 3 (tga) tabun dan dapat diperpanjang, 2) Dalam hal penyewa akan melakukan perpanjangan jangka waktu sews scbagaimana dimaksud pada ayat (1), maka penyewa mengajukan permohonan jjin perpanjangan sewa dan perubahan perjanjian paling lambat 6 (enam) Dulan sebelum jangka waktu sewa habis. (3) Sewa Tanah Kas Desa dilakukan evaluasi setiap 3 (tiga) tahun sekali (8) Perpanjangan jangka waktu sewa Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pa‘ ayat (1) dapat dilakukan dengan ketentuan: fa, penyewann Tanah Kas Desa memberikan manfaat yang dibuktikan dengan surit pernyataan dukungan dari masyarakat Desa, yang diwakili oleh paling sedikit 3 (tiga) orang yang berasal dari lembaga Kemasyarakatan Desa dan tokoh masyarakat; dan by, masih sesuai dengan rencana tata ruang. la Pasal 15, (1) Pemanfaatan aset Desa berupa pinjam pakai dilaksanakan antara Pemerintah Desa dengan Pemerintah Desa Ininnya serta Lembaga Kemasyanakatan Desa. R) Pi 2) injam paki aset Desa scbngaimana dimaksud pada ayat (1), dikecualikan fa) UnTUK tana, tsnrunan dan ast bergerak berupa kendaman bermotor ganaka walt pinjam pakai aset Desa paling lama 7 (eh) bart dan dapat (@)Pinjam paket aset De aset Des an janjian yang paling sediki menmat ‘sa dilaksanakan berdasarkan perjanjian yang paling sedikit €. para pihak yang terikat dalam perjanjian; b. jenis atau jumlah barang yang dipinjamkan; . jangka waictu pinjam pakai: d. tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemelihay Jangka waktu peminjaman; e. hak dan kewajiban para pihak; ; Keadaan di Iuar kemampuan para pihak (force majeure}; dan 8. persyaratan lain yang dianggap perlu. aan selama Pasal 16 (1) Kerjasama pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal § huruf ¢, berupa tanah dan/atau bangunan dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka : a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna aset Desa;dan b. meningkatkan pendapatan Desa. (2) Kerja Sama Pemanfaatan aset Desa berupa tanah dan/atau bangunan dengan pihak lain scbagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan: 2. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APB Desa untuk memenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan/atau perbaikan yang diperlukan terhadap tanah dan bangunan tersebut; b. Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang menjaminkan atau menggadaikan aset Desa yang menjadi objek Kerjasama pemanfaatan; (3) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kewajiban, antara Tain: ‘a. membayar kontribusi tetap setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan melalui rekening Kas Desa b. membayar semua biaya persiapan’ dan pelaksanaan kerja sama pemanfaatan; dan c. Jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 15 (lima belas) tahun ‘Sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang. (4) Pelaksanaan kerjasama pemanfaatan atas tanah dan/atau bangunan ditetapkan dalam surat perjanjian yang memuat: fa. para pihak yang terikat dalam perjanjian; b. objek kerjasama pemanfaatan; c. jangka waktu; @. hak dan kewajiban para pihak; e f 8 penyelesaian perselisihan; Keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure); dan peninjauan pelaksanaan perjanjian. Pasal 17 (1) Bangun guna serah atau bangun serah guna sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 hurufd berupa tanab dengan pihak lain dilaksanakan dengan pertimbangan: a. Pemerintah Desa memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan Desa; b, tidak tersedia dana dalam APB Desa untuk penyediaan bangunan dan fasilitas tersebut. (2) Pihak lain sebagnimana dimaksud pada ayat (1) selama jangka waktw pengoperasian memiliki kewajiban, antara lain: a. membayar kontribusi ke rekening kas Desa setiap talun;dan b. memelihara objek bangun guna serah atau bangun serah guna, (3) Kontribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah, a “4 Pihak lain sebagaimana menggadaikan, atau una Serah atau bangun serah guna, ‘hak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menanggung diaya yang berkenaan deny i ani gnaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan surat perjanjian, dan konsultan pelaksana, m pea pen dimaksud pada ayat (1) dilarang menjaminkan, memindahtangankan tanah yang menjadi objek bangun 6 Pasal 18 (yy (2) Jangka waktu bangun guna serah atau bangun serah guna paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dapat diperpanjang. Perpanjangan waktu bangun guna serah atau bangun serah guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah terlebih dahulu dilaleukan evaluasi oleh Tim yang dibentuk Kepala Desa dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. (3) Dalam hal jangka waktu bangun guna serah atau bangun serah guna diperpanjang, “pemanfaatan dilakukan melalui Kerjasama Pemanfaatan ‘sebagaimana diatur dalam Pasal 16. (4) Bangun guna serah atau bangun Serah guna dilaksanakan berdasarkan surat Perjanjian yang paling sedikit memuat: a. \gun guna serah; e c. jangka waktu bangun para pihak yang terikat dalam perjanjian; d.penyelesaian perselisihan; ¢. keadaan diluar kemampuan para pihak (force majeure); dan f. persyaratan lain yang dianggap perlu; g bangunan dan fasilitasnya yang menjadi bagian hasil dari pelaksanaan bangun guna serah atau bangun serah guna harus dilengkapi dengan Izin Mendirikan Bangunan atas nama Pemerintah Desa. Pasal 19 1) Hasil pemanfaatan Tanah Kas Desa menjadi pendapatan Desa. 2) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari keuangan Desa masuk lain-lain pendapatan Desa yang sah. 3) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dicatat dalam buku kas umum dan disetor dalam rekening kas desa, Pasal 20 r) Bangunan yang didirikan di atas tanah desa oleh pihak-pihak yang mendapatkan jin pemanfaatan tanah desa oleh Bupati harus memiliki ijin mendirikan bangunan dari pejabat yang berwenang. BABIV ‘TANAH BENGKOK Pasal 21 Bengkok diberikan kepada : a. Kepala desa; b. Sckertaris Desa; c. Kepala Seksi/Kepala Urusan; 4. Kepala Dusun; dan ¢. Perangkat desa yang menjadi staf desa. Pasal 22 (1) Bengkok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 diberikan dengan komposisi besaran sebagai berikut: a. Kepala Desa 150.951 m?; b. Sekertaris Desa 512.974 ma © Kepala Scksi Pemerintahan —: 3.931 m: d. Kepala Seksi Kesejahteraan, + 5.010 m; e Kepala Seksi Pelayanan 4.780 m?, { Kepala Urusan Perencanaan — : 5.887 mj 8. Kepala Urusan Keuangan——: 5.049 m?; ‘h. Kepala Dusun 1 2 4.061 m7; i. Kepala Dusun i : 3.386 m3; j. Kepala Dusun Il 2 4.643 m?; dan k. Kepala Dusun IV 3.819 m (2) Bengkok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan Peraturan Desa. (3) Bengkok diberikan selama menduduki jabatan dan diserahkan kembali ke Pemerintah Desa setelah masa jabatan berakhir dengan berita acara penyerahan Bengkok. Pasal 23 (1) Bengkok dapat disewakan kepada masyarakat dengan ketentuan: a. Jangka waktu sewa paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang; b, subjek yang melakukan penyewaan adalah Pemerintah Desa; (2) Ketentuan tata cara permohonan dan persyaratan ijin sewa Bengkok berlaku sebagaimana ketentuan mengenai tata cara permohonan dan persyaratan jjin sewa tanah kas desa. Pasal 24 (1) Bengkok dapat digunakan untuk kepentingan Pemerintah Desa. 2) Bengkok yang digunakan untuk kepentingan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan tanah pengganti dari Tanah Kas Desa. Pasal 25, Bengkok dapat diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang purna tugas dan diberhentikan secara hormat karena meninggal dunia atau berakhir masa jabatannya dengan Keputusan Kepala Desa. Pasal 26 Bengkok bagi Kepala Desa yang diberhentikan secara hormat karena mengundurkan diri diberikan seluas 100 % (100 perseratus) dari luasan Bengkok yang bersangkutan selama 4 (empat) tahun. Pasal 27 Bengkok bagi Kepala Desa yang berakhir masa jabatannya mendapatkan 100 % (100 perseratus) dari lasan Bengkok yang bersangkutan selama 6 (enam) tahun. Pasal 28 Bengkok bagi Perangkat Desa yang purna tugas dan diberhentikan secara hormat karena meninggal dunia atau berakhir masa jabatannya mendapatkan 100% (100 perseratus) dari Iuasan Bengkok yang bersangkutan, pemberiannya dengan ketentuan jangka waktu sebagai berikut: 4, selama 3 tahun bagi yang telah menjabat selama lebih dari 25 tahun; % selama 3 aun bogl yang. telah menjabat selama 20 tahun ata Kurang dai 25 tahun; © selama 3 abun bagi yang telah menjabat selama 15 tahun atau Kurang dari 20 tahun: 4. selama 3 tahun bagi yang, telah menjabat selama selama 10 tahun atau kurang dari 15 tahun © selama 3 tahun bagi yang tel tahun; dan menjabat selama 5 taly natu Kurang dari 10 % £ selama 3 tahun bagi yang telah menjabat selama kurang dari 5 tahun. Pasal 29 Bengkok diserahkan Kembali ke Pemerintah Desa setelah berakhir jangka waktu Pemberian Bengkok disertai dengan berita acara penyerahan tanah bengkok. BABY ‘TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM Pasal 30 ‘Tanah untuk kepentingan umum merupakan tanah desa yang dipergunakan untuk epentingan umum atau masyarakat antara lain pasar desa, lapangan, jalan desa, gedung pemerintahan, tempat ibadah dan makam, BAB VI PEMINDAHTANGANAN TANAH DESA Pasal 31 ‘Tanah Desa dapat dipindahtangankan untuk : a. ukar menukar untuk kepentingan umum; b. tukar menukar bukan untuk kepentingan umum; dan c. tukar menukar tanah kas Desa selain untuk kepentingan umum dan bukan untuk kepentingan umum, Pasal 32 (1) Tanah Desa dapat dimanfaatkan untuk penyertaan modal pemerintah desa kepada BUM Desa (2) Penyertaan modal pemerintah desa sebagaimana dimaksud dalam ayat_ (1) ditetapkan melalui Peraturan Desa tentang Penyertaan Modal Pemerintah Desa kepada BUM Desa. (9) Tanah Desa yang dimanfaatkan untuk penyertaan modal dilarang digadaikan atau. dijual untuk kepentingan BUM Desa, dan untuk pencatatannya tetap dimasukkan sebagai aset desa dalam Buku Inventarisasi Aset Desa. Pasal 33 Ketentuan mengenai pemindahtanganan Tanah Desa berpedoman pada Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Aset Desa. BAB VIL PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN Pasal 34 (1) Perlindungan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pemanfaatan tanah desa dilakukan oleh Kepala Desa. (2) Perlindungan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk melindungi dan mengawasi pelaksanaan pemanfaatan tanah desa. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akai diadakan perbaikan kembali sebagaimana mestinya. a mun BAB VIL KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, dindakan perbaikan kembali sebagaimana mestinya. Pasal 36 Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Rogodadi. Ditetapkan di Rogodadi Pada tanggal 10 Januari 2020 Pa 4 ROGODADI

You might also like