Pelatihan Tari Kreasi Sebagai Peningkatan Kompetensi Guru Mi/Paud/Ra Raden Fatah

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Abidumasy Vol. 01 No.

02 Oktober 2020 | 41

PELATIHAN TARI KREASI SEBAGAI PENINGKATAN KOMPETENSI


GURU MI/PAUD/RA RADEN FATAH

Emy Yunita Rahma Pratiwi1, Ratih Asmarani2, Evita Widiyati3


Muhammad Nuruddin4, Claudya Zahrani Susilo5
1,2,4,5
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Hasyim Asy’ari Jombang
3)
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Hasyim Asy’ari Jombang
1
emyyunita88@gmail.com

Abstract: This community service is one of the education services to the community,
which is one of the programs in the field of KKNT of UNHASY Tebuireng Jombang
students in Kedungbogo Village, Ngusikan District, Jombang Regency. One of those is
conducting a dance training at Raden Fatah. The results of the study were: there is a lack
of understanding of the concept and the importance of cultural arts education in
classroom learning in terms of students’ character development into humanistic
characters through creativity, sense, and intention. The method used in implementing this
community service is as follows: a) partner Situation Analysis, b) literature study, c)
preparation of material to be presented as a problem solution, d) testing the results, e)
revision products, f) the training implementation, and g) Regular mentoring.Based on
those problems, it can be concluded that a) there must be an improvement in skills and
competence of teachers related to the teaching and learning process in the schools
environments, b) this training (community service) is expected to make teachers
understand the concept and the importance of cultural arts education c) there must be a
development of students’ character to become humanistic character through creativity,
taste, and initiative, displaying an attitude of appreciation for cultural arts, displaying
creativity through cultural arts, and increase the participation of cultural arts events at the
local, regional and global levels.
Keywords: Dance, Competency, Professional, Teacher, Raden Fatah

Abstrak: Pengabdian ini merupakan salah satu pengabdian perguruan tinggi kepada
masyarakat, yaitu salah satu program di bidang pendidikan KKNT mahasiswa UNHASY
Tebuireng Jombang di Desa Kedungbogo Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang,
diantaranya melaksanakan Pelatihan Tari di Raden Fatah. Hasil analisis yang ditemukan
adalah: Kurang adanya pemahaman konsep dan pentingnya pendidikan seni budaya
pada pembelajaran di kelas sehingga kurang dalam hal pengembangan karakter peserta
didik menjadi manusia yang humanistis melalui olah cipta, rasa, dan karsa. Metode
pelaksanaan PKM adalah sebagai berikut: a) Analisis Situasi Mitra, b) Pengkajian
pustaka c) Penyusunan materi sebagai solusi masalah, d) Uji coba, e) Revisi produk, f)
Pelaksanaan pelatihan, dan g) Pendampingan berkala. Berdasarkan permasalahan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perlu adanya a) peningkatan keterampilan
maupun kompetensi guru yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di lingkungan
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah maupun PAUD/RA perlu ditingkatkan. b) adanya
pelatihan dalam PKM ini diharapkan menjadikan guru memahami konsep dan pentingnya
pendidikan seni budaya c) mengembangkan karakter peserta didik menjadi manusia yang
humanistis melalui olah cipta, rasa, dan karsa, menampilkan sikap apresiasi terhadap seni
budaya, menampilkan kreativitas melalui seni budaya, dan meningkatkan peran serta seni
budaya pada tingkat lokal, regional dan global.
Kata Kunci: Tari, Kompetensi, Professional, Guru, Raden Fatah

Pendahuluan pembimbingan, pendampingan, dan


Kuliah Kerja Nyata Tematik lain-lain untuk membantu
(KKNT) dirancang sebagai salah satu meningkatkan kualitas hidup berbagai
pengabdian perguruan tinggi kepada lapisan masyarakat. Mahasiswa
masyarakat lewat penyuluhan, dibimbing oleh DPL untuk membuat
42 | EmyYunita Rahma Pratiwi, dkk : Pelatihan tari kreasi…

Program kerja kelompok yang mana melakukan kegiatan bertani.


dibagi menjadi perdivisi antara lain Kebanyakan petani yang berada di
keagamaan, pendidikan, wilayah Desa Kedungbogo sendiri
kewirausahaan, kelembagaan, dan banyak yang lebih memilih untuk
kesehatan. Setiap kelompok divisi menanam padi dibanding tanaman
menyusun program utama, pendukung, yang lainnya. Akan tetapi dalam
dan bantu untuk dijalankan serta kegiatan bertani padi ini banyak yang
diterapkan di masyarakat. Salah satu mengalami kesuksesan dalam
program di bidang pendidikan KKNT pertaniannya sehingga mereka lebih
mahasiswa UNHASY Tebuireng menggantungkan pendapatan mereka
Jombang di Desa Kedungbogo dari bertani.
Kecamatan Ngusikan Kabupaten Pendidikan di Desa
Jombang, diantaranya melaksanakan Kedungbogo sendiri termasuk desa
Pelatihan Tari yang diajarkan kepada
yang sudah memadai karena sudah
siswi-siswi SD dan MI. tersedia PAUD, TK, RA, SD, MI, serta
Secara jelas Desa Kedungbogo SMP yang mana memudahkan
didominasi oleh daerah persawahan. masyarakatnya untuk menyekolahkan
Desa Kedungbogo memiliki 1 masjid anak mereka. Meskipun profesi dari
yaitu Masjid Masykurullah, 1 Balai masyarakat Desa Kedungbogo seorang
Desa, 2 Gedung TK, 1 Gedung SD, 1 petani ataupun buruh tani mereka
Gedung MI, RA dan 1 Gedung SMP. masih memperdulikan kelanjutan
Lokasi tersebut dengan mudah sekolah untuk anak mereka.
ditempuh dengan kendaran. Desa
Kedungbogo memiliki luas 143.828 Program lain dari divisi
Ha. pendidikan yaitu “Kegiatan Ekstra
Tari” dan “Pembelajaran Bahasa Arab
Program Desa diawali dari dan Bahasa Inggris” dimana kegiatan
musyawarah Dusun yang dilanjutkan ini ditujukan untuk siswa tingkatan SD
ke musyawarah Desa yang dihadiri dan MI yang ada di wilayah Desa
oleh tokoh-tokoh masyarakat, tokoh Kedungbogo. Program “Kegiatan
Agama, RT/RW, Pemerintah Desa Ekstra Tari” ini dilakukan untuk
beserta BPD dalam rangka penggalian mengenalkan dan mengajak para siswa
gagasan. Dari penggalian gagasan untuk melestarikan tari tradisional yang
tersebut dapat diketahui permasalahan
ada di Indonesia. Tidak hanya sekedar
yang ada di Desa dan kebutuhan mengenalkan dan mengajak akan tetapi
apa yang diperlukan oleh masyarakat mahasiswa KKNT UNHASY Kel. 28
sehingga aspirasi seluruh lapisan juga mengajar dan memperaktekkan
masyarakat dapat tertampung. tari tradisonal yang kemudian di ikuti
Hasil observasi yang dilakukan oleh para siswa yang mengikuti
di lokasi KKNT, Desa Kedungbogo kegiatan ekstra tari ini. Sementara
merupakan desa yang sudah termasuk program tari berlangsung dengan siswa
maju meskipun terletak di pinggir kota. perempuan program “Pembelajaran
Sebagian besar dari penduduk desa ini Bahasa Arab dan Bahasa Inggris” pun
bermata pencaharian sebagai petani juga berlangsung dengan siswa laki-
atau buruh tani karena lahan tanah laki. Dimana dengan adanya program
disini subur sehingga cocok untuk pembelajaran Bahasa Arab dan Bahasa
43 | EmyYunita Rahma Pratiwi, dkk : Pelatihan tari kreasi…

Inggris ini diharapkan siswa dapat Dengan adanya pelatihan dalam


mengenal bahasa asing. Karena di era PKM ini diharapkan tercapai tujuan
ini para siswa dituntut dapat mengenal jangka panjang yaitu: guru memahami
bahasa asing maka dengan pengadaan konsep dan pentingnya pendidikan seni
program ini dapat bermanfaat bagi budaya sehingga mampu
siswa. Pelaksanaan kedua program ini mengembangkan karakter peserta didik
pada hari Jum’at dan Sabtu di masing- menjadi manusia yang humanistis
masing sekolahan SD maupun MI. melalui olah cipta, rasa, dan karsa,
menampilkan sikap apresiasi terhadap
Hasil analisis situasi yang
seni budaya, menampilkan kreativitas
ditemukan pada mitra adalah:
melalui seni budaya, dan meningkatkan
a. Kurang adanya pemahaman peran serta seni budaya pada tingkat
konsep dan pentingnya lokal, regional dan global.
pendidikan seni budaya pada
Menindaklanjuti dari salah satu
pembelajaran di kelas sehingga
program di bidang pendidikan KKNT
kurang dalam hal pengembangan
mahasiswa UNHASY Jombang di Desa
karakter peserta didik menjadi
Kedungbogo Kecamatan Ngusikan
manusia yang humanistis melalui
Kabupaten Jombang, diantaranya
olah cipta, rasa, dan karsa.
melaksanakan Pelatihan Tari yang
b. Tidak adanya guru dengan bidang
diajarkan kepada siswi-siswi MI.
spesialisasi seni budaya terutama
Adapun dalam pelaksanaannya terdapat
tari, sehingga kurang dalam hal
kendala di lokasi tersebut, diantaranya;
pengembangan kreativitas
1) belum adanya guru yang memiliki
melalui seni budaya.
kemampuan di bidang tari, 2) belum
c. Pembelajaran seni di kelas tidak
adanya kegiatan ekstrakurikuler tari
terlaksana dengan baik,
yang dilaksanakan di lembaga tersebut,
mengakibatkan sikap apresiasi
akan tetapi 3) siswi-siswi yang telah
terhadap seni budaya tidak
dilatih mahasiswa KKNT di
tampak pada diri siswa sehingga
MI/PAUD/RA ini memiliki antusias
peran serta seni budaya pada
yang tinggi terhadap pelatihan yang
tingkat lokal, regional dan global.
rutin diberikan. Sehingga diharapkan
Berdasarkan permasalahan dengan adanya pelatihan ini, akan
tersebut maka dapat disimpulkan tercapai tujuan jangka panjang yaitu
bahwa peningkatan keterampilan guru memiliki kompetensi professional
maupun kompetensi guru yang dalam bidang tari, sekalipun MI Raden
berkaitan dengan proses belajar Fatah tidak memiliki guru tari, guru-
mengajar di lingkungan Sekolah guru yang telah dilatih diharapkan tetap
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah maupun bisa mengajarkan tari kepada peserta
PAUD/RA perlu ditingkatkan. Hal ini didik.
disebabkan guru MI/PAUD/RA harus
mampu secara profesional mengajar
seluruh mata pelajaran yang ada Metode
Metode pelaksanaan PKM
termasuk seni. Usaha yang dapat
(pengabdian kepada masyarakat)
dilakukan memberikan pelatihan bagi
adalah sebagai berikut: a) Analisis
para guru SD/MI dan PAUD/RA dalam
Situasi Mitra, b) Pengkajian pustaka
proses kreatif menyajikan dan
yang terkait dengan tema PKM, c)
mengimplementasikan karya tari yang
Penyusunan materi yang akan
sesuai dengan siswa.
44 | EmyYunita Rahma Pratiwi, dkk : Pelatihan tari kreasi…

disampaikan sebagai solusi masalah, d) Penyuluhan materi seni tari dan


Uji coba hasil pengembangan produk unsur-unsurnya yang diberikan kepada
tari, e) Revisi produk tari (jika guru-guru MI/PAUD/RA RADEN
diperlukan), f) Pelaksanaan pelatihan di FATAH meliputi pengertian tari dari
MI/PAUD/RA Raden Fatah Desa berbagai pendapat diantaranya John
Kedungbogo Ngusikan Jombang, dan Martin, Soedarsono, Sussane K.
g) Pendampingan berkala. Langer, Corrie Hartong, Doris
Humprey dan Pangeran Suryodiningrat.
Karena pada dasarnya tari adalah gerak,
Hasil dan Pembahaasan
maka dijelaskan pula elemen-elemen
Hasil penyuluhan dan pelatihan
dasar gerak yang meliputi ruang,
materi pembelajaran seni tari pada
waktu, dan tenaga. Aspek ruang terdiri
anak usia dini sebagai proses alih
dari posisi, level, volume dan fokus.
budaya terhadap guru-guru
Waktu meliputi ritme gerak atau irama
MI/PAUD/RA Raden Fatah Desa
gerak dan tempo gerak. Sedangkan
Kedungbogo Kecamatan Diwek
tenaga dalam tari adalah kekuatan yang
Kabupaten Jombang secara garis besar
mengawali, mengendalikan dan
dapat diuraikan sebagai berikut.
menghentikan gerak mulai dari halus,
Solusi untuk mengatasi
ringan, sedang, kuat dan keras.
permasalahan yang dialami mitra
Disamping elemen-elemen
adalah dengan memberikan pelatihan
dasar gerak, dijelaskan juga nilai-nilai
seni dalam bentuk kreasi baru sebagai
keindahan yang terkandung dalam tari
upaya untuk meningkatkan kompetensi
yang meliputi wiraga, wirama dan
profesional Guru MI/PAUD/RA Raden
wirasa. Wiraga meliputi hafalan, teknik
Fatah Desa Kedungbogo Kecamatan
dan ruang gerak. Keindahan pada aspek
Diwek Kabupaten Jombang. Salah satu
wirasa menyangkut penjiwaan atau
solusi yang ditawarkan adalah
kemampuan penari di dalam
memberikan wawasan pengetahuan
mengungkapkan rasa emosi yang sesuai
tentang pentingnya pendidikan seni
dengan karakter dan tema tarian.
budaya khususnya seni tari dalam
Sedangkan wirama meliputi ketepatan
pembelajaran di sekolah. Hal ini
ritme dan tempo gerak yang selaras
disebabkan masih minimnya
dengan irama iringannya.
pengetahuan guru-guru MI/PAUD/RA
Hasil yang didapat dalam
RADEN FATAH tentang seni tari yang
penyuluhan materi tersebut adalah
meliputi : (1) ruang lingkup seni tari
tingkat pengetahuan dan pemahaman
dan unsur-unsurnya, (2) pemilihan jenis
guru-guru MI/PAUD/RA RADEN
tari yang sesuai dengan tingkat usia
FATAH Kabupaten Jombang dari
anak, (3) elemen-elemen penciptaan
awalnya 53% menjadi 78%. Hal ini
tari, (4) tata teknik pentas, (5) tata
menunjukkan tingkat keberhasilan
rias dan busana, (6) musik pengiring
dalam penyerapan materi meningkat
tari, (7) teknik pengelolaan
secara signifikan.
pertunjukan tari, (8) proses pengalihan
2) Pemilihan Jenis Tari yang Sesuai
nilai-nilai budaya melalui media gerak
dengan Tingkat Usia Anak
tari, (9) teknik memeragakan gerak tari.
Tujuan pendidikan seni (seni tari)
1) Ruang Lingkup Seni Tari dan
adalah membentuk manusia seutuhnya
Unsur-unsurnya
yang mampu mengembangkan
45 | EmyYunita Rahma Pratiwi, dkk : Pelatihan tari kreasi…

kepekaan estetisnya, daya cipta, mempraktekkan gerak-gerak tari yang


intuitif, imajinatif, motivatif dan kritis diciptakannya.
terhadap lingkungannya. Pembelajaran Hasil dari observasi dan
seni tari di tingkat sekolah formal improvisasi gerak, disusun menjadi
termasuk diantaranya pendidikan pra rangkaian gerak yang mempunyai
sekolah tidak semata-mata membentuk makna dan nilai keindahan. Setelah
siswa menjadi seniman profesional, menciptakan gerak-gerak tari, maka
akan tetapi lebih pada proses dilakukan praktek pembuatan pola
aktualisasi diri dan kreatifitas siswa lantai, menentukan level, komposisi
melalui media gerak. Oleh karena itu, gerak, membuat iringan tari secara
diberikan pula penyuluhan tentang sederhana. Hasil yang didapat dalam
pemahaman mengenai berbagai jenis penyuluhan dan pelatihan materi
tari, dan karakteristik anak usia dini, tersebut adalah meningkatnya
sehingga diharapkan guru-guru pengetahuan, pemahaman dan
MI/PAUD/RA RADEN FATAH keterampilan guru-guru
Kabupaten Jombang mampu MI/PAUD/RA RADEN FATAH
memilihkan jenis tari yang sesuai Kabupaten Jombang dalam proses
dengan tingkat perkembangan anak. penciptaan tari untuk anak usia dini
Hasilnya, guru-guru mampu meskipun masih secara sederhana
menentukan jenis tari yang seharusnya sejumlah 72%.
dan tidak seharusnya diberikan kepada 4) Tata Teknik Pentas
siswa berdasarkan tingkat Dalam seni tari, pentas
perkembangan anak yang merupakan bagian yang tidak dapat
diprosentasekan sejumlah 69%. Hal ini ditinggalkan. Pentas adalah tempat
menunjukkan tingkat keberhasilan yang digunakan oleh seorang penari
dalam penyerapan materi meningkat dalam menampilkan kemampuannya
cukup signifikan. menari dihadapan penonton. Karena
3) Elemen-elemen Penciptaan Tari pentas sangat erat kaitannya dengan
Jenis-jenis tari yang sesuai tari, maka seluk beluk tentang pentas
dengan karakter anak usia dini, tidak juga diberikan dalam penyuluhandan
sebanyak materi tari untuk usia dewasa. pelatihan tersebut, diantaranya adalah
Untuk memenuhi kebutuhan siswa akan mengenal bermacam-macam bentuk
materi seni tari tersebut, maka guru- pentas, perlengkapan pentas,
guru MI/PAUD/RA RADEN FATAH penataan dekorasi pentas, tata lampu,
dituntut untuk dapat menciptakan tari dan tata bunyi pentas bagi anak usia
yang sesuai dengan karakter dan dini.
tingkat usia anak Taman Kanak-kanak. Hasilnya guru-guru
Oleh karena itu diberikan pula MI/PAUD/RA RADEN FATAH
penyuluhan pengetahuan dan pelatihan Kabupaten Jombang lebih memahami
tentang proses penciptaan tari untuk dan mempunyai keterampilan
anak usia dini secara sederhana. mengenai seluk beluk pentas yang
Elemen-elemen penciptaan tari akan digunakan sebagai bekal dalam
meliputi gerak, pola lantai, level, mempersiapkan pementasan akhir
komposisi gerak, iringan, tata rias dan tahunan anak didiknya.
busana. Dalam proses pelatihan 5) Tata Rias dan Busana
penciptaan tari, guru-guru diajak untuk Tata rias dan busana merupakan
melakukan observasi gerak, bagian dari tari yang tidak dapat
improvisasi gerak kemudian ditinggalkan. Pada umumnya seseorang
46 | EmyYunita Rahma Pratiwi, dkk : Pelatihan tari kreasi…

yang mempunyai kemampuan menari, mempraktekkan alat-alat musik dan


belum tentu mempunyai kemampuan lagu-lagu yang diberikan.
menata rias dan busana sendiri, 7) Teknik Pengelolaan Pertunjukan
sehingga mereka masih memerlukan Tari
bantuan orang lain untuk menata rias Setelah guru-guru
dan busananya. Oleh karena itu, guru- MI/PAUD/RA RADEN FATAH
guru MI/PAUD/RA RADEN FATAH Kabupaten Jombang memahami dan
Kabupaten Jombang diberikan juga mempunyai keterampilan menciptakan
teknik menata rias dan busana untuk tari secara sederhana untuk anak usia
anak usia dini. Hal ini penting, karena dini, maka perlu adanya pengetahuan
apabila siswanya menari, guru-guru dan keterampilan dalam pengelolaan
tidak perlu lagi mengambil perias dari sebuah pertunjukan. Pertunjukan seni
luar sekolah, tetapi bisa dilakukan ini biasanya diadakan oleh pihak
sendiri, dengan demikian akan lebih sekolah pada setiap akhir tahun untuk
menghemat pengeluaran. Materi rias acara kenaikan kelas atau kelulusan,
dan busana yang diberikan adalah rias atau pada hari-hari besar lainnya.
cantik, rias karakter, rias lucu lengkap Acara pentas akhir tahun atau
dengan busananya sesuai dengan peringatan hari-hari besar nasional,
tingkat usia anak. dikemas oleh guru-guru yang
Hasilnya, guru-guru mampu bersangkutan. Materi pengeloalan
memahami dan mempraktekkan pertunjukan tari ini meliputi:
pengetahuan dan keterampilan tentang perencanaan (penentuan tanggal
rias dan busana tari untuk anak usia pelaksanaan, tempat, tema acara, materi
dini. acara, undangan, leaflet, susunan
6) Musik Pengiring Tari acara), persiapan (tentang segala
Tari tidak dapat dinikmati sesuatu yang dibutuhkan dalam acara
dengan enak tanpa musik pengiringnya. tersebut, mempersiapkan pentas,
Di dalam proses penciptaan tari tidak susunan acara, dan pengisi acara),
terlepas dari musik pengiring. Oleh pelaksanaan (mengatur jalannya acara
karena itu, guru-guru juga diberikan supaya lancar). Secara teoretis, guru-
penyuluhan dan pelatihan tentang guru MI/PAUD/RA RADEN FATAH
musik pengiring tari secara sederhana, memahami semua materi penyuluhan
baik pengenalan tentang notasi balok, yang diberikan dengan baik.
teknik memainkan alat musik
misalnya pianika, angklung, drum,
okolele dan teknik menyanyi. Lagu-
lagu yang diajarkan adalah Balonku
Ada Lima, Bintang Kejora, Hujan,
Pamanku Datang, menthok-menthok
dan lain-lain.
Lagu-lagu ini bisa diisi dengan
gerak tari. Hasil dari penyuluhan dan
pelatihan ini, guru- guru MI/PAUD/RA
RADEN FATAH Kabupaten Jombang Gambar 1. Tari Kreasi
mampu memahami dan
47 | EmyYunita Rahma Pratiwi, dkk : Pelatihan tari kreasi…

8) Proses Pengalihan Nilai-nilai kelas sehingga kurang dalam hal


Budaya Melalui Media Gerak pengembangan karakter peserta didik
Pengetahuan dan pelatihan menjadi manusia yang humanistis
mengenai proses pengalihan nilai-nilai melalui olah cipta, rasa, dan karsa.
budaya melalui media gerak diberikan, b) Tidak adanya guru dengan bidang
agar guru-guru dalam melakukan spesialisasi seni budaya terutama tari,
proses pembelajaran seni tari secara sehingga kurang dalam hal
tidak langsung dapat mengajari anak pengembangan kreativitas melalui seni
usia dini mampu melakukan proses budaya. c) Pembelajaran seni di kelas
sosialisasi, internalisasi, enkulturasi tidak terlaksana dengan baik,
budaya. Proses sosialisasi dapat mengakibatkan sikap apresiasi terhadap
dilakukan melalui menari dengan seni budaya tidak tampak pada diri
berkelompok, berpasangan untuk saling siswa sehingga peran serta seni budaya
berinteraksi dengan sesama teman atau pada tingkat lokal, regional dan global.
dengan penonton disekitarnya. Berdasarkan permasalahan
Proses internalisasi dalam tersebut maka dapat disimpulkan
menari, yaitu mengajarkan siswa untuk bahwa perlu adanya a) peningkatan
belajar mencintai budayanya sendiri keterampilan maupun kompetensi guru
dengan cara menarikan tarian yang yang berkaitan dengan proses belajar
berasal dari daerahnya sendiri. Proses mengajar di lingkungan Sekolah
enkulturasi adalah proses pengenalan Dasar/Madrasah Ibtidaiyah maupun
budaya daerah lain atau negara lain PAUD/RA perlu ditingkatkan.
kepada anak melalui menari. b) adanya pelatihan dalam PKM
Hasil dari penyuluhan materi ini diharapkan menjadikan guru
tersebut, guru-guru MI/PAUD/RA memahami konsep dan pentingnya
RADEN FATAH Kabupaten Jombang pendidikan seni budaya c)
mempunyai tambahan pengetahuan dan mengembangkan karakter peserta didik
keterampilan untuk mengajarkan anak menjadi manusia yang humanistis
usia dini melakukan proses sosialisasi, melalui olah cipta, rasa, dan karsa,
internalisasi, dan enkulturasi budaya menampilkan sikap apresiasi terhadap
melalui media gerak tari. seni budaya, menampilkan kreativitas
9) Teknik Memeragakan Gerak Tari melalui seni budaya, dan meningkatkan
Teknik memeragakan gerak tari peran serta seni budaya pada tingkat
yang baik juga diberikan dalam lokal, regional dan global.
pelatihan pembelajaran seni tari pada
anak usia dini, dengan tujuan Simpulan
meningkatkan kemampuan guru- guru Berdasarkan dengan hasil dari
MI/PAUD/RA RADEN FATAH pengabdian kepada masyarakat oleh
Kabupaten Jombang dalam tim di MI/PAUD/RA RADEN FATAH
pembelajaran seni tari. Hasilnya, Kabupaten Jombang tentang pelatihan
pengetahuan dan kemampuan menari pembelajaran seni tari sebagai proses
guru-guru MI/PAUD/RA RADEN alih budaya pada anak usia dini bagi
FATAH Kabupaten Jombang guru-guru MI/PAUD/RA RADEN
mengalami peningkatan. FATAH Kabupaten Jombang, dapat
Hasil analisis yang ditemukan disimpulkan sebagai berikut :
adalah: a) Kurang adanya pemahaman a. Pengetahuan dan keterampilan
konsep dan pentingnya pendidikan pembelajaran seni tari yang dimiliki
seni budaya pada pembelajaran di oleh guru MI/PAUD/RA RADEN
48 | EmyYunita Rahma Pratiwi, dkk : Pelatihan tari kreasi…

FATAH Kabupaten Jombang yang e. Pembelajaran seni bagi anak usia


pada awalnya masih terbatas, setelah dini yang pada mulanya dilakukan
mendapat penyuluhan dan pelatihan oleh guru seni tari dari luar yayasan,
pembelajaran seni tari oleh tim setelah mendapatkan penyuluhan
pengabdian kepada masyarakat dan pelatihan oleh tim pengabdian
menjadi meningkat dari awalnya kepada masyarakat dapat dilakukan
53% menjadi 78%. Hal ini oleh guru tetap MI/PAUD/RA
menunjukkan tingkat keberhasilan RADEN FATAH itu sendiri.
dalam penyerapan materi
meningkat secara signifikan. Daftar Pustaka
b. Materi pembelajaran seni tari Asmarani, Ratih. (2020). Pelatihan
pada anak usia dini di Tari Kreasi Baru sebagai
MI/PAUD/RA RADEN FATAH Upaya Peningkatan Kompetensi
Kabupaten Jombang yang pada
Profesional Guru MI/PAUD/RA
awalnya diadopsi dari pencipta tari, RADEN FATAH Raden Fatah di
setelah mendapatkan penyuluhan Desa Kedungbogo Kecamatan
dan pelatihan dari Tim pengabdian Ngusikan Jombang. (Laporan
kepada masyarakat, merupakan hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
cipta guru-guru MI/PAUD/RA tidak dipublikasikan). LPPM
RADEN FATAH itu sendiri. UNHASY, Jombang.
Hasilnya, guru-guru mampu Humprey, Dories. (1983). Seni Menata
menentukan jenis tari yang Tari Terj. Sal Murgianto. Jakarta:
seharusnya dan tidak seharusnya Dewan Kesenian Jakarta.
diberikan kepada siswa berdasarkan Kusumastuti, Eny. (2003). Pendidikan
tingkat perkembangan anak yang Seni Tari Pada Anak Usia Dini di
diprosentasekan sejumlah 69%. Hal MI/PAUD/RA RADEN FATAH
ini menunjukkan tingkat
Cabang Erlangga Jombang
keberhasilan dalam penyerapan Sebagai proses Alih Budaya.
materi meningkat cukup signifikan. (Laporan Penelitian tidak
c. Kemampuan tata rias dan busana, dipublikasikan). Lembaga
tata teknik pentas, yang semula Penelitian, Universitas Negeri
ditangani oleh perias dan penata Semarang.
busana dan penata pentas dari
luar sekolah, setelah ada Langer, Sussane K. (1988).
penyuluhan dan pelatihan dari tim Problematika Seni Terj. FX.
pengabdian kepada masyarakat, Widaryanto. Bandung: ASTI
dapat ditangani sendiri oleh guru Bandung.
MI/PAUD/RA RADEN FATAH. Narawati, Tati & Masunah Juju.
d. Kemampuan pengelolaan (2003). Seni dan Pendidikan
pertunjukan seni tari juga
Seni. Bandung: P4ST UPI.
dimiliki oleh guru MI/PAUD/RA Salmurgiyanto. (2002). Kritik Tari
RADEN FATAH setelah Bekal dan Kemampuan
mendapatkan penyuluhan dan Dasar. Jakarta: Fond
pelatihan oleh tim pengabdian Foundation & Masyarakat Seni
kepada masyarakat. Pertunjukan Indonesia.
49 | EmyYunita Rahma Pratiwi, dkk : Pelatihan tari kreasi…

Sedyawati, Edi. (1984). Tari. Jakarta:


Perpustakaan Jaya.
Soedarsono. (1978). Pengantar
Pengetahuan Tari. Yogyakarta:
ASTI.
Sumaryono. (2008). Jejak dan
problematika Seni
Pertunjukan Kita. Yogyakarta:
Prasista

You might also like